• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tamara (2017) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tamara (2017) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

6

Tamara (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur khususnya pada Perusahaan Garmen di Bursa Efek Indonesia. Variable yang digunakan adalah ROA, ROE, CR, DTA, NPM, dan EPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE, CR, DTA, NPM, dan EPS secara simultan berpengaruh pada harga saham. Variabel ROA, ROE, DTA, NPM, dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel CR tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Perbedaan penelitian yang dilakukan Intan Tamara dengan penelitian ini adalah terletak pada objek penelitian dan variabel independen yang digunakan. Objek penelitian sebelumnya hanya menggunakan perusahaan Garmen sedangkan penelitian sekarang menggunakan perusahaan Tekstil dan Garmen.

Arohman (2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan Tektil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, NPM dan PER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE dan NPM secara simultan mempengaruhi harga saham. Secara parsial variabel ROA dan NPM tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROE terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil yang Listing di Bursa

(2)

Efek Indonesia dan harga saham juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Perbedaan yang dilakukan oleh Arohman dengan penelitian ini adalah pada variabel independen yang digunakan. Dalam penelitian yang dilakukan Arohman variabel harga saham diuji kembali apakah terdapat pengaruh terhadap Price Earning Ratio.

Wibowo et al. (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah LDER dan DTCR yang digunakan untuk mengukur struktur modal sedangkan ROE dan EPS untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah ROE dan EPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

Dengan melihat penelitian terdahulu di atas, maka dapat terlihat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun persamaannya yaitu dalam topik pembahasan tentang kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham. Sedangkan yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu terletak pada variabel independen yang digunakan dan obyek penelitian. Dimana penelitian saat ini menggunakan variabel ROA, NPM dan DER untuk variabel independen serta melakukan penelitian pada industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEJ) pada tahun 2013-2015.

Dengan demikian, paparan penelitian terdahulu yang diuraikan dan digambarkan sebelumnya memberikan gambaran mengenai kerangka

(3)

penulisan atau penelitian yang dilakukan tentang tema dan bahasan yang ditemukan.

B. Landasan Teori

1. Definisi Operasional

Pada dasarnya manufaktur memiliki pengertian sebagai proses mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dengan melakukan proses produksi mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi atau yang siap untuk dijual. Dalam melakukan proses produksi maka diperlukan berbagai kebutuhan untuk produksi dan komponen-komponen suatu produk. Industri tekstil dan garmen merupakan bagian dari sub sektor aneka industri manufaktur. Adapun perbedaan antara industri tekstil dan garmen adalah sebagai berikut (Hermawan, 2008):

a. Industri Tekstil

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan industri tekstil industri yang mengolah bahan yang berasal dari serat yang kemudian diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan atau produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Dengan demikian, industri

(4)

tekstil adalah industri yang mengolah serat menjadi benang kemudian menjadi busana.

b. Industri Garmen

Garmen adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian, yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (t-shirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain.

2. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang, maka pasar uang (money market) pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (Financial market) (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).

Pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan atau derivatif seperti opsi (put atau call), maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial paper, Promissory Notes Call

(5)

Money, Repurchase Agreement, Banker’s, Treasury Bills (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu puhak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Keberadaan pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.

Dari beberapa pengertian pasar modal maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang lebih panjang, yang diinvestasikan pada barang

(6)

modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi, yang pada akhirnya akan menciptakan pasar kerja dan meningkatkan kegiatan perekonomian yang sehat.

3. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah. Menurut Hakim (1990) mengenai manfaat pasar modal ada tiga yaitu:

a. Manfaat bagi Perusahaan (emiten)

Masalah utama yang bisa dihadapi setiap perusahaan untuk mengembangkan usaha adalah permodalan. Hambatan utama biasanya menyangkut jaminan atau agunan. Keterbatasan jaminan yang dimiliki perusahaan memaksa terbukanya pasar bagi produk usaha maupun kelonggaran yang memberikan pemerintah tidak dapat sepenuhnya mereka manfaatkan.

Keadaan tersebut tidak sedikit menutup kesempatan perusahaan kecil dan menengah untuk berkembang. Dilain pihak, jenis usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal kuat, sehingga pengusaha dengan skala kecil terpaksa mengalihkan usaha ke bidang yang lain berhubung tidak kuat bersaing dengan perusahaan besar.

Perkembangan pasar modal di Indonesia tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan besar dan kuat untuk memperoleh modal,

(7)

baik berupa equity maupun obligasi, sejak deregulasi pasar modal Indonesia bulan Desember 1987 yang lalu, pemerintah telah membuka kemungkinan bagi perusahaan kecil dan menengah untuk memanfaatkan pasar modal dalam pasar sekunder di luar bursa efek Indonesia yaitu bursa Paralel atau OTC.

b. Manfaat bagi Investor

Pemodal selama ini relatif terbatas menanamkan dana di bank, dengan perkembangan pasar modal di Indonesia yang menerbitkan saham, obligasi dan sekuritas, jelas membuka kesempatan lebih mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimiliki. Pemodal bisa menanamkan uang dalam bentuk investasi langsung namun perlu melakukan penelitian tentang sektor investasi mengenai prospek penanaman modal. Sedangkan investasi dalam bentuk saham dan obligasi, tidak memerlukan penelitian. Sebab perusahaan yang telah go public telah mempunyai track record. Hal paling penting dalam pemodalan adalah menetapkan pemilihan saham yang akan dibeli dan pada harga berapa bila saham tersebut diperdagangkan oleh penjamin emisi bersama dengan emiten.

c. Manfaat bagi Pemerintah

Perkembangan pasar modal menyebabkan perusahaan-perusahaan menjual saham di bursa efek, hal ini sejalan dengan tujuan pemerataan hasil pembangunan, membuka kesempatan kerja, dan tidak

(8)

kalah penting adalah mengurangi ketegangan sosial di kalangan masyarakat.

Dana yang diperoleh perusahaan yang go public dapat dipergunakan untuk memperluas jaringan usaha, baik yang telah ada maupun usaha baru. Kondisi demikian jelas akan membuka kesempatan kerja. Dilain pihak, dengan demikian saham-saham oleh pemodal perorangan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas memiliki saham yang selama ini dimiliki oleh keluarga tertentu maupun pengusaha-pengusaha kaya. Keadaan demikian ini secara politis akan dapat mengurangi ketegangan sosial dalam masyarakat. Manfaat lain dari perkembangan pasar modal ini adalah pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki oleh masyarakat yang dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan. Keterbatasan pembiayaan pembangunan dari sektor pemerintah diharapkan dapat dipengaruhi dari masyarakat atau swasta sendiri.

4. Efisiensi Pasar Modal

Pasar modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah mencerminkan dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam kelompok risiko tertentu. Dan karena penyampaian informasi begitu

(9)

sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba ekonomi dengan manipulasi informasi yang tersedia.

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai modal yang harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Menurut Fama (1970) dalam Kodrat (2010) mengklasifikasikan informasi menjadi tiga tipe yaitu:

Pertama adalah keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu yang lalu. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan menggunakan tading rules yang berdasarkan atas informasi harga diwaktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency). Penelitian tentang random walk menunjukkan bahwa sebagian besar pasar modal paling tidak efisien dalam bentuk ini.

Tingkat efisiensi kedua adalah keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga diwaktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasiikan. Keadaan ini sebagai bentuk efisiensi setengah kuat. Dengan kata lain para pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan manfaat public information. Penelitian mengenai penerbitan saham baru, pengumuman laba dan deviden, perkiraan tentang laba perusahaan, perubahan praktek-praktek akuntansi, merger dan pemecahan saham, secara umum menunjukkan

(10)

bahwa informasi tersebut dengan cepat dan tepat dicerminkan dalam harga saham.

Bentuk ketiga adalah efisiensi kuat dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal: harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham. Kebanyakan pengujian bentuk ini dilakukan terhadap prestasi berbagai portofolio yang dikelola secara profesional.

5. Analisis Investasi a. Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001). Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Dalam investasi pada aktiva keuangan ini, terdapat aktiva lain yaitu spekulasi. Perlu dibedakan pengertian investasi dengan spekulasi, spekulasi menurut pengertian Jack Clarck Francis dalam Ahmad

(11)

(2004): spekulasi biasanya mencakup pemeblian aktiva yang dapat dijual dengan harapan memperoleh keuntungan yang cepat dari kenaikan harga aset tersebutyang dapat terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

Penegasan dari Internal Revenue Service (IRS) investasi dapat diartikan dengan kepemilikan aset yang lamanya klebih dari 6 bulan. Mengacu pengertian spekulasi dan motivasinya, aktivitas spekulator akan menambah likuiditas dan kedalaman pasar, karena frekuensi perputaran dan perubahan portofolio mereka cukup tinggi. Situasi demikian memacu munculnya pasar sekuritas dan memperluas distribusi kepemilikannya.

Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya rohaniah. Kesejahteraan moneter dapat ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini pendapatan yang akan datang.

Dari uraian di atas, definisi investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

b. Tipe-tipe Investasi Keuangan

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2003). Investasi

(12)

langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofilio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

c. Informasi dalam Keputusan Investasi

Keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukkan oleh informasi yang memiliki desion maker. Terlebih-lebih keputusan investasi dalam instrumen pasar modal, peranan informasi sangatlah vital. Hal ini dapat dipahami mengingat instrumen pasar modal yang diperdagangkan sifatnya abstrak. Juga efisiensi pasar modal sangatlah tergantung pada informasi ini.

Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau masa yang akan datang. informasi ini dapat dianggap sebagai suatu sumber daya, oleh karena itu, seperti sumber daya yang lain di dalam organisasi (personil, uang, materiil, dan mesin) dapat di “managed”.

Informasi yang berkaitan erat dengan keputusan informasi di pasar modal tentunya tidak dapat diabaikan atau dilupakan bagi siapa saja yang berkecimpungan dalam investasi. Supaya informasi,

(13)

khususnya informasi yang menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan bermanfaat maka harus memiliki sifat sebagai berikut: 1) Relevan

Informasi yang relevan yaitu informasi yang berhubungan dengan tindakan yang direncanakan untuk dicapai.

2) Akurat

Hal ini berkaitan dengan pengukuran dan prosesnya. Informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat, sehingga kualitas informasi sangat dipengaruhi oleh tingkat keakuratannya.

3) Konsistensi/komparabilitas

Informasi diperlukan karena ketidakpastian. Ketidakpastian berkaitan dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. 4) Obyektivitas

Obyektivitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat diulang oleh pihak yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

5) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu ini berkaitan dengan umur informasi. 6) Dapat dimengerti

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat mengungkap pesan yang disampaikan. Informasi akan

(14)

bermanfaat jika pemakai dapat dimengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Nilai informasi suatu keputusan investasi dapat dihitung berdasarkan klasifikasi keputusan yang diambil. Keputusan yang akan diambil diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: keputusan dengan hasil yang pasti, keputusan yang berisiko, keputusan dengan hasil yang tidak pasti.

6. Penilaian Harga Saham

Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Saham mempunyai dua nilai yaitu nilai instrinsik dan nilai nominal. Nilai intrinsik saham adalah nilai yang terkandung dalam suatu saham. Sedangkan nilai nominal adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham (Jogiyanto, 2003) jadi nilai nominal adalah nilai yang tercantum didalam kertas saham.

Investor berkepentingan untuk mengetahui nilai saham, sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Jika nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti harga saham tersebut tergolong mahal (over valued). Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (under valued). Analisis nilai saham merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dilakukan oleh pemodal sebelum melakukan investasi pada saham. Tanpa

(15)

analisis yang akurat dan rasional, kemungkinan para pemodal akan memperoleh kerugian lebih besar. Keputusan membeli saham jika nilai intrinsik itu melebihi harga pasar, sebaliknya keputusan menjual saham terjadi bila nilai intrinsik berada dibawah harga pasar.

Secara umum untuk menilai harga saham dapat dilakukan dengan dua pendekatan (Husnan, 2001):

a. Pendekatan Analisis Teknikal

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah:

Bahwa perubahan harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

1) Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu.

2) Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang.

Jika kita perhatikan asumsi-asumsi tersebut maka nampak “penyempitan” arti informasi yang relevan yaitu pada asumsi kedua dan ketidak-percayaan bahwa pergerakan harga saham mengikuti pola random walk.

Prinsip-prinsip dasar dalam analisa teknikal sangat penting untuk memahami hal-hal mendasar dalam analisis ini. Ada tiga prinsip

(16)

penting yaitu (Susanto dan Sabardi, 2002) dalam (Kodrat, 2010) adalah sebagai berikut:

1) Segalanya didiskontokan dan digambarkan dalam harga-harga pasar.

2) Harga-harga bergerak dalam suatu kecenderungan yang terus berlangsung.

3) Kejadian pasar selalu berulang kembali. b. Pendekatan Analisis Fundamental

Analisis ini mempelajari data-data perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya, dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut (Ahmad, 2014). Telah diketahui bahwa analisis fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukkan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

(17)

7. Kinerja Keuangan

a. Penilaian Kinerja Perusahaan

Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari pengaruhnya untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu meningkatakan nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi finansial perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasionalnya, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Rusdianto (2013) penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan untuk menilai pelaksanaan pekerjaan seseorang personel dan memberikan umpan balik bagi kesesuaian serta peningkatan kinerja tim. Penilaian kinerja merupakan upaya sistematis dan terus-menerus untuk memastikan bahwa perusahaan berada dijalur yang tepat. Kinerja adalah gambaran tentang pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi.

(18)

b. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan yaitu hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkn aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan (Rusdianto, 2013).

c. Tujuan Kinerja Keuangan

Tujuan kinerja keuangan menurut Munawir (2002) adalah mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas perusahaan dalam membayar kewajibannya.

Adapun tujuan pengukuran kinerja antara lain:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut likuiditas baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu.

(19)

4) Untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.

8. Analisis Rasio Keuangan

Bagi para pemegang saham, laporan keuangan memiliki arti yang penting. Atas dasar laporan keuangan perusahaan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan terutama keputusan dalam melakukan investasi. Bagi para pemilik saham bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian yang tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya deviden yang menjadi hak para pemegang saham (Suryanto et al., 2002).

Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang ingin menanamkan dananya dalam perusahaan melalui pasar modal. Bagi manajer

(20)

finansial dengan menghitung rasio-rasio keuangan tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam bidang finansial, sehigga dapat membuat keputusan penting bagi perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor, atau calon investor atau calon pembeli saham, laporan keuangan merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak (Suryanto et al., 2002).

Tujuan analisis rasio keuangan adalah menentukkan apakah nilai saham berada pada posisi under valued atau over valued. Saham dikatakan under valued bilamana harga saham dipasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai seharusnya, demikian sebaliknya.

Menurut Munawir (2002), model analisis apapun pada umumnya difokuskan pada (1) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (short term

liquidity); (2) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya (solvency); (3) Kemampuan dan kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu (Profitability); (4) Tingkat kembalian yang dicapai dari total aktiva yang digunakan (Return On Investement;, (5) Efisiensi penggunaan aktiva yang

(21)

digunakan (turn over activa); (6) Aliran kas dan perkiraannya dimasa yang akan datang (cash flow and forescasting).

Ada bermacam-macam rasio keuangan karena rasio dibuat menurut kebutuhan para analisis. Demikian pula pengelompokkan rasio juga bermacam-macam. Rasio keuangan dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya.

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya finansialnya yang segera harus dipenuhinya. Jadi likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka waktu yang pendek.

Karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka, pengujian likuiditas difokuskan pada besaran dan hubungan antara utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan:

1. Current Ratio, yaitu perbandingan antara current asset dengan current liabilities.

2. Acid Test Ratio, yaitu perbandingan antara current assets dikurangi inventory dengan current liabilities.

(22)

3. Cash Ratio, yaitu perbandingan antara cash ditambah marketable securities dengan current liabilities.

b. Rasio Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Solvabiltas tidak berbeda dengan likuiditas hanya saja, solvabilitas merupakan likuiditas dalam jangka panjang. Bahkan sering dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali seluruh utangnya apabila perusahaan itu dilikuidasi.

Menurut Kodrat (2010) rasio solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

1. Debt to Ratio, yaitu perbandingan antara total utang dengan total aset.

2. Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara total utang dengan modal sendiri.

3. Long Term Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara lon-erm liabilities dengan share holder’s equity.

c. Rasio Aktivitas

Perusahaan selalu berusaha mengelola asetnya secara optimal untuk memperoleh nilai penjualan dan laba yang semakin tinggi. Menurut Rangkuti (2001) dalam Winarto

(23)

(2007) rasio aktivitas menjelaskan kecepatan perputaran antara penjualan dan aset menunjukkan manajemen telah bekerja secara optimal. Rasio aktivitas terbagi menjadi Total Asset Turnover, Fixed Turnover, Account Receivable Turnover, Inventor Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.

d. Rasio Pasar

Menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapakan dalam basis per saham, terbagi menjadi Dividen Yield, Per Share, Earning Per Share, Dividen Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, Dividen Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share dan Price to Book Value.

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas yang berhubungan langsung dengan perubahan harga saham. Rasio-rasio itu adalah Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER).

a. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu perusahaan maka

(24)

semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Dengan pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan keuntungan dari dividen karena pada hakikatnya dalam ekonomi konvesional, motif investasi adalah untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham Denrawijaya (2003). Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Gorrison, 2002).

ROA =Laba Bersih + (biaya bunga x (1 − tarif pajak) Rata − rata total aset

Tinggi rendahnya Return On Asset tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain.

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan salah satu analisis profitabilitas perusahaan dimana analisis ini melakukan

(25)

perbandingan antara laba bersih dari kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan pendapatan operasional perusahaan. Melalui analisis Net Profit Margin ini maka seorang investor akan mendapatkan informasi yang penting sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perusahaan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Harahap, 2007):

NPM = Net Income

Net Sales

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Dengan kata lain rasio ini menggambarkan tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Jika rasio ini semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang yang semaakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada.

Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

DER =Jumlah Utang Jangka Panjang Modal

(26)

9. Saham

Menurut Usman yang dikutip oleh Restiyani (2006) ada beberapa jenis saham yang dapat dibedakan melalui cara pemilihan dan manfaat yang akan diperoleh oleh pemegang saham:

a. Cara Peralihan Hak

1) Saham atas unjuk (bearer stocks)

Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya yang mirip dengan uang.

2) Saham atas nama (registered stocks)

Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

b. Hak Tagihan (klaim)

1) Saham Biasa (common stock)

Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perusahaan terbuka (PT). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap

(27)

pembagian deviden dibandingkan dengan saham preferen. Demikian pula terhadap hak atas harta kekayaan perusahaan setelah di likuidasi.

2) Saham Preferen (Prefered Stocks)

Menurut Brigham (1998), saham preferen adalah saham yang memiliki sifat hybrid antara karakteristik hutang dan beberapa ekuitas. Jika terjadi likuidasi perusahaan emiten, pemilik saham preferen memiliki urutan setelah kreditur tapi sebelum pemegang saham biasa atas pengklaiman aktiva. Dalam prakteknya ada beberapa jenis saham prefern, yaitu:

3) Cumulative Prefered Stock

Saham Preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu prosentase atau jumlah tertentu dalam arti bahwa jika pada tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.

4) Non Cumulative Prefered Stock

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu prosentase tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian

(28)

apabila suatu tahun tertentu deviden yang dibayar kurang dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya.

5) Participating Prefered Stock

Pemilik saham preferen ini selain memperoleh deviden seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh deviden ekstra apabila perusahaan dapat mencapai target yang telah ditentukan di awal.

6) Convertible Prefered Stock

Pemegang sahamistimewa memiliki hak lebih dibandingkan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu tertera dalam penunjukkan direksi perusahaan.

10. Perubahan Harga Saham

Harga saham merupakan nilai dari penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Harga saham adalah harga jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Perubahan harga saham terbentuk karena adanya supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tejadi karena adanya banyak faktor baik yang sifatnya spesifik atas saham (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti kondisi

(29)

ekonomi Negara, kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang berkembang (Widiatmodjo, 2001).

Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham Med press Team Work (1998) dalam Kodrat (2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi perubahan harga saham adalah Keputusan dividen, struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain-lain.

Analisa teknikal didasarkan sepenuhnya pada analisa harga volume. Elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume dijelaskan sebagai berikut (Salim, 2003):

a. Open Price

Open Price adalah harga pembuka atau harga perdagangan pertama untuk suatu periode (misalnya, harga perdagangan pertama untuk hari ini). Ketika melakukan analisa data harian,open price khususnya penting karena ini

(30)

adalah harga konsensus setelah partipan melampaui satu malam bersamanya.

b. High Price

High Price adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana ada lebih banyak penjual daripada pembeli (artinya, selalu ada penjual yang bersedia menjual pada harga yang lebih tinggi). High Price juga mencerminkan harga tertinggi dimana pembeli bersedia membayar.

c. Low Price

Low Price adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana ada lebih banyak pembeli daripada penjual (artinya, selalu ada pembeli yang bersedia membeli pada harga yang lebih rendah). Low Price juga mencerminkan harga terendah dimana penjual bersedia menerima.

d. Close Price

Close Price adalah harga penutup atau perdagangan terakhir untuk suatu periode. Karena ketersediaannya, Close Priceadalah harga yang paling sering digunakan untuk analisis. Hubungan antara harga pembukaan (open) dan harga penutupan (close) dianggap cukup penting oleh sebagian besar pemakai analisa teknikal. Hubungan ini ditekankan dalam grafik candlestick (Candlestick Chart).

(31)

e. Volume

Volume adalah jumlah saham atau kontrak yang diperdagangkan untuk suatu periode. Hubungan antara harga dan volume (misalnya, kenaikan harga diikuti dengan kenaikan volume perdagangan) adalah sangat penting.

f. Open Interest

Open Interest adalah total jumlah kontrak yang outstanding dari futures atau option yaitu kontrak yang belum ditutup atau kadaluarsa. Open Interest adalah indikator yang sering digunakan.

g. Bid

Bid adalah harga dimana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham.

h. Ask

Ask adalah harga dimana penjual bersedia menerima untuk suatu saham. Elemen-elemen ini digunakan untuk menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari gerakan harga, tren, pola dan sebagainya.

11. Hubungan Kinerja Keuangan dengan Perubahan Harga Saham

Halim (2007) menyebutkan bahwa perubahan harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka pendapatan atau laba yang didapat oleh perusahaan juga akan tinggi. Dengan pendapatan atau laba yang tinggi membuat

(32)

para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terdapat informasi yang buruk mengenai kinerja keuangan perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut atau dapat dikatakan perubahan harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Jogiyanto, 2000).

Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

a. Hubungan Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham

(33)

Menurut Denrawijaya (2001) mengatakan bahwa tinggi rendahnya Return On Asset tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) dapat berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan Return On Asset (ROA) memiliki hubungan yang positif denganperubahan harga saham. Artinya apabila Return On Asset (ROA) naik maka harga saham akan naik dan sebaliknya apabila Return On Asset (ROA) turun maka harga saham akan turun.

b. Hubungan Net Profit Margin (NPM) TerhadapPerubahan harga saham

Net Profit Margin perbandingan antara laba bersih dari kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan pendapatan operasional perusahaan. Melalui analisis Net Profit Margin (NPM) ini maka seorang investor akan mendapatkan informasi yang penting sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perusahaan (Harahap, 2007).

(34)

Semakin tinggi nilai Net Profit Margin (NPM) menandakan laba perusahaan semakin meningkat dan menandakan perusahaan tersebut semakin efisien dalam operasionalnya. Sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dengan demikian daya tarik investor akan semakin meningkat dan akan berpengaruh terhadap naiknya harga saham.

c. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap perubahan harga saham

Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Semakin besar debt to equity ratio mencerminkan kinerja perusahaan yang buruk, dikarenakan perusahaan banyak memaanfaatkan hutang jangka panjang sebagai pendanaan usahanya, sehingga mengakibatkan semakin besar resiko yang harus ditanggung investor. Investor akan menghindari pembelian saham perusahaan tersebut, sehingga dikatakan debt to equity ratio akan berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.

Kreditur jangka panjang lebih menyukai rasio DER yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil

(35)

resiko kreditur yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan harga saham bagi pemilik modal.

12. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan diatas maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam sebuah kerangka pemikiran teoritis.

Kerangka pemikiran teoritis dapat ditunjukkan oleh gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

13. Hipotesis

Informasi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat kepada pengguna terutama para investor sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investor adalah

Perubahan Harga Saham ROA

NPM DER

(36)

kemampuam emiten dalam menghasilkan laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis return saham akan meningkat.

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.

H2 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap perubahanharga saham.

H3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.

Referensi

Dokumen terkait

Namun karena tidak mungkin semua disiplin ilmu sosial diajarkan di tingkat sekolah, maka kurikulum ilmu sosial itu disajikan secara terintegrasi atau

Demikian maka dapat disimpulkan adanya pengaruh signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan peer group terhadap keinginan berhenti merokok pada remaja kelas X

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik memodifikasi tepung singkong secara fermentasi dengan bakteri asam laktat dari ekstrak kubis selama 48 jam

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kontrol proportional resonant adalah kontroler yang cocok untuk digunakan sebagai pengendalian arus AC pada inverter satu fasa yang dirancang

[r]

Saya sedang melakukan penelitian ilmiah dengan judul “ Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Akademik dengan Motivasi Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi

Siswa Ketun- tasan Pendidik Sarpras 6. Mempraktikkan gerak dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya 6.1 Mempraktikkan latihan dasar untuk

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Permana dan sulastro (2008) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi ekspektasi harga saham yang