• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015 - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERENCANAAN STRATEGIS ALOKASI DANA DESA DI DESA WANAYASA KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG TAHUN 2015 - FISIP Untirta Repository"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

LISNA FAJRIANTI NIM 6661120977

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

“MAN SHABARA ZHAFIRA”

“MAN SARA ALA DARBIWASHALA”

“SIAPA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH PASTI BERHASIL” “SIAPA YANG BERSABAR PASTI BERUNTUNG”

“SIAPA MENAPAKI JALANNYA AKAN SAMPAI KETUJUAN”

(6)

Stiawati M.Si. Program Studi Ilmu Administratsi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penelitian ini membahas tentang Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif . Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi. Instrumen penelitian ialah peneliti sendiri. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi dan member check yang didasarkan dari teori Perencanaan Strategis Bryson (2007) yang terdiri dari empat indikator yaitu masalah manusia, masalah proses, masalah struktural dan masalah institusional. Teknik analisi data menggunakan konsep dari Irawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015 tidak optimal. Sumber daya manusia pemerintahan Desa yang masih kurang terampil dan memahami Alokasi Dana Desa, kurangnya partisipasi masyarakat Desa menyebabkan rendahnya swadaya gotong royong, komunikasi yang terjalin di Desa Wanayasa sudah berjalan dengan baik, sosialisasi yang dilakukan tidak berjalan dengan optimal. Sarannya yaitu Melakukan diklat atau mengadakan pelatihan-pelatihan kepada Sumber Daya Manusia Pemerintahan Desa, Perlu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa, Mempertahankan komunikasi yang baik demi pembangunan Desa, Pemerintahan Desa lebih serius dalam mensosialisasikan Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa kepada Masyarakat Desa.

(7)

Administration Country Studies Program. Faculty of Social Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa.

This study discusses the Village Fund Allocation Strategic Planning in the Village District of the helter WanayasaSerang District. The purpose of this study was to determine the Strategic Planning Village Allocation Fund Village Wanayasa. This study uses Descriptive Qualitative Methods. Determination of informants using purposive technique. Data collection techniques by observation, interviews and documentation. The research instrument is the researcher himself. Testing the validity of the data in this study is done by triangulation and member checks that are based on the theory of Strategic Planning Bryson (2007), which consists of four indicators namely human problems, process problems, structural problems and institutional problems. Data analysis technique using the concept of Irawan. The results showed that the Strategic Planning Village Allocation Fund in the Village District of the helter Wanayasa Serang District 2015 is not optimal. Human resources The village administration is still lacking skilled and understand the Village Fund Allocation, lack of community participation leads to low self-supporting village mutual cooperation, communication is established in the village Wanayasa already well underway, socialization do not run optimally. suggesting that Conduct training or hold trainings to Human Resources Village Government, should be to encourage people to participate in rural development, Maintain good communication for the sake of building the village, Village Government more serious socializing Strategic Planning Village Fund Allocation for Rural Communities.

(8)

berjudul Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015) tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.

Dalam Skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

membimbing penulis dari awal hingga akhir.

9. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.

10.Titi Stiawati, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.

11.Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

12. Kabupaten Serang yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti. 13.Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah memberikan

informasi kepada peneliti.

14.Kepala Sub Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti

(10)

17.Kakak dan Adikku, , Yani Nurkholishoh, S.Pdi, Wia Widianingsih, S.E, Dini Yuliansih, Ardi Alfalahuddin dan keluarga besar. Terimakasih telah memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dan selalu memberikan dukungan yang teramat besar kepada penulis.

18.Sayuda Anggoro Asih, S.Ikom yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Terimakasih banyak atas waktunya dan sukses selalu.

19.Sahabat-sahabatku, dan teman-teman seperjuangan kelas C Administrasi Negara angkatan 2012. Semoga kalian Sukses dunia akhirat.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis melakukan penelitian. Terimakasih.

Serang, Januari 2017

(11)

LEMBAR ORISINALITAS MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSRTACK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 16

1.3Batasan Masalah ... 16

1.4Perumusan Masalah ... 17

1.5Tujuan Penelitian ... 17

1.6Manfaat Penelitian ... 17

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 17

1.6.2 Manfaat Praktis ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

(12)

2.1.4.1 Sistem Perencanaan Strategis ... 32

2.1.4.2 Proses Perencanaan Strategis ... 42

2.1.5 Alokasi Dana Desa ... 47

2.2 Penelitian Terdahulu ... 49

2.3 Kerangka Berpikir ... 51

2.4Asumsi Dasar ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Pendekatan dan Metode Penelitian ... 56

3.2Fokus Penelitian ... 57

3.3Lokasi Penelitian ... 57

3.4Definisi Konsep dan Definisi Oprasional ... 57

3.4.1 Definisi Konsep ... 57

3.4.2 Definisi Oprsional ... 58

3.5 Instrumen Penelitian ... 61

3.6 Informan Penelitian ... 61

3.7 Teknik Pengumpulan data ... 63

3.8 Pengujian Keabsahan Data ... 68

3.9 Jadwal Penelitian ... 72

(13)

4.1.5 Gambaran Umum Kantor Desa Wanayasa ... 84

4.2Deskripsi Data Penelitian ... 96

4.2.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 96

4.2.2 Deskripsi Data ... 97

4.2.3 Daftar Informan Penelitian ... 98

4.3Deskripsi Hasil penelitian ... 105

4.3.1 Masalah Manusia dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ... 107

4.3.2 Masalah Proses dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ... 118

4.3.3 Masalah Struktural dalam perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ... 131

4.3.4 Masalah Institusional dalam Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa ... 137

4.4 Pembahasan ... 143

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 153

5.2 Saran ... 155 DAFTAR PUSTAKA

(14)

Tabel 1.1 Pagu Alokasi Dana Desa Kabupaten Serang Banten 9

Tahun Anggaran 2015 Tabel 1.2 Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa 12

Tabel 3.1 Informan Penelitian 61

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Peneliti 2016 64

Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian 72

Tabel 4.1 Deskripsi Informan Penelitian 103

Tabel 4.2 Program Kerja Karang Taruna Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang 2015/2016 112

Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Desa Wanayasa kecamatan Pontang 116

(15)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 54 Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis 69

Data Model Prasetya Irawan

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang 73 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Desa Wanayasa 94 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Gambar 4.3 Jembatan Di DesaWanayasaKecamatan Pontang 120 Gambar 4.4 Keadaan Sungai di Sepanjang Desa Wanayasa 122 Gambar 4.5 Susunan Keanggotaan TP. PKK Desa Wanayasa

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang undangan. (Undang-Undang no. 32 tahun 2004).

Pada proses otonomi daerah melahirkan pemerintahan baru dibawah dari pemerintah pusat oleh karena itu proses otonomi daerah melahirkan sebuah kebijakan-kebijakan, kebijakan tersebut jangan hanya menitik beratkan pada sebuah pemerintahan kabupaten atau kota saja tetapi pemerintahan di bawahnya seperti pemerintahan desa dirasa sangat penting untuk digali potensinya demi terciptanya kemaslahatan dari pembangunan desa, oleh sebeb itu pemerintah kabupaten kota bertanggung jawab atas pemerintahan desa yang sangat membutuhkan perhatian lebih demi membangun pemerintahan desa yang mandiri, maju dan berpotensi pada pendapatan dan pengolahan sumber daya pedesaan.

(17)

mengikuti perkembangan desa tersebut. Urusan pemerintah berdasarkan asul-usul desa, urusan yang menjadi wewenang pemerintahan Kabupaten atau Kota diserahkan pengaturannya kepada desa. Otonomi desa menghasilkan berbagai interaksi antar individu dalam masyarkat atau merupakan hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat dalam kenyataannya pasti akan timbul keanekaragaman, baik keanekaragaman dari penataan desa, tata kehidupan masyarakat, potensi desa, susunan pemerintahan desa, maupun tatanan pemerintahan yang sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman asal-usul dan adat istiadat masyarakatnya, oleh karena itu dalam waktu bersamaan perlu pula dikembangkan program untuk meningkatkan keterlibatan secara langsung seluruh sumber daya manusia potensial yang ada di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan seperti para pelaku ekonomi. Tentang potensial, lembaga kemasyarakat desa seperti PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LKMD (Lembaga Ketahanan Masarakat Desa), karang taruna, tokoh masyarakat pemangku adat, dan tokoh-tokoh agama. Dimasa yang akan datang peran unsur-unsur pembangunan non pemerintahan harus menempati porsi yang besar karna dengan hal itu akan mampu memberikan efek positif langsung kepada masyarakat desa. Sedangkan Fasilitas dan koordinasi dari aparat pemerintahan menjadi posisi paling tepat dalam pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan pedesaan serta memberikan perhatian dan pengawasan kepada desa sehingga pengeloaan kebutuhan dapat di kendalikan sesuai dengan sasaran pemerintah.

(18)

pemerintahan desa. Pemerintah menyeragamkan susunan kelembagaan dan organisasi desa. Desa ditempatkan sebagai satuan wilayah pemerintahan di bawah kecamatan. Usia Uundang-Undang ini cukup panjang, baru pada 1999 muncul Undang-Undang Otonomi Daerah yang menghapus keberadaannya karena

dianggap bertentangan dengan UUD 1945.” Pada Tahun 2014 muncul kebijakan

baru yang mengatur desa secara khusus, yaitu Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa disahkan pada 18 Desember 2013 dan masuk dalam lembaran negara no 6 tahun 2014 pada 15 Januari 2014. Undang-Undang Desa menempatkan desa sesuai dengan amanat konstitusi dengan merujuk pasal 18B aya 2 dan Pasal 18 ayat 7. Dari berbagai perubahan undang-undang di harapkan dapat menghasilkan beberapa solusi bagi pembangunan pedesaan yang tidak hanya memberikan perubahan pada wacana ketetapan undang-undang tetapi dampak dari perubahan dan kewenangan serta kebijakan dari undang undang akan mampu meberikan kontribusi yang sesuai kepada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, undang-undang menjadi patokan dari proses pemerintahan desa atau menjadi kiblat dari pengelolaan pembangunan desa yang mampu meluruskan apa yang benar dan apa yang salah. (Desamembangun.or.id)

(19)

adalah dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

Di kutip dari Kompasiana Bahwa “Cukup banyak faktor yang menyebabkan masyarakat di pedesaan hidup dengan terpuruk, dan terpaksa pula mereka harus hidup dalam standar kualitas hidup yang rendah dan serba kekurangan yang pada akhirnya berakibat kemiskinan berlangsung secara sistematis dan menimbulkan permasalahan yang beragam baik dari segi ekonomi,

pendidikan, maupun kesehatan”. Beberapa faktor tersebut menjadikan pemerintah

(20)

hal paling efektif dan cepat untuk mencapai tujuan membangkitkan kemampuan masyarakat dalam pembangunan pedesaan, unsur pemerintah menjadi lebih reaktif memberikan prioritas kebutuhan masyarakat desa dalam alokasi anggaran sehingga mereka mampu untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah masing-masing. (Kompasiana.com)

