• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS

Berdasarkan PBI no.9/1/2007 Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan bank pada dasarnya menggunakan pendekatan kuntitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode yang digunakan untuk penilaian tingkat kesehatan BPR dengan metode PEARLS. PEARLS merupakan aspek yang mempunyai banyak komponen yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan dan kesehatan bank.

Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup faktor-faktor sebagai berikut :

P1 = Tujuan rasio ini untuk memastikan bahwa lembaga keuangan memberikan deposan tempat yang aman untuk menyimpan uang mereka. Rumus yang digunakan31 :

1. Rasio Protection/ perlidungan (P)

𝑃1 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 ≥ 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑥 100 %

31

Richardson, D.C 2002. “ Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union”. Hlm 14

(2)

Tabel 4.1

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN

Data jumlah dana cadangan resiko dan total saldo tunggakan Tahun 2012 – 2014 Tahun Total Dana Cadangan Resiko Total Saldo Tunggakan

Presentase Nilai Peringkat

2012 5.282.522 1.285.361 41% 5 3

2013 3.881.741 358.031 10% 0 5

2014 6.328.829 1.004.994 62% 7,5 2

Rata-rata 37% 2,5 4

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio perlindungan dapat dihitung dengan :

Rasio perlindungan (P1) tahun 2012

P1 = 5,282,522

1,285,361 𝑥 100%

= 41%

Rasio perlindungan (P1) tahun 2013

P1 = 3,881,741

358,031 𝑥 100%

= 10%

(3)

P1 = 6,328,829

1,004,994 𝑥 100%

= 62%

P2= tujuan rasio ini untuk perbandingan kerugian pinjaman dengan penyisihan kerugian. Rumus yang digunakan32 :

𝑃2 = 𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 ˂12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑥 100%

Tabel 4.2

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN

Data kerugian pinjaman dan kelalaian pinjaman <12 bulan Tahun 2012 – 2014 Tahun Cadangan resiko bersih Kelalaian pinjaman <12bln

Presentase Nilai Peringkat

2012 3.997.161 6.220.732 64% 10 1

2013 3.523.710 5.982.652 58% 10 1

2014 5.323.835 7.513.350 70% 10 1

Rata-rata 64% 10 1

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio perlindungan dapat dihitung dengan :

Rasio perlindungan (P2) tahun 2012

32

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 14

(4)

P2 = 3,997,161

6,220,732 𝑥 100%

= 64%

Rasio perlindungan (P2) tahun 2013

P2 = 3,523,710

5,982,652 𝑥 100%

= 58%

Rasio perlindungan (P2) tahun 2014

P2 = 5,323,8354

7,513,350 𝑥100%

= 70%

2. Rasio Effective financial structure / struktur keuangan yang efektif (E) E5= tujuan rasio ini untuk perbandingan pinjaman beredar dengantotal aset. Rumus yang digunakan33 :

𝐸5 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

33

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 18

(5)

Tabel 4.3

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data pinjaman beredar dan total aset

Tahun 2012 – 2014

Tahun

Pinjaman

beredar

Total asset Presentase Nilai Peringkat

2012 37.329.767 63.302.830 58% 2,5 4

2013 33.369.350 45.644.628 73% 7,5 2

2014 46.078.612 62.726.940 73% 7,5 2

Rata-rata 68% 5 3

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio struktur keuangan yang efektif dapat dihitung dengan :

Rasio struktur keuangan yang efektif (E5) tahun 2012

E5 = 37.329.767

63,302,830 𝑥 100%

= 58%

Rasio struktur keuangan yang efektif (E5) tahun 2013

E5 = 33.369.35045,644,628 𝑥 100%

(6)

Rasio struktur keuangan yang efektif (E5) tahun 2014

E5 = 46.078.61262.726.940 𝑥 100%

= 73%

E9 = Untuk mengukur persentase total aset yang didanai dengan pinjaman pihak 3, digunakan rumus34:

𝐸9 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒 3

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑋 100%

Tabel 4.4

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data pinjaman pihak ke 3 dan total aset

Tahun 2012 – 2014

Tahun

Total pinjaman

pihak ke 3

Total aset Presentase Nilai Peringkat

2012 4.807.176 63.302.830 0,07% 0 5

2013 10.286.279 45.644.628 0,2% 0 5

2014 16.001.453 62.726.940 0,2% 0 5

Rata-rata 0,15% 0 5

(Sumber : Data yang diolah)

34

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 19

(7)

Berdasarkan data diatas, maka rasio struktur keuangan yang efektif dapat dihitung dengan :

Rasio struktur keuangan yang efektif (E9) tahun 2012

E9 = 4,807,176

63,302,830 𝑥 100%

= 0,07%

Rasio struktur keuangan yang efektif (E9) tahun 2013

E9 = 45,644,62810,286,279 𝑥 100%

= 0,2%

Rasio struktur keuangan yang efektif (E9) tahun 2014

E9 = 62.726.94016,001,453 𝑥 100%

= 0,2%

3. Rasio asset quality / kualitas aset (A)

A1= Untuk mengukur persentase tunggakan dalam pinjaman beredar dengan menggunakan saldo tunggakan yang belum tertagih. Dengan menggunakan rumus35 :

𝐴1 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥100%

35

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 20

(8)

Tabel 4.5

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data kelalaian pinjaman dan total kredit beredar

Tahun 2012 – 2014 Tahun Kelalaian pinjaman Total kredit beredar

Presentase Nilai Peringkat

2012 7.506.093 37.329.767 20% 5 3

2013 6.340.683 33.369.350 19% 2,5 4

2014 8.518.344 46.078.612 18% 2,5 4

Rata-rata 19% 2,5 4

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio kualitas aset dapat dihitung dengan :

Rasio kualitas aset (A1) tahun 2012

A1 = 37.329.7677.506.093 𝑥 100%

= 20%

Rasio kualitas aset (A1) tahun 2013

A1 = 33.369.3506.340.683 𝑥 100%

= 19%

Rasio kualitas aset (A1) tahun 2014

(9)

= 18%

A2 = Untuk mengukur prosentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan. Digunakan rumus36:

𝐴2 = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥100% Tabel 4.6

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data aset yang tidak menghasilkan dan total aset

Tahun 2012 – 2014

Tahun

Aset yang tidak

menghasilkan

Total aset Presentase Nilai Peringkat

2012 6.338.058 63.302.830 13% 5 3

2013 5.643.800 45.644.628 12% 5 3

2014 8.394.242 62.726.940 13% 5 3

Rata-rata 12% 5 3

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio kualitas aset dapat dihitung dengan :

Rasio kualitas aset (A2) tahun 2012

A2 = 47.881.7946.338.058 𝑥 100%

= 13%

36

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 20

(10)

Rasio kualitas aset (A2) tahun 2013

A2 = 45.644.6285.643.800 𝑥 100%

= 12%

Rasio kualitas aset (A2) tahun 2014

A2 = 62.726.9408.394.242 𝑥100%

= 13%

4. Rasio rate of return and cost/ tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R)

R9 = Untuk mengukur beban yang terkait dengan manajemen dari semua aset. Dengan rumus 37:

𝑅9 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

37

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 24

(11)

Tabel 4.7

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data total biaya operasional dan total rata-rata aset

Tahun 2012 – 2014 Tahun Total Biaya Operasional Rata-Rata Aset

Presentase Nilai Peringkat

2012 5.811.391 15.825.707 0,3% 0 5

2013 1.789.795 15.214.876 0,1% 0 5

2014 2.257.561 15.681.735 0,14% 0 5

Rata-rata 0,18% 0 5

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya dapat dihitung dengan :

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R9) tahun 2012

R9 = 15.960.5984.807.010 𝑥 100%

= 3%

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R9) 2013

R9 = 437.070

15.251.361𝑥 100%

(12)

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R9) 2014

R9 = 15.681.735945.288 𝑥 100%

R12 = Untuk mengukur ketahanan perolehan pendapatan dan juga kemampuan untuk membangun modal lembaga. Dengan rumus 38:

𝑅12 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

Tabel 4.8

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data pendapatan bersih dan rata-rata total aset

Tahun 2012 – 2014

Tahun

Pendapatan

bersih

Rata-rata aset Presentase Nilai Peringkat

2012 444.005 15.825.707 0,02% 0 5

2013 575.087 15.214.876 0,03% 0 5

2014 466.087 15.681.735 0,02% 0 5

Rata-rata 0,02% 0 5

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya dapat dihitung dengan :

38

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 25

(13)

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R12) tahun 2012

R12 = 15.960.598410.620 𝑥 100%

= 5%

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R12) tahun 2013

R12 = 15.251.361163.173 𝑥 100%

= 1,07 %

Rasio tingkat perolehan pendapatan dan biaya (R12) tahun 2014

R12 = 15.251.36147.736 𝑥 100%

= 0,30%

5. Rasio liquidty/ likuiditas (L)

L2 = Untuk mengukur ketersediaan cadangan likuid terhadap total simpanan non saham. Dengan rumus39:

𝐿2 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑥 100%

39

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 14

(14)

Tabel 4.9

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN

Data cadangan likuiditas dan total simpanan non saham Tahun 2012 – 2014 Tahun Total Cadangan Likuiditas Total Simpanan Non Saham

Presentase Nilai Peringkat

2012 16.280.203 47.881.794 34% 5 3

2013 10.399.816 30.502.723 34% 5 3

2014 30.375.631 62.726.940 48% 7,5 2

Rata-rata 38,6% 5 3

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio likuiditas dapat dihitung dengan :

Rasio likuiditas (L2) tahun 2012

L2 = 16.280.203

47.881.794𝑥100%

= 34%

Rasio likuiditas (L2) tahun 2013

L2 = 30.502.72310.399.816𝑥100%

= 34%

(15)

L2 = 30.375.63162.726.940𝑥100%

= 48%

L3 = Untuk mengukur persentase total aset yang diinvestasikan didalam item-item likuid yang tidak menghasilkan. Dengan rumus 40:

𝐿3 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100

Tabel 4.10

PD.BPR BKK KOTA PEKALONGAN Data Jumlah Uang Tunai Dan Total Aset

Tahun 2012 – 2014

Tahun

Jumlah aset

likuid tidak

menghasilkan

Total aset Presentase Nilai Peringkat

2012 761.161 63.302.830 0,01 % 10 1

2013 736. 958 45.644.628 0,01% 10 1

2014 1.190.726 62.726.940 0,01% 10 1

Rata-rata 0,01% 10 1

(Sumber : Data yang diolah)

Berdasarkan data diatas, maka rasio likuiditas dapat dihitung dengan :

40

Richardson, D.C 2002 Pearls Monitoring Sistem Madison: the world council of credit union. Hlm 26

(16)

Rasio likuiditas (L3) tahun 2012

L3 = 761,161

63,302,830

𝑥 100%

= 0,01%

Rasio likuiditas (L3) tahun 2013

L3 = 736,958

45,644,628

𝑥 100%

= 0,01%

Rasio likuiditas (L3) tahun 2014

L3 = 62.726.9401,190,726 𝑥 100%

(17)

Tabel 4.13

Data Total Rata-Rata Indikator Tahun 2012 – 2014

Indikator

Rata- rata variabel

Nilai Peringkat Keterangan

Rasio Protection/ perlindungan

P1= 31 % 2,5 4 Kurang Sehat P2 = 64% 10 1 Sangat sehat Rasio Effective financial

structure / struktur keuangan yang efektif

E5 = 68% 5 3 Cukup sehat

E9 = 0,15% 0 5 Tidak sehat

Rasio asset quality / kualitas aset

A1 = 19% 2,5 4 Kurang sehat A2 = 13% 5 3 Cukup sehat Rasio rate of return and cost/

tingkat perolehan pendapatan dan biaya

R9 = 0,18% 0 5 Kurang sehat

R12 = 0,02% 0 5 Tidak sehat

Rasio Liquidity / likuiditas

L2 = 38,6% 5 3 Cukup sehat L3 = 0,01% 10 1 Sangat sehat

(18)

B. Pembahasan

Analisis PEARL sebagai ukuran standar bagi lembaga keuangan mikro yang layak hidup terus dan dapat mempertahankan keberadaannya di pasar keuangan. Celah yang teridentifikasi adalah kelemahan yang perlu diperbaiki dan menjadi fokus pengelolaan masa depan, seperti pada PD.BPR BKK Kota Pekalongan termasuk dalam kategori cukup sehat dalam pengelolaan manajemen keuangannya.

Tingkat kesehatan keuangan bank pada PD. BPR BKK Kota Pekalongan dilihat dari faktor perlindungan periode 2012-2014 termasuk dalam kategori sangat sehat. Nilai P1 tahun 2012 sebesar 41%. Pada tahun 2013 terdapat penurunan sebesar 31% menjadi 10% dan pada tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 52% menjadi 62%. Pada Tabel 4.1 dapat diketahui juga bahwa rata-rata nilai P1 pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014

0 2 4 6 8 10 12 P1 P2 E5 E9 A1 A2 R9 R12 L2 L3 N I L A I Indikator PEARL Grafik 4.1 Indikator PEARL PD. BPR BKK Kota Pekalongan Tahun 2012-2013 2012 2013 2014 rata-rata

(19)

sebesar 31%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PD. BPR BKK Kota Pekalongan dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional Bank itu baik. Sehingga rasio P1 pada tahun 2012, 2013 maupun 2014 nilai ini termasuk dalam kategori kurang sehat.

Nilai P2 tahun 2012 sebesar 64%. Pada tahun 2013 terdapat kenaikan menjadi sebesar 58% dan pada tahun 2014 terdapat kenaikan menjadi 70%. Pada Tabel4.2 diketahui bahwa nilai rata-rata P2 pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 sebesar 64%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PD. BPR BKK Kota pekalongan dalam operasional Bank menurun. Dengan sasaran ideal perlindungan 35% terhadap pinjaman lalai dari 1 sampai dengan 12 bulan sehingga nilai P2 ini termasuk dalam kategori sangat sehat.

Dari faktor struktur efektif keuangan periode 2012-2014. Rasio E5 bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diperoleh dari pinjaman yang beredar. Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2012 – 2014, rasio simpanan yang dimiliki oleh PD.BPR BKK Kota Pekalongan cukup sehat dengan rata-rata 68%. Meskipun ditahun 2012 PD.BPR BKK Kota Pekalongan masih jauh dibawah standar ideal 70 – 80% yaitu 58% (2012); 73% (2013) : 73%(2014). Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan PD. BPR BKK Kota Pekalongan dalam perputaran dana berarti uang tidak berputar dan nantinya dapat mengakibatkan iddle money.

(20)

Pada rasio E9 menunjukan E9 persentase total aset yang didanai dengan pinjaman pihak 3, tahun 2012 sebesar 0,07%. Pada tahun 2013 terdapat kenaikan sebesar 0,13% menjadi 0,2% dan pada tahun 2014 terdapat keutuhan sebesar 0,02%. Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai E9 pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan yang sedikit dengan rata-rata 0,15%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PD. BPR BKK Kota Pekalongan dalam perputaran tidak melebihi standar ideal (>5%), maka bisa dikatakan lembaga ini mandiri, karena hanya sedikit dana yang ada dari pinjaman pihak ke III. Sehingga nilai ini termasuk dalam kategori tidak sehat.

Pada rasio kualitas aset menunjukkan tingkat persentase A1 yang sangat sehat terdapat pada PD. BPR BKK Kota Pekalongan. Dilihat pada tabel 4.4 pada tahun 2012 adalah 20% dan pada tahun 2013 adalah 19% serta pada tahun 2014 adalah sebesar 18% dan rata-rata sebesar 19%. Hal ini berarti A1 lebih dari 5% maka dari sisi modal, modal tidak bisa berputar lagi. Dari segi bunga pinjaman berkurang sehingga pendapatan pun akan berkurang. Sehingga rasio ini termasuk dalam kategori kurang sehat.

Peningkatan lain pada rasio kualitas aset menunjukkan bahwa PD. BPR BKK Kota Pekalongan pada A2 yang dapat mengukur prosentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan. Dilihat dari tabel 4.5 pada tahun 2012 adalah 13% dan pada tahun 2012 adalah 12% serta pada tahun 2014 adalah sebesar 13% dan nilai rata-rata 12%. Hal itu menunjukan keadaan aset < 5% jadi semakin tinggi Aset tidak menghasilkan, makin sulit meningkatkan

(21)

pendapatannya. Tentu saja karena banyaknya aset-aset yang sudah berubah bentuk menjadi tanah, gedung, kendaraan, dll. Selain itu, yang menjadi masalah adalah menentukan lamanya siklus usaha perusahaan dengan menghitung rata-rata waktu yang diperlukan saat pengerluaran uang untuk membeli hingga barang atau jasa tersebut kembali menjadi uang.41 Jadi, rasio A2 termasuk dalam kategori cukup sehat

Rasio pengeluaran biaya operasional harus terus diperhatikan agar dapat diimbangi dengan peningkatan pendapatan operasional sehingga dapat menunjang pencapaian rasio efisiensi usaha yang lebih baik dari tahun ke tahun. Rasio Perolehan Pendapatan dan Biaya dapat dilihat nilai variabel R9 dari tabel 4.6 pada tahun 2012 sebesar 0,3% dan mengalami penurunan di tahun 2013 yaitu sebesar 0,1%. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 0,14% dengan rata-rata 30,18%. Sehingga PD.BPR BKK Kota Pekalongan dengan nilai ideal 3-10% dapat dikategorikan dalam kondisi tidak sehat .

Untuk mengukur ketahanan perolehan pendapatan dan juga kemampuan untuk membangun modal lembaga digunakan rasio R12 dengan ideal 3-5%. Pada tabel 4.7 tahun 2012 menunjukan 0,02%, 2013 sebesar 0,03% , dan 2014 sebesar 0,02% dan rata-rata 0,02%. Hal ini PD.BPR BKK Kota Pekalongan terus mengalami penurunan sehingga termasuk dalam kategori tidak sehat karena tidak mencapai titik ideal 5%.

41

Baridwan zaki.2004. “ Intermediate Accounting “. Yogyakarta : BPFE fakultas ekonomi UGM.Hl 21

(22)

L2 Untuk mengukur ketersediaan cadangan likuid terhadap total simpanan non saham, dengan ideal minimal 15%. Rasio L2 selama periode 2012-2014 termasuk dalam kategori sehat, nilai rasio L2 dari tahun 2012 dan 2013 sebesar 34% dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 48%. Akan tetapi nilai rata-rata menunjukan 38,6% dengan nilai ideal minimal 15% . Hal ini berpengaruh terhadap indikator kesehatan keuangan bank dan PD.BPR BKK Kota Pekalongan termasuk dalam kondisi cukup sehat.

L3 Untuk mengukur persentase total aset yang diinvestasikan didalam item-item likuid yang tidak menghasilkan. Dengan ideal <1% ditahun2012 dan 2014 , dilihat pada tabel 4.9 pada tahun 2012 sebesar 0,01%, 2013 sebesar 0.01% dan 2014 sebesar 0,01% dan rata-rata 0,01%. PD.BPR BKK Kota Pekalongan termasuk dalam kategori sangat sehat. Dalam rasio ini sebisa mungkin aset lain mungkin relatif likuid atau tidak tergantung seberapa cepat aset ini dikonverensikan ke dalam kas42, karena lembaga keuangan harus memperoleh pendapatan.

Dari analisis PEARLS pada PD. BPR BKK Kota Pekalongan dapat di simpulkan bahwa keadaan cukup sehat dengan total nilai 40 dan rata-rata total 4% dan memiliki bobot peringkat ke 3. Sehingga PD.BPR BKK Kota Pekalongan tergolong cukup baik dalam mendukung perkembangan usaha namun masih rentan / lemah dalam mengantisipasi kondisi perekonomian dan industri keuangan, selain itu PD.BPR Kota Pekalongan juga dinilai belum

42

Kamaludin Dan Indriani Rini. Manajemen Keuangan: Konsep Dasar Dan Penerapannya Edisi Revisi. (Bandung : Cv.Madar Maju.2012) Hl.41

(23)

memadai untuk pengendalian resiko apabila terjadi kesalahan dalam kebijakan dan perubahan yang signifikan pada industri perbankan. Pada grafik 4.1 dapat dilihat indikator PEARLS dari tahun 2012 hingga 2014 yang menunjukan keadaan keuangan PD.BPR BKK Kota Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

1.penandatanganan akad 2.pengikatan jaminan 3.pencairan pembiayaan.. Dalam proses pengajuan pembiayaan di BSM Cabang Pekalongan di awali dengan permohonan pembiayaan

Pada indikator humanistis ( H ), item pertanyaan H 1, sebanyak 47% responden menyatakan sangat setuju atas pernyataan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Pati

Dilihat dari hasil perhitungan berdasarkan indeks GRI ini kedua bank umum melakukan pengungkapan yang cukup baik walaupun ada beberapa indikator yang tidak

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah dan Wahyu Aditya (2011), Tanaman air jenis Cattail (Typha Angustifolia) memiliki kinerja yang cukup baik dalam

Pada Perspektif Pengelolaaan SDM, Organisasi dan ICT, indikator yang diukur adalah persentase pegawai memenuhi kualifikasi kompetensi, indeks iklim organisasi, persentase

Penyelanggaraan penerangan umum yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi termasuk kerjasama dan atau kemitraan dengan media massa dalam rangaka pembentukan opini

Pada tabel di atas menunjukkan variabel kebutuhan IT (Teknologi Informasi) dengan indikator kemajuan, pada pernyataan 9 “Saya membeli handphone android karena

Rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu rasio lancar current ratio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar