• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak dini

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendi-dikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal dilaku-kan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya.

Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam

(2)

Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula.

2.1.1.1. Hakekat Bahasa

Berbicara tentang hakikat bahasa sama halnya menjawab pertanyaan yang paling mendasar tentang bahasa, yakni : “Apakah bahasa itu?” Pertanyaan ini dapat dijawab melalui tiga sudut pandang, yakni : 1) bahasa sebagai istilah, 2) bahasa sebagai sistem, dan 3) bahasa sebagai alat.

1)BahasasebagaiIstilah

Sebagaiistilah, bahasadapatmemilikipengertian yang bersifatumum-khususdanabstrak-konkrit.Bila orang mengatakan ”manusiamemilikibahasa!”,

pengertianbahasadalamkalimatinimemilikipengertian yang luaskarenameliputiberbagaimacambahasa (Inggris,Prancis, Jepang, Indonesia, dsb). Pengertianinilah yang disebutsebagaipengertianumum.DalambahasaPrancis,

bahasadalampengertianumuminidisebutlanguage(Inggris

language, Latin Lingua). Bahasadalamartikhusus yang hanyamerujukpadabahasatertentu, seperti BI, BahasaInggris,

bahasajepang, dsb., dalambahasaPrancis,

disebutlangue.keduapengertianbahasatersebutbersifatabstrak, yang umumlebihabstrakdaripada yang khusus. Bahasadalamarti yang konkritdalambahasaPrancisdiberiistilahparole (ujaran).Paroleatauujaranadalahwujudnyatabahasa yang

berupaucapan-ucapanmanusia.bahasa yang

(3)

sedangkanbahasa yang selainitu (tidakdihasilkanolehalatucapmanusia) disebutbahasa nonverbal. 2)BahasasebagaiSistem

Bahasasebagaisistemberupalambangbunyi yang bermakna yang dihasilkanolehalatucapmanusia.Sebagaisistemlambangbunyi

(ujaran) bermakna, antarabahasa yang

satudenganbahasalainnyamemilikisistem yang berbeda, tetapisetiapbahasasama-samamemilikiduasistem,

yaknisistembunyidansistemmakna.Ilmutentangsistembunyibahas ainidisebutfonetikdanfonologi.Fonetikadalahilmutentangsistembu nyibahasadansifat-sifatakustinya,

sedangkanfonologiadalahilmutentangbunyiberdasarkanfungsinya (Verharr, 2008 : 10) bunyibahasa yang berupa kata maupunfrasadipelajaridalammorfologi, sedangkanbunyi yang berupaklausadankalimatdipelajaridalamilmusintaksis.Berbedaden gansistem bunya, sistemmaknadipelajaridalamilmu yang disebutsemantic. 3)BahasasebagaiAlat Sebagaialat, bahasadigunakansebagaisaranakomunikasibaiksecaralisanmaup untulis.Bahasalisansangatefektifdigunakansebagaisaranakomuni kasisecaralangsungantarsesamamanusia.Secaratulis, bahasadapatmenjadialatperekamberbagaiperistiwa.Bahasatulisju gadigunakansebagaibahasailmu. 2.1.1.2. Menulis.

Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai

(4)

prinsip-prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan.

”Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca” (Akhadiyah, 1997:13). Dalam menulis terdapat aspek kebahasaan yaitu penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan gagasan, dan pengembang model kalimat.

Para ahli mengklasifikasikan menulis sebagai berikut, (1) adalah tulisan yang menceritakan suatu hal berdasarkan urutan kronologis. Kalimat ini terdiri atas rangkaian peristiwa yang sambung menyambung membentuk alur.Peristiwa-peristiwa itu terjadi pada para pelaku (tokoh) dan pada umumnya dikisahkan dengan meng-ambil suatu tempat sebagai latar, disertai suasana tertentu. (2) Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan menggambarkan sesuatu seperti apa adanya atau seperti yang dibayangkan penulisnya. Pembaca seakan-akan melihat, mendengarkan, merasa, atau lainnya sesuai dengan hal yang digambarkan. (3) Eksposisi adalah kalimat yang berisi pemaparan tentang suatu masalah, pengertian,konsep atau proses dan menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pembaca. (4) Argumentasi adalah kalimat yang dimaksud untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh pe-nulisnya.karena tujuan meyakinkan pendapat, maka penulis akan meyakinkan secara logis, kritis, dan sistematis. (5) Persuasi adalah kalimat yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. (Akhadiyah, 1998, 14-15).

(5)

2.1.1.3. Fungsi dan Tujuan Menulis

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.Menulis juga berfungsi untuk memudahkan para pelajar berfikir juga dapat menolong kita berfikir secara kritis dan juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan – hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berfikir dalam/dengan cara tertentu (D’Angelo, 1980:5). ”Tujuan menulis adalah memberi informasi, meyakinkan pembaca, menyenangkan para pembaca, memperkenalkan atau menyaatakan diri kepada pembaca, dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi” (Hugo Hartik).

2.1.1.4. Manfaat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dam besar manfaatnya dalam kehidupan seseorang. Manfaat menulis sebagai berikut:

1) Menulis dapat digunakan untuk mengembangkan daya inisiatif dan kreatif. Berkaitan dengan unsur mekanik seperti bahasa, ejaan, dan tanda baca harus didukung juga dengan unsur kreativitas yang tidak bisa lepas dari kemampuan berfikir krisis yakni kemampuan untuk berinisiatif dan berkemampuan menciptakan hal-hal yang baru. 2) Menulis juga dapat menyumbang kecerdasan. Dengan menulis dapat

melahirkan pengetahuan,pengalaman, jenis tulisan sehingga penyajiannya sesuai dengan konvensi tulisan. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang luas, kemampuan mengendalikan emosi, menata serta mengembangkan ide dengan daya nalar dalam berbagai level berfikir.

(6)

3) Menulis juga dapat menumbuhkan keberanian. Pada saat menulis akan timbul rasa keberanian yang meliputi pemikiran, perasaan, sikap, dan gaya untuk disampaikan kepada pembaca. Karena itu penulis harus berani menerima berbagai kritikan dari pembaca.

2.1.2. Media Gambar

2.1.2.1. Hakekat Media

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich, Molenda, Russel (1996:8) menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, television, diagram, printed materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur). AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya. Dari berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan

(7)

dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2.1.2.2. Berbagai Media

Jenis media dalam pembelajaran adalah :

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP 4. Lingkungan sebagai media pembelajaran

Untuk menggunakan media sesuai dengan materi pelajaran perlu dikatahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut:

1. Media grafis

Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. 2. Media audio

Media jenis ini berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambnag auditif, baik verbal maupun non verbal.

3. Media proyeksi diam

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis, dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan.

(8)

Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media gambar sebagai pendukung . penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang di sampaikan. Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun gambar lepas. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan yang lain nya. sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi-situasi tertentu , antara gambar satu dan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan [Ella Farida Tizen, 2008]

Sesuai penjelasan di atas , dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang di gunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual gambar datar .

Kelebihan media gambar berseri , antara lain : a. Umumnya harganya relatif murah

b. Mudah didapat c. Mudah digunakan

d. Dapat memperjelas suatu masalah e. Lebih realistis

f. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan g. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

Namun dibalik kelebihan, media gambar berseri mempunyai sisi kelemahan, yaitu :

a. Semata-mata hanya medium visual

b. Memerlukan ketersediaan sumber keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya

(9)

c. Hanya menampilkan persepsi indra mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa

d. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif

e. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif

2.1.3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Gambar Berseri Luasnya popularitas gambar berseri atau komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan media ini untuk pengajaran. Teknik pengajaran dengan menggunakan gambar berseri dapat diterapkan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, seorang guru mengajarkan bahasa Indonesia menggunakan motivasi potensial yang ada dalam gambar berseri untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam hal membaca karena dalam gambar berseri dilengkapi dengan materi bacaan, gambar-gambar yang menarik dan berwarna-warni serta berbagai kegiatan kreatif lainnya.

Penggunaan media gambar berseri dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih senang belajar dan pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan media gambar dalam proses belajar-mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Dan dalam hal ini, pemakaian gambar berseri dalam pengajaran dapat membantu guru dalam membangkitkan minat belajar siswa dan mengembangkan pembendaharaan kata-kata dalam menulis sebuah karangan berdasarkan urutan gambar tersebut.

2.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Dwiningsih, Efna (2008), penelitian yang berjudul ”Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Dengan Menggunakan Gambar Berseri Pada Siswa Kelas VI SD Gulang 1 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus”: (1) berdasarkan kemampuan siswa mengemas peristiwa ke dalam paragraf naratif dapat disimpulkan bahwa

(10)

memunculkan peristiwa pada paragraf pertama dan paragraf kedua. Pada paragraf tersebut menyebutkan penyebab peristiwa sampai akibat yang ditimbulkan dari paragraf tersebut; (2) berdasarkan kemampuan siswa menyusun paragraf naratif dengan urutan gambar berseri dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai beragam pola urutan meliputi: (a) pola urutan 1 – 2 – 3 – 4, (b) pola urutan 1 dan 2 – 3 – 4, (c) pola urutan 1 – 2 dan 3 – 4; (3) berdasarkan kemampuan siswa mengembangkan dialog ke dalam paragraf naratif dapat disimpulkan bahwa dialog yang dimunculkan adalah jawaban yang bersifat langsung.

