SISTEM PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN PADA
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI
DENGAN BARCODE
Disusun Oleh :
Nama : Ari Ismunanto
NIM : A11.2008.04442
Program Studi : Teknik Informatika-S1
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
i
SISTEM PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN PADA
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI
DENGAN BARCODE
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh :
Nama : Ari Ismunanto
NIM : A11.2008.04442
Program Studi : Teknik Informatika-S1
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
ii Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 26 September 2012
Menyetujui : Mengetahui:
Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer
iii Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal September 2012. Menurut pandangan kami, tugas
akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)
Semarang, 26 September 2012
Dewan Penguji
Menyetujui :
Edi Faisal, S.Kom, M.Kom Setia Astuti, S.Si, M.Kom
Anggota I Anggota II
Ajib Susanto, M.Kom
Ketua Penguji
iv
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini saya,
Nama : Ari Ismunanto NIM : A11.2008.04442
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:
SISTEM PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI
DENGAN BARCODE
merupakan karya ilmiah saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 26 September 2012
Yang menyatakan
v
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini saya,
Nama : Ari Ismunanto NIM : A11.2008.04442
demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royaliti Non-Ekskusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
SISTEM PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI
DENGAN BARCODE
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang Pada Tanggal : 26 September 2012
Yang menyatakan
vi
selesainya penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode” ini kecuali dengan senantiasa menyebut Asma Agung-Nya yang dengan segala Kemurahan dan Kasih Sayang-Nya telah memberi kehendak, hidayah, dan karunia kepada penulis.
Selama proses penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala kekuatan dan kemudahan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Ir. H. Edi Noersasongko, M.Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3. Bapak Dr. Ir Dwi Eko Waluyo, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro.
4. Ibu Ayu Pertiwi, S.Kom, M.T, selaku Kaprogdi Teknik Informatika – S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
5. Bapak Budi Harjo, M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberi pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.
6. Ibu, Bapak, Kakak tercinta dan seluruh keluarga atas bantuan semangat dan dukungannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini baik secara materi maupun spiritual.
7. Dinda Reni Kumalasari, yang selalu memberi motivasi dan doa.
8. Sahabat penulis (Best Family), Ardian, Adi, Farid, Fendi, Sanday, Bowo, dan pihak-pihak lain yang turut berperan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
vii
Semarang, September 2012
viii
cepat, mudah dan akurat. Adanya perkembangan komputer pada saat ini, menjadikan manusia yang dahulu hanya menggunakan sistem manual kini beralih ke sistem komputerisasi yang lebih efektif dan efisien. Proses pendaftaran pasien rawat jalan yang digunakan oleh RS Muhammadiyah Selogiri ternyata masih menggunakan sistem manual, yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah lamanya pengerjaan dalam hal pendaftaran pasien yang mengakibatkan pasien harus melakukan antre yang cukup lama dan panjang sebelum melakukan rawat jalan, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap proses penyelesaian tindak pengambilan keputusan kepada pasien.
Untuk itu dibangun sebuah aplikasi pendaftaran pasien rawat jalan dengan sistem barcode untuk RS Muhammadiyah Selogiri dengan metode pengembangannya menggunakan model waterfall. Diharapkan dengan pembangunan aplikasi ini dapat membantu proses pengelolaan data pendaftaran pasien rawat jalan dengan barcode.
Kata kunci : Waterfall, Barcode, Pasien, Pendaftaran, Aplikasi xiii+ 77 halaman; 31 gambar; 27 table; 1 lampiran
ix
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
UCAPAN TERIMAKASIH... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah.. ... 2 1.4 Tujuan Penelitian... 3 1.5 Manfaat Penelitian... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 4
2.1 Pengertian Sistem.. ... 2
2.2 Pengertian Informasi… ... 4
2.3 Konsep Dasar Informasi.. ... 5
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi... 5
2.3.2 Komponen Sistem Informasi.. ... 5
2.4 Konsep Dasar Sistem Barcode.. ... 6
2.4.1 Code 39 ... 8
2.4.2 Universal Product Code (UPC) ... 10
2.4.3 Pengkodean Simbol UPC-A… ... 11
2.4.4 UPC-E…... 12
x
2.5 Konsep Dasr Web... 23
2.5.1 Pengertian PHP… ... 24
2.5.2 Pengertian HTML… ... 25
2.5.3 Hubungan PHP dengan HTML ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Obyek Penelitian.. ... 27
3.2 Jenis Data ... 27
3.2.1 Jenis Data Menurut Sifat ... 27
3.2.2 Jenis Data Menurut Sumber dan Metode Pengumpulan Data……… 27
3.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem.. ... 29
3.3.1 Metode Pendekatan Sistem... 29
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem... 29
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Tinjauan Umum RS Muhammadiyah Selogiri ... 35
4.1.1 Sejarah Singkat RS Muhammadiyah Selogiri ... 35
4.1.2 Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto ... 36
4.2 Analisis Kebutuhan ... 37
4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem ... 37
4.2.1.1 Deskripsi Sistem ... 37
4.2.1.2 Identifikasi Data ... 37
4.2.1.3 Identifikasi Informasi ... 38
4.2.2 Perancangan Kebutuhan ... 38
4.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 38
4.2.2.2 Kebutuhan Perangkat Keras ... 38
4.3 Perancangan Sistem... 39
xi
4.3.2.2 Proses Bisnis ... 42
4.3.5 Use Case Diagram ... 44
4.3.6 Skenario Sistem ... 45
4.3.7 Activity Diagram Sistem ... 55
4.3.8 Class Diagram Sistem ... 60
4.4 Perancangan Antar Muka Sistem (User Interface).. ... 65
4.5 Implementasi Desain Sistem ... 70
4.6 Pengujian Sistem ... 73
4.6.1 Pengujian Input Data Pasien ... 73
4.6.2 Pengujian Cetak Kartu Identitas Pasien ... 75
BAB V PENUTUP ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 77
xii
Gambar 2.2 Bagian-bagian Barcode UPC-A ... 8
Gambar 2.3 Contoh Barcode UPC-E ... 12
Gambar 2.4 Bagian-bagian Barcode EAN-13 ... 14
Gambar 2.5 Perbandingan Simbol Barcode EAN-13 Dengan UPC-A ... 14
Gambar 2.6 Barcode EAN-13 Dangan Karakter 7501031311309... 21
Gambar 3.1 Metode Waterfall... 30
Gambar 4.1 Model Proses Bisnis Petugas... 42
Gambar 4.2 Model Proses Bisnis Apotek ... 43
Gambar 4.3 Model Proses Bisnis Kasir ... 43
Gambar 4.4 Model Proses Bisnis Admin ... 44
Gambar 4.5 Use Case Diagram ... 45
Gambar 4.6 Activity Diagram Login Admin ... 55
Gambar 4.7 Activity Diagram Manipulasi Data ... 56
Gambar 4.8 Activity Diagram Proses Login Petugas ... 57
Gambar 4.9 Activity Diagram Proses Pendaftaran ... 58
Gambar 4.10 Activity Diagram Proses Diperiksa ... 59
Gambar 4.11 Class Diagram Sistem ... 60
Gambar 4.12 Relasi Tabel ... 61
Gambar 4.13 Perancangan Halaman Login ... 66
Gambar 4.14 Perancangan Halaman Utama ... 66
Gambar 4.15 Perancangan Halaman Pendaftaran ... 67
Gambar 4.16 Perancangan Halaman Daftar Pasien ... 68
Gambar 4.17 Perancangan Halaman Data Dokter ... 68
Gambar 4.18 Perancangan Halaman Data Poliklinik ... 69
Gambar 4.19 Perancangan Halaman Data Obat ... 69
