• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan (Studi pada Konsumen Wanita di Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan (Studi pada Konsumen Wanita di Kota Malang)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan

Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan

(Studi pada Konsumen Wanita di Kota Malang)

Ismi Nur Aisyah

Program Magister Manajeman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Margono Setiawan

Sunaryo

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: The recent phenomena shows that the rising of Indonesian society consumerism is marked by numerous shopping malls and behavior of consumers in Indonesia who adore fashion products overseas rather than local products. This study aims to identify and analyze the effect of status consumption, value consciousness, price-quality inference, social influ-ence on purchasing counterfeit brand of handbag towards consumer attitudes on counterfeit products. This study used quantitative methods by conducting explanative research. The population in this study was all female consumers in Malang and the samples were obtained 120 female consumers. The data analysis methods used path analysis. The results show that attitude may mediate the effect of consumption status, value consciousness, price-quality inference, and social influence toward purchase intention of counterfeit brand of handbag products. The attitude towards counterfeit products affect purchase intention.

Keywords: status consumption, value consciousness, price-quality inference, social influ-ence, consumer attitude, purchase intention, counterfeit brand of handbag

Abstrak: Fenomena yang ada saat ini menunjukkan bahwa meningkatnya konsumerisme

masyarakat Indonesia ditandai dengan banyaknya pusat perbelanjaan dan perilaku konsumen Indonesia yang memuja produk fashion luar negeri dibandingkan dengan produk lokal. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh status konsumsi, kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga dan pengaruh sosial terhadap minat pembelian produk

handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan penelitian eksplanatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen wanita di kota Malang dan diperoleh sampel berjumlah 120 konsumen wanita. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path

analy-sis). Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap dapat memediasi pengaruh dari status konsumsi,

kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga dan pengaruh sosial terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan. Sikap berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan.

Kata Kunci: status konsumsi, kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga, pengaruh sosial,

sikap konsumen, minat pembelian, handbag merek tiruan Alamat Korespondensi:

Ismi Nur Aisyah, Program Magister Manajeman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 12 No 4, 2014 Terindeks dalam Google Scholar

JAM

12, 4

Diterima, Agustus 2014 Direvisi, September, 2014 Desember, 2014 Disetujui, Desember 2014 Kecenderungan perilaku konsumen Indonesia yang

memuja produk fashion luar negeri dibandingkan dengan produk lokal rasanya bukan menjadi suatu

(2)

rahasia lagi. Produk fashion terutama yang bermerek selalu menjadi incaran pengunjung dan menjadi andalan dari pusat-pusat perbelanjaan (Michon, et al., 2007). Produk fashion yang paling banyak dijadikan objek tiruan adalah pakaian, sepatu, tas, jam tangan, produk berbahan kulit, dan perhiasan. Beberapa merek yang sering dibuat produk tiruannya adalah Louis Vuitton, Gucci, Buberry, Tiffany, Prada, Hermes, Chanel, Dior, Yves St Laurent, dan Cartier (Yoo dan Lee, 2009).

Keinginan konsumen untuk memperoleh produk bermerek mewah adalah alasan utama pasar untuk produk merek tiruan menjadi sangat berkembang. Alasan mengapa orang membeli produk bermerek mewah bisa menjadi indikator yang signifikan untuk memahami alsan-alasan mengapa mereka membeli produk tiruan mewah dan bermerak. (Wilcox, et al., 2009).

Pembeli barang tiruan memberikan alasan bah-wa mereka membeli barang tiruan, karena hal terse-but tidak memberikan dampak langsung yang merugi-kan bagi mereka, harga barang tiruan jauh lebih murah sehingga mereka merasa seolah-olah sebagai wise shoppers (Tommy, 2012). Alasan lain yang diberikan oleh konsumen barang tiruan adalah mereka meng-anggap pembelian barang tiruan tersebut tidak akan merugikan pemilik merek asli (Ha and Lennon dalam Cheek and Easterling, 2008). Bloch, et al., 1993 dalam Phau, et al., 2009, menyatakan bahwa konsumen membeli barang tiruan karena alasan kondisi keuangan yang sangat minim.

Fenomena yang terjadi dalam kurun waktu bela-kangan ini menggambarkan kecendrungan konsumen untuk membeli produk fashion karena dapat mencip-takan prestige kepada pemakai berdasarkan simbol merek yang dikenakan (Nia dan Zaichkowsky, 2000 dalam Cheek dan Easterling, 2008). Konsumen menggunakan status produk sebagai simbol untuk mengkomunikasikan kepada kelompok refrensi yang responnya sangat penting bagi pemakai produk (Nia dan Zaichkowsky, 2000).

Perilaku konsumen ini dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor-faktor-faktor internal. Salah satu faktor eksternal adalah keinginan konsumen untuk terlihat sama dengan role model mereka.

Penelitian ini berusaha memaparkan tentang fenomena produk fashion merek tiruan yaitu tas, dikarenakan adanya peningkatan minat konsumen. Produk tas mode yang menduduki posisi ketiga dari 11 jenis produk yang dipalsukan dengan persentase 26% pada tahun 2006 (Budiman, 2012). Perkem-bangan faktor pendukung seperti menjamurnya toko-toko baik di Mal maupun di tempat-tempat keramaian yang strategis, juga dengan perkembangan teknologi yang canggih memudahkan konsumen untuk menge-tahui bentuk, jenis dan harganya melalui toko online maupun melalui Handphone dengan adanya Facebook, twitter, BBM, Line, dan Instagram yang menjadi tren social media menjadikan celah untuk dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk menjual produk merek tiruan dengan kualitas tertentu.

Perilaku konsumen seorang wanita sangat berbe-da jauh berbe-dari seorang pria. Hal ini disebabkan karena wanita biasanya cenderung membeli barang karena terpengaruh dari tampilan luar suatu produk, tidak hanya itu seorang wanita biasanya suka mengikuti jenis produk keluaran terbaru. Wanita juga cenderung mem-beli barang bukan karena kebutuhan dan semata-mata hanya untuk gengsi belaka (www.ekonomi. kompasiana. com, 2013).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sema-kin sebuah produk memiliki kesuksesan dan ketenaran atas nama mereknya, maka akan semakin terbuka peluang atas timbulnya produk tiruan tersebut di masyarakat (Nia dan Zaichkowsky, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian Icek Ajzen dalam Theory of Planned Behavior (TPB), dapat diketahui bahwa sikap merupakan salah satu faktor penentu terciptanya intensi. Oleh sebab itu, sikap positif dalam pembelian produk tiruan dianggap berpengaruh positif terhadap intensi pembelian produk tiruan, sebaliknya, berpengaruh negatif terhadap intensi pembelian produk original.

Menurut Ang, et al. (2001), sikap konsumen terhadap produk tiruan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal konsumen. Lebih lanjut, Ang, et al. (2001) juga menyatakn bahwa konsumen menggu-nakan produk tiruan dengan tujuan menujukkan citra diri mereka dan dengan ekspektasi membuat orang lain terkesan. Konsumen yang memiliki keinginan

(3)

besar untuk meningkatkan image mereka dimata orang lain, akan membeli suatu barang atau produk yang secara nyata menunjukkan citra diri mereka (Ang, et al., 2001).

Hasil dari penelitian lain telah menegaskan bahwa sikap pada konsumen ditemukan lebih berguna atau memiliki pengaruh yang lebih kuat pada memprediksi perilaku niat dari pada norma subyektif. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap perilaku niat, dalam hal ini adalah status konsumsi, kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga dan pengaruh sosial.

Fenomena meningkatnya pemalsuan merek tiruan ini memang ada kaitannya dengan perilaku konsumen yang memiliki hubungan erat dengan proses pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebu-tuhannya (Kotler dan Amstrong, dalam Tommy 2012). Ada beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para pakar. Diantaranya menurut (Schiffman dan Kanuk 2010:108) perilaku konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan layanan yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Peri-laku konsumen berfokus pada bagaimana konsumen membuat keputusan untuk membelanjakan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) untuk barang-barang konsumsi.

Perilaku konsumen merupakan suatu karakte-ristik sifat yang dimiliki individu. Untuk memahami keinginan konsumen diperlukan adanya analisa mengenai apa yang mereka pikirkan (cognition), apa yang mereka rasakan (affect), serta hal disekitarnya (environment) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh affect, dan cognition. Dari 3 (tiga) elemen ini akan menghasilkan persepsi konsumen dari penga-lamannya dalam suatu kegiatan, rasa, atau penggu-naan benda.

Pada hakikatnya, semua perilaku konsumen dipe-ngaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dalam diri konsumen. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsu-men.

Faktor lain yang merupakan bagian dari perilaku konsumen adalah sikap konsumen karena perilaku

konsumen diwujudkan atau direalisasikan dalam suatu sikap. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:222), sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tiruan, antara lain:

Status Konsumsi

Merupakan konsumen yang mencari kepuasan pribadi dan ingin memperlihatkan prestise dan status mereka kepada lingkungan sekitar, biasanya lewat bukti- bukti yang terlihat (Eastmen, et al., 1997 dalam Phau dan Teah, 2009) atau Proses motivasi di mana seorang individu mencoba untuk meningkatkan/status sosialnya melalui konsumsi produk dengan gambar yang jelas (Eastman, et al., 1999 dalam Tommy, 2012).

