• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM. Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM. Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN UMUM

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), sejarah YDBA, visi dan misi YDBA, pelayanan YDBA, struktur organisasi YDBA periode 1 September 2012, YDBA dan tanggungjawab sosial perusahaan. Bab ini juga memaparkan karakteristik responden penelitian.

Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra Sejarah YDBA

Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) didirikan oleh William Soeryadjaya pada tanggal 2 Mei 1980 sebagai perwujudan cita-cita Astra“Sejahtera Bersama Bangsa”. Cita-cita tersebut berlandaskan pada empat filosofi perusahaan, yaitu “Catur Dharma Astra”:

1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara; 2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan; 3. Menghargai individu dan membina kerjasama; dan 4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik.

Tujuan pendirian YDBA adalah untuk membantu meningkatkan keterampilan teknik, manajemen, pemasaran, pembiayaan, dan teknologi informasi kepada UMKM dengan motto “Berikan Kail Bukan Ikan”. Saat ini, UMKM binaan YDBA antara lain di bidang manufaktur (subkon), perkebunan dan pertambangan, perbengkelan, furnicraft, serta pemuda putus sekolah. Pembinaan UMKM di daerah dilakukan melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang didirikan oleh YDBA bekerjasama dengan Astra Grup dan pihak terkait. Pada tahun 1991 YDBA memperoleh penghargaan UPAKARTI dari Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2007 YDBA memperoleh penghargaan dari Pemerintah RI atas kontribusi dalam Pengembangan Industri Kerajinan Indonesia. Sejalan dengan perjalanan waktu, YDBA senantiasa berupaya untuk memajukan UMKM di Indonesia baik yang terkait maupun tidak terkait dengan bisnis Astra.

Pada tahun 1981YDBA memberikan bantuan mesin dan modal kerja kepada industri kecil, koperasi, dan KUD. Pada tahun 1982 YDBA bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) membuat buku mengenai “Pembinaan Industri Kecil”. YDBA mendirikan Klinik Industri (KI) yang pertama di SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil) Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur dan Pusat Latihan Usaha Tani (PLU-YDBA) di Tapos, Cimanggis, Bogor pada tahun 1984. Pada tahun 1985-1989 YDBA dibantu oleh PIC Grup Astra untuk memberikan pelatihan dan pendampingan teknis kepada industri kecil, koperasi, dan KUD binaan YDBA. Pada tahun 1989 Tim Klinik IndustriYDBA menjadi juara QCC di tingkat PT Astra International dan semua tim QCC ini diberikan kesempatan oleh William Soeryadjaya untuk berangkat ke Bali selama tiga hari. Klinik Industri di SUIK Pulo Gadung diubah menjadi Unit Informasi Industri Kecil (UIIK) di lokasi yang sama dengan cakupan kegiatan yang lebih luas pada tahun 1990. Pada tahun 1991YDBA memperoleh penghargaan UPAKARTI dari Pemerintah RI sebagai Pembina UKM. Pada tahun 1993 Unit Informasi Industri Kecil (UIIK) didirikan di Bandung, Jawa Barat. Pada tahun

(2)

1994 terbentuk Unit Informasi Usaha Kecil dan Koperasi (UIUKK) di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur dan UIUKK di Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Pada tahun ini koperasi dimasukkan dalam lingkup binaan. Pada tahun 1996 YDBA mendirikan Unit Informasi Usaha Kecil dan Koperasi (UIUKK) di Tegal, Jawa Tengah, dan NTB Mataram. Pemerintah membentuk KKB yang fungsi dan perannya seperti UIUKK.

Pada tahun 1997 terbentuk Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) di Mataram, NTB, KKB di Sungai Puar, Sumatera Barat. KKB di Lampung dan UIUKK di Samarinda terbentuk sebagai partisipasi Astra pada Gerakan Kemitraan Nasional (GKN), kelompok Jimbaran.Pada tahun 1998 Pendirian Forum Pemasaran Bersama (Galeri UKM) di Jalan Majapahit, Jakarta untuk membantu akses pemasaran UKM sekaligus peresmian Sentra Industri Kecil Sukabumi (SENTRIS) yang berlokasi di Cisaat, Sukabumi, Jawa Baratoleh Presiden RI Soeharto. Pada tahun 1999 sampai 2002 YDBA bekerjasama dengan HRD Astra International menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi karyawan Grup Astra yang mengambil paket hemat. Sempat diselenggarakan tujuh angkatan. MoU dengan Bank Syariah Mandiri tentang fasilitasi pembiayaan. MoU dengan Bank Ekspor Indonesia tentang penyaluran pinjaman pelayanan kemitraan. MoU dengan PT Sucofindo (Persero) tentang pembinaan UMKM. MoU dengan Bank Niaga tentang fasilitasi pembiayaan bagi subkon. Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Warung Bisnis Rasuna, Jakarta diresmikan. LPB Bhakti Mandiri, Yogyakarta diresmikan. LPB Batam Bhakti Madani diresmikan. Pada tahun 2003 terbentuk Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) AdaroPama di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan LPB Gianyar, Bali diresmikan. LPB adalah pengembangan dari KKB. LPB Wanita Mandiri kerjasama Exxon mobil diresmikan. MoU dengan Bank Bumiputera tentang fasilitasi pembiayaan. YDBA bekerjasama dengan Environment and Social Responsibility(ESR) PT Astra International Tbk. menyelenggarakan Implementasi pelayanan SME’sAGC kepada UKM subkon. Pada tahun 2005 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Bauna Bauntung Tabalong, Kalimantan Selatan diresmikan, merupakan LKM yang pertama didirikan atas kerjasama YDBA, PT Adaro Indonesia dan PT Pamapersada Nusantara. Fungsi untuk simpan-pinjam bagi UMKM setempat. Pembukaan galeri UKMYDBA di Kemang, Jakarta sebagai usaha YDBA untuk membantu akses pemasaran produk UKM binaan.

Pada tahun 2006 revisi visi, misi, dan fungsi YDBA. Dialog Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Michael D. Ruslim dan Ketua Pembina YDBA, Tossin Himawan dengan UKM serta pameran produk UKM di Bandung, dilanjutkan dengan kunjungan Presiden Direktur PT Astra International Tbk. ke UKM subkon di wilayah Bandung. Partisipasi YDBA untuk menampilkan produk UKM binaan pada pameran IIMS (The Indonesia International Motor Show) yang berlanjut sampai saat ini. Pada tahun 2007 Kantor YDBA di Majapahit dan Galery UKM YDBA di Kemang pindah ke Sunter, Jakarta Utara. Peresmian Kantor, ruang training, dan Galeri UKM YDBA oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Michael D. Ruslim. YDBA menerima penghargaan dari Pemerintah RI atas kontribusi dalam pengembangan industri kerajinan di Indonesia. Astra dan YDBA menerima penghargaan Millennium Development

Goals (MDGs) dari Metro TV atas usaha dalam pemberantasan kemiskinan dan

(3)

agribisnis, dan pertambangan.BCA dan Pertamina pada tahun 2007 telah menandatangani kesepakatan untuk pembinaan UMKM melalui pendirian 4 LPB baru dan 1 LPB revitalisasi dalam rangka 50 tahun Astra. YDBA dipercaya sebagai pelaksana. Ekspor perdana produk furniture UKM binaan YDBA ke Malaysia. MoU dengan Bank Mandiri tentang penyaluran pinjaman pelayanan kemitraan. MoU dengan PT Surveyor Indonesia (Persero) tentang pembinaan usaha kecil dan koperasi. YDBA bekerjasama dengan berbagai instansi BUMN dan BUMS melaksanakan Pelatihan Mekanik Sepeda Motor bagi pemuda putus sekolah.

Pada tahun 2008 Pendirian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mitra Surya Sejahtera dan LKM Benteng Kayu Mangiwang di area perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. Mamuju, Sulawesi Barat. Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Berkah Banua di areal pertambangan batubara PT Kalimantan Prima Persada, Tapin, Kalimantan Selatan. Pendirian LPB Pama Mitra Daya di areal pertambangan batubara PT Pamapersada Nusantara, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Seminar “The Toyota Way” bagi UKM. MoU dengan Bank Mandiri tentang pembinaan UKM binaan Bank Mandiri. MoU dengan Permata Bank tentang penyaluran KTA bagi UMKM binaan YDBA. MoU dengan BCA tentang sosialisasi produk perbankan kepada pelaku UKM. Galeri UMKM YDBA menjadi acuan bagi Pemerintah RI, BUMN, BUMS, siswa, mahasiswa, dan instansi dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2009 YDBA memperbaharui website-nya dengan tampilan yang lebih informatif dan menarik dengan sajian berita dan aneka display foto produk UKM binaan. Peresmian LPB Mitra Bersama di Waru, Sidoarjo sebagai bentuk realisasi kerjasama Astra, BCA, dan Pertamina. YDBA mengadakan lomba bengkel terbaik bagi UKM bengkel binaan roda dua dan roda empat. Sejak Mei 2009, YDBA mengadakan silaturahmi pasca karyawan Grup Astra dalam usaha mengumpulkan data dan mendapatkan instruktur dari pasca karyawan dalam membina subkon. Minimal dua kali dalam satu tahun. Pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal 20 Januari 2010. Bapak Michael D. Ruslim, ketua pembina YDBA, meninggal dunia. Bapak Prijono Sugiarto ditetapkan sebagai ketua pembina YDBA. Pada tanggal 2 April 2010 William Soeryadjaya, pendiri PT Astra International Tbk. yang juga pendiri YDBA meninggal dunia. Beliau penggagas kepedulian Astra dalam membangun dan mengembangkan industri kecil dan menengah. LPB TOPPAMA kerjasama YDBA, PT Telen Orbit Prima, dan PT Pamapersada Nusantara didirikan di Kapuas, Kalimantan Tengah. MoU dengan Bank Mega tentang fasilitasi pembiayaan bagi subkon. MoU dengan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) tentang fasilitasi pembiayaan bagi subkon. MoU dengan President University tentang pelayanan pendidikan dan praktek kerja berkaitan pelajaran enterpreneurship. Peresmian LPB Mitra Bersama di Palembang dan Bukittinggi sebagai bentuk realisasi kerjasama Astra, BCA, dan Pertamina. Website YDBA kembali diperbaharui dengan tampilan dan data yang up to date ketika YDBA berusia 30 tahun.

Visi dan Misi YDBA

Visi YDBA, yaitu sebagai berikut:

1. Menjadi institusi yang terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UMKM di tanah air; dan

(4)

2. Sebagai value chain bisnis grup Astra dengan penekanan pada perkuatan UMKM dan masyarakat.

Misi YDBA, yaitu sebagai berikut:

1. Membina dan mengembangkan UMKM yang terkait dan tidak terkait dengan bisnis grup Astra;

2. Membina dan memberdayakan usaha ekonomi masyarakat di sekitar lokasi

network grup Astra; dan

3. Mengembangkan potensi kewirausahaan dan meningkatkan keterampilan masyarakat.

Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra Peningkatan Etos Kewirausahaan

YDBA melaksanakan pelayanan pembinaan dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, diantaranya Pelatihan basic mentality dan seminar UMKM bersama narasumber terkemuka yang antara lain membahas outlook ekonomi nasional dan marketing. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan etos kewirausahaan UMKM.

Peningkatan QCDI dan Services serta Management

YDBA senantiasa memberikan pelayanan peningkatan quality, cost,

delivery, innovation (QCDI), services, dan managementdalam meningkatkan

kemampuan UMKM subkon bidang otomotif dan alat berat, UMKM non-subkon, serta bengkel roda duadan roda empat. Bentuknya berupa pelatihan manajemen dan teknik, pendampingan serta studi banding. Peningkatan QCDI merupakan poin terpenting dalam mewujudkan “UMKM Mandiri”. YDBA juga memberikan pelatihan mekanik sepeda motor Honda bagi pemuda putus sekolah yang bertujuan memberikan keterampilan di bidang mekanik dan memotivasi untuk membuka bengkel sendiri. Pelatihan ini bekerjasama dengan internal grup Astra maupun dengan pihak eksternal seperti BUMN, BUMS, dan kementrian.

Peningkatan Akses Pasar

YDBA memfasilitasi UKM subkon mengikuti Pameran Indonesia

International Motor Show (IIMS) di Jakarta dalam meningkatkan akses

pemasaran. YDBA memfasilitasi melalui galeri dan pameran dalam UMKM kerajinan, dengan mengikuti kegiatan ini jaringan bisnis UMKM makin luas dan memperoleh peluang pasar baru.

Peningkatan Akses Pembiayaan

YDBA memfasilitasi pembiayaan UMKM binaan ke berbagai lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank. Pembiayaan tersebut pada umumnya digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan investasi.

Peningkatan AGC dan CSR

YDBA memberikan pelayanan pembinaan LK3 kepada UMKM binaan melalui Pelayanan Astra Green Company (AGC) kategori UMKM dalam mendukung terwujudnya kepedulian UMKM terhadap lingkungan sekitar.

(5)

Progres YDBA

Progres YDBA pada tahun 2009-2011 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 JumlahUMKM yang terlibat dalam pelayanan YDBA tahun 2009 sampai 2011

Sektor UMKM

Jumlah UMKM yang terlibat dalam pelayanan YDBA

2009 2010 2011

Subkontraktor terkait value

chain bisnis Astra 164 174 184

Manufaktur tidak terkait

bisnis Astra 39 45 51

Bengkel mitra Honda - 14 60

AHASS (Astra Honda

Authorized Service Station) 535 552 607

Bengkel umum roda dua 103 121 135

Bengkel umum roda-4 210 234 241

Anggota LPB dan LKM

binaan YDBA 5411 5747 5816

Pengrajin 109 129 144

Total UMKM (akumulasi) 6571 7007 7238

Sumber: Yayasan Dharma Bhakti Astra (2012)

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah UMKM yang terlibat dalam pelayanan YDBA di berbagai sektor baik sektor subkontraktor terkait value chain bisnis Astra,manufaktur tidak terkait bisnis Astra, bengkel mitra Honda, AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), bengkel umum roda dua, bengkel umum roda-4, anggota LPB dan LKM binaan YDBA, maupun pengrajin mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Hal tersebut terjadi memang karena YDBA selalu berusaha untuk memperluas pelayanan tanggungjawab sosialnya ke seluruh Indonesia dengan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada UMKM yang dibinanya.

Stuktur Organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra 1 September 2012 Yayasan Dharma Bhakti Astra memiliki struktur organisasi yang mengatur masing-masing pihak dalam menjalankan tanggungjawabnya. Berikut ini adalah struktur organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra Periode 1 September 2012:

(6)

Gambar 2 Struktur organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra

Gambar 2 menunjukkan bahwa pengurus organisasi YDBA dibedakan menjadi tiga bagian yang masing-masing memberikan pelayanan yang berbeda-beda. Bagian pertama, yaitu otomotif, alat berat, perbengkelan, dan galeri UMKM. Bagian kedua, yaitu agribisnis, pertambangan, fasilitas pembiayaan, dan LPB/ LKM, dan bagian ketiga adalah HR-GA, keuangan dan komunikasi. Masing-masing bagian tersebut dibedakan lagi menjadi bagian yang lebih spesifik.

Yayasan Dharma Bhakti Astra dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Astra International dan seluruh perusahaan di Grup Astra melakukan berbagai macam pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Kemampuan Astra melibatkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan itu tidak lepas dari

Staf Treasury/ Finance

WLN Pengurus

Staf Galeri UMKM NLP

General Manager MI

Staf Jasa Bengkel ADH

Staf Komunikasi AR Staf Agribisnis dan

Pertambangan DP Agribisnis, Pertambangan,

Fasilitas Pembiayaan, dan LPB/ LKM

AW

Sekretaris TWH

Otomotif, Alat Berat, Perbengkelan dan Galeri

UMKM LPP

Staf HR dan GA WLN HR-GA, Keuangan dan

Komunikasi RH

Staf Otomotif dan Alat Berat

TKK

Staf Pengembangan Program dan PDCA

WLN Staf Accounting AB Staf Fasilitasi Pembiayaan LKM dan LPB MAS

(7)

kemampuan perusahaan meraih laba dari tahun ke tahun, namun niat sesungguhnya untuk membantu masyarakat berpangkal pada pengakuan Astra bahwa keberhasilan tersebut juga karena peran masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, Astra senantiasa tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.

Selaras dengan filosofi Catur Dharma, Astra berupaya menjadi aset bagi bangsa dengan menekankan tiga pendekatan dasarnya yaitu Planet, People dan

Profit. Ketiga pendekatan dasar itu melekat dalam berbagai kegiatan

tanggungjawab sosial Astra melalui pelayanan, yayasan, dan karya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam empat bidang utama, yaitu pendidikan, lingkungan, kesehatan, usaha kecil menengah atau pemberdayaan ekonomi masyarakat. Fokus semua kegiatan ini tak lain adalah pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi timbal-balik. Astra telah menerbitkan Astra

Friendly Company (AFC) sebagai panduan dalam melaksanakan berbagai

kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan secara konsisten di seluruh unit usahanya dengan berfokus pada tiga pilar dasar, yaitu nilai, pola pikir, dan perilaku. Setiap unit usaha dapat merancang pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan dan dinilai berdasarkan efektivitas pelayanannya sesuai "Pedoman Kriteria Penilaian untuk Astra Friendly Company". Pedoman Kriteria Penilaian ini mencakup indikator kinerja utama dan arah konstruktif dari suatu pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan termasuk para karyawan dan keluarga mereka, pemegang saham, pelanggan, pemasok, masyarakat luas maupun pemerintah, dapat dilibatkan dalam upaya meraih tujuan bersama dan mencapai masa depan lebih baik bagi masyarakat Indonesia melalui pendekatan AFC.

Upaya dalam menyebarluaskan dan melaksanakan berbagai pelayanan tanggungjawab sosialnya, Astra mengelola sejumlah yayasan. Seluruh yayasan ini berperan sebagai pintu gerbang dalam menjangkau dan membantu memenuhi aspirasi masyarakat. Salah satu yayasan yang dikelola oleh Astra adalah Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). YDBA membantu mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) baik di berbagai wilayah yang terkait dengan kegiatan Astra maupun di tempat-tempat lain. Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui sinergi dengan perusahaan-perusahaan Grup Astra telah menghasilkan peningkatan kapasitas di bidang teknologi, mentalitas dasar, manajemen, pemasaran, pembiayaan dan teknologi informasi, sehingga masyarakat mampu mengelola usaha secara berkelanjutan.

YDBA senantiasa merujuk pada visi dan misinya untuk dapat mempertahankan fokus kegiatannya. Sepanjang tahun 2010 YDBA mendukung proyek-proyek di bidang otomotif, bengkel dan alat berat, agribisnis dan pertambangan, fasilitas pembiayaan dan lembaga pengembangan bisnis (LPB), galeri, sarana pemasaran bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Pada bidang otomotif dan alat berat, YDBA memberikan pembinaan kepada UKM subkon dan bengkel, kendaraan roda dua maupun roda empat. Tujuan utama pembinaan adalah untuk meningkatkan quality, cost, delivery andinnovation (QCDI).

Pembinaan kepada UKM subkon otomotif dan alat berat dilakukan bekerjasama dengan PIC grup manufaktur Astra antara lain PT Astra Honda Motor (AHM), PT Toyota Astra Motor/PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TAM/TMMIN), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dan PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI) Grup

(8)

Astra Otopart (AOP) dengan PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE) dan Komatsu Indonesia (KI). Melalui pembinaan teknis dan manajemen, UKM subkon secara bertahap mampu meningkatkan level QCDI dan kinerjanya sehingga bisa menjadi mitra kerja yang handal.

Perkembangan bisnis Grup Astra secara tidak langsung tercermin pada nilai kemitraan (order Grup Astra kepada Subkon kategori UKM) dari tahun ke tahun. Krisis ekonomi global September 2008 berdampak pada turunnya nilai kemitraan perusahaan grup Astra tahun 2009. Beberapa Subkon telah naik kelas menjadi perusahaan kategori besar dengan asset diatas lima milyar rupaih, sehingga tidak dimasukkan lagi pada kategori kecil menengah.

Salah satu keberhasilan pembinaan YDBA adalah terwujudnya UKM Subkon Mandiri. Setelah mendapatkan predikat mandiri subkon dimaksud tidak lagi memperoleh pembinaan secara intensif, yang diberikan hanya sebatas konsultasi dan pemberian informasi. Langkah ini dilakukan dengan maksud memberikan kesempatan yang sama kepada subkon-subkon baru yang juga berpotensi untuk menjadi binaan YDBA. YDBA bekerja sama dengan perusahaan Grup Astra dan BUMN/ BUMS untuk membantu pemuda putus sekolah dengan memberikan pelatihan kepada para pemuda untuk menjadi mekanik roda dua sehingga mempunyai keterampilan yang cukup untuk mengisi peluang kerja di bidang perbengkelan. Kegiatan pembinaan dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Pelatihan mekanik bengkel binaan YDBA

Pada bidang jasa perbengkelan Roda dua, YDBA bekerja sama dengan Astra Honda Motor (AHM), sedangkan untuk perbengkelan Roda-4 YDBA bekerjasama dengan Toyota Astra Motor-Training Centre (TAM-TC), Astra Daihatsu Motor-Training Centre (ADM-TC) dan Isuzu Astra Manufacturing Indonesia-Training Centre (IAMI-TC) memberikan pembinaan berupa pelatihan teknik dan manajemen bengkel kepada bengkel-bengkel umum di berbagai wilayah. Bengkel yang memenuhi kualifikasi standar Astra berpeluang diangkat menjadi bengkel binaan jaringan Grup Astra, seperti menjadi Bengkel Resmi Binaan Daihatsu atau bengkel rekanan PT Asuransi Astra Buana. Selain kepada UKM Subkon dan bengkel, YDBA juga memberikan pendampingan kewirausahaan kepada karyawan Grup Astra yang telah memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan berminat untuk membuka usaha.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses tumbuh dan berkembangnya usaha kami. Keberadaan Astra Otoparts harus dirasakan dampak positifnya bagi masyarakat sebagai salah

(9)

satu pemangku kepentingan. Melalui kegiatan-kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan yang berkualitas dan mempunyai dampak berkelanjutan, kami membangun interaksi tidak hanya dengan komunitas sekitar perusahaan atau pabrik tetapi juga masyarakat luas. Astra Otoparts menerapkan sistem manajemen

Astra Friendly Company (AFC) yang diadopsi dari sistem yang dipakai oleh PT

Astra International Tbk dalam melaksanakan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Aktivitas CSR meliputi empat bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, Income Generating Activities (IGA) dan lingkungan hidup yang terutama dilaksanakan di lingkungan sekitar perusahaan, baik Kantor Pusat maupun anak-anak perusahaan yang diberi istilah Ring 1. Dalam lingkup yang lebih besar, kegiatan dapat ditujukan ke masyarakat umum dalam satu provinsi (Ring 2), bahkan lintas provinsi (Ring 3) untuk memperluas dampak dan efektivitas pelayanan terhadap pengembangan masyarakat. Pada tahun 2011, pelayanan-pelayanan AFC yang telah berjalan dengan baik terus dilanjutkan seperti pelayanan komunikasi sosial, pemberian sembako, pelayanan kesehatan cuma-cuma, dukungan pendidikan dengan perluasan kesempatan belajar, pemberian beasiswa, dan pelayanan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di samping juga pengembangan kemampuan ekonomi untuk masyarakat menengah ke bawah.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini, meliputiusia, jenis kelamin, dan pendidikan. Responden penelitian merupakan anggota UMKM bidang perbengkelan roda empat yang menjadi penerima pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan PT Astra International Tbk. melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra. Berikut ini adalah salah satu tampilan depan dari bengkel roda empat yang menjadi penerima pelayanan tanggungjawab sosial YDBA.

Gambar 4 Tampilan depan UMKM bengkel roda empat binaan YDBA Jumlah dan persentase penerima pelayanan menurut usia, jenis kelamin, dan pendidikan akhir dapat dilihat pada Tabel 2.

(10)

Tabel 2 Jumlah dan persentase responden menurut usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir tahun 2012

Item Jumlah (orang) Persentase (%)

Usia Dewasa awal (18-29) 1 3.33 Dewasa pertengahan (30-50) 18 60.00 Dewasa tua (>50) 11 36.67 Jenis Kelamin Perempuan 5 16.67 Laki-laki 25 83.33 Pendidikan Terakhir Rendah (≤ SMP) 1 3.33 Sedang (SMA) 6 20.00

Tinggi (Perguruan tinggi) 23 76.67

Menurut Havighurst dalam Mugniesyah (2006) usia dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu dewasa awal (18 sampai 29 tahun), dewasa pertengahan (30 sampai 50 tahun), dan dewasa tua (lebih besar dari 50 tahun). Responden yang berusia 18 sampai 29 tahun atau dewasa awal dikategorikan menjadi rendah dikarenakan responden yang memiliki usia tersebut cenderung memiliki penilaian yang rendah terhadap tanggungjawab sosial perusahaan. Hal tersebut terjadi karena faktor-faktor tertentu seperti kemampuan dan pendidikan akhir yang dimiliki oleh responden yang memiliki usia 18 sampai 29 tahun. Mereka cenderung memiliki pendidikan dan kemampuan yang tinggi, sehingga tanggungjawab sosial perusahaan dapat dikatakan suatu hal yang menurut mereka tidak terlalu berperan atau tidak terlalu penting keberadaannya. Responden berusia 30 sampai 50 atau dewasa pertengahan dikategorikan menjadi sedang karena usia tersebut cenderung memiliki penilaian yang balance terhadap pelayanan tanggungjawab sosial, mereka mengakui adanya pelayanan tanggungjawab sosial namun mereka tidak mengganggap tanggungjawab sosial sebagai suatu hal yang sangat penting ataupun suatu hal yang sangat tidak penting. Usia lebih besar dari 50 tahun atau dewasa tua dikategorikan menjadi tinggi, karena usia tersebut cenderung menjadikan responden memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan. Hal tersebut terjadi karena responden yang memiliki usia tersebut memiliki tingkat pendidikan yang tidak tinggi, dan mereka tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjalankan usahanya, sehingga mereka sangat membutuhkan pelayanan tanggungjawab sosial tersebut dan mengakui manfaat adanya tanggungjawab sosial perusahaan.

Jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Variabel ini diukur menggunakan skala nominal. Jenis kelamin dapat mempengaruhi adanya suatu penilaian seseorang terhadap pelayanantanggungjawab sosial perusahaan karena jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang dalam memberikan suatu penilaian. Perempuan cenderung memiliki penilaian yang lebih tinggi dalam hal menilai

(11)

tanggungjawab sosial yang diberikan Yayasan Dharma Bhakti Astra terkait pembinaan UMKM bidang perbengkelan, karena UMKM perbengkelan roda empat merupakan suatu pekerjaan yang biasanya ditekuni oleh seorang laki-laki dan biasanya perempuan lebih sedikit memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang perbengkelan roda empat, seperti yang diucapkan oleh Ibu AA salah satu penerima pelayanan tanggungjawab sosial melalui pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra UMKM perbengkelan roda empat berikut:

“… YDBA memberikan saya suatu hal yang tidak ada habisnya, pengetahuan yang selama ini saya tidak tahu di bidang perbengkelan roda empat. Saya sebagai seorang perempuan merasa mengerti suatu hal yang semestinya ini adalah bagian dari pekerjaan laki-laki. YDBA memberikan saya pengetahuan yang dapat merubah pola pikir saya mengenai skill training, dan manajemen dalam mengelola UMKM bidang perbengkelan roda empat …” (AA, 45 tahun).

Berbeda dengan perempuan, laki-laki memiliki penilaian yang tidak sebaik perempuan. Mereka menganggap laki-laki memang sudah seharusnya dapat melakukan dan memiliki kemampuan dalam hal perbengkelan roda empat, sehingga pembinaan yang diberikan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra sebagai pemberi pelayanan tanggungjawab sosial dalam UMKM bidang perbengkelan roda empat dianggap biasa dan tidak memiliki pengaruh yang sangat besar, seperti yang dikatakan oleh Bapak EL berikut:

“… Menurut saya, tanggungjawab sosial perusahaan yang diberikan YDBA cukup bagus, namun sebetulnya tanpa pembinaan dari YDBA pun saya dapat menjalani UMKM bidang perbengkelan roda empat yang saat ini saya jalani sendiri karena saya yakin, saya mampu tanpa campur tangan orang lain. Selama inipun saya belajar secara sendiri mengenai bengkel roda empat, saya tidak menggantungkan UMKM saya ini kepada pihak luar termasuk YDBA. Mungkin iya jika YDBA bermanfaat untuk perkembangan bengkel saya, tapi tanpa YDBA pun seharusnya saya sebagai seorang laki-laki memang harus bisa menjalani UMKM bengkel saya sendiri …” (EL, 33 tahun).

Pendidikan menjadi salah satu karakteristik seseorang karena menurut Sumarwan (2004), tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang. Tingkat pendidikan kurang dari sama dengan SMP dikategorikan menjadi rendah, tingkat pendidikan SMA dikategorikan sedang, dan tingkat pendidikan perguruan tinggi dikategorikan menjadi tinggi. Seseorang yang memiliki pendidikan rendah cenderung memiliki penilaian terhadap tanggungjawab sosial perusahaan yang tinggi karena salah satu yang menjadi faktornya adalah kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya terbatas. Contoh dalam kasus ini dinyatakan oleh salah satu responden, yaitu Bapak DL, beliau mengatakan bahwa:

(12)

“… Saya ini hanyalah pemiliki UMKM yang berpendidikan rendah, hanya sampai SMP. Jadi, saya sangat merasakan sekali keberadaan YDBA, mereka membantu saya memajukan UMKM saya yang bergerak di perbengkelan roda empat ini. Saya merasa ketika saya menjadi salah satu anggota dari binaan YDBA saya banyak mendapatkan informasi tentang UMKM yang saya geluti, selain itu saya dan karyawan saya juga diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembinaan yang diadakan YDBA. Harapan saya kedepan mudah-mudahan YDBA akan semakin sering mengadakan pembinaan, agar saya dapat lebih bisa memajukan bengkel saya, dan kuota dalam pembinaanpun ditambah sehingga semakin banyak karyawan saya yang berkualitas …” (DL, 51 tahun).

Orang yang dikategorikan memiliki tingkat pendidikan yang sedang cenderung tidak menilai tanggungjawab sosial perusahaan yang tinggi ataupun rendah karena mereka tidaklah terlalu menganggap tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu hal yang sangat penting ataupun yang sangat tidak penting. Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung memiliki penilaian yang rendah terhadap tanggungjawab sosial perusahaan karena mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup tinggi dalam menjalankan usahanya. Mereka tidak menganggap tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu pelayanan yang penting keberadaannya, seperti yang diungkapkan oleh Bapak SD yang memiliki tingkat pendidikan S3. Beliau mengatakan bahwa:

“… Saya tahu YDBA adalah salah satu pelayanan tanggungjawab sosial Astra yang memiliki tujuan memberdayakan masyarakat melalui UMKM, termasuk UMKM yang saya miliki ini, namun sejauh ini saya tidak terlalu merasakan manfaatnya dari YDBA itu apa karena saya merasa pembinaan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia hanyalah bersifat teori. Saya di sini langsung bergerak dalam dunia bengkel mobil tidak hanya membutuhkan teori, tetapi lebih kepada prakteknya. Saya pribadi sejak menjadi salah satu UMKM binaan YDBA pada tahun 2003 masih menggunakan sistem manajemen yang telah saya tetapkan sendiri, bukan dari YDBA …” (SD, 54 tahun).

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 reponden, masing-masing responden merupakan pemilik dari UMKM bidang perbengkelan yang dibina dan memperoleh pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra. Responden penelitian ini, yaitu pemilik dari Bengkel Setya Jaya Motor, Ciledug Prima Motor, Panca Karunia Motor, Salayu Mandiri Pratama, Tidar Motor, PT HRA, Genta Surya Mobilindo, Wijaya Motor, Langgeng Motor, Simbisa Motor, Fam Auto, Uki Motor, Dwi Arga Motor, Selamet Jaya Motor, Andala, Hari Motor, Mutiara Ban, Aneka Mobil, Roda Kencana Motor, Maju Motor, Jasutra Motor, Nawilis, DBS Auto Service, Grand Service, Karya Putra, Mobil Babe, My Car, KS Motor, Sumber Variasi, dan Cipendawa Motor. Seluruh bengkel yang menjadi responden adalah bengkel roda empat yang berada di

(13)

daerah Jabodetabek.Responden diajukan beberapa pertanyaan secara mendalam melalui wawancara mendalam dan diberikan pertanyaan struktur melalui kuesioner yang berkaitan dengan keefektifan pelayanan tanggungjawab sosial perusahaan sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Rata-rata dari seluruh responden mengaku bahwa peningkatan sumberdaya manusia sangat dirasakan oleh mereka.Perkembangan ekonomi dan kemandirian tidak seluruhnya responden mengakui bahwa terjadi peningkatan ekonomi dan kemandirian akibat adanya Yayasan Dharma Bhakti Astra. Bapak EL mengungkapkan bahwa:

“… Saya sangat merasakan peningkatan kualitas tenaga kerja di bengkel saya ini, tapi untuk ekonomi sendiri saya belum merasakannya, karena saya merasa pendapatan yang ada di bengkel saya ini tidak naik tidak turun, dan itu terjadi sebelum saya dibina oleh YDBA sampai hari ini saya dibina oleh YDBA, tapi saya tau dan mengakui banget kalau YDBA berperan dalam peningkatan kualitas tenaga kerja di bengkel saya …” (EL, 33

tahun).

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Bapak EL, Bapak HS yang sudah 14 tahun bergabung dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra mengakui bahwa Yayasan Dharma Bhakti Astra telah memberikan suatu upaya yang maksimal dalam pengembangan bengkel yang ia jalani, seperti yang telah diungkapkannya, bahwa:

“… YDBA saya akui telah menjadikan bengkel saya besar sampai saat ini. Banyak sekali pelanggan yang percaya pada bengkel saya karena mereka tahu bahwa karyawan yang bekerja bukanlah karyawan biasa, tapi karyawan yang telah dibina oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra. Karyawan yang memiliki label Astra.Sertifikat sebagai nilai tambah karyawan membuat bengkel saya semakin dipercaya oleh pelanggan. Tenaga kerja yang berkualitaspun menjadikan bengkel saya meningkat dalam segi ekonomi bengkel …” (HS, 41 tahuh).

Gambar

Tabel 1 JumlahUMKM yang terlibat dalam pelayanan YDBA tahun 2009 sampai  2011
Gambar 2 Struktur organisasi Yayasan Dharma Bhakti Astra
Gambar 4 Tampilan depan UMKM bengkel roda empat binaan YDBA  Jumlah dan persentase penerima pelayanan menurut usia, jenis kelamin, dan  pendidikan akhir dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel  2  Jumlah  dan  persentase  responden  menurut  usia,  jenis  kelamin,  dan  pendidikan terakhir tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah , atas izin Allah SWT dan juga dukungan, doa, serta motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat, pada akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Industri manufaktur sektor industri barang konsumsi sub rokok

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

vidjeti na Slici 8 da simulacija u kojoj se koristila VOF metoda nije ponudila dobre iznose sile u trenucima nailaska povratnog vala.. Nasuprot tome, simulacija u kojoj se

Sementara itu, untuk mengatasi hambatan yang muncul maka diperlukan beberapa usaha, yaitu: (a) Penggunaan metode yang bervariatif sehingga siswa tidak merasa cepat bosan;

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investor dalam melakukan transaksi saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match terhadap hasil belajar matematika materi pecahan

Perilaku kestabilan arah kendaraan teoritis dan aktual saat pengereman pada jalan menurun dibelokan dengan radius belok 30,15 m menghasilkan bahwa kendaraan mengalami skid belakang