• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN (UHN) MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN (UHN) MEDAN"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN (UHN)

MEDAN

Jl. Sutomo Nomor: 4A Medan, Kode Pos 20234 Medan Timur. Telepon: (061) 4522922;4522831, Faks : 4571426;

Alamat URL:http://akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan/

Email:jurnalsuluhpendidikanuhn@gmail.com

ISSN: 2356-2595

Volume: 2

Edisi : 2

Bln/Thn: September 2015

DAFTAR ISI

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Menggunakan Visual Basic.

Efron Manik(1), Simon Panjaitan(2). 77-89

Penggunaan Psikologi Dalam Pendidikan Agama Kristen (Using Psychology In Christian Education)

Juliver Lumbantobing 90-106

Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Koneksi Matematis Siswa SMP Pencawan Medan.

Arisan Candra Nainggolan 107-118

Pengaruh Pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa di SMP Negeri 2 Mardingding.

Ribka Kariani

119-131

An Error Analysis Of Sixth Semester English Department Students Of HKBP Nommensen University In Changing Active Voice Into Passive Voice

Nurhayati Sitorus1, Maria O. C. Sianipar2 132-142

Model Pembelajaran Team Games Tournament Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP-UHN T.A 2013/2014.

Linda Septi Yanti Sianipar 143-154

Model Pembelajaran Arias Dengan Berbasis Konsep Dasar Fisika Dalam Mata Kuliah Listrik Dan Magnet di FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015

Parlindungan Sitorus 155-169

Metode Pembelajaran John Dewey Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa

Adi Suarman Situmorang 170-183

Pengembangan Bahan Ajar Kalkulus Dengan Memanfaatkan Microsoft Mathematics

Hebron Pardede 184-189

Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Dengan Menekankan Aspeke Analogi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Di Prodi Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan

Friska B. Siahaan

(2)

JURNAL SULUH PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Jl. Sutomo Nomor: 4A Medan, Kode Pos 20234. Telepon: (061) 4522922;4522831, Faks : 4571426; Email:jurnalsuluhpendidikanuhn@gmail.com

Jurnal Suluh Pendidikan ISSN: 2356-2595

Pembina

Prof. Dr. Belferik Manullang Prof. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D

Ketua Dewan Editor Dr. Dearlina Sinaga, M.Pd. Dr. Binur Panjaitan, M.Pd. Sekretaris Dewan Editor Dr. Binur Panjaitan, M.Pd.

Dewan Editor Dr. Hotman Simbolon, MS Dr. Tagor Pangaribuan, M.Pd. Drs. Juliper Nainggolan, M.Si.

Drs. Efron Manik, M.Si. Dra. Friska B. Siahaan, M.Pd. Drs. Sahlan Tampubolon, M.Hum

Drs. Simon Panjaitan, M.Pd. Hebron Pardede, S.Si., M.Si.

Editor Teknik

Adi Suarman Situmorang, M.Pd. Parlindungan Sitorus, S.Si., M.Si.

Alamat Redaksi Tata Usaha: Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas HKBP Nommensen Lantai II

Jl. Jl. Sutomo Nomor: 4A Medan, Kode Pos 20221 Medan Timur. Telepon: (061) 522922;4522831 , Faks : 4571426

Alamat URL: http://akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JurnalSuluhPendidikan Email: jurnalsuluhpendidikanuhn@gmail.com

Jurnal Suluh Pendidikan ini merupakan jurnal penelitian yang berisikan tulisan tentang pendidikan atau proses belajar mengajar. Jurnal Suluh Pendidikan terbit sebanyak dua kali dalam kurun waktu satu tahun yaitu setiap bulan Maret dan bulan September dengan jumlah minimal muatan tulisan sebanyak Sepuluh setiap kali terbit.

Penyunting menerima sumbangan artikel yang belum pernah dipublikasikan dalam media lain. Naskah di atas kertas HVS A4 dengan spasi 1½ dengan maksimum tulisan 17 halaman, dengan format seperti tercantum dalam halaman kulit belakang.

(3)

JURNAL SULUH PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Jl. Sutomo Nomor: 4A Medan, Kode Pos 20234. Telepon: (061) 4522922;4522831, Faks : 4571426; Email:jurnalsuluhpendidikanuhn@gmail.com

Jurnal Suluh Pendidikan

Volume: (2), Edisi: (2), Bln/Thn: September 2015

DAFTAR ISI

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Menggunakan Visual Basic.

Efron Manik(1), Simon Panjaitan(2). 77-89

Penggunaan Psikologi Dalam Pendidikan Agama Kristen (Using Psychology In Christian Education)

Juliver Lumbantobing 90-106

Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Koneksi Matematis Siswa SMP Pencawan Medan.

Arisan Candra Nainggolan 107-118

Pengaruh Pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa di SMP Negeri 2 Mardingding.

Ribka Kariani 119-131

An Error Analysis Of Sixth Semester English Department Students Of HKBP Nommensen University In Changing Active Voice Into Passive Voice

Nurhayati Sitorus1, Maria O. C. Sianipar2 132-142

Model Pembelajaran Team Games Tournament Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP-UHN T.A 2013/2014.

Linda Septi Yanti Sianipar

143-154 Model Pembelajaran Arias Dengan Berbasis Konsep Dasar Fisika Dalam Mata Kuliah

Listrik Dan Magnet di FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun Ajaran 2014/ 2015

Parlindungan Sitorus

155-169

Metode Pembelajaran John Dewey Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa

Adi Suarman Situmorang 170-183

Pengembangan Bahan Ajar Kalkulus Dengan Memanfaatkan Microsoft Mathematics

Hebron Pardede 184-189

Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Dengan Menekankan Aspeke Analogi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Di Prodi Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan

Friska B. Siahaan

(4)

JURNAL SULUH PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Jl. Sutomo Nomor: 4A Medan, Kode Pos 20234. Telepon: (061) 4522922;4522831, Faks : 4571426; Email:jurnalsuluhpendidikanuhn@gmail.com

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena kasih dan RahmatNya sajalah Jurnal Suluh Pendidikan FKIP Universitas HKBP Nommensen ini dapat terbit untuk Volume 2, Edisi 2, September 2015. Tulisan yang dimuat dalam jurnal ini difokuskan pada bidang pendidikan baik itu pengembangan dan desain model pembelajaran, inovasi metode pembelajaran, inovasi media pembelajaran, inovasi teknik, dan pengembangan pendekatan pembelajaran.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Saudara yang telah mengirimkan tulisannya untuk dimuat dalam jurnal Suluh Pendidikan FKIP Universitas HKBP Nommensen ini dan minta maaf bagi Saudara yang tulisannya ditolak maupun yang masih menunggu antrian untuk dimuat dalam jurnal ini. Demi kesempurnaan jurnal ini dan untuk pengembangan kualitas tulisan dan terbitan serta menjalin komunikasi dalam pertukaran informasi ilmiah, dengan senang hati kami bersedia menerima masukan yang membangun dari saudara serta bersedia menerima tulisan Saudara untuk terbitan selanjunya.

Akhir kata, kami berharap semoga tulisan-tulisan yang dimuat pada edisi ini bermanfaat bagi setiap pihak yang membacanya.

(5)

Efron Manik JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Halaman 77-89

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

Efron Manik(1), Simon Panjaitan(2).

Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen E-mail: efmanik@gmail.com

ABSTRACT

At this time, media interactive learning can be made easily. We can make it fast, using the Visual Basic programming language. We can make the code of the program in an interactive media that is able to set the computer response in accordance with the request of students. So the computer will work according to the wishes of students who use it. The purpose of this research is to make good interactive learning media on the topic of determining the roots of quadratic equations and drawing graphs of quadratic functions in class X SMA with Visual Basic computer language. Users can learn on their own, and practice alone with the problems as he wishes. The media received a positive response from 53 respondents. Results of the assessment Respondents pass the minimum threshold criteria for the success of research. Interactive media made in this study will provide benefits to improve student achievement high school class X.

Kata Kunci : Media Interaktif, Persamaan dan Funsi Kuadrat, Visual Basic.

PENDAHULUAN

Pada awal Desember 2013 sebuah organisasi dalam naungan Organization

Economic Cooperation and Development

(OECD) yang bernama Program for International Student Assessment (PISA)

telah mengadakan sebuah survei mengenai sistim pendidikan dan kemampuan dari siswa sekolah. PISA ini telah mengadakan survei sejak tahun 2000 lalu. Survei diadakan tiap 3 tahun sekali. Dalam pesannya Andreas Schleicher (pimpinan

OESD) mengatakan pendidikan hari ini akan menentukan ekonomi dimasa depan.

Peringkat siswa Indonesia berada posisi 64 dari 65 negara (Pebrialdi, 2013). Indonesia hanya lebih baik dari negara Peru yang menempati posisi paling buncit dalam survei ini. Indonesia mendapatkan nilai 375 untuk matematika, untuk membaca Indonesia mendapatkan nilai 396, dan pembuatan karya ilmiah, Indonesia dapat nilai 382. Indonesia berada pada dasar jurang dalam survei ini. Kita tidak usah terlalu bermimpi membandingkan dunia pendidikan kita dengan negara tetangga

(6)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Singapura yang memang jauh diatas kita. Dengan negara Vietnam saja yang baru bangkit membangun negaranya kita masih kalah jauh. Vietnam berada pada peringkat 7 untuk ilmiah dengan nilai 528. Dunia pendidikan kita ini selalu dihinggapi berbagai masalah pelik, terutama di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pantauan. Mulai dari kurangnya jumlah guru, mutu pendidikan, kwalitas guru, alat perlengkapan sekolah termasuk media pembelajaran yang jauh dari memadai, serta kondisi sekolah yang sudah tidak layak untuk digunakan. Banyaknya kendala yang belum diatasi oleh dunia pendidikan kita berpengaruh pada hasil dari pendidikan itu sendiri.

Para ahli psikologi pendidikan mengemukakan bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Berdasarkan hal itu maka tugas guru bukan memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan media pembelajaran dan situasi

yang memotivasi anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.

Matematika sebenarnya adalah pelajaran yang mudah dipelajari jika siswa mempelajari contoh-contoh yang disajikan dengan tekun dan mau mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan dengan teliti. Jika siswa mengerjakan banyak soal-soal latihan maka pengertian dan rumus yang dibutuhkan pada pokok bahasan tersebut sudah langsung diingat tanpa perlu dihafal oleh siswa. Seandainya siswa boleh menuliskan soal yang ada dipikirannya dan setelah itu dia langsung mendapatkan penyelesaian dari soal tersebut maka siswa yang bersangkutan akan lebih menikmati proses pembelajaran. Siswa akan lebih berhasil jika yang menyelesaikan soal tersebut adalah suatu media interaktif (bukan gurunya atau temannya). Karena siswa akan berani menanyakan soal apapun tanpa rasa takut dan malu.

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan menyalurkan setiap pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar mengajar.

(7)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran (Daryanto, 2012: 6).

Media dapat membantu siswa untuk belajar mandiri tanpa kehadiran guru disampingnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kita dapat melihat dari uraian di muka bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan seperti siswa atau pelajar (Arsyad, 2011: 10). Lebih lanjut Arsyad (2011: 10) menyatakan bahwa Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Dari pernyataan tersebut maka disimpulkan bahwa sebagai

penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi lebih teliti, jelas, dan menarik (Arsyad, 2011: 10). Fungsi tersebut dapat dilaksanakannya dengan baik walau tanpa kehadiran guru secara fisik.

Media dengan bermacam-macam wujud kadang disebut multimedia. Multimedia merupakan media gabungan dari beberapa media visual, suara, dan lain-lain. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif (Daryanto, 2012: 53). Lebih lanjut dikatakan bahwa Multi media linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini ini berjalan sekunsial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game (Daryanto, 2012: 53)

(8)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Salah satu keunggulan multimedia interaktif adalah menolong siswa mampu belajar sendiri tanpa bantuan orang lain. Proses pengembangan multimedia interaktif perlu dilakukan mengingat terdapat beberapa keunggulan dari media ini, dibandingkan dengan media lainya, antara lain: (1) daya coba tinggi dan latihan, (2) menumbuhkan kreativitas mahasiswa, (3) visualisasi informasi/ proses yang bersifat abstrak (tidak kasat mata), (4) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (5) ada stimulus-respon, (6) meningkatkan motivasi belajar peserta diklat, (7) visualisasi relevan dengan materi, (8) perbandingan teks, visual (grafis, video/ film, animasi) dan audio, dan (9) kesamaan modul multimedia interaktif (Susilana, 2009, 130). Dalam hal pembuatan media interaktif komputer perlu direncanakan dengan cermat supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Susilana (2009: 132) mengatakan “Pengembangan media interaktif berbasis komputer dapat ditempuh dengan langkah-langkah yaitu: (1) pembuatan garis-garis besar program media (GBPM), (2) Pembuatan Flowchart, (3) pembuatan storyboard, (4) pengumpulan bahan-bahan yang dibutuhkan, (5) pemprograman, dan (6) finising.”

Lankah-langkah ini perlu dipedomani supaya menghasilkan media yang baik terdiri dari Tahapan perencanaan perlu dibuat sebaik mungkin dan media tersebut harus mampu menjawab beberapa pertanyaan seperti yang diajukan Arsyad (2011: 173). Data empiris yang berkaitan dengan media pembelajaran secara umum bersumber dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini. (a) Apakah media pembelajaran yang digunakan efektif? (b) Dapatkah media pembelajaran itu diperbaiki dan ditingkatkan? (c) Apakah media pembelajaran itu efektif dari segi biaya dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa? (d) Kriteria apa yang digunakan untuk memilih media pembelajaran itu? (e) Apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu? (f) Apakah prinsip-prinsip utama penggunaan media yang dipilih telah diterapkan? (g) Apakah media pembelajaran yang dipilih dan digunakan benar-benar menghasilkan hasil belajar yang direncanakan? (h) Bagaimana sikap siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan?”

(9)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Setelah media pembelajara interaktif dibuat, uji coba media perlu dilakukan untuk memperoleh kekurangan yang masih mungkin ada untuk perbaikan. Susilana (2009, 207) mengatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum baik sehingga belum dapat mencapai tujuan dari pengembangan media pembelajaran yang diharapkan yang dalam hal ini terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah disusun. Arsyad (2011) memberikan lembar penilaian media (Lampiran 1) dengan judul Evaluasi Program Pembelajaran Dengan Bantuan Komputer.

Pada zaman modern ini, pembuatan multimedia interaktif bukan hal yang mustahil. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic, media interaktif dapat dibuat. Kita dapat membuat kode program dalam suatu media interaktif yang

mampu mengatur respon komputer sesuai dengan permintaan siswa. Sehingga komputer akan bekerja sesuai keinginan siswa yang menggunakannya. Karena keterbatasan dana dan waktu, penelitian ini hanya akan membuat media pembelajaran tentang topik menentukan akar-akar dan melukis grafik persamaan kuadrat pada kelas X SMA. Dalam media ini, siswa bebas membuat persamaan kuadratnya dan selanjutnya komputer akan memberi penyelesaian dan langkah-langkah penyelesaiannya.

Visual Basic 1.0 dikenalkan pada tahun 1991. Konsep pemrograman dengan metode drag-and-drop untuk membuat tampilan aplikasi Visual Basic ini diadaptasi dari prototype generator form yang dikembangkan oleh Alan Cooper dan perusahaannya, dengan nama Tripod.

Microsoft kemudian mengontrak Cooper dan perusahaannya untuk mengembangkan Tripod menjadi sistem form yang dapat diprogram untuk Windows 3.0, di bawah kode nama Ruby. Tripod tidak memiliki bahasa pemrograman sama sekali. Ini menyebabkan Microsoft memutuskan untuk mengkombinasikan Ruby dengan bahasa

(10)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

pemrograman Basic untuk membuat Visual Basic.

Visual Basic merupakan bahasa yang mendukung Pemrograman berorientasi objek. Kita sangat muda meletakkan komponen-komponen yang kita inginkan pada Form Designer. Visual Basic langsung menyediakan jendela/ window code yang dapat dilengkapi dengan mudah. Jendela Visual Basic 6 menggunakan model Multiple Document Interface (MDI). Jendela Toolbox merupakan jendela yang sangat penting untuk melengkapi Form designer seperti yang kita inginkan. Dari jendela ini anda dapat mengambil komponen-komponen (object) yang akan ditanamkan pada form untuk membentuk user interface. Jika kita membutuhkan komponen lain yang mungkin diperlukan maka anda dapat mengambilnya dengan cara klik Project pada menu Bar dan selanjutnya klik Componets.

