• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

Oleh:

Kelompok : 1A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

2014

(2)

Pokok bahasan : Mobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria Sub pokok bahasan :

1. Pengertian Mobilisasi dini 2. Tujuan Mobilisasi dini

3. Manfaat Mobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria 4. Tahap-tahap Mobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria 5. Dampak Imobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria Sasaran : Pasien dan keluarga post op

Waktu : 25 menit

Hari/tanggal :

Tempat : Ruang Cempaka (Nifas) RSUD Ulin Banjarmasin

A. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Pasien dan keluarga post op dapat memahami dan bisa melakukan mobilisasi dini

B. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit, diharapkan Pasien dan keluarga post op dapat:

1. Menjelaskan pengertian Mobilisasi dini 2. Menjelaskan tujuan Mobilisasi dini

3. Menjelaskan manfaat Mobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria 4. Menjelaskan tahap-tahap Mobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria 5. Menjelaskan dampak Imobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian mobilisasi dini 2. Tujuan mobilisasi dini

3. Manfaat mobilisasi dini pada ibu post op sectio caesaria 4. Tahap-tahap mobilisasi dini pada ibu post op sectio caesaria 5. Dampak imobilisasi dini pada ibu post op sectio caesaria

D. Metode

Metode : Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

E. Media

(3)

F. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Pelaksana 1. 3 menit Pembukaan:

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok

3. Menyampaikan kontrak waktu 4. Menyebutkan materi yang akan

Disampaikan

5. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan

1. Menajawab Salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan Moderator 2. 25 menit Pelaksanaan: 1. Apersepsi materi 2. Menjelaskan:

a. Menjelaskan pengertian Mobilisasi dini

b. Menjelaskan tujuan Mobilisasi dini c. Menjelaskan manfaat Mobilisasi dini

pada Ibu Post Op Sectio Caesaria d. Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi

dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria

e. Menjelaskan dampak imobilisasi dini pada Ibu Post Op Sectio Caesaria 3. Memberikan kesempatan kepada

audience untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti

1. Mendengarkan dan menjawab 2. Memperhatikan 3. Bertanya Tim Penyaji 3. 5 menit Evaluasi:

Menanyakan kembali kepada audience mengenai materi yang telah diberikan

Menjawab Moderator

4. 3 menit Terminasi:

1. Mengucapkan terima kasih atas peran serta audience

2. Mengucapkan salam penutup

1. Memperhatikan

2. Menjawab salam

Moderator

G. Evaluasi

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan mobilisasi dini? 2. Sebutkan tujuan dari melakukan mobilisasi dini?

3. Jelaskan manfaat mobilisasi dini pada ibu post op sectio caesaria?

(4)

5. Jelaskan dampak tidak Imobilisasi dini pada ibu post op sectio caesaria? Jawaban:

1. Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis

2. Tujuan dari melakukan mobilisasi dini: a. Mempertahankan fungsi tubuh b. Memperlancar peredaran darah

c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik d. Mempertahankan tonus otot

e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine

f. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian

g. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi 3. Manfaat:

a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation

b. Dengan bergerak, otot – otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula

c. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat

d. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

4. Tahap-tahap mobilisasi dini:

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :

a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan

(5)

c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

Menurut Beyer, 1997

a. Tahap I : mobilisasi atau gerakan awal : nafas dalam dan batuk, ekstremitas b. Tahap II : mobilisasi atau gerak berputar

c. Tahap III : mobilisasi atau gerakan duduk tegak

d. Tahap IV : mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr) e. Tahap V : mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan (2x/hr) f. Tahap VI : mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur

g. Tahap VII : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur. 5. Dampak:

a. Atelektasis b. Pneumonia

c. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK) d. Distensi lambung

H. Pengorganisasian

1. Moderator : Mengatur jalannya diskusi 2. Tim penyaji : Menyajikan materi

3. Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan waktu, ketepatan masing-masing peran

(6)

MATERI

Mobilisasi Dini

A. Definisi Mobilisasi Dini

Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2005).

Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).

Salah satu perawatan ibu nifas adalah mobilisasi dini. Pada masa nifas dini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu nifas bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. (Saleha, 2009 : 72).

Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin untuk membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Mobilisasi dini dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan – jalan ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari.(Sulistyawati, 2009 : 101).

Keuntungan dari mobilisasi dini

1. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat 2. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3. Memungkinkan kita mengajarkan ibu merawat anaknya selama ibu masih di Rumah Sakit. misalnya memandikan, mengganti pakaian dan memberi makanan.

4. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomi ). Mobilisasi dini tidak mempunyai pengaruh buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka

(7)

episiotomi atau luka di perut serta tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retrotexto uteri. ( Saleha, 2009 : 72 )

Indikasi melakukan mobilisasi dini

Pada persalinan normal dan keadaan ibu nifas normal tanpa komplikasi. ( Bahiyatun, 2009 : 76 )

Kontra indikasi melakukan mobilisasi dini. Tidak dibenarkan pada ibu nifas dengan penyulit, misalnya: anemia, penyakit jantung, penyakit paru–paru, demam, dan sebagainya. ( Saleha, 2009 : 72 )

B. Tujuan Mobilisasi Dini

1. Mempertahankan fungsi tubuh 2. Memperlancar peredaran darah

3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik 4. Mempertahankan tonus otot

5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine

6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.

C. Macam-macam Mobilisasi

Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Mobilisasi penuh

Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh.

2. Mobilisasi sebagian

Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen.

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000).

1. Gaya hidup

2. Proses penyakit atau trauma 3. Kebudayaan

4. Tingkat energi

5. Usia dan tingkat perkembangannya

E. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu 1. Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien

2. Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.

(8)

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.

F. Manfaat Mobilisasi Dini

Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah : 1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2. Dengan bergerak, otot – otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

3. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat

4. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

G. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi

1. Penyembuhan luka menjadi lama 2. Menambah rasa sakit

3. Badan menjadi pegal dan kaku 4. Kulit menjadi lecet dan luka

5. Memperlama perawatan dirumah sakit

H. Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :

a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan

mencegah trombosis dan trombo emboli

c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

Menurut Beyer, 1997

(9)

b. Tahap II : mobilisasi atau gerak berputar c. Tahap III : mobilisasi atau gerakan duduk tegak

d. Tahap IV : mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr) e. Tahap V : mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan (2x/hr) f. Tahap VI : mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur

g. Tahap VII : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur.

I. Dampak imobilisasi :

1. Atelektasis 2. Pneumonia

3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK). 4. Distensi lambung

(10)

KESIMPULAN

...

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth. 2005. Keperawatan Medical Bedah Vol 1.Jakarta:EGC

Beyer, Dudes. 2000 . The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston.

(11)

LAMPIRAN

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikologi Indonesia , (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.. بيرع سوماق - يسينكدناك يسينكدنا – سوماقب ؿكؤم بيرع بيرع – .ويلام

Sedangkan tujuannya adalah untuk menganalisis aspek-aspek lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan

several patients with erosive gastritis, pre-ulcer and ulcer lesions, gene e [ pressions of either cagA or even vacA was not found. In this study, cagA or even vacA gene could

2 Dosen Fiqh Siyasah (Politik Hukum Islam) pada Fakultas Syari’ah dan Hukum ,Universitas Islam Negeri (UIN) ,Sunan Gunung Djati Bandung.. Islam akan menjadikan negeri itu bisa

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

Latihan soal dan simulasi analisa rangkaian Pelipat tegangan, Gerbang Logika [BT+BM:(1+1)x3x(2x60”)]  Penyearah setengah gelombang  Penyearah gelombang penuh 

Jika Anda diberi pertanyaan ini dari awal wawancara, sebaiknya Anda mengelaknya dengan mengatakan Anda ingin tahu seberapa banyak tanggung jawab yang akan Anda pegang di

Menurut Marpaung (2011), pendekatan matematika realistik dapat memperbaiki dan meningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia. Secara umum permasalahan di