• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERIPERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 103 TAHUN 2021

TENTANG

PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS III DI PERAIRAN

PELABUHAN MOLAWE KONAWE UTARA PROVINS! SULAWESI TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 108 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Pasal 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal diatur bahwa untuk kepentingan keselamatan, keamanan berlayar, perlindungan lingkungan maritim, serta kelancaran berlalu lintas di perairan, pelabuhan dan terminal khusus, serta perairan tertentu dapat ditetapkan sebagai perairan pandu;

b. bahwa sesuai basil penelitian, evaluasi, dan verifikasi terhadap kondisi alur-pelayaran wilayah Pelabuhan Molawe, Konawe Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara telah memenuhi kriteria faktor di luar kapal dan faktor kapal yang mempengaruhi keselamatan berlayar untuk ditetapkan sebagai perairan wajib pandu kelas III;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu Kelas III di Perairan Pelabuhan Molawe Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara;

(2)

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

7. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

(3)

- 3 -

8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi; 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011

tentang Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2.010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1184);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AL.328/7 / 18/DJPL/2021 tanggal 2 Maret 2021 perihal Usulan penyesuaian penetapan perairan wajib pandu kelas III di Perairan Pelabuhan Molawe Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara; dan

2. Surat Direktur Kepelabuhanan Nomor AL.328/3/ 14 /DP.21 tanggal 29 Maret 2021 perihal Klarifikasi Keterangan Batas-Batas Penetapan Perairan Molawe, Sulawesi Tenggara;

Memperhatikan : 1.

Menetapkan KEPUTUSAN

MEMUTUSKAN:

MENTER! PERHUBUNGAN TENT ANG PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS III DI PERAIRAN PELABUHAN MOLAWE KONAWE UTARA PROVINS! SULAWESI TENGGARA.

(4)

PERT AMA Menetapkan Perairan Pelabuhan Molawe Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Perairan Wajib Pandu Kelas III

dengan batas titik koordinat geografis sebagai berikut: a. Wilayah kerja Moresi

1) batas wilayah perairan pandu:

Titik A 03° 51' 30.00" LS / 122° 30' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik B;

Titik B Titik C Titik D

03° 51' 30.00" LS / 122° 32' 00.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik C;

03° 47' 30.00" LS / 122° 32' 00.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik D;

03° 47' 30.00" LS / 122° 27' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembali ke Titik A;

2) titik koordinat tempat naik dan turun petugas pandu

(pilot boarding ground):

03° 50' 00.00" LS / 122° 32' 00.00" BT. b. Wilayah kerja Molawe

1) batas wilayah perairan pandu:

Titik A 03° 40' 00.00" LS / 122° 15' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik B;

03° 35' 30.00" LS / 122° 17' 00.00" BT, menyusuri garis pantai menuju Titik C; 03° 34' 00.00" LS / 122° 12' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembali ke Titik A;

2) titik koordinat tempat naik dan turun petugas pandu

(pilot boarding ground):

03° 37' 00.00" LS / 122° 16' 24.00" BT. c. Wilayah kerja Morombo

1) batas wilayah perairan pandu:

Titik A 03° 24' 20.00" LS / 122° 23' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik B;

03° 27' 30.00" LS / 122° 23' 00.00" BT, Titik B

Titik

C

Titik B Titik C

ditarik garis lurus menuju Titik C;

03° 32' 30.00" LS / 122° 20' 30.00" BT, menyusuri garis pantai menuju Titik D;

(5)

Titik D - 5 - 03° 24' 00.00" LS / 122° 14' 30.00" BT, KEDUA KETIGA KEEMPAT

menyusuri garis pantai kembali ke Titik A;

2) titik koordinat tempat naik dan turun petugas pandu

(pilot boarding ground):

03° 30' 00.00" LS/ 122° 21' 42.00" BT. d. Wilayah kerja Lameruru

1) batas wilayah perairan pandu:

Titik A 03° 23' 00.00" LS / 122° 22' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik B;

03° 20' 00.00" LS / 122° 23' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju Titik C;

03° 16' 00.00" LS / 122° 19' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembal-i ke Titik A;

2) titik koordinat tempat naik dan turun petugas pandu

(pilot boarding ground):

03° 22' 00.00" LS / 122° 22' 48.00" BT.

Lokasi perairan wajib pandu sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA digambarkan dalam Peta Laut Indonesia Nomor 314 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

Penetapan perairan pandu wajib pandu sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dievaluasi paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan ini.

Titik B Titik C

(6)

KELI MA Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 April 2021 MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARY A SUMADI SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 2. Menteri Kelautan dan Perikanan;

3. Menteri Badan Usaha Milik Negara;

4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 5. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;

6. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL;

7. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;

8. Gubernur Sulawesi Tenggara; 9. Bupati Konawe Utara;

10. Kepala Distrik Navigasi Kelas III Kendari;

11. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Molawe.

(7)

LAMPI RAN

KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 103 TAHUN 2021

TENTANG PENETAPAN PERAi RAN WAJIB PANDU KELAS III DI PERAIRAN PELABUHAN MOLAWE KONAWE UTARA PROVINS! SULAWESI TENGGARA

PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS III DI PERAIRAN PELABUHAN MOLAWE KONAWE UTARA PROVINS! SULAWESI TENGGARA

j,1,£ KEDALAMAN DISEBUT DENGAN METER

(8)

Pelabuhan Molawe meliputi perairan pelayaran yang dibatasi oleh garis lurus dan sepanjang garis pantai yang menghubungkan titik koordinat sebagai berikut:

1. Wilayah Kerja Morosi:

• Titik A : 03 ° 51' 30. 00" LS / 122 ° 30' 30. 00" BT, ditarik garis lurus menuju titik B;

• Titik B: 03° 51' 30.00" LS / 122° 32' 00.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik C;

• Titik C: 03° 47' 30.00" LS/ 122° 32' 00.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik D;

• Titik D: 03° 47' 30.00" LS / 122° 27' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembali titik A;

2. Wilayah Kerja Molawe:

• Titik A: 03° 40' 00.00" LS / 122° 15' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik B;

• Titik B : 03° 35' 30.00" LS / 122° 17' 00.00" BT, menyusuri garis pantai menuju titik C;

• Titik C : 03° 34' 00.00" LS / 122° 12' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembali ke titik A;

3. Wilayah kerja Morombo:

• Titik A: 03° 24' 20.00" LS / 122° 23' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik B;

• Titik B : 03° 27' 30.00" LS / 122° 23' 00.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik C;

• Titik C : 03° 32' 30.00" LS / 122° 20' 30.00" BT, menyusuri garis pantai menuju titik D;

• Titik D : 03° 24' 00.00" LS / 122° 14' 30.00" BT, menyusuri garis pantai kembali ke titik A;

4. Wilayah Kerja Lameruru:

• Titik A: 03° 23' 00.00" LS / 122° 22' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik B;

• Titik B : 03° 20' 00.00" LS/ 122° 23' 30.00" BT, ditarik garis lurus menuju titik C;

(9)

• Titik C : 03° 16' 00.00" LS / 122° 19' 00.00" BT, menyusuri garis pantai kembali ke titik A.

Lokasi Naik dan Turun Petugas Pandu iPilot Boarding Ground

I

PBG) pada titik koordinat sebagai berikut:

PBG A (Morosi) : 03° 50' 00.00" LS / 122° 32' 00.00" BT; PBG B (Molawe) : 03° 37' 00.00" LS / 122° 16' 24.00" BT; PBG C (Morombo): 03° 30' 00.00" LS/ 122° 21' 42.00" BT; PBG D (Lameruru : 03° 22' 00.00" LS / 122° 22' 48.00" BT. MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

Referensi

Dokumen terkait

yang hendak dicapai agar metode pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum. 4) Menentukan

bahwa b rdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusa-i Menteri Perhubungan tentang Penetapan Perairan Wajib

Apabila perusahaan penjual memiliki tanggung jawab atas kerugian yang diderita pembeli piutang akibat debitur tidak bisa membayar (gagal bayar) maka disebut

Kemudian pada tabel 6 mengenai distribusi LBP berdasarkan pekerjaan, ditemukan bahwa LBP paling banyak dijumpai pada kelompok pasien yang bekerja sebagai swasta

Oleh karena itu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Magetan sebagai Lembaga BPPKB Daerah Provinsi Jawa Timur sesuai PERDA

mengirim naskah dinas yang sudah berisi disposisi kepada Petugas Administrasi pada Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah;a. mengirim naskah dinas keluar yang sudah

bahwa rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Bidang Kesehatan, Tim Kesehatan Haji Indonesia, dan Tenaga Pendukung Kesehatan yang telah diatur dalam Peraturan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia tentang