Gambar 4.20 Perancangan Halaman Data Admin ... 70
Gambar 4.21 Halaman Utama ... 71
Gambar 4.22 Halaman Pendaftaran Pasien Lama ... 71
Gambar 4.23 Halaman Pendaftaran Pasien Baru ... 72
xiii
Tabel 2.2 Pengkodean Karakter Pada UPC-A ... 11
Tabel 2.3 Ganjil-genap Pengkodean UPC-E Berdasarkan Digit Cek ... 12
Tabel 2.4 Pengkodean UPC-E ... 13
Tabel 2.5 Pengkodean EAN-13 ... 19
Tabel 2.6 Ganjil-genap Berdasarkan Digit Pertama EAN-13 ... 20
Tabel 4.1 Skenario Login Admin ... 46
Tabel 4.2 Skenario Manipulasi Data Admin ... 47
Tabel 4.3 Skenario Mendaftar Petugas ... 47
Tabel 4.4 Skenario Cetak KIB Petugas ... 48
Tabel 4.5 Skenario Verifikasi KIB Petugas ... 49
Tabel 4.6 Skenario Mendaftar Pasien ... 50
Tabel 4.7 Skenario Verifikasi KIB Pasien ... 51
Tabel 4.8 Skenario Diperiksa Pasien ... 51
Tabel 4.9 Skenario Resep Apoteker ... 52
Tabel 4.10 Skenario Obat Admin ... 53
Tabel 4.11 Skenario Pembayaran Pasien ... 53
Tabel 4.12 Skenario Pembayaran kasir ... 54
Tabel 4.13 Tabel Daftar ... 61
Tabel 4.14 Tabel Pasien ... 62
Tabel 4.15 Tabel Dokter ... 63
Tabel 4.16 Tabel Poliklinik ... 63
Tabel 4.17 Tabel Obat ... 64
Tabel 4.18 Tabel Resep ... 64
Tabel 4.19 Pengujian Input Data Pasien Lama ... 73
Tabel 4.20 Pengujian Input Data Pasien Baru ... 74
1
Kebutuhan akan informasi pada saat ini semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan manusia yang dituntut untuk melakukan segala sesuatunya secara cepat, mudah dan akurat. Untuk itu diperlukan alat bantu yang sangat berperan yaitu komputer. Dengan menggunakan komputer diharapkan pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Adanya perkembangan komputer pada saat ini, menjadikan manusia yang dahulu hanya menggunakan sistem manual kini beralih ke sistem komputerisasi yang lebih efektif dan efisien.
Di instansi juga mulai menggunakan sistem komputerisasi untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Termasuk instansi kesehatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri. Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dapat memberi pelayanan kesehatan yang bermutu terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pelayanan ini bersifat dasar spesialistik dan sub spesialistik dengan menyelenggarakan kesehatan secara merata dan mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala rekam medik rumah sakit tersebut sejak awal pendiriannya sampai sekarang, rumah sakit ini masih ada yang menggunakan cara-cara manual seperti proses pendaftaran pasien rawat jalan. Permasalahan yang sering timbul dalam proses pendaftaran pasien rawat jalan secara manual adalah adanya kesulitan dalam pengolahan data, data yang tercecer atau pengarsipan data yang belum teratur, seperti halnya penumpukan data pasien, data poliklinik. Selain itu data rekam medik yang tersimpan di rak-rak penyimpanan semakin hari semakin bertambah dan semakin menumpuk sehingga memakan tempat yang banyak. Banyaknya data rekam
medik yang tersimpan terkadang salah penempatan pada tempatnya dan menimbulkan data rekam medik hilang atau rusak. Terkadang pegawai dapat melakukan kesalahan dalam mengolah data. Pada proses pencarian data adanya kesulitan dalam melakukan pencarian data.
Berbagai masalah diatas tentunya tidak dapat terjadi apabila pemanfaatan teknologi informasi dilakukan secara maksimal sebagai suatu media pendaftaran pasien, serta alat transfer data yang berimplikasi pada efektifitas dan efesiensi. Oleh karena itu Rumah Sakit bermaksud untuk membangun “Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode”.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana merancang dan membangun Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode yang dapat dimanfatkan oleh pasien sebagai kartu identitas berobat dan pegawai sebagai pendataan pasien, data transaksi pelayanan dan data transaksi pembayaran.
1.3 Batasan Masalah
Agar dalam pembuatan ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapakan, maka permasalahan yang ada dibatasi sebagai berikut : 1. Masukan data sistem rekam medik diantaranya data pasien, data
dokter, data poliklinik, data obat dan transaksi pembayaran.
2. Keluaran yang dihasilkan yaitu data rekam medik pasien, kartu identitas berobat (KIB), data transaksi pelayanan, dan data transaksi pembayaran.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian guna keperluan tugas akhir atau skripsi ini adalah untuk merancang dan membangun Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode untuk digunakan oleh pegawai rumah sakit sehingga dapat mempermudah pendataan pasien, data transaksi pelayanan, dan data transaksi pembayaran, yang dapat diakses secara lokal di RS Muhammadiyah Selogiri.
1.5 Manfaat Penelitian
Adanya pembuatan sistem barcode ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi mahasiswa :
a. Dapat menerapkan disiplin ilmu dan memanfaatkannya.
b. Menambah bekal pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk persiapan dalam rangka menghadapi dunia kerja di masa yang akan datang.
c. Memenuhi tugas akhir mahasiswa atau skripsi di semester 8 (genap) ini.
2. Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri :
a. Proses pembuatan kartu identitas berobat lebih cepat. b. Pelayanan terhadap pasien lebih mudah.
c. Pengolahan data rekam medik akan lebih efisien. 3. Bagi akademis:
a. Melengkapi syarat penyelesaian studi pada Program Studi Teknik Informatika S-1 Universitas Dian Nuswantoro.
b. Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan secara terpadu dan terperinci, sehingga berguna bagi perkembangan perusahaan berbasis TI ataupun instansi- instansi terkait di Indonesia.
4
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling terkait dan mempengaruhi, yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi, serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. [1]
Ada dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. [2]
Pengertian lain dari sistem adalah suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya, karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus di dalam sistem tersebut.
2.2 Pengertian Informasi
“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalm pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. [1]
Pengertian umum tentang sistem informasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang merupakan kombinasi dari sekelompok orang, fasilitas, teknologi dan media serta prosedur-prosedur dan pengendalian guna mendapatkan suatu jalur komunikasi penting, pemprosesan tipe
transaksi-transaksi rutin tertentu, untuk memberikan tanda-tanda kepada manajemen dan yang lain terhadap suatu kejadian-kejadian baik internal maupun eksternal yang dianggap penting dan menyediakan dasar-dasar informasi guna pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
“Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam suatu organisasi yang berhubungan dengan prosespenciptaan dan aliran informasi”. Sistem informasi merupakan kombinasi dari orang (People), perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi (communication networks) dan sumber data yang dihimpun,
ditransformasi dan mengalami proses pengaliran dalam suatu organisasi. [3]
“Sistem informasi merupakan penerapan sistem di dalam organisasi untk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen”. [4]
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi. Secara rinci komponen-komponen sistem dapat dijelaskan sebagai berikut : [3]
1. Input
Semua data yang dimasukkan kedalam sistem informasi. Dalam hal ini yang termasuk dalam input adalah dokumen-dokumen, formulir-formulir dan file.
2. Proses
Proses merupakan kumpulan prosedur yang akan manipulasi input kemudian disimpan dalam bagian basis
data dan diolah menjadi suatu output yang digunakan oleh penerima.
3. Output
Output merupakan semua keluaran atau hasil dari model yang sudah menjadi suatu informasi yang berguna dan dapat dipakai penerima.
4. Teknologi
Teknologi berfungsi untuk memasukkan input, mengolah
input dan menghasilkan keluaran.
5. Basis Data
Basis Data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang disimpan dalam perangkat keras komputer dan diolah menggunakan perangkat lunak.
6. Kendali
Kendali adalah tindakan yang diambil untuk menjaga sistem informasi agar bisa berjalan dengan lancar dan tidak mengalami gangguan.
2.4 Konsep Dasar Sistem Barcode
Sistem barcode mempunyai peran yang penting dalam proses pengenalan automatis. Barcode menyediakan tingkat keakuratan dalam pengambilan data dan suatu metode pengkodean informasi teks yang sederhana dan murah. Tujuan pokok penggunaan teknologi barcode adalah mengidentifikasi sesuatu dengan memberi label yang berisi barcode. Barcode umumnya digunakan pada aplikasi database dimana data pada barcode hanya memuat indeks database, menghubungkan database yang memuat informasi lebih lengkap. Sebagai contoh, pegawai toko men-scan barcode pada suatu produk, data barcode terhubung ke komputer kemudian mencari informasi di database dan informasi lebih detil termasuk deskripsi barang dan harga. Dengan barcode, toko tidak perlu
mencantumkan harga tiap barang dan memungkinkan mengubah harga sewaktu-waktu dengan mengubah database. Database komputer juga dapat merekam berapa banyak barang yang masih disimpan sehingga diketahui kapan diperlukan menambah persediaan barang.
Barcode digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis dan disusun berderet sejajar horisontal. Pada umumnya pengkodean barcode disusun dengan “1” untuk melambangkan baris hitam dan “0” untuk melambangkan spasi putih. Misalnya, 0011001 dapat dinyatakan sebagai spasi-spasi-baris-baris-spasi-spasi-baris. Untuk membantu pembacaa secara manual dican-tumkan juga angka-angka atau huruf-huruf di bawah kode baris tersebut.
Alat pembaca barcode menerjemah-kan kode dengan cara scanning dan decoding urutan garis. Scanner memancar-kan sinar yang mencakup seluruh barcode (baik secara manual maupun otomatis) dan pantulan sinar tersebut digunakan untuk membedakan antara garis dan spasi. Pantul-an sinar ditangkap oleh sebuah photodetector yang mengubah spasi menjadi sinyal listrik dan garis menjadi tidak ada sinyal listrik. Lebar garis dan spasi diindikasikan sebagai durasi sinyal. Di sini, tinggi dari barcode tidaklah memuat informasi. Semakin tinggi simbol barcode akan mempermudah scanning dan pengamatan yang lebih baik.
Terdapat banyak metode untuk membuat label barcode, yang kesemuanya berbeda satu sama lain dalam cara mengkodekan data pada barcode. Misalnya; EAN-13, metode ini sering dijumpai dalam dunia bisnis (jual-beli) di Indonesia. Metode ini mengkodekan hanya data numerik yang terdiri atas 13 digit yang merupakan gabungan dari kode nomor sistem, kode perusahaan, kode produk dan satu digit cek. Lain halnya dengan metode Code 39, yang dapat mengkodekan huruf capital, angka dan beberapa karakter spesial. Panjang data yang dikodekan bebas sepanjang tidak melebihi kemampuan alat pembaca barcode. Code 39 dapat mengkodekan karakter alphanumeric yaitu angka decimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial - . * $ / % +. Satu karakter dalam
Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.
Gambar 2.1 : Barcode code 39
Gambar 2.2 : Bagian-bagian barcode UPC-A
2.4.1 Code 39
Code 39 secara luas digunakan di banyak industri dan merupakan standar untuk spesifikasi barcode pemerintah / instansi. Code 39 set karakter termasuk 0-9 digit, huruf AZ (huruf saja), dan simbol berikut: - (.) Ruang, minus (), plus (+), periode, tanda dolar ($), slash (/), dan persen (%). Sebuah karakter start / stop khusus ditempatkan pada awal dan akhir dari setiap barcode. Barcode mungkin setiap panjang, meskipun lebih dari 25 karakter benar-benar dimulai untuk mendorong batas-batas. Setiap karakter terdiri dari 9 elemen: 5 bar dan 4 ruang. Setiap karakter mencakup 3 elemen sempit lebar dan 6. Karakter yang dipisahkan oleh celah
antar-karakter yang lebar yang sama sebagai bar sempit. Rasio lebar: lebar bar sempit mungkin di kisaran 1,8-3,4. Barcode dengan lebar bar sempit kurang dari 0,020 inci (0.508mm) harus memiliki rasio minimal 2,5. Sebuah rasio 3,0 dianjurkan. Setiap Code 39 barcode harus didahului dan diikuti oleh zona tenang lebar minimal 10 bar sempit.
Code 39 tidak memerlukan checksum, meskipun modulo 43 cek digit mungkin dapat ditambahkan untuk integritas data meningkat (Mod 43 checksum jarang digunakan). Code 39 adalah hanya tentang satu-satunya jenis barcode umum digunakan yang tidak memerlukan checksum. Hal ini membuatnya sangat menarik untuk aplikasi di mana itu tidak nyaman, sulit, atau tidak mungkin untuk melakukan perhitungan setiap kali barcode dicetak. Misalnya, saat melakukan pengolah kata menggabungkan operasi umumnya tidak ada cara mudah untuk menghitung checksum jika salah satu dari bidang data gabungan yang akan barcode. Dengan Code 39, bagaimanapun, checksum tidak diperlukan, dokumen template yang menggabungkan hanya harus menambahkan tanda bintang tetap (*) sebelum dan sesudah data dan mencetak lapangan menggunakan code 39 font barcode.
Code 39 dapat mengkodekan karakter alphanumeric yaitu angka decimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial - . * $ / % +. Satu karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.
Tabel 2.1 : Karakter Code 39
2.4.2 Universal Product Code (UPC)
UPC (Universal Product Code) digunakan secara luas pada industri grosir khususnya di Amerika Serikat dan Kanada. Pada kode
barcode standarnya, yaitu UPCA, terdiri atas 1 digit sebagai nomor sistem
pada awal barcode, 5 digit nomor manufaktur, 5 digit nomor produk dan 1 digit sebagai digit cek. Nomor sistem menunjukkan penggunaan satu diantara sepuluh nomor sistem yang ditetapkan oleh UPC, yaitu:
- 2 untuk barang-barang di toko.
- 3 untuk kode obat-obatan dan barang kesehatan lainnya. - 4 untuk barang selain makanan.
- 5 untuk penggunaan kupon.
- 1, 8 dan 9 sampai sekarang belum digunakan.
2.4.3 Pengkodean Simbol UPC-A
Pengkodean simbol pada UPC-A adalah angka “1” mewakili baris, sedangkan “0” mewakili spasi.
Tabel 2.2 : Pengkodean karakter pada UPC-A
Oleh karena itu, angka 1101 mewakili satu baris lebar (dua buah baris), diikuti dengan spasi pendek dan kemudian baris pendek. Jika dikodekan akan menghasilkan barcode seperti pada gambar 2.
UPC-A mempunyai stuktur sebagai berikut: 1. Batas kiri, dikodekan dengan 101.
2. Karakter pertama dari kode nomor sistem, dikodekan pada tabel berikut.
3. 5 karakter dari kode manufaktur, dikodekan pada tabel berikut. 4. Batas tengah, dikodekan dengan 01010.
5. karakter kode produk, dikodekan sebagai karakter right-hand, dijelaskan di bawah.
6. Digit cek, dikodekan sebagai karakter right-hand, dijelaskan di bawah.
7. Batas kanan, dikodekan dengan 101.
Karakter yang dikodekan pada bagian kiri dari batas tengah disebut sebagai left hand side sedangkan karakter di kanannya sebagai right hand
side. Tabel 1 mengindikasikan bagaimana mengkodekan setiap digit
UPC-A bergantung pada bagian kiri atau kanan barcode.[5]
2.4.4 UPC-E
UPC-E digunakan pada barang yang dikemas dengan pak atau bungkus yang ukurannya sangat kecil. UPC-E menggambarkan keseluruhan simbol UPC-A. Hanya simbol UPC-A yang terdiri dari bilangan nol tertentu yang bisa diringkas menjadi simbol UPC-E. Berapa nomor produk yang tersedia ditentukan oleh bentuk dan jumlah angka nol pada nomor manufakturnya. [11]
Gambar 2.3 : Contoh barcode UPC-E
Tabel 2.3 : Ganjil-genap pengujian digit UPC-E
Tabel 2.4 : Pengkodean UPC-E
Aturan peringkasan UPC-A adalah sebagai berikut:
1. Jika nomor manufaktur diakhiri dengan angka 000, 100 atau 200, maka kode produk mencakup 3 digit angka dan hanya 3 digit pertama dari nomor manufaktur digunakan. Pada kasus ini hanya nomor produk dari 00000-00999 dapat diringkas ke UPCE. Enam digit UPC-E tersusun atas 2 digit pertama nomor manufaktur diikuti dengan 3 digit terakhir dari nomor produk dan digit ketiga dari nomor manufaktur. Contoh: 12100-00745 menjadi 127451
2. Jika nomor manufaktur diakhiri dengan angka 300, 400, 500, 600, 700, 800 atau 900 maka kode produk mencakup 2 digit angka. Pada kasus ini hanya nomor produk 00000-00099 dapat diringkas ke UPC-E. UPC-E tersusun atas 3 digit pertama nomor manufaktur, dua digit pertama nomor produk dan angka "3" ditambahkan setelah nomor produk. Contoh: 12500-00081 menjadi 125813
3. Jika nomor manufaktur diakhiri dengan angka 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 atau 90 maka kode produk mencakup 1 digit angka. Pada kasus ini hanya nomor produk 00000-00009 dapat diringkas ke UPC-E. UPC-E tersusun atas 4 digit pertama nomor manufaktur, 1 digit terakhir nomor produk dan angka "4" ditambahkan setelah nomor produk. Contoh: 12390-00007 menjadi 123974
4. Jika nomor manufaktur tidak diakhiri dengan nol, maka UPC-tersusun atas 5 digit nomor manufaktur diikuti dengan 1 digit nomor produk. Nomor produk hanya mencakup 00005-00009. Contoh: 12345-00008 menjadi 123458
Digit cek pada UPC-E tidak secara langsung dikodekan sebagai baris/spasi pada barcode, melainkan dikodekan dengan pengkodean ganjil-genap kode barcode
Gambar 2.4 : Bagian-bagian barcode EAN-13
Gambar 2.5 : Perbandingan simbol barcode EAN-13 dengan
UPC-A
Pengkodean simbol pada UPC-E adalah angka “1” mewakili baris, sedangkan “0” mewakili spasi. Adapun pengkodeannya dapat dilihat pada tabel 3.[6]
2.4.5 European Article Numbering (EAN)
EAN diimplementasikan oleh International Article Numbering
Association di Eropa. Standar ini digunakan karena standar UPC-A tidak
didesain untuk penggunaan internasional, akan tetapi ada pendapat menyatakan ketidaksenangannya akan Amerika Serikat sebagai sentral segala sesuatu terutama di Eropa.
Pada EAN, terdapat dua buah metode yang sering digunakan yaitu EAN-13 dan EAN-8. EAN-13 adalah sejenis dengan UPC-A. Hal ini berarti bahwa software atau hardware yang mampu membaca simbol EAN-13 akan dapat membaca simbol UPC-A juga. Perbedaan antara EAN-13 dan UPC-A bahwa kode nomor sistem di UPC dikodekan dengan satu digit saja dari 0 sampai 9, sedangkan kode nomor sistem EAN-13 terdiri atas dua digit dari 00 sampai 99 yang biasanya melambangkan kode negara. Setiap negara mempunyai nomor kode tersendiri. Gambar 4 menerangkan bagianbagian dari sistem barcode EAN-13:
Pada kenyataaannya, simbol UPC-A adalah simbol EAN-13 dengan digit pertama “0”. Sebagai contoh, ambil kode UPC-A "075678164125". Pada kode yang sama dinyatakan dalam simbol EAN-13 sebagai "0075678164125". Hal ini diperlihatkan pada gambar 5.
Bandingkan simbol UPC-A dengan simbol EAN-13. Sekilas, dua
barcode diatas tampak berbeda. Pada UPC-A terdapat sebuah nomor pada
kiri dan kanan barcode (0 yang merupakan nomor sistem dan 5 yang merupakan digit cek), dan dibawah barcode terdapat dua kelompok teridiri dari 5 digit (kode manufaktur dan kode produk). Pada EAN-13, tidak terdapat digit cek di kanan barcode, dan kelompok angka dibawah
barcode terdiri atas 6 digit. Apabila dilihat lebih dekat, terutama baris dan
spasi adalah identik.
2.4.6 Komponen Simbol Barcode EAN-13
Sebuah barcode EAN-13 dibagi menjadi 4 area: pertama, nomor sistem; kedua, kode manufaktur; ketiga, kode produk; dan keempat, digit cek. Umumnya, digit pertama nomor sistem dicetak di kiri barcode, dan
digit kedua nomor sistem dicetak sebagai karakter pertama dari kelompok 6 digit bagian kiri barcode, diikuti dengan 5 digit kode manufaktur, kode produk merupakan 5 digit pertama pada kelompok 6 digit bagian kanan bawah barcode, dan diikuti dengan digit cek merupakan digit terakhir. [12]
1. Nomor Sistem
Nomor sistem terdiri dari 2 digit (kadang-kadang 3 digit) yangmenyatakan otoritas penomoran negara (atau daerah ekonomi) yang memberikan kode manufaktur
2. Kode Manufaktur.
Kode manufaktur merupakan kode yang unik yang diberikan ke setiap manufaktur dengan otoritas nomor yang diidentifikasi dengan kode nomor sistem. Semua produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan memakai kode manufaktur yang sama. 3. Kode Produk.
Kode produk merupakan kode yang diberikan oleh manufaktur pada setiap produk yang dihasilkannya.
4. Digit Cek.
Digit cek merupakan digit tambahan yang digunakan untuk memeriksa apakah barcode telah dibaca secara benar. Sebuah
barcode dapat terbaca salah dikarenakan tidak sempurnanya
cetakan barcode atau hal-hal yang lainnya. Umumnya, jika digit cek dibaca sama dengan digit cek pada data yang diamati, maka
barcode telah terbaca secara benar.
2.4.7 Perhitungan Digit Cek EAN-13
Sebelum simbol EAN-13 dikodekan, program harus menghitung digit cek terlebih dahulu yang akan ditambahkan di barcode. Digit cek dihitung dengan hasil sisa bagi (modulus) dari jumlah terbobot nilai tiap digit. Pertama, program menandai digit paling kanan bernilai ganjil, kemudian dari kanan ke kiri secara bergantian antara genap dan ganjil.
Program kemudian menjumlahkan angka pada setiap posisi genap, dan menjumlahkan angka dari posisi ganjil dikali tiga.
Langkah-langkah menghitung digit cek adalah sebagai berikut: 1. Dari digit paling kanan tandai dengan posisi ganjil kemudian dari
kanan ke kiri tandai secara bergantian dengan ganjil-genap pada setiap digit.
2. Jumlahkan digit pada posisi ganjil dan kalikan hasilnya dengan 3. 3. Jumlahkan digit pada posisi genap.
4. Jumlahkan hasil pada langkah 2 dan 3.
5. Digit cek merupakan angka jika ditambahkan ke hasil langkah ke-4 menghasilkan angka yang dapat dibagi dengan 10.
6. Jika hasil yang dijumlahkan pada langkah ke-4 dapat dibagi dengan 10, maka digit cek adalah “0” (bukan 10).
Sebagai contoh, akan dihitung digit cek dari barcode
0075678164125. Digit terakhir barcode adalah digit cek yaitu "5". Hal ini
berarti pesan barcode sendiri adalah 007567816412 (hanya menghilangkan digit terakhir). Barcode ini mewakili nomor sistem "00", kode manufaktur "75678" dan kode produk "16412".
Barcode 0 0 7 5 6 7 8 1 6 4 1 2 Posisi Bobot Gp Gj Gp Gj Gp Gj Gp Gj Gp Gj Gp Gj 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 Jumlah 0 0 7 15 6 21 8 3 6 12 1 6
Jumlahkan hasil yang didapat dari tiap digit, 0 + 0 + 7 + 15 + 6 + 21 + 8 + 3 + 6 + 12 + 1 + 6 = 85. Digit cek adalah nilai yang harus ditambahkan pada hasil (85) yang akan menghasilkan angka yang dapat dibagi dengan 10. Pada kasus ini, karena angka setelah 85 yang dapat dibagi dengan 10 adalah 90, sehingga harus ditambahkan 5 agar nilai menjadi 90, oleh karena itu digit ceknya adalah "5". Terakhir tambahkan ke barcode semula (007567816412) dengan digit cek yang telah dihitung (5), sehingga menghasilkan pesan akhir 0075678164125.
2.4.8 Pengkodean Simbol EAN-13
Pengkodean simbol pada EAN adalah sama dengan UPC, angka “1” mewakili baris, sedangkan “0” mewakili spasi.
EAN-13 mempunyai stuktur sebagai berikut: 1. Batas kiri, dikodekan dengan 101.
2. Karakter kedua dari kode nomor sistem, dikodekan pada tabel berikut.
3. 5 karakter dari kode manufaktur, dikodekan pada tabel berikut. 4. Batas tengah, dikodekan dengan 01010.
5. 5 karakter kode produk, dikodekan sebagai karakter right-hand, dijelaskan di bawah.
6. Digit cek, dikodekan sebagai karakter right-hand, dijelaskan di bawah.
7. Batas kanan, dikodekan dengan 101.
Karakter yang dikodekan pada bagian kiri dari batas tengah disebut sebagai left hand side sedangkan karakter di kanannya sebagai right hand
side. Karakter pertama dari kode nomor sistem (digit pertama dari symbol
EAN-13) dikodekan dengan ganjil-genap pengkodean left-hand side. Dengan kata lain, nilai karakter pertama dari EAN-13 menentukan ganjil-genap setiap karakter left-hand side akan dikodekan. Tabel 4 menjelaskan bagaimana mengkodekan setiap digit EAN-13 bergantung pada bagian kiri atau kanan barcode. Khusus pada digit left-hand, pengkodean (ganjil-genap) didasarkan pada digit pertama dari kode sistem
Tabel 2.5 : Pengkodean EAN-13
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan:
1. Karakter EAN-13 diwakili dengan 7 elemen terdiri atas 2 baris dan 2 spasi. Tidak ada baris atau spasi yang lebih dari 4 elemen. Pengecualian hanya pada batas kiri dan batas kanan (3 elemen), dan batas tengah(5 elemen).
2. Semua karakter pada bagian kiri (left-hand side) selalu diawali dengan 0 (spasi) sedangkan semua karakter pada bagian kanan (right-hand side) selalu diawali dengan 1 (baris).
3. Pengkodean bagian kanan sama dengan pengkodean bagian kiri ganjil, hanya saja “1” diganti dengan “0” dan “0” diganti dengan “1”.
4. Pengkodean bagian kiri genap didasarkan pada pengkodean bagian kiri ganjil. Pengkodean genap dihasilkan dari penggantian semua digit “1” dengan “0” dan “0” dengan “1” kemudian dibaca hasil pengkodean dari arah yang berlawanan (kanan ke kiri). Hasilnya merupakan pengkodean bagian kiri genap.
Tabel 5 mengindikasikan ganjil-genap tiap karakter pada bagian kiri akan dikodekan. Genap-ganjil didasarkan pada digit pertama dari EAN-13. [7]
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan:
2. Semua simbol EAN-13 (yang digit nomor sistem pertama tidak nol) selalu dikodekan tiga karakternya dengan pengkodean genap dan dua karakter dengan pengkodean ganjil.
Sebagai contoh; dikodekan nilai "7501031311309". Nomor sistem adalah "75", kode manufaktur "01031", kode produk "31130". Langkah pertama, kita hitung terlebih dahulu digit cek:
Hasil penjumlahan 7 + 15 + 0 + 3 + 0 + 9 + 1 + 9 + 1 + 3 + 3 + 0 = 51. Angka 9 harus ditambahkan supaya hasil dapat dibagi 10 (51 + 9 = 60), maka digit cek adalah 9.
Selanjutnya, dilihat digit pertama nomor sistem (“7”) dan dicari pada tabel pengkodean ganjil-genap, maka didapat digit kedua nomor sistem dan kode manufaktur harus mengikuti aturan “Ganjil/Genap/ Ganjil/Genap/Ganjil/Genap”. Hal ini berarti digit kedua nomor sistem dikodekan dengan pengkoedan bagian kiri ganjil, digit pertama kode manufaktur dengan pengkodean bagian kiri genap dan seterusnya. Selanjutnya, pengkodean dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Gambar 2.6 : Barcode EAN-13 dengan karakter
75010313311309
1. Left guard bars (selalu sama): 101.
2. 2. Digit kedua nomor sistem [5]: dikodekan dengan 3. pengkodean kiri ganjil, 0110001.
4. 3. Digit pertama kode manufaktur [0]: dikodekan 5. dengan pengkodean kiri genap, 0100111.
6. 4. Digit kedua kode manufaktur [1]: dikodekan 7. dengan pengkodean kiri ganjil, 0011001. 8. 5. Digit ketiga kode manufaktur [0]: dikodekan 9. dengan pengkodean kiri genap, 0100111.
10. 6. Digit keempat kode manufaktur [3]: dikodekan 11. dengan pengkodean kiri ganjil,, 0111101.
12. 7. Digit kelima kode manufaktur [1]: dikodekan 13. dengan pengkodean kiri genap, 0110011. 14. 8. Centar guard bars (selalu sama): 01010.
15. 9. Digit pertama kode produk [3]: dikodekan dengan 16. pengkodean kanan, 1000010.
17. 10. Digit kedua kode produk [1]: dikodekan dengan 18. pengkodean kanan, 1100110.
19. 11. Digit ketiga kode produk [1]: dikodekan dengan 20. pengkodean kanan, 1100110.
21. 12. Digit keempat kode produk [3]: dikodekan dengan 22. pengkodean kanan, 1000010.
23. 13. Digit kelima kode produk [0]: dikodekan dengan 24. pengkodean kanan, 1110010.
25. 14. Digit cek [9]: dikodekan dengan pengkodean kanan, 26. 1110100.
27. 15. Right guard bars (selalu sama): 101.
Angka “1” mewakili baris dan “0” mewakili spasi. Jika kita ubah susunan angka tersebut akan menghasilkan barcode seperti pada gambar 6.[8]
2.4.9 Penggunaan Font Barcode
Font barcode dikembangkan sebab cukup banyak kegunaan dalam aplikasi bisnis yang mengharuskan pengkodean barcode seperti untuk pelacakan aset, pengapalan, perintah kerja dan sebagainya. Ada sejumlah program aplikasi yang dapat dipakai untuk mencetak barcode. Namun bagaimana dengan profil program yang hendak dibeli plus adakah peralatan khusus yang harus dibeli, sebab ada berbagai macam metode barcode yang dipakai di seluruh dunia.
Dengan tipe software yang telah menyediakan font-font barcode, user bisa memilih pilihan font barcode yang akan dicetak. Kebanyakan font barcode digunakan untuk paltform sistem operasi Windows, Mac and UNIX.Beberapa font barcode hanya dapat disimpan dalam memori printer. Tergantung dari barcode yang sedang dicetak, software akan memasukkan beberapa kode kedalam dokumen dan saat mencetak, printer menterjemahkan kode-kode ini dan membuat barcode tercetak.
Macam-macam Font Barcode 1 Dimensi : 1. Code 39
2. Code 128 3. EAN 13 4. EAN 8
dll.
Macam-macam font barcode 2 dimensi : 1. Datamatrix
2. PDF417 3. Maxicode
dll
Di internet kita dapat menemukan banyak font barcode yang dapat di download secara gratis. Namun dengan pertimbangan legalitas dan fasilitas membeli software merupakan pilihan tepat.
2.5 Konsep Dasar Web
Secara teknis web terdiri dari 2 bagian, yaitu Web Server dan Web Browser:
1. Web Server, yaitu Suatu komputer dan software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke komputer client melalui internet yang meminta informasi tersebut, Software webserver ini diantaranya: Apache, MySQL, dan PHP. Sebut saja dengan hostingan, atau kalau di komputer lokal juga bisa dengan menggunakan program PHPTriad, Apache2Triad, Xampp, dll. 2. Web Browser, yaitu Software/program yang beroperasi untuk
melakukan proses permintaan dari server dan menampilkannya di mata client, sehingga informasi tersebut dapat diakses, contohnya adalah: IE, Mozila Firefox, Opera, Clock, Google Chrome,dll.
Selain konsep web diatas web terdiri dari script-script programming, script ini terbagi 2 macam, yaitu Server Side Programming dan Client Side Programming.
1. Server side programming, yaitu Script/pemrograman yang diterjemahkan dan dijalankan pada sisi server yang hasil eksekusinya dikirimkan ke client, contohnya adalah script PHP, ASP, dll. Keuntungan dari server side programming adalah membuat halaman website lebih dinamis, sehingga kita sebagai admin dapat berkomunikasi dengan para client.
2. Client side programming, yaitu Script/pemrograman yang diterjemahkan disisi client dimana script tersebut akan langsung dikirimkan ke browser client tanpa harus diterjemahkan oleh web server, contohnya Script HTML, Java Script, txt, dll, namun sayangnya script ini dapat dibaca oleh client dengan fasilitas "view souerce" pada browser, tapi salah satu keuntungannya transfer data dapat lebih cepat dibandingkan dengan script side server.
2.5.1 Pengertian PHP
PHP (Personal Home Page ) adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan di dalam server web. PHP juga merupakan sebuah bahasa scripting yang bersifat server side yang ditambahkan kedalam HTML.
PHP pertama kali diciptakan oleh Rasmus Lerdorf, seorang programmer unix dan perl. Saat itu dia sedang mencari kerja, dia menaruh resumnya di web. Kemudian dia membuat script makro perl CGI untuk mengetahui siapa saja yang melihat resumnya. Script ini akan membuat aplikasi yang dapat diintegrasikan dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis.
Sifat server side berarti di dalam pengerjaan script akan dilakukan di server, setelah itu baru hasilnya dikirim ke browser. Keuntungan dari sifat server side antara lain:
1. Tidak melakukan kompibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan script PHP. Hasil akan dikirim kembali ke browser umumnya bersifat text atau gambar saja sehingga pasti dikenal oleh browser apapun.
2. Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.
3. Script tidak dapat dilihat dengan menggunaan fasilitas view HTML source.
Untuk pembuatan aplikasi ini digunakan Appserv. Dimana Appserv mempunyai arti software installer PHP secara instan yang berjalan pada
lingkungan windows. Setelah menginstal Appserv tidak saja menginstal PHP, tetapi juga sekaligus telah menginstal Apache web server dan
database MySQL. Ciri utama PHP ada 3, diantaranya :
1. Interpretatif
Yaitu kode PHP diinterprestasi oleh web server yang mengakomodasi PHP sebagai modul atau CGI (Common Gateway Interface).
2. HTML centric
Yaitu hasil interprestasi kode PHP oleh web server adalah kode-kode HTML yang dikirimkan ke web browser untuk diterjemahkan.
3. Server side
Yaitu kode PHP ditempatkan dan dieksekusu di sisi server.
2.5.2 Pengertian HTML
HTML merupakan suatu sistem penulisan perintah dan formatting hypertext yang ditulis kedalam dokumen text ASCII agar dapat menghasilkan tampilan visual terintegrasi.
Tanda-tanda yang merupakan struktur dari dokumen HTML antara lain :
1. Elemen
a. Elemen-elemen Head
Berfungsi memberikan informasi tentang dokumen tersebut. b. Elemen-elemen Body
Berfungsi membuat bagaimana isi suatu dokumen ditampilkan oleh browser.
2. Tag
Sewaktu browser menampilkan suatu webpage, browser tersebut akan membaca teks-teks pada dokumen HTML dan mencari suatu kode khusus yang disebut tag yang dinyatakan dengan tanda lebih kecil ( < ) atau tanda lebih besar ( > ).
Halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi html. File html ini dikirimkan oleh server ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah.
Lain halnya dengan program PHP. Program ini harus diterjemahkan oleh web server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan diantara kode-kode html sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan kode-kode html tersebut. Program PHP dapat ditambahkan dengan mengapit program tersebut diantara dua tanda <? Dan ?> atau <?php dan ?>.
Tanda-tanda tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html. File html yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensinya menjadi .php3 atau .php.
27
Metode penelitian sangat penting dalam suatu penelitian karena suatu kesimpulan yang diambil dapat dipengaruhi oleh metode penelitian yang dipakai. Metode penelitian juga cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh suatu masalah dengan tujuan tertentu.
3.1 Obyek Penelitian
Dalam tugas akhir ini penulis memilih Rumah Sakit Muhammadiyah yang terletak di Jalan Lama Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri sebagai tempat penelitan. Objek penelitiannya adalah Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada RS Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode.
3.2 Jenis Data
3.2.1 Jenis Data Menurut Sifat
Data Kualitatif adalah data yang bentuknya bukan bilangan ataupun angka. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang mana data tersebut berupa informasi pengelolaan data pasien serta gambaran umum proses pengobatan pasien.
3.2.2 Jenis Data Menurut Sumber dan Metode Pengumpulan Data
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer disini merupakan hasil interview dan observasi langsung yang berupa
tatacara pengelolaan data pasien serta gambaran umum proses
pengobatan pasien.
b. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, sehingga data sekunder telah melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti. Data sekunder
tersebut diperoleh dari studi pustaka terhadap beberapa buku-buku yang berlaku mengenai informasi tentang teknik - teknik pemrograman.
Tahap pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Cara-cara yang mendukung untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka
Metode ini dilakukan untuk mencari sumber-sumber, informasi dan panduan dimana konsep dan teori yang menjadi dasar pembuatan tentang pengembangan komputerisasi pengobatan pasien rawat jalan dengan sistem barcode berbasis web untuk pengelolaan data pasien rawat jalan yang meliputi analisis perancangan database menggunakan SQL dan pembangunan aplikasi menggunakan PHP.. 2. Studi lapangan
Studi ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang akan diteliti dan pengumpulan data dilakukan secara langsung hal ini meliputi :
a. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab kepada bagian pendaftaran dan rekam medik sebagai salah satu pengguna sistem.
b. Observasi
Metode ini digunakan untuk mengetahui cara pengelolaan data pasien, data pegawai, data dokter, data poliklinik, serta proses transaksi pembayaran, sehingga langkah-langkah yang dikerjakan dalam bagian tersebut bisa dipahami secara tepat sesuai dengan kinerja yang ada.
3.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 3.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah perancangan terstruktur. Dimana perancangan terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem komputer yang memiliki komponen – komponen dan hubungan yang sama atau serupa dengan permasalahan aslinya.
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam membangun sitem informasi yang kompleks membutuhkan metode-metode atau paradigma pengembangan yang mampu membantu menganalisis dan mendesain secara detail. Metode yang cocok adalah menggunakan jenis metode waterfall, hal ini dikarenakan model waterfall dapat memberikan kemudahan bagi perancang untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahapan sebelumnya. Siklus ini dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah kelima. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Maka tahapan-tahapan yang dilakukan dalam metode waterfall dapat di gambarkan pada gambar 3.1 :
Gambar 3.1 : Metode Waterfall
Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Adapun beberapa tahapannya yaitu :
1. Tahap problem definisi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak. Dimana sistem ini bertujuan untuk memudahkan dalam pencarian data dan monitoring penanganan pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan rencana pemenuhan atas kebutuhan sistem tersebut, mulai dari kebutuhan software, hardware sampai kebutuhan akan data yang akan diproses oleh sistem.
2. Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan pengguna dan organisasi serta menganalisa kondisi yang ada (sebelum diterapkan sistem informasi yang baru). Identifikasi kebutuhan aplikasi Problem Definisi
Requirement Analysis & Spesification
Design
Coding
System Testing
digunakan untuk mencari dan mengenal kebutuhan aplikasi yang digunakan dalam perancangan, diantaranya yaitu identifikasi data, informasi dan spesifikasi.
a) Identifikasi Data
1. Data pelapor/pegawai
2. Data pedoman penanganan dan penyelesaian pengobatan pasien sebagai acuan penanganan dan penyelesaian konflik.
b) Identifikasi Informasi
Hasil dari sistem pendaftaran pasien rawat jalan dengan barcode pada RS. Muhammadiyah dalam bentuk softcopy maupun hardcopy yang digunakan untuk memonitoring penanganan dan penyelesaian sistem pengobatan pasien.
c) Identifikasi Spesifikasi
Dalam pembuatan sistem ini dibutuhkan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras, adapun spesifikasinya antara lain: 1. Perangkat Lunak
Beberapa perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi ini diantaranya:
a) Sebagai editornya menggunakan Adobe Dreamweaver CS3
b) Sebagai databasenya menggunakan MySql, Apache server.
c) Sebagai mengolah gambar/foto menggunakan Adobe PhotoshopCS3.
2. Perangkat keras
Untuk mendukung pemakaian perangkat lunak di atas maka diperlukan komputer dengan hardware yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a) Processor merupakan otak dari komputer karena di processor dilakukan proses-proses kalkulasi maupun proses pembacaan.
b) RAM merupakan tempat penampungan sementara data yang akan diproses dari harddisk ke processor atau sebaliknya.
c) VGA Card dengan memori 64 Mb atau lebih sebagai media pengolahan gambar yang akan ditampilkan ke monitor.
d) Keyboard dan mouse untuk alat input pada komputer. 3. Tahap desain bertujuan menentukan spesifikasi detil dari
komponen- komponen sistem informasi ( manusia, hardware, software, network dan data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis. Untuk memodelkan sistem penulisan akan menggunakan UML. “Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti: Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan testing serta Dokumentasi”. UML mendifisikan diagram-diagram sebagai berikut :
a) Use Case Diagram
“Use case adalah deskripsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar user(pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai” menurut Munawar (2005:64).
b) Skenario Diagram
Untuk mempermudah dalam memahami bagaimana nantinya
berjalannya sistem sehingga pada saat pembangunan sistem, waktu yang akan digunakan akan lebih efisien.
c) Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aliran berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.
d) Class Diagram
Class diagram merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut atau property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda atau fungsi). 4. Tahap coding merupakan tahap untuk mengubah desain yang telah
dibuat menjadi sebuah sistem yang dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan. Tahap ini merupakan pengkodean dari desain ke dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam sistem ini desain yang telah dibuat di kodekan dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman web yaitu PHP dan MySQL. Dari suatu desain sistem yang telah dirancang akan diubah ke dalam bahasa komputer/diubah menjadi kode tertentu.
5. Tahap Testing (Pengujian) Agar sistem aplikasi yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal, perlu adanya proses pengujian. Metode pengujian sistem dilakukan dengan cara White Box dan Black Box.
Pengujian White Box adalah metode desain test case yg menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. Pengujian ini berfokus pd struktur kontrol program. Test case dilakukan unutk memastikan bahwa semua statement pada program telah dieksekusi minimal 1 kali, dan semua kondisi logis telah diuji.
Pengujian black box merupakan pengujian berbasiskan spesifikasi, kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut.
6. Tahap perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan. Hal ini dapat terjadi pada saat ditemukannya kesalahan, proses adaptasi perangkat lunak pada sistem operasi dan perangkat lunak lainnya yang tidak diduga dapat menimbulkan kesalahan. Untuk itu, dilakukan perbaikan terhadap kesalahan sistem yang ditemukan pada tahap uji coba. Dengan perawatan diharapkan sistem baru dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan user, yaitu dapat membantu memonitoring penanganan dan penyelesaian pengobatan rawat jalan pasien.
35
4.1 Tinjauan Umum RS Muhammmadiyah Selogiri 4.1.1 Sejarah Singkat RS Muhammadiyah Selogiri
Amal usaha RB PKU Muhammadiyah Nambangan Selogiri didirikan oleh beberapa orang anggota Muhammadiyah pada tahun 1967 dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri nomor : Ijin No PUD/B?Perid X/A tanggal 14 Juli 1970.
Pada awalnya amal usaha ini sangat sederhana mengingat pada masa itu kondisi negra diliputi oleh politik yang tidak stabil dan inflasi ekonomi. Sebagai tempat usaha adalah rumah Bapak Khambali didusun Nambangan, Desa Nambangan, kondisi bangunan yang sederhana, lantai rumah dari batu merah, dinding penyekat hanya terbuat dari bambo.
Dari kesederhanaan tersebut, justru memacu para pengurus untuk lebih dapat mengembangkan RB sehingga dapat beroperasi, dari segi dana pengurus berusaha untuk menghimpunnya melalui iuran guru agama yang menjadi anggota Muhammadiyah dan meminjam perhiasan milik kampung. Atas bantuan dan bimbingan Bapak Sahur, seorang anggota CPM TNI AD yang berasal dari Madura dan bertugas dikecamatan Selogiri dalam rangka menumpas G 30 S PKI, setapak demi setapak RB PKU Muhammadiyah Nambangan dapat melaksanakan kegiatan membantu masyarakat dalam hal pertolongan persalinan. Seiring dengan perjalanan waktu serta kegigihan pengurus, RB PKU akhirnya dapat membangun gedung diatas tanah milik sendiri yakni didusun Bulak desa Nambangan kecamatan Selogiri tahun 1979/1980.
Sejak saat itu RB PKU Muhammadiyah terus berbenah diri baik fasilitas gedung, sarana ijin operasional sementara No. 98/Kanwil/RB/VIII/1994, ijin operasional tetap No. YM.00.01.3.2.1.155.RB
Pada tanggal 01 September 2001 mulai beroperasi RS Muhammadiyah Selogiri dengan surat ijin penyelenggaraan RS dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM.02.04.2.2.1174. Pada tanggal 22 November 2004 perpanjangn ijin penyelenggaraan keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM.02.04.3.5.3320, dan untuk ijin operasional sampai saat ini adalah keputusan Bupati Wonogiri No. 170 tahun 2010
4.1.2 Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto
Visi :
Terwujudnya rumah sakit pilihan yang islami dengan pelayanan kesehatan yang professional dan berkualitas.
Misi :
1. Memberikan pelayanan yang bermutu dan professional.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat dan peduli terhadap kaum dhuafa.
3. Membentuk sumber daya manusia yang professional dan islami. 4. Mendukung persyarikatan Muhammadiyah khususnya di bidang
kesehatan dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Falsafah :
Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri, Wonogiri merupakan sarana untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tujuan :
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
2. Terselenggaranya pelayanan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat dan peduli terhadap kaum dhuafa.
3. Terwujudnya rumah sakit yang mengedepankan nilai-nilai islami. 4. Terlaksananya dakwah islamiyah sesuai tujuan Muhammadiyah. Motto :
Ramah Santun dan Islami Dalam Pelayanan.
4.2 Analisa Kebutuhan
Pada penelitian ini diperlukan komponen-komponen pendukung dalam membangun program yang akan dibuat. Sistem pendukung berupa perangkat keras dan perangkat lunak komputer, dan kebutuhan data serta informasi.
Analisa kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses, dan program dapat saling terhubung melalui spesifikasi yang harus ditentukan terlebih dahulu. Dengan analisa, suatu sistem diharapkan dapat diuraikan secara utuh menjadi komponen-komponen dasar dengan tujuan identifikasi, evaluasi permasalahan, dan pemenuhan kebutuhan yang diharapkan.
4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem
4.2.1.1 Deskripsi Sistem
Perangkat lunak yang akan dibangun yaitu Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Pada RS. Muhammadiyah Selogiri Dengan Barcode. Sistem ini diharapkan dapat membantu petugas rumah sakit untuk dapat mempermudah pendataan pasien, data dokter, data obat, data poliklinik, transaksi pembayaran, yang dapat diakses secara lokal di RS Muhammadiyah Selogiri.
Dalam pembuatan sistem barcode ini agar lebih mudah dapat menggunakan font di barcode code39. Dengan tipe software yang telah menyediakan font-font barcode, software akan memasukkan beberapa kode kedalam dokumen dan saat mencetak, printer menterjemahkan kode-kode ini dan membuat barcode tercetak.
4.2.1.2 Identifikasi Data
Data adalah bahan mentah dari informasi yang terdiri dari angka, huruf, dan simbol-simbol lainnya yang diolah menjadi informasi. Data yang dibutuhkan adalah :
1. Data tentang pengobatan pasien rawat jalan beserta penjelasan dan dokumentasinya.
2. Data tentang sistem barcode beserta penjelasan cara pengolahannya.
4.2.1.3 Identifikasi Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Informasi yang dihasilkan adalah :
1. Data-data terkumpul yang digunakan oleh admin sebagai informasi guna pengembangan sistem.
2. Informasi yang diterima oleh admin kemudian diolah untuk disajikan kepada petugas pendaftaran dan rekam medik.
4.2.2 Perancangan Kebutuhan Sistem
Perancangan sistem merupakan strategi untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan yang ditemui dalam pengembangan sistem. Perancangan sistem termasuk juga bagaimana mengorganisasikan sistem ke dalam subsistem-subsistem, alokasi subsistem-subsistem ke komponen-komponen ke perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur.
4.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem diantaranya adalah :
1. Sistem operasi setingkat dengan Windows XP atau versi yang lebih tinggi.
2. Xampp.
3. Adobe Dreamweaver CS3.
4. Sebagai databasenya menggunakan MySql Server. 5. Adobe Photoshop CS3 untuk membuat tampilan header. 6. Web Browser untuk menampilkan sistem
4.2.2.2 Kebutuhan Perangkat Keras
Terpenuhinya kebutuhan perangkat keras dari sebuah aplikasi yang akan dijalankan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaraan terhadap penggunaan aplikasi itu
sendiri. Adapun spesifikasi komputer yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perangkat keras agar aplikasi dapat dipasang ke dalam sistem adalah sebagai berikut :
Personal Komputer :
Spesifikasi personal komputer minimal yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini adalah komputer middle-end dengan prosesor dengan speed minimal Dual Core, 2GB DDR2 RAM 533Mhz, 250GB Hard Disk Storage.
4.3 Perancangan Sistem
Peranan terpenting pada suatu kegiatan pembangunan perangkat lunak adalah kegiatan perancangan sistem. Pada tahap tersebut pengembang merancang suatu sistem dengan memperhatikan semua aspek, mengolah data yang ada dan memperhitungkan segala kebutuhan user. Proses perancangan akan memberikan gambaran tentang perangkat lunak yang akan dibuat nantinya atau yang akan dikembangkan.
Secara garis besar, sistem kerja program ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah petugas dalam pendataan pasien.
2. Untuk mempermudah pasien dalam mendapatkan Kartu Identitas Berobat (KIB).
4.3.1 Gambaran Sistem Saat Ini
Sistem pendaftaran pasien rawat jalan pada RS Muhammadiyah Selogiri belum seluruhnya menggunakan sistem komputerisasi. Sistem komputerisasi hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu di rumah sakit ini dapat dilihat dari tugas-tugas unit yang terkait seperti berikut:
1. Pasien : Datang langsung ke Rumah Sakit untuk melakukan pendaftaran rawat jalan, selanjutnya mengambil No. antre yang telah disediakan dan menunggu sampai dipanggil petugas ke loket pendaftaran rawat jalan
2. Petugas Rumah Sakit : Memanggil pasien dari loket, lalu pasien di interview apakah pasien lama atau baru. Jika pasien baru, petugas