Kesadaran Nilai

Merupakan kesadaran untuk mendapatkan harga yang lebih rendah sehubungan dengan batasan kualitas (Lichtenstein, Netemeyer, dan Burton, 1990 dalam Nurul, 2012).

Perbandingan Kualitas-Harga

Merupakan Menurut Grossman dan Shapiro (1988) dalam Nurul, 2012 menyatakan ada dua tipe pembeli produk tiruan berkaitan dengan perbandingan kualitas dan harga. Tipe pembeli pertama adalah kon-sumen yang akan memilih produk tiruan jika produk tersebut sebanding dengan produk asli dalam semua aspek namun lebih unggul dalam harga yang ditawar-kan, karena produk tiruan tersebut memberikan keuntungan dari status dan atribut kualitas produk bermerek yang asli. Sedangkan tipe pembeli kedua, walaupun produk tiruan lebih rendah dari produk original, keunggulan harga yang ditawarkan sudah cukup menutupi kekurangan dalam kualitas dan performanya.

Pengaruh Sosial

Merupakan pola konsumsi adalah refleksi dari posisi kelas sosial konsumen, yang merupakan faktor penentu perilaku pembelian konsumen yang lebih signifikan dibandingkan pendapatan (Martineau, 1968

(4)

dalam Phau, Teah 2009). Yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor sosial, seperti: refrensi dari kelompok, keluarga dan status social.

Sebelum melakukan pembelian terhadap produk handbag merek tiruan, dibutuhkan minat dari konsu-men terlebih dahulu terhadap produk tersebut. Minat menurut Assael (2002:53) merupakan minat beli konsumen timbul dan terbentuk setelah konsumen melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap suatu merek dan akan melakukan pembelian terhadap merek yang dapat memberikan tingkat paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan.

METODE

Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan pengembangan hipotesis dan kajian empiris, disusun kerangka penelitian yang disajikan pada gambar 1.

H5 : Sikap konsumen pada produk tiruan berpenga-ruh terhadap minat pembelian produk hand-bag merek tiruan.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini, terdapat enam variabel yang akan diteliti yaitu variabel status konsumsi (X1), kesa-daran nilai (X2), perbandingan kualitas-harga (X3), pengaruh social (X4), sikap konsumen (Y1) dan minat pembelian (Y2).

Definisi operasional pada masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Status Konsumsi

Status konsumsi merupakan konsumsi produk yang melambangkan status baik untuk individu maupun orang lain di sekitarnya yang mencerminkan identitas diri mereka.

Kesadaran Nilai

Kesadaran Nilai merupakan konsumen yang sadar akan nilai untuk mempertimbangkan kualitas, harga dan uang yang akan mereka keluarkan untuk membeli produk handbag merek tiruan.

Perbandingan Kualitas-harga

Perbandingan kualitas-harga merupakan mengu-kur kecendrungan konsumen yang mempedulikan perbandingan antara kualitasdan harga terhadap produk handbag merek tiruan.

Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial mengukur kecendrungan konsu-men yang dipengaruhi oleh kelompok refrensi/sosial-nya terhadap produk handbag merek tiruan.

Teknik Sampling dan Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanti-tatif yang dikategorikan sebagai explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.

Penelitian dilakukan pada Masyarakat kota Malang yaitu konsumen wanita. Konsumen wanita dipilih sebagai subjek penelitian karena dapat mewakili H1 H2 H5 H3 H4 X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 Gambar 1.

H1 : Status konsumsi berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. H2 : Kesadaran nilaiberpengaruh terhadap minat pembelian produk handbagmerek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. H3 : Perbandingan Kualitas-harga berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan.

H4 : Pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbagmerek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan.

(5)

karakteristik subjek penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kon-sumen wanita di Kota Malang. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode kuisioner, kemu-dian data diolah melalui software SPSS. Dalam peneli-tian ini digunakan metode sampel Nonprobability Sampling dengan jumlah sempel sebanyak 120 responden sudah representatif karena jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500.

Dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pertimbangan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Responden wanita yang berumur antara 17–50 tahun, dengan alasan responden yang berusia di atas 17 tahun sudah merupakan subjek pengambil keputusan dalam pem-belian. (2) Responden merupakan penyuka tas/handbag fashion dari berbagai merek. (3) Responden wanita yang sudah pernah membeli tas/handbag tiruan ber-merek atau yang berencana untuk membeli tas/hand-bag dalam waktu dekat ini.

Metode Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis jalur (path analysis) untuk menganalisa data. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengeta-hui pengaruh langsung maupun tidak langsung sepe-rangkat variabel eksogen terhadap endogen.

Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z).

HASIL

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah hasil pengolahan data sampel dapat diterapkan untuk populasi. Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis digunakan nilai signifikansi (p-value) dengan kriteria apabila p-value > 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya kofisien jalur yang diperoleh

adalah tidak signifikan, apabila p-value < 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya kofisien jalur yang diperoleh adalah signifikan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Status konsumsi berpengaruh terhadap mi-nat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. (2) Kesadaran nilaiberpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. (3) Perbandingan Kualitas-harga berpe-ngaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. (4) Pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan. (5) Sikap konsumen padaproduk tiruan berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan.

Hasil pengujian analisis path dengan SPSS 18.0 untuk mengetahui hubungan langsung yang kemudian dari hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan perhitungan untuk mengetahui pengaruh hubungan tidak langsung melalui pengujian dengan perhitungan rumus Sobel.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji sobel dalam penelitian ini disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Mediasi dengan Sobel Test

Pengaruh Antar

Variabel Koefisien p-Value Ket

Statusk k. Sikap

Minat pembelian 0,097 0,017 Sig

Kesadaran Sikap

Minat Pembelian 0,072 0,020 Sig

Perbandingan Sikap Minat Pembelian

0,131 0,023 Sig

P. sosial Sikap

Minat pembelian 0,115 0,019 Sig

Sikap Minat 0,329 0,000 Sig

Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Hipotesis 1 : Status konsumsi berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan.

Hasil pengujian hipotesis dengan pengujian pe-ngaruh tidak langsung dengan uji sobel diperoleh

(6)

koefisien sebesar koefisien jalur sebesar 0,097 dengan nilai thitung sebesar 2,36 yang memiliki nilai lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 denagn nilai signifikansi 0,017 yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan statistic  = 5% (0,05). Berdasarkan hasil uji mediasi, penga-ruh variabel independen terhadap variabel dependen berkurang c’< c yaitu 0,632< 0,729 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari  = 5%, sikap konsumen pada produk tiruan merupakan variabel yang meme-diasi sebagian (partial mediation). Hasil ini menun-jukkan bahwa terjadi mediasi sebagian (partial me-diation) antara status konsumsi (X1) terhadap minat pembelian (Y2) melalui mediasi sikap konsumen pada produk tiruan yang signifikan sehingga hipotesis 1 dapat diterima.

Hipotesis 2 : Nilai Kesadaran berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan.

Hasil pengujian hipotesis dengan pengujian pengaruh tidak langsung dengan uji sobel diperoleh koefisien sebesar 0,072 dengan nilai t hitung sebesar 2,32 yang memiliki nilai lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 denagn nilai signifikansi 0,020 yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan statistic  = 5% (0,05). Ber-dasarkan hasil uji mediasi, pengaruh variabel indepen-den terhadap variabel depenindepen-den berkurang c’< c yaitu 0,087< 0,165 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari  = 5%, sikap konsumen pada produk tiruan merupa-kan variabel yang memediasi sebagian (partial me-diation). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi mediasi sebagian (partial mediation) antara kesadaran nilai (X2) terhadap minat pembelian (Y2) melalui mediasi sikap konsumen pada produk tiruan yang signifikan sehingga hipotesis 2 dapat diterima.

Hipotesis 3 : Perbandingan Kualitas-harga berpenga-ruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan.

Hasil pengujian hipotesis dengan pengujian pe-ngaruh tidak langsung dengan uji sobel diperoleh koefi-sien sebesar 0,131 dengan nilai thitung sebesar 2,25 yang memiliki nilai lebih besar dari ttabel sebesar 1,96 denagn nilai signifikansi 0,023 yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan statistic  = 5% (0,05). Berdasarkan

hasil uji mediasi, pengaruh variabel independen terha-dap variabel dependen berkurang c’< c yaitu 1,032 < 1,162 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari  = 5%, sikap konsumen pada produk tiruan merupakan varia-bel yang memediasi sebagian (partial mediation). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi mediasi sebagian (partial mediation) antara perbandingan kualitas-harga (X3) terhadap minat pembelian (Y2) melalui mediasi sikap konsumen pada produk tiruan yang signifikan sehingga hipotesis 3 dapat diterima.

Hipotesis 4 : Pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen pada pro-duk tiruan.

Hasil pengujian hipotesis dengan pengujian pengaruh tidak langsung dengan uji sobel diperoleh koefisien sebesar 0,115 dengan nilai thitung sebesar 2,34 yang memiliki nilai lebih besar dari ttabel sebesar 1,96 denagn nilai signifikansi 0,019 yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan statistic  = 5% (0,05). Ber-dasarkan hasil uji mediasi, pengaruh variabel indepen-den terhadap variabel depenindepen-den berkurang c’< c yaitu 0,295 < 0,411 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari  = 5%, Sikap konsumen pada produk tiruan merupa-kan variabel yang memediasi sebagian (partial mediation). karena hubungan faktor terhadap minat pembelian dengan nilai c’ yang menurun ketika varia-bel sikap sebagai mediasi mengontrol hubungan keduanya. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi me-diasi sebagian (partial mediation) antara pengaruh sosial (X4) terhadap minat pembelian (Y2) melalui mediasi sikap konsumen pada produk tiruan yang signifikan sehingga hipotesis 4 dapat diterima.

Hipotesis 5 : Sikap konsumen pada produk tiruan ber-pengaruh terhadap minat pembelian pro-duk handbag merek tiruan.

Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh sikap konsumen (Y1) terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan (Y2) melalui sikap (Z) meng-hasilkan nilai koefisien jalur 0,329 dengan nilai thitung sebesar 4,62 yang memiliki nilai lebih besar dari ttabel sebesar 1,96 dan nilai signifikansi 0,000 yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan statistic  = 5%, dengtan kata lain bahwa diperoleh hasil pengaruh positif dan signifikan sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

(7)

sikap konsumen pada produk tiruan terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan dapat diterima.

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Pengujian hipotesis tentang faktor sosial (X1) dan faktor pribadi (X2) berpengaruh terhadap minat pembelian film bajakan (Y) melalui sikap (Z) disajikan pada Tabel berikut.

PEMBAHASAN

Hasil dari hipotesis pertama bahwa status kon-sumsi pada produk dapat memberikan kesan untuk meningkatkan status social dari konsumen baik dari segi simbol merek maupun untuk menunjukkan citra diri mereka.

Hubungan mediasi partial berarti bahwa adanya pengaruh baik dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sehingga adanya pengaruh total yang lebih besar. Handbag merek tiruan bagi konsumen yang peduli akan status/prestis akan menstimulus kon-sumen untuk lebih berminat dalam pembelian produk handbag juga adanya pengaruh langsung dari sikap konsumen yang mempunyai ketertarikan akan produk yang bermerek atau mempunyai prestis ditambah lagi dengan pengaruh status konsumsi dari konsumen yang ingin mencari kepuasan pribadi pada produk handbag merek tiruan secara tidak langsung melalui sikap kon-sumen yang positif akan berdampak pada meningkat-nya minat beli konsumen. Hasil penelitian ini menguat-kan hasil penelitian Nordin (2009) yang secara implisit menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap produk palsu memediasi hubungan antara faktor personal dan sosial terhadap niat pembelian.

Hasil hipotesis kedua berarti adanya hubungan mediasi partial bahwa adanya pengaruh baik dari pe-ngaruh langsung dan pepe-ngaruh tidak langsung sehingga adanya pengaruh total yang lebih besar. Handbag merek tiruan bagi konsumen yang sadar akan nilai manfaat, harga yang murah, symbol status akan men-stimulus konsumen untuk lebih berminat dalam pem-belian produk handbag juga adanya pengaruh langsung dari sikap konsumen yang mempunyai ketertarikan akan produk yang mempunyai nilai manfaat, simbol status dan nama merek yang terkenal ditambah lagi dengan pengaruh kesadaran nilai secara tidak

langsung melalui sikap konsumen yang positif akan berdampak pada meningkatnya minat beli konsumen. Hal ini berarti bahwa konsumen yang sadar dan peduli pada produk handbag merek tiruan dengan harga yang lebih murah dapat memotivasi konsumen untuk lebih berminat membeli produk handbag merek tiruan. Dengan demikian, bagi konsumen yang sadar akan nilai akan memiliki persepsi nilai yang tinggi terhadap produk tiruan (Furnham dan Valgeirsson, 2007). Sesuai dengan pernyataan Bloch, et al., dalam Wang, 2005 bahwa konsumen akan memilih barang tiruan dibandingkan barang asli jika terdapat keunggulan harga (price advantage) di dalamnya.

Hasil dari hipotesis ketiga yaitu hubungan antara perbandingan kualitas-harga terhadap minat pem-belian melalui sikap konsumen ditemukan mempunyai hubungan mediasi partial. Hal ini berarti bahwa adanya pengaruh baik dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sehingga adanya pengaruh total yang lebih besar. Handbag merek tiruan bagi konsumen yang melihat produk tersebut dari perbandingan harga yang murah dan kualitas yang tidak mengecewakan akan menstimulus konsumen untuk lebih berminat dalam pembelian produk handbag juga adanya pe-ngaruh langsung dari sikap konsumen yang mempu-nyai ketertarikan akan produk yang mempumempu-nyai kuali-tas yang cukup baik dengan harga yang terjangkau ditambah lagi dengan pengaruh perbandingan kualitas-harga secara tidak langsung melalui sikap konsumen yang positif akan berdampak pada meningkatnya minat beli konsumen.

Hal ini berarti bahwa harga memainkan peran penting dalam daya tarik produk tiruan. Persepsi kon-sumen tentang kualitas atau keunggulan dari suatu produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan atas atribut yang dianggap penting baginya. Studi sebelum-nya telah menunjukkan bahwa perbedaan harga meru-pakan variabel yang penting ketika memilih sebuah produk tiruan (Cordell, et al., dalam de Matos, et al., 2007). Sesuai dengan pernyataan dari Huang, et al., 2004 bahwa semakin kuat hubungan antara harga dan kualitas bagi seorang konsumen, maka akan semakin rendah perception of quality dari konsumen tersebut terhadap barang fashion tiruan. Sikap yang positif terhadap produk tiruan biasanya akan memiliki hu-bungan yang positif juga dengan kesediaan konsumen untuk membeli barang fashion tiruan.

(8)

Hasil hipotesis keempat yang berarti adanya hu-bungan antara pengaruh sosial terhadap minat pembe-lian melalui sikap konsumen ditemukan mempunyai hubungan mediasi partial. Hal ini berarti bahwa adanya pengaruh baik dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sehingga adanya pengaruh total yang lebih besar. Konsumen yang tertarik pada handbag merek tiruan karena adanya pengaruh dari lingkungan social maupun dari kelompok social yang mengguna-kan produk handbag sehingga memberimengguna-kan daya tarik untuk berminat membeli produk handbag merek tiruan tersebut. Adanya pengaruh langsung dari sikap konsumen yang mempunyai ketertarikan akan produk karena orang lain akan membentuk sikap yang positif ditambah lagi dengan pengaruh sosial secara tidak langsung melalui sikap konsumen yang positif akan berdampak pada meningkatnya minat beli konsumen. Dengan hal ini berarti yang mempengaruhi peri-laku pembelian konsumen adalah faktor sosial, seperti: refrensi dari kelompok, keluarga dan status sosial. Faktor sosial merujuk kepada efek yang diberikan dari seseorang kepada sikap konsumen individu lainnya (Ang, et al., 2001). Menurut Solomon (2011), salah satu cara refrensi kelompok mempengaruhi seseorang individu adalah melalui value xepressive influence, yaitu individu menggunakan merek tertentu dengan harapan dapat meningkatkan citranya di mata orang lain, mendapatkan rasa kagum dan hormat dari orang lain, selain itu juga dengan menggunakan merek me-wah tersebut, individu merasa seperti seseorang yang dikagumi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima bahwa pengaruh langsung sikap konsumen pada pro-duk tiruan terhadap minat pembelian propro-duk handbag merek tiruan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Phau, et al. (2009) yang berdasarkan Theory of Planned Behaviour meng-konfirmasi adanya hubungan antara sikap dan minat. Sikap terhadap produk tiruan bermerek mewah merupakan alat prediksi yang signifikan atas minat pembelian terhadap produk handbag merek tiruan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pembuktian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

Status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan me-lalui sikap konsumen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin produk handbag mempunyai status/ prestis dan memiliki simbol merek yang mencermin-kan pemakainya sehingga menimbulmencermin-kan sikap yang positif untuk lebih berminat dalam pembelian handbag merek tiruan.

Nilai kesadaran berpengaruh positif terhadap mi-nat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin produk handbag mempunyai nilai tentang harga yang lebih murah, nilai manfaat, kualitas yang sebanding, nama merek yang terkenal menjadikan konsumen memiliki nilai kesadaran yang tinggi. Sehing-ga secara tidak langsung menimbulkan sikap yang positif untuk lebih berminat dalam pembelian handbag merek tiruan.

Perbandingan kualitas-harga berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Hal tersebut meng-indikasikan bahwa semakin produk handbag mem-punyai keunggulan harga yang lebih murah dari pada produk asli dan memberikan keuntungan dari status dan atribut kualitas produk bermerek yang asli meski-pun adanya jaminan kualitas yang kurang baik, maka akan semakin menimbulkan sikap yang positif untuk lebih berminat dalam pembelian handbag merek tiruan.

Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan mela-lui sikap konsumen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi pengaruh dari refrensi kelom-pok, keluarga dan teman-teman di lingkungannya akan menimbulkan sikap yang positif untuk lebih berminat dalam pembelian handbag merek tiruan.

Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap mi-nat pembelian produk handbag merek tiruan karena adanya fasilitas kemudahan dalam mendapatkan pro-duk tiruan yang beredar di pasaran, murah dan sanksi sosial juga hukum yang masih longgar semakin men-jadikan tingginya minat pembelian produk handbag merek tiruan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari penelitian ini sebagai berikut:

(9)

Produk handbag merek tiruan yang beredar di pasaran saat ini memiliki kualitas dan atribut-atribut yang semakin baik dan mirip dengan produk aslinya, oleh sebab itu, produsen harus senantiasa berusaha untuk berinovasi (seperti melalui desain khusus untuk merek produk mereka) dan membuat strategi mar-keting yang menarik untuk meminimalisasi perkem-bangan produk tiruan sehingga konsumen pun merasa bahwa mereka membayar mahal untuk suatu produk yang inovatif dan berkualitas.

Bagi produsen produk asli, perlu dipertimbangkan adanya perkembangan pemalsuan produk yang terus meluas di berbagai Negara. Mengingat kerugian yang besar bagi perusahaan juga pemilik merek harus mem-publikasikan dan merekomendasikan pengecer atau outlet resminya sehingga konsumen mengetahui informasi outlet resmi dari pemilik merek.

Bagi konsumen juga harus lebih berhati-hati dalam membeli produk handbag, harus mempunyai penge-tahuan tentang produk yang diinginkan dengan me-ngetahui ciri-ciri produk asli dan yang palsu.

Merek handbag harus berkonsentrasi pada pe-ningkatan utilitas yang dirasakan dari produk mewah asli dibandingkan dengan harga. Hal ini dapat dilaku-kan baik melalui pengurangan harga atau mendidik calon pembeli dari atribut produk fisik yang superior. Penekanan untuk meningkatkan kualitas produk bukan hanya citra merek melalui komunikasi pemasaran. Sebuah logo palsu dan desain dapat menyampaikan merek, namun jika produk asli jauh lebih unggul dalam kualitas akan sulit untuk produk palsu mengikutinya. Pemerintah harus dapat mengingatkan dan mengedukasi konsumen lewat serangkaian komuni-kasi dan pendidikan terhadap masyarakat tentang bahayanya memproduksi, dan membeli produk tiruan. Karena hal ini memang merugikan produsen barang asli dan juga pemerintah. Salah satu bentuk pendidikan juga bisa dilakukan di sekolah-sekolah. Seperti misal-nya pendidikan etika bisnis di universitas-universitas yang ada di Indonesia, yang harus memuat fenomena pemalsuan barang sebagai salah satu jalan mencari uang yang salah atau melakukan bisnis yang berten-tangan dengan etika dan juga hukum.

Bagi penelitian selanjutnya, penelitian dapat dila-kukan pada produk fashion yang lain seperti, sepatu, pakaian, aksesoris dll sehingga hasil penelitian dapat

digeneralisasikan, serta dilakukan dengan periode penelitian terbaru.

DAFTAR RUJUKAN

Ang, S.H., Cheng, P.S., Lim, E.A.C., Tambyah, S.K. 2001. ”Spot the Difference: Consumer Responses Towards Counterfeits”. Journal of Consumer Marketing. Vol. 18 No.3 pp.219–235.

Anonimous. 2013. Evolusi Perilaku Konsumen Indonesia.

http: //ekonomi.Kompasiana.com/bisnis/2013/04/ 16/evolusi-perilaku-konsumen-indonesia 551982. html. Diakses Februari 2014.

Assael, H. 2002, Consumers Behavior and Marketing

Action, Edisi 3. Boston Massachusset, AS: Kent

Pub-lishing Company.

Budiman, S. 2012. Analysis of Consumer Attitudes to Pur-chase Intentions of Counterfeiting Bag Product in Indonesia. International Journal of Management,

Economics and Social Sciences. Vol. 1(1), pp.1–22.

Cheek, W.K., dan Easterling. 2008. Fashion counterfeiting: Consumer behavior issues. Journal of Family and

Consumer Sciences. 100,4.

De Matos, Ituassu, and Rossi. 2007. Consumer Attitudes Toward Counterfeits: A Review And Extension.

Jour-nal of Consumer Marketing, 24(1), 36–47.

Furnham, A., and Valgeirsson, H. 2007. The Effect of Life Values and Materialism on Buying Counterfeit Products.

The Journal of Socio-Economics. No. 36 pp. 677–

685.

Huang, L., and Ho. 2004. Consumer Attitude Toward Gray Market Goods. International Marketing Review,

21(6). 598–614.

Michon, H.Y., Smith, D., Chebat, J.C. 2007. The Shopping Experience of Female Fashion Leaders. International

Journal of retail & Distribution Management. Vol.

35 No.6. pp.488–501.

Nia, A., dan Zaichkowsky, J.L. 2000. Do counterfeits de-value the ownership of luxury brands? The Journal

of Product and Brand Management, Vol.9, No.7, pp.

97–485.

Nordin, N. 2009. A Study on Consumers’ Attitude towards

Counterfeit Products in Malaysia. A Ph.D.

Disserta-tion, University of Malaya, Malaysia.

Nur ul, H. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Sikap Konsumen terhadap Produk Tiruan dari Produk Bermerek Mewah dan Pengaruhnya terhadap Intensi Pembelian Produk Tiruan dari Produk Bermerek Mewah. Tesis. Jakarta:

Ma-gister Manajemen, Fakultas Ekonomi Universi-tas Indonesia.

(10)

Phau, I., Teah, M., dan Lee, A. 2009. Targeting buyers of counterfeits of luxury brands: A study on attitudes of Singaporean consumers. Journal of Targeting,

Mea-surement, and Analysis for Marketing. Vol.17 , No.1 ,

pp.3–15.

Phau, I., dan Teah, M. 2009. Devil Wears (Counterfeit) Prada: A Study of Antecedents and Outcomes of At-titudes Towards Counterfeits Of Luxury Brands.

Jour-nal of Consumer Marketing. Vol.26, No.1, pp-15–27.

Rinella, P. 2008. Frontier: Karakter Unik Konsumen Indonesia

#6 suka buatan luar negri. http://vibizmanagement.

com. November 2013.

Schiffman, L., dan Kanuk, L.L. 2010. Perilaku Konsumen. (edisi 10). Jakarta: Prentice Hall.

Solomon, M.R. 2011. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New Jersey: Pearson Education Inc.

Tommy, H.T. 2012. Pengaruh Faktor Sosial dan Personal

terhadap Sikap dan Niat Beli Konsumen untuk Barang Fashion Palsu di Kota Denpasar dan Kabu-paten Badung, Tesis. Jurusan Magister Manajemen

Program Studi Manajemen Universitas Udayana Denpasar, Bali.

Wang, Z., and Ouyang, M. 2005. Purchasing Pirated Soft-ware: An Initial Examination of Chinese Consumers.

Journal of Consumer Marketing. Vol.22, No.6, pp.

340–351.

Wilcox, K., Kim, dan Sen, S. 2009. Why do consumers buy counterfeit luxury brands? Journal of Marketing

Research. Vol.46, No.2, pp.247–259.

Yoo, B., dan Lee, S. 2009. Buy Genuine Luxury Fashion Products or Counterfeits? Advances in Consumer

Referensi

Dokumen terkait

Dan Tabel 1, terlihat bahwa suhu udara rataan harian dan suhu udara maksimum pada petak C dan D di plot percobaan Cibandawoh, Cijengkol maupun di Cigenter, relatif lebih tinggi

Saya selaku hamba Tuhan Yesus Kristus memberitahukan bahwa: Pengampunan dosa sudah berlaku demi nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, bagi setiap orang yang dengan

Schumpeter (1954) mengatakan, terdapat suatu great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama lebih dari 500 tahun, yaitu pada masa yang dikenal dengan dark ages oleh

2. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan Praktek melakukan kerja yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh penulis pada dunia kerja terkait dan untuk menyelesaikan

Paham Anarkisme muncul dari kata serapan dari bahasa inggris anarchy atau anarchie, yang berakar dari kata yunani anarchos/anarchien tanpa pemerintahan atau

Sedangkan hasil peramalan gelombang dengan metode SMB didapatkan untuk musim barat tinggi gelombang signifikan sebesar 0,978 meter dengan periode 8,276 detik,

Karena F hitung &gt; Ftabel atau 105,53 &gt; 2,37 maka Ho ditolak berarti panjang geram yang dihasilkan pada proses pembubutan dengan menggunakan radius pemutus geram yang