Ada 17 komponen-komponen utama dalam kotak ToolBox yang sering digunakan. Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika anda ingin memilih kontrol yang sudah berada pada form. PictureBox adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan image/ grafik dengan format: BMP, DIB (bitmap), ICO

(icon), CUR (cursor), WMF (metafile), EMF (enhanced metafile), GIF, dan JPEG. Label adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat diperbaiki oleh pemakai. TextBox adalah kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki oleh pemakai, dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris. Frame adalah kontrol yang digunakan sebagai kontainer bagi kontrol lainnya.

CommandButton merupakan kontrol hampir

ditemukan pada setiap form, dan digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu ketika pemakai melakukan klik padanya.

CheckBox digunakan untuk pilihan yang

isinya bernilai yes/no, true/false.

OptionButton sering digunakan lebih dari

satu sebagai pilihan terhadap beberapa option yang hanya dapat dipilih satu. ListBox mengandung sejumlah item, dan user dapat memilih lebih dari satu (bergantung pada property MultiSelect).

ComboBox merupakan konbinasi dari

TextBox dan suatu ListBox dimana pemasukkan data dapat dilakukan dengan pengetikkan maupun pemilihan. HScrollBar dan VScrollBar digunakan untuk membentuk scrollbar berdiri sendiri. Timer digunakan untuk proses background yang diaktifkan

(11)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

berdasarkan interval waktu tertentu. Merupakan kontrol non-visual. DriveListBox,

DirListBox, dan FileListBox sering digunakan untuk membentuk dialog box yang berkaitan dengan file. Shape dan Line digunakan untuk menampilkan bentuk seperti garis, persegi, bulatan, oval. Image berfungsi menyerupai image box, tetapi tidak dapat digunakan sebagai kontainer bagi kontrol lainnya. Sesuatu yang perlu diketahui bahwa kontrol image menggunakan resource yang lebih kecil dibandingkan dengan PictureBox. Data digunakan untuk data binding. OLE dapat digunakan sebagai tempat bagi program eksternal seperti Microsoft Excel, Word, dll. Semua komponen-komponen pada ToolBox yang dibutuhkan diletakkan di Form Design. Properties dari komponen-kompnen diatur sedemikian rupa supaya bagus dilihat dan gampang digunakan. Pada komponen-komponen ini diletakkan kode program sesuai perencanaan sehingga diperoleh media interaktif. Untuk menbuat hasil pekerjaan media interaktif ini dapat berdiri sendiri maka kita dapat melakukannya dengan memilih File pada Menu Bar, dan klik Make ...exe. Selanjutnya dilengkapi apa yang diminta, dan akhirnya file yang

tercipta dapat digunakan tanpa membutuhkan software Visual Basic.

Dari pernyataan di atas, maka yang menjadai masalah yang diteliti adalah apakah penggunaan bahasa komputer Visual Basic dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran interaktif yang baik pada topik menentukan akar-akar persamaan dan melukis grafik fungsi kuadrat pada kelas X SMA? Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah membuat media pembelajaran interaktif yang baik pada topik menentukan akar-akar persamaan dan melukis grafik fungsi kuadrat pada kelas X SMA dengan bahasa komputer Visual Basic. Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA kelas X.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama enam bulan sejak Maret sampai dengan September 2011. Rancangan pembuatan media pembelajaran interaktif dilakukan dengan pertimbangan langkah-langkah yang

(12)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

diusulkan oleh Susilana (2009: 132), antara lain:

1. Persiapan

Kegiatan ini dilakukan pada awal penelitian. Hal ini bertujuan mengumpulan bahan-bahan yang dibutuhkan dan mebuat jadwal/ tahap-tahap penelitian lebih terperinci.

2. Pembuatan GBPM (Garis-garis Besar Program Media)

GBPP akan diselaraskan dengan tujuan pembelajaran pada topik Menentukan Akar-akar Persamaan Kuadrat. GBPM juga akan diselaraskan dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), serta mempertimbangkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada topik tersebut. Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, GBPM akan baik. 3. Pembuatan Flowchart.

Sebelum menuliskan kode program,

Flowchart harus dibuat terlebih dahulu.

Pembuatan Flowchart bertujuan untuk membagi-bagi pekerjaan yang besar menjadi pekerjaan yang kecil-kecil, serta membuat langkah-langkah yang harus dilakukan saat pembuatan kode program

4. Pemrograman.

Proyek pembuatan media pembelajaran interaktif ini menggunakan bahasa Visual Basic. Form Design dibuat menarik dan muda digunakan oleh pemakai. Kode program ditanamkan pada Form tersebut sesuai dengan

Flowchart yang sudah dibuat sebelumnya. Kode program yang ada dalam Form akan membauat media ini menjadi interaktif.

5. Finising

Kode program yang selesai dibuat akan diuji coba untuk mengetahui efektivitasnya dalam menunjang pencapaian tujuan pembelajaran tentang Menentukan Akar-Akar Persamaan Kuadrat.

6. Kriteria Keberhasilan

Lembar penilaian untuk media ini menggunakan Lembar Penialaian pada Lampiran 1 yang ditulis oleh Susilana (2009: 132). Kita berharap harus lebih dari 50% dari butir-butir penilaian mempunyai rating tinggi dan tidak ada yang memiliki rating rendah. Jika hal ini belum tercapai maka ujicoba akan diulangi lagi dengan sejumlah perbaikan-perbaikan.

(13)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembahasan

Dengan menggunkan bahasa Visual Basic, media interkatif tentang Persamaan dan Fungsi Kuadrat dibuat dengan tiga Menu utama, yaitu: PK1, PK2, dan Grafik Fungsi. Masing-masing Menu mempunyai tiga Sub Menu, yaitu: Tujuan, Teori, dan Latihan. Sub Menu Tujuan menyajikan tujuan pembelajaran sesuai Menu, Sub Menu Teori menyajikan materi singkat sesuai Menu, dan Sub Menu Latihan merupakan halaman yang interaktif. Halaman depan dari media interaktif ini dapat dilihat pada Gambar 2.

(14)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Menu PK1 membahas tentang memfaktorkan Persamaan Kuadrat dengan koefisien x2bernilai satu. Sub Menu Tujuan menyajikan tulisan sebagai berikut: “Setelah selesai menggunakan materi yang ada pada menu PK1, pengguna diharapkan mampu menentukan akar-akar persamaan kuadrat untuk koefisien a = 1.” Sedangkan Sub Menu Teori menampilkan teori singkat tentang cara mendapatkan angka-angka yang dibutukan dalam pemaktoran. Akhirnya Sub Menu Latihan menampilkan media interaktif

yang digunakan sebagai latihan. Layar awal tampak seperti pada Gambar3(a) yang masih bebas diisi oleh pengguna dengan bilangan bulat. Misalkan pengguna mengganti koefisien x dengan bilangan 4 dan konstanta sama dengan 3, maka setelah dieksekusi (ditekan tombol Faktorkan!) maka di layar akan tertulis baris demi baris seperti Gambar 3(b). Penggunaan Menu PK2 hampir sama dengan Menu PK1 kecuali koefisien x2 dalam menu ini boleh diganti dengan bilangan bulat tak nol.

(15)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

Menu Grafik Fungsi membahas cara melukis grafik fungsi kuadrat dalam koordinat kartesius. Sub Menu Tujuan menampilkan keterangan tentang apa yang akan di capai jika menu Grafik Funsi ini digunakan oleh pengguna. Sub Menu Teori membahas tentang langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi kuadrat. Sedangkan Sub Menu Latihan merupakan laman interaktif, yaitu: jika mahasiswa menuliskan fungsi kuadratnya maka media

akan menerangkan langkah-langkah membuat grafiknya serta menggambarkannya. Layar awal tampak seperti pada Gambar4(a) yang masih bebas diisi oleh pengguna dengan bilangan bulat. Misalkan pengguna mengganti koefisien x2 dengan bilangan -2, koefisien x dengan 2, dan konstanta sama dengan 4, maka setelah dieksekusi (ditekan tombol Lukis) maka di layar akan tertulis baris demi baris serta grafik fungsi seperti Gambar 4(b).

(16)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

2. Hasil

Tampilan layar yang dibahas dalam Sub Bab 4.1 di atas merupakan perbaikan media interaktif yang dilakukan setelah penyebaran angket kepada 53 responden pengguna media interaktif tersebut. Dari sepuluh butir angket Evaluasi Program

Pembelajaran Dengan Bantuan Komputer,

enam butir diantaranya mendapat penilaian yang cukup tinggi, yaitu: butir (1) Terfokus dengan jelas pada tujuan, (4) Relevan dengan tujuan kurikuler dan sasaran belajar, (5) Format penyajiannya memotivasi, (6) Terbukti efektif (yaitu dengan uji coba di lapangan), (8) Petunjuknya sederhana dan lengkap, dan (9) Memberi penguatan positif. Sedangkan empat butir mendapat penilaian yang sedang, yaitu: butir (2) Interaktif terus-menerus, (3) Bercabang untuk menyesuaikan dengan tingkat kemapuan siswa, (7) Sajian gambar/ grafik yang sesuai, dan (10) Dapat digunakan lagi (mengandung unsur acak/ random untuk menyajikan penayangan ulang yang bervariasi. Rataan dari sepuluh butir angket secara keseluruhan mempunyai nilai kategori tinggi. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil angket dari 53 Responden sudah melampaui kriteria keberhasilan

penelitian yang diajukan pada Bab III, yaitu: Kita berharap harus lebih dari 50% dari butir-butir penilaian mempunyai rating tinggi dan tidak ada yang memiliki rating rendah (Jika hal ini belum tercapai maka ujicoba akan diulangi lagi dengan sejumlah perbaikan-perbaikan). Jadi perbaikan media interaktif sebenarnya tidak diperlukan lagi. Tetapi komentar langsung Responden sangat membantu untuk perbaikan media.

Komentar langsung Responden di fokuskan untuk memperhatikan tentangdua hal yaitu: Titik Kekuatan dan Titik Kelemahan. Setelah komentar Responden disarikan, titik kekuatan dari media ini ada dua, yaitu: Materi singkat, padat, dan jelas, serta Penyampaian materi dan latihan cukup bagus. Sedangkan titik lemah ada tiga, yaitu: 1. Sebagian lembar media tidak kelihatan,

dan ada kesalahan pengetikan.

2. Titik koordinat harus ditulis dulu sebelum menggambar grafik.

3. Command Button jika ditekan berulang-ulang terjadi hasil yang tidak baik.

Semua saran dari Responden untuk perbaikan media ini dapat di akomodasi dan dilaksanakan untuk perbaikan media interaktif ini. Sehingga media ini melampau

(17)

Efron Manik Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, September 2015

batas minimum kriteria keberhasilan penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penggunaan bahasa komputer Visual Basic dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran interaktif yang baik pada topik menentukan akar-akar persamaan dan melukis grafik fungsi kuadrat pada kelas X SMA. Pengguna dapat belajar sendiri dan berlatih sendiri dengan berbagai kasus sesuai keinginannya. Media ini mendapat respon positif dari 53 Resdponden. Hasil penilaian Responden melewati batas minimum kriteria keberhasilan penelitian. Media interaktif yang dibuat dalam penelitian ini akan memberikan manfaat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA kelas X.

Saran

Walaupun penilaian media interaktif ini melewati batas minimum kriteria keberhasilan, tetapi masih ada beberapa butir penilaian yang harus mendapat perhatian untuk mendapatkan media yang lebih baik. Empat butir yang harus diperbaiki antara lain: (1) Interaktif

terus-menerus, (2) Bercabang untuk menyesuaikan dengan tingkat kemapuan siswa, (3) Sajian gambar/ grafik yang sesuai, dan (4) Dapat digunakan lagi (mengandung unsur acak/ random untuk menyajikan penayangan ulang yang bervariasi.

Proyek penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk mengembangkan media interaktif untuk pokok bahasan lain dalam mata pelajaran matematika. Sehingga kita akhirnya mempunyai media interaktif yang lengkap untuk semua pokok bahasan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung.

Pebrialdi. (2013). Siswa Indonesia Peringkat 64 Dari 65 Negara,Tapi Paling Bahagia di Dunia.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/0 6/siswa-indonesia-paling-bahagia-di-dunia-615696.html. Diunduh: 4/3/2015. Manik, E. (2015). Modul Pemrograman

Basic. UHN. Medan

Sadiman, A.S., R. Rahardjo, dan A. Haryono. Media Pendidikan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Susilana, R, dan C. Riyani. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Wacana Prima. Bandung.

(18)

Juliver Lumbantobing JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN

ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-2, Maret 2015

Halaman 90-106

PENGGUNAAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (USING PSYCHOLOGY IN CHRISTIAN EDUCATION)

Juliver Lumbantobing,

Jurusan Pendidikan Agama Kristen Universitas HKBP Nommensen Email: julivertobing@gmail.com

ABSTRACT:

Psychology had been using in Christian Education. The starting point of

Psychology is different from Christian Education. According to the writer’s

observation as a lecture of Christian Education it is imposible to use Psychology in Christian Education unusefully so the purpose of Christian Education was not gained. Thus the writer will try to set up solutions to this problem. Basically the writer examined how the teacher of Christian Education use Psychology in the Christian Education and how far Psychology could give support for the Christian Education. So, the writer will explain what is Psychology, and then what is Christian Education, and

then the writer tries to formulate the misson of the Church’s Tasks, and then the

writer explain how to use Psychology in Chistian Education, while finally the writer formulates conclusions that is no problems to use Psychology in Christian Educaion and suggestions to the Church and the teacher tu use Psychology wisely.

Key Word: Psikologi, P.A.K.

PENDAHULUAN

Psikologi adalah suatu cabang ilmu tentang perilaku manusia. ia bersifat sekuler karena mendasarkan kerangka kerjanya murni berdasarkan logika manusia. Sedangkan Pendidikan Agama Kristen (P.A.K) adalah ilmu yang mendasarkan kerangka kerjanya selain pada kaidah-kaidah ilmiah juga pada ajaran-ajaran Alkitab; Sebagai salah satu bentuk tugas gereja, P.A.K. juga harus berjalan sesuai dengan missi Gereja. Sebagai salah satu bidang ilmu pendidikan. P.A.K. sering menggunakan Psikologi dalam kegiatannya. Guntrip (1971:19-24) mengingatkan adanya

bahaya-bahaya yang haru s diwaspadai dalam menggunakan Psikologi dalam kegiatan gereja. Collins, (1971:16-18) mencatat bahwa dalam sejarah terdapat suatu masa yang mana Gereja bermusuhan dengan Psikologi. Oleh sebab itu penulis menduga: akan terdapat permasalahan dalam menggunakan Psikologi dalam P.A.K.

Bagaimanakah Psikologi digunakan dalam P.A.K supaya tidak bermasalah bahkan justeru mendukung, Psikologi jenis manakah yang dapat digunakan oleh P.A.A.; demikianlah permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Tulisan ini akan meneliti

(19)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

sejauhmanakah P.A.K. dapat menggunakan Psikologi dalam mengembangkan kegiatannya. Tujuannya ialah agar para pengerja P.A.K, terutama para guru-guru P.AK, tidak menjadi gamang atau ragu-ragu dalam menggunakan Psikologi, mereka juga dapat menjadi lebih berhikmat dalam memanfaatkan Psikologi tersebut.

Metode Penelitian

Tulisan ini menggunakan metode penelitian kwalitatif melului kajian/ sutdi Kepustakkan. Dalam mengumpulkan data/ informasi penulis mencoba mengumpulkan informasi seoptimal mingkin dari buku-buku yang membahas terkait dengan pokok pembahasan dari penelitian ini. Berdasarkan informasi yang terkumpul kemudian penulis menganalisa kesesuaian-kesesuain dari informasi pustaka terbut sehingga akhirnya penuli member kesimpulan dan saran sekaitan dengan pokok bahasan penelitian ini.

PEMBAHASAN DAN HASIL

PENELITIAN

1. Arti dan Manfaat Psikologi

Pada mulanya, secara etimologis (psyche= jiwa + logos= ilmu) menurut Plato (th. 400 S.M.) psikologi

mempunyai pengertian yang sederhana, yaitu: ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia (Kartono:1980:1-2). Namun, sekarang pengertian tersebut sudah mengalami perkembangan. Psikologi sekarang (disebut kemudian Psikologi Modern), bukan hanya meneliti sifat atau hakekat kejiwaan manusia saja, tetapi termasuk juga tingkah-laku manusia atau aktifitas manusia. Psikologi Modern lebih cenderung mempelajari atau meneliti tingkah-laku manusia (yang dianggap sebagai jiwa yang menjasmani), daripada mempelajari sifat atau hakekat jiwa manusia; karena jiwa itu merupakan sesuatu yang abstrak, yang tidak dapat dilihat. Psikologi Modern lebih merupakan ilmu pengetahuan tentang tingkah laku manusia (ibid).

Psikologi menolong untuk memahami motif-motif dan tujuan dari setiap perilaku manusia. Psikologi dapat menolong untuk memahami mengapa seseorang melakukan sesuatu tindakan dan apa tujuan dari tindakan tersebut. Misalnya jika seorang anak menangis pasti ada alasannya dan juga tujuannya, kemungkinan ia “meminta perhatian” dari orangtuanya, kemungkinan dia lapar sehingga oleh tangisannya ia berharap untuk “dikenyangkan”. Psikologi

(20)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

mempunyai banyak cabang. Misalnya Psikologi Pendidikan yang meneliti tentang bagaimana seseorang belajar, Psikologi Perkembangan yang menjelaskan tentang sifat dan hakekat manusia sesuai dengan perkembangannya, Psikologi Sosial, Psikologi Industri, Psikologi Agama, dlsbg. Psikologi, sesuai dengan bidangnya dapat bermanfaat bagi cabang ilmu pengetahuan untuk mengembangkan masing-masing keilmuannya.

Dalam Ilmu Pendidikan misalnya: Psikologi, terutama Psikologi Pendidikan atau Psikologi Belajar, menolong untuk memperoleh pemahaman tentang bagaimanakah seorang anak itu belajar. Sebagaimana oleh Holt (1967:x) menyebutkan bahwa anak mempunyai caranya sendiri dalam belajarnya, yang berbeda dari cara belajar orang dewasa; dia telah membuktika bahwa anak mengalami kegagalan dalam belajarnya karena cara pendidikan yang diperolehnya tidak sesuai dengan keberadaanya (1964:xiii).

Selain Psikologi Pendidikan, terdapat juga Psikologi Anak dan Psikologi Perkembangan yang menolong untuk memperoleh pemahaman/ pengenalan tentang sifat-sifat dan

hakekat seorang anak atau sifat-sifat manusia sesuai dengan perkembangannya. Dengan pengenalan yang mendalam tentang seorang anak atau orang lainnya, hal ini tentu akan menolong para pendidik untuk dapat lebih bijaksana dalam menentukan metode yang paling cocok diterapkan kepada nara didiknya. Pengenalan yang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang lebih “mesra” antara para pendidik dan nara didiknya (bd. pepatah yang mengatakan: “tak kenal maka tak saying). Tidak dapat disangkal bahwa sungguh besar manfaat/ sumbangan Psikologi, terutama yang terkait, dalam lingkungan pendidikan; dengan psikologi kegiatan belajar mengajar akan dapat berlangsung dengan lebih baik.

Sekaitan dengan hidup keagamaan, manfaat psikologi juga tidak dapat diabaikan. Selain Psikologi Agama, terdapat beberapa penelitian psikologi, yang meneliti tentang hidup kegamaan dan keimanan manusia. Hal ini tentu menolong untuk memahami bagaimanakah hidup keagamaan atau keimanan seseorang itu berkembang, dengan demikian akan lebih mudah untuk lebih mengembangkannya. Goldman (1968:2) misalnya telah meneliti bahwa

(21)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

konsep pemahaman anak terhadap Alkitab adalah berbeda dari remaja atau orang dewasa, anak-anak lebih bersifat operasional, mereka belum dapat berpikir abstrak. Itu sebabnya menurut Wahono (1986): pada hakekatnya anak tidak dapat mengkonsumsi seluruh nas-nas yang terdapat di dalam Alkitab, penggunan Alkitab kepada anak harus selektif.

Westerhoff III (1976:91-92)) telah meneliti bagaimanakah iman seorang anak itu berkembang: bahwa mereka berada pada tahapan experienced faith, yaitu tahapan di mana imannya dipengaruhi oleh pengalamannya dalam hubungan-hubungannya dengan orang lain, misalnya: konsep Allah dapat dipahaminya berdasarkan pengalamannya dalam hubungannya dengan orangtuanya. Dengan demikian, Psikologi bermanfaat dalam memahami perkembangan hidup keagamaan atau keimanan seseorang sehingga “tokoh-tokoh agama” dapat melayani umatnya dengan lebih baik (bd.Carrington, 1957:3-7).

2. Arti, Tujuan, Metode dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen (P.A.K.)

P.A.K. adalah pendidikan tentang Agama Kristen. P.A.K. juga dapat disebut sebagai pendidikan agama yang

bersifat kristiani. Maka P.A.K. pada hakekatnya merupakan salah satu cabang pendidikan yang mengajarkan agama Kristen dengan cara-cara yang kistiani (bd. Groome, T.H., 1980). Sekaitan dengan istilah pendidikan yang terdapat pada P.A.K., berdasarkan pengertian etomologis menurut Price (1944:13) bahwa pendidikan (education) berasal dari kata educere (bhs. Latin) = to bring

up, to raise atau to lead out = mendesak/

mengeluarkan potensi-potensi diri seseorang untuk dikembangkan; dan

educare (bhs. Latin) = to train, to teach, to instruct, to nourish atau to nurture;

maka kegiatan P.A.K begitu luas, tidak hanya pada sekolah-sekolah formal (SD, SMP, SMS/K, Universitas) tetapi juga pada sekolah non fomal (Kursus, Seminar, Penataran, Semoloka, dll.(, termasuk juga pada kegiatan-kegiatan yang bersifat informal yang berlangsung di luar sekolah, seperti di tengah-tengah keluarga atau melalui pengalaman hidup dalam hubungan-hubungan dengan sesamanya..

Sekaitan dengan istilah agama Kristen yang teradapat pada P.A.K., bahwa menurut Hans Kung (1977:119) berdasarkan sejarah kekristenan bahwa agama kristen tidak hanya sekedar

(22)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

pelengkap identitas tetapi merupakan agama yang begitu taat kepada Kristus (kristen adalah suatu sebutan yang diberikan pertama sekali oleh Pliny – salah seorang pejabat Romawi – bagi orang-orang yang begitu taat kepada Kristus), maka P.A.K. tidak hanya sekedar bertujuan untuk mengajarkan tentang nilai-nilai kristiani atau butir-butir pengetahuan agama Kristen; tetapi lebih dalam dari hal tersebut adalah untuk membentuk kepribadian Kristen dalam diri seseorang sehingga ia menjadi taat dan setia kepada Kristus, yang dinyatakannya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh sebab itu P.A.K dapat didefinisikan sebagai: segala kegiatan (disengaja) yang merupakan usaha pengembangan diri (potensi-potensi diri), kepada ketaatan dan pengabdian bagi Kristus Yesus.

Kegiatan P.A.K begitu luas, tidak hanya di dalam sekolah. Oleh sebab itu P.A.K. dapat berlangsung di luar sekolah: di Gereja, di tengah-tengah Keluarga, di tempat bekerja, di lingkungan masyarakat yang bersifat kristiani. Dapat dikatakan bahwa kegiatan P.A.K berlangsung seumur hidup: sejak dari kandungan sampai akhir hidup seseorang (bd. Miller, 1961:vii, “from the womb to tomb”, atau

Eavey, 1966:9, “from the cradle to the

grave”). Kegiatan P.A.K. tidak hanya di

sekolah, dengan demikian objek (sasaran P.A.K) adalah berasal dari berbagai lapisan usia, maka berdasarkan objeknya P.A.K. dapat dibedakan dengan: P.A.K. Anak, P.A.K. Remaja/ Pemuda, P.A.K. Dewasa, P.A.K. Keluarga,dan P.A.K. Lansia. Oleh sebab sifat objek yang berbeda, maka methode P.A.K. harus dibedakan sesuai dengan sifat dari objeknya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 580-581), istilah metode berarti: cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb.), atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Bila ditinjau dari akar katanya, metode berasal dari bahasa Yunani Kuno: meth =

bersama + hodos = jalan; maka metode mengandung pengertian berjalan bersama (Schmidt, 1983:50). Dengan demikian metode dapat diartikan dengan: cara kerja yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan, yang mana unsur-unsur yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan dimaksud diharapkan akan berjalan bersama-sama. Dalam kegiatan

(23)

belajar-Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

mengajar P.A.K.: murid dan guru berjalan berbimbingan tangan untuk mencapai tujuan (Homrighausen, 1985:93).

P.A.K. bertujuan untuk membentuk kepribadian yang kristiani dalam diri seseorang sehingga ia selalu taat dan setia kepada Kristus dalam kehidupannya sehari. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa titik berangkat dari ajaran P.A.K. adalah Kristus. Segala proses kegiatan P.A.K harus tunduk kepada ajaran-ajaran Kristus, Kristus merupakan dasar pijakan dari setiap pemikiran, pertimbangan yang terdapat dalam P.A.K. Kristus yang dipercayai oleh jemaat Kristen mula-mula atau Kristus yang dipercaya oleh umat Kristen pada saat ini adalah sama, yaitu Kristus yang diberitakan di dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Oleh sebab itu, untuk maksud di atas maka P.A.K harus mendasarkan teori-teorinya pada Alkitab, Alkitab merupakan sumber pengetahuan utama dari P.A.K., P.A.K. harus tunduk kepada Alkitab, yang dipercaya orang Kristen sebagai Firman Allah (bd. Hadiwijono, 1988:100) . Segala bentuk kegiatan P.A.K. tidak boleh bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Akan tetapi, sebagai salah satu cabang Ilmu Pendidikan, P.A.K. juga harus berlangsung sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang pendidikan. P.A.K tidak hanya berjalan dengan berorientasi pada Alkitab saja, P.A.K. juga harus mengikuti kaidah-kaidah yang dituntut oleh ilmu pendidikan. Dalam hal inilah diperlukan kreatifitas dari para pekerja P.A.K. bagaimana secara kreatif dapat mensinergikan ajaran Alkitab dengan teori keilmuan pendidikan, atau melangsungkan kegiatan P.A.K sesuai dengan sifat kelimuannya tanpa bertentangan dengan ajaran-ajaran Alkitab.

Gereja adalah tubuh Kristus (1 Korintus 12:12-31//). Hal ini berarti bahwa Gereja diwakili di dalam Kristus, atau di dalam eksistensi Kristus sebagai manusia yang bertubuh (Hadiwijono,

op.cit” 273). Oleh sebab itu Gereja harus

tunduk kepada Kristus sebagai kepalanya. Gereja dituntut untuk menyatakan karya Kristus di dunia, sebagaimana yang dilakukanNya bagi manusia. Gereja mempunyai kewajiban untuk membagi pelayanan Kristus kepada segenap umat di dunia ini (ibid), termasuk di dalamnya kegiatan pendidikan, maka P.A.K.

(24)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

merupakan salah satu gereja yang hakiki (bd. Homrighausen, op.cit: 32)..

Walaupun P.A.K.merupakan salah cabang ilmu pendidikan, oleh sebab P.A.K. merupakan salah satu tugas/ tanggung jawab gereja yang hakiki, dan P.A.K. berlangsung di tengah-tengah Gereja, maka P.A.K. tidak terpisahkan dari Gereja, P.A.K. tidak terlepas dari hakekat dan misi Gereja (bd. Shinn, 1962:15-26). Oleh sebab itu, walaupun sebagai salah satu cabang ilmu pendidikan yang harus mengikuti kaidah-kaidah ilmu pendidikan; dalam melangsungkan setiap kegiatannya, P.A.K. juga harus selalu menyesuaikan setiap kegiatnnya dengan misi Gereja. Dengan demikian, pada hakekatnya P.A.K harus diselenggarakan sesuai dengan Alkitab, misi Gereja dan kaidah-kaidah yang terdapat dalam ilmu pendidikan.

3. Penggunaan Psikologi dalam Tugas-Tugas Gereja

3.1. Sejarah Penggunaan Psikologi dalam Tugas-tugas Gerejani Dari catatan sejarah dapat dilihat adanya suatu zaman pada waktu mana penggunaan Psikologi dalam tugas-tugas gerejani tidak diperbolehkan. Pada sekitar awal abad yang ke-20, pada waktu mana

Psikologi menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan, sedang mengalami perkembangan yang begitu pesat hingga menjadi piskologi modern. Gereja menunjukkan sikap yang bermusuhan dan meragukan Psikologi (Collins, 1971:16-18). Gereja tidak dapat menerima para psikolog sebagai mitra kerjanya, apalagi menggunakan/ memanfaatkan hasil-hasil penelitian/ penemuan mereka.

Sikap Gereja demikian terjadi karena : pada waktu itu tedapat sikap di kalangan para psikolog yang tidak mau tahu dengan agama, mereka mencoba mengabaikan pengaruh agama pada kepribadian dan sejarah manusia. Beberapa psikolog telah membua keputusan untuk mengeluarkan hal-hal bersifat keagamaan dari bidang Psikologi. Ada beberapa kaum psikolog yang tidak tertarik dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan agama.

Seperti yang diungkapkan oleh Collins (ibid): 1) Kelompok Behaviorisme oleh J.B. Watson (1913). Kelompok ini mencoba mempopulerkan metode psikologi eksperimental, yaitu metode penelitian psikologi yang benar-benar dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah, yang dapat dibuktikan

(25)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

secara laboratories seperti bidang Fisika atau Kimia. Karena pengalamanagama tidak dapat diobservasi atau diteliti secara ilmiah, maka nereka memutuskan bahwa segala sesuatu yang terkait dengan keagamaan harus dikeluarkan dari Psikologi; 2) Ada juga kelompok Psikologi Klinis yang dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1927). Freud sebenarnya juga tertarik dengan masalah-masalah agama. Akan tetapi ia mengatakan: “agama merupakan suatu penyakit jiwa yang universal, sesuatu yang mirip dengan narkotika, yang menolong orang-orang yang tidak mempunyai kestabilan jiwa untuk dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan hidupnya”. Freud percaya bahwa ajaran agama ialah suatu ilusi yang akan hilang, sejalan dengan pendewasaan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh pendapat Freud ini, banyak psikolog klinis yang menolak agama sebagai suatu topik bagi penelitian Psikologi secara serius.

Dengan adanya sikap beberapa psikolog seperti di atas, maka tidaklah mengherankan bahwa Gereja menjadi enggan untuk bersimpati kepada Psikologi. Akan tetapi, keadaan demikian tidak berlangsung selamanya.

Setelah beberapa decade berlalu, terjadi perubahan sikap di kalangan para psikolog terhadap agama. Di antara mereka ada yang telah menyadari bahwa untukmengerti tentang tingkah laku manusia, pengaruh-pengaruh spiritual pada kehidupan seseorang tidak dapat diabaikan. Maka mereka pun mulai memperlihatkan suatu sikap yang bersimpati terhadap agama. (ibid). Karena perubahan sikap para psikolog terhadap agama di atas, maka gereja juga mulai menunjukkan sikap yang terbuka terhadap mereka. Gereja mulai tertarik untuk mempelajari Psikologi. Gereja mulai menyadari bahwa betapa banyak penemuan dan pemahaman atau pengertian psikologis yang dapat digunakan dan yang berkaitan dengan tugas-tugas gerejani. Maka Gereja mulai menggunakan Psikologi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya. Maka sejak tahun 1925, Anton Boisen dan beberapa mahasiswanya telah berhasil memperkenalkan suatu cabang psikologi dengan sebutan Psikologi Pastoral (ibid).

Berdasarkan uraian di atas dapat disebut bahwa kemungkinan penggunaan Psikologi dalam tugas-tugas gerejani tidak lagi peril dipermasalahkan. Akan

(26)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

tetapi patut dipergumulkan bagaimana atau atas dasar pertimbangan apa Psikologi itu dapat dimanfaatkan dalam tugas-tugas gerejani, agar senantiasa sesuai dengan hakekat dan Tugas Panggilan Gereja di dunia. Dalam tulisan ini, penulis melihat secara khusus dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen.

3.2. Dasar Pertimbangan A. Manfaat Psikologi

Psikologi ialah suatu ilmu yang berusaha untuk memahami hakekat dari tingkah laku manusia. Dengan mempelajari Psikologi, seseorang akan memperoleh atau belajar tentang praduga individu, emosi-emosi dan karakteristik pribadi. Maka melalui Psikologi seseorang dapat belajar untuk mengenal orang lain secara lebih objektif, termasuk juga mengenal tentang dirinya sendiri. Maka, pemahaman yang baik tentang Psikologi dapat bermanfaat untuk menolong diri sendiri maupun orang lain atau masyarakat, dalam memecahkan atau mengatasi persoalan-persoalan kehidupannya secara lebih efisien, khususnya yang berkaitan dengan perilaku (bd. Collins, ibid.). Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang Psikologi ini dapat mencegah

persoalan-persoalan baru dalam kehidupan yang mungkin timbul.

Adalah mustahil bagi seseorang untuk dapat mengatasi persoalan dirinya atau orang lain dengan lebih baik atau lebih efisien jika ia tidak atau belum memahami persoalannya dengan baik. Pemahaman yang kurang baik tentang Psikologi kemungkinan mengakibatkan timbulnya persoalan baru dalam kehidupan pribadi atau orang lain. Kejelasan tentang pengaruh/ akibat penggunan Narkoba yang dapat dijelaskan oleh Psikologi misalnya. Jika seseorang memahami betapa sangat buruknya akibat penyalah-gunaan Narkoba, kemungkinan sekala iaakan selalu berupaya untuk menghindari Narkoba tersebut, juga dapat mempengaruhi orang lain untuk tidak mengkonsumsi Narkoba; maka seseorang tersebut akan terluput dari masalah Narkoba. Akan tetapi jika seseorang tidak memperoleh pemahaman yang baik tentang Narkoba tersebut, kemungkinan besar dia dapat terjerumus, jika ia terjerumus bagaimana mungkin ia dapat mencegah orang lain supaya tidak terjerumus.

(27)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

B. Kesesuaian Pandangan Psikologi dengan Ajaran Gereja.

Walaupun titik berangkat pandangan Psikolgi berbeda dengan pandangan Gereja, harus diakui bahwa di antara keduanya juga terdapat kesesuaian atau titik temu pemahaman. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Collins (1970:125-128), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) kesesuaian di antara pandangan Psikologi dengan ajaran Gereja:

- Manusia mempunyai nilai.

Dalam pandangan Psikologi, manusia mempunyai nilai yang tinggi. Bagaimana pun keadaan diri seseorang, ia harus tetap dihargai sebagai manusia, manusia patut dihargai sebagaimana adanya. Dalam pandangan kekristenan, manusia juga mempunyai nilai yang patut dihargai (bd. Mzm 144:3b), karena ia adalah ciptaan Allah. - Perilaku manusia dipengaruhi oleh

banyak kekuatan yang bervariasi. Baik pandangan Psikologi maupun teologi kekristenan, keduanya setuju bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak kekuatan yang bervariasi. Sebagai contoh, menurut Psikologi bahwa perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh

pengaruh biologis (genetif) dan social; di dalam Alkitab juga dinyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dosa (sifat dosa warisan) dan kuasa setan (bd. Mrk. 5:1-13; Rm. 7:15-20).

- Pengalaman pada masa anak-anak mempunyai efek pada perilaku orang dewasa.

Freud yang pertama mengembangkan ide ini dalam Psikologi. Alkitab juga menjelaskan hal demikian dalam Ams 22:6, “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.

- Manusia mempunyai banyak pergumulan/ permasalahan hidup. Baik Psikologi maupun Alkitab menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai persoalan/ pergumulan hidup dalam perjalanan hidupnya. - Beberapa penyebab terjadinya

permasalahan-permasalahan hidup manusia dapat dimengerti, paling tidak sebahagian dari permasalahan tersebut.

- Persoalan hidup manusia dapat dikurangi

(28)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

Psikologi dan kekritenan memang berbeda pada pemahaman tentang apa yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan manusia, dan juga bagaimana cara untuk menanggulanginya. Akan tetapi keduanya percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan walau sekecil apa pun untuk mengembangkan kondisi setiap orang.

- Untuk merubah keadaan manusia hingga mencapai pada suatu keadaan yang lebih baik, merupakan tujuan yang dinginkan oleh Psikologi dan kekristenan.

C. TUHAN memakai Manusia dan kebudayaannya untuk menggenapi Karya KeselamatanNya

Melalui kesaksian Alkitab, baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, nyata bahwa Allah sering menggunakan manusia sekaligus dengan kebudayaannya (hasil pemanfaatan/ pendayaan budi/ akal manusia – Verkuyl, 1979:14), untuk mendukung pelaksanaan karya keselamatanNya di dunia ini. Misalnya dalam Perjanjian Lama diceritakan tentang Nuh dengan bahteranya yang dipakai TUHAN untuk melaksanakan rencanaNa menghukum orang fasik dan

menyelamatkan orang yang setia kepadaNya (Kej. :13-19); Musa dengan dual oh batu yang berisi Taurat (Kel.24:12; Im. 34:1). Dalam kitab Perjanjian Baru dapat dilihat dalam pengalaman hidup Yesus: Dia menyampaikan ajaranNa dengan menggunakan beberapa perumpamaan (Mat. 13//), Dia menggunakan kebiasaan/ budaya manusia untuk menyampaikan ajaranNya. Jika Rasul Paulus menggunakan cara-cara yang berbeda untu melayani jemaatnya yang berbeda (1 Kor. 3:1-2; 9:19-23), hal ini menunjukkan bahwa ia juga menggunakan cara-cara/ budaya manusia dalam melakukan pelayanannya.

Psikologi adalah Ilmu Pengetahuan, Psikologi merupakan hasil kebudayaan manusia, sama seperti benda-benda/ hasil teknologi lainnya yang digunakan oleh gereja dalam kegiatan pelayanannya. Sebagai contoh: Sejak dahulu kala Gereja telah menggunakan alat musik untuk mendukung pelayanan ibadahnya. Pada masa sekarang Gereja telah memanfaatkan media elektronik untuk mendukung pelayanannya, penulis sendiri telah menggunakan smart-phone sebagai pengganti Alkitab dan SMS

(29)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

untuk menyampaikan intisari khotbah pada setiap hari Minggu.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, sebagai hasil budaya manusia, Psikologi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan tgas-tugas gerejani, termasuk untuk pelayanan P.A.K.

3.3. Penggunaan Psikologi dalam Tugas-tugas Gerejani

Telah dijelaskan di atas beberapa dasar pertimbangan yang dapat digunakan oleh Gereja untuk memanfaatkan Psikologi dalam tugas-tugas pelayanannya. Persoalan yang patut diperhatikan kemudian: bagaimanakah Gereja menggunakan Psikologi dalam tugas-tugas pelayanannya?

Menurut penulis, Gereja hendaknya menganggap Psikologi hanya sebagai suatu alat atau sarana pendukung pelaksanaan tugas-tugas pelayannya di dunia ini. Hal ini berarti bahwa Psikologi bukanlah merupakan hal yang hakiki, sebagai alat pendukung iadapat digunakan tetapi pada kesempatan lain tidak perlu. Dengan demikian Psikologi dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pelayanan gerejani.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Collins (ibid), “dalam menggunakan Psikologi harus tidak pernah dibiarkan bahwa ia menjadi kerja dari Gereja atau hakekat dan tujuan dari tugas Gereja. Psikologi dapat digunakan untuk menyebarkan Injil akan tetapi Psikologi bukanlah Injil itu sendiri. Psikologi dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat dalam tugas-tugas gerejani, tetapi adalah Allah, melalui Roh Kudus, yang mengajari, membimbing dan mengintruksikan”.

Hal di atas patut digaris-bawahi, mengingat adanya kemungkinan penyalah-gunaan Psikologi dalam tugas-tugas gerejani, sehingga penggunaannya tidak lagi sesuai dengan hakekat dan misi Gereja.

Sebagai contoh, dalam sejarah Gereja pernah terjadi yang mana para pengerja Gereja kadang-kadang telah menempatkan Psikologi sebagai yang terutama dalam tugas-tugas pelayanannya. Kedudukan Psikologi telah melebihi Injil, Psikologi telah disalah-gunakan di dalam tugas-tugas gerejani. Tentu hal demikian merupakan bahaya bagi Gereja yang harus dihindarkan.

(30)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

Guntrip (1971:19-24) mengingatkan: ada 5 (lima) bahaya yang harus dihindarkan Gereja ketika menggunakan Psikologi dalam tugas pelayanannya:

- suatu usaha untuk menyombongkan Psikologi. Psikologi dianggap sebagai satu-satunya alat pelayanan yang harus digunakan.