Penelitian lain oleh Asih Subekti yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Manyaran Melalui Penggunaan Media Gambar Berseri” : 1) meningkatkan motivasi menulis narasi melalui media gambar berseri siswa Kelas IV SD Negeri 1 Manyaran, dan 2) meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media gambar berseri siswa Kelas IV SD Negeri 1 Manyaran. Hasil penelitian dikemukakan sebagai berikut : 1) pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri semakin meningkatkan motivasi menulis narasi siswa. Pada siklus I motivasi menulis narasi siswa mencapai 84,92%, pada siklus II mencapai 89,48% dan pada siklus III mencapai 94,52%. 2) Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi. Pada kegiatan pratindakan siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 8 siswa(27%), Siklus I 19 siswa(63%), Siklus II 21 siswa(70%), Siklus III 23 siswa(77%). Adapun nilai rerata keterampilan menulis narasi siswa pada kegiatan pratindakan adalah 62,50, pada Siklus I 67,33, Siklus II 71,53, dan Siklus III 74,03

2.3.KerangkaPikir

Pembelajaran dengan menggunakan media/alat peraga gambar berseri akan menarik perhatian, meningkatkan keaktifan, dan semangat siswa dalam proses pembelajaran. Siswa senang mengikuti proses pembelajaran karena dihadirkan gambar berseri berupa tokoh, figure yang sudah familiar dijumpai sehari-hari. Siswa akan muncul keberanian untuk berkomentar, bertanya ataupun menanggapi materi pelajran dengan pemanfaatan media gambar berseri yang

(11)

isinya sangat dekat atau sudah dikenalnya. Dengan pemanfaatan gambar berseri, diawali narasi cerita oleh guru, siswa diarahkan menulis kata-kata yang diminta guru sesuai tema gambag berseri tersebut.

Siswa dibimbing menulis kata yang tepat penulisannya dari gambar berseri yang dihadirkan. Guru dengan cermat memilih variasi kata untuk ditulis anak dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian siswa akan terlatih menulis kata yang didiktekan guru dengan benar, kemudian dikembangkan untuk merangkai kata menjadi kalimat sederhana.

2.4.HipotesisTindakan

Berdasarkan uraian kajian teori yang dipaparkan di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini : Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Pembelajaran

masih

konvensional

Menggunakan

media gambar

berseri

Kemampuan menulis siswa meningkat. Hasil belajar tuntas

80% > KKM (65)

Siklus II

Menulis dilakukan dengan bantuan media gambar

berseri. (Hasil ≥ KKM) Siklus I

Kegiatan menulis dilakukan dengan gambar berseri. Hasil belajar meningkat

tapi belum tuntas Siswa kurang berhasil, belajar menulis rendah (KKM <65)

(12)

Indonesia siswa di kelas I semester 2 SD Negeri Binangun 02 Kec. Bandar Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.

Referensi

Dokumen terkait

The standard defines that the WCS server shall generate a SOAP response message where the content of the Body element is a Fault element containing an ows:ExceptionReport element

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan kejuruan di atas dapat di simpulkan, bahwa pendidikan kejuruan merupakan sistem pendidikan yang mempersiapkan

1 Kerapatan tajuk pada berbagai strata tajuk tanaman 15 2 Bobot serasah dan tutupan serasah berbagai strata tajuk tanaman 15 3 Kadar C-organik dan bahan organik pada berbagai

Karena sinar terpancarkan pada benda bergerak tadi, maka jarak antara benda dengan sumber sinar tetap pada satu sisi akan bertambah sejumlah berkurangnya jarak pada sisi

Purchasing strategies create significant positive impact on manufacturing performance which comprises the competitive priorities of the firms in terms of quality, cost, cycle

Di sisi lain, migrasi OSS juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah di bidang

Hal ini berlaku mungkin disebabkan masa untuk kanak-kanak meluangkan masa di sudut bacaan kurang dan buku-buku tidak digunakan dengan berkesan dalam pembelajaran dan pengajaran

Dengan demikian, penjelasan tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penegasan kembali tentang visi dan misi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 secara