• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi yang ideal dan makanan bayi yang paling aman selama 4-6 bulan pertama kehidupan. ASI mengandung bahan-bahan anti infeksi yang melindungi bayi terhadap diare bawaan makanan dan paparan dari patogen bawaan makanan. ASI merupakan nutrisi yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaik pada bayi usia 0-6 bulan ketika masa lompatan pertumbuhan otak (Adriani & Wirjatmadi, 2014).

Kriteria menyusui ekslusif ditegakkan jika anak umur 0-6 bulan hanya diberi ASI saja pada 24 jam terakhir dan tidak diberi makanan prelakteal. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi, sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui merangsang kontraksi uterus, sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran. UNICEF dan WHO telah membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Hasil pemantauan ASI eksklusif di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 yang dilakukan pada sasaran yang berusia 0-6 bulan yang diberi

(2)

ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat dan mineral, berdasarkan recall 24 jam, menunjukkan dari 8.505 bayi yang ada sebanyak 5.987 bayi (70,4%) yang memperoleh ASI eksklusif. Cakupan bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2012 di Kabupaten Sleman masih di bawah target yang harus dicapai sebesar 80% (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2013).

Praktik pemberian ASI oleh ibu menyusui dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah pendidikan ibu (Dubois & Girard, 2003), pekerjaan ibu (Khanal et al., 2014; Rokhanawati, 2009), usia ibu (Dubois & Girard, 2003), dukungan sosial (Rokhanawati, 2009), dukungan petugas kesehatan (Rokhanawati, 2009), dan penggunaan dot/kempeng (Suparmi & Saptarini, 2014). Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 0-3 bulan dan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan (Dubois & Girard, 2003). Pekerjaan ibu berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif (Khanal et al., 2014; Rokhanawati, 2009). Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan, tetapi usia ibu lebih penting dalam mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan (Dubois & Girard, 2003). Dukungan sosial suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (Rokhanawati, 2009). Dukungan petugas kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (Rokhanawati, 2009). Kebanyakan data menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan kesehatan yang baik dan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan penggunaan pelayanan kesehatan (Meer & Rosen, 2002). Kesuksesan menyusui merupakan keterampilan yang perlu diajarkan. Supaya ibu berhasil menyusui, maka perlu dilakukan berbagai kegiatan saat antenatal, intranatal, postnatal di tempat pelayanan kesehatan (Prawirohardjo, 2010). Penggunaan dot/kempeng merupakan determinan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan anak yang tidak

(3)

menggunakan botol dengan dot/kempeng memiliki kemungkinan 15,03 kali lebih besar untuk memperoleh ASI eksklusif (Suparmi & Saptarini, 2014).

Penelitian ini hanya meneliti hubungan antara usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif karena penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga analisis data dilakukan terbatas pada variabel yang tersedia. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II, perlu diadakan penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara usia ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

2. Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

3. Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

4. Apakah ada hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

(4)

5. Apakah ada hubungan antara penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

6. Apakahfaktor paling dominan yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

b. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II. c. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan

pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

d. Untuk mengetahui hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

e. Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan botol/dot/kempengan dengan pemberian ASI eksklusif dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

(5)

f. Untuk mengetahui faktor paling dominan yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan kesehatan terkait dengan ASI eksklusif dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program promosi kesehatan yang efektif terkait dengan ASI eksklusif. 2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi infomasi mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY.

3. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan air susu ibu eksklusif.

4. Bagi peneliti, meningkatkan pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam penelitian ilmiah.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang sudah ada tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu di antaranya:

1. Pertiwi (2012) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang. Hasil penelitian Pertiwi (2012) di antaranya menunjukkan bahwa sebanyak 91,5% ibu (97 orang) memberikan ASI pada bayinya, tetapi hanya 31,3% ibu (33 orang) yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Ibu yang berusia di bawah 30 tahun lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya daripada ibu yang berusia di atas usia 30 tahun. Tingkat pendidikan ibu sebagian besar menengah dan cakupan ASI eksklusif masih rendah. Sebagian besar ibu tidak bekerja tetapi angka pemberian ASI masih rendah.

(6)

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif. Perbedaannya adalah Pertiwi meneliti di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang, menggunakan studi deskriptif sederhana, dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY, menggunakan studi cross-sectional, dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY.

2. Pertiwi et al. (2012) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu dengan Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor. Hasil penelitian Pertiwi et al. (2012) di antaranya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menunjukkan posisi, frekuensi, durasi, dan status nutrisi yang baik selama menyusui. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas pemberian air susu ibu. Perbedaannya adalah Pertiwi et al. meneliti di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor dengan menggunakan studi deskriptif dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY dengan menggunakan studi cross-sectional dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY.

3. Mardiah et al. (2015) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 7-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini Sawah Makassar. Hasil penelitian Mardiah et al. (2015) di antaranya menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif, ada hubungan antara iklan susu formula dengan pemberian air susu ibu eksklusif, dan ada hubungan antara estetika bentuk tubuh dengan pemberian air susu ibu eksklusif. Persamaan dengan penelitian

(7)

yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif dan menggunakan studi cross-sectional. Perbedaannya adalah Mardiah et al. meneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Maccini Sawah Makassar dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7-11 bulan, sedangkan penelitian yang dilakukan ini di Kabupaten Sleman DIY dan subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai anak usia 7 bulan sampai < 24 bulan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sleman DIY.

Dengan demikian, kebaruan penelitian yang dilakukan ini adalah membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu eksklusif di Kabupaten Sleman DIY berdasarkan hasil HDSS Sleman Siklus I dan II, khususnya kebaruan membahas hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan ibu dengan pemberian air susu ibu eksklusif.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan berupa suatu sistem informasi pendaftaran siswa baru dan pembagian kelas berbasis client / server yang dapat mengolah

Dapat mengubah sistem proyeksi peta ke berbagai sistem proyeksi lain dengan data yang berbeda dan menampilkannya di layar tampilan ataupun digunakan pada saat

Untuk membuktikan bahwa setiap objek diletakkan pada layer-layer yang terpisah, munculkanlah jendela Layers dengan mengklik menu Window &gt; Layers sampai Anda melihat

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai2. Bercerita pendek yang berisi

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu