• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan ke-4 Force Field Conclusion n El intro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pertemuan ke-4 Force Field Conclusion n El intro"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Force Field

Methods

Force Field

Methods

(2)

Advantages and

Limitations

Advantages and

Limitations

 Keunggulan utama dari metode Force Field ada pada

kecepatan perhitungan yang dapat dilakukan yang memungkinkan system yang cukup besar dapat ditangani

 Molekul dengan ukuran beberapa ribu atom dapat

dihitung dan dioptimasi menggunakan metode Force Field

 Hal ini menjadikan metode Force Field sesuai untuk

aplikasi modeling biomolekuler makromolekul seperti protein dan DNA, beberapa perusahaan farmasi

telah menggunakan modeling dengan metode ini

 Keunggulan utama dari metode Force Field ada pada kecepatan perhitungan yang dapat dilakukan yang memungkinkan system yang cukup besar dapat ditangani

 Molekul dengan ukuran beberapa ribu atom dapat dihitung dan dioptimasi menggunakan metode Force Field

 Hal ini menjadikan metode Force Field sesuai untuk aplikasi modeling biomolekuler makromolekul seperti protein dan DNA, beberapa perusahaan farmasi

(3)

Untuk system dengan parameter yang tersedia

cukup baik dimungkinkan melakukan prediksi yang

cukup akurat terhadap geometri dan energi relatif

sejumlah besar molekul dalam waktu yang singkat

Metode ini juga memungkinkan menghitung

halangan (barriers) pada proses inter-konversi

struktur konformasi yang berbeda

Untuk proses ini belum bisa

fully

automated

dan

masih terkendala dengan

lack o

f

good

parameters

Metode Force Field sangat baik untuk memprediksi

sifat-sifat molekul yang informasi tentangnya

sudah banyak tersedia

Untuk molekul yang jarang dijumpai dan sedikit

informasi, metode ini tidak cocok

Untuk system dengan parameter yang tersedia

cukup baik dimungkinkan melakukan prediksi yang

cukup akurat terhadap geometri dan energi relatif

sejumlah besar molekul dalam waktu yang singkat

Metode ini juga memungkinkan menghitung

halangan (barriers) pada proses inter-konversi

struktur konformasi yang berbeda

Untuk proses ini belum bisa

fully

automated

dan

masih terkendala dengan

lack o

f

good

parameters

Metode Force Field sangat baik untuk memprediksi

sifat-sifat molekul yang informasi tentangnya

sudah banyak tersedia

Untuk molekul yang jarang dijumpai dan sedikit

(4)

Hybrid Force Field Electronic

Structure Methods

Hybrid Force Field Electronic

Structure Methods

 Metode Force Field tidak bisa digunakan dalam

system yang melibatkan detail pembentukan/ pemutusan ikatan atau reaksi yang melibatkan transfer elektron

 Untuk kasus seperti ini harus menggunakan metode

struktur elektron a.k.a mekanika kuantum

 Jika system yang dihitung terlalu besar (banyak

elektron) maka ada 2 metode pendekatan yang bisa dipakai

 Sistem tersebut “dipangkas” hingga berukuran cukup

kecil untuk perhitungan elektronik

 Dalam metode ini “unimportant parts of molecule

diganti dengan smaller model groups

 Metode Force Field tidak bisa digunakan dalam system yang melibatkan detail pembentukan/ pemutusan ikatan atau reaksi yang melibatkan transfer elektron

 Untuk kasus seperti ini harus menggunakan metode struktur elektron a.k.a mekanika kuantum

 Jika system yang dihitung terlalu besar (banyak

elektron) maka ada 2 metode pendekatan yang bisa dipakai

 Sistem tersebut “dipangkas” hingga berukuran cukup kecil untuk perhitungan elektronik

(5)
(6)
(7)

 Dalam modeling enzim, biasanya keseluruhan system

dianggap penting agar dapat menggambarkan active size dalam arrangement yang sesuai selain itu

konformasi “backbone” dapat berubah selama reaksi terjadi

 Dalam modeling “solvation”, tidak dimungkinkan

memangkas jumlah molekul solvent tanpa mengganggu akurasi model yang dihitung

 Untuk mengatasi hal diatas dikembangkan metode

hybrid, dimana “active size” dihitung dengan

metode struktur elektron sementara “backbone” dihitung dengan metode Force Field

 Metode struktur elektron yang digunakan bisa berupa:

semi-empiris, ab-initio level rendah atau metode fungsional kerapatan (density functional method)

 Dalam modeling enzim, biasanya keseluruhan system dianggap penting agar dapat menggambarkan active size dalam arrangement yang sesuai selain itu

konformasi “backbone” dapat berubah selama reaksi terjadi

 Dalam modeling “solvation”, tidak dimungkinkan memangkas jumlah molekul solvent tanpa

mengganggu akurasi model yang dihitung

 Untuk mengatasi hal diatas dikembangkan metode hybrid, dimana “active size” dihitung dengan

metode struktur elektron sementara “backbone” dihitung dengan metode Force Field

 Metode struktur elektron yang digunakan bisa berupa: semi-empiris, ab-initio level rendah atau metode

(8)

Secara formal, pemisahan bagian

Quantum

Mechanics

dan bagian

Molecular Mechanics

dilakukan dengan membagi Hamiltonian dan

energi yang dihasilkan menjadi 3 bagian

H

total

=

H

QM

+

H

MM

+

H

QM/MM

E

total

= E

QM

+ E

MM

+ E

QM/MM

Untuk bagian QM atau MM diuraikan sesuai dengan

pendekatan masing-masing

Permasalahan utama ada pada bagian QM/MM

untuk menentukan bagaimana keduanya saling

berinteraksi (

H

QM/MM

)

Secara formal, pemisahan bagian

Quantum

Mechanics

dan bagian

Molecular Mechanics

dilakukan dengan membagi Hamiltonian dan

energi yang dihasilkan menjadi 3 bagian

Htotal

=

HQM

+

HMM

+

HQM/MM

E

total

= E

QM

+ E

MM

+ E

QM/MM

Untuk bagian QM atau MM diuraikan sesuai dengan

pendekatan masing-masing

Permasalahan utama ada pada bagian QM/MM

(9)

3 Level Interaksi

3 Level Interaksi

Mechanical

Embedding

, hanya energi ikatan

dan sterik dari kedua bagian yang diikutkan

dalam perhitungan interaksi yakni: atom QM

memperoleh tambahan gaya yang diturunkan

dari MM framework dan juga sebaliknya,

namun tidak ada interaksi antar electronic

parts of the two regions

Atom QM diberi parameter van der Waals dan

diikutkan dalam ekspresi energi non-bonded

MM seperti diilustrasikan oleh persamaan

potensial Lennard-Jones

Mechanical

Embedding

, hanya energi ikatan

dan sterik dari kedua bagian yang diikutkan

dalam perhitungan interaksi yakni: atom QM

memperoleh tambahan gaya yang diturunkan

dari MM framework dan juga sebaliknya,

namun tidak ada interaksi antar

electronic

parts of the two regions

Atom QM diberi parameter van der Waals dan

diikutkan dalam ekspresi energi non-bonded

MM seperti diilustrasikan oleh persamaan

(10)

Atom QM bisa juga diberi muatan parsial

kemudian interaksi muatan-muatan

antara atom QM dan MM diikutkan dalam

persamaan dengan pendekatan klasik

Pendekatan Mechanical

Embedding

adalah pendekatan yang secara manfaat

kurang memadai karena fungsi

gelombang dari atom QM tidak merespon

terhadap perubahan pada bagian MM

Atom QM bisa juga diberi muatan parsial

kemudian interaksi muatan-muatan

antara atom QM dan MM diikutkan dalam

persamaan dengan pendekatan klasik

Pendekatan Mechanical

Embedding

adalah pendekatan yang secara manfaat

kurang memadai karena fungsi

(11)

Electronic Embedding, Pada pendekatan ini atom

pada bagian MM dimungkinkan mem-polarisasi bagian QM

 Muatan parsial pada atom MM dapat disatukan

pada QM Hamiltonian seperti halnya dengan muatan inti, sehingga atom QM “merasakan”

potensial listrik yang diakibatkan semua atom MM

 Pendekatan electronic embedding

memungkinkan geometri atom MM mempengaruhi bagian QM (fungsi gelombang bagian QM) dan

menjadi berpasangan dengan geomteri MM

Electronic Embedding, Pada pendekatan ini atom

pada bagian MM dimungkinkan mem-polarisasi bagian QM

 Muatan parsial pada atom MM dapat disatukan

pada QM Hamiltonian seperti halnya dengan muatan inti, sehingga atom QM “merasakan”

potensial listrik yang diakibatkan semua atom MM

 Pendekatan electronic embedding

memungkinkan geometri atom MM mempengaruhi bagian QM (fungsi gelombang bagian QM) dan

(12)

Polarizable Embedding

, adalah pendekatan

dengan perbaikan lebih lanjut dengan cara atom

QM juga dapat mem-polarisasi bagian MM

Dengan pendekatan ini medan listrik yang

dihasilkan bagian QM mempengaruhi momen

listrik bagian MM (muatan atom dan dipole)

Pendekatan ini mensyaratkan penggunaan

polarizable force field dan membutuhkan double

iterative procedure agar medan listrik baik dari

bagian QM maupun MM dapat ditentukan secara

self-consistent fashion

Namun cara ini secara substantial

meningkatkan computational cost

Polarizable

Embedding

, adalah pendekatan

dengan perbaikan lebih lanjut dengan cara atom

QM juga dapat mem-polarisasi bagian MM

Dengan pendekatan ini medan listrik yang

dihasilkan bagian QM mempengaruhi momen

listrik bagian MM (muatan atom dan dipole)

Pendekatan ini mensyaratkan penggunaan

polarizable force field

dan membutuhkan

double

iterative procedure

agar medan listrik baik dari

bagian QM maupun MM dapat ditentukan secara

self-consistent fashion

Namun cara ini secara substantial

(13)

Some Commercial Force

Fields

Some Commercial Force

Fields

Dreiding (Mayo et al, 1990). Force field ini

mem-parameterisasi semua tipe atom yang akan

diperkirakan oleh chemist untuk unsur-unsur H, C, N, OP, S, F, Cl, Br dan I.

MM1. Dikenalkan oleh Allinger (1976) yang

menyediakan treatment hanya untuk hidrokarbon, pendekatannya mengabaikan Coulomb terms dan memanfaatkan potensial Lennard-Jones exp-6

MM2 (Improved hydrocarbon force field). MM2

berbeda dengan MM1 dalam hal: (1) dihedral terms extended, (2) bending terms extended dan (3) semua cross terms antara bond stretches and bends were finally dropped.

Dreiding (Mayo et al, 1990). Force field ini mem-parameterisasi semua tipe atom yang akan

diperkirakan oleh chemist untuk unsur-unsur H, C, N, OP, S, F, Cl, Br dan I.

MM1. Dikenalkan oleh Allinger (1976) yang

menyediakan treatment hanya untuk hidrokarbon, pendekatannya mengabaikan Coulomb terms dan memanfaatkan potensial Lennard-Jones exp-6

MM2 (Improved hydrocarbon force field). MM2 berbeda dengan MM1 dalam hal: (1) dihedral terms extended, (2) bending terms extended dan (3) semua

(14)

Amber (assisted model building and energy

refinement). Ini adalah force field untuk simulasi asam nukleat dan protein

OPLS (optimized potentials for liquid

simulations). Seperti halnya Amber, OPLS didisain untuk kalkulasi asam amino dan protein.

Menggunakan parameter 25 residu peptide yang mencakup gugus netral dan gugus ujung bermuatan

Johnson. Johnson force field mengkhususkan pada

model solid-state yang melibatkan unsur murni Fe, W dan V.

Amber (assisted model building and energy

refinement). Ini adalah force field untuk simulasi asam nukleat dan protein

OPLS (optimized potentials for liquid

simulations). Seperti halnya Amber, OPLS didisain untuk kalkulasi asam amino dan protein.

Menggunakan parameter 25 residu peptide yang mencakup gugus netral dan gugus ujung bermuatan

Johnson. Johnson force field mengkhususkan pada

(15)

Electronic

Structure

Methods

Electronic

Structure

Methods

Independent-Particle Models

(16)

Pendahuluan

Pendahuluan

Jika kita ingin menguraikan distribusi elektron

secara detail (dalam atom, molekul atau ikatan)

maka tidak ada pilihan lain kecuali menggunakan

Quantum Mechanics

Elektron adalah partikel yang sangat ringan dan

sifat-sifatnya tidak bisa diuraikan (bahkan sekedar

kualitatif) dengan metode mekanika klasik

Persamaan utama yang harus diselesaikan adalah

persamaan Schrödinger yang bentuk operator

pendek untuk time-independent nya adalah

H

= E

Jika kita ingin menguraikan distribusi elektron

secara detail (dalam atom, molekul atau ikatan)

maka tidak ada pilihan lain kecuali menggunakan

Quantum Mechanics

Elektron adalah partikel yang sangat ringan dan

sifat-sifatnya tidak bisa diuraikan (bahkan sekedar

kualitatif) dengan metode mekanika klasik

Persamaan utama yang harus diselesaikan adalah

persamaan Schrödinger yang bentuk operator

pendek untuk time-independent nya adalah

(17)

Untuk solusi persamaan yang diperoleh tanpa

melibatkan penggunaan data reference, maka

metodenya disebut sebagai ab initio (Latin:

from the beginning)

Namun jika melibatkan pemakaian data

reference/eksperimen maka metodenya

disebut semi empirical models

Bagian yang esensial dalam penyelesaian

persamaan Schrödinger adalah apa yang

dinamakan dengan Born-Oppenheimer

Approximation, dimana berdasarkan

pendekatan ini coupling antara nuclei dan

electronic motion diabaikan

Untuk solusi persamaan yang diperoleh tanpa

melibatkan penggunaan data reference, maka

metodenya disebut sebagai

ab initio

(Latin:

from the beginning)

Namun jika melibatkan pemakaian data

reference/eksperimen maka metodenya

disebut

semi empirical models

Bagian yang esensial dalam penyelesaian

persamaan Schrödinger adalah apa yang

dinamakan dengan

Born-Oppenheimer

Approximation,

dimana berdasarkan

pendekatan ini

coupling

antara

nuclei

dan

(18)

Dengan cara ini maka

electronic part

dapat

diselesaikan dimana posisi inti dianggap

sebagai parameter dan PES (

Potential

energy surface

) yang dihasilkan menjadi

basis untuk menyelesaikan gerak inti

Pendekatan utama metode komputasional

adalah menyelesaikan persamaan

Schrödinger untuk

a given set of nuclear

coordinates

Dengan cara ini maka electronic part dapat

diselesaikan dimana posisi inti dianggap

sebagai parameter dan PES (Potential

energy surface) yang dihasilkan menjadi

basis untuk menyelesaikan gerak inti

Pendekatan utama metode komputasional

adalah menyelesaikan persamaan

(19)

Hartree-Fock n Slater Determinant

Hartree-Fock n Slater Determinant

 Dinamika many-electron system sangatlah kompleks

dan membutuhkan metode komputasional yang rumit

 Penyederhanaan baik secara komputasional maupun

konseptual dilakukan dengan meng-introduce model independent-particles dimana gerak satu elektron dianggap independent terhadap dynamic of all other electrons

 Model independent-particles berarti adanya

pendekatan interaksi antar partikel baik itu

pendekatan dengan mengabaikan semuanya kecuali most important one atau dengan mengambil semua interaksi dalam perhitungan secara average fashion  Dinamika many-electron system sangatlah kompleks

dan membutuhkan metode komputasional yang rumit  Penyederhanaan baik secara komputasional maupun

konseptual dilakukan dengan meng-introduce model

independent-particles dimana gerak satu elektron dianggap independent terhadap dynamic of all other electrons

 Model independent-particles berarti adanya pendekatan interaksi antar partikel baik itu

pendekatan dengan mengabaikan semuanya kecuali

(20)

 Dalam electronic structure theory pendekatan dengan

average fashion ini yang memberikan acceptable accuracy dan dinamakan Hartree-Fock (HF) theory

 Berdasarkan model HF, setiap elektron digambarkan oleh

orbital, dan fungsi gelombang total diberikan sebagai produk orbital-orbital

 Karena elektron adalah indistinguishable fermions

(partikel dengan spin ½) disisi lain fungsi gelombang overall haruslah asymmetric (berubah tandanya pada interchanging dua elektron) hal ini dapat dilakukan

dengan mudah jika orbital-orbital diatur dalam sebuah Slater Determinant

Best set dari orbital-orbital ditentukan melalui variational

principle: orbital-orbital HF memberikan energi terendah dalam batasan fungsi gelombang sebagai Slater

determinant tunggal

 Dalam electronic structure theory pendekatan dengan

average fashion ini yang memberikan acceptable accuracy dan dinamakan Hartree-Fock (HF) theory

 Berdasarkan model HF, setiap elektron digambarkan oleh orbital, dan fungsi gelombang total diberikan sebagai

produk orbital-orbital

 Karena elektron adalah indistinguishable fermions (partikel dengan spin ½) disisi lain fungsi gelombang overall haruslah asymmetric (berubah tandanya pada

interchanging dua elektron) hal ini dapat dilakukan

dengan mudah jika orbital-orbital diatur dalam sebuah

Slater Determinant

Best set dari orbital-orbital ditentukan melalui variational

principle: orbital-orbital HF memberikan energi terendah dalam batasan fungsi gelombang sebagai Slater

(21)

 Bentuk orbital molekul tertentu menjelaskan

probabilitas menemukan elektron

 Bentuk orbital ini telah mencakup gaya tarik ke semua

inti dan tolakan rata-rata terhadap semua elektron lain

 Karena elektron-elektron lainnya digambarkan oleh

orbitalnya masing-masing, persamaan HF bergantung juga pada solusi masing-masing dan karenanya harus diselesaikan secara iteratif

 Model HF bisa dilihat seperti sejenis titik percabangan,

di mana aproksimasi tambahan dapat dimasukkan, ini akan mengarah ke metode semi-empiris, atau dapat juga ditingkatkan dengan menambahkan determinan tambahan, sehingga menghasilkan model yang

mengarah ke solusi eksak dari persamaan Schrödinger untuk elektron

 Bentuk orbital molekul tertentu menjelaskan

probabilitas menemukan elektron

 Bentuk orbital ini telah mencakup gaya tarik ke semua

inti dan tolakan rata-rata terhadap semua elektron lain

 Karena elektron-elektron lainnya digambarkan oleh

orbitalnya masing-masing, persamaan HF bergantung juga pada solusi masing-masing dan karenanya harus diselesaikan secara iteratif

 Model HF bisa dilihat seperti sejenis titik percabangan,

di mana aproksimasi tambahan dapat dimasukkan, ini akan mengarah ke metode semi-empiris, atau dapat juga ditingkatkan dengan menambahkan determinan tambahan, sehingga menghasilkan model yang

(22)

HF Model as A Starting Point

HF Model as A Starting Point

H

=

E

Persamaan

HF

Semi-Empirical

Methods

Convergence

to exact

solution

= Single determinant

Additional

(23)

 Model Semi-empiris diturunkan dari model HF

dengan mengabaikan semua integral yang

melibatkan lebih dari 2 inti dalam konstruksi matrix Fock

 Pendekatan ini akan memberikan hasil yang buruk

terlebih model HF sendiri memiliki akurasi yang

limited

 Keberhasilan metode semi-empiris bergantung

pada perubahan integral tersisa menjadi parameter lalu mem-fitting-nya terhadap data eksperimen

terutama energi molekuler dan geometri

 Dengan cara ini diperoleh metode komputasi yang

lebih efisien dibanding metode HF ab initio

walaupun dibatasi oelh parameters exist

 Model Semi-empiris diturunkan dari model HF

dengan mengabaikan semua integral yang

melibatkan lebih dari 2 inti dalam konstruksi matrix Fock

 Pendekatan ini akan memberikan hasil yang buruk

terlebih model HF sendiri memiliki akurasi yang

limited

 Keberhasilan metode semi-empiris bergantung

pada perubahan integral tersisa menjadi parameter lalu mem-fitting-nya terhadap data eksperimen

terutama energi molekuler dan geometri

 Dengan cara ini diperoleh metode komputasi yang

lebih efisien dibanding metode HF ab initio

(24)

 Teori HF hanya menghitung interaksi

elektron-elektron secara average, dan karenanya mengabaikan korelasi antar elektron

 Metode yang mencakup korelasi elektron

memerlukan fungsi gelombang multi-determinant sementara HF adalah fungsi gelombang

determinant tunggal

 Metode multi-determinant secara komputasi jauh

lebih intens daripada model HF, tetapi dapat

memberikan hasil yang secara sistematis mendekati solusi yang exact dari persamaan Schrödinger

 Teori HF hanya menghitung interaksi

elektron-elektron secara average, dan karenanya mengabaikan korelasi antar elektron

 Metode yang mencakup korelasi elektron

memerlukan fungsi gelombang multi-determinant sementara HF adalah fungsi gelombang

determinant tunggal

 Metode multi-determinant secara komputasi jauh

lebih intens daripada model HF, tetapi dapat

(25)

Atomic Orbitals

Atomic Orbitals

 Solusi persamaan Schrödinger

untuk satu elektron (atom Hidrogen) dikenal dengan istilah orbital

 Jika kita selesaikan lebih lanjut,

energi untuk orbital ini, secara eksperimen ditemukan bahwa ada tingkat energi n = 1, n = 2, n = 3 dst.

 Gambar disamping

memperlihatkan sebuah

elektron dalam orbital 1s (n = 1 dan l = 1)

 Area dimana titik are closer

together adalah posisi dimana elektron more likely to be

found

 Solusi persamaan Schrödinger untuk satu elektron (atom

Hidrogen) dikenal dengan istilah orbital

 Jika kita selesaikan lebih lanjut, energi untuk orbital ini, secara eksperimen ditemukan bahwa ada tingkat energi n = 1, n = 2, n = 3 dst.

 Gambar disamping

memperlihatkan sebuah

elektron dalam orbital 1s (n = 1 dan l = 1)

 Area dimana titik are closer

together adalah posisi dimana elektron more likely to be

(26)

 Elektron ini memiliki distribusi speris dalam ruang yang

berarti dapat ditemukan secara equal in any direction

 Namun distribusi elektron ini bervariasi sesuai jarak dari

inti

 Elektron lebih suka berada dekat dengan inti dibanding

jauh jaraknya

 Elektron ini memiliki distribusi speris dalam ruang yang

berarti dapat ditemukan secara equal in any direction

 Namun distribusi elektron ini bervariasi sesuai jarak dari

inti

 Elektron lebih suka berada dekat dengan inti dibanding

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Rini Kurniasih. Pengembangan Bahan Ajar dengan Edmodo untuk Meningkatkan Level Berpikir Probabilistik Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta. Imam Sujadi, M.Si., Kopembimbing:

Dengan mengamati gambar beberapa pilihan contoh perilaku di rumah yang sesuai dengan sila kedua, siswa dapat menunjukkan contoh perilaku di rumah yang sesuai dengan sila kedua

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

Perubahan kecerahaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya hidrolisis protein dan diduga karena film yang terkontaminasi dengan adanya bahan nugget itu sendiri

Setelah melihat ibunya mengambil kain untuk mengeringkan lantai dengan cara menyeret kakinya yang dialasi dengan kain untuk mengeringkan lantai, Afif pun

STUDI TENTANG MINTA TERHADAP PROFESI GURU GEOGRAFI PADA MAHASISWA DEPARTEMEN GEOGRAFI FPIPS UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu