• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL ARIE AFRIANSYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMBER HUKUM INTERNASIONAL ARIE AFRIANSYAH"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ARIE AFRIANSYAH

SUMBER

(2)

PENGANTAR

Pentingnya pemahaman sumber HI

Sumber hukum formil dan materil

Sumber HI tertulis: Psl 38 (1) Statuta ICJ

Kritik terhadap sumber HI Psl. 38 (1) Statuta ICJ:

sumber lain seperti Keputusan badan/organisasi

internasional dan regional; Putusan lembaga

(3)

Pasal 38 ayat 1 Statuta ICJ

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun

khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa;

 Kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaan

umum yang telah diterima sebagai hukum;

 Prinsip-prinsip hukum umum [yang diakui oleh

bangsa-bangsa yang beradab];

 Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana/ahli yang

paling terkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahan bagi penetapan kaidah hukum.

(4)

 Tidak ada urutan hierarki di dalam sumber hukum Psl.

38(1) Statuta ICJ

 Yang ada adalah penggolongan antara sumber hukum

utama dan sumber hukum tambahan

 Sumber hukum utama adalah perjanjian internasional,

kebiasaan internasional, dan prinsip-prinsip hukum umum

 Sumber hukum tambahan adalah keputusan pengadilan

dan ajaran para sarjana/ahli terkemuka

 Urutan prioritas dalam praktek

(5)

Perjanjian Internasional

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Definisi Perjanjian Internasional:

 Perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan

akibat-akibat hukum tertentu (Prof.Mochtar Kusumaatmadja)

 ‘treaty’ means an international agreement concluded between states in written form

and governed by international law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation. (Art.2(1a) of Vienna Convention on the Law of Treaties)

 Perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian di bidang publik, bukan di

bidang keperdataan

 Perjanjian antara negara dan perusahaan asing??

 Terminologi/Istilah: Treaty, Convention, Agreement, Protocol, Final Act,

Pact, Statute, Charter, Covenant, Declaration, Accord, Arrangement, Exchange of Notes/Letters, Proces-Verbal, Modus Vivendi, dll.

(6)

 Oral agreement

 Penggolongan perjanjian

-- berdasarkan jumlah peserta -- berdasarkan sifat/daya laku

 Beberapa prinsip perjanjian internasional:

pacta sunt servanda, pacta tertiis nec nocent nec prosunt, jus cogens

(7)

Treaty Contract

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Seperi suatu kontrak atau perjanjian dalam hukum

perdata.

 Hanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara

para pihak yang mengadakan perjanjian itu.

 Pihak ketiga tidak dapat ikut serta dalam

(8)

Law-making Treaty

 Perjanjian yang meletakkan ketentuan atau kaidah

hukum yang berlaku umum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan.

 Selalu terbuka bagi negara lain untuk ikut serta

dalam perjanjian tersebut.

 Contohnya: konvensi ttg perlindungan korban

perang, konvensi ttg hukum laut, konvensi ttg hubungan diplomatik, konvensi ttg hukum

(9)

PROSES PEMBUATAN PERJANJIAN

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Proses pembuatan perjanjian

-- 2 tahapan: perundingan dan penandatanganan -- 3 tahapan: perundingan, penandatanganan

dan pengesahan/ratifikasi

 Fungsi penandatanganan pada perjanjian 3 tahap  8 langkah pembuatan dan pemberlakuan perjanjian

(10)

8 Langkah pembuatan dan pemberlakuan perjanjian

1. Penunjukan delegasi/orang yang melakukan perundingan 2. Perundingan dan penerimaan teks naskah

3. Autentifikasi, penandatanganan, dan pertukaran naskah 4. Ratifikasi

5. Turut serta (accession)

6. Pemberlakuan perjanjian (entry into force) 7. Pendaftaran dan publikasi

8. Penerapan/pelaksanaan perjanjian (application and

(11)

Praktek Ratifikasi di Indonesia

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Psl. 11 UUD 1945

Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain

 Sangat sumir dan menimbulkan penafsiran

-- pengertian perjanjian,apakah termasuk semua jenis perjanjian termasuk perjanjian tehnis

-- apakah seluruh tahapan pembuatan perjanjian -- pengertian ‘persetujuan DPR’

 Surat Presiden No.2826/HK/60 tgl.22 Agustus 1960 sebagai usaha utk

mengklarifikasi dan menjelaskan Psl.11 UUD 1945 -- pembedaan perjanjian ‘penting’ dan ‘kurang penting’

-- pembedaan traktat (treaties) dan persetujuan (agreements) -- praktek belum konsisten, terutama perjanjian bidang ekonomi

(12)

 UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional

Pasal 10

Pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undang-undang apabila berkenaan dengan :

1. masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;

2. perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik Indonesia; 3. kedaulatan atau hak berdaulat negara;

4. hak asasi manusia dan lingkungan hidup; 5. pembentukan kaidah hukum baru;

6. pinjaman dan/atau hibah luar negeri. Pasal 11

(1) Pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk materi sebagaimana dimaksud Pasal 10, dilakukan dengan keputusan presiden.

(2) Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan salinan setiap keputusan presiden yang mengesahkan suatu perjanjian internasional kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk dievaluasi.

(13)

Kuasa Penuh /Credentials dalam perundingan

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Individu yang mewakili negara dalam suatu

perundingan internasional harus memiliki kuasa penuh (full powers atau credentials).

 Individu yang tidak perlu menunjukkan surat kuasa

penuh adalah kepala negara, kepala pemerintah (perdana menteri), menteri luar negeri, kepala perwakilan diplomatik

Untuk memeriksa sah atau tidaknya credentials

tersebut, dalam konferensi internasional dibentuk

(14)

Pengikatan diri suatu negara dalam perjanjian

Pengikatan Diri (consent to be bound by a treaty)

dilakukan dengan penandatanganan, pertukaran naskah,ratifikasi, turut serta (accesion) atau

penerimaan (acceptance).

 Ciri esensial dari suatu perjanjian sebagai sumber

hukum adalah bahwa dia mengikat bagi para pihak atas dasar persetujuan mereka

(15)

Tipe Ratifikasi Dalam Praktek

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

1. Sistem dimana ratifikasi hanya dilakukan oleh

badan eksekutif.

2. Sistem dimana ratifikasi hanya dilakukan oleh

badan legislatif.

3. Sistem campuran dimana baik badan eksekutif

maupun legislatif memainkan peranan dalam proses ratifikasi perjanjian.

(16)

Hal Berakhirnya Perjanjian

 Tercapainya tujuan perjanjian;

 Habis waktu berlakunya perjanjian;

 Punahnya salah satu pihak atau hilangnya obyek perjanjian;  Persetujuan para pihak untuk mengakhiri perjanjian;

 Adanya perjanjian baru yang meniadakan perjanjian lama;  Terpenuhinya syarat berakhirnya perjanjian menurut

perjanjian itu sendiri;

 Penerimaan pengakhiran secara sepihak dari salah satu pihak;  Pelanggaran perjanjian;

Perubahan yang fundamental dalam keadaan (fundamental

change of circumstances) atau lebih dikenal dengan rebus sic stantibus.

(17)

Persyaratan (Reservation)

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Definisi (Konvensi Wina)

 Latar belakang dan pertimbangan adanya lembaga

‘persyaratan’

 Penerimaan/pencantuman persyaratan dalam suatu

perjanjian

(18)

CONTOH ‘PERSYARATAN’ INDONESIA

 Lampiran UU No.7/2006 tentang Pengesahan United

Nations Convention Against Corruption,2003 Reservation

The Government of the Republic of Indonesia does not consider itself bound by the provision of article 66 paragraph 2 and takes the position that

disputes relating to the interpretation and application of the Convention which can not be settled through the channel provided for in paragraph 2 of the said article may be referred to the International Court of Justice only with the consent of the parties to the disputes.

(19)

Hukum Kebiasaan Internasional

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Peran kebiasaan (custom) menurun seiring peningkatan peran perjanjian,

namun tetap penting

Pasal 38 ayat 1b: “International custom, as evidence of a general practice accepted as

law”

-- 2 unsur pembentukan kebiasaan: adanya praktek umum dan

diterima sebagai hukum (opinio juris sive necessitatis)

 ICJ dalam Asylum Case menjelaskan kebiasaan sebagai

“constant and uniform usage, accepted as law”

 Pembentukan melalui praktek antar negara, organisasi/badan internasional,

perundang-undangan/putusan peradilan nasional, dll.

 Terbentuknya kebiasaan harus melalui 2 tes:

(20)

Prinsip Hukum Umum

 Asas-asas hukum yang mendasari sistem hukum

modern secara umum yang tidak terbatas pada hukum internasional saja.

Contohnya seperti asas pacta sunt servanda, asas bona

fides (itikad baik), asas abus de droit (penyalahgunaan

hak), asas res judicata, asas pemulihan kerugian dan lain-lain.

(21)

KEPUTUSAN PENGADILAN

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 Art. 38(1d) Statuta ICJ menegaskan:

“ …subject to the provisions of Article 59, judicial decisions …as subsidiary means for the

determination of rules of law”

Art. 59 menyatakan “ The decision of the Court has no binding force except between the

parties and in respect of that particular case”

 Asas precedent tidak berlaku, pengadilan tidak membuat hukum,

keputusannya merupakan sumber hukum tidak langsung

 Leading cases: 1) Anglo-Norwegian Fisheries Case, ICJ,1951

2) Reparations for Injuries Suffered in the Services of the United Nations, ICJ,1949

(22)

AJARAN PARA AHLI TERKEMUKA

 Art.38(1d) ICJ menerapkan:

 “ The teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law”

 Istilah ‘publicists’ berarti ‘learned writers’

 Para penulis memberikan kontribusi dalam penyusunan dan

pengembangan HI seperti Grotius, Vattel, juga para penulis karya-karya HI umum seperti Oppenheim, Lauterpacht, Hall, Hyde, dll.

 Karya/pandangan mereka sering dikutip oleh para penasihat

(23)

SUMBER-SUMBER HUKUM LAINNYA

Copyright @ Arie Afriansyah 2014

 KEPUTUSAN LEMBAGA ARBITRASE

 -- Permanent Court of Arbitration, a.l. Palmas Case

 RESOLUSI/KEPUTUSAN ORGAN PBB DAN KEPUTUSAN

ORGANISASI INTERNASIONAL

 “SOFT LAW”

 PERJANJIAN YANG BELUM MEMPUNYAI KEKUATAN

MENGIKAT

 RANCANGAN PERJANJIAN DAN NASKAH YANG DIBUAT

OLEH INTERNATIONAL LAW COMMISSION PBB

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi optimum parameter-parameter yang mempengaruhi proses ekstraksi oleoresin jahe

Hal inilah yang mungkin terjadi pada penelitian ini, dimana seluruh subyek dengan asupan rendah namun kadar hemoglobin darah normal, sehingga tidak terdapat hubungan antara

Dalam riset bidang sistem informasi, banyak peneliti (Compeau dan Higgins, 1995; Stone et al. 1996; Wijaya 2003) yang telah menguji variabel self efficacy yang dihubungkan

pinjam pakai M Pemanfaatan Kayu PT Nusantara Berau Coal didasari oleh adanya Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang juga merupakan atau berlaku sebagai izin

Atas dasar hipotesa di atas maka pada penelitian ini dilaksanakan pengukuran posisi (koordinat X,Y) dari serangkaian titik-titik yang terletak di jaringan jalan

Menurut Komalasari (2010: 62) terdapat beberapa tipe dalam cooperative learning diantaranya, (1) Number Head Togther (Kepala Bernomor) model pembelajaran dimana

Guna mendukung hak konstitusional pelajar bermasalah baik yang bermasalah secara hukum dan moral, maka perlu diadakan sekolah darurat agar pelajar bermasalah dapat

Salah satu tahapan pra analitik yaitu pengambilan darah kapiler, dimana pengambilan kapiler tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas kering karena masih