- suatu usaha untuk mengkhobahkan Psikologi. Psikologi menjadi isi khotbah.

- godaan bagi para pelayan Gereja untuk menganggap dirinya sebagai ahli Psikologi.

- bahaya membuat suatu penilaian yang dangkal terhadap suatu pemahaman perilaku manusia yang berasal dari Psikologi.

- timbulnya suatu anggapan bahwa hidup manusia dapat ditolong dengan Psikologi.

Di pihak lain Gereja juga harus menyadari bahwa karena titik berangkat cara pandangan Psikologi dan Gereja adalah berbeda, maka dapat terjadi perbedaan atau pertentangan pengertian antara Psikologi dengan ajaran Gereja. Collins (op.cit.) mengemukakan, “terdapat beberapa pertentangan

pengertian antara Psikologi dengan ajaran Gereja”, yaitu:

- Pandangan tentang Dunia

Kaumnaturalis percaya bawa manusia merupakan penguasa dari dunia ini. Tetapi dalam ekeristenan diajarkan: Allah yang menciptakan langit dan bumilah penguasa tertinggi.

- Deteminisme

Menurut Psikologi bahwa segala sesuatu di dalam ala mini terjadi berdasarkan hokum alam. Sedangkan kekristen percaya bahwa sesgala sesuatu adalah berasal dari Allah, diciptakan oleh Allah.

- Otoritas

Psikologi menyatakan bahwa segala sesuatu pengetahuan yang tidak dapat diuji secara laboratories harus dibuang. Dalam hal ini mereka menganggap seolah0olah metode ilmiah adlah berkuasa. Kekristenan percaya bawa penyataan illahi yang terdapat di dalam Alkitablah yang terutama. Metode dan penemuan-penemuan ilmiah memang penting tetapi ia tidak dapat mengabaikan nilai- nilai agama.

- Kata Hati

Kebanyakan psikolog menganggap bahwa kata hati sebagai terbentuk

(31)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

akibat dari suatu prose belajar, bukan dibawa sejak lahir. Pandangan kekristenan tentang kata hati ialah sesuatu yang dibawa lahir, yang merupakan salah satu pemberian Allah kepada manusia. Kata hati dapat berfungsi untuk mengingatkan manusia tentang kebenaran.

- Hakekat atau Sifat Manusia

Bagi tujuan Riset, menurut Psikologi bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh; yang mana ketiganya masing-masing dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Bagi kekristenan, tidak menerima ajaran trikotomi tersebut, ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

- Keberdosaan

Dalam Psikologi keberdosaan dianggap sebagai pelanggaran seseorang terhadap prinsip-prinsip etis, moral dan agama. Keberdosaan tiu dapat diatasi oleh manusia itu sendiri, misalnya dengan cara memperdebatkannya, mecoba melupakannya atau meminta maaf. Dalam ajaran Kristen, keberdosaan ialah pelanggaran terhadap Hukum Allah, ketidak-taatan. Manusia tidak dapat membebaskan dirinya dari

dosa, Allahlah yang membebaskannya melalui Kristus Yesus (Rm 7:21-25, 1 Yoh. 1:8). - Tanda Mujijat

Beberapa psikolog mengaitkan tanda mujijat sebagai ketahyulan, tetapi kekristenan percaya bahwa hal itu terjadi adalah karena kuasa Allah (Kol. 1:17; Iberani 1:3)

- Dll.

4. Penggunaan Psikologi dalam P.A.K Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dikatakan bahwa karena P.A.K. merupakan salah satu tugas panggilan Gereja dan penggunaan Psikologi dalam tugas-tugas gereja tidak perlu diragukan; maka penggunaan Psikologi dalam P.A.K juga tidak perlu diragukan. Akan tetapi mengingat sejarahnya bahwa pernah terjadi penyalah-gunaannya, dan juga terdapat pertentangan ajaran gereja dengan pemahaman-pemahaman Psikologi, maka penggunaan Psikologi ini harus tetap menjaga kesesuaiannya dengan ajaran Alkitab dan misi Gereja.

Dalam hal penggunaan Psikologi dalam P.A.K. ini harus tetap diingat bahwa Pasikologi hanyalah berupa alat atau sarana yang dapat berganti ganti dalam pemakaiannya, ia bukanlah hakekat. Sesuai dengan keperluannya,

(32)

Juliver Lumbantobing Penggunaan Psikologi dalam Pendidikan Agama……. ISSN: 2356-2595 Volume-2, Edisi-1, Maret 2015

hasil-hasil Psikologi dapat dimanfaatkan, tetapi beberapa teori/ pandangan yang tidak relevan tidak boleh dipaksakan untuk digunakan, bahkan harus ditolak. Terutama temuan-temuan/ ajaran Psikologi yang bertentangan dengan Ajaran Alkitab atau misi Gereja.

Sejalan dengan di atas, P.A.K. tidak boleh terlalu tergantung kepada Psikologi, Psikologi tidak boleh didewakan. Keberhasilan P.A.K. dalam mencapai tujuannya semata-mata bukanlah karena Psikologi yang digunakannya sebagai alat bantu, melainkan adalah karena TUHAN Allah yang dengan cara tersembunyiNya turut serta bekerja dalam seluruh proses kegiatan P.A.K. tersebut. Pengerja P.A.K. menggantungkan pekerjaannya hanya kepada Allah saja. Penggunaan Psikologi dalam P.A.K. terutama adalah sekaitan dengan bagaimana Psikologi dapat menolong pengerja P.A.K. untuk mengenal seluk-beluk pekerjaannya.

Objek P.A.K. adalah manusia dari segala lapisan usia dan juga dari segala lapisan strata masyarakat. Oleh sebab itu cabang Psikologi yang relevan dengan P.A.K ialah Psikologi yang dapat menolong P.A.K untuk mengenal siapakah manusia atau bagaimanakah

sifat karakteristiknya, sehingga P.A.K. dapat menentukan metode pendekatan manakah yang lebih sesuai diterapkan dalam proses belajar-mengajarnya. Dalam kaitan ini Psikologi Perkembangan sejak usia dini sampai akhir hidup, atau juga Psikologi Sosial atau Psikologi Industri relevan bagi P.A.K.

Oleh sebab P.A.K. merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pendidikan, atau tugas kegiatan P.A.K terutama adalah mendidik. Maka untuk membantu P.A.K agar dapat memahami bagaimana sebenarnya cara-cara seseorang belajar, maka Psikologi Pendidikan atau Psikologi Belajar dapat dimanfaatkan. Karena proses belajar-mengajar itu terkait dengan keadaan kognitif seseorang, maka Psikologi Perkembangan Kongnitif oleh Piaget juga patut dipelajari pengerja P.A.K.

P.A.K adalah berkaitan dengan iman, P.A.K. berkaitan dengan agama. Maka Psikologi Agama juga perlu dipahami untuk membantu pengerja P.A.K dalam hal mencoba memahami bagaimanakah kehidupan agama itu berlangsung.

P.A.K. adalah tentang pembentukan karakter, bahwa tujuan P.A.K. adalah

Gambar

Gambar berikut menunjukan suatu ruangan
Gambar 1.1  Hasil Pekerjaan Siswa yang berhubungan dengan Komunikasi
Gambar 1.2. Hasil Pekerjaan Siswa yang Berhubungan dengan       Koneksi Matematis.
Gambar  3.1.  Alur  kerja  dari  penelitian yang dilakukan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan

Perancangan sensor pendeteksi garis terdiri dari tujuh buah sensor yang terletak pada sisi depan robot dan pada sisi tengah robot.. Sisi depan robot terdiri dari lima

PENGARUH LATIHAN SIMULASI TERHADAP PENIGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLE BOLA BASKET DALAM MENGHADAPI PERTANDINGAN1. Universitas Pendidikan Indonesia

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah seberapa besar penurunan yang terjadi pada gedung “X” dengan jumlah 35 lantai di tiap-tiap lantainya setelah

METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis Mc Taggart. Tahap- tahap penelitian ini meliputi

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Panel dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

Validasi produk pengebangan instrumen penilaian dilakukan untuk menilai apakah rancangan produk sudah sesuai dengan materi atau belum, lebih efektif atau tidak dari

Rencana strategi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai