• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan XII. Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan XII. Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEILANS KESEHATAN

SURVEILANS KESEHATAN

Pertemuan XII

SURVEILANS KESEHATAN

SURVEILANS KESEHATAN

LINGKUNGAN

LINGKUNGAN

Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH

(2)

O u t l i n e

• Pengantar, Silabus, Definisi

• Dasar hukum pelaksanaan Surveilans

• Penyelenggaraan Surveilans Faktor

Resiko Lingkungan

Resiko Lingkungan

• Surveilans Faktor Resiko Lingkungan

Terhadap Kejadian ISPA, Diare,

Leptospirosis.

• Surveilans Kesling Saat Haji

• Tugas 5

(3)

SILABUS MATA KULIAH

SILABUS MATA KULIAH

No MATERI Dosen

8 Wabah: Pengantar, Definisi, Penyakit Potensial

Wabah,

Alhiko,

Husein, Rizky

9 Penyelidikan Wabah Alhiko,

Husein, Rizky

10 Sistem Kewaspadaan Dini KLB Alhiko,

Husein, Rizky Husein, Rizky

11 Surveilans: Definisi, Kegiatan Alhiko,

Husein, Rizky 12 Surveilans Kes. Lingkungan Alhiko,

Husein, Rizky

13 Screening 1 Rizky,

Alhiko, Husein

14 Screening 2 Rizky,

Alhiko, Husein

(4)

PENYELENGGARAAN SURVEILANS

DI DINAS KESEHATAN KAB / KOTA

*)

A. Kegiatan surveilans yg diampu oleh Seksi Surveilans: 1. Surveilans penyakit menular dan tidak menular 2. STP

3. Surveilans PD3I (AFP, campak, integrasi TN-difteri) 4. Surveilans KIPI

4. Surveilans KIPI

5. Surveilans Kewaspadaan dini KLB (W1,W2) 6. Surveilans matra (haji, pasca bencana)

7. Surveilans KLB

B. Kegiatan surveilans yang melekat pada bidang/program: Surveilans Gizi, Kesehatan ibu anak (Resti bumil), sandas, kualitas makanan, dll

(5)

• UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular

• UU No. 17 tahun 1999 tentang Ibadah haji

• Kepmenkes No. 1116 tentang Pedoman penyeleng-garaan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

Dasar Hukum pelaksanaan Surveilans

garaan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

• Kepmenkes No. 1479 tahun 2003 tentang STP

• Pedoman prosedur kerja Surveilans Faktor resiko Lingkungan Dalam Intensifikasi Pemberantasan Penyakit menular, Ditjen PP dan PL, Jakarta, 2003

• Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB, Ditjen PP dan PL, Jakarta 2004

(6)

DEFINISI SURVEILANS

Proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data secara sistematik dan terus menerus

serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan utk dpt mengambil tindakan membutuhkan utk dpt mengambil tindakan

Surveilans Epidemiologi (SE) adalah kegiatan analisis scr sistematis dan terus menerus thdp penyakit / masalah2 kesehatan & kondisi yg mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit / masalah2 kesehatan tsb, agar dpt melakukan tindakan penanggulangan scr efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi

(7)

TUJUAN:

Tersedianya data dan informasi epidemiologi

sebagai dasar manajemen kesehatan utk

pengambilan keputusan dlm perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program

kesehatan dan peningkatan respon

(8)

FENOMENA

• Integrasi konsep Pemberantasan/pengendalian penyakit menular dengan penyehatan lingkungan masih perlu dioptimalkan

• Dasar2 kegiatan pokok penyehatan lingkungan

(penyehatan air, penyehatan pemukiman, higiene (penyehatan air, penyehatan pemukiman, higiene sanitasi, Penyehatan TTU, makmin, dll) yg tertera

dalam Pedoman Kerja Puskesmas perlu diaplikasikan secara langsung dalam pemberantasan/pengendalian penyakit menular

• Aplikasi berupa kesatuan gerak tim puskesmas dalam penanggulangan kasus2 penyakit menular.

(9)
(10)

Host

INTERVENSI PENYAKIT PADA SEMUA ASPEK

PENGELOLAAN PPM-PL TERPADU

BERBASIS WILAYAH

Agent Environment

Pengobatan didukung dengan pengendalian akan memberikan hasil yang maksimal

(11)

TIM EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS

KOORDINATOR P2

PENANGGULANGAN PENYAKIT

IMUNISASI

SURVEILANS KESLING PROMKES BP KIA LAB OBAT POSYANDU P.E YANKES SWASTA IMUNISASI

(12)

RUANG LINGKUP SURVEILANS

PENYAKIT FAKTOR RESIKO SURVEILANS LINGKUNGAN PERILAKU PENYAKIT RESIKO YANKES

(13)

DEFINISI

SURVEILANS FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN • Pengamatan dan

pengkajian secara sistematik terhadap aspek lingkungan

aspek lingkungan

sebagai faktor resiko , dalam rangka menu-runkan prevalensi

(14)

TUJUAN

• UMUM: Terselenggaranya surveilans faktor resiko lingkungan dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit menular

• KHUSUS: Terselenggaranya: • KHUSUS: Terselenggaranya:

1. Pengumpulan data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

2. Pengolahan dan analisis data faktor resiko lingkungan berdasarkan penyakit

3. Diseminasi informasi hasil kajian faktor resiko lingk 4. Rencana tindak lanjut

(15)

Manajemen Surveilans

ENTRY DETERMINAN FAKTOR PERENCANAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI PROGRAM DATA MASALAH KESEHATAN DETERMINAN FAKTOR PENGOLAHAN ANALISIS INTERPRETASI INFORMASI

(16)

BEBERAPA HAL TENTANG DATA

• Garbage In Garbage Out (GIGO)

• Cara pengumpulan data: Wawancara, Observasi, Survei

• Frekuensi pengumpulan data: • Frekuensi pengumpulan data:

a. Setiap saat sesuai dengan kebutuhan (KLB, potensial KLB)

(17)

SURVEILANS FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN ISPA

• TELAAH PUSTAKA:

a. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu: jenis lantai, kepadatan hunian dan jenis bahan bakar yang dipakai” (A. Lubis, 1996)

(A. Lubis, 1996)

b. “Terdapat hubungan antara ISPA/pneumonia pada anak dengan penggunaan bahan bakar masak” (Suryadi, 1997)

c. “Kebiasaan ibu membawa anak sambil memasak di dapur mempunyai resiko 2,5 kali pada anak

(18)

DEFINISI OPERASIONAL

• SK MENKES No: 829 tahun 1999:

a. Persyaratan kesehatan perumahan bhw luas ruang tidur minimal 8 m2, tdk boleh > 2 orang b. Bahan bakar kategori baik: gas, listrik, kategori b. Bahan bakar kategori baik: gas, listrik, kategori

sedang: minyak tanah, kategori kurang: kayu bakar, arang

c. Luas ventilasi permanen minimal 10% dari luas lantai

d. Jenis lantai yang baik: kedap air, mudah dibersihkan

(19)

BAGAN OPERASIONAL SURVEILANS LINGKUNGAN ISPA BAGAN OPERASIONAL SURVEILANS LINGKUNGAN ISPAVENTILASI

VENTILASI BAHAN BAKAR UTK MASAK JENIS LANTAI LANTAI TANAH LANTAI DISEMEN Menambah RTL / SARAN MASALAH INPUT JENIS LANTAI LETAK KAMAR TIDUR DAN DAPUR Perilaku meludah Perilaku bawa bayi saat masak VENTILASI RMH TIDAK MEMENUHI SYARAT PERILAKU Menambah ventilasi buatan Memperbaiki lubang ventilasi Tdk membawa anak/bayi saat masak

(20)

SURVEILANS FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE

• TELAAH PUSTAKA:

a. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu: jenis lantai, kondisi jamban, jarak jamban dg sumber air, pencemaran sumber air, perilaku merebus air, cuci tangan, perilaku

membuang sampah” (Retno, E, 2008)

perilaku merebus air, cuci tangan, perilaku membuang sampah” (Retno, E, 2008)

b. “Terdapat hubungan antara

kejadian diare dengan perilaku

BAB serta riwayat makan minum” (Depkes RI, 2003)

(21)

VENTILASI KONDISI LANTAI RMH KEBERADAAN E COLLI PD SGL KONDISI JAMBAN LANTAI TANAH Sanitasi LANTAI DI SEMEN RTL / SARAN MASALAH INPUT

BAGAN OPERASIOANAL SURVEILANS LINGKUNGAN DIARE

KONDISI JAMBAN JARAK JAMBAN DG SMBER AIR Sanitasi makanan Perilaku merebus air Perilaku cuci tangan Pembuangan sampah RIWAYAT MAKAN Sanitasi makanan Jamban tdk sehat PERILAKU

Stimulan jamban sehat Perbaikan sanitasi mak

Penyediaan bak smpah Perilaku buang sampah

(22)

SURVEILANS FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS

• TELAAH PUSTAKA:

“Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

Leptospirosis yaitu: Tata rumah, kondisi SPAL, sarana air bersih, keberadaan vektor, sanitasi makanan,

air bersih, keberadaan vektor, sanitasi makanan, serta kebiasaan cuci tangan” (Oka, 2007)

(23)

VENTILASI KEADAAN DAN PENATAAN RMH KONDISI SPAL SARANA AIR BERSIH KEBERADAAN VEKTOR Sanitasi RACUN TIKUS RTL/SARAN MASALAH INPUT

BAGAN OPERASIOANAL SURVEILANS LINGKUNGAN LEPTOSPIROSIS

BERSIH KEBERADAAN VEKTOR Sanitasi makanan Perilaku cuci tangan Pembuangan sampah SARANA MANDI DAN CUCI Sanitasi makanan Kandang dlm rmh PERILAKU Sanitasi kandang

Perbaikan sanitasi mak

Penyediaan bak smpah Perilaku buang sampah dan cuci tangan

(24)

TUPOKSI TIM EPIDEMIOLOGI PUSKESMAS

KOORDINATOR P2

PENANGGULANGAN PENYAKIT

IMUNISASI

SURVEILANS KESLING PROMKES

1. Mengkoordinir pembentukan, pelaksanaan dan evaluasi Tim P.E 2. Mengkoordinir perencanaan,

pelaksanaan keg, pemantauan dan evaluasi pd keg penanggulangan penyakit

3. Melngkoordinir analisis thd permasalahan penanggulangan penyakit dan penyampaian rekomendasi ke Kapusk 1. Mengkoordinir penanggulangan kasus 2. Menyampaikan hasil kajian dan penanggulangan ke pihak-pihak lain IMUNISASI

SURVEILANS KESLING PROMKES

1. Melakukan pelacakan kasus untuk meme-takan besaran kasus/ frek distribusi (WTO) 2. Melakukan kajian

faktor resiko berda-sarkan input dari lintas program

3. Menyampaikan lapo-ran hasil lengkap PE kpd pihak-pihak lain 1. Melakukan pelacakan memetakan besaran pengaruh FR imunisasi thd kasus 2. Melakukan kajian faktor resiko imunisasi thdp korelasi dengan kasus

3. Menyampaikan laporan hasil dan kajian FR imunisasi kpd ptgs surveilans 1. Melakukan pelacakan memetakan besaran pengaruh FR lingkungan thd kasus 2. Melakukan kajian

faktor resiko lingku-ngan thdp korelasi dengan kasus

3. Menyampaikan laporan hasil dan kajian FR lingkungan kpd ptgs surveilans

1. Melakukan perenca-naan keg promosi keshtn terkait dg hasil kajian kasus, melalui berbagai media 2. Melakukan kegiatan promosi dengan melibatkan lintas program 3. Melakukan evaluasi keg Promosi

(25)

KESEHATAN HAJI

KESEHATAN HAJI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(26)

Kegiatan pokok pelayanan

kesehatan haji

• Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji • Pembinaan kesehatan calon jemaah haji • Pelayanan medis

• Imunisasi • Imunisasi • Surveilans

• Kesiapsiagaan Penanggulangan KLB dan Musibah Masal

(27)

KESEHATAN LINGKUNGAN

• Tujuan

• Kegiatan

(28)

Tujuan

• Mengendalikan faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat, nyaman dan calon jemaah haji terbebas dari penularan penyakit

penularan penyakit

(29)

Kegiatan

• Penyuluhan kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan (personal higyne) dilaksanakan sejak pembinaan kesehatan calon jemaah haji di

puskesmas, kab/ kota, provinsi dan embarkasi/ debarkasi haji.

debarkasi haji.

• Melaksanakan pembinaan dan pengawasan rumah makan atau restoran maupun jasaboga lainnya yang melayani calon jemaah haji dalam

perjalanan dari daerah asal ke asrama embarkasi/ debarkasi haji.

(30)

Cont ...

Kegiatan

• Melaksanakan pengamatan dan pemantauan kesehatan lingkungan di asrama transit,

asrama embarkasi/ debarkasi haji, sanitasi pesawat dan di pemondokan Arab Saudi. pesawat dan di pemondokan Arab Saudi.

• Melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan jasaboga serta pengelola makanan, minuman di asrama transit, asrama embarkasi/

(31)

Kegiatan

• Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengambilan usap dubur pada petugas

pengelola makanan/minuman.

• Melakukan pengamatan, pemantauan dan

Cont ...

Kegiatan

• Melakukan pengamatan, pemantauan dan pengendalian vektor penyakit di asrama

transit, asrama embarkasi/ debarkasi haji dan pesawat.

(32)

Kegiatan

• Pengambilan sampel makanan, minuman, air, jajanan dan ulas alat untuk pemeriksaan

bakteriologis.

• Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan

Cont ...

Kegiatan

• Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kualitas air meliputi: pemeriksaan fisik,

mikrobiologi, kimiawi. Selain itu dilakukan pemeriksaan PH air dan sisa chlor secara langsung dilapangan.

(33)

Kegiatan

• Pengambilan sampel makanan untuk disimpan di bank sampel dalam freezer

Cont ...

Kegiatan

(34)

PELAKSANAAN

• Di Indonesia

• Di Arab Saudi

(35)

Di Indonesia

• Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan pada penyelenggaraan kesehatan haji di

Indonesia dilaksanakan di tingkat Kab/ Kota, Provinsi dan Pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Provinsi dan Pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Haji.

(36)

Pemeriksaan dan Penilaian

Pendahuluan

• Pemeriksaan dan penilaian pendahuluan

kesehatan lingkungan di Asrama Embarkasi/ Debarkasi Haji dilakukan dua tahap, yaitu :

– Pemeriksaan dan penilaian awal (pertama) – Pemeriksaan dan penilaian awal (pertama)

dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat) dan membuat rekomendasi kepada

pengambil keputusan tentang perbaikan asrama haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga, dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum operasional haji.

(37)

– Pemeriksaan kedua dimaksudkan untuk

memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan asrama serta pemeriksaan

kesehatan penjamah makanan dilakukan 1 (satu) minggu sebelum operasional haji.

(satu) minggu sebelum operasional haji. – Khusus pengendalian vektor dilakukan 1

(satu) hari sebelum operasional haji dan selama operasional haji dilaksanakan oleh KKP bersama dengan Dinas Kesehatan

(38)

• Pelaksanaan pemeriksaan/ penilaian pendahuluan sanitasi asrama embarkasi/ debarkasi haji

dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari unsur-unsur : • Pelaksana :

– Kantor Kesehatan Pelabuhan embarkasi/ debarkasi haji (sebagai koordinator dan penanggung jawab).

penanggung jawab).

– Dinas Kesehatan Provinsi tempat embarkasi haji. – Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota tempat

embarkasi haji.

– Kantor Wilayah / Kantor Departemen Agama di embarkasi.

(39)

• Pembina:

– Subdit Kesehatan Haji, Dit. Epim-Kesma Ditjen PPM & PL.

– Subdit Hygiene dan Sanitasi Makanan – Subdit Hygiene dan Sanitasi Makanan

Minuman, Dit. PAS Ditjen PPM & PL

– Subdit Kesehatan Pelabuhan & DP, Dit. Epim-Kesma Ditjen PPM & PL.

(40)

– Subdit Hygine Sarana dan Bangunan Umum Dit. PL Ditjen PPM & PL

– Subdit Pengamanan Kualitas Air Dit. PAS Ditjen PPM & PL

Ditjen PPM & PL

– Subdit Sanitasi Darurat, Dit. PAS Ditjen PPM & PL

– Subdit Pengasramaan Departemen Agama RI.

(41)

Sasaran Pemeriksaan dan

Penilaian Kesling

• Bangunan asrama meliputi : ventilasi,

pencahayaan, kulaitas udara, kelembaban, kondisi lantai, kepadatan penghuni di dalam kamar tidur, lubang asap atau fasilitas sirkulasi kamar tidur, lubang asap atau fasilitas sirkulasi udara di dapur, ruang makan, fasilitas tangga yang aman dan pengamanan instalasi.

(42)

Sasaran Pemeriksaan dan Penilaian

Kesling

• Fasilitas penyediaan air bersih, pembuangan tinja/ jamban, pembuangan sampah, fasilitas untuk wudhu dan air limbah melalui kegiatan inspeksi sanitasi.

Cont ...

Sasaran Pemeriksaan dan

Penilaian Kesling

inspeksi sanitasi.

• Kran-kran air, perpipaan air, titik-titik pengambilan air (water point), tandon

(reservoir), bak-bak penampungan air melalui kegiatan pengambilan sampel air.

(43)

Sasaran Pemeriksaan dan Penilaian

Kesling

• Jasaboga pesawat.

• Fasilitas umum lainnya.

Cont ...

Sasaran Pemeriksaan dan

(44)

Pemeriksaan dan Pengawasan Selama

Operasional Haji

• Pengawasan sanitasi lingkungan termasuk tempat-tempat umum.

• Pengawasan hygiene sarana dan bangunan. • Pengawasan pembuangan sampah, kotoran • Pengawasan pembuangan sampah, kotoran

dan air limbah.

• Pengawasan terhadap kualitas air,

kesinambungan dan kecukupan persediaan air serta perilaku hygienis pengguna air.

(45)

• Pengawasan sanitasi makanan dan minuman. • Pemeriksaan bakteriologis ulas alat makanan

(perabot) dan usap dubur.

• Pengamatan dan pemberantasan vektor • Pengamatan dan pemberantasan vektor

penyakit.

• Pembinaan dan Pemeriksaan kesehatan petugas pengolah makanan.

(46)

• Pengawasan dam pengambilan sampel

makanan dan minuman katering asrama dan katering pesawat, untuk disimpan pada bank sampel dalam freezer dan secara periodik

sampel dalam freezer dan secara periodik dilakukan pemeriksaan laboratorium.

(47)

• Memberikan penyuluhan kesehatan

perorangan (personel hygiene) maupun

sanitasi lingkungan kepada calon jemaah haji. • Pengambilan sampel makanan untuk disimpan • Pengambilan sampel makanan untuk disimpan

di bank sampel dalam freezer.

• Izin usaha penyelenggaraan penyediaan

makanan (jasa boga) untuk jemaah haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan

(48)

Di Arab Saudi

• Pengamatan, Pemantauan Pemondokan dan Jasaboga

(49)

Pemondokan dan Jasa Boga

• Tersedianya lift pada gedung yang lebih dari 4 lantai. • Disetiap kamar tidur tersedia penyejuk ruangan (AC,

kipas angin) dan heater (pada saat musim dingin), ventilasi, pencahayaan yang cukup, tempat tidur

lengkap dengan kasur dan bantal serta kunci kamar. lengkap dengan kasur dan bantal serta kunci kamar. • Kepadatan hunian minimal 1 x 2,5 m per jemaah haji. • Kamar mandi, W.C. 1 : 15 jemaah haji dan cukup air. • Dapur aman, bersih dan cukup air.

• Pembuangan kotoran, air dan sampah memenuhi syarat kesehatan.

(50)

Untuk catering harus diperhatikan

• Tempat pengolahan dan dapur

• Penjamah makanan (food handler) • Proses pengolahan

• Penyimpanan • Penyimpanan • Pengangkutan • Penyajian

• Pengambilan sampel makanan

(51)

Pemantauan suhu dan kelembaban

• Pukul 06.00 WAS • Pukul 14.00 WAS • Pukul 20.00 WAS

(52)

TINDAK LANJUT

• Di Indonesia

(53)

Di Indonesia

• Hasil pemeriksaan/ penilaian dan

pengendalian kesehatan lingkungan asrama haji dan bandara, jasa boga asrama haji serta pesawat direkomendasikan kepada

pesawat direkomendasikan kepada penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji.

(54)

Di Indonesia

• Tindak lanjut untuk perbaikan kesehatan

lingkungan asrama haji dan bandara, jasa boga asrama haji dan pesawat merupakan tanggung jawab masing-masing penyelenggara dan atau jawab masing-masing penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam

(55)

Di Arab Saudi

• Hasil pemeriksaan/ penilaian dan pengendalian kesehatan lingkungan

pemondokan, asrama haji Madinatul Hujjaj, jasa boga Madinatul Hujjaj, airport dan

jasa boga Madinatul Hujjaj, airport dan pesawat direkomendasikan kepada

penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji (Muassasah, Maktab, Majmu’ah, Konsulat Jenderal, Kabid Haji dan Kadaker).

(56)

Di Arab Saudi

• Tindak lanjut untuk perbaikan kesehatan lingkungan pemondokan, asrama haji

Madinatul Hujjaj, jasaboga, airport dan

pesawat merupakan tanggung jawab pesawat merupakan tanggung jawab masing-masing penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji

(Muassasah, Maktab, Majmu’ah, Konsulat Jenderal, Kabid Haji dan Kadaker).

(57)

Tugas

Tugas Terakhir ...

Terakhir ...

• Individual

: Mencari/download dan Baca Buku Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan (Pedoman Epidemiologi Keracunan Pangan (Pedoman Epidemiologi Penyakit)  Buat 3 soal Multiple Choice & jwbn  Kumpulkan & Kirim ke email:

(58)

Sumber Rujukan

Sumber Rujukan

• SURVEILANS FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN DALAM RANGKA INTENSIFIKASI

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR, Dinkes Kab. Bantul, 2011.

Dinkes Kab. Bantul, 2011.

(59)

Referensi

Dokumen terkait

Зарядното устройство и акумулаторната батерия не трябва да бъдат покривани по време на процеса на зареждане.. Незабавно изключете

Air yang digunakan harus murni dan tidak terdapat kandungan lain dan non  –   mineral untuk menghidari korosi yang terjadi pada boiler, Air tersebut diolah pada Water

Kondisi pembiayaan sosial saat ini yang dilakukan melalui berbagai skema jaminan kesehatan sosial seperti Jamkesmas belum berhasil mengurangi hambatan akses bagi masyarakat miskin

Bandi Utomo, M.Pd PJKR Permainan Sepakbola (P) II B Lap. Spbola brt 1 Komarudin, M.A/Nurhadi Santoso,M.Pd PJKR Sepak Takraw )* (T/P) IV AB Lap. dan Organisasi Penjas VI D

Dengan selesainya penelitian dan berlandaskan kepada penarik kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan, setelah menganalisis dan menguji hipotesis yang diajukan

Dalam laporan 30 Juli 2014, New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) menyatakan Jepang sudah sangat berdaya saing di bidang bahan bakar

Metode Simpleks adalah metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan manajerial yang telah diformulasikan terlebih dahulu ke dalam persamaan matematika program

Pada umunnya siswa atau siswa adalah merupakan insan yang masih perlu dididik atau diasuh oleh orang yang lebih dewasa dalam hal ini adalah ayah dan ibu, jika orang tua