• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan Bantul, ditinjau dari tingkat pendidikan dan spesialisasi kerja - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan Bantul, ditinjau dari tingkat pendidikan dan spesialisasi kerja - USD Repository"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU PADOKAN

TIRTONIRMOLO KASIHAN, BANTULDITINJAUDARITINGKAT

PENDIDIKANDANSPESIALISASIKERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Hesti Koesnasari NIM: 072214094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU PADOKAN

TIRTONIRMOLO KASIHAN, BANTULDITINJAUDARITINGKAT

PENDIDIKANDANSPESIALISASIKERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Hesti Koesnasari NIM: 072214094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa (Roma 12:12)

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.

Jadilah teladan bagi orang- orang percaya, dalam perkataanmu,

dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan

dalam kesucianmu (1 Timotius 4: 12)

I Do, I’m amazing

(Penulis)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

™

Tuhan Yesus Kristus

™

Mama dan papaku yang tercinta

™

Saudara- saudaraku yang cantik

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT.MADUBARUPADOKAN

TIRTONIRMOLOKASIHAN,BANTULDITINJAUDARITINGKAT

PENDIDIKANDANSPESIALISASIKERJA

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 Juli 2011 adalah hasil karya saya.

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah- olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan ( disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya. Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh ( S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang- undangan yang berlaku ( UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 29 Juli 2011 Yang membuat pernyataan,

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama :Hesti Koesnasari

NIM :072214094

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU PADOKAN TIRTONIRMOLO KASIHAN, BANTUL DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN SPESIALISASI KERJA

Beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain mengelolanya dalam bentuk pengkajian data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 2 Agustus 2011 Yang menyatakan

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Yesus Kristus atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Kerja Karyawan PT Madu Baru Tirtonirmolo Kasihan, Bantul Ditinjau dari Tingkat Pendidikan dan Spesialisasi Kerja”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Unversitas Sanata Dharma.

3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M. selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.

(9)

berarti sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini, terima kasih atas kerjasamanya.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengajaran yang berharga dan pelayanan yang sangat berkesan selama penulis menempuh ilmu di kampus Universitas Sanata Dharma.

8. Bapakku Petrus Banga dan Mamaku Ester Koting yang saya cintai, yang tidak pernah berhenti memberikan cinta, doa, dan dukungan kepada penulis. Jesus bless.

9. Saudara- saudara saya, mba Lina, mba Elsi, mba Illa, dek lilis dan dek devi serta k’thin n k’liel yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat sampai saat ini. Love you all.

10. Mas Neo Indra Perdana S.I.P.,S.H., yang telah banyak membantu penulis selama ini dan juga atas doanya.

11. Teman seperjuangan penulis MAN 2007, spesial buat Marginingsih dan Billy, atas dukungan dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Thanks guys.

(10)

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu- persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan- rekan dalam menyusun skripsi.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 40

D. Rumusan Hipotesis ... 43

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(12)

DAFTAR TABEL

IV.6 Jumlah Karyawan Bagian Tebang & Angkutan ... 78

IV.7 Jumlah Karyawan Bagian Instalasi ... 78

IV.8 Jumlah Karyawan Bagian Pabrikasi Pabrik Gula ... 79

IV.9 Jumlah Karyawan Bagian Pabrikasi Spiritus ... 79

V.1 Presentasi Frekuensi Jenis Kelamin Karyawan ... 89

V.2 Presentasi Frekuensi Pendidikan Karyawan ... 90

V.3 Presentasi Frekuensi Spesialisasi Kerja ... 90

V.4 Validitas Instrumen Penelitian ... 91

V.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 92

V.6 Efektivitas Kerja Karyawan ... 95

V.7 Skor Efektivitas Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 96

V.8 Skor Efektivitas Kerja Berdasarkan Spesialisasi Kerja ... 97

V.9 Kolmogorov- Smirnov Test ... 98

V.10 Independent Sample T- Test ... 99

V.11 Test of Homogenity of Variances ... 101

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Lampiran Tabel ... 114

Lampiran 2 Print Out Hasil Olah data Kuesioner Penelitian ... 118

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 124

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Instalasi PT Madu Baru ... 128

(15)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. MADU BARU TIRTONIRMOLO KASIHAN, BANTU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN

SPESIALISASI KERJA

Hesti Koesnasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2011

(16)

ABSTRACT

THE EMPLOYEE EFFECTIVENESS OF PT. MADU BARU PADOKAN TIRTONIRMOLO KASIHAN, BANTUL BASED ON EDUCATIONAL LEVEL

AND SPECIALIZATION OF WORK

Hesti Koesnasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2011

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting di dalam

perusahaan sehingga peran sumber daya manusia berpengaruh langsung

terhadap produktivitas sebuah perusahaan. Menurut kamus besar Indonesia,

sumber daya manusia atau biasa disingkat SDM diartikan sebagai potensi

yang terkandung dalam diri manusia dalam mewujudkan perannya sebagai

mahluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya

sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Sedangkan dalam ilmu manajemen, sumber daya manusia diartikan sebagai

bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi atau perusahaan.

SDM atau lebih dikenal dengan sebutan Human Resources, tidak hanya

sekedar aset utama, namun juga bernilai dan dapat dikembangkan.

Sedangkan sumber daya manusia sebagai ilmu disebut manajemen

sumber daya manusia. Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia

adalah suatu proses yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

organisasi atau perusahaan dengan orang- orang yang tepat untuk ditempatkan

pada posisi dan jabatannya yang tepat pada saat organisasi memerlukannya

guna untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.

(18)

mengendalikan organisasi. Melihat pentingnya sumber daya manusia bagi

organisasi, maka manajemen personalia bertugas menunjukkan bagaimana

seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,

mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam kuantitas dan kualitas yang

tepat.

Oleh karena itu, perusahaan diharapkan perlu mengadakan proses

perencanaan perekrutan dan seleksi karyawan terlebih dahulu sebelum

melakukan pembagian kerja. Dalam proses perencanaan hal yang perlu

dilakukan adalah meramalkan pekerjaan yang dibutuhkan, jumlah pekerjaan,

jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, kondisi pasar tenaga

kerja, dan lain sebagainya. Kemudian melakukan perekrutan yaitu proses

mencari calon karyawan atau tenaga kerja yang baru sesuai kebutuhan

perusahaan. Pada tahap ini dibutuhkan analisis jabatan yang ada guna

membuat deskripsi pekerjaan / job description dan spesifikasi pekerjaan / job

specification kemudian perusahaan melakukan proses seleksi, yaitu menemukan tenaga kerja yang tepat melalui penerimaan berkas lamaran yang

berisi daftar riwayat hidup atau curriculum vittae pelamar. Langkah

berikutnya adalah melakukan pemilihan pelamar yang dianggap memenuhi

standar suatu pekerjaan kemudian memanggil calon tenaga kerja tersebut

untuk melakukan serangkaian tes yang telah ditentukan oleh perusahaan. Oleh

karena tenaga kerja merupakan asset utama perusahaan maka perusahaan

harus selektif dalam mendapatkan dan menempatkan calon tenaga kerja yang

(19)

dan terampil namun memiliki keinginan yang tinggi dalam menciptakan

prestasi sehingga dapat menjamin produktivitas perusahaan.

Setelah seleksi dilanjutkan dengan proses penempatan tenaga kerja.

Kualitas dan kuantitas tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan

sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Penempatan tenaga

kerja harus sesuai dengan kemampuan, keterampilan, pendidikan yang

dimiliki sehingga dapat tercipta semangat kerja dan displin kerja yang lebih

baik dan efektif. Penempatan tenaga kerja berkaitan dengan pembagian kerja

yaitu penyesuaian antara jenis dan beban pekerjaan sehingga masing- masing

karyawan mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda.

Pendapat ahli mengatakan sebagai berikut: “jika suatu organisasi

mempunyai tujuan yang luas, maka jumlah kerjanya pun akan menjadi lebih

banyak dan bermacam-macam.”(Iskandar dalam Dewi, 2005) untuk itu perlu

diadakan pembagian kerja agar masing-masing karyawan memperoleh tugas

sendiri-sendiri untuk dipertanggungjawabkan.

Tidak hanya menyesuaikan antara jenis dan beban kerja, namun

perusahaan juga perlu memperhatikan penempatan karyawan yang tepat, yaitu

penempatan sesuai dengan kemampuan karyawan yang artinya memberi

beban pekerjaan yang berlebih belum tentu membuat karyawan tersebut

mampu untuk menyelesaikannya. Melalui pembagian kerja dapat diasumsikan

semakin kecil beban yang dilimpahkan, maka akan semakin cepat

pelaksanaannya, semakin ringan dan juga semakin mudah dalam penggunaan

(20)

merupakan langkah utama guna mencerminkan keberhasilan suatu perusahaan

dalam mencapai tujuannya. Agar keberhasilan tersebut dapat terus

berlangsung maka diperlukan efektivitas kerja, artinya pelaksanaan pekerjaan

harus menghasilkan hasil yang optimal. Efektivitas dipengaruhi oleh banyak

faktor, misalnya pembagian kerja dimana manusia menjadi unsur utamanya

yang menjamin keberhasilan suatu organisasi seperti pendapat yang

mengatakan:”sukses tidaknya suatu organisasi untuk bagian terbesar

tergantung pada orang-orang yang menjadi anggotanya” (Sarwoto dalam

Dewi, 2005).

Pembagian kerja dilakukan setelah mengadakan perekrutan dan seleksi

calon tenaga kerja sesuai kualifikasi yang diharapkan. Pembagian kerja yang

tepat akan menimbulkan efisiensi baik waktu, biaya, tenaga, dan lain

sebagainya sehingga perusahaan dapat memperoleh profitabilitas dan setiap

proses berjalan sesuai harapan. Oleh sebab itu pembagian kerja dengan

penempatan kerja, beban kerja, serta spesialisasi pekerjaan yang baik akan

mempengaruhi efektivitas pekerjaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru Padokan

Tirtonirmolo Kasihan, Bantul?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu

Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul berdasarkan tingkat

pendidikan?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu

Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul berdasarkan spesialisasi

kerja?

C. Batasan Masalah

Agar penulisan laporan tugas akhir ini lebih terarah maka penulis

hanya membatasi masalah mengenai efektivitas kerja karyawan pada seluruh

karyawan yang bekerja di bagian instalasi khususnya bagian stasiun dengan

karakteristik pendidikan dan spesialisasi kerja. Efektivitas kerja yang akan di

teliti terdiri atas 2 dari 3 unsur efektivitas kerja yaitu prestasi kerja dan

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru

Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat efektivitas kerja

karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul

berdasarkan tingkat pendidikan.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat efektivitas kerja

karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul

berdasarkan spesialisasi kerja.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

a. Perusahaan yang bersangkutan dapat mengetahui tingkat efektivitas

kerja karyawannya.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pimpinan perusahaan dalam

mengambil kebijakan untuk melakukan peningkatan efektivitas kerja

karyawan.

c. Sebagai bahan masukan bagi karyawan yang ada pada perusahaan

(23)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi

kepustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya dalam bidang sumber

daya manusia.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana menerapkan teori-

teori yang telah dipelajari selama berada dalam bangku kuliah yaitu

menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya dalam bidang

sumber daya manusia khususnya untuk mengetahui pelaksanaan

(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Sumber Daya Manusia

Keberhasilan sebuah oganisasi tidak lepas dari peranan sumber

daya- sumber daya yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah

sumber daya manusia. Namun, sebelum kita mengetahui pengertian

sumber daya manusia, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu

pengertian dari organisasi. Berikut pengertian organisasi menurut para

ahli (http://id.shvoong.com):

a. Organisasi menurut Stoner; Organisasi adalah suatu pola

hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah

pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

b. Organisasi menurut James D.Mooney; Organisasi adalah

bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan

bersama.

c. Organisasi menurut Chester I.Bernard; Organisasi adalah suatu

sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih.

Jadi, dapat disimpulkan, bahwa organisasi merupakan sekelompok

orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu

(25)

Dari pengertian ini mengandung beberapa hal penting, diantaranya

(http://kumoro.staff.ugm.ac.id):

1) Adanya pembagian tugas

2) Adanya koordinasi/ kendali terhadap tindakan- tindakan

anggotanya

3) Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.

Salah satu hal penting yang harus disadari oleh organisasi adalah

anggota organisasi. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia

berupaya meningkatkan bakat dan kemampuan seseorang supaya dapat

berfungsi baik dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia sendiri

merupakan aset terpenting bagi suatu perusahaan. Sumber daya

Manusia atau SDM dalam konteks bisnis diartikan sebagai orang yang

bekerja dalam suatu organisasi yang disebut kayawan atau employee.

Dimana untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perusahaan harus

melakukan manajemen sumber daya manusia supaya sumber daya

manusia potensial yang dimiliki oleh perusahaan dapat diarahkan

secara efektif dan efisien.

Berikut pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

menurut para pakar:

a) Menurut Edwin B. Flippo dalam buku Bambang Wahyudi

Manajemen Sumber Daya Manusia (2002:9):

(26)

competition, integration, maintance, and separation of human resources to the end that individual, organizational, and societal objectives are accomplished.”

Artinya:

“Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan, daripada pengembangan, pemberian balas

jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan sumber

daya manusia ke suatu titik akhir dimana tujuan- tujuan

perorangan, organisasi, dan

masyarakat.”(http://dspace.widyatama.ac.id)

b) Menurut Storey, manajemen sumber daya manusia adalah

pendekatan yang khas, terhadap manajemen tenaga kerja

yang berusaha mencapai keunggulan kompetitif melalui

pengembangan strategi tenaga kerja yang mampu dan

memiliki komitmen tinggi dengan menggunakan tatanan

kultur yang integrated, structural, dan teknik- teknik

personal. (Alwi, 2001:6)

c) Menurut Cascio F. wayne dan awad M. Elias, manajemen

sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,

pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan

individual maupun organisasi (Sukamti dalam Norita,

(27)

d) Menurut Malayu SP. Hasibun, manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

(Bambang Tri Cahyono, 1994,4)

Dari sekian definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen sumber daya manusia merupakan pendekatan yang

dilakukan untuk mengelola sumber daya manusia dalam suatu

organisasi supaya dapat menampilkan kinerja yang optimal demi

terciptanya produktivitas dalam perusahaan.

2. Fungsi Sumber Daya Manusia

Fungsi sumber daya manusia yaitu sebagai berikut:

Menurut Drs. Moh. Agus Tulus (1992:3), fungsi sumber daya

manusia dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu fungsi manajerial

dan fungsi operasional.

a. Fungsi manajerial

Fungsi manajerial adalah fungsi yang mempunyai wewenang

kepemimpinan terhadap sumber daya manusia dan mencakup

fungsi- fungsi sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan- tujuan

(28)

metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan. Perencanaan berarti menentukan terlebih

dahulu program sumber daya manusia yang nantinya akan

membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah a) Penentuan sumber daya- sumber

daya dan kegiatan- kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisai. b) Perancangan dan pengembangan suatu

organissi atau kelompok kerja yang akan dapat “membawa”

hal tersebut ke arah tujuan, c) Penugasan tanggung jawab

tertentu, d) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada

individu- individu untuk melaksanakan tugas- tugasnya.

Setelah organisasi menetapkan fungsi- fungsi SDM, maka

selanjutnya membentuk suatu organisasi dengan merancang

struktur hubungan anatara jabatan, sumber daya manusia, dan

faktor- faktor fisik.

3) Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah kegiatan untuk membuat atau mendapatkan

para karyawan melakukan apa yang diinginkan perusahaan

(29)

4) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilakukan

sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

b. Fungsi Operasional

Fungsi operasional adalah fungsi yang tidak mempunyai

wewenang memerintah, melainkan hanya menerima tugas dan

menjalankannya di bawah pengawasan fungsi manajerial,

mencakup fungsi- fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi Pengadaan Karyawan (Procurement)

Fungsi ini meliputi proses penarikan ,seleksi, penempatan,

orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang

sesuai kebutuhan perusahaan (the right man in the right

place).

2) Fungsi Pengembangan Karyawan (Personal Development)

Fungsi ini merupakan proses peningkatan ketrampilan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan

dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus

sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa

depan.

3) Fungsi Kompensasi (Compensation)

Fungsi ini merupakan pemberian balas jasa langsung dan tidak

(30)

imbalan atas jasa (output) yang diberikannya kepada

perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai

prestasi dan tanggung jawab karyawan tersebut.

4) Fungsi Pengintegrasian Karyawan (Personal Integration)

Fungsi ini merupakan kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga

tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

5) Fungsi Pemeliharaan Karyawan (Personal Maintenance)

Fungsi ini merupakan kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan

agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang

baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ).

3. Pembagian Kerja

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan

keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu,

dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right

man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan

emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan

kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang

(31)

pekerjaan. Pembagian kerja mutlak diperlukan, sebab tanpa adanya

pembagian kerja karyawan akan bekerja menurut kemauan mereka

sendiri tanpa memperhatikan tujuan organisasi atau perusahaan secara

keseluruhan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi atau

paling tidak tujuan organisasi akan terhambat pencapaiannya

(http://id.wikipedia.org).

Oleh karena itu di dalam suatu perusahaan perlu adanya pembagian

kerja. Perusahaan dalam melakukan aktivitas akan selalu

membutuhkan adanya Manajemen. Organisasi merupakan suatu alat

untuk mencapai tujuan manajemen yang baik dan efektif, untuk itu

semua tugas yang ada organisasi harus dibagi-bagi pada karyawan

sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, atau dengan kata lain

untuk melaksanakan semua tugas karyawan maka perlu adanya

pembagian kerja (http://wartawarga.gunadarma.ac.id).

4. Pengertian Pembagian Kerja

Pencapaian tujuan organisasi yang baik dan efektif didukung oleh

aktivitas yang dibentuk oleh manajemen organisasi, yaitu berdasarkan

pembagian kerja dan penyusunan pembagian kerja yang dibagi- bagi

pada karyawan sesuai kebutuhan organisasi. Menurut beberapa ahli,

(32)

a. Menurut Hasibuan (2007:33)

“Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas

dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan

aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam

organisasi.”

b. Menurut Rivai (2004:125)

“Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai

rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah

informasi mengenai pekerjaan.”

c. Menurut Pophal (2008:8 )

“Pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung

jawab dari pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan

kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut dan

menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan

bagian lain dalam perusahaan”.

Jadi, pembagian kerja dapat diartikan sebagai perincian tugas

pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab

untuk melakukan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Bisa pula

dikatakan bahwa pembagian kerja adalah perincian atau

pengelompokan suatu aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas semacam dan

erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh organisasi

tertentu. Sedangkan penyusunan pembagian kerja ialah pembagian

(33)

jawabnya dan dikumpulkan dalam suatu unit-unit yang menangani

pekerjaan tersebut.

Hubungan dalam organisasi sangat penting bagi karyawan dalam

melakukan tugasnya sehingga tercapai efektivitas kerja karyawan yang

diinginkan perusahaan sehingga berdampak pada kelangsungan dan

perkembangan perusahaan dalam pencapaian tujuan dan dalam

persaingan dengan perusahaan lain. Di samping itu, pemimpin juga

harus dapat mengatasi semua masalah yang ada pada perusahaan

dengan sebaik mungkin (Sarwoto, 1989 dalam

http://gudangmakalah.blogspot.com).

5. Menyusun Pembagian Kerja

Menurut Hasibuan (2007:33) pembagian kerja harus menguraikan

sebagai berikut (http://repository.usu.ac.id):

a. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu memberikan nama

jabatan.

b. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan

tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas

diketahui.

c. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi

yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

(34)

e. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk

umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan

tugas utamanya.

f. Penjelasan tugas dibawah dan diatasnya, yakni harus dijelaskan

jabatan dari mana si petugas dipromosikan dan kejabatan mana

petugas akan dipromosikan.

6. Manfaat Pembagian Kerja

Manfaat pembagian kerja adalah untuk mewujudkan pekerjaan

dapat terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui

dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang

bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut. (Marzuki

dalam Dewi, 2005).

Sedangkan menurut A.S Moenir manfaat pembagian kerja

(http://hacksign- reza.blogspot.com) adalah:

a. Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas

pekerjaannya tanpa menunggu perintah atau komando.

b. Diketahui dengan jelas batas wewenang dan tanggung jawab dari

pekerjaan itu.

c. Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan

pekerjaan.

(35)

e. Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan

pekerjaan.

f. Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan

pendidikan.

7. Alasan Pembagian Kerja

Alasan pembagian kerja adalah bahwa tidak mungkin seseorang

melakukan pekerjaan organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain.

Dengan pembagian kerja seorang karyawan dituntut tanggung

jawabnya dalam tugas yang dibebankannya. Pembagian kerja juga

memerlukan spesialisasi pekerjaan, karena dalam pembagian kerja

terjadi pembagian fungsi-fungsi yang dimana setiap fungsi memiliki

keahlian khusus dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Sondang P.

Siagian dalam Dewi, 2005 ada tiga alasan diadakan pembagian kerja

yaitu :

a. Beban kerja yang harus dipikul

b. Jenis pekerjaan yang harus beragam

c. Berbagai spesialisasi yang diperlukan

8. Indikator Pembagian Kerja

Pembagian kerja dapat diukur dengan menggunakan 3 indikator seperti

(36)

a. Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah

ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang

dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan

menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak

maksimal (A. S Nitisemito, 1996 :174)

b. Beban kerja

Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk

dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang

pegawai tertentu. (Sutarto, 1978 : 103)

c. Spesialisasi pekerjaan

Spesialisasi pekerjaan ialah pembagian tugas berdasarkan keahlian

atau keterampilan khusus, (Sutarto, 1978 : 110). Pentingnya

spesialisasi dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan

membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian

yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan

keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat

dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi

pekerjaan.

Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti pembagian kerja

dilihat dari tingkat pendidikan dan spesialisasi pekerjaan karyawan

(37)

9. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Berikut definisi pendidikan berdasarkan pendapat para ahli

(http://www. zonependidikan.co.cc):

1) Menurut Prof. Dr. Dedi Supriadi (Reformasi Pendidikan

dalam konteks otonomi daerah, 2011:13) pendidikan

merupakan salah satu fungsi yang harus dapat dilakukan

dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara

terpadu dengan berbagai institusi yang memang diadakan

dengan sengaja untuk mengembangkan fungsi pendidikan.

2) Menurut Wasty Soemanto (1993: 21) pendidikan diartikan

sebagai proses pembelajaran yang menghasilkan pengalaman

yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun

batiniah.

3) Menurut UU Sisdiknas (Dasar Konsep Pendidikan

Moral,2003:1), pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

(38)

Ada berbagai definisi pendidikan yang dianjurkan oleh para ahli.

Dari berbagai definisi di atas mengandung unsur- unsur penting yaitu,

(Soejono Soekanto dalam , ):

a) Pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan,

pengetahuan, sikap, tingkah laku, kompetensi sosial anak

didik secara optimal.

b) Pendidikan selalu menggunakan nilai positif bagi

masyarakat, pendidikan bertujuan mempengaruhi anak

didik kearah kebaikan.

Pendidikan mempengaruhi cara berpikir, bereaksi, dan bersikap

terhadap suatu pencapaian tujuan yang tentunya terdapat perbedaan

sesuai dengan jenjang pendidikan seseorang. Melalui pendidikan

seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan

kepribadian dan terbuka dalam menerima hal- hal baru.

b. Jenjang Pendidikan

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar memberikan bekal dasar yang diperlukan

untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,

pengetahuan dan ketrampilan dasar.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah

pendidikan dasar diselenggarakan di SLTA atau satuan

(39)

hubungan kebawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan

pendidikan dasar dan dalam hubungan keatas mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi maupun

memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas

pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar

biasa, pendidikan, kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan

menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian.

Tingkat pendidikan akan mengubah sikap dan cara berpikir ke

arah yang lebih baik, dan juga tingkat kesadaran yang tinggi yang

akan memberikan kesadaran lebih tinggi berwarga negara serta

memudahkan bagi pengembangan. Dengan pendidikan yang cukup

seseorang akan lebih mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan

memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dapat disimpulkan

bahwa dengan bekal tingkat pendidikan yang cukup dan memadai

(40)

Pendapat lain menuliskan definisi yang berbeda pada

berbagai jenjang pendidikan

(http://archive.kaskus.us/thread/5231682):

1) Sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada

pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh

dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

2) Sekolah menengah pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan

dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus

sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama

ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai

kelas 9.

3) Sekolah menengah atas (SMA) adalah jenjang pendidikan

menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus

Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah

menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari

kelas 10 sampai kelas 12.

Penelitian ini akan menggunakan dua indikator dari

pendidikan yaitu tingkat SMP dan SMA. Ketentuan ini diambil

berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti di Perusahaan Madu Baru, khususnya bagian stasiun

(41)

10. Departementalisasi

Departementalisasi merupakan proses penentuan cara bagaimana

kegiatan- kegiatan dikelompokkan (T. Handoko, 2003: 176). Hampir

di setiap perusahaan terdapat tiga dasar kegiatan, yakni; memproduksi,

menjual, dan membiayai. Walaupun kadang-kadang identitas seperti

tidak jelas, tetap ada karena fungsinya memang penting bagi operasi

dan kelangsungan hidup perusahaan. Fungsi-fungsi tersebut dapat

dijadikan berbagai bagian dari perusahaan. Pemanfaatannya terutama

sekali tergantung sifat dan jumlah pekerjaannya, tersedianya

orang-orang yang mengerjakannya dan spesialisasi tugasnya.

Ricky W. Griffin dalam Manajemen (2002) pengelompokkan

pekerjaan (departementalisasi) bisa dibagi menjadi beberapa bagian,

yakni (http://elisabetyas.wordpress.com):

a. Departementalisasi Fungsional, mengelompokkan

pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan aktivitas yang sama atau serupa. Seperti

fungsi keuangan dan produksi bukan fungsi manajerial dasar

seperti perencanaan atau pengendalian.

b. Departementalisasi Produk.Kelebihan jenis ini adalah: (1) Semua

aktivitas dihubungkan dengan satu produk atau kelompok produk

sehingga dapat secara mudah diintegrasikan dan dikoordinasikan;

(2) Kecepatan dan keefektifan pengambilan keputusan pun

meningkat; (3) Kinerja produk individual atau kelompok produk

(42)

dapat meningkatkan akuntabilitas departemen sebagai hasil dari

aktivitas mereka. Kelemahannya, manajer tiap departemen

mungkin berfokus pada produk atau kelompok produk mereka

sendiri sehingga bagian lain dari organisasi terabaikan.

c. Departementalisasi Pelanggan, organisasi mengelompokkan

aktivitasnya untuk merespon dan berinteraksi dengan konsumen

atau kelompok konsumen tertentu. Keuntungan dasar pada

pendekatan ini adalah organisasi dapat menggunakan tenaga

spesialis yang terampil untuk menangani konsumen atau kelompok

konsumen yang unik.

d. Departementalisasi Lokasi, mengelompokkan pekerjaan atas dasar

lokasi atau daerah geografis tertentu. Keuntungannya adalah

memudahkan organisasi untuk merespons konsumen yang unik dan

karakteristik lingkungan di berbagai wilayah. Sisi negatifnya

adalah staf admisnistrasinya yang lebih besar mungkin diperlukan

jika organisasi harus menelusuri unit-unitnya yang berada di

lokasi yang terpencar.

11. Spesialisasi Kerja

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada bagian

departementalisasi fungsional, khususnya Bagian stasiun instalasi PT.

Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul. Bagian stasiun

(43)

spesialisasi kerja. Menurut Prof. Dr. Winardi. SE dalam

Suryatiningsih, 2005) spesialisasi kerja adalah proses dengan apa

macam-macam tugas pekerjaan diterjemahkan ke dalam suatu

pembagian kerja. Pada penelitian ini yang akan dilakukan pada sebuah

perusahaan gula yaitu bagian stasiun instalasi yang dibagi menjadi 5

bagian seperti bagian penggilingan, ketel (tenaga uap), listrik, pabrik

tengah (pemurnian, penyaringan, penguapan), dan pabrik belakang

(pemasakan, pendinginan, dan putaran). Dengan diadakannya

spesialisasi pekerjaan membuat pekerjaan menjadi lebih cepat

terselesaikan dan lebih teratur.

a. Manfaat Spesialisasi

Orang pertama yang menyadari manfaat spesialisasi adalah Adam

Smith. Dalam bukunya Wealth of Nation seperti dikutip oleh

Stoner dalam Suryatiningsih, 2005, manfaat terbesar dari

pembagian kerja adalah dalam pemilahan seluruh pekerjaan

menjadi pekerjaan kecil, sederhana,dan terpisah di mana setiap

karyawan dapat mengkhususkan diri dan produktivitas total

berlipat ganda secara geometris.

Pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan

orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang

pekerjaan tertentu. Tugas-tugas yang disederhanakan dapat dipelajari

dalam waktu singkat dan dapat diselesaiakan secara cepat. Juga adanya

(44)

ditugasi dengan pekerjaan yang mereka senangi dan cocok bagi mereka

(Stoner dalam Suryatiningsih, 2005) .

b. Mengukur Spesialisasi Pekerjaan

Menurut Gibson dkk dalam Suryatiningsih, 2005 dalam membuat

perbandingan tingkat spesialisasi, adalah bermanfaat bila lebih

dahulu mengidentifikasi lima aspek yang membedakan berbagai

pekerjaan:

1) Langkah kerja. Semakin banyak pengendalian yang dialami

seseorang terhadap kecepatan kerjanya, maka semakin kurang

terspesialisasi pekerjaan.

2) Pengulangan kerja. Makin besar jumlah tugas yang

dilaksanakan, maka semakin kurang terspesialisasi pekerjaan.

3) Syarat keterampilan. Semakin tinggi syarat keterampilan yang

perlu dimiliki seorang pelaksana kerja, maka semakin kurang

terspesialisasi pekerjaan.

4) Spesifikasi metode. Semakin tinggi kebebasan pelaksana

kerja, menggunakan metode dan peralatan, maka semakin

kurang terspesialisai pekerjaan.

5) Perhatian yang dibutuhkan. Semakin banyak perhatian mental

yang dibutuhkan pekerjaan, maka kurang terspesialisasi

(45)

12. Efektivitas Karyawan

a. Pengertian Efektivitas Kerja

Menurut Siagian(1986:152) efektivitas kerja berarti penyelesaian

pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan

sebelumnya (http://jurnal-sdm.blogspot.com). Berikut pandangan

beberapa ahli ekonomi mengenai pengertian efektivitas karyawan,

sebagai berikut (http://hipni.blogspot.com):

1) Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian

suatu tugas atau tujuan (Schermerhorn, 1998:5).

2) Menurut Emerson (dalam Handayaningrat, 1996 : 16),

berpendapat bahwa efektivitas (effectiveness) adalah: “is

masuring in term of attaining prescibed goals or objectives”.

Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran

atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Menurut Dunn, terjemahan Tim Universitas Gajah Mada,

dalam konteks evaluasi analisis kebijakan (2000:640),

memberikan kriteria tentang hasil-hasil pelaksanaan

kebijakan, yaitu :

a) Efektivitas, sejauh mana hasil yang diinginkan dapat

dicapai.

b) Efisiensi, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

(46)

c) Kecukupan, seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah.

d) Perataan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan

merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda.

e) Responsivitas, apakah hasil kebijakan memuasakan

kebutuhan preferensi atau nilai kelompok tertentu.

f) Ketepatan, apakah hasil (tujuan) yang diinginkan,

benar-benar berguna atau bernilai. Kemudian efektivitas

organisasi yang bervariasi ganda, dalam kriteria yang

berbeda serempak, yang meliputi 19 (sembilan belas)

kriteria yaitu: Efektivitas keseluruhan, kualitas,

produktivitas, kesiagaan, efisien, laba atau penghasilan,

pertumbuhan, pemanfaatan lingkungan, stabilitas,

perputaran atau keluar masuknya pekerja, ke mangkiran,

kecelakaan, semangat kerja, motivasi, kepuasan,

penerimaan tujuan organisasi, kepaduan konflik-konflik

kompak, keluwesan adaptasi, dan penilaian oleh pihak

luar. Dari kesembilan belas kriteria tersebut, ada beberapa

hal yang perlu mendapat penjelasan :

(1) Efektivitas keseluruhan, dalah sejauh mana

organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya

atau mencapai semua sasarannya. Dalam konteks ini

(47)

(2) Produktivitas, kuantitas, atau volume dari produk

atau jasa pokok yang dihasilkan organisasi. Dapat

diukur melalui tiga tingkatan, yaitu tingkat

individual, kelompok dan keseluruhan organisasi. Ini

bukan ukuran dari efisiensi, tidak ada perhitungan

nisbah, biaya dan keluaran.

(3) Efisiensi, nisbah yang mencerminkan perbandingan

beberapa aspek prestasi unit terhadap biaya untuk

menghasilkan prestasi.

Kesimpulannya, bahwa efektivitas merupakan pencapaian target

atau sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

13. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja Karyawan

Menurut Richard M Steers dalam Dewi, 2005 terdapat empat

faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja karyawan, antara lain:

a. Karakteristik organisasi

Terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur di sini

adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya, meliputi bagaimana

cara organisasi mengelompokan orang – orang di dalam

menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan teknologi adalah mekanisme

suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang

(48)

b. Karakteristik lingkungan

Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitaas di

samping lingkungan luar dan dalam yang berpengaruh terhadap

efektivitas. Lingkungan luar misalnya adalah luar perusahaan

misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedangkan

lingkungan dalam lingkup perusahaan.

Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tergantung pada tiga

faktor yaitu:

1) Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan

2) Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan

3) Tingkat rasionalitas organisasi

Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisaasi

terhadap perubahan lingkungan.

c. Karakteristik pekerja

Pada dasarnya, para karyawan perusahaan merupakan faktor yang

utama atas efektivitas karena perilaku karyawan yang dalam jangka

panjang memperlancar tercapainya tujuan organisasi. Karyawan

adalah sumber daya yang berhubungan langsung dengan

pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi,

maka perilaku karyawan sangat berpengaruh besar terhadap

(49)

d. Kebijakan dan praktek manajemen

Makin rumitnya proses teknologi dan kejamnya lingkungan, maka

peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi

keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijakan dan praktek

manajemen dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, tergantung

bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen bertanggung

jawab terhadap karyawan dan organisasi.

14. Standar Ukur Efektivitas

Berbagai standar ukur dari efektivitas oleh beberapa ahli, antara

lain:

a. Sharma dalam Tangkilisan (http://repository.usu.acid) memberikan

kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor

internal organisasi dan faktor eksternal organisasi, yang meliputi

antara lain:

1) Produktivitas organisasi atau output.

2) Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan

di luar organisasi.

3) Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau

(50)

b. Richard M. Steers (1980: 192), kriteria atau ukuran efektivitas

organisasi terdiri atas 3 yaitu (http://jurnal-sdm.blogspot.com):

1) Kemampuan menyesuaikan diri

2) Prestasi kerja

3) Kepuasan kerja

c. Gibson et al. dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan bahwa

efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut

(http://repository.usu.ac.id):

1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3) Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap

4) Perencanaan yang matang

5) Penyusunan program yang tepat

6) Tersedianya sarana dan prasarana

7) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

d. Menurut Amsyah (2003:131), menyebutkan tolok ukur efektivitas

kerja sebagai berikut (http://repository.usu.ac.id):

1) Volume Pekerjaan

2) Akurasi Hasil Pengolahan

3) Tepat Waktu

4) Peningkatan Biaya

Penelitian ini, peneliti akan menggunakan standar ukur seperti

(51)

usaha membina pengertian efektivitas kerja yang semua bersifat abstrak

itu menjadi sedikit banyak dapat diukur, yang dalam hubungannya

dengan penelitian ini lebih menekankan pada kriteria yang berhubungan

langsung dengan para karyawan yang akan melaksanakan tugas

pekerjaan yaitu:

a) Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan)

Kemampuan kerja manusia terbatas baik fisik, waktu,

tempat, pendidikan serta faktor lain yang membatasi kegiatan

manusia. Adanya keterbatasan ini yang menyebabkan manusia

tidak dapat mencapai pemenuhan semua kebutuhannya tanpa

melalui yang lain. Setiap orang yang masuk ke dalam

organisasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan

orang-orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan tugas

pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Kemampuan

menyesuaikan diri ini sangat penting karena hal tersebut

merupakan sarana tercapainya kerjasama antara karyawan

yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.

b) Prestasi Kerja

Menurut penjelasan Richard M. Steers prestasi kerja yaitu

suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan

sesuai dengan target yang telah ditentukan bahkan ada yang

melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. Lebih

(52)

ini : “secara sederhana umumnya orang percaya bahwa

prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga

faktor penting yaitu :

(1) Kemampuan dan minat seorang pekerja

(2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan

(3) Peranan seorang pekerja dan tingkat motivasi kerja

Untuk mencapai prestasi seperti yang diinginkan maka diperlukan

kerja keras sesuai dengan fungsi peranan di dalam organisasi yang

dimasukinya. Prestasi kerja dapat dirasakan bila seseorang telah

berhasil melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya. Prestasi kerja yang telah dicapai akan

mempengaruhi orang lain untuk dapat melakukan hal yang sama

dengan demikian maka hasil kerja di dalam organisasi pun mungkin

lebih baik. Dari uraian di atas maka dapat disampaikan bahwa prestasi

kerja juga merupakan faktor penting dalam rangka mencapai tujuan

organisasi, karena tanpa adanya prestasi kerja keberhasilan dalam

mencapai tujuan organisasi akan sulit. Hal ini sesuai yang dikemukakan

Richard M. Steers yaitu tanpa prestasi yang baik di semua tingkat

organisasi pencapaian tujuan dan keberhasilan organisasi menjadi suatu

yang sulit.

c) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung

(53)

pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini Richard M. Steers

mengemukakan hal sebagai berikut : Kepuasan kerja adalah

tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau

pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa

mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam

aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menarik kesimpulan

tentang pengertian kepuasan kerja adalah kesesuaian antara

beban kerja dan hasil atau imbalan yang diterima oleh seorang

pekerja dalam suatu organisasi.

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai indikator variabel

Efektifitas Kerja adalah:

1. Prestasi Kerja

2. Kepuasan Kerja

B. Penelitian Sebelumnya

1. Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT. BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Penulis: Hadi Prayitno (2009). Pada penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas

Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan.

Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan sampel

(54)

BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Metode analisis yang

dipergunakan adalah metode analisis defkriptif, metode analisis statistik

yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan

simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian

koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh yang positif dan signifikan pada faktor Spesialisasi Kerja (X1)

terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor

Cabang Syariah Medan. Sedangkan faktor Beban Kerja (X2) sebagai

variabel dominan kedua berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas

Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan.

2. Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan pada bagian Produksi PT. Dupantex Kabupaten Pekalongan. Penulis: Tri Silawati Dewi ( 2005). Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pembagian kerja terhadap Efektivitas Kerja

karyawan bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan dan

(2) untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh Pembagian kerja terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan bagian Produksi PT. DUPANTEX

Kabupaten Pekalongan. Populasi Penelitian meliputi seluruh karyawan

bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan yaitu 1014

orang, Sampel 10% dari populasi. Variabel Penelitian ada 2 yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pembagian Kerja (X) yang terdiri dari Penempatan

(55)

terikatnya adalah Efektivitas Kerja (Y). Data Pembagian Kerja diambil

dengan menggunakan metode angket, sedangkan Efektivitas Kerja

diambil dengan menggunakan dokumentasi data perusahaan dan untuk

kelengkapan data-data menggunakan metode wawancara dan observasi.

Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis

diskriptif persentase dan analisis regresi linier sederhana. Hasil Penelitian

dari analisis regrisi linier sederhana di peroleh persamaan regresi Y =

26,446 + 0,242 X. Hasil analisis varians untuk regresi diperoleh Fhitung

= 6,795 > Ftabel = 3,94. Dengan demikian menunjukan bahwa

Pembagian Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas

Kerja karyawan maka hipoteis peneliti diterima.

Berdasarkan kedua penelitian di atas, menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif pembagian kerja terhadap efektivitas kerja karyawan. Oleh

karena kedua variabel mempunyai hubungan, maka peneliti akan melanjutkan

untuk melakukan penelitian terkait dengan apakah ada perbedaan tingkat

efektivitas kerja karyawan berdasar pada tingkat pendidikan dan spesialisasi

pada bagian produksi. Selain itu, peneliti juga akan mengganti objek variabel

dalam penelitian, yaitu pada PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan,

(56)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Pembagian kerja berisi mengenai serangkaian tugas, wewenang dan

tanggung jawab organisasi/ perusahaan yang terperinci serta pengelompokkan

aktivitas yang sejenis atau memiliki hubungan yang erat dilakukan oleh

karyawan. Dimana variabel pembagian kerja dibagi atas tiga yaitu penempatan

kerja yang berarti setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai

dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab

ketidaktepatan dalam menempatkan posisi karyawan akan menyebabkan

jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal, kedua adalah

beban kerja artinya setiap pegawai karyawan melaksanakan tugas pekerjaan

yang dipercayakan untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh satuan

organisasi atau seorang pegawai tertentu sesuai dengan kemampuan dan

kesanggupan sehingga efektivitas kerja akan berhasil dengan baik. Ketiga

adalah spesialisasi pekerjaan artinya setiap pegawai atau karyawan diadakan

pembagian kerja berdasarkan oleh keahlian dan ketrampilan khusus.

Tenaga kerja atau karyawan adalah merupakan faktor produksi yang

bersifat senantiasa bergerak dan selalu berubah-ubah, mempunyai akal dan

perasaan serta motivasi, jika tenaga kerja sebagai faktor produksi merasa

senang bekerja dengan penuh semangat dan bergairah, maka dapat dipastikan

bahwa tujuan yang telah ditetapkan perusahaan atau organisasi akan semakin

mudah tercapai. Riwayat pekerjaan dalam hal ini adalah pengalaman, dari

seorang karyawan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

(57)

karyawan lebih baik. Kenyataan yang sering terjadi bahwa seseorang yang

belum berpengalaman justru memiliki tingkat kinerja yang lebih baik. Pada

dasarnya semakin lama, tingkat kompetensi semakin tinggi, persaingan antar

karyawan pun semakin ketat. Oleh karena itu, peran pendidikan menjadi

penting sehingga mampu bersaing dalam memasuki dunia organisasi dengan

lebih baik.

Pengalaman akan menjadi lebih optimal jika diimbangi dengan tingkat

pengetahuan yang terus diperbaharui. Jika sebuah perusahaan berkeinginan

untuk berjalan mengikuti perkembangan zaman, maka yang diperhatikan

adalah tingkat pendidikan karyawan. Pendidikan juga bisa disebut sebagai

usaha untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di

dalamnya penguasaan teori untuk memutuskan persoalan-persoalan yang

menyangkut kegiatan pencapaian tujuan perusahaan. Kinerja pegawai sendiri

dapat dijelaskan ke dalam beberapa hal, yaitu kinerja individu yang berfungsi

untuk menilai pekerjaan pegawai pada suatu perusahaan/organisasi yang telah

menetapkan standar kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan periode

waktu.(http://francichandra.wordpress.com)

Oleh karena itu, dalam pembagian kerja, perusahaan perlu

memperhatikan tingkat pendidikan seseorang mengingat hal ini nantinya akan

mempengaruhi keefektivan karyawan. Kinerja pegawai dirasakan semakin

besar peranannya dalam kehidupan organisasi, baik di pemerintahan maupun

(58)

penentu dalam keberhasilan kegiatan yang telah direncanakan yang sekaligus

merupakan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi.

Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi

karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang

mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan

keterbatasan sendiri. Pembagian kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan

seorang karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.

Akibatnya pekerjaan menjadi tidak beres sehingga tidak efektif. Oleh karena

itu, peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi sangat

penting (Hasibuan, 2007:33). Sedangkan efektivitas menurut Argris dalam

Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah keseimbangan atau pendekatan

optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan tenaga

manusia” Jadi konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat sejauh

mana organisasi melaksanakan kegiatan atau fungi-fungsi sehingga tujuan

yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal

alat-alat dan sumber-sumber yang ada (http://repository.usu.ac.id).

Standar ukur yang akan digunakan seperti yang dikemukakan oleh

Richard M Steers (1980: 192). Penelitian ini hanya akan menggunakan 2

indikator efektivitas dari 3 indikator, yaitu prestasi kerja dan kepuasan kerja.

Prestasi kerja menurut Richard M. Steers yaitu suatu penyelesaian tugas

pekerjaan yang sudah dibebankan sesuai dengan target yang telah ditentukan

bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. Prestasi

(59)

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kepuasan

kerja menurut Richard M. Steers adalah tingkat kesenangan yang dirasakan

seseorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas

individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam

aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap

perusahaan harus lebih memperhatikan penyusunan pembagian kerja dalam

perusahaannya sehingga dengan pembagian kerja yang tepat maka para

karyawan dapat bekerja secara efektif dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

Oleh karena pembagian kerja berpengaruh terhadap efektivitas kerja

karyawan, maka secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa ada

perbedaan tingkat efektivitas kerja karyawan berdasarkan pembagian kerja

yaitu penempatan kerja, beban kerja, dan spesialisasi kerja. Hal ini berarti

semakin tepat pembagian kerja dilakukan oleh perusahaan, maka akan

semakin efektif kerja karyawan di dalam perusahaan.

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melaui data yang terkumpul (Suharsimi dalam Dewi, 2005).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada perbedaan tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru

Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul berdasarkan tingkat

(60)

2. Ada perbedaan tingkat efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru

Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul berdasarkan spesialisasi

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian

deskriptif- komparatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2006:11)

merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel atau

lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau dengan menghubungkan

dengan variabel lainnya.” (http://repository.usu.ac.id). Sedangkan penelitian

komparatif menurut Aswarni dalam Arikunto,1998, penelitian komparatif

akan dapat menemukan persamaan- persamaan dan perbedaan- perbedaan

tentang benda- benda, orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu

prosedur kerja (http://digilib.unimus.ac.id)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam

hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan

dengan peneltian yang dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah

Karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel- variabel yang menjadi perhatian pokok

(62)

bagian spesialisasi karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo

Kasihan, Bantul.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April

2011.

2. Lokasi Penelitian ini di Jl. Padokan- Tirtonirmolo- Kasihan- Bantul.

Tromol Pos 49, Yogyakarta 55001

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono dalam Norita, 2004).

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi independen atau variabel bebas adalah

Tingkat pendidikan (X1) dan Pembagian Spesialisasi (X2).

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini yang

(63)

Efektivitas Kerja Karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo

Kasihan, Bantul.

2. Definisi dan Indikator Variabel

a. Definisi Variabel

1) Efektivitas Kerja yaitu suatu ukuran tentang pencapaian suatu

tugas atau tujuan (Schermerhorn, 1998:5).

2) Pendidikan, menurut Prof. Dr. Dedi Supriadi (2001:13),

merupakan salah satu fungsi yang harus dapat dilakukan dengan

sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara terpadu

dengan berbagai institusi yang memang diadakan dengan sengaja

untuk mengembangkan fungsi pendidikan.

3) Spesialisasi, menurut Prof. Dr. Winardi. SE (1990:389)

spesialisasi kerja adalah proses dengan apa macam-macam tugas

pekerjaan diterjemahkan ke dalam suatu pembagian kerja

b. Indikator variabel

1) Efektivitas kerja:

a) Prestasi Kerja: Penyelesaian pekerjaan sesuai target bahkan

lebih.

b) Kepuasan Kerja : Perasaan senang atas peranan/ tugas dalam

organisasi dan mendapat imbalan yang setimpal.

2) Pendidikan:

a) Sekolah Menengah Pertama (SMP): Jenjang pendidikan dasar

(64)

dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh

dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.

b) Sekolah Menengah Atas (SMA): Jenjang pendidikan

menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus

Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah

menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari

kelas 10 sampai kelas 12.

3) Spesialisasi:

a) Penggilingan: Pemisahan nira tebu dengan sabutnya dengan

cara pemerahan dan berusaha menkan kehilangan sukrosa

seminimal mungkin yang terbawa oleh ampas.

b) Ketel (boiler): Pemanasan air sampai suhu menaik dan

berubah fase menjadi uap kering.

c) Listrik: Uap yang dihasilkan dari boiler dipakai

menggerakkan turbin alternator, gilingan, krengseng,

pembakaran belerang, dan pengering gula.

d) Pabrik tengah: Terdiri atas pemurnian ( memisahkan

komponen gula dan bukan gula pada nira), penyaringan (

memisahkan nira kotor dengan kotorannya dari bejana

pengendap menjadi nira tapis), dan penguapan (

menghilangkan sebanyak mungkin air yang terkandung

(65)

e) Pabrik belakang: Terdiri atas masakan ( proses masakan

dengan bahan nira kental dan gula dengan sistem ACD),

pendinginan ( dari hasil masakan diletakkan pada pendingin

sehingga terjadi proses pengkristalan lanjut tanpa timbul

kristal baru), dan putaran ( setelah pendinginan, proses

pemisahan Kristal dengan larutannya menggunakan dryer

centrifugal).

c. Pengukuran Variabel

1) Pada penelitian ini pengukuran variabel dependent, efektivitas

menggunakan skala likert yang dibagi ke dalam 5 golongan, yaitu:

Sangat setuju = 5, berarti efektivitas kerja tinggi

Setuju = 4 Netral= 3

Tidak Setuju = 2

Sangat Tidak Setuju = 1, berarti efektivitas kerja rendah

2) Pengukuran variabel independen menggunakan skala nominal

(kategorisasi):

a) Tingkat pendidikan

SMP= 1

SMA= 2

b)Pembagian Spesialisasi

Penggilingan= 1

Ketel (boiler) = 2

(66)

Pabrik Tengah= 4

Pabrik belakang= 5

E. Definisi Operasional

1. Efektivitas kerja karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo

Kasihan, Bantul adalah pencapaian suatu tugas atau tujuan dalam

perusahaan.

2. Pendidikan karyawan PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan,

Bantul adalah tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh karyawan

yang digolongkan atas tingkat SMP dan SMA.

3. Spesialisasi PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul

diterjemahkan ke dalam suatu pembagian kerja, yang terbagi atas

penggilingan, ketel, listrik, pabrik tengah, dan pabrik belakang.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subyek yang menjadikan penelitian

(Suharsimi, dalam Dewi, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah

karyawan stasiun instalasi PT. Madu Baru Padokan Tirtonirmolo

Kasihan, Bantul sebanyak 95 karyawan.

2. Sampel adalah sebagai bagian dari populasi ( Nugroho Budiyuwono

dalam Norita, 2004). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30

Gambar

Tabel         Judul
Gambar Judul
Tabel III.1
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Zonasi tempat hiburan malam dapat dengan mudah mengawasi dan mengontrol dampak negatif yang ditimbulkan dari penyelenggaraan tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik,

Berdasarkan hal-hal yang melatar belakanginya dari kajian teoretis yang telah diuraikan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah “Jika menggunakan pendekatan komunikatif,

PERHATIAN: Layar monitor yang menayangkan gambar statis yang sama secara terus-menerus bisa menimbulkan tampilan gambar yang seperti terbakar (terlalu terang).* Untuk mencegah

Dan pada phase ini juga konsultan SAP akan melakukan konfigurasi berdasarkan blueprint yang sudah disahkan, Selain itu konsultan mempersiapkan template file excel sebagai

• Dari 2 compartment Melaleuca ini, dalam waktu setahun setelah penglepasan 260 Sycanus (instar ke-4), telah ditangkap kembali 1310 Sycanus dewasa dan dipindahkan ke area

Dan untuk variabel kontrol tingkat pertumbuhan perusahaan yang mempunyai hubungan positif signifikan terhadap volatilitas harga saham, hasil tersebut merupakan hasil

Tanda positif ini memiliki arti bahwa semakin tinggi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Pasir) yang masuk ke pemerintah Kabupaten Magelang maka akan semakin

It focused on two research problems: (1) What kinds of errors do the fourth semester students of ELESP make in forming indirect speech.. and (2) What are the possible causes of