• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI

ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB GANGGUAN

JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND

EFFECT ANALYSIS SERTA USULAN PERBAIKAN DI PT PLN

(PERSERO) RAYON GEDANGAN

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

DIAJUKAN OLEH NADHIAR IRMA SURYANI

NIM: 041211232042

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan, dengan rahmat dan hidayahNya maka Skripsi dengan judul “ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB GANGGUAN JARINGAN DISTRIBUSI LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

SERTA USULAN PERBAIKAN DI PT PLN (PERSERO) RAYON

GEDANGAN” ini telah disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Manajemen di Universitas Airlangga.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Moch. Solichudin dan Muzayanah atas kasih sayang dan dukungannya, sehingga penulis dapat menempuh pendidikan ini. Serta terima kasih juga kepada saudara penlis.

2. Ibu Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., CA., CMA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

3. Ibu Dr. Praptini Yulianti, SE., M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

4. Ibu Dr. Masmira Kurniawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

(5)

v

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI 5. Bapak Drs. Puspandam Katias, MM selaku dosen pembimbing penulis,

terima kasih atas segala bimbingannya.

6. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, yang telah memberikan ilmu dan wawasannya kepada penulis, terutama dosen-dosen Konsentrasi Manajemen Operasi pada program studi S1 manajemen. 7. Bapak Bustani Hadiwijaya, ST selaku manajer PT PLN (Persero) Rayon

Gedangan serta seluruh staf PLN Rayon Gedangan. Terima kasih, telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi. Serta terima kasih pada Nike, teman seperjuangan magang di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan.

8. Penghuni rumah SMLW Lisa Rosalina dan Mami Kripik yang selalu memberikan dukugan kepada panulis

9. Sahabat tercinta Lisa, Novita, Dana, Bayyin, Dewi, Pramesti, Nastiti, Nashish, Akbar, Mia, Arin, Maf’ul, Afirda, Lely, Yurike, dan Venishea yang selalu memberikan semangat.

10. Mas-mas dan mbak-mbak Kedai 27 Jalan Sumatera yang selalu ramah dan tidak bosan-bosannya menyediakan ice chocolate di hari – hari saat penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman satu angkatan program studi S1 Manajemen angkatan 2012, terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendoakan, menghibur, dan

(6)

vi

menguatkan. Terima kasih semoga rahmat Allah senantiasa mengiringi setiap langkah dalam kehidupan kalian.

Segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan sangat membantu dalam usaha perbaikan skripsi ini, sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Surabaya, 5 Oktober 2016 Nadhiar Irma Suryani

(7)

vii

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI

ABSTRAK

PT PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia jasa dan pengadaan listrik memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Sedangkan di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan masih ada keluhan pelanggan mengenai kualitas jaringan distribusi listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab gangguan jaringan distribusi listrik dan untuk memberikan usulan perbaikan kualitas berdasarkan gangguan jaringan distribusi listrik di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan alat kualitas yang digunakan adalah Fault Tree Analysis (FTA), dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

Berdasarkan hasil FTA (Fault Tree Analysis) terdapat enam kejadian dasar (basic event) yang dapat menyebabkan gangguan jaringan distribusi listrik yakni, aktivitas manusia, kesalahan instalasi, gangguan material, gangguan peralatan, gangguan alam dan gangguan binatang. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) digunakan untuk menentukan prioritas dan usulan perbaikan pada gangguan jaringan distribusi listrik. Dengan menerapkan usulan perbaikan diharapkan dapat menurunkan jumlah gangguan dan dapat meningkatkan kualitas distribusi listrik. Kata kunci: Quality Improvement, FTA, FMEA, PLN

(8)

viii

ABSTRACT

PT PLN (Persero) is a service company and electricity power supplier that have responsibility to provide the best service for customers. Meanwhile in PT PLN (Persero) Rayon Gedangan there are some complaints from customers about the quality of electricity distribution network. The purpose of this research is to identify causes of electricity distribution network disruptions and to provide quality improvement proposals based on disruptions of electricity distribution network at PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. This research is using qualitative descriptive approach and the quality tools is using Fault Tree Analysis (FTA), Pareto Chart, Cause and Effect Diagram, and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

Based on FTA (Fault Tree Analysis) result, there are six basic events that causing disruptions of electricity distribution network, those are human activity, error instalation, material disruption, equipment disruption, natural disruption and animal disruption. FMES (Failure mode and effect analysis) has been used to provide quality improvement in disruptions of electricity distribution network. By applying the improvements could be expected decrease amount of disruption and to improve quality of electricity disribution network.

(9)

ix

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI

DAFTAR ISI

COVER... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI... ii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 6 1.5. Sistematika Skripsi... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1. Landasan Teori... 8

2.1.1. Definisi Kualitas... 8

2.1.2. Kualitas Jasa... 10

2.1.3. Perbaikan Kualitas... 12

2.1.4. Metode Fault Tree Analysis ( FTA)... 12

2.1.4.1. Pengertian FTA... 13

2.1.4.2. Simbol Fault Tree... 14

2.1.4.3. Aturan Membangun Fault Tree... 16

2.1.4.4. Tahap FTA... 17

2.1.4.5. Minimal Cut Set... 19

2.1.5. Metode Fault Mode and Effect Analysis (FMEA)... 21

2.1.5.1. Definisi FMEA... 21

2.1.5.2. Manfaat FMEA... 23

2.1.5.3. Tujuan FMEA... 23

2.1.5.4. Tahap FMEA... 24

2.1.6. Cause and Effect Diagram... 28

2.1.7. Analisis Diagram Pareto... 29

2.2. Penelitian Terdahulu... 30

2.3. Research Question... 33

2.4. Kerangka Berfikir... 34

BAB 3 METODE PENELITIAN... 35

(10)

x

3.2. Unit Analisis... 35

3.3. Jenis dan Sumber Data... 36

3.4. Prosedur Pengumpulan Data... 36

3.5. Teknik Analisis... 38

3.6. Tahapan Penelitian... 40

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 43

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 43

4.1.1. Profil PT PLN (Persero) Rayon Gedangan... 43

4.1.1.1. Visi, Misi dan Motto PT PLN (Persero) Rayon Gedangan... 44

4.1.1.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Rayon Gedangan….. 45

4.1.2. Profil PT Haleyora Powerindo ... 46

4.1.2.1. Visi, Misi dan Motto PT Haleyora Powerindo... 46

4.1.2.2. Struktur Organisasi PT Haleyora Powerindo... 47

4.2. Proses Penyaluran Listrik... 48

4.3. Pengumpulan Data... 49

4.4. Deskripsi Hasil Penelitian... 50

4.4.1. Fault Tree Analysis (FTA)... 50

4.4.1.1. Identifikasi Undisired Event... 50

4.4.1.2. Menggambar Fault Tree... 52

4.4.1.3. Penentuan Minimal Cut Set... 63

4.4.2. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)... 50

4.4.2.1. Diagram Pareto... 66

4.4.2.2. Cause and Effect Diagram... 66

4.4.2.2.1 Cause and Effect Diagram Jaringan Pelanggan... 67

4.4.2.2.2. Cause and Effect Diagram Jaringan Tegangan .Menengah... 70

4.4.2.3. Pengendalian Gangguan... 74

4.4.2.4. Analisis FMEA... 75

4.4.2.4.1. FMEA Gangguan Jaringan Pelanggan... 76

4.4.2.4.2. FMEA Gangguan Jaringan Tegangan Menengah... 78

4.4.2.5. Prioritas dan Usulan Perbaikan ... 81

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN... 87

5.1. Simpulan... 87

5.2. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... 92

(11)

xi

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Kejadian Utama pada Fault Tree ... 14

Tabel 2.2 Simbol Gerbang (Gates) Fault Tree ... 15

Tabel 2.3 Simbol Transfer Fault Tree... 16

Tabel 2.4 Kategori Severity (tingkat keparahan) Kegagalan ... 25

Tabel 2.5 Kategori Occurence (frekuensi) kegagalan... 26

Tabel 2.6 Kategori Detection (pengendalian) kegagalan ... 26

Tabel 2.7 Contoh Tabel FMEA ... 27

Tabel 2.8 Research Question ... 33

Tabel 4.1 Data Aset dan Jaringan PLN Rayon Gedangan Tahun 2015 ... 44

Tabel 4.2 Jumlah Gangguan Jaringan Distribusi Listrik pada periode Januari hingga Desember 2015 di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan ... 50

Tabel 4.3 Identifikasi Penyebab Gangguan Jaringan Distribusi Listrik yang Terletak pada Gardu Induk ... 53

Tabel 4.4 Identifikasi Penyebab Gangguan Jaringan Distribusi Listrik yang Terletak pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ... 53

Tabel 4.5 Identifikasi Penyebab Gangguan Jaringan Distribusi Listrik yang Terletak pada Gardu Distribusi ... 54

Tabel 4.6 Identifikasi Penyebab Gangguan Jaringan Distribusi Listrik yang Terletak pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ... 55

Tabel 4.7 Identifikasi Penyebab Gangguan Jaringan Distribusi Listrik yang Terletak pada Jaringan Pelanggan ... 56

Tabel 4.8 Keterangan Gambar Fault Tree ... 62

Tabel 4.9 Data Jumlah Gangguan jaringan distribusi listrik untuk Diagram Pareto 65 Tabel 4.10 Penyebab Gangguan pada Jaringan Pelanggan ... 67

Tabel 4.11 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan pada JTM ... 70

Tabel 4.12 Pengendalian Gangguan pada Jaringan Pelanggan ... 74

Tabel 4.13 Pengendalian Gangguan pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) .... 75

Tabel 4.14 Failure Mode and Effect Analysis Gangguan Jaringan Pelanggan ... 77

Tabel 4.15 Failure Mode and Effect Analysis Gangguan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ... 79

Tabel 4.16 Prioritas Tingkat Kepentingan FMEA ... 81

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Survei Tingkat Kepuasan Pelanggan Distribusi Jawa Timur Terhadap

PLN ... 2

Gambar 2.1 Contoh Fault Tree ... 20

Gambar 2.2 Contoh Cause and Effect Diagram ... 29

Gambar 2.3 Contoh Diagram Pareto ... 30

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ... 34

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Rayon Gedangan ... 45

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Haleyora Powerindo ... 47

Gambar 4.3 Proses Penyaluran Listrik ... 48

Gambar 4.4 Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik ... 57

Gambar 4.5 Sub-Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik (kode 2) ... 58

Gambar 4.6 Sub-Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik (kode 3) ... 58

Gambar 4.7 Sub-Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik (kode 4) ... 59

Gambar 4.8 Sub-Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik (kode 5) ... 60

Gambar 4.9 Sub-Fault Tree Gangguan Jaringan Distribusi Listrik (kode 6) ... 61

Gambar 4.10 Diagram Pareto Gangguan Jaringan Distribusi Listrik ... 66

Gambar 4.11 Cause and Effect Diagram Jaringan Pelanggan ... 69

(13)

xiii

SKRIPSI ANALISIS IDENTIFIKASI PENYEBAB... NADHIAR IRMA SURYANI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Identifikasi Letak, Akibat, dan Penyebab Gangguan Lampiran 4 Cause And Effect Diagram

Lampiran 5 Analisis FMEA

Lampiran 6 Data Rekapitulasi Gangguan Per Jenis Gangguan Lampiran 7 Dokumentasi

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik merupakan kebutuhan yang mendasar pada saat ini. Listrik di gunakan untuk mendukung berbagai aktifitas manusia seperti penerangan, pemanasan, pendinginan ruangan, menyalakan televisi dan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat termasuk dalam menunjang kegiatan industri.

Di Indonesia, listrik dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebagai perusahaan penyedia jasa dan pengadaan listrik, PT PLN (Persero) memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas pasokan tenaga listrik. Kualitas sendiri merupakan usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga, Kualitas ditentukan oleh pelanggan, pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut (Scherkenbach, dalam Nasution 2001).

Kualitas listrik, dapat diketahui melalui tingkat gangguan yang terjadi, baik gangguan yang terencana maupun yang tidak terencana. Menurut Suswanto (2009), gangguan adalah penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari

(15)

kondisi normal. Suatu gangguan di dalam peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya. Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya.

Gangguan pada proses penyaluran listrik dapat terjadi pada pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi. Gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan letaknya yakni gangguan yang terjadi pada Gardu Induk, Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan Tegangan Rendah, dan Jaringan Pelanggan.

Sumber: Hasadi, Tegar. 2015. PLN Rayon Gedangan Goes To Excellent Services Gambar 1.1

Survei Tingkat Kepuasan Pelanggan Distribusi Jawa Timur Terhadap PLN

Gangguan tersebut berdampak pada kepuasan pelanggan sebagai pengguna layanan listrik. Kepuasan pelanggan merupakan niat pelanggan yang

(16)

lebih tinggi, yang dapat meningkatkan keuntungan (Foster, 2013). Berdasarkan hasil survei responden pelanggan Distribusi Jawa Timur tahun 2014 sasaran terbesar ketidakpuasan pelanggan diseputar mutu dan kehandalan listrik (67%), khususnya frekuensi padam (Hasadi, 2015).

Pelanggan sangat menginginkan listrik di rumahnya tidak pernah putus/padam, dan apabila padam cepat dilakukan pernormalan kembali. Sehingga, fokus pelayanan utama PT PLN (Persero) adalah pada pelanggan dengan menyalurkan listrik terus-menerus tanpa ada gangguan. Tetapi secara teknis hal tersebut masih belum tercapai sepenuhnya. Sehingga, perlu adanya program kerja untuk mengurangi jumlah gangguan.

PT PLN (Persero) berusaha menekan dan mengurangi gangguan tersebut dengan cara memperbaiki sistem jaringan distribusi listrik serta melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi gangguan lagi. Bagi PT PLN (Persero) melalui perbaikan tersebut akan berdampak pada pengurangan waktu, tenaga dan biaya akibat perbaikan gangguan. Sedangkan bagi pelanggan melalui perbaikan dan perawatan listrik yang dilakukan PT PLN (Persero) bahwa pelanggan dapat terus menggunakan layanan listrik dengan baik dan lancar.

Perusahaan harus melakukan perbaikan secara terus menerus untuk memenuhi keinginan pelanggan agar dapat terus bertahan. Perbaikan gangguan tersebut dapat meningkatkan kualitas. Oleh sebab itu solusi permasalahan yang diharapkan PT PLN (Persero) adalah solusi yang mampu menurunkan jumlah gangguan.

(17)

Untuk menurunkan jumlah gangguan tersebut perlu diketahui penyebab-penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan. Penyebab-penyebab-penyebab gangguan yang telah diketahui tersebut digunakan untuk perbaikan. Untuk menganalisis penyebab gangguan dapat menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode analisa untuk mengatasi kejadian yang tidak diinginkan (undisired event) terjadi pada sistem, dan sistem tersebut dianalisa dengan kondisi lingkungan dan operasional yang ada untuk menemukan satu cara yang mungkin mengarah pada kejadian yang tidak diinginkan tersebut (Vesely dkk dalam Wulandari, 2011).

Selain FTA, dapat pula menggunakan metode FMEA untuk menentukan prioritas penyebab gangguan yang harus diperbaiki. Failure Mode and Effect

Analysis (FMEA) merupakan metode analisis yang digunakan untuk menentukan

prioritas kegagalan. Penentuan prioritas pada metode FMEA dilihat berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) yakni hasil dari perkalian Severity, Occurence, dan Detection.

PT PLN (Persero) Rayon Gedangan, merupakan salah satu rayon di Area Surabaya Selatan dan rayon terbesar dua setelah rayon Rungkut di Area Surabaya Selatan, dengan jumlah pelanggan yang mancapai 102.635 dengan Daya Tersambung 298 MVA. Penjualan Kwh rata-rata per bulan sebesar 60 Gwh, atau 821 Gwh setahun. Sedangkan pendapatan penjualan tenaga listrik per bulan rata-rata 56 miliar rupiah atau mencapai 673 miliar rupiah setahun.

Gangguan jaringan distribusi listrik juga terjadi di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. Selama periode Januari 2015 hingga Desember 2015 terdapat

(18)

13.641 gangguan. Gangguan terbanyak dalam periode tersebut terjadi pada bulan November 2015 yakni berjumlah 1.911 gangguan. Untuk menghilangkan atau mengurangi tingkat gangguan tersebut, maka perlu diketahui penyebab-penyebab dan perbaikan terhadap gangguan jaringan distribusi listrik di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan sehingga pelanggan dapat terus menikmati layanan listrik.

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai analisis identifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik serta usulan perbaikannya di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure

Mode and Effect Analysis (FMEA).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja identifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dengan menggunakan FTA? 2. Bagaimana prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik di

PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dengan menggunakan FMEA? 3. Bagaimana usulan perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik

yang terjadi di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan dengan menggunakan FMEA?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui identifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik yang sering terjadi di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. 2. Memberikan prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik

(19)

3. Memberikan usulan perbaikan kualitas gangguan jaringan distribusi listrik yang terjadi di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak PLN penelitian ini dapat mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap gangguan jaringan distribusi listrik. Serta, memberikan solusi terhadap permasalahan gangguan jaringan distribusi listrik di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan.

2. Bagi penulis, penelitian ini digunakan sebagai sarana pengembangan untuk melakukan penelitian dan menambah ilmu selama di bangku perkuliahan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJUAAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai landasan teori dan penelitian sebelumnya. Bab ini juga menguraikan mengenai konsep kualitas, fault tree

analysis, diagram pareto, cause and effect diagram dan failure mode and effect analysis.

(20)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai kerangka berpikir penelitian yakni tahapan-tahapan proses penelitian yakni, identifikasi masalah dan studi pustaka, penentuan tujuan, pengumpulan data, pengolahan data, dan tahap kesimpulan dan saran.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang diteliti, menguraikan data-data yang berkaitan dengan penelitian dan pembahasan masalah berdasarkan data tersebut dan teori.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menguraikan target pencapain tujuan penelitian mengenai hasil analisis, rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Definisi Kualitas

Konsep kualitas semakin hari semakin berkembang, penelitian mengenai kualitas dimulai dari ditemukannya Statistical Quality Control dengan diagram kontrol oleh Shewhart pada tahun 1930 dan berkembang sampai dengan saat ini. Menurut Garvin, kualitas sebagai suatu konsep sudah lama dikenal, tetapi kemunculannya sebagai fungsi manajemen baru terjadi akhir-akhir ini (Nasution, 2001:21).

Banyak sekali definisi mengenai kualitas dan konsep kualitas berdasarkan para ahli. Menurut Goesth dan Davis dalam Tjiptono (2004) kualitas sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Crosby (dalam Nasution, 2001), kualitas adalah conformance to requirement, yakni kualitas produk harus sesuai dengan standar yang ditentukan. Deming mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Menurut Fiegenbaum (dalam Nasution, 2001: 16) kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Sedangkan menurut Gaspersz (2005:5) Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau diterapkan. Kualitas merupakan acuan titik referensi dari produk atau jasa.

(22)

Referensi ini dinyatakan sebagai nilai yang akan ditargetkan (Taguchi dalam Foster, 2013). Menurut kotler (2009), kualitas merupakan keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Menurut Tjiptono (2008), kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi kualitas dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas juga mencakup produk, jasa, proses dan lingkungan. Kualitas juga merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dimensi kualitas mengacu pada suatu barang atau jasa, yakni (Gaspersz 2002: 80):

1. Kinerja (Performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli produk.

2. Keunikan/mutu desain (Features)Berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangnya. Biasanya konsumen mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas dan kemampuan mereka memilih features yang ada dan kualitas dari features tersebut.

(23)

Berkaitan dengan profitabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode tertentu di bawah kondisi tertentu dalam penggunaan produk produk itu.

4. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kemudahan, kecepatan, keramahan, dan biaya perbaikan.

5. Kesesuian (Conformance)

Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

6. Durabiliti (Durability)

Ukuran masa pakai suatu produk dan berkaitan dengan daya tahan produk. 7. Estetika (Aesthetics)

Berkaitan dengan desain dan pengemasan suatu produk. 8. Kualitas yang dirasakan (Perceived Quality)

Berkaitan dengan perasaan pelanggan pada suatu produk. Selain itu juga berkaitan dengan reputasi (brand, name, image).

2.1.2. Kualitas Jasa

Jasa adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun (Nasution, 2001:61). Jasa juga merupakan kegiatan, proses, dan interaksi. Sehingga, proses tersebut harus rutin dan berlangsung terus menerus. Kualitas jasa harus didasarkan pada sudut pandang pelanggan. Menurut Kotler (1995), penilaian kualitas jasa bukan berasal dari sudut pandang penyedia

(24)

jasa namun, berasal dari persepsi dan tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Bagi penyedia jasa, kualitas sangat penting. Kualitas jasa tidak hanya hanya penting bagi daya saing tetapi juga sebagai tanda kematangan dari kualitas (Foster, 2013). Sehingga untuk meningkatkan kualitas jasa, perusahaan harus menyamakan atau melebihi persepsi pelanggan dengan jasa yang diberikan.

Kualitas jasa merupakan kunci sukses dalam persaingan dan meningkatkan profitabilitas. Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (dalam Foster 2013), dimensi kualitas jasa ada 5 yakni:

1. Tangibles

Merupakan penekanan pada fasilitas secara fisik, peralatan fisik, personil serta materi komunikasi yang digunakan untuk menyediakan dan memberikan jasa.

2. Reability

Merupakan kemampuan perusahaan dalam menyajikan jasa dengan tepat, benar, dan akurat atau memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini berarti perusahaan menyediakan pelayanan yang cepat, tepat, dan menghargai seluruh pihak.

3. Responsiveness

Merupakan kesediaan pegawai dalam membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tangap.

(25)

Merupakan pengetahuan, kompetensi dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka dalam menyampaikan kepercayaan atas produk kepada pelanggan.

5. Emphaty

Empati adalah kemampuan untuk memahami emosi atau perasaan orang lain. Empati merupakan penyediaan kepedulian atau pemberian perhatian secara individual kepada pelanggan.