Masyarakat desa dipercaya mampu melihat potensi dan kebutuhan dari masyarakatnya sendiri sehingga semuanya terpusat pada apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat ini yang membuat perhatian lebih untuk sebuah desa dalam mengelola pemerintahan desa nantinya akan mampu mengembangkan potensi di sebuah pedesaan, walaupun masih menemui banyak kendala, pengelolaan dana desa tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan desa hal tersebut dipertegas oleh Menteri Desa yang

mengatakan bahwa “Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan

Jafar, penggunaan dana desa telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan desa, khususnya untuk perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana dasar, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. "Dana Desa sebesar 89% untuk pembangunan di desa, kemudian untuk belanja pemerintahan Desa 6%, pembinaan kemasyarakatan 3%, dan belanja untuk pemberdayaan masyarakat sebesar 2%, untuk itu pembangunan pemerintahan pedesaan harus sesuai dengan permasalahan yang ada” . Pada kenyataannya kontribusi positif yang diberikan melalui dana desa masih banyak desa yang masih memiliki infrastruktur desa yang masih buruk seperti di Desa Stagnan Kecamatan Pakong

(21)

realisasi anggaran tersebut masih belum jelas. Salah satu fakta di lapangan,

terdapat beberapa jalan desa kondisinya cukup buruk” . ini menjadi bukti nyata

bahwa salah satu tujuan dari Alokasi Dana Desa yaitu infrastuktur belum berjalan dengan baik hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk melihat dengan jelas desa-desa yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah tentang penggunaan anggaran yang diprioritaskan pada beberapa kebijakan dalam Alokasi Dana Desa. (KoranKabar.com)

Contoh lainnya adalah saat Menteri Desa mendatangi Desa Kadubera, Picung, Pandeglang, Banten yang mengungkapkan kegelisahannya terhadap

daerah tersebut yang di kutip oleh berita Jpnn bahwa “Pasalnya, jalan yang yang

dilalui masih berupa tanah dengan sejumlah lubang di sana sini. Selain itu, jembatan yang ada juga hanya terbuat dari batang bambu dan kondisinya sudah

sangat reot. Padahal, setiap hari dilalui masyarakat desa”. Hal ini menjadi

pertanyaan bagi masyarakat bahwa apa yang yang di katakan pemerintanh yang meberikan kontribusi positif sebesar 89% untuk pembangunan desa belum dirasa cukup untuk sebagian desa yang khususnya desa tertinggal. (Jawaposnasionalnetwork.com)

(22)

perimbangan pengelolaan keuangan desa yang bisa disebut dengan Alokasi Dana Desa atau yang disingkat dengan ADD yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dari sebuah desa.

Tujuan pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulus untuk Desa dalam menjalankan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan dari pedasaan, selain itu Tujuan Alokasi Dana Desa adalah menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan, meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat, meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong.

(23)

Pontang, Pulokencana, Singarajan, Suka Jaya, Sukanegara, Wanayasa. Kecamatan Pontang adalah salah satu daerah yang perlu perhatian lebih oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi yang ada di daerah Pontang, dengan terbentuknya potensi di Kecamatan Pontang maka Pendapatan pada masing masing Desa di Kecamatan Pontang akan berkembang dan pembangunan di desa akan menjadi lebih maju dilihat dari potensi pertanian dan yang ada di Kecamatan Pontang yang sebagian besar wilayahnya dikeliling oleh lahan-lahan pertanian ini menunjukkan bahwa lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Pontang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa kemudian dibantu dengan dana yang disalurkan oleh pemerintah dapat membangunan Desa.

Berdasarkan tujuan dari Alokasi Dana Desa di Kecamatan Pontang memiliki beberapa masalah dalam hal perencanaan berdasarkan Undang-Undang perencanaan pembangunan desa sebagai maksud pada ayat (1) disusun secara berkala meliputi rencana pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan rencana pembangunan tahunan Desa atau disebut Rencana Kerja Pemerintahan Desa, merupakan penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah Desa untuk jangka waktu 1(satu) tahun. Berdasarkan perencanaan yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa atau disingkat dengan RPJMDes dan tahunan desa memberikan suatu kesempatan bagi pemerintah desa dalam menjalakan roda pemerintahan desa dengan mewujudkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

(24)

organisasi. Dalam perencanaan kepala desa memutuskan “apa yang harus

dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang

melakukannya” jadi perencanaan memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan

-pemutusan yang selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaiman, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanaakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat maka suatu rencana harus diimplementasikan.

Berikut ini adalah data besaran angka alokasi dana desa yang di dapatkan oleh setiap desa di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang :

Tabel 1.2

Pagu Alokasi Dana Desa

Kabupaten Serang Banten Tahun Anggaran 2015

Sumber : Bagian Pemerintahan Desa Kab. Serang Tahun 2015

(25)

Pada penyaluran Alokasi Dana Desa dilakukan dengan cara memindahbukukan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), untuk selanjutnya dipindahbukukan dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD). Dilakukan secara bertahap yaitu terdapat 3 tahap penyaluran dengan presentase tahap pertama 40% pada bulan April, tahap kedua 40% pada bulan Agustus dan tahap ketiga 20% pada bulang Oktober. Tabel di atas adalah Pagu Alokasi Dana Desa yang disalurkan pada tahun 2015 dibagikan pada 11 Desa yang tersebar di Kecamatan Pontang yang berkisar Rp. 7.264.804.279 Masing-masing anggaran yang diperoleh oleh Desa cara pembagiannya berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan desa, luas wilayah Desa dan kesulitan geografis desa setiap Kabupaten/Kota, yaitu sebesar 10%. Tabel di atas adalah penggabungan dari anggaran Alokasi Dana Desa, Dana Desa dan hasil pajak serta retribusi pajak daerah . Dapat dilihat di atas desa Wanayasa mendaptkan dana sebesar Rp. 652.460.100 yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan Desa Sukanegara tetapi luas wilayah Wanayasa cukup luas dibandingkan Sukanegara besaran dana diatas tidak dapat menggambarkan akan membangdingkan jika alokasi dana desa yang dianggarkan lebih besar maka perencanaannya lebih baik atau sebaliknya atau bahkan tidak optimal, bisa saja dengan dana yang sedikit perencanaan dapat berjalan dengan optimal.

Berdasarkan observasi awal Desa Sukanegara memiliki infarstruktur yang baik dibandingkan dengan Desa Wanayasa, hal tersebut membuat masyarakat mudah untuk melakukan roda perekonomian dan kegiatan-kegiatan desa dapat

(26)

partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam hal infrastruktur bisa dikatakan baik sehingga setiap kegiatan yang mencakup tentang kegiatan pemberdayaan atau pembinaan masyarakat ikut serta dalam hal pembangunan desa. Dalam proses mengimplementasikan pada kenyataannya pelaksanaan Alokasi Dana Desa masih terdapat beberapa permasalahan diantaranya permasalahan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa dalam hal kemampuan pengelolaan Alokasi dana Desa dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan yang masih dikatakan belum baik.

(27)
(28)

merealisasian kebutuhan masyarakat seperti sanitasi air bersih dan pembebasan lahan untuk tempat pemakaman umum”. Pernyataan tersebut mengkesampingkan tujuan awal dari Alokasi Dana Desa yaitu untuk penganggaran pembangunan dan peningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan. Permasalahan utama lainnya adalah pemberdayaan masyarakat yang belum tercapai, berdasarkan tujuan dari Alokasi Dana Desa adalah memberdayakan masyarakat, menurut masyarakat kegiatan pemberdayaan seperti meningkatkan pendapatan masyarakat atau peningkatan potensi desa dapat dikatakan kurang, untuk Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan kegiatan pembuatan produk makanan desa tidak dilakukan dengan rutin hanya dilakukan selama 1 bulan sekali, sehingga untuk pemberdayaan dalam hal meningkatkan pendapatan masyarakat tidak bisa diandalkan, Pemerintahan desapun dirasa kurang dalam hal pembinaan kepada masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat yang dipertegas dari kepala desa yang menyatakan bahwa “kami tidak melakukan kegiatan yang mengatas namakan peningkatan pemberdayan masyarakat sebagai contoh seperti kegiatan posiandu kegiatan pembuatan produk makanan desa saja”. Dari masalah masalah utama tersebut tidak lepas dari permasalahan-permasalahan lain ataupun masalah pendukung.

(29)

persoalan dalam menghadapi permasalahn di desa karena aparatur desa yang masih kurang memahami fungsi alokasi dana desa menurut Kepala Desa

Wanayasa “Faktanya memang aparatur Desa kurang memahami tentang fungsi

dari alokasi dana desa dikarenakan kurangnya pelatihan jadi hanya sekedar melakukan apa yang harus dilakukan tanpa melakukan tidakan yang mendorong

masyarakat untuk maju dan berkembang.” Berikut ini adalah data sumber daya

aparatur desa di desa Wanayasa Kabupaten Serang.

Tabel 1.2

Sumber Daya Manusia Aparatur Desa Wanayasa

No Nama Jenis kelamin

(Sumber : Data Kantor Kepala Desa Wanayasa, 2016)

(30)

masyarakan melalui alokasi dana desa, sumber daya aparatur desa dapat dikatakan masih rendah ini di pertegas dari pernyataan kepala desa yang mengakui bahwa ada ketidakpahaman aparatur desa atau staf desa yang kurang memahami tenang cara memberdayakan masyarakat melalui dana alokasi dana desa hal tersebut dirasa belum cukup untuk melaksanakan sisitem pemerintahan desa karena ketidak pahaman dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Desa yang dibiayai Oleh ADD hal tersebut akan menganggu pelaksanaan kegiatan yang di tujukan kepada masyarakat desa yang kurang paham dengan Alokasi Dana Desa hal tersebut berdampak pada partisipasi masyarakat yang tidak terdorong dalam hal pembangunan desa karna sesungguhnya anggaran alokasi dana desa adalah sebagai wadah untuk meningkatkan swadaya gotongroyong masyarakat dan memberikan peningkatan potensi kepada sebuah desa.

Permasalahan kedua adalah, masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam swadaya gotong royong di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang yang wilayahnya cukup jauh dari perkotaan kepala desa menyatakan

bahwa “partisipasi masyarakat desa Wanayasa dalam kenyataannya memang

masih kurang terlihat dari setiap adanya pembagunan desa, sebagian besar masyarakat tidak memperdulikan bahkan acuh dengan perkembangan desa contohnya jika pihak desa melakukan pelatihan atau edukasi untuk merangsang masyarakat dalam menambah pendapatan masyarakat itu kurang ikut serta sehingga dampaknya tidak terlalu besar untuk masyarakat.

(31)

masyarakat berfungsi sebagai masukan dan keluhan, partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau kelompok sasaran diharapkan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam proses aktifitas pembangunan ekonomi, upaya lainnya dalam meningkatkan partisifasi masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan miskin untuk berpartisifasi dan bisa menolong perekonimian diri sendiri. Jika hal tersebut dapat diterapkan maka diharapkan dapat terwujudnya tujuan pembangunan desa selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat dirasakan jika pemerintahan desa atau aparatur desa mampu untuk mendrong masyarakat desa untuk bergerak dalam swadaya gotong royong pada hal ini pemerintahan desa tidak meberikan kesempatan untuk membuat masyarakat paham atas anggaran Dana yang diperuntukkan kepada desa sehingga mereka bedampak pada partisipasi masyarakat yang rendah.

(32)
(33)

Permasalahan-permasalahan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang memberikan dana kepada desa untuk mengembangkan potensi pedesaan mengingat dana yang diberikan cukup besar kepada pemerintahan desa sehingga harus dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul “Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk dapat mengkaji dan menganalisis terhadap permasalahan yang telah disebutkan pada pembahasan latar belakang masalah maka penelitian mengidentifikasi permasalahan tersebut yaitu :

1. Masyarakat Desa kurang merasakan dampak dari Aloksi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

2. Masih Rendahnya Swadaya gotong royong dari masyarakat Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

3. Masih kurang matangnya perencanaan dan penganggaran Pembangunan di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang

4. Belum tercapainya pemberdayaan masyarakat di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

1.3Batasan Masalah

(34)

Kabupaten Serang yaitu di Desa Wanayasa, kemudian yang menjadi batasan penelitian ini yaitu tentang Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang. Dengan harapan penelitian yang dilakukan mampu memberikan pemahaman yang jelas terhadap permasalahan dan objek yang diteliti.

1.4Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penelitian ini akan membahas tentang beberapa permasalahan tentang Perencanaan strategis Alokasi Dana Desa. Oleh karena itu perlu diketahui Bagaimana Perencanaan Strategis Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, peneliti harus menentukan tujuan yang ingin dicapai sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka seorang peneliti akan mengalami kesulitan. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah untuk mengetahui Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wanayasa Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

1.6Kegunaan Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

(35)

1.6.2 Manfaat praktis

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diketahui dan memberian informasi tentang pendekatan penelitian atau kegiatan peneliti, dimana peneliti mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan ( sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lainnya) untuk menunjang penelitiannya, Hasan (2002: 25).

2.1.1 Pengertian Manajemen Publik

Manajemen pemerintahan (public management) adalah faktor utama dalam suatu administrasi publik (public administration) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan sarana dan prasarana yang ada, termasuk organisasi serta sumber dana dan sumber daya yang tersedia (Ramto, 1997: 14).

Dengan demikian manajemen pemerintahan, tidak lain adalah faktor upaya dalam suatu organisasi. Upaya tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan pemerintah yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan penghidupan warga negara dan masyarakatnya (Kristiadi, 1994: 23).

(37)

Secara konseptual dari dua istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemerintahan mengandung arti sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan negara dengan mengunakan sumber-sumber yang dikuasai oleh negara.

Diskusi mengenai manajemen pemerintahan, ternyata tidak saja menyangkut masalah kelembagaan, tetapi secara lebih luas berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan, termasuk di dalamnya usaha-usaha menjalankan kekuasaan pemerintahan dalam negara. Lynn (1996: 20) menjelaskan bahwa :

“Manajemen pemerintahan yang baik dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari proses dan dari hasilnya. Manajemen pemerintahan sebagai proses, harus lebih mengutamakan proses yang demokratis di atas segala rencana dan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan manajemen pemerintahan sebagai hasil akan mengambarkan kesungguhan hati, pemakaian secara efisien akan sumber-sumber yang terbatas dengan mengutamakan administrasi yang baik di atas proses yang ada.”

Dari pengertian para ahli di atas disimpulkan bahwa manajemen publik merupakan faktor utama yang paling dominan dalam organisasi atau pemerintahan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi pemerintahan mencakup berbagai aspek seperti bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, pertanian dan sebagainya.

2.1.2 Definisi Perencanaan

(38)

mana mau melangkah ke depan, bagaimana formulasi visi dan misi, serta strategi apa yang dipilih untuk mencapai target. Mengorganisasikan (to organise) adalah bagaimana pemimpin daerah mengelola semua sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk menentukan apa yang sudah direncanakan. Mengarahkan (to direct) adalah bagaimana pemimpin mengarahkan sumber daya agar mencapai visi, misi dan terget yang telah direncanakan dan ditetapkan dan memberikan motivasi dan melakukan komunikasi secara terus-menerus. Mengendalikan (to control) merupakan fungsi terakhir yang intinya mengevaluasi dan melaporkan kinerja organisasi dan daerahnya.

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena organizing, staffing, directing, dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini di tunjukkan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan, dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah “memilih”, artinya memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif, perencanan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan. Menurut Terry (2009:43) menyatakan bahwa :

(39)

dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai dalam hubungan ini proses

“objective-setting” penyususnan tujuan sebagai suatu bagian dari proses

perencanaan.”

(40)

Berbagai pertanggung jawaban dalam perencanaan tergantung pada besarnya dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer. Misal, untuk perusahaahn-perusahaan konveksi, lebih cenderung hanya membuat rencana-rencana jangka pendek dalam disain dan pembelian, karna kegiatan-kegiatannya sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan mode. Toko buku atau kelontong bahkan hanya memutuskan perhatiannya pada tujuan-tujuan musiman atau tahunan. Tetapi perencanaan jangka panjang tetap dibutuhkan untuk menarik personalia, pengembangan teknik-teknik produksi dan sebagainya. Bagaimanapun juga, manajer hendaknya memahami perencanaan baik perencanan jangka panjang maupun jangka pendek dalam kerangka perencanaan keseluruhan.

Sedangkan menurut Conyers dan Hills dalam Arsyad (2002:44)

perencanaan adalah “suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi di atas Arsyad (2002:44) berpendapat ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu :

1. merencanakan berarti memilih

2. perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya 3. perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan 4. perencanaan berorientasi ke masa depan

(41)

lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.

Sebelum manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan dan arah organisasi dan arah organisasi. Dalam perencanaan, manajer memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa

yang melakukannya”. Jadi, Perencanaan adalah memilih sekumpulan kegiatan dan

pemutus selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanaakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat maka suatu rencana.

Intisari Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perncanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur diantaranya sejumlah kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan. Rencana-rencana mungkin memerlukan

modifikasi agar tetap berguna. “Perencanaan kembali” kadang-kadang dapat

(42)

mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin (Handoko, 2003:40). Berdasarkan definisi di atas Handoko (2003: 79) berpendapat ada empat tahap dasar perencanaan yaitu :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya–sumber dayanya secara tidak efektif. Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi perusaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk mencapi tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data ststistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan-hambatan

(43)

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi mengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memutuskan) di antara berbagai alternatif yang ada.

Intisari Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan mendatang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

2.1.3 Pengertian Strategi

Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik pada tingkat organisasi maupun bisnis yang ditanggapi, tidak hanya terletak pada akuratnya analisis strategik yang dilakukan dan tepatnya pilihan yang dijatuhkan pada satu alternatif yang dipikirkan akan mendukung keseluruhan upaya untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta mengembang misi yang telah ditentukan, melainkan terutama dan pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi tersebut diimplementasikan (Siagian, 2010: 24).

(44)

Hasibuan (2008: 88) strategi ialah “Strategi pada dasarnya adalah merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pertahapan yang masing-masing merupakan jawaban yang optimal terhadap tanggapan-tanggapan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya dan keseluruhan proses ini terjadi dalam suatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Newman dalam Handoko (2003: 86) mendefinisikan bahwa :

“Strategi adalah program untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dalam

melaksanakan misi. Kata “program” dalam definsi tersebut menyangkut

suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi.”

Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya-sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan resiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.

(45)

2.1.4 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategik menjadi semakin penting akhir-akhir ini. para manajer manyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi organisasi yang baik dan jelas akan lebih dapat memberikan arah dan pedoman bagi organisasinya. Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik menjadi lebih tanggap terhadap perubahan lingkungan. Dengan perencanaan strategik, konsep organisasi menjadi lebih jelas, sehingga memungkinkan manajer untuk merumuskan rencana-rencana dan kegiatan-kegiatan yang memberi arah organisasi mencapi tujuannya. Di samping itu, perkembangan lingkungan terjadi sangat pesat yang menambah pentingnya perencanaan strategik, seperti (1) kenaikan tingkat perubahan teknologi, (2) pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial, (3) peningkatan kompleksitas lingkungan eksternal, dan (4) semakin panjangnya tenggang waktu antara keputusan-keputusan sekarang dan hasil-hasil di waktu yang akan datang. Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007:105) mengemukakan lima karakteristik perencanaan strategi yakni :

1. Berkaitan dengan pertanyaan dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut 2. Memeberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk

pengambilan keputusan sehari-hari.

3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya. 4. Membantu memusatkan energi dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang

menyangkut prioritas tinggi.

(46)

Menurut Bryson (2007:5) mendefinisian “perencanaan strategi sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu.”

Menurut Bryson (2007: 60) dalam bukunya Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosialmanfaat dari perencanaan strategis adalah :

1) Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif

2) Memperjelas arah masa depan 3) Menciptakan prioritas

4) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan 5) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuat keputusan 6) Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang

yang berada dibawah kontrol organisasi

7) Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi 8) Memecahkan masalah

9) Memperbaiki kinerja organisasi

10) Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif 11) Membangun kerja kelompok dan keahlian

(47)

“Perencanaan yang mencakup proses penentuan tujuan dan perubahan

tujuan organisasi, serta penentuan sumber daya (resources) guna mencapai tujuan tersebut di samping penentuan kebijakan untuk mengatur penggunaan sumber daya yang bersangkutan.”

Kemudian perencanaan strategis sebagai aspek penentuan kegiatan pada waktu yang akan datang oleh Stenier dalam Sukristono (1995: 79) dikemukakan perencanaan strategis adalah “suatu proses identifikasi kesempatan (opportunities) dan tantangan-tantangan (threats), disamping diupayakannya sebagai data untuk dasar keputusan perusahaan yang lebih baik guna memanfaatkan kesempatan-kesempatan dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada.”

Menurut Allison dan kaye (2005: 110) definisi perencanaan strategis adalah proses sistematik yang dipekati organisasi dan membangun keterlibatan di antara stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggapan terhadap lingkungan operasi.

Ada baiknya, kita mengingat kembali apa yang dinyatakan Quinn dalam Iriantara (2004: 36) tentang kriteria strategi yang efektif yang mencakup beberapa hal berikut :

1. Objektif yang jelas dan menentukan.

(48)

2. Memelihara inisiatif

Strategi itu mesti menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya komitmen. Strategi itu mesti menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa. Postur reaktif yang berkepanjangan akan menyamaikan ketidakpuasan, merendahkan moral, tidak bisa memanfaatkan keuntungan waktu, dan tidak kelihatan lawan.

3. Konsentrasi

Strategi itu memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang menentukan. Dengan begitu, kompetensi yang distingtif itu akan memberikan keberhasilan yang lebih besar dengan sedikit sumber daya dan menjadi landasan yang penting untuk memperoleh (atau keuntungan) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor.

4. Fleksibilitas.

Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan dimensi sumber daya untuk fleksibilitas dan menuver. Cadangan kemampuan, kemampuan melakukan manuver secara terencana, dan repositioning memungkinkan untuk memanfaatkan sumber daya meninimal mungkin, namun tetap membuat lawan tidak berdaya.

5. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.

Strategi itu hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan-tujuan pokok.

(49)

Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kecepatan, keberhasilan, dan kecerdasan, untuk menyerang lawan pada saat yang tak terduga.

7. Keamanan

Strategi itu mesti mengamankan sumber daya dan semua operasi penting organisasi.

Intisari dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategis adalah sebagai aspek penentuan kegiatan pada waktu yang akan datang atau sebagai upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi. perencanaan strategis harus menjadi acuan dalam setiap kegiatan tetapi harus melewati berbagai langkah-langkah untuk menciptakan perencanaan strategis yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan, Perencanaan strategis dapat membantu organisasi dan komunitas membangun kekutan dan mengambil keuntungan dari peluang penting, sembari organisasi dan komunitas mengatasi atau meminimalkan kelemahan dan ancaman srius. Perencanaan strategis dapat membantu organisasi dan komunitas menjadi lebih efektif lagi dalam dunia yang sangat bermusuhan. 2.1.4.1 Sistem Perencanaan Strategis

(50)

1. Kapan kita akan pergi? (misi)

2. Bagaimana kita akan pergi? (strategi) 3. Apa blueprint tindakan kita? (anggaran)

4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (kontrol)

Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi. Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakukan terhadap implementasi keputusan. Sistem perencanaan strategis dapat diterapkan pada organisasi public dan organisasi nirlaba, tanpa memperlihatkan sifat organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada bagian organisasi mengimplementasikan strateginya dan menyelesaikan misinya.

Menurut Bryson (2007: 71) langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahap ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arah (misi-visi-goal) dan strategi yang telah ditentukan organisasi.

Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step squence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi rencana kegiatan/program

(51)

1) Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrurisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2) Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dan strategi baru dalam tidakan, tetapi juga menetukan dengan laporan kauangan performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan organisasi.

3) Prosedur

Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System (SOP). Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyesaikan program-program organisasi.

(52)

yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudnya srategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.

Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan strategi yang efektif. Empat tantangan yang dimaksud adalah : 1. Masalah manusia

(53)

a. Individu

Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunya kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak akan memahami sepenuhnya informasi yang diajukan kepada mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.

Masalah yang lampau dapat memperbesar proporsi tanpa seorang pun menyadari apa yang terjadi sebelumnya. Sekali krisis berkembang, peluang untuk membuat perubahan yang dramatis dapat dipertinggi, tetapi secara bersamaan memperbesar bahaya. Dalam krisis, individu suka menyendiri, keras, mencari-cari dalih serta kecenderungan menyalahkan orang lain. Orang yang bekerja dalam tugas yang berulang-ulang tidak memiliki perhatian kepada apa yang mereka sedang kerjakan. Apa yang sering kita pikirkan adalah apa yang akan kita kerjakan keesokan harinya. Dengan kata lain kita mempergunakan mungkin 80 hingga 90% waktu kita untuk mengerjakan hal-hal yang telah menjadi kebiasaan sementara kita memikirkan hal-hal lain.

Jika perencanaan strategis menjadi tugas rutin, orang dapat kehilangan kesadaran dan konsentrasi, serta maksud perencanaan strategis akan lenyap. Metode-metode harus ditemukan agar perencanaan starategis menjadi sangat

“khusus”, sehingga orang-orang mencurahkan perhatian dan menjalankannya

(54)

pertimbangan tentang bagaimana menghentikan komitmen yang tidak produktif pada saat yang sama karena perencanaan strategis mengikat cara tindakan baru.

b. Kelompok

Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan masalah bagi perencanaan strategis. Kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan diri dengan nnorma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri didalamnya maupun kelompok memaksakan tekanan kuat untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan konflik internal karena pembicaraan tentang isi strategis hampir pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan menindas diskusi. Harmonis kelompok akan menjadi prioritas yang lebih tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir, kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga tahun.

c. Organisasi

(55)

lemahnya konsentrasi dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System) atau laporan penyelidikan lingkungan diisi dengan halaman angka dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numetik saja tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat suatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan sistem menggantikan kepemimpinan.

d. Komunitas

(56)

2. Masalah Proses

Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi karifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategi

adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain

bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensioanal. Beberapa prinsip muncul untuk mengelola ide (the life cycle of ideas).

1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi peluang adalah induknya penemuan. 2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi ide

tersebut merupakan sesuatu yang sulit.

3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu melampaui orang dan organisasi yang terisolir orang dan struktur adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.

4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.

5. Setelah ide yang baik mati, berilah makam atau kuburan.

(57)

Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui pernyataan apresiasi, artikulasi, adopsi, institusi, analisasi dan kerusakan. Selanjutnya, proses pengembangan ide strategis lebih penting daripada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber data (orang, uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.

3. Masalah Struktural

Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengkaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi produksi keseluruhan sistem.

(58)

1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara stimultan

2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara stimultan melintas tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.

3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap

Haruslah di akui bahwa formulasi dan impementasi strategis merupakan prestasi kolektif, bukan prestasi individu atau kelompok kecil. Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila organisasi memiliki misi yang disetujui secara luas, kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan kedalam bagian-bagian, yang mempermudah manajemen transisi menjadi lebih mudah, dan akan memfasilitasi prestasi keberhasilan kolektif bahwa perencanaan strategis selalu efektif.

4. Masalah institusional/kelembagaan

Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif. Masalah terdulit yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan tang kuat. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mancakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting.Pola-pola

interaksi dalam organisasi publik dan nirlana menjadi “lembaga” manakala pola

(59)

lembaga adalah pendefinisian misi lembaga, pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan integritas dan pengaturan konflik internal.seiring dengan itu maka bahwa tuga kepemimpinan transformasi adalah melakukan redefinisi tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.

Intisari dari sistem perencanaan strategis adalah bahwa terdapat empat tantangan dalam perencanaan strategis yang pertama yaitu masalah manusia masalah Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan komitmen, yang kedua adalah masalah proses dimana maslah ini adalah tahapan pengelolaan sebuah organisasi dalam menjalankan suatu tujuan, yang ke tiga adalah masalah struktural dimana maslah ini menjadi salah satu yang harus diperhatikan mengingat sebuah lingkungan internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat, tantangan bagi para perencana strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhan terletak dalam bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan pendekatan komposisional dan yang terakhir adalah masalah institusional atau kelembagaan mancakup transformasi lembaga.

2.1.4.2 Proses Perencanaan Strategis

(60)

perumusan dan implementasi strategi-strategi yang direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Proses penyusunannya meliputi tidak kurang dari 9 langkah. Sebagai umum model umum, langkah-langkah yang dibahas dapat diterapkan dengan berbagai modifikasi, pada proses perencanaan strategik setipa organisasi, baik organisasi besar, kecil, berorientasi laba maupun proses penyususnan strategik dapat diuraikan sebagai berikut menurut Handoko (2003: 94) :

Langkah 1 : Penentuan misi dan tujuan, mencakup pernyataan-pernyataan umum tentang misi, falsafah maksud, dan tujuan organisasi. Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci yang bagi manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti luas perusahaan, macam produk dan jasa yang akan diproduksi atau cara pengorganisasian perusahaan.

