• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT BERDASARKAN KATEGORI IMT/U KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT BERDASARKAN KATEGORI IMT/U KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT BERDASARKAN KATEGORI IMT/U KELAS VIII

DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

LUCYANA NORANITA 1113032

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Remaja

Putri Dilihat Berdasarkan Kategori IMT/U Kelas VIII Di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.”

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Endah Puji Astuti, S.SiT., M. Kesselaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah mencurahkan seluruh kemampuan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dari awal sampai selesai.

4. Heni Puji Wahyuningsih, M. Keb selaku penguji yang berkenan memberikan pengarahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ayah, Ibu dan semua keluarga yang telah memberikan bantuan dan dorongan doa, motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Semua pihak telah mendukung penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan mengingat akan pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semogaKarya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, Agustus 2016

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanTeori ... 8

1. Remaja... 8

2. Menstruasi ... 11

3. Status Gizi ... 27

B. Kerangka Teori... 38

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 39

D. Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Definisi Operasional... 42

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 44

G. Validitas dan Reabilitas... 45

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 45

I. Etika Penelitian ... 48

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 52 B. Pembahasan ... 59 C. Keterbatasan Penelitian ... 68 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii DAFTAR TABEL Hal 1.1. Keaslian Penelitian ... 7 3.1. Definisi Operasional ... 42 3.2. Kisi-kisi Angket ... 44 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di SMP

Muhammadiyah 1 Yogyakarta pada bulan Juli 2016 ... 53 4.2. Distribuasi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Pada Siswa

Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Yogyakartapada bulan Juli 2016 ... 54 4.3. Distribusi Frekuensi Gangguan Menstruasi Pada Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Yogyakarta Pada Bulan Juli tahun 2016 ... 55 4.4. Distribusi Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi Berdasarkan Indeks

Massa Tubuh Menurut Umur di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

bulan Juli Tahun 2016 ... 56 4.5. Distribusi Frekuensi Gangguan Banyaknya Darah Menstruasi

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Pada Siswa Kelas

VIII SMP MuhammadiyahIYogyakarta ... 57 4.6. Distribusi Frekuensi Gangguan Lamanya Menstruasi Berdasarkan Indeks

Massa Tubuh Menurut Umur Pada Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah I Yogyakarta ... 58 4.7. Distribusi Frekuensi Gangguan Lain Yang Berhubungan Dengan

Menstruasi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Tubuh Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta ... 59

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii DAFTAR GAMBAR Hal 2.1. Kerangka Teori ... 38 2.2. Kerangka Konsep... 39

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar Angket

Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3. Angket Penelitian

Lampiran 4. Lembar Bimbingan Lampiran 5. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 6. Surat Izin Studi Pendahuluan ditujukan ke Dinas Perizinan kota Yogyakarta

Lampiran 7. Surat Izin Studi Pendahuluan ditujukan ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 8. Surat Izin Studi Pendahuluan ditujukan ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Yogyakarta

Lampiran 9. Surat Izin Studi Pendahuluan ditujukan ke Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian ditujukan ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian ditujukan ke Dinas Perizinan kota Yogyakarta Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ditujukan ke Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Yogyakarta Lampiran 13. Surat Izin Penelitian ditujukan ke Kepala Sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Yogyakarta Lampiran 14. Standar penilian IMT/U Lampiran 15. Hasil SPSS 06,0

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DILIHAT BERDASARKAN KATEGORI IMT/U KELAS VIII

DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA Lucyana Noranita1 , Endah Puji Astuti2, Heni Puji Wahyuningsih3

INTISARI

Latar Belakang: Gangguan menstruasi merupakan masalah yang sering dialami wanita dalam masa reproduksi dengan prevalensi terbanyak pada remaja. Terbukti dari hasil studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta 90% remaja mengalami gangguan menstruasi seperti PMS dan disminore. Untuk kategori IMT dari hasil pengamatan didapatkan IMT kategori kurus (40%), kategori normal (20%), kategori gemuk (20%), dan kategori obesitas (20%). Jika terdapat gangguan pada gizi kurang atau lebih hal ini akan menggangu fungsi reproduksi, ovulasi, perubahan kadar hormon steroid serta gangguan pematangan folikel yang berdampak pada gangguan haid.

Tujuan: Mengetahui gambaran gangguan menstruasi pada remaja putri dilihat berdasarkan kategori IMT/U kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Metode:Penelitain ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan

data menggunakan angket dengan pertanyaan gangguan menstruasi dan pengukuran IMT/U melalui pengukuran BB/TB menggunakan digital weight & microtoise yang dilakukan pada populasi responden yaitu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta pada bulan Juli 2016 dengan sampel 78 siswa. Analisa univariat menggunakan persentase.

Hasil: Responden mayoritas memiliki indeks massa tubuh menurut umur kategori

normal (67%), siswa yang mengalami gangguan menstruasi (98%), pre mestrual syndrom/PMS) (85%) dan disminore (81%). Katagori obesitas (100%) mengalami PMS dan disminore, (33%) mengalami hipermenore, amenore sekunder dan menorargi. Sedangkan sangat kurus (100%) mengalami PMS dan disminore.

Kesimpulan: Gangguan menstruasi tidak hanya disebabkan oleh indeks massa

tubuh, namun juga dapat disebabkan oleh hormon, psikologis (stress), kurangnya aktivitas dan olahraga, dan ketidakseimbangan asupan gizi.

Kata kunci: Gangguan menstruasi, indeks masa tubuh

1

Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

Dosen Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

3

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

Menstrual Disorders Based On a Body Mass Index Students Of Class VII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta

Lucyana Noranita1, Endah Puji Astuti2, Heni Puji Wahyuningsih3

ABSTRACT

Background: menstrual disorder is a common problem experienced by women of

reproductive age with the highest prevalence in adolescents. Evident from the results of preliminary studies on SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta 90% adolescents have menstrual disorders such as PMS and disminore. For categories body mass index from observation obtained for categories thin (40%), categories normal (20%), categories fat (20%), dan categories obesity (20%). If there is interference on malnutrition or over would interfere function reproductive of ovulation changes in steroid hormone levels and follicle maturation that affects menstrual disorders.

Objective:To know menstrual disorders based on a body mass index students of class VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta.

Methods: Of the research is descriptive quantitative research. Collections data

using questionnaire with question menstruasl disorders and body mass index measurement using digital weight and microtoise, which is conducted in population of respondents in the eighth grade students SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta in July 2016 with a sample of 78 students. Univariate analysis using

Results:The majority of respondents had a normal body mass index (67%), students who experience menstrual disorders (98%) and the most experienced pre mestrual syndrome/PMS) (85%) and disminore (81%). Categories obesity (100%) experience of PMS and disminore, (33%) experienced hypermenorrhea, secondary amenorrhea and menorargi. While very thin (100%) have PMS and disminore.

Conclusions and suggestions: menstrual disorders can occur in all categories of

BMI (normal, fat, skinny, obese or very thin). Students should be able to handle menstrual disorders properly and appropriately so as not to interfere with the activities and learning achievements.

Keywords: menstrual disorders, body mass index

1

School of Midwifery Student of Achmad Yani Health Science College of Yogyakarta

2

Lecture of Achmad Yani Health Science College of Yogyakarta

3

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO, 2014) mendefinisikan remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi masa kanak-kanak dan dewasa rentang usia 10-19 tahun. Di Indonesia, menurut data hasil sensus penduduk tahun 2010, mencatat penduduk Indonesia yang tergolong anak muda usia 10-24 tahun adalah sekitar 64 juta jiwa atau 27,6%. Sedangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta penduduk yang tergolong anak muda usia 10-24 tahun sekitar 834,922 atau 35% dari total penduduk yang berjumlah 2.950.721.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis, masa pematangan organ reproduksi ini disebut masa pubertas. Pada masa proses pertumbuhan organ reproduksi remaja ditandai dengan munculnya tanda-tanda seks primer dan sekunder, sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid ialah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari, selain itu tanda seks sekunder pada remaja perempuan yaitu ditandainya dengan tumbuhnya rambut di sekitar alat kemaluan, pinggul terlihat lebih besar, dan tumbuhnya payudara (Widyastuti, 2009).

Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang. Menstruasi adalah perdarahan dari uterus yang terjadi secara periodik dan siklik. Hal ini disebabkan

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

karena pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon ovarium (estrogendan progesteron) mengalami penurunan terutama progesteron, pada akhir siklus ovarium, biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Kusmiran, 2014).

Menurut Sasaki (2014), salah satu kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh perempuan dan merupakan masalah utama dalam masyarakat adalah gangguan menstruasi. Gangguan yang sering terjadi antara lain siklus menstruasi tidak teratur, gangguan volume menstruasi baik perdarahan yang lama maupun abnormal, gangguan nyeri atau disminore, atau sindroma pramenstruasi. Durasi siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, pada sebagian perempuan didapatkan siklus menstruasi yang panjang dan dapat berlangsung hingga 35 hari, tetapi durasi ini sangat bervariasi pada setiap perempuan. Jumlah darah yang keluar rata-rata 30-40mL dengan rentang 3-10 hari lamanya menstruasi. Ratna (2008 dalam Rizki, 2015) mengungkapkan bahwa sekitar 70-90% remaja putri di Indonesia mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi, dimana persentase menstruasi tidak teratur mencapai 15,8% di wilayah DIY.

Menurut Lestari (2013), penyebab gangguan menstruasi dapat dikarenakan biologik dan kelainan patologik. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam gangguan menstruasi yaitu stress, status gizi, usia, dan aktivitas fisik. Adanya ketidakseimbangan dalam hormonal, alat reproduksi yang belum matur, dan perkembangan psikis yang masih labil, hal ini lebih rentan terjadi pada remaja perempuan sehingga gangguan menstruasi lebih umum dialami.

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Perubahan emosional seperti stress, dimana dalam prosesnya melibatkan sistem neuroendokrin yang dapat memicu terjadinya gangguan menstruasi. Stress psikologis menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, yaitu terjadinya peningkatan Corticotropic Releasing Hormone (CRH) sehingga menghambat stimulus sekresi GnRH oleh hipotalamus dan mempengaruhi proses menstruasi. Selain itu ada pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungsi reproduksi. Jika terdapat gangguan pada gizi yaitu gizi yang kurang atau berlebih akan menggangu fungsi reproduksi, ovulasi, perubahan kadar hormon steroid serta gangguan pematangan folikel yang berdampak pada gangguan haid (Paath, Rumdasih, & Heryati, 2014).

Menurut Maryani (2014), 35% remaja di DIY memiliki status nutrisi tidak normal karena banyak mengkonsumi fast food dan junk food. Istiany (2014), mengatakan bahwa konsumsi jenis junk food menyebabkan remaja rentan kekurangan zat gizi serta perubahan patologis pada remaja yang terlalu dini. Asupan gizi yang tidak adekuat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi pada kebanyakan remaja putri (Chomaria, 2008). Menurut data Riskesdas 2013, status gizi kurang pada remaja di Indonesia sebesar 17,4% dengan rincian 20,7% pada laki-laki dan 14,1% pada perempuan. Pada Provinsi DIY status gizi berdasar IMT/U dengan status gizi kurus sebesar 10,3% dan status gizi gemuk sebesar 4,1% (Rizki, 2015). Salah satu penilian gizi secara langsung yaitu menggunakan penilaian antropometri dengan pengukuran indeks berat dan tinggi badan merupakan suatu ukuran dari berat badan/BB berdasarkan tinggi badan/TB. Sebagai suatu ukuran komposisi tubuh, indeks berat dan tinggi dapat memenuhi

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

kriteria yang diharapkan yaitu mempunyai hubungan erat dengan lemak tubuh dan hubungan yang rendah dengan tinggi badan atau komposisi tubuh (Suparisa, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 April 2016 di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dari 10 siswa putri kelas VIII dari hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan hasil dua siswa (20%) mengalami disminore, dua siswa (20%) mengalami oligomenore, dua siswa (20%) mengalami amenore sekunder, dua siswa (20%) mengalami PMS, dan satu siswa (10%) mengalami hipermenore, kemudian satu siswa (10%) tidak mengalami gangguan menstruasi.

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang sering terjadi pada remaja perempuan, terbukti dari studi pendahuluan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dari 10 siswa 90% mengalami gangguan menstruasi seperti disminore, oligomenore, amenore sekunder, hipermenore, dan PMS. Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan karena adanya gangguan pada hormon maupun faktor psikis seperti ketidakseimbangan dalam hormonal, alat reproduksi yang belum matur dan perkembangan psikis remaja yang masih labil. Selain itu pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungsi reproduksi. Jika terdapat gangguan pada gizi kurang atau lebih hal ini akan menggangu fungsi reproduksi, ovulasi, perubahan kadar hormon steroid serta gangguan pematangan folikel yang berdampak pada gangguan haid. Dampak gangguan menstruasi yang dialami remaja jika tidak ditangani dengan benar atau tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gangguan kesuburan, tubuh kehilangan banyak darah

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

sehingga memicu terjadinya anemia, serta menggangu konsentrasi belajar pada remaja. Kemudian untuk kategori IMT dari hasil pengamatan didapatkan IMT kategori kurus (40%), kategori normal (20%), kategori gemuk (20%), dan kategori obesitas (20%). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik

untuk mengambil judul “Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Remaja Putri

Dilihat Berdasarkan Kategori IMT/U kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran gangguan menstruasi pada remaja putri dilihat berdasarkan kategori IMT/U kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian

Diketahuinya gambaran gangguan menstruasi pada remaja putri dilihat berdasarkan kategori IMT/U kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan bagi ilmu pengetahuan khususnya kebidanan berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada remaja.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Dapat memberikan informasi tentang status gizi remaja diketahui dari IMT/U dan kejadian gangguan menstruasi yang terjadi pada remaja putri, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Salah satunya yaitu dalam mengembangkan UKS yang ada di sekolah.

b. Bagi Remaja Putri

Dapat memberikan informasi mengenai gambaran gangguan menstruasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi pada remaja putri.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Penelitian

1.1 Tabel Keaslian penelitian

No Nama Pengarang Judul Metode Hasil Penelitian 1. Novia Rizki (2015) Hubungan Status Gizi

Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas XI Di SMKN 4 Yogyakarta Rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional

Remaja putri kelas XI SMKN 4 Yogyakarta tahun 2015 sebagian diketahui memiliki status gizi yang tidak normal (50.0 %). Remaja putri kelas XI SMK N 4 Yogyakarta tahun 2015 sebagian besar diketahui memiliki siklus menstruasi yang tidak normal (51,8%). ada hubungan signifikan dengan tingkat keeratan sedang antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri kelas XI SMKN 4 Yogyakarta tahun 2015 (p = 0,003;p <0,05 dan r = 0,468)

2. Taesiratur Rizkiah, (2015)

Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Menstruasi Di SMK Negeri 1 Bantul Yogyakarta Rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectioanal

Hasil penelitian sebagian besar siswi kelas XI jurusan akutansi SMKN 1 Bantul mempunyai status gizi normal (74,5%) dan menstruasi secara teratur (72,7%) ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan keteraturan menstruasi dengan nilai x2 hitung sebesar 27,348 dengan sig 0,000 3. Mulyanti (2015) Gambaran Tingkat

Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung Rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner

Hasil penelitian terdapat (57,89%) termasuk ke dalam tingkat kecemasan kategori sedang pada saat menstruasi, kecemasan berdasarkan perubahan fisik (50%) dan kecemasan kategori sedang berdasarkan lingkungan sekolah (42,11%). Simpulan penelitian yaitu tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi sebagian besar pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak (57,89%)

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian

SMP muhammadiyah 1 Yogyakarta terletak di Kecamatan Ngampilan berlokasi di Purwodiningratan NG I/1902B Ngampilan Yogyakarta. Di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat 21 kelas yaitu kelas VII, VIII dan IX yang masing-masing terdiri dari 7 kelas, kegiatan belajar mengajar dimulai pagi hari mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 13.30, dengan diawali tadarus bersama sebelum jam pertama. Jumlah jam pelajaran untuk setiap minggu adalah 34 jam ditambah ciri khusus muhammadiyah 5 jam. Alokasi waktu untuk satu jam pelajaran adalah 40 menit. Jumlah siswa SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta berjumlah 623, dan jumlah guru sebanyak 45 guru.

Letak dan suasana SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta cukup strategis dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, kondisi bangunan SMP sudah bagus dan berstandar nasional serta telah tersedia sarana dan prasarana seperti perpustakaan, aula, laboratorium, kantin dan UKS. UKS sudah berjalan baik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada siswa yang mempunyai masalah kesehatan. Di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta setiap bulanya juga mendapat kunjungan dari Puskesmas Ngampilan untuk dilakukan pengecekan kesehatan kepada warga sekolah namun untuk layanan seperti konseling kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja putri khususnya mengenai gangguan menstruasi belum terlaksana dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gangguan menstruasi pada remaja putri karena

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

jika dilihat dari hasil studi pendahuluan banyak remaja putri yang mengalami gangguan menstruasi dengan begitu peneliti melanjutkan langkah penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

2. Karekteristik responden

Distribusi frekuensi karakteristik responden di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta disajikan dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Pada Bulan Juli 2016

Karakteristik responden Frekuensi (n=100) Presentasi Umur a. 13 tahun b. 14 tahun 41 37 52,6 47,4 Usia menarche a. 9 tahun b. 10 tahun c. 11 tahun d. 12 tahun e. 13 tahun 5 5 13 41 14 6,4 6,4 16,7 52,6 17,9 Melakukan diet a. Ya f. Tidak 13 65 16,7 83,3 Aktifitas fisik a. Ringan b. Sedang c. Berat 54 24 0 69,2 30,8 0 Stress a. Ya b. Tidak Jumlah 16 62 78 20,5 79,5 100

(Sumber : Data Primer, 2016)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berusia 13 tahun yaitu sebanyak 41 siswa (52,6%), lalu untuk usia menarche sebagian responden memiliki usia menarche 12 tahun sebanyak 41 siswa (52,6%), kemudian untuk klasifikasi diet sebagian besar responden mengaku tidak melakukan diet sebanyak 65 siswa (83,3%). Lalu jika dilihat dari segi aktivitas

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

fisik ringan sebanyak 54 siswa (69,2%), selain itu jika dilihat dari segi stress sebagian siswa tidak mengalami gangguan stress sebanyak 62 siswa (79,5%).

3. Hasil penelitian

a. Distribusi frekuensi indeks masa tubuh menurut umur pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yoyakarta.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1

Yogyakarta

Indeks Masa Tubuh

F % Normal Gemuk 52 12 67 15 Kurus 10 13 Obesitas 3 4 Sangat kurus 1 1 Jumlah 78 100

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas siswa memiliki indeks masa tubuh normal sebanyak 52 siswa (67%), dan 26 siswa (33%) mengalami masalah status gizi kurang dan lebih.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

b. Distribusi frekuensi gangguan menstruasi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gangguan Menstruasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta Gangguan menstruasi F % Disminore 63 80,8 Hipermenore 18 23,1 Amenore primer 0 0 Amenore sekunder 7 9 Polimenore 20 25,6 Metroragia 13 16,7 Menoragia 16 20,5 Menometroragia 0 0 Oligomenore 25 32,1 Hipomenore 11 14,1 PMS 66 84,6

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar responden mengalami gangguan menstruasi, terbanyak yaitu PMS sebanyak 66 siswa (84,6%), dan disminore sebanyak 63 siswa (80,8%).

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

c. Distribusi frekuensi gangguan siklus menstruasi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta (n = 78)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gangguan Siklus Menstruasi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Pada

Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Indeks Masa Tubuh

Gangguan Menstruasi

IMT Polimenore Oligomenore Tidak

mengalami Normal 8 (15%) 19 (37%) 25 (48%) 52 (100%) Gemuk 6 (50%) 5 (42%) 1 (8%) 12 (100%) Kurus 6 (60%) 0 4 (40%) 10 (100%) Obesitas 0 1 (33%) 2 (67%) 3 (100%) Sangat Kurus 0 0 1 (100%) 1 (100%) Sangat Kurus 0 0 1 (100%) 1 (100%) Jumlah 20 25 33 78

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.4 siswa yang mempunyai gangguan menstruasi polimenore memiliki IMT/U kategori normal sebanyak 8 siswa (15%), kategori gemuk 6 siswa (50%), kategori kurus 6 siswa (50%), dan gangguan menstruasi oligomenore memiliki IMT/U kategori normal sebanyak 19 siswa (37%), kategori gemuk 5 siswa (42%), kategori obesitas 1 siswa (33%).

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

d. Distribusi frekuensi gangguan banyaknya darah menstruasi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta (n = 78)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gangguan Banyaknya Darah Menstruasi Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Menurut Umur

Indeks Masa Tubuh

Gangguan Menstruasi

IMT Hipermenore Hipomenore Tidak

mengalami Normal 12 (24%) 9 (17%) 30 (59%) 51 (100%) Gemuk 2 (17%) 1 (8%) 9 (75%) 12 (100%) Kurus 3 (30%) 1 (10%) 7 (70%) 10 (100%) Obesitas 1 (33%) 0 2 (67%) (100%) 3 Sangat Kurus 0 0 1 (100%) 1 (100%) Jumlah 18 11 49 78

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.5 siswa dengan gangguan menstruasi hipermenore IMT/U kategori normal sebanyak 12 siswa (24%), kategori gemuk 2 siswa (17%), kategori kurus 3 siswa (30%), kategori obesitas 1 siswa (33%), dan untuk gangguan menstruasi hipomenore dengan kategori normal sebanyak 9 siswa (17%), kategori gemuk 1 siswa (8%), kategori kurus 1 siswa (10%).

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

e. Distribusi frekuensi gangguan lamanya menstruasi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah I Yogyakarta(n = 78)

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gangguan Lamanya Menstruasi Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Menurut Umur

Indeks Masa Tubuh

Gangguan Mestruasi

IMT Menoragia Menometroragia Tidak

mengalami Normal 10 (19%) 0 42 (81%) 52 (100%) Gemuk 2 (17%) 0 10 (83%) 12 (100%) Kurus 3 (30%) 0 7 (70%) 10 (100%) Obesitas 1 (33%) 0 2 (67%) 3 (100%) Sangat Kurus 0 0 1 (100%) 1 (100%) Jumlah 16 0 62 78

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.6 siswa yang mengalami gangguan menstruasi menoragia dengan IMT/U kategori normal sebanyak 10 siswa (19%), kategori gemuk 2 siswa (17%), kategori kurus 3 siswa (30%), kategori obesitas 1 siswa (33%), dan tidak ada siswa yang mengalami menometroragia.

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

f. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur (n = 78).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Gangguan Lain Yang Berhubungan Dengan Menstruasi Berdasarkan

Indeks Masa Tubuh Menurut Umur

Indeks Masa Tubuh Gangguan Mestruasi ∑ IMT

Metroragia PMS Disminore Amenore

Sekunder Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Normal 8 (15%) 44 (85%) 44 (85%) 8 (15%) 40 (77%) 12 (23%) 3 (6%) 49 (94%) 52 Gemuk 3 (25%) 9 (75%) 10 (83%) 2 (17%) 10 (83%) 2 (17%) 1 (8%) 11 (98%) 12 Kurus 1 (10%) 9 (90%) 8 (80%) 2 (20%) 9 (90%) 1 (10%) 2 (20%) 8 (80%) 10 Obesitas 0 3 (100%) 3 (100) 0 3 (100%) 0 1 (33%) 2 (67%) 3 Sangat Kurus 1 (100%) 0 1 (100% ) 0 1 (100) 0 0 1 (100%) 1

(Sumber: Data primer 2016)

Berdasarkan tabel 4.7 dari 52 siswa yang memiliki IMT/U katagori normal sebagian besar mengalami PMS 44 siswa (85%) dan disminore 40 siswa (77%), katagori gemuk 12 siswa mayoritas juga mengalami PMS dan disminore dengan jumlah sama sebayak 10 siswa (83%), katagori kurus sebanyak 10 siswa cenderung mengalami disminore 9 siswa (90%) dan PMS 8 siswa (80%), katagori obesitas sebanyak 3 siswa 100% mengalami PMS dan disminore, sedangkan sangat kurus 1 siswa mengalami metrorargi, PMS dan disminore.

B. Pembahasan penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta hampir seluruh siswa putri kelas VIII dari 78 siswa yang mengalami gangguan menstruasi sebesar 98%, dan hanya 2% yang tidak

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

mengalami gangguan. Dari hasil data yang diperoleh gangguan menstruasi yang dialami oleh sebagian besar remaja putri kelas VIII meliputi gangguan volume banyaknya darah dan lamanya perdarahan, gangguan siklus serta gangguan menstruasi yang berhubungan dengan haid, gangguan tersebut meliputi amenore sekunder, hipermenore, metroragia, oligomenore, menoragia, hipomenore, pre menstrual sindrom (PMS) dan disminore. Gangguan menstruasi terbanyak yang dialami siswa adalah PMS dan disminorrhea.

Menurut Kusmiran (2012), menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Pada umumnya menstruasi normal biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata-rata 35cc (10-80cc masih dianggap normal) kira-kira 2-3 kali ganti pembalut perhari. Namun pada beberapa perempuan bisa mengalami masa menstruasi yang lebih panjang ataupun pendek, siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 21-35 hari, hal ini berlaku umum tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus menstruasi sekitar 21-30 hari.

Dalam penelitian ini gangguan menstruasi yang dialami oleh siswa kelas VIII rata-rata berusia 13 tahun sebanyak 42 siswa (52,6%) Ciri khas remaja tahap ini, antara lain lebih dekat dengan remaja sebaya, ingin bebas, dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak, dimana remaja pada tahap ini sedang mengalami pertumbuhan ke arah kematangan, salah satunya kematangan fisik yaitu timbulnya ciri-ciri

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

seks primer yang ditandai dengan datangnya menarche atau menstruasi pertama kali.

Usia menarche di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dari 78 siswa putri sebagian besar responden mendapatkan menarche berusia 12 tahun sebanyak 41 siswa (52,6%) dan yang mendapatkan usia menarche pada umur 9 tahun sebanyak 5 siswa (6,4%). Menurut Waryana (2010), menarche biasanya terjadi pada usia 10-16 tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi usia menarche diantaranya status gizi (IMT), status sosial ekonomi, usia menarche ibu, aktivitas olah raga dan keterpaparan dengan media informasi orang dewasa. Menurut penelitian dari olaf sianipar ditemukan hubungan yang bermakna antara usia responden dengan gangguan menstruasi (p=0,008); rerata usia responden yang mengalami gangguan menstruasi lebih muda (rerata 16,7 tahun) dibandingkan responden yang tidak mengalami gangguan menstruasi (rerata 17,4 tahun). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Lee et al. yang mendapatkan bahwa gangguan menstruasi lebih sering terjadi pada awal menstruasi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa usia yang lebih muda berkaitan dengan lebih tingginya angka gangguan menstruasi.

Pada penelitian ini jika dilihat dari IMT/U secara umum sebagian besar memiliki berat normal dari 78 responden menunjukkan bahawa 52 siswa (67%) memiliki indeks massa tubuh normal. Indeks massa tubuh menggambarkan status gizi seseorang. Menurut Adriani (2012), kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena remaja masih mengalami masa pertumbuhan.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per unit dari setiap energi yang mereka konsumsi dibandingkan dengan anak yang belum mengalami pubertas. Ditinjau dari status gizi responden, Shils dan Shike (2006) dalam Rizki (2015) mengemukakan bahwa status gizi remaja berhubungan dengan siklus menstruasi

.

Kekurangan zat gizi menyebabkan remaja mengalami anemia yang menyebabkan keletihan, sulit konsentrasi sehingga remaja pada usia sekolah menjadi kurang konsentrasi dalam belajar. Remaja membutuhkan lebih banyak zat besi terutama pada wanita, karena setiap bulannya telah mengalami haid yang berdampak pada kurangnya asupan zat besi dalam darah sebagai pemicu terjadinya anemia. Hal terpenting pada remaja adalah rentan kekurangan kalsium yang dapat menyebabkan osteoporosis.

Jika dilihat dari jenis gangguan menstruasi berdasarkan IMT/U di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, kategori normal kemungkinan mengalami gangguan menstruasi PMS (85%), dan disminorrhea (77%), polimenore (15%), oligomenorea (37%), hipermenorea (24%), hipomenorea (17%), menorragia (19%), metroragia (15%), amenore sekunder (6%), untuk kategori gemuk kemungkinan mengalami gangguan menstruasi PMS dan disminorrhea (83%), metroragia (25%), polimenorea (50%), oligomenore (42%), hipermenore (17%), hipomenore, amenore sekunder (8%), kemudian untuk kategori kurus mayoritas mengalami disminorrhea (90%) dan PMS (80%). Dan kategori obesitas memiliki kecenderungan mengalami gangguan PMS dan disminorrhea (100%), hipermenorea, amenore sekunder dan

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

menoragia (33%). Sedangkan sangat kurus mengalami PMS dan disminorrhea (100%).

Gangguan menstruasi terbanyak yang dialami siswa adalah PMS dan disminore. PMS adalah kumpulan gejala fisik, emosional, psikologis yang dialami wanita selama fase luteal setiap siklus menstruasi (7-14 hari menjelang menstruasi) sekitar 75% wanita mengeluhkan gejala pre menstrual dan 30% wanita memerlukan pengobatan (Barnhar dalam penelitian nurmiaty, dkk 2011). Secara umum jika dilihat dari IMT/U yang dimiliki siswa, semua kategori yaitu normal, gemuk, kurus, obesitas, dan sangat kurus mengalami gangguan menstruasi, jadi tidak ada perbedaan antara IMT/U yang normal dan IMT/U berlebih atau kurang tetap mengalami gangguan menstruasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sianipar, bahwa tidak ada hubungan bermakna (p=0,191) antara IMT/U dengan gangguan menstruasi.

Selain itu jika dilihat dari segi lamanya menstruasi sebagain besar responden menstruasi selama 7 hari kecuali untuk gangguan menstruasi menorgia sebagian responden menstruasi selama 8 hari. Selain itu jika dilihat dari berapa sering remaja putri mengganti pembalut saat menstruasi, sebagian besar responden mengaku ganti pembalut sebanyak 4 kali dalam sehari kecuali untuk gangguan menstruasi hipermenorrhea sebagain responden mengaku ganti pembalut sebanyak 5 kali dalam sehari. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidakteraturan menstruasi adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, diet, gangguan endokrin, gangguan perdarahan, fungsi hormon terganggu, dan kelenjar gondok. Hal ini sesuai dengan terori Atikah

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

64

(2009) gangguan menstruasi bisa disebabkan oleh hormon dimana menstruasi terkait dengan sistem hormon yang diatur oleh otak tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduski sel telur.

Berdasarkan karakteristik diet dalam penelitian ini remaja putri yang mengaku melakukan diet hanya sebanyak 13 siswa (16,7%), dari 13 siswa tersebut jika dilihat berdasarkan indeks massa tubuh yang banyak melakukan diet adalah yang mempunyai IMT/U kategori normal sebanyak 7 siswa, gemuk 4 siswa dan obesitas 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa yang melakukan diet tidak hanya yang bertubuh gemuk dan obesitas namun yang memiliki indeks massa tubuh normal juga melakukan diet. Menurut Shils dan Shike (2006) dalam Novia Rizki (2015) remaja putri yang menjalani diet khusus seperti diet penurunan berat badan ekstrim yang memicu bulimia

ataupun menjadi vegetarian dapat mengalami gangguan siklus menstruasi. Menurut Proverawati (2009), komposisi diet yang baik akan

mempengaruhi menstruasi serta penampilan reproduksi. Siklus menstruasi tidak hanya dipengaruhi oleh siklus diet vegetarian tetapi juga diet variasi dalam hal lemak, serat dan nutrien yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada diet vegetarian setelah diberi daging maka fase folikuler akan menjadi memanjang, rata-rata 4,2 hari, FSH juga meningkat dan E2 menurun secara signifikan. Pada wanita dengan diet vegetarian akan terjadi peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Namun untuk wanita yang bukan vegetarian dan pindah ke diet rendah lemak akan

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65

menyebabkan perpanjangan siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan folikuler. Hal ini membuktikan bahwa peranan nutrisi dan gizi yang seimbang sangat berpengaruh pada pola menstruasi seseorang. Sehingga bagi para remaja seharusnya lebih memperhatikan pola gizinya tanpa harus berambisi mendapatkan tubuh yang ideal tanpa dengan membatasi makanan yang bergizi.

Jika dilihat berdasarkan IMT/U remaja tersebut sebagian besar memiliki IMT normal namun remaja putri juga banyak yang mengalami gangguan menstruasi menurut asumsi peneliti hal ini terjadi karena remaja saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, pada saat ini sekolah akan menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku makan. Kebiasaan remaja menghabiskan banyak waktu untuk menonton televisi dan film dan selalu saling mengirimkan pesan yang berhubungan dengan makanan, juga akan mempengaruhi pola konsumsi makanan. Pada masa remaja, sahabat dan teman sebaya menjadi sangat penting ketika remaja mencari identitas diri dan kebebasan dari keluarga. Remaja membutuhkan penerimaan oleh kelompoknya, sehingga remaja akan cenderung mengikuti pola makan remaja lain agar dapat diterima dalam pergaulan.

Selain itu jika dilihat berdasarkan karakteristik aktivitas fisik pada penelitian ini dari 78 siswa yang mengaku melakukan aktivitas ringan sebanyak 54 siswa (69,2%), maksud aktifitas fisik disini seperti menonton televisi, berjalan, aktifitas makan, menyapu, bermain play station dll. Menurut (Fatmah, 2011), umumya olahraga/latihan dianggap sebagai salah

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

66

satu penyebab amenorrhoea hipotalamus. Meningkatnya tingkat estrogen terkait dengan amenorrhoea sehingga meningkatkan resiko patah tulang (fraktur), osteoporosis, dan kesuburan teori tersebut benar adanya, namun dalam penelitian ini justru yang mengalami gangguan menstruasi adalah siswa yang melakukan aktivitas fisik ringan. Menurut (Avrili, 2013), remaja yang sering melakukan aktivitas fisik seperti olahraga menurunkan resiko terjadinya disminorrea karena terjadi pengeluaran hormone endophin yang dapat mengurangi nyeri.

Lalu jika dilhat berdasarkan karakteristik stress siswa remaja yang mengaku mengalami stress sebanyak 16 siswa (20,5%). Menurut Saerang, dkk (2014), stress adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan beban yang merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan interval dan eksternal (stresor). Menurut asumsi peneliti stress yang dialami oleh sebagian remaja disebabkan karena kurangnya adaptasi yang dilakukan oleh siswa di lingkungan, stress karena akan menghadapi kenaikan kelas, dan bisa karena adanya hubungan yang tidak harmonis di dalam keluarga. Penyebab terjadinya perubahan ataupun gangguan yang terkait dengan siklus menstruasi, dapat disebabkan karena adanya faktor atau kelainan biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaan-keadaan stress dan gangguan emosi atau gabungan dari biologik dan psikologik (Dwi, Sogi, 2011).

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67

Menurut asumsi peneliti, gangguan menstruasi tidak hanya disebabkan oleh indeks massa tubuh, namun juga dapat disebabkan oleh hormon, psikologis (stress), kurangnya aktivitas dan olahraga, dan ketidakseimbangan asupan gizi, dimana pada umumnya siswa lebih suka makan-makanan jajanan seperti mie instan, goreng-gorengan, permen, cake, coklat dll. Kekurangan faktor nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi dan akibatnya terjadinya gangguan pada hipotalamus. Apabila kadar gonadotrophin menurun maka sekresi FSH (Folikel Stimulating Hormon) serta hormon estrogen dan progesterone akan mengalami penurunan, sehingga tidak menghasilkan sel telur yang matang dan akan berdampak pada gangguan siklus menstruasi.

Hal ini sesuai teori Atikah (2009) gangguan menstruasi bisa disebabkan oleh hormon dimana menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Stress juga menganggu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stress jadi mudah lelah, berat badan turun dratis, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.

Menurut pendapat Hupitoyo (2011), pada remaja IMT kurus sekresi estrogen menurun sehingga FSH (Folikel Stimulating Hormon) tidak mampu membentuk folikel yang matang kemudian tidak terjadi menstruasi. Sedangkan pada remaja dengan IMT obesitas jumlah estrogen dalam darah meningkat akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Dimana jumlah

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

68

estrogen yang berlebih dapat memberikan umpan balik negatif terhadap hormon FSH melalui sekresi protein inhibin yang menghambat hipofisis anterior untuk menyekresikan FSH. Adanya hambatan sekresi pada FSH menyebabkan terganggunya profeliferasi folikel sehingga tidak terbentuk folikel yang matang. Namun pada remaja IMT/U normal tidak menutup kemungkinan terjadinya gangguan menstruasi karena selain ketidakseimbangan hormon, asupan gizi, psikologi, dll. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gangguan menstruasi tidak hanya disebabkan oleh IMT/U namun juga bisa disebabkan karena pola hidup seperti kurangnya aktivitas dan olahraga, psikologi (stres) serta ketidakseimbangan asupan gizi, dimana pada umumnya siswa lebih suka makan-makanan jajanan yang kurang bergizi, beberapa melakukan diet yang kurang tepat untuk menjaga berat badan.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kesulitan penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini terpotong lama dengan libur Hari Raya Lebaran sehingga penelitian baru bisa dilaksanakan setelah libur sekolah usai, dan dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengumpulkan remaja putri kelas VIII dalam satu ruangan sehingga peneliti setiap ganti ruang kelas yang lain harus menempel microtoise secara berulang-ulang.

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69

2. Kelemahan penelitian

Pada penelitian ini banyak faktor yang mempengaruhi gangguan menstruasi dan tidak semua faktor dapat dikendalikan, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

(37)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Dari 78 responden penelitian, 99% mengalami gangguan menstruasi, dengan

jenis gangguan terbanyak PMS 66 siswa dan disminore 63 siswa. Hanya 1 siswa (2%) memiliki IMT normal yang tidak mengalami gangguan menstruasi. 2. Gangguan menstruasi berdasarkan IMT/U di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk kategori normal kemungkinan mengalami gangguan menstruasi PMS (85%), dan disminorrhea (77%), polimenore (15%), oligomenorea (37%), hipermenorea (24%), hipomenorea (17%), menorragia (19%), metroragia (15%), amenore sekunder (6%), untuk kategori gemuk kemungkinan mengalami gangguan menstruasi PMS dan disminorrhea (83%), metroragia (25%), polimenorea (50%), oligomenore (42%), hipermenore (17%), hipomenore, amenore sekunder (8%), kemudian untuk kategori kurus mayoritas mengalami disminorrhea (90%) dan PMS (80%). Dan kategori obesitas memiliki kecenderungan mengalami gangguan PMS dan disminorrhea (100%), hipermenorea, amenore sekunder dan menoragia (33%). Sedangkan sangat kurus mengalami PMS dan disminorrhea (100%).

(38)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

71

B. Saran

1. Bagi SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai status gizi yang baik bagi remaja dan kesehatan reproduksi mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi agar dapat mengembangkan UKS sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi remaja yang mempunyai masalah dengan gangguan reproduksi, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan menstruasi yang dapat mempengaruhi prestasi pada remaja.

2. Bagi remaja putri

Saran bagi siswa hendaknya lebih memperhatikan asupan makananya dengan cara menerapkan pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang seperti banyak mengkonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan, membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, membiasakan minum air putih yang cukup dan melakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal serta dapat mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan gangguan menstruasi sehingga dappat mencegah terjadinya gangguan menstruasi tersebut, agar tidak mengganggu prestasi di sekolah. 3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan supaya meneliti faktor-faktor yang lebih spesifik yang dapat mempengaruhi gangguan menstruasi, serta menggunakan instrument yang berbeda agar lebih menggali lebih banyak informasi yang diharapkan.

(39)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

72

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, A. (2012). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu (hal:114,115,123).

Anggraeni, Saryono Mekar Dwi. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Apriyani Nur, A (2015). Gambaran Status Gizi Remaja Putri Berdasarkan IMT/U Di SMA Negri Gamping Kabupaten Sleman Tahun 2015. Jurusan Program Studi. Yogyakarta: Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2010). Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Seri L2. Jakarta, Indonesia. BPS.

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2015). Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, 2015.

Bienniasz J, Zak T, Laskowska-Zietek A, Noczyska A. Causes of menstrual disorder in adolescent girls – a retrospective study.Endokrynol Diabetol Chor Przemiany Materii Wieku Rozw. 2006[diakses tanggal 23 Maret 2016] 12(3):205 10.Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17020657

Barnhart KT, Ellen WF, Sondheimer SJ. AClinician’s Guide to The Premenstrual Syndrome. Med Clin North Am, 1995;79:1457-72.

BPS, BKKBN, & Kemenkes. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta.

Cakir M, Mungan I, Karakas T, GiriskenI, Okten A, Menstrual Pattern and Common Menstrual Disorders Among University Student In Turkey. Pediatrics Internasional. 2007 (diakses 28 April 2016) 49(6):938-42 diunduh

dari:http://www3.Intersciencewilley.com/journal/118514616/abstractCRET RY=1&SRETRY=0

Calis KA, Popat VP, Dang DK, Kalantaridou SN, Dysmenorrhea (Diunduh 28 April 2016). Diunduh dari:http://medicine,medscape.com/article/253812overview

Chomaria N. (2008). Tips Jitu dan Praktis Mengusir Stress. Diva Press, Yogyakarta

(40)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

73

Dewi, P.R. (2009). Rahasia Kehamilan. Shira Medika, Jakarta.

Dwi Sogi & Harliyanti. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa AKBID Sari Mulia Banjarmasin.

Fatmah & Yati Ruhayati. 2011. Gizi Kebugaran dan Olahraga. Bandung: Lubuk Agung

Hacker dan Moore. (2001). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi Dua. Jakarta: Hipokrates.

Hariyani, S. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hidayat Alimul, Aziz. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hupitoyo. 2011. Obesitas dan Fertilitas, (online) (http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-145-obesitas-dan-fertilitas.html, diakses: 22 April 2016)

Hurlock, Elizabeth. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Istiany, A & Rusilanti. (2014). Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kemenkes, RI. (2014). Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan RI. Jakarta.

Kiki Sandra Novita Sari. (2013). Pola Perilaku Remaja Dalam Mengatasi Keluhan Disminore Di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta Tahun 2013. Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan: Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Kurniasih, E., et al,. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang, Jakarta; PT Gramedia

Kusmiran, E. (2011). Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta. Ar Ruzz Media: Yogyakarta (hal;19,106).

Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Salemba Media.

Laadjim Siti, A(2013). Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri Di SMPN 8 Kota Gorontalo Tahun 2013. Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Gorontalo.(Accessed 2 Februari 2016) Lee LK, Chen PCY, Lee KK, Kaur J. Menstruation among ado-lescent girls in

Malaysia: a cross-sectional school surveySingapore Med J. 2006 [diakses tanggal 23 Maret 2016] 47(10):869. Diunduh dari:http://www.sma.org.sg/smj/4710/4710a6.pdf

(41)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

74

Lestariningsih, S. (2000). Gizi Prima Bayi dan Balita Seri Ayah Bunda. Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda.

Lestari Tri, W, S.ST.,M.Kes, dkk. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Berbasis Kompetensi. Jakarta: ECG

Maryani, S. (2014). Menyiapkan Wanita Usia Subur Sehat Berkualitas Sejak Dini. Mensana 1(13):16-18

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurmalina, Rina (2011), Pencegahan & Manejemen Obesitas. Bandung: Elex Media Komputindo

Nurmiaty, dkk Vol 27, No. 2 Juni (2011). Perilaku Makan Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja: Berita Kedokteran Masyarakat. Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta:

Salemba Medika

Olaf, Sianipar dkk. Vol 59, No. 6 Juli (2009). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi SMU di Pulo Gadung Jakarta Timur: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Paath, E. F., Rumdasih, Y., & Heriyati. (2014). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: ECG

Proverawati, ddk, (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika

Population Reference Bureau. (2013). World Population Data Sheet 2013. USA: Population Reference Bureau

Ratna, V.T. (2008). Gambaran Siklus Menstruasi Pada Atlet Bola. Skirpsi Dipublikasikan. Jakarta:Fakultas Keperawatan Universitas UPN Veteran Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian Kesehatan Kementrian

Kesehatan RI Jakarta.

Rizki, novia. (2015). Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas XI Di SMK N 4 Yogyakarta. Skripsi Dipublikasikan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisiyah Yogyakarta.

Rosidah I., (2008). Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Menstruasi Pertama Pada Siswi SMP Harapan Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006Akademi Kebidanan Helvetia Medan. Diperoleh dari

(42)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

75

http://library.helvetia.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=supthelpp idarosidah-6. (Accessed 20 Maret 2016)

Sasaki, K. J. 2014. Menstruation disorder. Diunduh Juni 7, 2016, Retrieved from http://emedicine.medscape.com/article/953945-overview

Saerang A, Suparman E, Lengkong RA. Hubungan antara stress dengan pola menstruasipada mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, 2014;2(3);2.

Sianipar, Olaf. (2009). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan Pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gading Jaktim. Maj Kedokt Indon. Vol 59 No7. Juli 2009. Hal 312.

Setiawati, ES.2015. Pengaruh stress terhadap siklus menstruasi pada remaja.Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Vol 4 Nomor 1.

Sulistyaningsih. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif . Edisi I. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.

Suparisa, I.D.N, B & Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Shils, M.E.; Shike, M. 2006. Modern Nutrition in Health and Disease.Lippincot William and Wilkins, Philadelphia

Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta1, (2010). Kesehatan Remaja:Problem dan Solusinya . Jakart: Salemba Medika

Waryana, SKM., M.Kes. (2010). Gizi Reproduksi. Sewon Bantul Yogyakarta: Pustaka Rihama (hal:160-161)

Widyastuti, Yani, SSiT, dkk. (2009).Kesehatan Reproduksi. Yoyakarta: Fitramaya.

Referensi

Dokumen terkait

Rancang bangun alat inkubator bayi dengan kontrol suhu dan kelembaban ini terdiri dari IC LM35 sebagai sensor pendeteksi perubahan temperatur didalam inkubator, sensor DHT11

Asuransi Takaful Keluarga, jumlah klaim yang masuk pada bulan Januari-Maret 2009 baik reimburstment maupun provider berjumlah 9.608 berkas, hal ini tidak sebanding dengan

Ajaran agama Buddha mengatakan bahawa manusia yang membuat sesejenis kesalahan mungkin akan lahir kembali ke dunia ini sebagai binatang, jadi apabila seseorang manusia makan

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebuah sistem informasi berbasis website pada DDSM MOBILINDO menggunakan PHP dan MySQL.. Dengan adanya sistem ini diharapkan

(3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas sarana prasarana danmotivasi belajar terhadap hasil belajar siswa jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1

Tämä on laadullinen tutkimus Suomen evankelis-luterilaisen kirkon Espanjan Aurinkorannikon suomalaisen seurakunnan vapaaehtoistyöstä ja sen merkityksestä.. seurakunnalle

Siapa yang harus menjadi pelaku utama di dalam rantai peringatan dini tsunami apakah BPBD Provinsi atau BPBD Kabupaten atau BNPB atau hanya

Dunia saat sedang dilanda sebuah pandemi yaitu Covid-19 yang merupakan sebuah virus yang berasal dari Wuhan China. Akibat adanya pandemi tersebut muncul banyak