2.1.3. Perbaikan Kualitas

Kepuasan pelanggan merupakan niat pelanggan yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan keuntungan (Foster, 2013). Sehingga, perusahaan harus melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus untuk memenuhi keinginan pelanggan agar dapat terus bertahan. Untuk melakukan perbaikan kualitas dapat dengan cara berikut (Besterfield, 2003):

1. Mendapat nilai tambah dari konsumen melalui produk atau jasa yang baru maupun yang sudah ada

2. Mengurangi kesalahan, cacat, dan eliminasi 3. Memperbaiki kinerja

4. Memperbaiki produktivitas dan efektivitas dalam penggunaan daya 5. Memperbaiki kepemimpinan dalam memenuhi tanggungjawab 2.1.4. Metode Fault Tree Analysis ( FTA)

2.1.4.1. Pengertian FTA

Metode FTA pertama kali diperkenalkan oleh Bell Telephone Laboratories, pada tahun 1962 untuk sistem peluru kendali angkatan udara

(26)

Amerika Serikat. Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk menelusuri penyebab kegagalan pada sistem. Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode analisa untuk mengatasi kejadian yang tidak diinginkan (undisired event) terjadi pada sistem, dan sistem tersebut dianalisa dengan kondisi lingkungan dan operasional yang ada untuk menemukan satu cara yang mungkin mengarah pada kejadian yang tidak diinginkan tersebut (Vesely dkk dalam Wulandari, 2011).

Menurut Kececioglu (1991) dalam Hidalgo, dkk (2011), FTA merupakan teknik yang handal dan aman yang diterapkan untuk sistem yang kompleks dan dinamis. Bertujuan untuk menentukan penyebab kejadian yang tidak diinginkan dan dinyatakan sebagai “Top Event”.

FTA lebih difokuskan pada kegagalan yang memiliki tingkat kepentingan pada level paling tinggi (undesired top-level event). FTA akan menunjukkan hubungan logika (logical connections) antara kegagalan dengan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dengan menggunakan simbol-simbol Boolean (Nugroho, 2007).

Selain menunjukkan penyebab kegagalan, FTA juga menyediakan cara untuk mengestimasi, meningkatkan kualitas dan mengusulkan perbaikkan untuk mencegah cacat dan kesalahan (Povolotskaya, 2012). Peningkatan kualitas akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan (Fatima dkk, 2013). FTA terstruktur sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami. Interaksi antara mode kegagalan dapat dengan mudah ditentukan dari dengan gambaran sederhana. FTA juga bisa dianalisis secara kuantitatif untuk memastikan

(27)

2.1.4.2. Simbol Fault Tree

FTA menggunakan gerbang logika Boolean seperti AND, OR, NOR dll untuk model masalah dan faktor yang terkait dengan itu. Dengan menggunakan gerbang logika ini, FTA memungkinkan pengguna untuk membangun ekspresi logika yang jelas dapat menyajikan kejadian yang dapat menyebabkan masalah. Simbol-simbol utama dalam FT yakni:

a. Simbol kejadian

Simbol kejadian adalah simbol yang berisi keterangan kejadian pada sistem. Tabel 2.1 berikut ini adalah tabel simbol kejadian utama pada Fault Tree.

Tabel 2.1

Simbol Kejadian Utama pada Fault Tree

No. Simbol Nama dan Keterangan

1. “EVENT”

Berupa kejadian utama yang tidak diinginkan dalam

Fault Tree

2. “BASIC EVENT”

Kesalahan dasar yang tidak ada penyebabnya. Sehingga tidak perlu dicari penyebabnya.

3. “CONDITIONING EVENT”

Kejadian pada level menengah dalam Fault Tree. 4.

“UNDEVELOPED EVENT”

Merupakan kejadian yang tidak terduga. Kejadian ini tidak dikembangkan lebih lanjut lagi karena informasi tidak tersedia.

5.

“HOUSE EVENT”

Kejadian yang diharapkan terjadi atau kejadian yang terkendali dan tidak termasuk dalam kejadian kesalahan.

Sumber: Stamatelatos, Michael, dkk. 2002. Fault Tree Handbook with Aerospace

Aplications. Washington DC: NASA

b. Simbol Gerbang

Simbol gerbang dipakai untuk menunjukkan hubungan antar kejadian input yang mengarah pada kejadian output.

(28)

Tabel 2.2

Simbol Gerbang (Gates) Fault Tree

No. Simbol Nama dan Keterangan

1. 1 1.

“OR” Gate

Digunakan untuk menggambarkan terjadinya output kesalahan jika setidaknya salah satu kesalahan input terjadi.

2 2.

“AND” Gate

Menggambarkan situasi ketika sebuah output kesalahan terjadi karena semua kesalahan input yang terjadi.

2 3.

“COMBINATION”

kesalahan output yang terjadi jika n dari kesalahan

input terjadi

4.

“EXCLUSIVE OR”

Logika ini menggambarkan bahwa kondisi output hanya akan terjadi jika hanya satu kondisi input terpenuhi.

5.

“PRIORITY AND”

kesalahan output yang terjadi jika semua kesalahan

input terjadi dalam urutan tertentu (urutan diwakili

oleh “CONDITIONING EVENT” ditarik gerbang yang benar)

6 6.

“INHIBIT” Gate

adalah kasus khusus dari "AND" gate di mana kondisi tidak harus kesalahan. Output disebabkan oleh input tunggal.

Sumber: Stamatelatos, Michael dkk. 2002. Fault Tree Handbook with Aerospace

Aplications. Washington DC: NASA

c. Simbol Transfer

Simbol transfer dipakai untuk pengembangan Fault Tree. Berikut ini adalah gambar dari simbol transfer pada fault tree.

(29)

Tabel 2.3

Simbol Transfer Fault Tree

No. Simbol Nama dan Keterangan

1. 1 1.

“TRANSFER IN”

TRANSFER IN menunjukkan bahwa pohon itu

dikembangkan sesuai dengan TRANSFER OUT 2

2 z

“TRANSFER OUT”

Menunjukkan bahwa bagian dari pohon ini harus dilampirkan sesuai TRANSFER IN

Sumber: Stamatelatos, Michael dkk. 2002. Fault Tree Handbook with Aerospace

Aplications. Washington DC: NASA

2.1.4.3. Aturan Membangun Fault Tree

Untuk membangun fault tree dari kegagalan sistem dibutuhkan aturan yaitu (Pandey, 2005):

1. Aturan I: “tulis semua pernyataan yang dimasukkan ke dalam simbol kejadian sebagai kegagalan, tentukan apa kegagalannya dan kapan kegagalan tersebut muncul’

2. Aturan II: jika jawaban dari pertanyaan “apakah kegagalan disebabkan kegagalan komponen?” adalah “ya”, masukkan kejadian tersebut sebagai kondisi kegagalan komponen. Jika jawabannya “tidak”, masukkan sebagai kondisi kegagalan sistem”

3. Aturan III: “kondisi kegagalan sistem menggunakan gerbang AND, OR, atau

INHIBIT, atau tidak menggunakan gerbang sama sekali.

4. Aturan IV: “kondisi kegagalan komponen selalu menggunakan gerbang

OR”

5. Aturan V No gate-to-gate: “gerbang input harus mendefinisikan kejadian kesalahan secara tepat, dan gerbang tidak boleh secara langsung dihubungkan dengan gerbang yang lain”

(30)

6. Aturan VI. No miracle: ”jika fungsi normal dari komponen tersebut berfungsi secara normal”

7. Aturan VII: dalam gerbang OR, input tidak menyebabkan output 8. Aturan VIII: di gerbang AND didefenisikan hubungan sebab

9. Aturan IX: Gerbang INHIBIT menyatakan hubungan antara satu kesalahan dengan kesalahan lain, tetapi harus disertakan kondisi

2.1.4.4. Tahap FTA

Untuk menentukan penyebab dari kesalahan dengan menggunakan FTA dibutuhkan beberapa tahap. Berikut ini adalah tahapan-tahapan tersebut (Blanchard, 1999):

1. Mengidentifikasi kejadian atau peristiwa terpenting dalam sistem (top event) Langkah pertama yakni dengan menentukan kejadian yang penting dalam kegagalan sistem. Untuk menentukannya maka dibutuhkan pemahaman tentang sistem dan pengetahuan tentang jenis-jenis kegagalan (undesired

event) untuk mengidentifikasi akar permasalahan sistem tersebut.

Pengetahuan dan pemahaman tentang sistem tersebut akan menentukan keberhasilan dalam aplikasi fault tree (Hidalgo dkk, 2011).

2. Membuat Fault Tree

Setelah permasalahan teridentifikasi, langkah selanjutnya yakni menyusun urutan sebab akibat Fault Tree. Pada tahap ini, dapat menggunakan diagram sebab-akibat (cause effect) Ishikawa untuk menganalisis kesalahan dan mengeksplorasi kesalahan-kesalahan yang tersembunyi. Pembuatan Fault

(31)

simbol-simbol tersebut diperlukan untuk komunikasi dan kekonsistenan

Fault Tree.

3. Menganalisis Fault Tree

Analisis Fault Tree digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai satu sistem dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan pada sistem. Fault Tree

Analysis dapat dibedakan menjadi 3 tahap yakni: a. Menyederhanakan Fault Tree

Menyederhanakan Fault Tree dilakukan dengan menghilangkan cabang-cabang yang memiliki kemiripan karakteristik. Tujuannya adalah untuk menentukan analisis sistem lebih lanjut. Penyederhanaan Fault Tree dapat dilakukan dengan menentukan minimal cut set. Analisis dengan minimal cut set merupakan analisis secara kualitatif (Stamatelatos, Michael dkk, 2002).

b. Menemukan peluang munculnya kejadian

Setelah Fault Tree disederhanakan, tahap berikutnya adalah menentukan peluang kejadian paling penting dalam system menggunakan probabilitas. Pada langkah ini, peluang semua input dan logika hubungan digunakan sebagai pertimbangan penentuan peluang. Dengan menentukan peluang kejadian yang akan terjadi ini merupakan analisis secara kuantitatif (Stamatelatos dkk, 2002).

c. Meriview hasil analisis

Review hasil analisis digunakan untuk mengetahui kemungkinan perbaikan pada sistem.

(32)

2.1.4.5. Minimal Cut Set

Minimal Cut Set adalah sebuah kombinasi-kombinasi kejadian dasar

yang dapat menyebabkan kejadian puncak (Fatima dkk, 2013). Menurut Whiteley dkk (2015) Minimal Cut Set untuk menentukan probabilitas atau frekuensi dari kejadian puncak. Jika salah satu kegagalan dalam cut set tidak terjadi, maka kejadian utama tidak akan terjadi (Stamatelatos dkk, 2002). Satu-komponen

minimal cut set, merupakan kegagalan tunggal yang akan menyebabkan kejadian

utama terjadi. Dua komponen minimal cut set mewakili kegagalan ganda yang bersama-sama akan menyebabkan kejadian utama. Untuk memotong minimal set n-komponen, semua komponen n di cut set harus gagal agar kejadian utama terjadi. Tahap minimal cut-set merupakan langkah untuk memperoleh akar permasalahan yang menyebabkan munculnya kejadian utama. Minimal cut set terdiri atas kumpulan kejadian-kejadian dasar (basic event) atau kombinasinya yang akan menyebabkan munculnya kejadian utama jika terjadi bersama-sama (Nugroho, 2007).

Untuk mencari minimal cut set digunakan metode aljabar Boolean. Simbol gerbang OR menyatakan gabungan dari kejadian yang ada, pada simbol Boolean dilambangkan dengan “+” (penjumlahan). Gerbang AND dan INHIBIT menyatakan irisan dari kejadian dan sesuai dengan operasi parkalian disimbolkan Boolean dengan "•", (Stamatelatos dkk, 2002).

(33)

Sumber: Stamatelatos, Michael dkk. 2002. Fault Tree Handbook with Aerospace

Aplications. Washington DC: NASA

Gambar 2.1 Contoh Fault Tree

Berdasarkan gambar Fault Tree di atas dapat kita cari minimal cut set nya dengan menggunakan Boolean. Sehingga, dari gambar tersebut didapat persamaan Booleannya sebagai berikut:

T = El•E2 El = A+E3 E3 = B+C E2 = C+E4 E4 = A•B

Menggunakan pendekatan dari atas ke bawah, maka di dapat: T = (A+E3) • (C+E4)

= (A•C) + (E3•C) + (E4•A) + (E3•E4) = A•C + (B+C)•C + E4•A + (B+C)•E4 = A•C + B•C + C•C + E4•A + E4•B + E4•C = A•C + B•C + C + E4•A + E4•B + E4•C

(34)

= C + E4•A + E4•B = C + (A•B)•A + (A•B)•B = C + A•B

Maka minimal cut set dari Gambar 2.1 adalah {C}, dan { A•B} 2.1.5. Metode Fault Mode and Effect Analysis (FMEA)

2.1.5.1. Definisi FMEA

FMEA merupakan metode analisis induktif untuk mengidentifikasi kegagalan produk dan atau proses yang paling potensial dengan mendeteksi peluang, penyebabnya, efek, dan prioritas perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan kegagalan. Menurut Gazpersz (2012), FMEA adalah suatu prosedur restruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode).

FMEA biasanya terdiri dari informasi yang masing-masing merupakan komponen yang kritis (Evans dan Lindsay, 2002:778):

1. Mode kegagalan (bagaimana suatu komponen dapat mengalami kegagalan) 2. Penyebab kegagalan

3. Dampak pada produk atau sistem yang ada di dalamnya 4. Tindakan korektif

5. Komentar

Metode FMEA dapat digunakan untuk mereview desain produk, proses atau sistem dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada dan kemudian menghilangkannya. Beberapa bagian penting yang ada dalam metode

(35)

1. Failure mode adalah bagian FMEA yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana suatu sistem dapat mengalami kegagalan.

2. Failure effect adalah bagian FMEA yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh terjadinya kegagalan pada sistem.

3. Cause of failure adalah bagian FMEA yang digunakan untuk mengetahui

penyebab kegagalan pada sistem.

4. Risk evaluation adalah bagian FMEA yang digunakan untuk mengetahui

masalah terpenting yang harus diperhatikan dan mendapatkan prioritas penyelesaian.

Ada empat jenis FMEA berdasarkan penggunaanya (Stamatis, 1995), yakni sebagai berikut:

1. Process FMEA

Process FMEA dilakukan pada proses manufakturing dengan menampilkan

kemungkinan kegagalan, keterbatasan peralatan, perlunya pelatihan bagi operator dan sumber-sumber penyebab kegagalan.

2. Sistem FMEA

Tipe FMEA yang digunakan untuk menganalisis sistem yang terdiri dari berbagai level, mulai dari level komponen dasar sampai dengan level sistem. 3. Desain FMEA

Tipe desain FMEA dilakukan pada tahap desain sistem produk atau jasa. Tujuan desain FMEA adalah untuk menganalisis suatu desain sistem apakah desain tersebut tepat atau sesuai dengan aplikasi dan mencari kemungkinan pengaruh kegagalan pada sistem.

(36)

4. Functional FMEA

Functional FMEA dikenal dengan nama black box FMEA dan lebih

difokuskan terhadap fungsi atau penggunaan suatu komponen atau subsistem dalam suatu sistem.

2.1.5.2. Manfaat FMEA

Selama bertahun-tahun FMEA telah diterapkan dalam berbagai macam bidang dan industri. Menurut Foster (2013) manfaat dengan menggukan metode FMEA adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepuasan pelanggan

2. Fokus menyoroti masalah tentang keamanan, kualitas dan keandalan produk 3. Mengurangi biaya pengembangan produk

4. Meningkatkan image perusahaan

5. Mencatat tindakan yang diambil untuk mengurangi resiko produk 2.1.5.3. Tujuan FMEA

Tujuan dari FMEA adalah untuk mengurangi resiko nomor kegagalan dengan mengurangi satu, dua atau tiga nomor dalam rangka meningkatkan proses dan memastikan kegagalan tersebut tidak terjadi kembali. Peluang terjadinya kegagalan dapat dikurangi dengan memperbaiki persyaratan dokumentasi teknis pada proses untuk menghilangkan penyebab kegagalan atau mengurangi frekuensi kegagalan (Povolotskaya & Mach, 2012).

(37)

2.1.5.4. Tahap FMEA

Untuk memberikan perbaikan pada kegagalan berikut ini adalah tahap-tahap dalam menyusun FMEA (Blanchard, 1999):

1. Mengidentifikasi terjadinya kegagalan.

Kegagalan terjadi jika suatu elemen atau komponen tidak dapat menjalankan fungsinya karena suatu sebab.

2. Mencari penyebab terjadinya kegagalan.

Penyebab kegagalan diidentifikasi dengan menggunakan cause and effect

diagram untuk mencari keterkaitan antara kegagalan dan kemungkinan

penyebab kegagalan.

3. Mencari akibat atau efek terjadinya kegagalan.

Suatu kegagalan kemungkinan akan memberikan pengaruh yang kurang baik. Akibat atau efek kegagalan harus dipahami dengan baik sehingga solusi permasalahan yang tepat dapat diperoleh.

4. Mengidentifikasi metode atau cara untuk mengendalikan potensi terjadinya kegagalan.

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui metode atau cara untuk mengendalikan setiap potensi gangguan.

5. Menentukan severity terjadinya kegagalan.

Severity kegagalan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan

tingkat keparahan efek kegagalan yang terjadi. Severity kegagalan dibedakan menjadi 10 skala (Blanchard, 1999), adapun kategori yang digunakan, sebagai berikut:

(38)

Tabel 2.4

Kategori Severity (tingkat Keparahan) kegagalan

Rating Kriteria

1 Minor kegagalan terjadi sangat kecil sehingga memiliki efek yang minor pada sistem.

2-3 Rendah Pelanggan menyadari adanya kegagalan pada sistem. Pelanggan mungkin hanya akan melihat sedikit penurunan kinerja sistem.

4-6 Moderat Sistem dapat beroperasi, tetapi sebagian bagian tambahan tidak berfungsi.

kegagalan ini menyebabkan beberapa pelanggan tidak puas.

7-8 Tinggi Sistem tidak dapat beroperasi, Pengguna akhir merasakan akan merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima dan pelangan tidak puas.

9-10 Sangat Tinggi

kegagalan dapat mempengaruhi keamanan sistem atau tidak sesuai dengan peraturan pemerintah

Sumber: Potential Failure Mode and EFfects Anlysis (FMEA) Reference

Manual, FMEA-1. AIAG. 1993

6. Menentukan frekuensi terjadinya kegagalan (occurence).

Penghitungan frekuensi kegagalan untuk mengetahui seberapa sering kegagalan terjadi. Frekuensi terjadinya kegagalan dapat ditentukan berdasarkan periode waktu dan dapat dibedakan menjadi 10 skala (Blanchard, 1999), kategori skala-skala tersebut, dilihat pada table 2.5. 7. Menentukan kemungkinan pengendalian suatu kegagalan.

Kemungkinan pengendalian suatu kegagalan dapat ditentukan berdasarkan kemampuan prosedur atau desain tambahan pengendalian proses atau sistem dalam mendeteksi keberadaan kegagalan. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kegagalan lebih lanjut. Kemungkinan pengendalian suatu kegagalan dapat dibedakan menjadi 10 skala (Blanchard, 1999), kategori skala-skala tersebut, dilihat pada table 2.6

(39)

Tabel 2.5

Kategori Occurence (frekuensi) kegagalan Skala Frekuensi

kegagalan

Kemungkinan dari kegagalan

1 <1 dalam 106 unlikely kegagalan terjadi pada kondisi yang tidak biasa dan jarang sekali terjadi 2 1 dalam 20.000 Rendah kegagalan yang frekuensinya rendah 3 1 dalam 4.000

4 1 dalam 1.000 Moderat kegagalan yang frekuensinya sedang 5 1 dalam 400

6 1 dalam 80

7 1 dalam 40 Tinggi kegagalan yang frekuensinya tinggi 8 1 dalam 20

9 1 dalam 8 Sangat tinggi

kegagalan yang frekuensinya sangat tinggi

10 1 dalam 2

Sumber: Potential Failure Mode and EFfects Anlysis (FMEA) Reference

Manual, FMEA-1. AIAG. 1993

Tabel 2.6

Kategori Detection (pengendalian) kegagalan

Skala Pengaruh Kriteria

1-2 Sangat Tinggi kegagalan yang memiliki peluang pengendalian sangat tinggi (very high).

3-4 Tinggi kegagalan yang memiliki peluang pengendalian tinggi (high).

5-6 Moderat kegagalan yang memiliki peluang pengendalian sedang (moderate)

7-8 Rendah kegagalan yang memiliki peluang pengendalian rendah (low).

9 Sangat Rendah kegagalan yang memiliki peluang pengendalian sangat rendah (very low).

10 Hampir tak terkendali

memiliki peluang pengendalian tidak menentu atau bahkan tidak terkendali.

Sumber: Potential Failure Mode and EFfects Anlysis (FMEA) Reference

Manual, FMEA-1. AIAG. 1993

8. Melakukan analisis tingkat kepentingan terjadinya kegagalan.

Tingkat kepentingan ditentukan berdasarkan keparahan efek yang ditimbulkan (severity), frekuensi terjadinya penyebab akan menimbulkan kegagalan yang berhubungan dengan efek (Occurence), dan peluang kegagalan tersebut dapat terdeteksi (Detection). Analisis tingkat

(40)

kepentingan dapat ditentukan oleh nilai RPN (risk priority number). RPN dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut:

RPN = Severity (S) x Occurence (O) x Detection (D) ... (2.1)

Nilai RPN kemudian menjadi pertimbangan dalam menentukan tingkat kepentingan suatu kegagalan. Apabila suatu kegagalan memiliki frekuensi tinggi, efek yang signifikan pada performansi sistem dan sulit terdeteksi pasti akan memiliki nilai RPN yang tinggi.

9. Mengidentifikasi area penting kegagalan dan kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan.

Pada metode FMEA solusi permasalahan dilakukan berdasarkan analisis tingkat kepentingan suatu kegagalan. Kegagalan yang memiliki nilai RPN tinggi mempunyai prioritas penyelesaian yang lebih tinggi. Solusi permasalahan kemudian dilakukan dengan menganalisis penyebab kegagalan dan melakukan perbaikan. Berikut ini adalah contoh tabel FMEA

Tabel 2.7 Contoh tabel FMEA

Potential Failure Mode FTA C ode Func ti on Pote nti al fai lure eff ec ts S Pote nti al causes O C urrent contro ls D RPN Acti on Re come nd ed Faulty ECA joint FCU3 Preparation of components surfaces High electrical persistanc e 8 Improper surface finish of a lead 6 Visual controls 4 192 Careful cleaning of surface lead

Sumber: E.Povolotskaya dan P. Mach, 2012. FMEA and FTA Analyses of the

(41)

Output yang diperoleh setelah langkah-langkah FMEA dilakukan adalah

dapat mengetahui tingkat kepentingan setiap permasalahan.

2.1.6. Cause and Effect Diagram

Merupakan diagram yang digunakan untuk menentukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan (Nasution, 2001:108). Diagram ini berbentuk seperti tulang ikan (fishbone) dengan masalah yang menjadi kepala ikan, penyebab utama menjadi "tulang rusuk" dari ikan, dan sub penyebab membentuk "tulang kecil" dari tulang rusuk.

Diagram ini dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut (Nasution, 2001:108) :

1. Menyimpulkan penyebab variasi dari proses.

2. Mengidentifikasi kategori dan subkategori penyebab yang mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.

3. Memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang dikumpulkan. Langkah-langkah untuk membuat cause effect diagram adalah sebagai berikut (Foster, 2013: 251):

1. Menyatakan masalah dengan jelas pada bagian kepala ikan. 2. Menggambar tulang punggung dan tulang rusuk.

3. Lanjutkan untuk mengisi diagram tulang ikan, dengan bertanya "Mengapa?" pada setiap masalah atau penyebab masalah sampai ikan yang diisi.

4. Lihat diagram dan mengidentifikasi penyebab inti. 5. Tetapkan tujuan untuk mengatasi penyebab utama.

(42)

Sumber: Patrick Shannon, Boise State University, 2011 Gambar 2.2

Contoh Cause and Effect Diagram

2.1.7. Analisis Diagram Pareto

Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia, Vilvredo Pareto pada tahun 1897. Diagram ini menyatakan bahwa 80% permasalahan perusahaan disebabkan oleh 20% masalah. Diagram ini digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dan yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang terpenting harus segera diselesaikan hingga permasalahan terkecil yang tidak harus segera diselesaikan.

Ada beberapa aturan untuk membangun Diagram Pareto (Foster, 2013: 254):

1. Informasi harus dipilih berdasarkan jenis atau klasifikasi cacat yang terjadi sebagai hasil dari sebuah proses.

(43)

3. Sebuah grafik frekuensi dibangun menunjukkan jumlah kejadian dalam urutan.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan dalam analisis Pareto (Foster, 2013: 254):

1. Menentukan kategori masalah yang akan di cari yang berkaitan dengan kualitas.

2. Menggambar grafik frekuensi data.

3. Fokus pada bar yang tertinggi di chart ketika memecahkan masalah.

Sumber: Awaj, dkk. 2013. Quality Improvement Using Statistical Process Control

Tools In Glass Bottles Manufacturing Company. International Journal for

Quality Research 7(1) 107–126 ISSN 1800-6450 Gambar 2.3

Contoh Diagram Pareto

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang menggunakan metode FTA dan FMEA:

(44)

1. E.Povolotskaya dan P. Mach, 2012 “FMEA and FTA Analyses of the

Adhesive Joining Process Using Electrically Conductive Adhesives”

menguji kualitas perekat elektrik konduktif dengan menggunakan metode FTA dan FMEA. FTA digunakan untuk mengidentifikasi kejadian utama yang tidak diinginkan. Kemudian, menentukan penyebab-penyebab (kejadian) yang terjadi pada kejadian utama. FMEA digunakan untuk menganalisis kejadian utama dan nomor prioritas resiko (RPN) untuk tindakan perbaikan. Hasil dari penelitian ini menemukan ada 8 kejadian sebagai akibat dari kejadian utama. Untuk memperbaiki kegagalan harus berhati-hati dalam membersihkan permukaan timbal, permukaan pad, mengatur curing profil, pelacakan penyimpanan. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan metode yang sama yakni menggunakan FTA dan FMEA. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Povolotskaya dan Mach dilakukan di perusahaan manufaktur sedangkan penelitian ini dilakukan di perusahaan jasa.

2. Rodrigo de Queiroz Souza dan Alberto Jose Alvares, 2008 juga melakukan penelitian menggunakan metode FMEA dan FTA, dengan judul “FMEA and

FTA: Analysis for Application of the Reliability Centered Maintenance Methodology: Case Study on Hydraulic Turbines.” Penelitian ini bertujuan

untuk mengevaluasi dampak penerapan metode RCM (Reliability Centered

Maintenance) pada sistem pembangkit listrik. Penelitian ini membandingkan dua metode antara FTA dan FMEA untuk menganalisis

(45)

gabungan hidrolik pembangkit unit 04, pembangkit listrik tenaga air Balbina. Analisis menggunakan FMEA digunakan untuk menentukan fungsi (standar kerja yang diinginkan), sedangkan FTA digunakan untuk menggambarkan kegagalan dalam sistem sirkulasi (pelumasan dan pendinginan) dari bantalan gabungan hidrolik. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa penyebab dari kegagalan sistem ini ada tiga komponen yakni 20 kegagalan dalam penukar panas, 1 berada di filter, dan 4 kegagalan berada pada motorpumps sirkuit. Berdasarkan nilai RPN pada analisis FMEA menunjukkan bahwa ada dua komponen yang memiliki prioritas tertinggi dalam perbaikan yakni pelumasan dan sistem pendingin dari bantalan gabungan: filter 01 motorpumps dan sirkuit kontrol. FTA digunakan untuk menggambarkan penyebab-penyebab atas kegagalan utama dari sistem ini.

3. Laurentia Nindita (2011), dengan judul “Rancangan Perbaikan Layanan Gangguan Padam untuk Meningkatkan Layanan dengan Menggunakan Service Blueprint (studi pada PT PLN (Persero) UPJ Ngagel).” Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prioritas perbaikan pada implementasi SOP dan membuat rancangan perbaikan penanganan layanan gangguan padam dengan service blueprint. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan perbaikan gangguan pada PLN. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian Laurentia adalah metode yang digunakan menggunakana service blueprint sedangkan penelitian ini menggunakan FTA (Fault Tree Analysis).

(46)

2.3. Research Question

Tabel 2.8

Research Question

No. Tema Pertanyaan Pertanyaan Penelitian

1. Indentifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik dengan menggunakan FTA

a. Berapa jumlah gangguan jaringan distribusi listrik setiap bulan berdasarkan data perusahaan?

b. Apa saja identifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan Fault Tree

Analysis?

2. Prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik dengan menggunakan FMEA

a. Apa saja mode gangguan dalam jaringan distribusi listrik? b. Apa saja mode gangguan dalam

jaringan distribusi listrik yang paling dominan berdasarkan diagram Pareto?

c. Bagaimana dampak dari setiap gangguan jaringan distribusi listrik?

d. Apa saja pengendalian yang sudah dilakukan perusahaan untuk mencegah kegagalan (gangguan) jaringan distribusi listrik?

e. Berapakah nilai RPN dari setiap bentuk gangguan?

f. Bagaimana prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik?

3. Usulan perbaikan gangguan jaringan distribusi

a. Bagaimana usulan perbaikan yang sesuai dengan kondisi perusahaan?

(47)

2.4. Kerangka Berfikir Gambar 2.4 Kerangka Berfikir INPUT

Data gangguan listrik pada PT PLN Rayon Gedangan periode Januari 2015 hingga Desember 2015.

PROSES

Fault Tree Analysis:

1. Mengidentifikasi undisired event (kombinasi kegagalan) 2. Pembuatan Fault Tree

3. Penentuan Minimal Cut Set FMEA:

1. Menentukan prioritas penanganan gangguan dengan diagram pareto 2. Mencari akar-akar penyebab masalah dengan Cause Effect Diagram 3. Mengidentifikasi pengendalian gangguan jaringan distribusi listrik 4. Menentukan nilai Risk Priority Number (RPN) dari hasil perkalian

Severity, occurence, dan detection.

5. Menentukan prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan nilai RPN.

6. Memberikan usulan perbaikan berdasarkan prioritas perbaikan

OUTPUT

1. Hasil identifikasi penyebab gangguan jaringan distribusi listrik PT PLN (Persero) Rayon Gedangan berdasarkan metode FTA.

2. Prioritas perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik PT PLN (Persero) Rayon Gedangan berdasarkan metode FMEA.

3. Usulan perbaikan gangguan jaringan distribusi listrik yang terjadi di PT PLN (Persero) Rayon Gedangan berdasarkan metode FMEA.

(48)

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif karena tujuan penelitian ini untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah ini (Sugiyono, 2009).

Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini berpusat pada satu objek tertentu yang mempelajari sebagai suatu kasus. Data studi kasus diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, atau dikumpulkan dalam berbagai sumber (Nawawi, 2003). Subjek penelitian dalam penelitian deskriptif ini bisa berupa individu, kelompok, institusi, atau masyarakat.

3.2. Unit Analisis

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa,

(49)

data laporan gangguan padam listrik bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.

3. Analisis gangguan dengan penentuan nilai prioritas perbaikan didasarkan pada skala severity, occurence, dan detection.

4. Pembahasan hanya sebatas usulan perbaikan. 3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer diperoleh melalui wawancara kepada narasumber dan pengisian kuesioner FMEA. Wawancara dilakukan dengan manajer rayon dan pegawai divisi teknik masing-masing berjumlah satu orang. Kuesioner FMEA diisi oleh satu manajer, satu supervisor, dan tiga pegawai teknik. 2. Data Sekunder

Data sekunder digunakan untuk menunjang data primer. Data diambil langsung dari data PT. PLN (Persero) Rayon Gedangan. Adapun data-data sekunder tersebut antara lain: data gangguan jaringan distribusi listrik dan data pelanggan selama bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

(50)

Survey pendahuluan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke

perusahaaan untuk mengetahui gambaran proses bisnis yang dilakukan dan mengetahui lebih lanjut permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. 2. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mendatangi perusahaan dan juga mengumpulkan data-data yang dapat digunakan dalam penelitian dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data dengan melakukan pengamatan langsung pada operasional perusahaan dan pengendalian gangguan jaringan distribusi listrik yang telah dilakukan perusahaan. b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004: 180). Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada manajer PT PLN (persero) Rayon Gedangan, dan narasumber pegawai divisi teknik. Wawancara juga dilakukan untuk membuat kuesioner analisis FMEA.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mencatat data-data yang terdapat di dalam perusahaan yang berkaitan dengan rumusan masalah pada

(51)

Januari 2015 hingga Desember 2015. 3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dalam mengumpulkan dan mempelajari beberapa literatur, karya ilmiah, buku-buku teori yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai referensi pembahasan masalah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh landasan teoritis yang berkaitan dengan pokok permasalahan dan digunakan sebagai landasan pemecahan masalah.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2009). Pengumpulan data dengan triangulasi juga merupakan pengujian kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Pada penelitian ini digunakan 2 cara pengumpulan data triangulasi yakni, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik merupakan teknik pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara kepada narasumber dan memberikan kuesioner untuk mendukung hasil wawancara. Sedangkan triangulasi sumber yang digunakan yakni dengan melakukan wawancara melalui dua narasumber.

3.5. Teknik Analisis

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat analisis kualitas yang diharapkan dapat membantu memecahkan beberapa masalah

(52)

sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk membahas permasalah yang telah ditentukan dalam penelitian ini dijabarkan dalam langkah berikut:

1. Mencatat gangguan distribusi beserta dengan jumlah frekuensi gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan data gangguan.

2. Mengidentifikasi masalah yang paling berpengaruh terhadap gangguan jaringan distribusi listrik dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis yakni, dengan mengidentifikasi undisired event (kombinasi kegagalan), membuat Fault Tree dan menentukan Minimal Cut Set. Fault Tree akan menunjukkan semua urutan sebab dan akibat suatu kejadian yang menimbulkan gangguan.

3. Menentukan prioritas penanganan gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan kontribusi masing-masing kategori penyebab gangguan dengan menggunakan diagram pareto.

4. Mencari seluruh penyebab gangguan jaringan distribusi listrik berdasarkan

fault tree analysis dengan menggunakan cause and effects diagram.

5. Mengidentifikasi pengendalian gangguan jaringan distribusi listrik. 6. Menentukan nilai RPN (Risk Priority Number) yakni:

RPN = severity x occurence x detection.

Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap besarnya nilai severity,

(53)

berdasarkan nilai RPN dengan mengurutkan nilai RPN dari tertinggi hingga terendah.

8. Membuat usulan perbaikan yang relevan atas permasalahan yang terjadi sehingga dapat mengurangi jumlah gangguan jaringan distribusi listrik. 3.6. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran proses bisnis yang dilakukan dan mengetahui lebih lanjut permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Kemudian memilih salah satu permasalah yang ada pada perusahaan yakni mengenai kualitas layanan tenaga listrik berdasarkan gangguan distribusi untuk dilakukan penelitian.

2. Merumuskan masalah yang akan diteliti.

3. Menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah

4. Selanjutnya melakukan studi lapangan dan studi pustaka untuk mengidentifikasi objek dalam penelitian.

5. Mengumpulkan data jenis gangguan jaringan distribusi listrik melalui observasi langsung, wawancara, maupun data historis perusahaan

6. Mengidentifikasi masalah yang berpengaruh pada gangguan jaringan distribusi listrik dengan Fault Tree Analysis

(54)

gangguan dengan menggunakan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA), yaitu menentukan tingkat kepentingan permasalahan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pegawai dan manajer di lingkungan PT PLN (Persero) Rayon Gedangan. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dilihat dengan mempertimbangkan nilai Risk Priority Number (RPN) dari hasil perkalian severity, occurence, dan detection.

8. Menentukan prioritas perbaikan dengan mengurutkan hasil RPN dari yang tertinggi hingga terendah.

9. Memberikan usulan perbaikan berdasarkan urutan prioritas. Tindakan perbaikan dilakukan dengan mengurutkan nilai RPN dari yang tertinggi. Nilai RPN tertinggi mendapat tindakan perbaikan terlebih dahulu.

10. Memberikan simpulan dan saran yang diberikan kepada perusahaan sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan

Gambar

Tabel 2.1 berikut ini adalah tabel simbol kejadian utama pada Fault Tree.
Gambar 2.1  Contoh Fault Tree
Tabel 2.7  Contoh tabel FMEA  Potential
Diagram  ini  berbentuk  seperti  tulang  ikan  (fishbone)  dengan  masalah  yang  menjadi  kepala ikan, penyebab utama menjadi  &#34;tulang  rusuk&#34; dari ikan,  dan sub  penyebab membentuk &#34;tulang kecil&#34; dari tulang rusuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai

Dari hasil uji korelasi data maka didapatkan hasil analisis yang menjawab hipotesis bahwa ada hubungan antara kebiasaan bertanya dengan prestasi belajar peserta did ik kelas

Jurusan Pendidikan Fisika adalah salah satu jurusan yang berada dalam naungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN

Tim baru saja menyelesaikan audit dari suatu unit usaha anak perusahaan (pabrik ABC) yang menyelesaikan kontrak yang melibatkan nilai besar untuk berbagai instansi.. Tagihan

Namun sebagai teori sastra yang berkaitan dengan penafsiran sebagai telaah untuk memahami karya sastra, penafsiran tidak harus diarahkan pada fenomena makna ganda simbol tetapi

“Kecerdasan Spiritual” dis imbolkan sebagai Teratai diri yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia (rasional, emosional, dan spiritual ), tiga pemikiran (

Berdasarkan informasi diatas, indikasikan tingkat resiko kecurangan yang Bapak / Ibu / Saudara miliki atas klien dengan memberikan tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban

Hasil ini menunjukkan besarnya pengaruh pengalaman kerja, tingkat pendidikan, kesadaran etis, gender, profil fraud, independensi, kompetensi, dan risiko audit