• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PUBLIK DI DESA KARANGREJO KECAMATAN KENDAL KABUPATEN NGAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PUBLIK DI DESA KARANGREJO KECAMATAN KENDAL KABUPATEN NGAWI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 76

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA

TERHADAP EFEKTIFITAS ORGANISASI PUBLIK

DI DESA KARANGREJO KECAMATAN KENDAL

KABUPATEN NGAWI

Endang Murti

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun

Abstract

In an that good organization is governmental and also private sector basically hunger for the target or reaching of efficient and effective target. Thereby entire/all officer in concerned in it have to have the spirit of and high discipline so that reached by the job satisfaction. clear organization will facilitate the them to reach the target, to live with the organizational importance goodness and also private interest. Therefore to reach the organizational effectiveness non representing easy matter, in consequence need the good cooperation among all member in organization. Organization determined by group or part of and detailed again by each individual, so that in the case of any activity execution if/when can reach the satisfying efficacy and its target can be reached, as according to goal and plan which have been specified. Duty execution by each;every officer which certain mengemban duties per individual and duty execution by each officer which mengemban of[is overall of duties in cooperation in organization as one intact union in organization. Target attainment with basically represent the process of cooperation of duties execution owning relation/link one another.

Keyword: division of labor, public organizational effectiveness.

A. Pendahuluan

Organisasi merupakan wadah bagi serangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan pekerjaan pokok dengan jalan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, membagi tugas diantara pejabat yang harus melaksanakan, menetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, serta menyusun jalinan hubungan kerja diantara para pejabatnya.

Keberhasilan suatu organisasi apapun, apakah itu lembaga pendidikan, badan pengabdian masyarakat, perusahaan swasta, instansi pemerintah pada umumnya ditentukan oleh empat unsure pokok yaitu berupa struktur organisasi, metode kerja, alat-alat perlengkapan dan pegawai-pegawai. Diantara keempat unsure tersebut faktor manusia dan tindakannya adalah yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya organisasi dalam mencapai

(2)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 77

tujuan. Pembagian kerja merupakan hal yang mutlak harus dilaksanakan dalam suatu organisasi. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh orang yang sesuai dengan bidangnya. Dengan pembagian kerja semua orang dalam organisasi men getahui apa yang harus ia kerjakan, apa tugasnya, apa fungsinya, apa tanggung jawabnya, kewajibannya, haknya, wewenangnya dan siapa yang menjadi atasannya maupun bawahannya. Dimana pada akhirnya diharapkan setiap tugas dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Dalam suatu organisasi baik itu pemerintah maupun swasta pada dasarnya mendambakan tujuan atau tercapainya tujuan yang efektif dan efisien. Dengan demikian seluruh pegawai yang terlibat didalamnya harus mempunyai semangat dan kedisiplinan yang tinggi agar tercapai kepuasan kerja. Organisasi yang jelas akan memudahkan mereka untuk mencapai tujuan, untuk menyesuaikan diri baik kepentingan organisasi maupun kepentingan pribadi. Oleh karena itu untuk mencapai efektivitas organisasi bukan merupakan hal yang mudah, karena itu memerlukan kerjasama yang baik diantara para anggota dalam organisasi.

Efektifitas dalam suatu organisasi ditentukan oleh kelompok atau bagian dan diperinci lagi oleh masing-masing individu, sehingga dalam hal pelaksanaan kegiatan apapun bila dapat mencapai keberhasilan yang memuaskan dan tujuannya bisa tercapai, sesuai dengan sasaran dan rencana yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan tugas oleh setiap pegawai yang mengemban tugas-tugas tertentu per individu dan pelaksanaan tugas oleh masing-masing pegawai yang mengemban keseluruhan tugas-tugas secara kerjasama dalam organisasi sebagai satu kesatuan yang utuh dalam organisasi. Pencapaian tujuan bersama pada dasarnya merupakan proses kerjasama pelaksanaan tugas-tugas yang memiliki hubungan satu sama lain.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diasumsikan bahwa situasi kerja yang baik adalah adanya pembagian kerja yang tepat dan penegasan kelompok aktivitas yang sejenis atau sekurang-kurangnya mempunyai hubungan atau pertalian yang erat, akan menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan akan memberikan hasil yang optimal bagi organisasi. Dan pada akhirnya akan mengakibatkan tercapainya efektifitas organisasi.

(3)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 78

Karena dengan efektifitas organisasi dapat dilihat seberapa jauh kemajuan-kemajuan yang diperoleh suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Maka sangatlah erat hubungan antara pembagian kerja terhadap efektifitas organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu: “ Bagaimanakah pengaruh pembagian kerja terhadap efektifitas organisasi public Di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi ?

B. KERANGKA TEORI a. Pembagian Kerja

Untuk mengetahui pentingnya pembagian kerja dalam suatu organisasi, maka ada baiknya ditinjau lebih dahulu pengertian pembagian kerja yang dikemukakan oleh para sarjana, antara lain: menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel pembagian kerja adalah: tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain diperinci dan dikelompokan untuk dilakukan oleh seorang pejabat atau satuan organisasi tertentu.1 Sedangkan menurut Sutarto: Pembagian kerja adalah perincian dan aktivitas yang semacam atau erat

1

James A f, Stoner, Manajemen Jilid I, CV.Intermedia, Jakarta, 1986 hal 339

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian serta pengelompokan tugas-tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu.2 Dari kedua pendapat tersebut diatas dikatakan bahwa dalam suatu organisasi, pekerjaan-pekerjaan yang semacam dan sejenis dikelompokkan dan diberikan kepada satuan-satuan organisasi atau kepada pejabat tertentu. Dengan demikian pembagian kerja merupakan keharusan mutlak dalam suatu organisasi agar tidak dapat tumpang asuh, penyimpangan-penyimpangnan serta kekembaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Disamping itu dalam melaksanakan pembagian kerja juga dituntut adanya penempatan pegawai yang betul-betul sesuai keahlian atau spesialisasi yang dimiliki dengan pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya.

1. Dasar-dasar pembagian kerja Dalam melakukan pembagian kerja harus diperhatikan tentang beberapa macam dasar pembagian kerja sebagai berikut:

2

Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1989, hal 93

(4)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 79

1. Pembagian kerja berdasarkan fungsi, yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang sejenis atau erat hubunganya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu, yang masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaannya atau perincian serta aktivitas yang semacam atau erat hubunganya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu, yang masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaannya.

2. Pembagian kerja berdasarkan produksi, yaitu perincian serta pengelompokan tugas semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan pejabat tertentu yang masing-masing menghasilkan jenis barang tertentu atau perincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang masing-masing menghasilkan jenis barang tertentu.

3. Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja, yaitu perincian seta pengelompokan tugas atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing secara berurutan harus dilalui sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna

4. Pembagian kerja berdasarkan langganana, yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan pejabat tertentu yang masing-masing memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap

5. Pembagian kerja berdasarkan jasa, yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing memberikan jenis jasa tertentu

6. Pembagian kerja berdasarkan alat yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing memakai jenis alat tertentu

7. Pembagian kerja berdasarkan wilayah yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk

(5)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 80

dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing mengurusi atau menguasai wilayah tertentu

8. Pembagian kerja berdasarkan waktu yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-masing dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan

9. Pembagian kerja berdasarkan jumlah yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh sejumlah orang tertentu.3

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembagian kerja itu merupakan perincian serta pengelompokan tugas yang sejenis atau erat hubunganya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu. Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Sutarto pembagian kerja yang berdasarkan rangkaian kerja ada 3 macam, yaitu: a. Pembagian kerja berdasarkan

rangkaian kerja berupa seri adalah aktivitas dalam organisasi diperinci menjadi urutan tugas yang penyelesaiannya dilakukan secara berturutan dari pejabat yang satu ke

3

Ibid, hal 112-118

pejabat yang berikutnya sehingga pekerjaan selesai.

b. Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja kerja berupa pararel adalah aktivitas dalam organisasi diperinci menjadi urutan tugas yang semacam, yang untuk menyelesaikan tiap kelompok urutan tugas diserahkan kepada seorang pejabat sehingga beberapa kelompok urutan tugas akan berjalan bersama

c. Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja berupa gabungan seri dan pararel adalah aktivitas dalam organisasi diperinci menjadi urutan tugas yang penyelesaiannya dilakukan secara serentak, tugas yang satu tidak perlu menunggu selesainya tugas yang lain. 4

2. Pentingnya pembagian kerja Tentang pentingnya pembagian kerja menurut Luther Gulick, menyatakan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Karena orang berbeda dalam pembawaan, kecakapan serta kemampuan dan mencapai kecakapan serta kemampuan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan spesialisasi

4

(6)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 81

2. Karena orang yang sama tidak dapat berada didua tempat pada saat yang sama

3. Karena orang tidak dapat mengerjakan dua hal pada saat yang sama

4. Karena bidang pengetahuan dan keahlian begitu luas sehingga seorang dalam rentangan hidup tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak daripada sebagian kecil dari padanya.5

3. Pedoman pembagian kerja Dalam melaksanakan pembagian kerja hendaknya diperhatikan adanya pedoman-pedoman tertentu, sesuai dengan pendapat berikut:

a. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas tertulis pada daftar perincian aktivitas

b. Tiap-tiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang berkedudukan paling rendah harus memiliki perincian tugas yang jelas tertulis pada daftar perincian tugas c. Jumlah tugas yang sebaiknya

dibebankan seseorang pejabat sebaiknya berkisar antar empat macam sampai dua belas macam

5

Ibid,hal 93

d. Variasi tugas seorang pejabat hendak diusahakan yang sejenis atau erat hubungan satu samalain sebab apabila seorang pejabat diserahi beban kerja yang sangat jauh berbeda variasinya tidak akan dapat melakukan dengan baik

e. Beban aktivitas bagi tiap-tiap satuan organisasi atau beban tugas masing-masing pejabat hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan adanya satuan organisasi yang terlalu sedikit aktivitasnya. Dengan demikian dapat dihindarkan adanya pejabat yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya sehingga nampak menganggur.

f. Penempatan para pejabat hendaknya yang tepat yang dapat dijadikan dasar yang tepat, tidak hanya kecakapan atau kepandaian saja, tetapi lebih luas darim itu antara lain: keberanian, jenis kelamin, umur, kekuatan, kejujuran dll

g. Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan volume kerja

h. Pembagian kerja terutama menyangkut pada pejabat dalam suatu organisasi jangan sampai menimbulkan pengkotakan pejabat.

(7)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 82

Pembagian tugas hendaknya hanya sekedar menunjukan perincian tugas yang menjadi tanggung jawab pokok bagi masing-masing pejabat itu sebagai anggota dari satuan organisasi secara keseluruhan

i. Penggolongan tugas

j. Dalam melakukan tugas pembagian kerja harus memperhatikan adanya beberapa macam dasar pembagian kerja

k. Setiap pejabat dalam organisasi atau satuan organisasi yang ada seharusnya sudah memiliki daftar perincian aktivitas.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pembagian kerja harus memperhatikan pedoman sebagai berikut :

1. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas tertulis pada daftar perincian aktivitas

Pada umumnya didalam satuan organisasi terdapat adanya perincian aktivitas, agar aktivitas dalam organisasi tersebut tampak jelas sehingga para pegawai dapat melakukan aktivitas yang ada dalam instansi dan semua kegiatan dapat terlaksana dengan lancar sesuai

6

Ibid hal 94-118

dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Tiap-tiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai pejabat yang berkedudukan paling rendah harus memiliki perincian tugas yang jelas dalam suatu daftar perincian tugas yang jelas.

3. Jumlah tugas

Jumlah tugas merupakan banyaknya tugas yang menjadi tanggung jawab setiap pegawai yang harus dilakukan. Seorang pejabat itu dalam keadaan terbatas baik kemampuannya, kepandaiannya, kesehatannya, perhatiannya maupun waktunya, maka jumlah tugas yang dapat diselesaikan terbatas.

4. Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya sejenis atau erat hubungannya satu sama lain

Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain. Dalam hal ini bahwa setiap pegawai hendaknya tidak hanya diserahi tugas itu-itu saja, tetapi perlu diberi tugas yang lain yang tidak terlalu jauh berbeda dengan tugas tetapnya agar timbul kegairahan dalam bekerja.

(8)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 83

5. Beban aktivitas bagi tiap-tiap satuan organisasi atau masing-masing pejabat hendaknya merata

Beban tugas bagi tiap-tiap satuan organisasi atau beban tugas masing-masing pejabat hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya, sehingga dapat dihindarkan adanya pejabat yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat yang terlalu sedikit tugasnya sehingga nampak terlalu banyak menganggur. Beban kerja yang tidak merata akan menimbulkan rasa tidak adil

6. Penempatan para pejabat hendaknya yang tepat

Penempatan pejabat hendaknya yang tepat, yang dapat dijadikan dasar tepat tidak hanya kecakapan atau kepandaian saja, tetapi lebih luas dari itu antara lain keberanian, jenis kelamin, kekuatan, umur, kesehatan, kejujuran dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan mengenai tingkat kecakapan dalam tugas.

7. Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan volume kerja

Yaitu apabila volume kerja bertambah banyak dan pejabat yang ada sudah tidak dapat menampungnya maka pegawai ditambah, sebaliknya jika volume kerja susut maka jumlah pegawainya dikurangi

8. Pembagian kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam satuan organisasi jangan sampai menimbulkan pengkotakan pejabat. Pembagian kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam sesuatu satuan organisasi jangan sampai menimbulkan pengkotakan pejabat. Pembagian tugas hendaknya hanya sekedar menunjukkan perincian tugas yang menjadi tanggung jawab pokok bagi masing-masing pejabat tanpa mengurangi tanggung jawab pejabat itu sebagai anggota dari satuan organisasi sebagai keseluruhan, agar saling membantu. 9. Penggolongan tugas

Bahwa dalam suatu organisasi perlu penggolongan tugas yang didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Berdasarkan siapa yang akan mengerjakan, menurut Harold Zelko dalam buku sutarto, meliputi:

(9)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 84

2. Tugas yang dikerjakan bersama7 10. Dasar pembagian kerja

Dasar pembagian kerja dipakai sebagai pedoman/acuan dalam proses pembagian kerja yang dapat mendukung aktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaan

11. Setiap pejabat dalam organisasi atau satuan organisasi yang ada seharusnya sudah pasti memiliki daftar perincian tugas.

Daftar perincian tugas seharusnya sudah dimiliki oleh setiap pejabat dalam organisasi agar dapat dihindarkan terjadinya pejabat yang bekerja hanya sekedar menunggu perintah. Daftar ini membuat pegawai yakin apa yang harus dipertanggung jawabkan.

4. Manfaat pembagian kerja

Menurut Smith manfaat terbesar dari pembagian tenaga kerja adalah: Dalam pemilihan seluruh pekerjaan menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil, sederhana dan terpisah dimana setiap karyawan dapat terspesialisasi, produktivitas total berlipat ganda menurut deret ukur.8

7

Ibid hal 111 8

James , op cit hal 340

Dengan demikian spesialisasi bisa diterapkan pada semua jenis kegiatan kerja, karena tidak seorangpun secara fisik yang mampu melaksanakan seluruh kegiatan dalam tugas-tugas yang paling komplek, juga yang membentuk sebuat kegiatan yang komplek, maka untuk tugas-tugas yang memerlukan sejumlah langkah, perlu dibagi-bagikan berbagai bagian tugas tersebut diantara sejumlah orang.

Pembagian tugas yang terspesialisasi itu memungkinkan orang-orang dapat mempelajari ketrampilan dan menjadi ahli pada fungsi pekerjaannya masing-masing. Tugas-tugas yang sederhana dapat dipelajari dalam waktu yang relatif singkat dan dapat dirampungkan dengan cepat. Selain itu tersedianya berbagai macam tugas memungkinkan orang-orang untuk memilih atau ditugaskan pada jabatan-jabatan yang mereka senangi dan betul-betul cocok bagi mereka.

5. Keuntungan pembagian kerja Menurut Gibson, terdapat dua keuntungan pentingnya dari pembagian kerja yaitu:

1. Jika suatu pekerjaan mengandung sedikit tugas, maka kita mudah

(10)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 85

melatih penggantiannya bagi personalia yang diberhentikan

2. Apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, maka karyawan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas ini. Keahlian yang tinggi dapat menghasilkan mutu output yang lebih baik9

Keuntungan yang disebut diatas sebagian besar bersifat ekonomis dan teknis yang biasanya berlaku bagi pekerjaan yang bukan manajerial. Tetapi, keuntungan yang serupa berlaku juga bagi posisi manajerial yang dispesialisasikan.

b. Efektivitas Organisasi

1. Definisi efektivitas organisasi Ditinjau dari susunan katanya, maka efektivitas organisasi mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian efektifitas dan pengertian organisasi. Menurut W.J.S Poerwodarminto, efektivitas adalah: Hasil daya atau akibat dari suatu perbuatab atau tindakan. Sedangkan menurut H Emerson dalam bukunya Soewarno, efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

9

Gibson, organisasi dan managemen, erlangga, Jakarta 1996, hal 326

sebelumnya.10 Dengan demikian bahwa organisasi dapat dikatakan mempunyai efektifitas kerja apabila terjadi hasil yang dikehendaki organisasi. Sedangkan pengertian organisasi adalah: susunan dan aturan daroi berbagai-bagai bagaian sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

Menurut James D.Mooney dalam buku Sutarto, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.11 Dengan demikian efektifitas suatu organisasi adalah pengukuran tercapainya akibat yang dikehendaki.

2. Perspektif efektifitas organisasi Tiga macam perspektif efektifitas dapat diidentifikasikan tingkat yang paling besar yaitu efektifitas individu yang menekankan pada pelaksanaan pekerjaan anggota organisasi.

Individu bekerja tidak sendiri atau tidak dapat terpisah dari individu-individu yang lain dalam organisasi. Maka perspektif efektifitas yang lain yaitu efektifitas kelompok. ”Karena organisasi terdiri dari individu dan kelompok, efektifitas organisasi adalah

10

WJS, Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BP, Jakarta 1995

11

(11)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 86

lebih banyak dari jumlah efektifitas individu dan kelompok”12

3. Perspektif berdimensi ganda sebagai pendekatan efektifitas organisasi

Untuk membahas konsep efektifitas menurut Gibson terdapat dua pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan dari segi tujuan 2.Pendekatan dari segi teori sistem13

Pendekatan tujuan yaitu untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas berdasarkan pada gagasan bahwa organisasi itu diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pendekatan sistem memandang organisasi sebagai satu unsur dari sejumlah unsur yang saling tergantung satu dengan yang lain. Organisasi input sistem yang lebih luas atau lingkungan, memproses dan menghasilkan keluaran.

Efektifitas organisasi pada dasarnya adalah efektifitas perseorangan. Bila setiap anggota organisasi secara terkoordinir melakukan pekerjaan dengan baik, efektifitas individu akan berpengaruh pada efektifitas kelompok yang mana pada akhirnya efektifitas

12

Ibid hal 25 13

Ibid hal 27

organisasi tergantung pada efektifitas kelompok

4. Penilaian efektifitas organisasi Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas organisasi. Menurut Emitai Etzioni yang ditulis kembali oleh Adam Indrajaya mengemukakan pendapatnya bahwa: Pendekatan pengukuran efektifitas organisasi yang disebutkan Sistem model, mencakup 4 kriteria yaitu:

1. Adaptasi 2. Integrasi 3. Motivasi 4. Produksi14

Selanjutnya akan penulis uraikan satu persatu dari 4 kriteria yang dikemukakan diatas:

1. Adaptasi

Menurut Emitai etziono dalam buku Adam I.Indraja pada kriteria adaptasi berpendapat bahwa: adaptasi adalah kemampuan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu antara lain digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja serta ruang lingkup kegiatan organisasi tersebut.15

14

Adam Indrajaya, Perilaku Organisasi, Sinar Baru, bandung 1986 hal 227

15 Ibid

(12)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 87

Frederick, mengemukakan bahwa untuk dapat beradaptasi dengan lingkunga perlu diperhatikan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, antara lain:

1. Kebijaksanaan administrasi dan organisasi

2. Kesempatan pegawai untuk berpartisipasi

3. Hubungan dengan atasan 4. Kondisi kerja16

2. Integrasi

Menurut Emitai Etzioni dalam buku adam Indrajaya: Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsessus dan komunikasi dengan berbagai organisasi lainnya.17

Usaha-usaha untuk mengintegrasikan menurut H. Malayu S.P Hasibuan, Dapat dilakukan dengan cara:

- Hubungan antar manusia

Hubungan antar manusia merupakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur individu demi terpadunya kepentingan bersama 16 Ibid hal 83 17 Ibid hal 227 - Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi

- Kesepakatan kerja bersama

Kesepakatan kerja bersama berperan penting dalam menciptakan pengintegrasian, membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik didalam suatu instansi.

- Collective bargaining

Collective bargaining adalah perundingan antara pimpinan dengan karyawan dalam menetapkan keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan instansi dan kebutuhan buruh18

Dengan demikian integrasi ini memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.

3. Motivasi

Menurut Pendapat Emitai Etzioni dalam buku Adam Indrajaya: Motivasi adalah pengukuran mengenai keterkaitan

18

H. Malayu, MSDM, PT Gunung Agung, Jakarta 1990, hal 151

(13)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 88

dan hubungan antara pelaku organisasi dengan organisasinya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.19

Menurut Frederick yang ditulis kembali oleh H. Malayu, cara terbaik untuk memotivasi karyawan yaitu dengan cara:

- Memasukan unsur tantangan

Pekerjaan-pekerjaan yang menantang akan memotivasi karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan kemampuannya sendiri

- Kesempatan untuk bekerja

Kesempatan untuk merasakan bahwa seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang lebih penting untuk organisasinya

- Pembentukan kelompok kerja - Pengkombinasian tugas-tugas.20

4. Produksi

Menurut Emitai Etzioni dalam buku Adam Indrajaya: Produksi yaitu usaha pengukuran efektifitas organisasi dihubungkan dengan jumlah dan mutu keluaran organisasi serta intensitas kegiatan suatu organisasi.21 Untuk meningkatkan produktivitas perlu adanya perbaikan. Menurut Faustino

19 Ibid 20

H. Malayu, Op cit hal 175 21

Adam Indrajaya. Loc cit

Cardoso yang mengutip pendapat Klingner dan Nalbandiah menjelaskan perlu adanya perhatian untuk upaya perbaikan produktivitas yaitu:

1. Kemampuan pekerja untuk bekerja Seorang manager/superior untuk dapat menciptakan karyawan yang mempunyai kemampuan pekerja untuk bekerja dengan baik, serta memperoleh karyawan yang mempunyai kemampuan bekerja yang berkualitas tinggi agar dapat meningkatkan produktifitas kerja. Maka perlu diadakan penyeleksian sebelum penerimaan kerja

2. Kesempatan untuk berkarya

Kesempatan daripada pegawai untuk bekerja dengan baik sering diabaikan atau tidak mendapat perhatian yang serius, padahal hal ini merupakan cara bekerja untuk lebih efisien dan efektif Dengan adanya kesempatan untuk berkarya dan bekerja akan lebih baik dalam organisasi

3. Kejelasan sasaran/tujuan

Dalam hal ini manager harus menerjemahkan prioritas kedalam unit kerja khusud dan tujuannya. Perlu menyediakan feedback untuk para pekerja. Jadi seorang pekerja harus tahu apa yang dipertimbangkan oleh organisasi sebagai suatu kinerja

(14)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 89

yang memuaskan, agar ia cepat melakukan seperti yang diharapkan.

C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Pelaksanaan penelitian dengan metode deskripsi ini dilakukan sampai pada taraf penulisan, dengan mana orang yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu obyek – obyek atau suatu peristiwa, tanpa menarik suatu kesimpulan umum.

2. Variabel dan Indikator a. Variabel bebas

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah pembagian kerja, dengan indikator sebagai berikut:

1. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas tertulis pada daftar perincian aktivitas

2. Tiap-tiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai pejabat yang berkedudukan paling rendah harus memiliki perincian tugas yang jelas

3. Jumlah tugas

4. Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya sejenis atau erat hubungannya satu sama lain

5. Beban aktivitas bagi tiap-tiap satuan organisasi atau masing-masing pejabat hendaknya merata 6. Penempatan para pejabat

hendaknya yang tepat

7. Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan volume kerja

8. Pembagian kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam satuan organisasi jangan sampai menimbulkan pengkotakan pejabat.

9. Penggolongan tugas 10. Dasar pembagian kerja

11. Setiap pejabat dalam organisasi atau satuan organisasi yang ada seharusnya sudah pasti memiliki daftar perincian tugas.

b.Variabel terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah Efektifitas Organisasi , dengan indikator sebagai berikut :

1. Adaptasi 2. Integrasi 3. Motivasi

(15)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 90

4. Produksi

3. Populasi dan Sampel

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis mengambil populasi yaitu pegawai yang ada di lingkungan kantor Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi, yaitu : Kepala Desa = 1 orang Perangkat Desa = 7 orang Masyarakat = 32 orang Total = 40 orang

Mengingat sedikitnya populasi maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian populasi.

4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan sekunder dan Teknik Pengumpulan Data dengan cara 1) Kuesioner; 2) Dokumentasi.

5. Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengelolaan data untuk melihat

bagaimana menginterpretasi data, sedangkan untuk skort pilihan jawaban menggunakan skalla likert yaitu dengan :

1. Untuk jawaban a diberi simbol 3; 2. Untuk jawaban b diberi simbol 2; 3. Untuk jawaban c diberi simbol 1.

Selanjutnya simbol-simbol tersebut diubah dalam kategori, sehingga :

1. Untuk simbol 3 dikategorikan baik; 2. Untuk simbol 2 dikategorikan

cukup baik;

3. Untuk simbol 1 dikategorikan kurang baik.

Kemudian menganalisa data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengelolaan data untuk klasifikasi besarnya interrval digunakan rumus :

Jarak pengukuran (R)22 i =

Jumlah interval (I) i : Lebar Interval

R: Angka tertinggi dari pengukuran dikurangi angka terendah dari pengukuran

I: Jumlah Interval

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

22

(16)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 90

Tabel 1

Klasifikasi variabel bebas Pembagian Kerja

Kategori Responden Prosentase (%)

a. Baik 23 57,5

b. Cukup 12 30

c. Kurang 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer diolah dari analisa data

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa klasifikasi baik sebesar 57,5 % untuk klasifikasi cukup sebesar 30 % dan klasifikasi kurang sebesar 12,5%, Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembagian kerja pegawai dilingkungan kantor Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi tergolong kategori baik.

Tabel 2

Klasifikasi variabel terikat Efektifitas Organisasi

Kategori Responden Prosentase

a. Baik 25 62,5

b. Cukup 10 25

c. Kurang 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer diolah dari analisa data

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa klasifikasi baik sebesar 62,5 % untuk klasifikasi cukup baik sebesar 25 % dan klasifikasi kurang baik sebesar 12,5 %, Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi tergolong pada kategori baik.

Tabel 3

Perbandingan hasil penelitian

antara variabel bebas dengan variabel terikat

Klasifikasi Prosentase (%)

Variabel bebas Variabel terikat

a. Baik 57,5 62,5

b. Cukup baik 30 25

c. Kurang baik 12,5 12,5

Jumlah 100 % 100 %

(17)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 91

Pembagian kerja menunjukkan angka 57,5% dan termasuk pada kategori baik, sedangkan variabel efektifitas organisasi menunjukkan angka 62,5 % juga termasuk pada kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan setiap tinggi rendahnya prosentase pembagian kerja dengan efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Dimana dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hubungan antara pembagian kerja sudah baik maka efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi ini pun tingkatannya juga baik sesuai dengan yang diharapkan.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang ada dapat disimpulkan beberapa hal yang berhubungan dengan pembagian kerja dan efektifitas organisasi di kantor Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi sebagai berikut : 1. Variabel Bebas : Pembagian Kerja

Berdasarkan interpretasi data diketahui bahwa klasifikasi baik sebesar 57,5 % untuk klasifikasi cukup sebesar 30 % dan klasifikasi

kurang sebesar 12,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembagian kerja pegawai dilingkungan kantor Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi tergolong kategori baik.

2. Variabel Terikat : Efektifitas organisasi

Berdasarkan interpretasi data diketahui bahwa klasifikasi baik sebesar 62,5 % untuk klasifikasi cukup baik sebesar 25 % dan klasifikasi kurang baik sebesar 12,5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi tergolong pada kategori baik

3. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Pembagian kerja menunjukkan angka 57,5% dan termasuk pada kategori baik, sedangkan variabel efektifitas organisasi menunjukkan angka 62,5 % juga termasuk pada kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan setiap tinggi rendahnya prosentase pembagian kerja dengan efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Dimana dari penelitian yang

(18)

JURNAL SOSIAL, VOL. 16 NOMOR 1 MARET 2015 PENGARUH PEMBAGIAN… 92

telah dilakukan dapat diketahui bahwa hubungan antara pembagian kerja sudah baik maka efektifitas organisasi publik di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi ini pun tingkatannya juga baik sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam Indrajaya, Perilaku Organisasi, Sinar Baru, bandung 1986.

Gibson, Organisasi dan Managemen, erlangga, Jakarta 1996

H. Malayu, MSDM, PT Gunung Agung, Jakarta 1990, hal 151

James A f, Stoner, Manajemen Jilid I, CV.Intermedia, Jakarta, 1986 hal 339

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Reneka Cipta,Yokyakarta, 1992.

Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1989,

WJS, Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, BP, Jakarta 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Dari PDRB atas dasar harga berlaku sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan III-2014 adalah sektor pertanian sebesar 8,2 triliun,

Teknik pada metode ini adalah dengan menggunakan variabel boneka pada persamaan regresi yang memungkinkan intercept bervariasi antar time series maupun unit cross

Mekipun awalnya ragu akan donasi yang didapat, namun berkat kerja keras, akhirmya komunitas Pelita Dewantara mendapat dukungan donasi dari Kompas, Djarum Foundation, Anak –

Berdasarkan dari berbagai data yang telah diperoleh dari tindakan di dalam siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa dengan melalui pembelajaran kooperatif

Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa rata-rata sektor PDRB (sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran;

Menentukan parameter tanah c,  , γ, serta kemiringan lereng dan menggunakan metode Bishop nilai faktor keamanan lereng didaerah Citraland dapat diketahui..

If the three Cambridge Pre-U Principal Subjects offered as part of the Diploma meet all general admissions criteria then Cambridge Pre-U Global Perspectives and Research (GPR),

Sampikan Surat Keputusan (SK) Direktur Keuangan mengenai Penetapan Kenaikan Gaji Pegawai kepada pegawai dan atasan pegawai Surat Keputusan (SK) Penetapan Kenaikan Tingkat