• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Banyak tindak pidana yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu tindak pidana yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah kejahatan narkoba. Saat ini kejahatan narkoba kerap kali terjadi di Indonesia, baik yang dilakukan oleh warga negara Indonesia sendiri maupun warga negara asing yang melakukan transaksi narkoba di Indonesia.

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan aktif lainnya . Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

(2)

2

Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi. Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak dapat lepas dari “cengkraman”nya.

Berdasarkan UU No.2 Tahun 1997 (dalam Makarao, dkk:2003) jenis narkotika dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan l, golongan ll, dan golongan lll.Narkotika golongan l adalah adalah narkotika paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh di gunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium , dan lain-lain.

Narkotika golongan ll adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk daya pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunanny, benzetidin, betametadol, dan lain-lain. Narkotika golongan lll adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.

Pada perkembangannya, peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dalam beberapa tahun terakhir ini telah memperlihatkan yang mencolok. Penyalahgunaan narkoba dibeberapa negara sudah dianggap sebagai bahaya nasional dan internasional, baik oleh negara-negara maju atau negara-negara berkembang, termasuk negara-negara ASEAN, sehingga sudah dirasakan sebagai

(3)

3

suatu masalah dunia yang mengancam kehidupan masyarakat hampir segala bidang baik politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Penyalahgunaan narkoba mulai tumbuh dan berkembang menjadi sebuah masalah sosial di Indonesia sejak tahun 1969. Saat ini, masalah narkoba sudah menjadi masalah yang meresahkan masyarakat. Di Indonesia, pemerintah selalu berusaha menekan dan mengurangi jumlah kriminalitas yang terjadi, satu diataranya kriminalitas yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba oleh masyarakat yang minim akan pengetahuan terhadap bahaya yang terjadi jika menggunaan narkoba tentu akan mengganggu stabilitas keamanan kehidupan masyarakat baik itu didalam keluarga, tetangga juga lingkungan tempat tinggal.

Dalam beberapa dasarwarsa terakhir ini penyalahgunaan narkoba sebagian dilakukan kaum remaja. Khusus di Indonesia kelakuan ini kerap melanda remaja di kota-kota besar. Jika di telusuri secara cermat memang sangat sulit untuk mencari korelasi timbulnya kasus penyalahgunaan narkoba oleh remaja dengan kondisi-kondisi tertentu. Kesulitan ini sedikit dapat diatasi dengan diskripsi dan hasil penelitian secara psichiantrik, Soejono D,S.H., menjelaskan dalam sebuah hasil penelitian ilmiah, seorang psikiater Dr. Graham Blaine antara lain mengemukakan bahwa biasanya seseoranmg yang menggunakan narkoba dengan beberapa sebab, yaitu :

(4)

4

1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti kebut dijalan raya, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain-lain.

2. Untuk menunjukan tindakan menentang otoritas terhadapa orang tua atau guru atau norma-norma lainnya.

3. Untuk memepermudan penyaluran seks. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti kebut dijalan raya, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain-lain.

4. Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.

5. Untuk mencari dan menemukan arti hidup.

6. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.

7. Untuk menghilangkan kegelisahan dan frustasi dalam hidup.

8. Untuk mengikuti kemauan teman-teman dalam rangka pembinaan solidaritas.

9. Untuk sekedar iseng-iseng dengan, karena rasa ingin tahu yang besar (Rahmayani,2014).

Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan perangsang yang sejenis oleh kaum remaja erat kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi dan akibat yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses interaksi sosial.

(5)

5

Secara subjektif individual, penyalahgunaan narkoba oleh kaum remaja sebagai salah satu akselerasi upaya individual/subyek agar dapat mengungkapkan dan menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga yang hakikatnya menjadi kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu, terutama bagi remaja yang sedang tumbuh berkembang dalam segala aspek kehidupannya. Secara obyektif penyalahgunaan narkoba merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membani fisik dan mental sehingga menghambat pertumbuhan yang sehat.

Secara universal penyalahgunaan narkoba dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan distruktif dengan efek-efek negatifnya. Menurut Sudarsono(1991), seseorang yang menderita ketagihan dan ketergantungan pada narkoba akan merugikan dirinya sendiri, juga merusak kehidupan masyarakat. Sebab secara sosiologis, mereka mengganggu masyarakat dengan perbuatan-perbuatan kekerasan, acuh tak acuh, mmngganggu lalulintas, beberapa keabnormalan lainnya dan kriminalitas. Bahaya narkoba benar-benar merugikan masyarakat terutama dirinya sendiri. Sedangkan yang terjadi pada masyarakat Indonesia, penyalahgunaan narkoba tidak hanya terbatas dikalangan orang tua dan usia dewasa. Namun kenyataannya kaum remaja sudah banyak dalam dunia distruktif yakni penyalahgunaan narkoba. Berbagai media juga telah mempublikasikan pemberitaan mengenai narapidana remaja kasus narkoba.

Baik media cetak maupun media online. Seperti pemberitaan dari media cetak Tribun Lampung yang menyatakan bahwa : Menurut Badan Narkotika Nasional

(6)

6

(BNN) Provinsi Lampung menyatakan adanya pengguna narkoba dikalangan pelajar SMA maupun SMK di Bandar Lampung (april 9-2013).

Tanda-tanda kemungkinan penyalahgunaan narkoba. Tanda-tanda tersebut terlihat pada 3 sisi yakni emosi, fisik dan prilaku.

a. Tanda-tanda secara fisik :

1. Berat Badan turun secara drastis

2. Mata terlihat cekung, memerah, dan bibir kering serta kehitam-hitaman. 3. Tangan penuh bintik-bintik merah seperti gigitan nyamuk dan ada tanda

bekas sayatan di tangan/goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.

4. Buang air besar dan kecil kurang lancer

5. Sering sembelit atau sakit perut dengan alasan yang tidak jelas. b. Tanda-tanda secara emosi :

1. Sangat sensitive dan cepat bosan.

2. Bila ditegur atau dimarahi sering mengeluarkan sikap melawan atau membangkang.

3. Emosi tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara kasar terhadap keluarga maupun orang lain.

4. Nafsu makan tidak menentu. c. Mengalami perubahan prilaku:

1. Perubahan prilaku di sekolah

(7)

7

b. Sering meminjam uang kepada teman c. Sering tidak masuk sekolah/bolos d. Teman lama ditinggalkan

e. Sering dipanggil guru

f. Tidak memperhatikan pelajaran dan sering mengantuk g. Malas untuk pergi kesekolah

2. Perubahan prilaku di rumah

a. Tidak perduli atau memperhatikan kebutuhan dan kekurangan kebutuhan pokok rumah

b. Jarang ikut acara keluaga

c. Sering menggunakan kacamata hitam untuk menutupi mata yang merah dan sayu

d. Selalu menggunakan baju berlengan panjang untuk menutupi bekas suntikan atau sayatan di tangan.

e. Suka mencuri dan berbohong

f. Kamar berantakan dan suka memakai pewangi ruangan secara berlebihan

g. Barang di rumah banyak yang hilang

h. Sering ke toilet dan berlama-lama di toilet atau ruang yang gelap/gudang.

i. Menutup diri dan bersikap acuh tak acuh j. Malas mengurus diri

(8)

8

l. Sering didatangi teman yang bukan teman bermain sehari-hari di lingkungan rumah atau sekolah.

3. Perilaku umum :

a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab.

b. Menunjukan sukap tidak perduli dan jauh dari keluarga.

c. Sering mencuri uang dirumah, sekolah, tempat kerja, begitupun juga barang-barang.

d. Selalu kehabisan uang.

e. Waktu di rumah sering dihabiskan di kamar, toilet, gudang atau ruang gelap dan sepi.

f. Takut akan air. Jika terkena air mereka akan merasa sakit, maka dari itu mereka jarang sekali untuk mandi membersikan diri.

g. Sikapnya cenderung menjadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis ketika ada maunya. Seperti butuh uang untuk membeli obat tersebut. h. Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan terjadi pada saat gejala

atau sakau.

i. Sering bohong dan ingkar janji. j. Mengalami jantung berdebar-debar. k. Mengeluarkan air mata berlebihan. l. Mengeluarkan keringat berlebihan. m. Sering mengalami mimpi buruk.

n. Mengalami nyeri kepala dan mengalami nyeri dang ngilu-ngilu pada sendi-sendi.

(9)

9

Usia narapidana yang tergolong remaja tentunya masih membutuhkan bimbingan, arah serta pendamping dari orang tua dan lingkungan terdekat agar mereka dapat berkembang kearah pendewasaan yang lebih positif (Sarwono 2011). Namun, keberadaan dipenjara membuat mereka terpisah dari orang tua dan harus hidup dari narapidana lainnya dengan latar belakang kehidupan yang lain pula. Tidak jarang banyak narapidana yang meninggal pada awal tahanan disebabkan oleh stres dan kebutuhan yang kurang terpenuhi (Cipenk,2009).

Narapidana khususnya membutuhkan dorongan baik moral maupun material. Kasih sayang serta penerimaan dari orang tua dan lingkungannya. Seolah-olah mereka dibiarkan sendiri menghadapi masalah yang berdampak pada kondisi psikologisnya. Tidak jarang narapidana mengalami kecemasan, gangguan perasaan bahkan gejala depresi, seperti hasil penelitian yang telah dilakukan olehVareoy (2011) di penjara Norwegia. Hal ini menyebabkan narapidana terkucilkan dengan merasa takut untuk kembali kelingkungan setelah masa tahanan mereka selesai.

Menurut Kristianingsih (2009) Narapidana narkoba merupakan bagian dari narapidana dengan kondisi yang berbeda dan spesifik, yaitu mempunyai karakter atau prilaku yang cenderung berbeda akibat penggunaan narkoba yang dikonsumsi mereka saat ini. Seperti kurangnya tingkat kesadaran akibat rendahnya kemampuan penyerapan, keterpurukan kesehatan, dan sifat over

(10)

10

reaktif dan over produktif. Akibatnya narapidana narkoba perlu penanganan khusus daripada narapidana kasus lain selama berada dilapas ataupun rutan.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian tertarik melakukan penelitian ini karenakurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat dan lembaga terkait mengenai kondisi psikologis yang dialami narapidana remaja khususnya kasus narkoba, terutama keadaan psikologisnya selama dipenjara dan persiapan mental serta tantangan di masyarakat yang akan dihadapi setelah masa tahanan mereka selesai.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana respon masyarakat terhadap mantan narapidana remaja kasus narkoba?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap mantan narapidana remaja kasus narkoba.

(11)

11

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini mencoba mengkaji bagaimana pengaruh respon masyarakat terhadap narapidana mantaqn remaja kasus narkoba di wilayah kecamatan Kimaja, wayhalim Bandar Lampung.

2. Secara Praktis

Menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang berhubungan dengan topik atau tema sentral dari suatu penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya peningkatan pelayanan dan atas masukan dari para pasien dan masyarakat serta sesuai dengan amanat Permenkes No: 028/MENKES/PER/I/2011(terbaru dengan Permenkes

Garis hijau : meningkatkan mekanisme tubuh Garis Merah : mekanisme imun tubuh. : hasil pemeriksaan

Topik yang dibahas pada mata kuliah ini terdiri dari Konsep kecerdasan buatan, Mendefinisikan masalah dalam ruang keadaan, Representasi pengetahuan, Metode Pencarian,

[r]

Perencanaan stratejik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara

Berdasarkan uji aktivitas mananase fraksi 60-80% aktivitas enzim tertinggi pada suhu 70 C (Gambar 6). Pengaruh suhu terhadap aktivitas relatif mananase hasil

Adapun indicator yang digunakan dalam mencapai keberhasilan sasaran strategis tersebut yaitu: (a) Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta, (b) Opini

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)