• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kaca lembaran merupakan salah satu produk hasil kimia yang banyak digunakan diseluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama beberapa tahun terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil penelitian The Fredonia Group (2014) yang dilakukan sejak tahun 2011, jumlah permintaan kaca lembaran dunia pada tahun 2014 akan mencapai 8.1 miliar meter persegi dengan nilai permintaan mencapai USD 90 miliar. Permintaan – permintaan tersebut paling banyak diserap oleh negara – negara di kawasan Asia Pasifik yang mencapai hingga 52%, Eropa Barat sebesar 19%, Amerika Utara sebesar 16% dan Negara – negara lain sebesar 13%, peta permintaan kaca dunia dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1: Permintaan Kaca lembaran Dunia

Sumber: The Fredonia Group (2014)

Asia Pasific Western Europe North America Other Regions 52% 16% 19% 13%

(2)

Permintaan kaca lembaran diseluruh dunia dalam jangka panjang meningkat sebesar 7,1% setiap tahunnya. Permintaan tersebut didominasi terutama oleh China yang kemudian disusul oleh Eropa, Amerika Utara, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Jepang, Negara pecahan Uni Soviet dan negara – negara lainnya. Meningkatnya permintaan ini diakibatkan dari pertumbuhan industri sektor konstruksi gedung, sektor otomotif, penggunaan peralatan rumah tangga dan kontainer/wadah dari bahan baku kaca lembaran. Berdasarkan laporan dari Methodology for the free allocation of emission

allowances in the EU ETS, Sector report for the glass industry (2012), sekitar 75% - 85%

dari seluruh kaca lembaran di dunia diserap untuk penggunaan sektor konstruksi gedung dan sisanya sekitar 15% - 25% dari kaca lembaran tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaca otomotif.

Pada sektor konstruksi gedung, kaca lembaran digunakan sebagai bagian dari gedung yang tidak dapat dipisahkan untuk menunjang bangunan gedung tersebut. Pada dasarnya setiap gedung di dunia pasti membutuhkan kaca lembaran sebagai bagian dari gedungnya. Penggunaan kaca lembaran dipilih untuk menghemat penggunaan energi, penggunaan kaca lembaran yang maksimal pada suatu bangunan gedung memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk dan memberikan dampak positif berupa penyeimbangan suhu di dalam ruangan dengan tetap memaksimalkan jumlah cahaya yang masuk, sehingga penggunaan energi untuk mendinginkan dan menerangi ruangan dapat diminimalkan. Pada Negara – negara Eropa, target untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan dari suatu gedung ditargetkan hingga 20% setiap tahunnya, sehingga penggunaan kaca lembaran akan berdampak sangat positif untuk pencapaian target tersebut.

(3)

Selain untuk bangunan gedung, penggunaan kaca lembaran dapat digunakan untuk kebutuhan bahan baku kaca pengaman otomotif. Kaca lembaran yang digunakan sebagai bahan baku kaca pengaman otomotif harus berkualitas tinggi, karena penggunaan kaca lembaran yang berkualitas rendah sangat berisiko terhadap keamanan dan kenyamanan pengemudi serta penumpang yang berada di dalam mobil tersebut. Kaca pengaman otomotif dibagi menjadi 2 jenis, yang pertama adalah kaca lembaran yang diperkeras atau kaca temper (tempered glass), dan yang kedua adalah kaca lembaran yang dilaminasi

(laminated glass). Kedua jenis kaca mobil ini memiliki karakteristik dan fungsi yang

berbeda. Kaca temper adalah kaca lembaran yang dihasilkan melalui proses khusus sehingga apabila terjadi kecelakaan pada mobil yang dikendarai, pengemudi dan penumpang tidak akan mengalami cidera karena pecahan kaca dan memudahkan proses penyelamatan pengemudi dan penumpang didalamnya, karena kaca temper ini tidak akan melukai pengemudi maupun penumpang. Kaca laminasi dibentuk dari 2 buah kaca lembaran dengan kualitas tinggi yang direkatkan menjadi satu dengan menggunakan

polyvinyl butyral (pvb) atau layer yang diletakkan diantara kedua kaca lembaran tersebut

yang berfungsi untuk menahan pecahan kaca sehingga mencegah masuknya benda – benda dari luar dan menahan pengemudi maupun penumpang di dalam kendaraan untuk keluar apabila terjadi kecelakaan.

Di Indonesia setidaknya terdapat 5 produsen kaca lembaran yaitu; PT Asahimas Flat Glass Tbk., PT Muliaglass, PT Tensindo, PT Abadi Rakyat Bhakti dan PT Tossa Sakti. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (2013), total kapasitas produksi dari kelima produsen kaca lembaran tersebut adalah sebesar 1.640.000 ton pertahun.

(4)

Kapasitas produksi masing – masing produsen dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1: Produsen dan Jumlah Produksi Kaca lembaran di Indonesia

No. Produsen Jumlah Kapasitas Produksi Kaca lembaran

(dalam Ton)

1. PT Asahimas Flat Glass Tbk. 570.000

2. PT Muliaglass 590.000

3. Tossa Sakti 230.000

4. PT Tensindo 130.000

5. PT Abadi Rakyat Bhakti 120.000

Sumber: Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (2014)

Industri kaca di dalam negeri mulai diminati investor sejak awal tahun 1970 yang ditandai dengan didirikannya pabrik kaca lembaran pertama yaitu milik PT Asahimas Flat Glass Tbk. Apabila kita melihat produsen – produsen di dalam negeri, maka berikut adalah informasi mengenai produsen – produsen tersebut:

a. PT Asahimas Flat Glass Tbk.

Perusahaan ini didirikan bersama pada tahun 1971 oleh Asahi Glass Company (AGC), yang memiliki teknologi produksi modern dan PT Rodamas yang memiliki jaringan distribusi besar di Indonesia. Perseroan menjalankan kegiatan usaha produksi dan pemasaran kaca, baik kaca lembaran, cermin, maupun kaca otomotif. Khusus untuk kaca lembaran, saat ini Perseroan memiliki 4 buah tungku produksi kaca lembaran yang tersebar di Jakarta (2 tungku) dan di Sidoarjo (2 tungku) dengan total kapasitas produksi mencapai 570.000 ton/tahun.

b. PT Muliaglass

PT Muliaglass merupakan salah satu anak perusahaan Mulia Industrindo. Saat ini Muliaglass juga memproduksi produk kaca pengaman otomotif, glass containers dan

glass block yang dihasilkan dari kaca lembaran. Muliaglass memiliki 3 buah tungku

(5)

c. PT Tossa Shakti

Tidak banyak informasi publik yang tersedia mengenai PT Tossa Shakti, namun demikian berdasarkan informasi yang diperoleh dari data atau laporan Kementerian Perindustrian, dinyatakan bahwa PT Tossa Shakti adalah perusahaan berstatus PMDN yang bergerak di bidang usaha industri kaca lembaran. PT Tossa Shakti memiliki 1 (satu) fasilitas pembakaran dengan kapasitas produksi sebanyak 230.000 ton per tahun.

d. PT Abadi Rakyat Bhakti

PT Abadi Rakyat Bhakti memiliki 1 (satu) buah tunggu pembakaran di daerah Medan, Sumatera Utara. Tungku pembakaran ini memiliki kemampuan untuk memproduksi kaca lembaran sebanyak 120.000 ton setiap tahunnya.

e. PT Tensindo

Perusahaan yang terletak di daerah Semarang ini memiliki 1 (satu) buah fasilitas produksi yang mampu memproduksi kaca lembaran sebanyak 130.000 ton setiap tahunnya.

Berdasarkan pernyataan dari Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) (2012) yang dikutip dari website Kementrian Perindustrian, permintaan kaca lembaran di Indonesia paling banyak diserap oleh sektor industri konstruksi gedung sebesar 70% dari produksi kaca lembaran dan 30% sisanya diserap oleh industri otomotif.

(6)

Sejak tahun 2009, nilai sektor konstruksi gedung meningkat cukup tajam setiap tahunnya, hal ini terjadi karena pulihnya keadaan ekonomi Nasional dari krisis yang melanda di tahun 2008, pertumbuhan sektor konstruksi gedung di Indonesia dapat dilihat dari Grafik 1.1 di bawah ini:

Grafik 1.1: Pertumbuhan Sektor Konstruksi Gedung di Indonesia

(dalam 000.000 rupiah)

Sumber: BPS - Nilai Konstruksi Yang Diselesaikan Menurut Jenis Pekerjaan 2009 - 2013

Dilihat dari Grafik 1.1 di atas, pertumbuhan sektor konstruksi gedung di Indonesia mencapai sekitar 14% – 15% setiap tahunnya. Semakin meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi gedung di Indonesia, diharapkan juga mendorong tingkat pertumbuhan industri kaca lembaran Nasional.

Sektor otomotif

Terus meningkatnya produksi mobil di Indonesia juga turut meningkatkan jumlah permintaan kaca mobil di Indonesia. Sebagai pendukung industri otomotif, industri kaca mobil dipersiapkan untuk dapat memberikan pasokan yang tetap terjaga di Indonesia. Data yang diperoleh dari Gaikindo (2014) menunjukkan bahwa, produksi mobil ditahun

0 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000 2009 2010 2011 2012 2013 261.108.766 320.249.553 376.123.348 440.353.173 504.582.993

(7)

2013 sudah melampaui jumlah satu juta unit mobil atau meningkat 11% dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan di Grafik 1.2 di bawah ini:

Grafik 1.2: Total Produksi Mobil di Indonesia

Sumber: Gaikindo, Statistic Data. Dapat diakses di: www.gaikindo.or.id

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri kaca lembaran dengan sektor konstruksi gedung dan sektor industri otomotif, maka pertumbuhan industri kaca lembaran tertinggal pertumbuhannya, padahal indikasi pertumbuhan industri kaca lembaran dapat dilihat dari kedua sektor industri ini. Oleh karena itu, produsen kaca lembaran Nasional harus memperhatikan kembali strategi yang diambilnya dan memperhatikan aspek – aspek yang terkait baik internal maupun eksternal agar dapat meningkatkan pertumbuhan industri kaca lembaran Nasional. Menurut Kelly dan Booth (2004), kemampuan untuk melakukan perumusan, menerapkan, melakukan evaluasi serta juga melaksanakan mengawasi setiap keputusan strategis perusahaan secara tidak

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 428.000 702.508 837.948 1.086.667 1.208.211 1.298.523

(8)

manajemen, marketing, sumber daya manusia, keuangan, research & development yang berada pada lingkungan internal maupun eksternal perusahaan atau industri tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

PT Asahimas Flat Glass Tbk (selanjutnya disebut sebagai “Perseroan”) yang telah didirikan sejak tahun 1971 mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan dapat selalu bertahan dalam kondisi ekonomi global di mana pada tahun tertentu mengalami krisis. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2014, Perseroan mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan, rata – rata sekitar 8% - 10% setiap tahunnya. Meskipun terjadi penurunan penjualan pada tahun 2009 yang diakibatkan oleh krisis global, tren penjualan bersih perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 1.3 di bawah ini:

Grafik 1.3: Penjualan Bersih Perseroan dari tahun 2008 sampai 2014

Sumber: Laporan Tahunan tahun 2008 sampai dengan 2014

IDR IDR 500.000,00 IDR 1.000.000,00 IDR 1.500.000,00 IDR 2.000.000,00 IDR 2.500.000,00 IDR 3.000.000,00 IDR 3.500.000,00 IDR 4.000.000,00 Penjualan Bersih 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Dalam Juta Rupiah

(9)

Dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan pertumbuhan rata – rata industri kaca lembaran Nasional (AKLP, 2014) yang hanya mencapai 5% pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Perseroan menunjukkan hasil yang cukup baik. Tetapi hasil positif yang ditunjukkan dari nilai penjualan bersih Perseroan tidak dihasilkan dari peningkatan penjualan unit barang jadi kaca lembaran yang telah diproduksi Perseroan. Rata – rata peningkatan penjualan unit barang jadi hanya berkisar 1% hingga 4% setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari Grafik 1.4 di bawah ini:

Grafik 1.4 Penjualan Unit Barang Jadi Perseroan

Sumber: Laporan Tahunan tahun 2008 sampai dengan 2014

Dengan memperhatikan grafik – grafik tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan penjualan bersih yang mencapai hingga 8% - 10% setiap tahunnya dihasilkan dari peningkatan harga jual produk Perseroan dan tidak diimbangi dengan peningkatan volume penjualan unit produk Perseroan yang hanya berkisar rata – rata 4% hingga tahun 2014. Dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, peningkatan penjualan produk kaca lembaran sampai dengan tahun 2014 mencapai hingga rata – rata 8%. Hal ini sangat membahayakan kondisi ekonomi dan posisi Perseroan dalam persaingan di industri kaca lembaran Nasional. Dengan rendahnya penjualan unit produk kaca lembaran Perseroan setiap tahunnya, dapat berpotensi menyebabkan penurunan kondisi

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 *. dalam ton 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(10)

Kemampuan Perseroan dalam melakukan kegiatan penjualan juga dapat dikatakan belum maksimal dikarenakan dari total produksi setiap tahunnya Perseroan hanya mampu melakukan penjualan paling tinggi sekitar 85% dari total barang jadi yang tersedia untuk dijual oleh Perseroan. Berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan dari tahun 2008 hingga 2014, sisa barang jadi yang tidak terjual sehingga menjadi persediaan Perseroan mencapai rata – rata hingga 15% dari total barang jadi Perseroan pada tahun yang sama. Bercermin pada hal – hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Perseroan belum melaksanakan strategi penjualannya produk kaca lembarannya secara maksimal. Untuk itu dibutuhkan analisis lebih rinci mengenai strategi yang diterapkan oleh Perseroan untuk meningkatkan penjualan dan dapat bersaing di pasar kaca lembaran.

Beberapa strategi yang telah dijalankan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Lean Services dengan sistem Kanban

Dengan menggunakan sistem Kanban Perseroan dapat memaksimalkan proses produksi produk, sistem ini cukup efektif untuk mendukung jalannya sistem produksi secara keseluruhan, dan digunakan untuk mengontrol kecepatan produksi.

2. Pemasaran produk kaca lembaran secara manual

Perseroan dalam memasarkan produknya menggunakan katalog atau brosur yang berisi informasi tentang produk – produk kaca lembaran Perseroan. Selain itu, Perseroan juga memberikan kesempatan kepada konsumennya untuk melakukan komunikasi mengenai produk kaca lembaran yang dibutuhkan melalui surat elektronik (e-mail) maupun sambungan melalui telepon.

(11)

3. Menggunakan distributor tunggal untuk mendistribusikan produknya.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, khususnya sektor konstruksi dan sektor rumah tangga, Perseroan fasilitas jalur distribusi tunggal. Distributor tunggal ini bertanggung jawab untuk melakukan distribusi produk kaca lembaran Perseroan ke seluruh agen – agen sebelum akhirnya produk kaca lembaran tersebut dapat dibeli oleh konsumen.

1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka pertanyaan penelitian ini adalah: a. Seberapa ketat persaingan di industri kaca lembaran saat ini? Apakah industri

kaca lembaran masih merupakan industri yang menarik?

b. Apakah strategi yang digunakan Perseroan saat ini masih efektif jika digunakan untuk menghadapi persaingan usaha pada industri kaca lembaran? c. Strategi apakah yang lebih tepat dilakukan oleh Perseroan dalam menghadapi

persaingan bisnis kaca lembaran saat ini?

2. Adapun tujuan dari penelitian yang dibuat adalah sebagai berikut.

a. Memberikan gambaran mengenai kondisi industri kaca lembaran Nasional. b. Mengevaluasi penerapan strategi Perseroan saat ini masih efektif untuk

diterapkan pada persaingan di industri kaca lembaran.

c. Merumuskan strategi yang sesuai untuk meningkatkan daya saing serta pangsa pasar Perseroan pada pasar korporasi di industri kaca lembaran.

(12)

Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan atau bahan pertimbangan untuk pihak manajemen perusahaan dalam menerapkan strategi bersaing dalam pasar kaca lembaran.

1.5 Sistimatika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini dibagi masing – masing bab akan membahas seperti berikut ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, keterangan mengenai objek penelitian, perumusan masalah, batasan studi, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Akan mengulas teori – teori dan praktik – praktik Strategi Bersaing. Termasuk dalam Bab ini adalah kerangka berfikir, pertanyaan penelitian dan rencana penelitian.

BAB III: METODOLOGI DAN PROFIL OBYEK PENELITIAN

Akan membahas tentang metodologi penelitian yang meliputi; data primer dan sekunder, cara memperoleh data, alat analisa data serta profil objek penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil pengambilan data wawancara, pengamatan dan pengolahannya serta pembahasan umum maupun yang spesifik hasil penelitian.

(13)

Dalam Bab ini akan disampaikan kesimpulan penelitian dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian.

Gambar

Gambar 1.1: Permintaan Kaca lembaran Dunia
Grafik 1.1: Pertumbuhan Sektor Konstruksi Gedung di Indonesia
Grafik 1.2: Total Produksi Mobil di Indonesia
Grafik 1.3: Penjualan Bersih Perseroan dari tahun 2008 sampai 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat biasanya mengkonsumsi sayuran dengan cara dimakan segar (mentah), direbus, dibuat kuah, dan ditumis. Beberapa jenis sayuran segar dapat disantap mentah

No Pernyataan tentang kondisi etos kerja Selalu S eriing Jarang Tidak pernah. SL SR J

Penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern pada perusahaan properti dan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dan adanya

Program studi Sistem Informasi telah melaksanakan kegiatan ini yang dilakukan untuk mengenalkan metode pembelajaran berbasis teknologi informasi dengan memanfaatkan Learning

Oleh karena itu dalam banyak hal fungsi sangat penting dalam analisis ekonomi, karena fungsi berguna untuk : (1) menentukan besaran pengaruh variabel bebas

Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa Model Depkimpraswil dapat digunakan dengan lebih mudah karena sebagai masukan hanya berupa jumlah korban sebelum perubahan kecepatan,

- Merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi dan berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan..

dibayarkan langsung ke penyedia layanan kesehatan untuk Anda) jika Anda harus rawat inap di rumah sakit (seluruh dunia) dan untuk klaim rawat jalan jika Anda berkonsultasi dengan para