Langkah 2 : Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kodisi internal dan kemampuan perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan tujuan-tujuan dan strategi-strategi yang ada sekarang (existing). Suatu profil perusahaan adalah hasil analisis internal perusahaan

(61)

Langkah 3 : Analisis lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasikan cara-cara dalam mana perubahan-perubahan lingkungan ekonomi, teknologi, sosial/budaya, dan politik dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi. Di samping itu prusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, yang terjadi dari para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja, dan lembaga-lenbaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.

Langkah 4 : Analisa internal perusahaan kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan eksternal. Tujuan analisa internal untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan strategik yang penting bagi perumusan strategi perusahaan. Secara konseptual, tujuan ini dapat dicapai melalui identifikasi faktor-faktor internal strategik (sebagai contoh, saluran distrinusi, lokasi, teknologi, dan struktur organisasi) dan penilaian faktor-faktor tersebut. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan persaingan (atau sering, disebut posisi persaingan), perumusan strategi organisasi diharapkan akan lebih

“tempat”.

(62)

banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau prilaku konsumen/langganan.

Langkah 6 : Pembuatan keputusan strategik. Langkah selanjutnya mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategik. Peroses ini disebut proses pembuatan keputusan strategik.

Langkah 7 : Pengembangan strategi perusahaan. Setelah tujuh langkah panjang dan strategi dipilih dan diterapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi-strategi oprasional. Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program dan anggaran) oprasional pada masing-masing bidang fungsional organisasi.

Langkah 8 : Implementasi strategi, yang menyangkut kegiatan manajemen untuk mengoprasikan strategi. Implementasi berarti peletakan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung jawab atas sukses semua atau sebagai strategi kepada karyawan yang sesuai, diikuti dengan alokasi sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan.

Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor kritis implementasi strategi : tugas, orang, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa. Keberhasilan implementasi strategi-strategi perusahaan mensyaratkan bahwa metode-metode implementasi yang dirancang dan dikelola akan menjadi efektif bila perusahaan mampu mengintegrasikan faktor-faktor tersebut secara efisien.

Langkah 9 : Peninjauan kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut

(63)

memonitor secara periodik, atau pada tahap-taham kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Dua pernyataan utama dalam proses peninjauan kembali dan evaluasi strategi adalah : (1) apakah strategi diimplementasikan sesuai rencana ? dan (2) apakah strategi dapat mencapai hasil-hasil yang diharapkan ?.

Bryson (2007:55) mengemukakan delapan langkah dalam proses perencanaan strategis, proses ini lebih tertib, bersifat hati-hati dan partisipatif. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang penting pembuat keputusan (decision makers) atau pembentukan opini (opinion leaders) internal dan eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah perencanaan yang terpenting.

2. Mengidentifikasi mandate organisasi.

Mandat formal dan informal yang ditempatkan pada organisasi adalah keharusan yang dihadapi organisasi.

3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.

Misi organisasi yang berkaitan erat dengan mandatnya, menyediakan raison

de‟etre-nya, membenarkan sosial bagi keberadaannya, mengurangi konflik,

dan merencanakan masa depan.

4. Menilai lingkungan eksternal : peluang dan ancaman

(64)

5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, organisasi dapat memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process), dan kinerja (outputs).

Intisari Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan strategis memiliki langkah-langkah yang efektif dalam mencapai suatu tujuan atau permasalahan organisasi seperti masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum lainnya sehingga proses perencanaan strategis dapat berjalan dengan baik.

2.1.4.3 Alokasi Dana Desa

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Alokasi Dana Desa terdapat pada: 1)undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, pasal 212 ayat (3) mengenai Keuangan Desa. Sumber pendapatan desa terdiri atas : a. pendapatan asli desa; b. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota; c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Kabupaten; d. Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga. Pada pasal 212 ayat (5) dan (6) juga menjelaskan juga tentantang pedoman pengelolaan kauangan desa secara umum. Pasal212 ayat (5)

berbunyi “Pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh kepala Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa”. Pasal 212 ayat (6) berbunyi “Pengelolaan Keuangan Desa ditetapkan oleh

Gambar

Tabel 1.2 Pagu Alokasi Dana Desa
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Informan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

hasil belajar siswa di MTsN Pulosari Tulungagung sebagai berikut :.. Mengombinasikan metode ceramah dengan tanya jawab. 1) Guru bertindak kreatif dalam memahami situasi dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada implikasi penerapan model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi siswa, sehingga

najlepszy czas na budowę ogrodu botanicznego. Kryzys to jednak czas wielu możliwości. Kiedy w połowie lat dziewięćdziesiątych, ze względu na powszechny brak pieniędzy,

Di Sumatera Barat bantuan dana bergulir kepada masyarakat miskin salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diperuntukkan

a. Sumber primer adalah sumber data yang memiliki otoritas, artinya bersifat mengikat, meliputi peraturan perundang-undangan, Putusan hakim. 12 Dalam penelitian ini sumber

Æ Menciptakan Peraturan Kelas. Peraturan kelas ini dirancang untuk memberikan batasan dan kenyamanan bagi mahasiswa, yang berkaitan dengan pencapaian misi. Peraturan ini

Dengan partisipasi aktif para mitra dan donatur, PKPU menjalankan rangkaian program Ramadhan yang tidak hanya bernilai ibadah bagi mitra dan donatur tetapi juga

a) Error cut scene, artinya agan salah masukin aliases pada fungsi Camera point mengacu pada no.8 atau agan memang tidak meletakan node camera point di map editor utk tiap kota.