PEMANDANGAN MENGENAI PEMBANGUNAN DAN PEMBIAJAAN PROJEK RAYON DI SUMATERA SE
LATAN DAN PROJEK2 SEDJENIS ITU.
Projek Rayon bisa diartikan, projek pabrik Rayon atau pula Pro jek Rayon jang selengkaplengkapnja.
II. Mendirikan Projek Rayon jang selengkaplengkapnja djauh lebih ruwet, persiapan2nja harus teliti, pilihan tempatnja harus setepattepatnja, pembiajaannja tinggi sekali. Keahlian2 jang di perlukan banjak pula.
Projek Rayon jang lengkap, jang kemudian tidak begitu tergantung dari impor pulp, kimiawi dan sebagainja lagi, akan meliputi beberapa pabrik diluar pabrik Rayon sendiri.
Pabrik2 jang membutuhkan kaju jang tepat untuk tudjuan itu, harus dekat dengan pertumbuhan hutankaju itu, dekat air jang banjak, dekat sumber bahan bakar dan bahan2 mentah lainnja, dekat djalan raja dan djalan kereta api, dan djuga tidak djauh dari pelabuhan kapal. Bila ada suatu tempat jang memenuhi sjarat2 tersebut, maka itu merupa kan tempat jang ideal, jang mendekati kesempurnaan.
Kaju kemudian dibuat pulp chusus untuk rayon, sehingga tidak lagi tergantung dari impor. Kebanjakan bahan dasar untuk kimiawi jang diperlukan dalam projek Rayon itu, ada di Indonesia, sehingga kimiawi njapun sebaiknja dibuat dalam satu kompleks dengan pabrik pulp dan rayonnja, sekurang2nja dalam wilajah Indonesia, djuga untuk menghin darkan impor. Pembersihan air, pengerahan daja elektrik, pembuatam uap untuk keperluan pabrik dll. dengan kondisi tempat jang baik seperti termaksud diatas, dapat diadakan dalam kompleks tadi, sehingga eko nomi perusahaan merupakan jang sungguh ideal.
Salah satu tempat jang hanja memenuhi sjarat2 termaksud diatas ada di Sumatera Selatan didekat Hutan Semangus jaitu Hutan Kaju untuk keperluan Projek, 1k. daerah Sepandjang sungai Lematang an tara Blimbing dan Udjan Mas.
ke5. lebih kurang 40 kilometer dari tengah2 Hutan Semangus.
Kami pertjaja bahwa Indonesia mempunjai beberapa tempat lain jang memenuhi sjarat jang diperlukan untuk mendirikan paberik kompleks Rayon dan lainlainnja itu.
Indonesia masih luas, djenis kaju jang dapat digunakan untuk pembuatan rayon tidak hanja satu bahkan beberapa djenis jang tumbuh di Indonesia.
Untuk mendirikan industri kompleks seluas disebutkan tadi akan diperlukan pembiajaan jang besar sekali, baik jang berupa deviezen mau pun Rupiahnja.
Untuk menetapkan kemampuannja atau luasnja Projek tersebut kita dapat menggunakan dasar, beberapa Rayon jang tiap tahun didatang kan dinegara kita ini. Kemudian membuat rantjangan mitsalnja tentang hal beberapa bahan mentahnja, beberapa kimiawi, beberapa bahan bakar beberapa daja elektrik, beberapa uap, beberapa luas hutan dan tanaman kaju diperlukan, beberapa air dsb. lagi.
I{emudian kesemua itu diperhitungkan keuangannja, selandjutnja rantjangan pembiajaan2 untuk pabriknja, transportnja, dsb. lagi.
Diambil angka2 bulatnja jang telah dikumpulkan dalam tahun 1956 sewaktu dimulai perhitungan untuk projek Rayon tersebut, maka diketahui bahwa:
impor seluruh tekstil dan bahanbahannja setahunnja 1k. 100.000 ton; dari 100.000 ton itu lebih kurang 40% atau 40.000 ton terdiri dari tekstil dan bahan tekstil Rayon dan lain djenis sifat buatan jang 60% lagi pertamatama jang berasal dari kapas dan lainlain seratalam.
Bila kita merentjanakan suatu Projek Rayon jang selengkaplengkapnja dengan kemampuan 40.000 ton Rayon tiap tahun atau tiap hari 1k. 125 ton, maka:
Tiap HA hutan jang tanamannja telah agak homogeen dengan djenis kaju Rayon, maka dengan tjara penebangan dengan memilih, djadi tidak sekaligus dihabiskan, bisa memberikan sebanjak 100 cbm. kaju tiap tahunnja.
Tiap ton serat Rayon memerlukan 1k. 7 cbm kaju, djadi tiap HA hutan dalam satu tahunnja dapat memberikan 100/7 = 14,3 ton serat, atau tiap harinja Ik. 1/350 x 14.3000 kg. = 40 kg. Djadi 1.000 HA hutan dapat diharapkan mampu memberikan bahan serat sebanjak 40 ton seha rinja.
hari untuk sebanjak lk. 60.000/6. 250 x 125 ton atau 1.200 ton serat, djadi tjukup luas untuk memperluas kemampuan projek sampai se kurang2nja 10 kali jang diimpor tiap tahun sekarang ini.
Ini semua hanja merupakan taksiran setjara akademis. Tentang selukbeluk pelaksanaan mengeksploitir hutan seluas tjadangan tersebut tadi, sama sekali tidak ditariktarik hanja jakin akan meminta kesungguhan, keahlian dan pembiajaan tidak sedikit, lebih2 bila berangsurangsur dila kukan seleksi dan kultiviring sehingga merupakan hutan2 agak homo geen. Selain dari itu tentu akan pula diperlukan waktu jang lama, djadi diminta kesabaran kita sekalian, walaupun seluruh perusahaan tidak perlu diberhentikan bila telah mulai bekerdja.
Untuk mempersiapkan hutan jang siap sedia nemberikan kaju tiap harinja sebanjak 125 x 7 cbm, djadi untuk kemampuan sebesar 40.000 ton tiap tahun tersebut diatas itu, dalam waktu singkat, Djawatan Kehu tanan telah menjatakan tidak sanggup, sebab selain eksploitasi hutan setjara besarbesaran dengan tiara selektif itu memerlukan peralatan jang lengkap, pengalamannja pun masih perlu didapatkan. Karena itu untuk ketentuanketentuan jang lebih mungkin didjaminnja, Djawatan Kehutanan mengusulkan agar untuk permulaan diambil kemampuan projek jang lebih kurang dari 125 ton rayon tadi itu, mitsalnja 50 ton tiap harinja atau 17.500 ton tiap tahunnja untuk mana akan diperlukan kaju sebanjak 50 x 7 = 350 cbm.
Selama itu dengan sendirinja tudjuan eksploitasi hutan sampai dapat memberikan 850 cbm. dan lebih dari itu, terus dikedjar dengan melaku kan persiapan2nja.
Selain itu pabrik2nja pun perlu disesuaikan dengan itu, sambil
tidak melepaskan tudjuan semula, bahkan lebih dari itu. Karenanja dalam rentjana pembangunan kompleks pabrik2 harus diperhitungkan dari per mulaan perluasan2nja, pertama susunan kompleks dan luasnja untuk tiap2 bagian projek itu dilakukan. Djadi pelaksanaan itu dilakukan berangsur angsur sekurang2nja memperluas sampai tudjuan semula tertjapai.
Untuk kemampuan projek sebesar 17.000 sampai 20.000 ton rayon setahunnja termasuk pabrik2 bantuan lainnja ditaksir akan memerlukan lk. 100 djuta dollar U.S. termasuk pula alat eksploitasi kehutanan. Belum lagi untuk modal kerdjanja dan atau perluasan2. Jang terachir ini dimak sud agar nanti dibiajai dari hasil2 perusahaan sendiri.
mengingat kwalitet serat rayon sekarang tidak djauh beda dari serat kapas maka konsumsi rayon bisa bergeser kedaerah kapas, sehingga mungkin sekali bagian rayon tidak lagi 40% tapi lebih dari 50%.
Mengingat kemungkinan2 tersebut dan djuga penggunaan rayon ti dak sebagai bahan pakaian sahadja, maka hari kemudian rayon itu ge milang sekali. Karena itu besar sekali harapan perkembangan industri Rayon dab. di Indonesia ini mengingat kondisikondisinja jang baik sekali, pertamatama soal bahan2 mentahnja, dan jakin Indonesia untuk keper luan sendiri tidak hanja membutuhkan satu tapi beberapa industrisen trum rayon. Karena pertimbangan2 diatas kalau suatu projek rayon didi rikan, jang kedua akan menjusulnja, jang ketiga dan mungkin keempat tidak pula bisa ditahantahan lagi, dengan sendirinja berangsurangsur dengan meningkatnja kebutuhan jang dapat diperluas dengan meningkat nja taraf kehidupan dan kemampuan belandja masjarakat kita.
Apa artinja 11 m. per capita dibanding dengan konsumsi di Djepang sampai puluhan meter per capitanja.
Sampailah kita sekarang kepada penoropongan pembiajaan projek raksasa rayon itu. Ada beberapa kemungkinan:
a. Jang terbaik seluruhnja dengan modal Indonesia sendiri
b. Sebagian modal Indonesia sendiri dan sebagian lagi pindjaman luar negeri.
c. Seluruh pembiajaan Rupiah oleh Indonesia dan seluruh deviezen dengan pindjaman luar negeri. —„ — c. Seperti tambahan pembebanan jang lebih berat lagi buat
masjarakat.
— „ — d. merupakan jang terringan diantara a, b, c, dan d. itu. Seluruh pembiajaan deviezen didjadikan tanggungan kapital asing.
Pembiajaan Rupiah didjadikan bagian Indonesia. —„ — e. Jang minta sekalian lebih suka tidak lakukan.
Memang kalau Indonesia sekurang2nja untuk seluruh keperluan deviezen bisa mendapatkan pindjaman luar negeri jang baik sjarat2nja, rentenja rendah, djangka waktu pembajarannja lama, tidak ada sjarat2 lain. jang mengikat kita, itulah jang mungkin terhaik. Diluar kewadjiban2 tepatmelakukanpembajaran2 tjitjilan dan rente, segala hal industri rayon itu mendjadi tanggung djawab kita sekalian.
tugasnja nanti harus memikul tanggung djawab terhadap nusa dan bangsa untuk mengolah perusahaan dan Kapital beberapa, miliun itu sekurang kurangnja djangan sampai merugikan, agar tidak menambah beban ter hadap masjarakat.
Apakah tindakan demikian itu kita a priori sebutkan djauh diluar kekuatan dan kemampuan kita, kami bukan seorang Nabi, kami masih mempunjai kepertjajaan terhadap diri sendiri, tetapi dengan penuh keja kinan bisa disebutkan tugas itu tugas maha berat, membawa risiko jang besar sekali; menjimpang dari garis2 harapan jang minimum, miljar2 Rupiah termasuk deviezennja itu akan merugikan kita. Masih untunglah kalau kita nanti bisa memberikan hasil jang tjukup untuk rente dan pentjitjilan hutang tepat pada waktunja.
Dengan menjebutkan demikian itu djanganlah diartikan bahwa pro jeknja an sich tidak worth while untuk jang miljar2 Rupiah tadi itu. Pro jek an sich sedemikian pentingnja, urgen dan tinggi prioriteitnja, karena mengenai „sandang” dan menurut perhitungan akan menguntungkan bila diselenggarakan dengan keahlian dan setjara teliti. Telah sewadjarnja djuga djika diadakan pengurangan2 beban2 impor. Selain itu kondisi2 un tuk pembangkitan tjabang industri tersebut, seperti telah dikemukakan diatas sangat baiknja, hanja tinggal soal2: Keuangan, know how, know why dan pengalaman jang masih belum ada.
Terdorong keinginan dan rasa harusnja penanaman modal jang de mikian tinggi itu mentjapai sukses maka timbullah pertanjaan pada kami. lampaui dan dengan sendirinja bagian tekstil rayonnja akan meningkat pula. Kalau Indonesia betulbetul bermaksud sebanjak mungkin meng hindarkan diri dari impor, Indonesia mempunjai sjarat2nja untuk dapat mentjapai tudjuan termaksud. Maka karena itu suatu industri rayon dengan kemampuan 20.000 ton setahun hanja merupakan permulaan sadja, tetapi harus merupakan suatu sukses, belum lagi difikirkan soal ekspornja. Plantkedua, ketiga dan selandjutnja perlu menjusul.
ngalaman dan pengetahuan prakteknja, berat sekali, seperti telah dikemu kakan diatas. Keuanganpun demikian.
Dengan djalan menggunakan kemungkinan d tersebut tadi, segala matjamnja mendjadi lebih ringan untuk dipikul; kemungkinan mentjapai sukses sedjak dari permulaan berdjalannja perusahaan djauh lebih besar. Karena apa?
Karena kalau fihak Asing turut serta dalam penanaman modal dalam sesuatu perusahaan diluar negerinja, hanja karena menurut perhitungan nja akan dapat memberikan keuntungan.
Karenanja maka mereka akan mempergunakan ahli2 jang berpenga laman chusus dalam perusahaan itu. Kemudian mereka akan bekerdja sekuat tenaga untuk mendapatkan keuntungan jang lajak. Selain itu mere kapun dalam melakukan pekerdjaannja akan memegang tinggi kehormatan negaranja terhadap Indonesia dan Umum luar, terutama tanggung djawab mereka terhadap uangnja jang dimasukkan dalam projek.
Kalau sekarang Indonesia mendjadi Than Rumah dan selain itu pe serta dalam tanggung djawab perusahaan, maka Projek demikian buat kita sekalian tidak hanja merupakan suatu sumber keuntungan materieel tetapi jang lebih penting, perusahaan itu merupakan suatu sekolah buat Indonesia theori dan praktek dalam perentjanaan, pembangunan, mengu sahakan, memimpin dan lainlain lagi. Itu akan memberikan banjak pela djaran kepada kita jang sungguh2 memerlukannja. Djadi suatu peladjaran dibawah pimpinan ahli2 jang berpengalaman jang merupakan sungguh2 „leermeesters” bunt kita sekalian.
Bila kita menganggap projek demikian sebagai badan didikan maka di sanalah tempatnja pula untuk dengan sengadja mengadakan kader buat pro jek2 sedjenis itu, jang kita sendiri kemudian akan dirikan dan djalankan,
Dengan tenaga2 /kader berpengalaman jang dididik oleh leermeester kita akan lebih mudah dari pada sekarang menghadapi pembangkitan se suatu projek itu.
Selain itu didikan bukan setjara penindjau atau studytrips, tetapi da lam bedrijf sendiri mempunjai tanggungdjawab masingmasing, en wel didaerah wilajah kita sendiri ditengahtengah faktor2 jang kita sekalian hadapi. Sungguh2 tjara didikan baik dan. murah jang akan banjak membe rikan manfaat kepada Indonesia.
Seakanakan djalan itu merupakan penanaman mental djuga (men tal investment).
Chusus untuk projek jang sangat baru dalam djenisnja itu dan sangat tehnis chemis sifatnja, maka kami untuk projek permulaan ini memper timbangkan dengan pertimbangan2 diatas tadi akan baiknja bila diper gunakan organisasi perusahaan dan pembiajaan dengan tjara d, jang mem berikan kemungkinan kepada kita dengan risiko jang lebih ketjil, untuk menjelenggarakan projek kedua, ketiga dst. oleh kita sendiri.
Turut sertanja modal asing dalam suatu bedrijf, tidak berupa hutang tetapi untuk tanggungdjawabnja sendiri. Karenanja masjarakat tidak di beri tambahan beban. Terhadap uang mereka itu, negara tidak perlu tu rut bertanggungdjawab, bahkan turut mendapat keuntungan, karena pe nanaman modalnja, mereka seakanakan mengharuskan diri mendatang kan keuntungan dari perusahaan. Dengan djalan fikiran ini kami tidak melepaskan tanggungdjawab kita sendiri, dengan sendirinja fihak Indo nesia pun harus sepenuhnja pikul tanggungdjawab pula, tetapi dalam dja lan d itu fihak Asing membantu dengan tanggungdjawabnja dalam menu dju suksesnja perusahaan jang paling penting dari seluruh penanaman modal.
Djalan demikian buat hemat kami tidak mengurangi kehormatan Indonesia dan tidak bertentangan dengan U.U. Penanaman Modal Asing, bahkan ada kalanja membantu mewudjudkan idamidaman kita, atau se kurangkurangnja memulaikan berputarnja roda pembangunan dalam dju rusan2 tertentu.
Menurut hemat kami, dapat tidaknja diterima sesuatu ,, joint enter prise" tergantung dari djenisnja enterprise, dan dari sjarat2nja joint enter prise itu. Apa keberatannja sesuatu joint enterprise mengenai suatu projek pentjetus (gangmaker project) bilamana djangka waktu berlakunja terba tas: 10 — 15 atau 20 tahun misalnja, tergantung dari sifatnja projek itu. Disamping projek itu, kita mempunjai kejakinan bahwa masih ada dan besar lapangannja untuk perluasan2 sehingga tetap terbuka untuk inisia tif dan kapital kita, tetapi pada waktunja telah mempunjai dasar dan pe ngalamanpengalaman jang terkumpulpada kader2 kita jang terdidik da lam perusahaan pertama itu.
Pengalaman sangat besar harganja, dan bila' itu dapat ditampung dengan djalan jang agak ringan tanggungannja — bila njata kemung kinankemungkinannja kami berpendapat bahwa djalan itu dapat di tempuh.
Misalnja untuk projek2 jang baru djenisnja dan raksasa permodalan nja sehingga berat untuk dipikul sendiri pembiajaannja, atau menambah pembebanan pada masjarakat/chalajak ramai untuk. bertahun2 bila di biajai dengan pindjaman besar dari luar negeri, dan sifatnja projek sangat urgen buat pembangunan negara, maka adakalanja dan besar kemungkinan nja djalan d itu bisa menguntungkan.
Karena uraian dan pertimbangan2 tadi, maka untuk soalsoal sedjenis terurai itu, sewadjarnja dipertimbangkan pula penggunaan kemungkinan djalan d tadi itu, dengan sjarat2 tertentu.
Menurut hemat kami, dengan djalan demikian, jang memberi kesem patan kepada kapital Asing selama waktu joint enterprise untuk menarik kembali kapital jang ditanamnja dan keuntungankeuntungannja di Indo nesia, akan ada kapital asing jang kelebihan dinegaranja jang bersedia di tanam di Indonesia.
RAYON, PROSES PEMBIKINANNJA DAN PROJEK RAYON DI INDONESIA.
1. Definisi dari istilah „Rayon”.
Perkataan istilah Rayon ialah nama kesatuan dari serat (fibres) bikinan manusia jang mempunjai sifat „endless fibres” (serat jang tidak putus2) jang terutama dipergunakan untuk Filament. CUP R A M O N P R O S E S S, dalam industri serat bikinan manusia.
Proses ini berdasarkan atas penggunaan sifat peretjeran CELL U L O S E dan mempergunakan COPPER OXIDE AMMONIA. jang pertama' kali mempergunakan proses tersebut adalah perusahaan Djerman „BEMBERG” jang kemudian mendjadi suatu perusahaan besar. Selandjutnja, hampir bersamaan periodenja dengan proses C U P R A M 0 N tersebut, djuga lahir suatu proses jang disebut dengan nama „VISCOSE RAYON”.
Akan tetapi setelah beberapa tahun baru manmade fibre ini, menda pat perhatian kalangan perindustrian setelah kesukaran2 tehnis dapat diatasi.
Pada tahun 1923 muntjul proses A C E T I C C E L L U L O S E dalam dunia industri ini, akan tetapi karena serat jang dihasilkan oleh proses ini bermatjammatjam sifatnja/bentuknja maka penggunaan nja sangat terbatas.
Ketiga proses tersebut sebermula mempunjai sifat/persamaan jaitu: serat jang dihasilkan itu terdiri dari R E G E N E R A T E D C E L L U L O S E jang bersamaan bentuknja dengan kapas.
Sedangkan serat dari proses A C E T I C C E L L U L O S E, mes kipun pada proses terachir sekalipun masih terdiri dari ACETIC CELLULOSE djuga.
Dewasa ini produksi2 serat kunstmatig terbagi atas proses2 tersebut dibawah:
1. Proses V I S C O S E ...90%
2. —,,— C U P R A M O N ...3%
3. —,,— ACETIC CELLULOSE ...7%
Dari perkembangan terachir, dimulai dari tahun 1930, pelbagai pro duksi jang keseluruhannja terbikin dari synthetic fibres (serat kimia) su dah terdapat pada pasaranpasaran.
Serat2 ini tidak dapat diambil perbandingannja dengan CELLULOSE2 kunstmatig oleh karena dasar sifat/bentuknja jang berlainan sama sekali, terutama dalam hal sifat penjerapan (absorption) airnja jang sangat sedikit.
Ada dua matjam jang umum dipergunakan untuk serat tekstil bikinan manusia (artificial) jaitu:
a. Serat filament jang umumnja disebut RAYON jang bersamaan si fatnja dengan sutera alami jang tidak putus seratnja.
b. Staple fibre atau Staple Rayon jang pandjang seratnja diantara 25 sampai 200 m.m. Sifatnja mendekati serat kapas jang pandjangnja diantara 20 sampai 40 m.m.
Pada sebermula produsir lebih tjondong untuk membikin filament fibre untuk dipergunakan sebagai pengganti sutera.
Industri2 di Eropa jang mulai memperhatikan Staple Rayon, baru timbul pada waktu perang dunia keI, dengan tudjuan sebagai pengganti kapas, jang sangat kekurangan pada waktu itu.
Kemudian, perkembangannja setjara meluas terdjadi pada waktu pe rang Dunia keII, terutama di Djerman, Itali dan Djepang jaitu dinega ranegara jang tidak mempunjai supply bahan kapas dalam masa perang. Perkembangan dari V I S C O S E R A Y O N jang setjara meningkat dapat dilihat dari produksi sedunia dalam djangka waktu 35 tahun seperti tertera dibawah:
Ton
1920 13.000
1930 193.000
1940 894.000 setiap tahun
1950 1.318.000
1955 2.000.000 keatas
Negaranegara penghasil Rayon jang berkaliber besar adalah sebagai berikut:
Amerika Serikat 500.000 Ton
Djerman 340.000 „
Djepang 250.000 „
Italia 200.000 „
Ratio Filament Rayon dengan Staple Rayon.
Berbedabeda menurut negara2nja dan pada umumnja tergantung pada: Apakah negara bersangkutan mempunjai atau tidak mempunjai pro duksi kapas sendiri.
2. Penggunaan Rayon.
Filament Rayon dipergunakan untuk pembikinan pelbagai matjam produksi sandang a.l. pakaian dalam (underwear), pakaian wanita, keme dja dalam dn. jang dapat menggantikan bahan sutera.
Dapat dipergunakan seluruhnja dan dapat pula ditjampur dengan serat lain. e.g. sutera, Acetic Cellulose dll.
STAPLE FIBRES djuga mempunjai lapangan penggunaan jang luas. Dapat keseluruhannja ditjampur dengan kapas, wol, rami atau Iain2 serat kunstmatig. Pada umumnja dipergunakan untuk pakaian wanita, suits, kemedja, badju dalam, linings pakaian, kain djcndela, selimut, train kursi, permadani dll.
Bahan ini dapat diatur sedemikian rupa dalam prosesnja, sehingga dapat dipergunakan menurut kebutuhan jang dikehendaki, a.l. ketebalannja, pandjang seratnja, permukaannja, sifat kimia dan struktur bentuknja da pat disesuaikan sebagaimana jang dikehendaki.
Keutamaan dari Rayon ialah bahwa rayon itu mempunjai sifat2: 1. menghisap air (water absorption)
2. tidak luntur (mudah menjerapnja bahan tjelup)
(a) staple fibres mempunjai lobang2 sebanjak 2400 s/d 10.000 (porien) (b) synthetic fibre hanja kl. 24 lobang2.
3. Kalau ditjelup dapat mengeluarkan warna bersemarak sampai meng alahkan serat2 lain.
3. Pembikinan VISCOSE RAYON. Bahan jang dibutuhkan:
1. Cellulose pulp. 2. Caustic Soda. 3. Carbon Disulfide. 4. Sulfuric Acid. 5. Finishing Chemicals.
Cellulose adalah hasil (products) jang didapat dari semua tumbuh2an. Ieberapa miljard ton setiap tahunnja terdjadi dari proses tumbuh1 tumbuhan sendiri. Pada umumnja jang mendjadi bahan dasar dari pem bikinan Collulose pulp ialah k a j u. Selain kaju, dewasa ini ada djuga be berapa jang dipergunakan orang bahan2 lain a.l. bambu, djerami, Bagasse dan tumbuh2an jang hersamaan sifatnja, meskipun demikian penggunaan utama dari bahan2 tsb. ialah untuk pembikinan kertas, berhubung keba njakannja sangat berlainan strukturnja dari „Chemical Pulp”, jang mem punjai sifat2 sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk pem bikinan Rayon. 6. Pengeringan dan packing dari benang2 serat.
(Keterangan: Pengeringan dari Rayon ini tidak boleh terlalu kering di Indonesia, karena suhu udara (humidity) di Indonesia kira2 30 sampai 40%).
Filament. Rayon, maupun untuk Staple Rayon. Akan tetapi proses2 phase pokok terachirnja (4, 5,& 6) berlainan halnja.
4. Pabrik Rayon.
Terdiri dari bahagian2 tersebut dibawah: 1. Pabrik pembikinan rayon sendiri.
2. Pabrik tenaga listrik, jang terdiri dari boileruap (steamboilers), generator listrik, alat2 pendingin, compsressed air, dan vacuum. 3. Pabrik penjelenggaraan air.
4. Penjaluran air „kotor” (disposal) dengan alat2 pembersihnja. 5. Pabrik mesin (bengkel).
6. Laboratories dan pilot plant (pabrik pertjobaan). 7. Gudanggudang (storage).
8. Kantor.
9. Alat2/tempat bagi kebutuhan buruh (sosial facilities). 10.Perumahan/pemondokan buruh. tempat2 jang tidak djauh dari pabrik.
d. Komunikasi jang tjukup, keretaapi, sungai atau ada djalan mobil
b. Latihan serba tjukup bagi personalia menengah (pendidikan menengah).
c. Buruh skilled jang berpengalaman/ada latihan. 4. Djaminan keuangan.
II. PROJEK RAYON DI INDONESIA.
1. Perkembangan projek dari mula2nja s/d keadaan2 terachir ini. a. Pembangunan projek diusulkan pada Mei 1955.
b. Usul tersebut berdasarkan atas angka statistik pengiriman teks til pada tahun 1954. Pengimporan tekstil ini merupakan 1/3 bagian dari seluruh impor, atau l.k. $ 200.000.000 (US) jang meliputi se banjak 1.200.000 ton barangbarang tekstil.
Dari djumlah ini 40% terdiri dari benang rayon, product (kain) rayon, dan barang2 tjampuran rayon dengan bahan lain.
c. Berdasarkan. angka2 teisebut diatas maka diusulkan supaja pro duksi terachir dari projek Rayon jang dimaksud bisa mentjapai sebesar 45.000 ton setahunnja.
d. Daerah2 jang dianggap memberikan harapan untuk projek ini, adalah di Sumatera Selatan; a) Djambi, h) Palembang.
e. Penindjauan/penjelidikan dari daerah Palembang dan penentuan mengenai tempat.
f. Pemeriksaan bahan kaju dari hutan Semangus. 2. Masaalah2 jang harus diselesaikan guna pelaksanaan.
a. Kekurangan Cellulose pulp, obatobatan, bahan untuk pembung kus/packing, tenaga mahir, dan coal keuangan.
b. Guna mendjaga kekurangan Cellulose pulp & obatobat telah diusulkan agar didirikan pabrik pembikinan Cellulose pulp dan djuga obatobatan, bersamaan dengan pabrik rayon.
c. Dengan ini maka keseluruhan dari projek ini seharusnja terdiri dari :
1) Rayon, 2) Caustic Soda, 3) Carbon Disulfide, 4) Packing materials, 5) Penggergadjian, 6) Pilot plant H Laboratori,
7) Cellulose pulp, 8 ) Sulfuric Acid, 9) Chlorine products, 10) Lacquers, 11) plant pembangkit tenaga listrik termasuk penjelenggaraan air dan auxilliary energy, 12) pabrik pemintalan untuk 1k. 25% dari produksi atau 30 ton sehari (primair).
Selain dari bangunan2 tersebut djuga perlu dibentuk kantor ad ministrasi gudang2, bangunan2 untuk kepentingan sosial buruh personalia (secundair).
Daerah ini dianggap sangat tepat berhubung dengan sarat2 dibawah ini telah terpenuhi:
5. Kapasitet 45.000 ton setahun: economic prospectnja adalah sebagai berikut:
b. Penghematan selandjutnja masih dapat ditjapai dengan pertjam puran rayon dengan rami.
c. Produksi berkelebihan dari pabrik2 obatobatan a.l. caustic soda, carbon disulfide, sulfuric acid, cellulose pulp, packing materials, lacquer dan djika diadakan pula proses pembikinan dari bijproducten, a.l. jang dari Clorine product Sadium Sulfate dll. jang dapat didjual dalam negeri. Bahanbahan tersebut dan djuga rayon sendiri ini akan dapat memberikan perkembangan terhadap pembangunan industri2 penjelesai (follow up industries).
Djuga memberikan kemungkinan untuk menarik para transmigran dari pulau Djawa ke Sumatera.
III. USULUSUL DALAM PELAKSANAANNJA.
Projek Rayon jang berkapasitet 45.000 ton/setahun itu mempunjai pabrik2 relasi seperti tersebut diatas.
1. Pelaksanaan dari projek itu H A R U S dimulai dari jang ketjil, kemu dian baru ke jang besar. Sebabnja harus dilaksanakan sedemikian itu ialah
2. Kapasitet dan perluasan dari projek rayon jang dianggap sebaiknja setjara teratur sebagai berikut:
a. 15 Ton/HARI — tanpa pabrik2 relasi. Hanja perlu pabrik pem bangkit tenaga listrik sadja.
b. 40 Ton/HARI — tanpa auxilliary plants.
c. 40 Ton/HARI + 50 Ton/HARI — Cellulose pulp — tanpa pabrik obatobatan.
d. 40 Ton/HARI, 50 ton/HARI — Cellulose pulp plant, — baru pabrik2 obat2an lainnja perlu.
Dalam segala hat, persiapan jang sempurna harus terlebih dahulu diadakan
Perhatian utama perlu ditudjukan terhadap masaalah pelatihan personalia jang dibutuhkan tenaganja pada phase pertama dari produksi.
Oleh karena itu, sebelum pabrikpabrik lain dibentuk, harus diada kan terlebih dahulu suatu PILOT PLANT jang setjukupnja. Ukuran ka pasitet 1.k. 1 sampai 1½ ton/hari.
a. Uang depisen untuk alatalat (barangbarang modal) dan instalasi. Ditaksir 1.k. 65%.
b. Rupiah (modal dalam negeri) untuk urusan sebagian besar dari segala persiapan.
Pembiajaan untuk projek dapat didjalankan dengan tjara:
a. Seluruhnja dibeajai oleh Pemerintah Indonesia, baik mengenai depisen maupun mata uang dalam negeri.
b. Dengan jointenterprise (tieup), dengan perusahaan asing.
c. Dengan pindjaman (loan) dari luar negeri untuk pembelian alatalat installasi jang serba tjukupnja, dan jang mengenai persiapanpersiapan dibeajai dengan Rupiah atau seluruh pekerdjaan dilaksanakan oleh perusahaan Asing dengan pembiajaan dalam valeta asing (depisen). 4. Pembajaran kembali pindjaman.
Pembajaran loan dapat dilakukan dengan pelbagai djalan jang sarat saratnja dapat dimasukkan kedal.am Kontrak.
1. Untuk mudah — dan singkatnja, disini dikemukakan hanja beberapa pokok sebagai „uitgangspunt” sadja.
3. Rami dihasilkan sebagai batang. Untuk mengambil serat dari batang ini sehingga dapat dipintal untuk didjadikan benang untuk pakaian mem butuhkan beberapa matjam pekerdjaan jang tidak mudah.
4. Bahan mentah hasil bumi lainnja ialah kaju, harus melalui pekerdjaan2 jang lebih „sukar” lagi untuk didjadikan bahan pakaian. Menurut ahli2 jang bersangkutan hutan2 di Indonesia mengandung banjak matjam kaju2jang dapat didjadikan bahan mentah untuk rayon.
5. Berdasarkan „bahan2” jang sudah tersedia pada saat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kapas akan dapat menutupi sebahagian besar dari kebutuhan akan bahan pakaian untuk Indonesia, akan tetapi tidak akan dapat memenuhi kebutuhan seluruhnja.
6. Rami, meskipun hasilnja serat tiap hectare dapat sampai sepuluh kali lipat djika dibanding dengan kapas, sedang luas tanah jang dapat ditanami dengan rami djuga herlipat luasnja, mempunjai banjak kelemahan2 dan mengandung kesukaran2 jang masih harus dipetjah. 7. Menghasilkan rayon merupakan usaha baru sama sekali di Indonesia.
Pada saat ini belum dapat digambarkan, peranan mana achirnja jang akan dilakukan oleh masing2 dari ketiga bahan pakaian tersebut diatas. Jang pasti ialah, bahwa, dalam tahun 1964 arti ketigatiganja sebagai hasil sendiri didalani memenuhi kebutuhan Indonesia akan bahan pakaian, masih ketjil sekali.
8. Berikut dikemukakan gambaran mengenai hasil kapas dan rami, dengan pengertian djikalau untuk kedua bahan ini diadakan usaha jang optimaal.
Kapas.
1. Tanaman kapas 1958 diseluruh Indonesia meliputi luas ± 10.000 ha. Angka untuk 1959 menundjukkan kemunduran sedang tanaman 1960 kiranja djuga berkisar disekitar 10.000 ha. Ini berarti hasil + 6 djuta meter pakaian tiap2 tahun dalam tiga tahun termaksud.
2. Kapas mempunjai keuntungan2 sebagai a.l. „cultuurnja” mudah, dapat ditanam bersama2 dengan lain tanarnan, umurnja pendek, hasilnja setelah dibuang bidjinja sudah siap untuk dipintal, sebaliknja meng andung kelemahan2 pula a.l. hasilnja sedikit (1 qt tiap ha), mudah diserang penjakit dan hama, selandjutnja daerah kapas tadi (Nusateng gara) letaknja djauh dari pasaran, seterusnja kemelaratan sitani jang pada umumnja membutuhkan seluruh tenaganja untuk menghasilkan bahan makanan.
3. Tjara usaha jang diprojektir sekarang ialah pendirian pusat2 penanaman dari pemerintah sendiri, jang dipergunakan pula dan terutama untuk memimpin masjarakat tani sekitarnja, untuk rnengadakan pasilitet jang diperlukan, akan dapat mengadakan perluasan dengan tjepat, selandjutnja perbaikan bibit dan tanaman, sehingga hasilnja dapat me riambah dari 1 mendjadi sampai 2 qt. tiap ha.
suai dengan 120 djuta meter pakaian baru dipungut dalam tahun 1965. 1 djuta ha, dengan hasil 1.500.000 qt., plafond pakaian dari kapas akan berdjumlah 900 djuta meter. Apakah plafond ini akan ditjapai tergantung dari waktu dan lainlain faktor, umpamanja hasil competisi dengan rami rayon dB. bahan2 pakaian lainnja.
Rami.
1.Hasilnja banjak sampai dapat 2 ton tiap ha., akan tetapi rata2 hanja dapat diharap suatu djumlah jang mendekati satu ton sadja. Meskipun begitu, djumlah tsb. telah hampir 10 kali lipat djika dibandingkan dengan kapas. Ketjuali itu tanah jang dapat digunakan untuk tanaman ini adalah sangat luas — ialah di Sumatera, di Kalimantan dan di Djawa. Di Djawa rami sukar untuk dapat bersaingan dengan tanaman2 lain, sehingga tanaman ini dipulau ini akan hanja menempati djumlah areal jag sangat ketjil sadja.
Ditindjau dari segi tanah dan iklim terutama di Sumatera, Indonesia achirnja akan dapat menghasilkan rami tjukup untuk kebutuhannja akan bahan pakaian seluruhnja.
3.Berhubung dengan beberapa hal sebagai tersedianja tenaga pekerdja, mesin2 jang telah ada untuk mengerdjakan batang rami mendjadi serat (corona di Djawa Barat), rnudah controle dll. maka dua unit ditempat kan di Djawa, supaja pada waktunja dapat diadakan kesimpulan, bahwa kesukaran2/kegagalan2 jang mungkin akan didjumpai, tidak disebabkan oleh faktor2 jang letaknja diluar soal rami sebagai bahan pakaian an sich, djadi umpamanja sebagai akibat kesukaran2 dilapangan controle perhubungan, tersedianja tenaga kerdja dll.
4.Pendirian ahli2 terhadap rami tidak sama, ada jang pro ada jang mem beri hanja kans hanja sedikit terhadap bahan ini. „De praktijk” akan menentukan apa jang akan dapat ditjapai oleh bahan ini. Diulang disini di Sumatera dan Kalimantan, terutama di Sumatera achirnja pada waktunja akan dapat disediakan tempat untuk beberapa unit pun djuga jang diperlukan.
RAMI Pendahuluan
Mengenai persoalan rami maka pelbagai ahli (deskundigen) mempu njai pendapat jang agak berlainan. Misalnja ada jang berpendapat bahwa hasil dari rami jang berupa benang dan tekstil tidak/kurang memuaskan dan dengan sendirinja tidak/kurang laku di Indonesia ini. Akan tetapi di mana sebenarnja pendapat ini mengandung betul2 kebenarannja, sebetulnja belum bisa dipastikan oleh propaganda dan penjuluhan jang intensif kepada masjarakat belum dilaksanakan.
Selain untuk tekstil, dan djuga untuk tjampuran rami, kapas serta rami + staple fiber (Rayon), maka untuk keperluan lain adalah bahan rami ini penting pula bagi negara kita al:
untuk alat2 penangkap ikan untuk drijfriemen
untuk zeildoek
untuk Canvas dll. Persoalan ini adalah sebenarnja belum dipikirkan/di perhatikan setjara mendalam.
Begitu pula banjak dari Pemimpin2 kita jang masih meragu2kan soal rami ini untuk kemudian hari, oleh karena umumnja masih kurang di ketahui.
Salah satu dasar nantinja hendaklah bahan Rami dapat diperoleh/ DIUSAHAKAN LEBIH MURAH HARGANJA DARIPADA BAHAN KAPAS. Pembikinan tekstil dan rami untuk masjarakat djanganlah dibuat untuk bahan tekstilluxe seperti halnja di Djepang, oleh karena disitu hampir seluruh rami jang diperlukan harus diimpor.
Kapas memang adalah salah satu bahan serat untuk tekstil jang ter baik didunia ini, akan tetapi daerah2 kapas di Indonesia adalah agak terbatas arealnja jaitu terutama di Djawa Timur dan dikepulauan Nusa Tenggara.
Akan tetapi untuk rami lebih tjotjok dan djauh lebih luas daerahnja, jaitu hampir diseluruh Sumatera, Djawa Barat, sebagian Djawa Tengah dll. daerah jang banjak mendapat hudjan.
Djika ditindjau dari pemakaian tanah jang diperlukan, maka untuk rani adalah rata2 1/10 dari luas areal jang dibutuhkan dari pada untuk tanaman kapas; artinja djika kita misalnja memerlukan 500.000 ha untuk kapas, maka untuk rami dapat digunakan hanja 50.000 ha. sadja. Areal ini pada umumnja hanja mudah diperoleh di Sumatera.
A. Kemungkinan2 untuk Perluasan tanaman rami:
6. — Kalimantan (dipelbagai daerah) 7. — Sulawesi (dipelbagai daerah)
Pada waktu sekarang ini telah ada sebuah pabrik Pemintalan Rami di Pemantang SiantarMedan (Sumatera Utara) dengan 6000 spindles jang memhutuhkan ± 900 ton China Grass setahun dan telah mluai ber djalan dari achir 1957.
Sajang sekali ditahuntahun 1958 dan 1959 pabrik ini masih mem pergunakan bahanbaku (China Grass) jang hampir seluruhnja harus di impor, oleh karena hasil produksi dalam negeri masih belum mentju kupi.
I. Rentjana untuk tahun 19601961 adalah untuk menanam rami di Sumatera Utara setjara onderneming seluas 1000 ha. Rentjana Projek Rami ini telah disusun bersama oleh Departemen Pertanian dengan Pamitex & B.F.N. Mengenai projek rami Medan ini lihatlah angka2 dari Djawatan Pertanian Rakjat jang telah disampaikan pada Departemen Per tanian, tentulah angka2 ini dengan keadaan sekarang, harus diperbaiki lagi. Disini dapat didjelaskan bahwa pada unnumtja exploitasi rami di tahun2 permulaan akan mengalami kerugian disebabkan. besarnja kapital untuk investasi, rente dan afsehrijving akan tetapi djika diambil untuk rentjana djangka 5 tahun, maka tidaklah akan mendjadi rugi. Di Sumatera Selatan dari dahulu kala, jaitu didaerah2 pegunungan, rak jat telah mengusahakan tanaman rami jang dipergunakan/diperdagangkan untuk tali pantjing ke Palembang.
Beberapa mesin2 Corona jang diperlukan mungkin dapat diambil dari pabrik sisal Sukamandi Est (P.&T lands) jang sekarang,telah ditutup dan tidak dipergunakan lagi.
Selandjutnja dapat pula didirikan nantinja satu pabrik pemintalan rami dengan 6000 Spindles. Pendirian Onderneming Rami dengan pa brik Pemintalannja di Djawa Barat sebenarnja ada alasannja oleh karena daerah Djawa Barat adalah daerah pertekstilan jang terbesar dan ter madju di Indonesia ini dengan pertenunan/peradjutannja jaitu hampir 60% dari seluruh Indonesia.
Tempat untuk pnanam Rami dapat ditjari dari bekas2 Onderneming (kina) seperti di Sumatera Utara jaitu dengan tanahnja jang subur (perantaraan P.P.N. baru).
IV. Di Djawa Tengah, oleh karena sekarang telah mulai diusulkan oleh Djawatan Pertanian dengan Peperda, dilaksanakan pula seluas 1000 ha, walaupun agak susah untuk diusahakan dalam satu komplex.
Begitu pula mesin2 Corona jang dibutuhkan untuk dekarticator dapat pula diperoleh dari pabrik sisal Sukamandi jang telah ditutup.
Disini dapat pula nantinja didirikan satu pabrik Pemintalan Rami dengan 6000 spindles. Daerah Djawa Tengah pada umumnja mempunjai banjak pula perusahaan2 pertenunan dan peradjutan (+18% dari selu ruh Indonesia). Perongkosan2 untuk tanaman rami di Djawa Tengah ini tidaklah akan banjak berbeda dari di Djawa Barat.
Keterangan2 jang lebih djelas dan mendalam telah disusun dalam se buah laporan oleh Inspeksi Pertanian Djawa Tengah, ditahun 1958: Hanja angka2 itu sekarang tidak akan tjotjok lagi dan harus ditindjau lagi lebih landjut.
Didaerah2 tersebut di sub. a — b dan c. nantinja dapat didirikan satu pabrik pemintalan Rami dengan 6.000 spindles.
II. Tentang soal pengolahan rami basah sampai djadi rami keying (China Graass) untuk pabrik pemintalan, hendaklah diusahakan supaja mesin2
Corona dari pabrik2 sisal jang tidak diperlukan/diperguna kan lagi, dapat dipakai untuk decarticator.
III. Selain dari itu dalam soal Onderneming Rami harus pula diperhati kan hale mengenai:
a.Djenis2 Rami jang terbaik untuk tiap2 daerah;
b.Soal compostering dan pupuk organis jang sangat banjak di perlukan untuk tanaman rami.
IV. Untuk Sumatera Selatan — DjawaBarat dan Djawa Tengah hen daknja selekas mungkin diadakan survey jang mendalam oleh pel bagai Instansi/Departemen jang bersangkutan, sehingga soal2 terse but diatas dapat dipertanggung djawabkan.
V. Selain dari itu oleh Departemen Pertanian hendaknja diadakan pula pertjobaan2 setjara serieus didaerah2 pasangsurut untuk melihat keadaan tumbuhnja rami di daerah2 ini.
VI. Achirnja mengenai perongkosan dan pembiajaan untuk mandiri kan suatu pabrik pemintalan Rami dengan 6.000 spindles atau lebih akan disusulkan angkaangkanja jang akan diperoleh dari Departemen Perindustrian Dasar/Pertambangan.
Salinan TAKSIRAN BEAJA PENANAMAN RAMI SELUAS 1000 ha Lampiran Ia.
DI DJUGUR DEKAT MEDAN
BAGIAN UrutNo. PENDJELASAN PERINTJIAN BEAJA
A. INVESTASI TH. 1961. 1. Sewa tanah P — M.
I. Kebun bare jang 500 2. Pemetaan Rp. 50.000,—
ha. tambahan 3. Pertractoran/meratakan tanah Rp. 2.000,— per ha. „ 1.000.000,—
4. Bibit „ 30.000,— stek a 2 x 5 cm.
„ 1.500,— per ha. „ 750.000,—
5. Menanam „ 1.500,— per ha. „ 750.000,—
6. Djalan2 „ 72.000,— M. a Rp. 30,— „ 2.160.000,—
7. Drainage 5 Farmall Rp. 500.000,— „ 100.000,—
8. Mesin potong rami 5 Snijmes Rp. 10.000,— „ 510.000,— 9. Alat2 kebun 500 tjangkul a Rp. 60,—
Rp. 30.000,— 1 00 krandjang a Rp.10,—
Rp. 1.000,— „ 31.000,— Rp. 5.351.000,—
II. Angkutan. 10. Ferguson 4 a Rp. 100.000,— Rp. 400.000,—
Trailer 12 a Rp. 25.000,— „ 300 .000,—
III. Mesin2. 11. Corona 4 buah ongkos bongkar, Rp. 700.000,—
transport dan pasang Rp. 70.000,—
IV. Bangunan. 12. Gudang pupuk 380 m2
13. Garage 360 m2
14. Bengkel mesin2 400 m2 1890 m2.
15. Loods serat 250 m2 a. Rp. 2.000,— Rp. 3.780.000,—
16. Rumah Employe 500 m2
V. Alat2 kantor. 17. Medja tulis + kursi 4 stel a Rp. 2.000,— Rp. 8.000,—
18. Lemari arsip 2 buah a Rp.1.000,— „ 2.000,— Rp. 10.000,—
VI. Kendaraan. 19. Truck 2 buah a Rp. 200.000,— Rp. 400.000,—
20. Diesel. Untuk tenaga dan listrik „ 400.000,— Rp. 800.000,—
Djumlah Investasi Rp.10.711.000,
B. EXPLOITASI 1961.
I. Personalia 21 1. Pemimpin Umum a Rp. 4.000,—/bln 4. Pemimpin kebun a Rp. 2.000,—/bin. II. Pekerdja 22 a. Pemeliharaan kebun. 860 orang a Rp. 15,—/hari
x 360,— III. Bahan2 23 Bahan bakar. Solar 100.000 ltr. a. Rp. 1,—
Bensin 36.000 ltr. a. Rp. 1,— Alat2 menanam alat menanam dll andjir tali
temali dll. IV. Alat2 tulis
LEMBAGA PENJELIDIKAN HUTAN.
Research dalam usaha2 penghutanan setjara berentjana dalam
hubungannja dengan sektor2 produksi tertentu jang menda
pat bahan mentah dari hutan.
A. Keterangan: Djawatan Kehutanan telah mempunjai Rentjana Hu tan Industri jang dirantjang oleh suatu panitya perantjang hutan indus tri 1958. Dalam rangka ini research jang perlu sedang akan dilakukan oleh Lembaga Penjelidikan Hutan ialah:
1. Penjelidikan pada hutan2 alam di Indonesia dengan maksud:
a. menjelidiki djenis2 pohonpohonan jang kiranja mempunjai nilai ekonomis, disertai dengan pengumpulan tjontoh2 untuk diselidiki lebih landjut.
b. menjelidiki adanja type2 hutan jang berhubungan dengan iklim, tanah dan penjebaran tumbuhan.
c. menjelidiki setjara physiologis untuk mengetahui tenaga2 pro duksi alam jang terhimpun dalam masjarakat tumbuhan.
d. menjelidiki kemungkinan permudaan hutan setelah hutannja ditebang.
2. Penjelidikan botanis dari djenis2 pohonpohonan jang dipakai untuk membangun hutan Industri.
3. Mengadakan kebun2 pertjobaan pada segala matjam iklim dan pada segala matjam tanah king ada di Indonesia dengan segala matjam dje ms pohon jang mempunjai nilai ekonomis, baik jang aseli di Indonesia maupun jang berasal dari luar negeri. Maksudnja ialah supaja dapat mengintrodusir djenis2 bare untuk keperluan Industri baru, atau djenis2 jang lebih baik daripada jang sekarang dipakai untuk pembangun an hutan Industri.
4. Penjelidikan mengenai tuntutannja tempat tumbuh (ekologi), se leksi dan pemurnian bibit, tjara2 penjimpanan, mengerdjakan (zaadbe handeling) dan penanaman bidji, terutama dari djenis2 untuk pemba ngunan hutan Industri.
(Ketjuali penjelidikan2 ini Lembaga Penjelidikan Hutan djuga mem bantu menjelenggarakan peredaran bidji).
5. Penjelidikan untuk memetjahkan soal2 jang timbul dalam perusahaan hutan dalam bidang tehnik permudaan (buatan dan/atau alam), peme Iiharaan dan penjempurnaan hutan.
6. Penjelidikan2 tentang adanja serta tjaranja mentjegah dan memberan tas hama dan penjakit jang timbul dalam hutan industri.
7. Penjelidikan2 dengan dasar empiris, quantitatief dan mathematis untuk mentjari:
a. tjara inventarisasi jang baik untuk mengetahui djumlah kekajaan berupa hutan dan hasil hutan jang kita miliki.
b. nama2 dari hutan, supaja mempunjai pedoman dalam hal mengu dji tingkat kesempurnaan jang telah kita tjapai dalam memper usahakan hutan.
8. Penjelidikan2 pengaruh hutan terhadap: a. tata air.
b. tanah: Apakah tanahnja tidak mengalami kemunduran karena: 1. pengaliran diatas tanah
2. terpakainja zat2 kimia tertentu 3. tjara pemakaian tanah
c. daerah disekitarnja dan masjarakat pada umumnja. B. Perbandingan dengan luar negeri.
Dalam mengadakan tanaman hutan dan tjara pemeliharaan selan djutnja, daerah tropis Indonesia .tergolong negara jang madju.
Dalam mengadakan permudaan alam dari „tropical rainforest” Indonesia kalah madju daripada Malaya dan dapat banjak beladjar dari Malaya.
C. Objek2 penjelidikan:
I. Bagian Botani Hutan.
1. Dalam rangka „Rayon project Semangus” (sandang):
Menjelidiki kemungkinan memakai belukar sebagai hutan peru sahaan.
Keterangan: Kaju belukar nampaknja tumbuh sangat tjepat, kajunja baik untuk pembuatan rayon.
Berhubung dengan ini Prof. Dr. LOETSCH' (expert dari Djerman Barat) menjarankan untuk mengadakan penje lidikan:
a. Apakah, bila belukar ini ditebang, akan timbul lagi belukar jang sama, dan setelah waktu rotasi jang tidak lama ditebang, akan timbul lagi belukar jang sama,. tanpa mengalami kemunduran baik tanah maupun belukarnja. b. Menjelidiki sjarat2 ekologis dari djenis2 kaju belukar.
c. Mendapatkan angka2 mengenai pertumbuhan (hasil) djenis2 kaju belukar.
2. Dalam rangka hutan industri: Penjelidikan bambu.
Keterangan: Persoalan bambu dalam pembuatan kertas sudah mendjadi perhatian pemerintah; maka untuk turut melantjarkan pelaksanaannja Bagian Botani Hutan perlu mengadakan penjelidikan chusus dengan tudjuan:
a. Menjelidiki djumlah djenis bambu di Djawa pada chu susnja dan di Indonesia pada umumnja.
b. Menjelidiki tempat2 tumbuhnja. c. Menjelidiki pertumbuhannja.
d. Pembuatan suatu checkboek bambu setempat. II. Bagian Silvics.
Keterangan: Besarnja hasil dari tanaman hutan tergantung dari baik buruknja. bidji/bibit, Berhubung dengan ini maka bagi djenis2 pohon industri, terutama jang telah diadakan tanam an jang luas al djati (Tectona grandis) dan Pinus mer kusii perlu diselenggarakan kebun2 bidji jang pohon2 induknja mempunjai sifat2 jang unggul dan temurun. Pada waktunja untuk keperluan ini dapat diadakan okulasi2 dari suatu kloon tertentu jang unggul.
3. Penjelidikan djati seleksi antara negara.
Dalam A.P.P.C. di Bandung telah diputuskan supaja Negara2 peserta bersamasama dengan tjara2 jang sama mengadakan penjelidikan pe nanaman djati dari bidji2 jang berasal dari bermatjammatjam negara. 4. Penjelidikan physiologic dan pembiakan setjara generatief.
Keterangan. Di lain2 negara kemadjuan jang pesat dan hasil jang berli pat Banda telah didapat dari penjelidikan2 ini.
Disini jang sedang dikerdjakan dan akan dilandjutkan ialah: a. penjelidikan cytogenetica.
b. penjelidikan pembidjian dengan maksud untuk mem pertjepat waktu berketjambah dari bidji dengan mern pergunakan zat2 kimia.
c. pertjobaan penjimpanan dengan maksud memperpandjang waktu penjimpanan. Memperpandjang waktu penjimpanan ini diperlukan untuk pengiriman bidji2 antar pulau jang sering memakan waktu jang lama.
d. analysa abu, untuk sedikit mengetahui tuntutan djenis2 pohon itu terhadap tanah.
e. penjelidikan kebutuhan akar dan zat asam (02), ter utama untuk mengetahui djenis2 jang tahan terhadap tanah betjek dan/atau padat.
5. Penjelidikan pembiakan setjara vegetatief.
Ini meliputi penjelidikan2: stek, stump, menjambung (enten) dan oku lasi.
III. Bagian Kebun2 Pertjobaan.
Pada waktu sekarang telah mempunjai banjak kebun2 pertjobaan jang terbesar di DjawaTimur, DjawaTengah, DjawaBarat dan Sumatra Selatan.
Maksudnja penjelidikan ini ialah:
1. Menjelidiki djenis2 mana jang dapat tumbuh dengan baik, mem beri hasil jang tinggi dan kajunja baik untuk bahan mentah sua tu industri jang sangat dibutuhkan di Indonesia, misalnja ba han kertas, bahan rayon, peti triplex, pembuatan korek api, pembuatan: potlot, zat penjamak (tannine) dan sebagainja.
IV. Bagian Silvikultur.
1. Dalam rangka „rayon project Semangus” menjelidiki kemungkinan nja permudaan alam sehingga kelak kekekalannja perusahaan terdjamin, 2. Penjelidikan dalam rangka hutan industri:
a. Matjam2 tjara permudaan hutan mangrove.
b. „ „ „ Acacia decurrens.
c. „ „ tjampuran hutan.
d. „ systeem silvikultur untuk bambu. V. Bagian Penjelidikan Nilai Hutan.
Pertjobaan2 jang sedang dilakukan adalah untuk: a. Penjelidikan riap dan hasil.
b. Penjelidikan tentang persoalan2 jang berhubungan dengan inventa risasi hutan.
Petak2 pertjobaan kepunjaan Bagian Penjelidikan Nilai Hutan tersebar diseluruh Indonesia.
Adapun tabel2 jang akan disusun jalah:
a. YieldTable dari djenis: Albizzia falcata Backer.
d. Inhouds tabel dari djenis2 kaju rimba.
VI. Bagian Penjelidikan Penjakit dan Hama Hutan.
Keterangan: Bagian ini jang diserahi penjelidikan2 untuk memetjahkan soal timbulnja hama, penjakit dan gangguan pada hutan pada umumnja jang diduga akan timbul setjara hebat ka rena dengan adanja rentjana hutan industri akan diadakan hutan2 murni jang sangat luas, dari djenis2 jang tidak asli untuk daerah itu dan karenanja peka (gevoelig) untuk serangan hama dan penjakit. Pada waktu sekarang sudah mulai meradjalela penjakit karat (Accidium blancea) pada damar (Agathis) dan boktor (Xystrocera) pada Albizzia.
1. Penjelidikan penjakit karat (Accidium) pada Agathis meliputi: biologi, pemberantasan, dan pengaruh pe njakit pada pertumbuhan Agathis.
2. Penjelidikan boktor (Xystrocera) pada Albizzia teru tama pemberantasan: mentjari dan menjelidiki preda tors terutama didaerah2 jang serangannja boktor ti dak ada atau sedikit sekali.
3. Penjelidikan insidentil: jang hares segera dikerdjakan bila ada laporan/permintaan untuk penjelidikan karena timbulnja hama dan penjakit didaerahdaerah.
4. Penjelidikan/pek'erdjaan routine.
a. inventarisasi penjakit dan gangguan terutama di kebunkebun pertjobaan.
b. mengumpulkan hama2 dan penjakit bidji2. VII. Bagian Pengaruh Hutan. b. A i r : jang diutamakan jalah:
— penataan air (water regulatie)
— pentjegahan bandjir. — pemakaian air. Penjelidikan2 ditudjukan kepada:
— pengukuran pengaliran air pada berbagai matjam tanah dan keadaan2 hutan dengan mengingat bentuk, penumbuhan dan lain penutup tanah. — pengendalian erosi (hanjutan tanah) jang berhubungan dengan matjam
penutup tanah, umpamanja tanah' terbuka, hutan2, perusahaan2 kebun dan tanah2 pertanian, kesemuanja berhubungan dengan tinggi dari muka laut dan hudjan.
— pengukuran2 penguapan (evaporasi dan transpirasi) memakai lysime ter2 dan dengan tjara jang sederhana, jaitu memakai timbangan dsb. — pemetaan semua matjam tanah hutan, untuk mempeladjari pembentuk
an tanah, terutama dengan mengingat akan banjaknja penjusunan ba han2 bunga tanah dan bunga tanahnja sendiri dan lagi pula apakah di situ terdapat erosi atau tidak; profile tanah akan membantu mernberi kan lukisan jang baik dan terang.
— kerdjasama dengan Balai Perantjangan Tata Bumi dalam lapangan pemakaian dan pengekalan tanah dan air, penentuan tentang pemakaian tanah jang terbaik, dan pemangkuan daerah pengaliran sungai pada umumnja.
Lapangan kerdja:
jang ada: — pos2 meteorologi di Tjiwidej, Tjikole, Bogor, Janlapa, Songgon, Baturaden.
— penjelidikan transpirasi, infiltrasi dan aliran permukaan: lysimeter2 di Tjiwidej dan Bogor.
— pengukuran debiet2 sungai di Tjiwidej.
Perluasan j.a.d.:
— pos2 tneteorologi di Magelang, Malang, Banten, Sukabueni. — pengukuran erosi dan tata air di Magelang, Malang:
dalam hutan Albizzia falcata, Acacia decurrens dan la pangan perladangan.
Penjelidikan2 insidentil: disesuaikan dengan pertumbuhan hutan indus tri. Lain daripada itu pemeriksaan2 dilakukan djuga didaerahdaerah ban djir sepandjang uangwaktutenaga mengizinkan.
Research usaha2 memperbaiki pengusahaan dan perluasan areal
hutan negara.
A. Keterangan: Diatas telah diuraikan penjelidikan2 jang terutama di tudjukan untuk hutan. Walaupun penjelidikan2 ini pada waktu sekarang mendapat prioriteit pertama, tapi penjelidikan2 lainnja untuk memenuhi tugasnja tidak boleh diabaikan.
Objek2 penjelidikan dalam bidang ini jang perlu se dang/akan dilakukan oleh Lembaga Penjelidikan Hu tan ialah sebagai akan diuraikan dibawah.
B. Perbandingan dengan luar negeri.
Dalam pengusahaan hutan2 dipulau Djawa, Indonesia sudah tergolong sangat madju dibandingkan dengan daerah2 tropis lainnja, tapi dalam pengusahaan hutanz diluar Djawa, Indonesia masih tergolong terbelakang. C. Objek penjelidikan.
I. Bagian Botani Hutan.
1. Pekerdjaan jang bersifat insidentil: Explorasi. Tudjuan:
a. Membantu Biro Planologi Kehutanan dalam hal explorasi. b. Menjelidiki type2 hutan dan ekologinja.
c. Menjelidiki/mentjari djenis2 baru jang panting dalam perekono mian.
2. Pekerdjaan kantor (herbarium): Menjiapkan pengumuman menge nai 400 djenis2 kaju jang terpenting di Indonesia.
Keterangan: Bagi petugas2 kehutanan dan orang2 lain jang berhubungan dengan kaju (perdagangan) jang berasal dari hutan diluar Djawa, sampai sekarang belum ada pedoman untuk me ngenal pohon2 jang kajunja berharga. Dikandung maksud untuk 400 djenis jang terpenting dibuatkan gambar2 untuk mengenal disertai keteranganketerangan setjukupnja me ngenai hal ihwal pohon itu.
3. Pekerdjaan routine:
a. Memperlengkap dan memelihara koleksi herbarium dan koleksi hasil hutan.
b. MVlemelihara kebun2 hutan (bostuinen) sebagai studieobject. II. Bagian Silvics.
Keterangan: Penggembalaan ternak dalam hutan tiap tahµn menimbul kan banjak kesukaran dan kerugian pada Djawatan Kehu tanan. Tapi tidak boleh dilupakan bahwa ternak itu mem beri banjak keuntungan bagi petani (dus djuga pada Ne gara) oleh karena berguna sebagai tenaga kerdja untuk pro duksi bahan makan dan ternak itu sendiri dapat dianggap sebagai produsen protein hewani dan ketjuali itu djuga pupuk kandang. Di Amerika peternakan dan kehutanan (swasta) dapat berdampingan tanpa saling merugikan. I3erhubung dengan ini, untuk mendapat hasil jang maksi mal dan kekal bagi Negara, baik jang herupa hasil hutan maupun bahan makanan maka persoalan penggembalaan ternak ini perlu diselidiki dan dipetjahkan.
III. Bagaian Kebun2 Pertjobaan.
Bagian ini bermaksud mengadakan kebun2 pertjobaan pada segala matjam iklim dan pada segala matjam tanah jang ada di Indonesia dengan segala matjam djenis pohon baik jang aseli di Indonesia maupun jang berasal dari luar negeri jang mempunjai nilai ekonomis.
Tudjuannja ialah djuga untuk:
1. Menjelidiki djenis2 mana jang dapat tumbuh pada daerah jang sangat kering dan memberi penghasilan jang menguntungkan (kebun per tjobaan Padekanmalang).
2. Menjelidiki djenis2 mana jang masih dapat tumbuh pada tanah jang telah mengalami kemunduran dan sangat kurus dan djenis itu dapat memperbaiki keadaan tanah.
3. Menjelidiki djenis2 mana jang dapat ditanam diantara alang2 dan ke mudian dapat mendesak alang2nja. Ini adalah sangat penting oleh karena Indonesia mempunjai padang alang2 jang sangat luas.
IV. Bagian Silvikultur.
1. Penjelidikan permudaan hutan tropik basah:
a.Penjelidikan permudaan alam Dipterocarpaceae di Mentawir (Balikpapan).
b.Penjelidikan permudaan Shorea leprosula dan Shorea pelemba nica ditanaman kebun pertjobaan Haurbentes.
Keterangan: Hutan2 kita jang sangat liras di Sumatra dan Kalimantan kebanjakan terdiri dari hutan Dipterocarpaceae. Pada ke banjakan hanja diadakan penebangan2 sadja tanpa mengu sahakan permudaan. Agar suapaja hutan2 kita itu tidak mengalami kemunduran dan achirnja lenjap perlu diada kan penjelidikan2 mengenai permudaan alam, oleh karena penanaman hutan disana tidaklah mungkin oleh karena pen duduknja sedikit.
Dalam hal ini kita dapat banjak beladjar dari Malaja. 2. Penjelidikan permudaan alam Mahoni:
gakan didekatnja. Peristiwa ini menimbulkan harapan2 baik
Pendjelasan mengenai kesulitana jang dialami untuk mengadakan
research.
Kesulitan2 umum jang dialami.
a. Kekurangan uang dan alat2 kerdja.
1. Bagian Silvikultur masih membutuhkan tambahan ruang kerdja kantor.
2. Bagian Silvics membutuhkan 1 greenhouse.
3. Bagian Penjakit dan Hama Hutan membutuhkan 1 greenhouse.
4. Kekurangan alat2 kerdja terutama untuk Bagian Penjelidikan Penja kit dan Hama, Pengaruh Hutan, Silvics dan Penjelidikan Nilai Hutan. 5. Kekurangan kendaraan terutama oleh karena Lembaga Penje. lidikan
Hutan ialah Lembaga jang membutuhkan banjak tournee. b. Kekurangan tenaga tehnik.
c. Keseretan keuangan.
Oleh karena pekerdjaan Lembaga Penjelidikan Hutan itu banjak se ikit tergantung dari musim (menanam, memeriksa, mengukur, ex plorasi dsb.) maka tiap keseretan keuangan menimbulkan suatu kesu
3)karena kekurangan tenaga ahli, maka tiap tenaga ahli terpaksa merangkap banjak pekerdjaan.
4). kesulitan2 jang tersebut dalam a, b, c. e. Kekurangan waktu.