• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

JAKARTA

OLEH

ARI BOWO NURCAHYO 04312065

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

JAKARTA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh

Nama : Ari Bowo Nurcahyo

Nomor Mahasiswa : 04312065

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2008

(3)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi iini tidak terdapat kaarya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi sesuai peraturan yang berlaku”.

Yogyakarata, September 2008 Penulis,

(4)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

JAKARTA

SKRIPSI

Disusun oleh

Nama : Ari Bowo Nurcahyo

Nomor Mahasiswa : 04312065

Jurusan : Akuntansi

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal………

Dosen Pembimbing,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk- Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham

Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Indonesia.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini diucapkan terima kasih kepada : 1. Abriyani Puspaningsih,Dra.,Msi.,Ak selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.

2. Drs. Asmai Ishak, M.Bus,P.hd selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Juni 2008

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

2.2.Rumusan Masalah... 4

2.3.Batasan Masalah... 5

2.4.Tujuan Penelitian... 5

2.5.Manfaat Penelitian... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan... 8

2.1.2.Jenis-jenis Pasar Modal... 11

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal... 12

2.1.4 Peran Lembaga-lembaga Pendukung Pasar Modal... 13

2.1.5.Insturmen Pasar Modal... 15

2.1.6.Tinjauan Tentang Harga Saham a. Pengertian ... 18

b. Teknik Penilaian Harga Saham... 19

2.1.7. Kinerja Keuangan Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham... 21

2.2. Penelitian Terdahulu... 25

2.3. Kerangka Pikir... 26

2.4. Formulasi Hipotesis... 28

BAB III. METODE ANALISA 3.1. Populasi dan Sampel... 31

3.2. Teknik Pengambilan Sampel... 31

3.3. Metode Pengumpulan data... 32

(7)

3.5. Metode Analisa Data

3.5.1. Analisis Regresi Berganda... 44

3.5.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas... 45

b. Uji Autokorelasi... 45

c. Uji Heterokedatistas... 47

d. Uji Multikolinearitas... 48

3.6. Uji Hipotesis 3.6.1. Pengujian Model Regresi... 48

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data... 51

4.2. Analisis Diskriptif... 57

4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas... 60

4.3.2. Uji Autokorelasi... 62

4.3.3. Uji Heterokedatistas... 65

4.3.4 Uji Multikolinearitas... 67

4.4. Hasil Uji Regresi Serentak... 65

4.5. Hasil Uji Regresi Parsial... 67

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 74

B. Saran …... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran... 27 Gambar 4.1 : Uji Normalitas... 61 Gambar 4.2 : Uji Heterokedastitas... 64

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu... 26

Tabel 3.1 : Return on Investment (X )...1 34 Tabel 3.2 : Return on Equity (X )...2 36 Tabel 3.3 : Current Ratio (X )...3 38 Tabel 3.4 : Debt to Equity Ratio (X )...4 40 Tabel 3.5 : Earnings per Share (X )...5 42 Tabel 4.1 : Hasil Perhitungan Perubahan Harga Saham (Y)... 55

Tabel 4.2 : Hasil Uji Multikolinearitas... 62

Tabel 4.3 : Hasil Pengukuran Uji Autokorelasi... 63

Tabel 4.4 : Hasil Regresi Serentak (Anova)... 65

Tabel 4.5 : Nilai Koefisien Determinasi, Korelasi, dan standar Error Dari Analisa Regresi... 66

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel... 80

Lampiran 2 : Tanggal Dipublikasikannya Laporan Keuangan Tahun 2005-2007... 81

Lampiran 3 : Perubahan Harga Saham dan Contoh Perhitungannya Tahun 2005-2007... 82

Lampiran 4 : Return on Investment (ROI)... 85

Lampiran 5 : Return on Equity (ROE)... 86

Lampiran 6 : Current Ratio (CR)... 87

Lampiran 7 : Debt to Equity Ratio (DER)... 88

Lampiran 8 : Earnings per Share (EPS)... 89

Lampiran 9 : Hasil Olah Data Dengan Menggunakan SPSS 15.00 for Windows... 90

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk menarik dana dari masyarakat, baik masyarakat dari dalam negeri dan dari luar negeri, yang disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dunia usaha dalam skala besar, menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya. Sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal menengah dan kecil. Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal ( investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak ( Bambang Riyanto, 1995 : 219 ).

Dalam pasar modal dibedakan antara pasar perdana (primer), dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan ditawarkan dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek. Saham adalah surat berharga yang paling banyak diperdagangkan dalam Bursa Efek Jakarta. Harga dari suatu saham mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa yang akan datang serta kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat tercermin

(12)

dari harga sahamnya. Tinggi rendahnya harga suatu saham tercermin dari kinerja keuangan perusahaan, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan semakin banyak calon investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, akibatnya harga dari saham tersebut cenderung naik, demikian juga sebaliknya apabila kinerja keuangan suatu perusahaan buruk maka akan berdampak kepada harga sahamnya yang akan turun harganya di pasar modal. Prospek dan perkembangan ekonomi, kondisi ekonomi makro, stabilitas politik, dan mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran juga mempengaruhi harga dari suatu saham.

Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal yaitu : keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi. teori keuntungan yang membahas analisis investasi baik itu saham maupun bukan saham selalu menunjukkan bahwa setiap investasi yang memiliki resiko tinggi bagi para pemodal, mengisyaratkan return yang tinggi pula ( Suad Husnan, 1993 : 237 ). Dalam mengukur nilai saham diperlukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dapat digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan suatu perusahaan dan ekonomi perusahaan. Secara teoritis pengelolaan manajemen keuangan perusahaan meliputi tiga hal, yaitu : keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan dividen (Agus Sartono, 1996 : 2-3 ).

Keputusan investasi yang tepat dapat dilihat dari tingkat rentabilitas perusahaan, misalnya Return on Investment (ROI), return on equity (ROE). ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang

(13)

dipergunakan. Semakin tinggi ROI maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, berarti kinerja keuangan perusahaan cukup efektif, sehingga akan menimbulkan kepercayaan investor pada perusahaan semakin tinggi dan akibatnya akan mempengaruhi harga saham.

ROE menunjukkan besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. ROE yang dihasilkan menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik perusahaan. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin baik manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba, hal ini akan dilihat oleh investor dalam keputusan pembelian saham dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka kedua variabel ini akan dijadikan variabel dalam penelitian ini.

Dalam keputusan pembelanjaan yang tercermin pada kondisi perolehan dana dan pemanfaatan dana tercermin dalam Rasio Likuiditas dan Leverage Ratio, hal ini dapat dilihat dalam Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER).

Current Ratio digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka tingkat likuiditas perusahaan semakin tinggi, dan kepercayaan investor juga semakin tinggi, akibatnya akan mempengaruhi permintaan saham di pasar modal.

Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang

dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Semakin besar DER menandakan struktur usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER

(14)

mencerminkan resiko perusahaan yang semakin tinggi, menyebabkan investor memilih menginvestasikan dananya pada investasi bebas resiko, hal ini menyebabkan permintaan saham menurun dan akan menyebabkan turunnya harga saham perusahaan. Dari uraian tersebut kedua variabel ini akan dijadikan variabel dalam penelitian ini.

Dalam kebijaksanaan deviden yang merupakan salah satu kriteria bagi calon investor untuk membeli saham suatu perusahaan, tercermin dalam Earning

Per Share (EPS). Earning Per Share menunjukkan jumlah laba yang menjadi hak

untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa, semakin tinggi laba yang diperoleh investor maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan di pasar modal. Dan akhirnya akan menarik investor untuk menginvestasikan dananya dengan membeli saham perusahaan tersebut. Dari uraian tersebut maka variabel ini juga akan dijadikan variabel dalam penelitian ini.

Pemilihan faktor-faktor di atas sebagai variabel bebas akan mempengaruhi investor dalam membeli saham yang kemudian akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan

Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta “.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah:

(15)

a. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah

Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) secara

bersama-sama (simultan) terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa efek Jakarta (BEJ)?

b. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah

Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) secara individual

(parsial) terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa efek Jakarta (BEJ)?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang terdaftar pada tahun 2004-2006.

b. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004-2006.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earnings per Share (EPS) secara

(16)

bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

b. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earnings per Share (EPS) secara individual (parsial) berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: a. Bagi Penulis

Adanya penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama ini, sehingga penulis dapat mengembangkan teori yang dipelajari selama kuliah dan menerapkannya dalam kehidupan sebenarnya.

b. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan yang akhirnya akan berdampak pada tinggi-rendahnya harga saham, sehingga investor dapat memilih untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.

(17)

c. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam memperbaiki kinerja keuangan perusahaan, sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkam modalnya melalui penilaian terhadap harga saham perusahaan.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai prestasi yang telah diwujudkan melalui kerja yang telah dilakukan secara maksimal yang dituangkan dalam suatu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kinerja keuangan pada periode tertentu. Pada perusahaan manufaktur kinerja keuangan bisa dilihat dan dipelajari melalui analisis laporan keuangannya.

Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba-rugi (income

statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu

biasanya meliputi periode satu tahun (Bambang Riyanto, 1995 : 327 ). Tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, dan tingkat profitabilitas dapat diketahui dengan cara membandingkan setiap akun yang terdapat dalam laporan keuangan yang akan dihasilkan rasio-rasio keuangan. Hasil analisis rasio keuangan tersebut berupa informasi yang sangat penting untuk digunakan oleh pemakai laporan keungan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil

(19)

operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang (Dwi Prastowo, 1995 :30). Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun di dasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang.

Pemahaman yang benar mengenai setiap rasio dapat membantu investor maupun calon investor untuk mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi perusahaan serta potensi yang dimiliki perusahaan pada masa yang akan datang, yaitu sejauh mana perusahaan mencapai tingkat yang aman ataupun jauh dari tingkat kebangkrutan yang dapat dilihat dari rasio yang digunakan. Dalam fungsi manajemen keuangan, keputusan mengenai investasi merupakan hal yang cukup penting dan harus direncanakan serta dievaluasi terus-menerus. laporan keuangan didefinisikan sebagai suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau hasil aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. (Ridwan S. Sudjaja dan Inge Barlian, 2002 : 68).

2.1.2. Definisi Pasar Modal

Pasar modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah yang besar dan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Bagi perusahaan dana yang diperoleh dari penerbitan atau emisi saham merupakan sumber dana yang akan tertanam dalam jangka waktu yang

(20)

tidak tertentu waktunya sehingga merupakan sumber dana permanen. sedangkan bagi pemodal, investasi dalam saham tersebut dapat merupakan investasi sementara karena saham tersebut dapat dijual sewaktu-waktu pada saat membutuhkan dana.

Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar yang memperdagangkan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri (Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2001:1).

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal ( investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak (Bambang Riyanto, 1995 : 219).

Pasar modal memiliki dua fungsi ( Suad Husnan, 1996 : 3-4 ), yaitu : a. Fungsi Ekonomi

Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke

borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dananya, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran.

(21)

b. Fungsi Keuangan

Pasar modal sebagai tempat untuk menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dari para lenders tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

2.1.3. Jenis-jenis Pasar Modal

(Jogiyanto, 2003 : 15-16) Pasar modal dapat dibedakan menjadi empat jenis pasar, yaitu :

a. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah pasar yang digunakan oleh perusahaan yang akan menjual surat berharganya untuk pertama kalinya di pasar modal.

b. Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah pasar yang merupakan tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar. Bagi investor dalam pasar sekunder investor dapat membeli surat berharga dan dapat menjual kembali surat berharga tersebut untuk memperoleh dana atau mengalihkannya kepada investor lain. c. Pasar Ketiga

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh Broker yang mempertemukan penjual dan pembeli pada saat pasar kedua tutup.

d. Pasar Keempat

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari misis untuk broker. Pasar keempat

(22)

umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal ( Suad Husnan, 1993:5-6 ), antara lain :

a. Supply Sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan-perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. Di samping itu perusahaan harus memenuhi persyaratan full disclosure, artinya perusahaan bersedia mengungkapkan kondisi perusahaan yang dituntut oleh pasar modal.

b. Demand Sekuritas

Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income per

capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas.

c. Kondisi Politik dan Ekonomi

Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.

(23)

d. Masalah Hukum dan Peraturan

Pembelian sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.

2.1.5. Peran Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengawasi pasar modal Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas, baik saham maupun obligasi harus mendapat ijin dari BAPEPAM.

b. Bursa Efek

Merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas. c. Akuntan Publik

Akuntan publik bertugas memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.

d. Penjamin Emisi Sekuritas (Underwriter)

Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di bursa (emiten) tentu ingin agar sekuritas yang dijual laku semua di pasar, sehingga dana yang diperlukan bisa di peroleh. Untuk menjamin agar penerbitan (emisi) sekuritas yang pertama kali (di pasar perdana) tersebut terjual semua, maka emiten akan meminta

(24)

e. Wali Amanat (Trustee)

Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi wali amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi, pemikirannya adalah karena pembeli obligasi pada dasarnya adalah kreditur, dan kredit yang diberikan tidak dijamin dengan agunan apapun. Untuk meminimumkan agar kredit tersebut tidak macet, maka ada pihak yang mewakili para pembeli obligasi dalam melakukan semacam penilaian terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh pemodal.

f. Notaris

Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputsan-keputusan RUPS.

g. Konsultan Hukum

Konsultan hokum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan hokum dengan pihak lain. Keabsahan dukumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hokum.

h. Lembaga clearing

Perdagangan sekuritas tudak mungkin dilakukan dengan melakukan perpindahan phisik sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan. Sekuritas-sekuritas akan di simpan oleh suatu lembaga dan bertugas untuk mengatur arus sekuritas tersebut. Kegiatan lembaga ini mirip dengan kegiatan Bank Indonesia yang menyelenggarakan clearing uang giral.

(25)

2.1.6. Instrumen Pasar Modal

Menurut (Sunariyah 1997 : 28-60), berbagai efek yang diperdagangkan dalam pasar modal antara lain :

a. Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut, tanggung jawab pemilik hanya terbatas pada modal yang disetorkan. saham dibagi menjadi dua macam :

1. Saham Biasa ( Common Stock )

Saham biasa adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). ada dua jenis saham biasa, yaitu :

a. Saham Atas Nama

Yaitu saham yang nama pemilik sahamnya tertera di atas saham tersebut.

b. Saham Atas Tunjuk

Yaitu saham yang nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut, jadi pemilik saham adalah yang menyimpan saham tersebut dan mendapat seluruh hak-hak pemegang saham.

(26)

2 Saham Preferensi ( Preferred Stock )

Saham preferensi adalah jenis saham yang mempunyai hak keistimewaan di atas pemegang saham biasa. Keistimewaan tersebut adalah hasil kesepakatan antara investor dengan emiten, dan pemegang saham preferensi menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

Saham preferen adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu di atas saham biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan pada saat pembubaran perusahaan.

3. Obligasi

Obligasi merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian.

4. Derivatif dari Efek a. Right/Klaim.

Right menunjukkan bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang

melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh perusahaan, sebelum saham-saham tersebut diterbitkan kepada pihak lain. Jika pemegang saham tidak bermaksud untuk menggunakan haknya, maka bukti right yang dimiliki dapat diperjualbelikan dibursa.

(27)

b. Waran.

Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih. c. Obligasi Konvertibel

Merupakan obligasi yang setelah jangka waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten.

d. Saham Deviden

Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan secara tunai kepada pemegang saham, perusahaan dapat memberikan saham baru kepada pemegang saham. Alasannya agar laba yang bersangkutan dapat ditahan didalam perusahaan yang bisa digunakan untuk modal kerja. Bagi pemegang saham hal ini merupakan kerugian riil bagi pemegang saham tersebut.

e. Saham Bonus

Perusahaan membagikan saham bonus kepada pemegang saham lama untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan, yang akan menyebabkan dilusi (penurunan harga) karena pertambahan harga saham baru tanpa memasukkan uang baru dalam perusahaan. Dengan harga saham diperkecil, maka pasar lebih luas karena investor mampu menjangkau harga yang relatif murah.

(28)

f. Sertifikat ADR/CDR

American Depository Receipts (ADR) atau Continental Depository Receipts (CDR) adalah suatu resi (tanda terima) yang memberikan

bukti bahwa saham perusahaan asing, disimpan sebagai titipan atau berada di bawah penguasaan suatu bank Amerika.

g. Sertifikat Reksa Dana

Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal. Kemudian diinvestasikan dalam portofolio oleh manajer investasi. Sertifikat Reksa Dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar uang ataupun pasar modal.

2.1.7. Tinjauan Tentang harga saham a. Pengertian

Menurut Ridwan S. Sudjaja dan Inge Barlian ( 2002 :48), yang dimaksud harga saham adalah harga yang mencerminkan nilai sekarang dari surat berharga tersebut ( saham) per lembar yang berlaku di pasar modal. Setiap pemegang saham pada suatu perusahaan berarti mempunyai hak dan kewajiban terbatas pada setiap lembar saham yang dimiliki.

(29)

b. Teknik Penilaian Harga Saham

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai harga suatu saham ( Sunariyah, 1997 : 86-99), yaitu :

1. Pendekatan Tradisional.

Untuk menganalisis saham digunakan dua analisis, yaitu : a. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Asumsi yang mendasari analisis teknikal :

(a) Terdapat ketergantungan sistematik di dalam keuntungan yang dapat dieksploitasi ke return abnormal.

(b) Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika memprediksi distribusi return sekuritas.

(c) Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.

Beberapa kesimpulan menyangkut pendekatan analisis teknikal antara lain :

(a) Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan.

(30)

(b) Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu, penekanannya hanya pada perubahan harga.

(c) Analisis teknikal berfokus pada faktor- faktor internal melalui analisis pergerakan di dalam pasar atau suatu saham.

(d) Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada jangka pendek, karena teknik-teknik analisis teknikal dirancang untuk mendeteksi pergerakan harga dalam jangka waktu yang relatif pendek.

Sasaran yang ingin dicapai pada pendekatan ini adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham.

b. Analisis Fundamental

Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai instrinsik. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut.

Dua pendekatan fundamental yang digunakan dalam penilaian harga saham :

(a) Penilaian Saham Dengan Pendekatan Laba (Price-Earning Ratio

(31)

Pendekatan ini digunakan oleh investor dan analis sekuritas didasarkan pada hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per lembar saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali.

(b) Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai suatu sham diestimasikan dengan cara mengkapitalisasi pendapatan. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yng akan datang yang investor harapkan diterima dari investasi pada saham tersebut.

(c) Pendekatan Portofolio Modern

pendekatan ini menekankan pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.

2.1.8. Kinerja Keuangan yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham

a. Return on Investment (ROI)

Return on invesment digunakan untuk mengukur tingkat

pengembalian investasi yang telah digunakan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupun dengan dana yang berasal dari pemilik (modal). ROI yang tinggi dipastikan perusahaan mempunyai tingkat keefektifan dan

(32)

keefisienan yang baik dalam penggunaan asset-aset yang dimilikinya. ROI merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto

Return On Invesment (ROI) berpengaruh positif terhadap

perubahan harga saham, apabila ROI meningkat diharapkan harga saham meningkat, dan perubahan harga saham akan positif. (Bambang

Riyanto, 1995 : 336).

Return on Investment =

b. Return on Equity (ROE)

Mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. ROE yang dihasilkan menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik perusahaan. Rasio yang tinggi berarti manajemen telah melakukan tugas dengan baik, jadi ROE yang semakin tinggi menunjukkan manajemen perusahaan semakin baik. Return on equity = Laba Bersih Jumlah Aktiva Laba bersih Modal Sendiri

(33)

Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap

perubahan harga saham, apabila ROE meningkat harga saham juga akan meningkat, dan perubahan harga saham akan positif (Agnes

Sawir, 2005:20)

c. Current Ratio (CR)

Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar, dan hutang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua hutang lancar benar-benar harus dibayar. Current ratio merupakan ukuran paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan uang jatuh tempo.

Current ratio berpengaruh positif terhadap perubahan harga

saham apabila, Current ratio meningkat diharapkan harga saham meningkat, dan perubahan harga saham akan positif (Dwi Prastowo, 1995:57).

(34)

Current Ratio =

d. Debt to Equity Ratio (DER)

(Bambang Riyanto, 1995 : 336) Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham ROE yang dihasilkan menunjukkan seberapa baik manajemen perusahaan memanfaatkan investasi para pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap

perubahan harga saham, apabila ROE meningkat diharapkan harga saham juga akan meningkat, dan perubahan harga saham akan positif.

Debt to Equity Ratio =

e. Earning Per Share (EPS)

(Agnes Sawir,2005 : 34) Earnings per Share menunjukkan berapa besar laba bersih yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham Semakin tinggi laba yang diperoleh, akan

Aktiva lancar Hutang lancar

Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang Jumlah Modal Sendiri

(35)

menarik investor untuk membeli saham perusahaan, maka akan menyebabkan naiknya harga saham perusahaan.

Earnings per Share berpengaruh positif terhadap perubahan

harga saham. Apabila Earnings per Share meningkat diharapkan harga saham akan naik, dan perubahab harga saham akan positif.

Earning per Share =

2.2. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Laba bersih

(36)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.

2.3.Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 :

Nama Tahun Topik Hasil Penelitian

Abid Djazuli 2005 Pengaruh EPS, ROI, dan ROE Terhadap Perubahan Harga Saham Pada

Perusahaan Sektor

Manufakturing Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara EPS, ROI, ROE terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama.

Secara parsial EPS, dan ROE berpengaruh positf dan signifikan, ROI berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham.

Belliwaty

Kosim 2005 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara ROI, TDR, DER, DPR terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama. Secara parsial TDR berpengaruh positif dan signifikan, ROI berpengaruh positif dan tidak signifikan, DER dan DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham.

Rosyadi 2005 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufakturing Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara ROI, Pembayaran Dividend dan Likuiditas Usaha terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama.

Secara parsial ROI berpengaruh positif dan signifikan, pembayaran deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan, likuiditas usaha berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham.

Umi Murtini dan Shinta Mareta

2006 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara PER, NPM, ROA, dan DER terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama. Secara parsial PER dan NPM berpengaruh positif dan signifikan, ROA berpengaruh negatif dan signifikan, DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham.

(37)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran. Return on Investment (ROI) Perubahan Harga Saham Return on Equity (ROE) Current Ratio (CR)

Debt to Equity Ratio

(DER)

Earning per Share

(EPS)

Variabel Independen (Bebas)

Variabel Dependen (Terikat)

(38)

2.4. Formulasi Hipotesis

Kriteria untuk menerima dan menolak hipotesis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan probabilitas dimana signifikansi sebesar 5%. Apabila P < 0,05 berarti menolak H0 dan menerima HA, artinya ada pengaruh antara kinerja keuangan dengan perubahan harga saham. Apabila P > 0,05 berarti menerima H0 dan menolak HA, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan dengan perubahan harga saham.

Hipotesis yang disampaikan dalam penelitian ini adalah :

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Rosyadi tahun 2005 mengemukakan bahwa ada pengaruh positif antara ROI terhadap perubahan harga saham. Dalam penelitian kali ini apabila nilai probabilitas ROI < 0,05 berarti menerima Ha1, maka hipotesis dalam penelitian ini: Ha1 : Adanya pengaruh yang signifikan antara ROI dengan perubahan

harga saham.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Abid Djazuli tahun 2005 mengemukakan bahwa ada pengaruh positif antara ROE terhadap perubahan harga saham. Dalam penelitian kali ini apabila nilai probabilitas ROE < 0,05 berarti menerima Ha2, maka hipotesis dalam penelitian ini: Ha2 : Adanya pengaruh yang signifikan antara ROE dengan perubahan

harga saham.

Dalam penelitian kali ini apabila nilai probabilitas CR < 0,05 berarti menerima Ha3, maka hipotesis dalam penelitian ini:

(39)

Ha3 : Adanya pengaruh yang signifikan antara CR dengan perubahan harga saham.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Belliwaty Kosim tahun 2005 mengemukakan bahwa ada pengaruh positif antara DER terhadap perubahan harga saham. Dalam penelitian kali ini apabila nilai probabilitas DER < 0,05 berarti menerima Ha4, maka hipotesis dalam penelitian ini:

Ha4 : Adanya pengaruh yang signifikan antara DER dengan perubahan harga saham.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Abid Djazuli tahun 2005 mengemukakan bahwa ada pengaruh positif antara EPS terhadap perubahan harga saham. Dalam penelitian kali ini apabila nilai probabilitas EPS < 0,05 berarti menerima Ha5, maka hipotesis dalam penelitian ini: Ha5 : Adanya pengaruh yang signifikan antara EPS dengan perubahan

harga saham.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Abid Djazuli tahun 2005 mengemukakan bahwa ada pengaruh positif antara EPS, ROI, ROE terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama. Dalam penelitian kali ini apabila nilai P< 0,05 berarti menerima Ha6, maka hipotesis dalam penelitian ini:

Ha6 : Adanya pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan dalam hal ini adalah Return on Investment (ROI), return on equity (ROE),

(40)

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama (simultan).

(41)

BAB III METODE ANALISA

3.1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999 : 72). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 1999 : 73). Sampel yang bisa mewakili populasi akan sangat membantu peneliti karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode

Random Sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah :

a. Sampel yang diambil merupakan perusahaan manufaktur yang sahamnya masih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2005-2007.

(42)

b. Data laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang dibutuhkan terdiri dari

a. Return on Investment (ROI) (lihat lampiran 4) b. Return on Equity (ROE) (lihat lampiran 5) c. Debt to Equity Ratio (DER) (lihat lampiran 6) d. Current Ratio (CR) (lihat lampiran 7)

e. Earnings per Share (EPS) (lihat lampiran 8)

2. Sumber Data

Indonesian Capital Market Directory 2007, Pojok BEJ Universitas Islam

Indonesia.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari dokumen-dokumen atau laporan tertulis terdahulu yang berkaitan dengan bidang penelitian.

(43)

Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah variabel tergantung (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

1. Variabel Dependen (Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999 :33). Dalam penelitian ini perubahan harga saham. Untuk mengukur perubahan harga saham ini diambil perubahan pada setiap bulannya yang telah dipublikasikan, dimana mulai pada bulan berikutnya setelah penerbitan laporan keuangan sampai dengan bulan berikutnya. Perubahan yang terjadi kemudiaan dambil rata-rata per tahunnya agar mampu mewakili perubahan harga saham selama satu tahun.

2. Variabel Independen (X)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 1999 :33). Dalampenelitian ini variabel independent yang digunakan meliputi :

a. Return on Investment (X )1

Digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah digunakan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupun dengan dana yang berasal dari pemilik (modal). ROI merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto (Bambang Riyanto, 1995 : 336).

(44)

Return on Investment =

Berikut data ROI yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Return on Investment (X ).1

No. Kode

Perusahaan Nama Perusahaan ROI 2004 ROI 2005 ROI 2006

1. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 6,54 % 6,95 % 9,5 %

2. ASII PT. Astra International Tbk. 13,81 % 8,92 % 6,41 %

3. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. 4,14 % 5,87 % 6,20 %

4. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 0,16 % 0,23 % 2,22 %

5. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 6,52 % 6,96 % 7.72 %

6. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 0,18 % 0,20 % 2,97 %

7. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. 7,54 % 4,64 % 1,63 %

8. GGRM PT. Gudang Garam International Tbk. 8,69 % 8,54 % 4,64 %

9. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 17,03 % 19,97 % 27.89 %

10. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 14,37 % 9,14 % 3,27 %

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 2,47 % 0,84 % 4,10 %

12. IKAI PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. 0,23 % 0,97 % 0,40 %

13. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. 25,46 % 16,63 % 14,15 %

14. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 10,65 % 13,51 % 14,63 %

15. KAEF PT. kimia farma Tbk. 6,63 % 4,49 % 3,49 %

16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 3,64 % 3,26 % 1,62 %

17. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 17,46 % 17,02 % 14,89 %

18. MYOR PT. Mayora indah Tbk. 6,65 % 3,13 % 6,02 %

19. MERK PT. Merck Tbk. 28,55 % 26,46 % 30,61 %

20. MTDL PT. Metroda Elektronics Tbk. 2,01 % 2,45 % 2,80 %

21. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. 2,03 % 1,74 % 2,08 %

22. SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 7,63 % 13,37 % 17,28 %

23. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. 3,69 % 3,39 % 1,59 %

24. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 1,65 % 4,33 % 7,52 %

25. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 15,09 % 12,65 % 10,99 %

26. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 1,52 % 0,78 % 1,28 %

27. TBLA PT.Tunas Baru lampung Tbk. 1,22 % 0,43 % 2,58 %

28. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 7,63 % 4,74 % 0,78 %

29. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 0,34 % 0,36 % 1,18 %

30. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 5,66 % 1,81 % 0,41 %

31. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 40,15 % 37,49 % 37,22 %

Sumber : lampiran 4 halaman 85

Laba Bersih Jumlah Aktiva

(45)

Dari tabel 3.1. menunjukkan besarnya Return on Investment masing-masing perusahaan manufaktur yang nilainya ditentukan dari besarnya

earnings after tax terhadap total assets.

Hasil dari perhitungan return on investment (X ) dapat dijabarkan sebagai 1 berikut :

a) Tahun 2004

Pada tahun 2004 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

investment tertinggi, yaitu sebesar 40,15%, sedangkan PT. Budi Acid

Jaya Tbk. Mempunyai return on investment terendah, yaitu sebesar 0,16%.

b) Tahun 2005

Pada tahun 2005 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

investment tertinggi, yaitu sebesar 37,49%, sedangkan PT. Fajar Surya

Wisesa Tbk. Mempunyai return on investment terendah, yaitu sebesar 0,20%.

c) Tahun 2006

Pada tahun 2006 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

investment tertinggi, yaitu sebesar 37,22%, sedangkan PT. Inti

Keramik Alamsri Industri Tbk. Mempunyai return on investment terendah, yaitu sebesar 0,40%.

(46)

Mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. ROE yang dihasilkan menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemilik perusahaan.

Return on equity =

Berikut data ROE yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Return on Equity (X ).2

No. Kode

Perusahaan Nama Perusahaan ROE 2004 ROE 2005 2006 ROE

1. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 11,28 % 12,66 % 18,77 %

2. ASII PT. Astra International Tbk. 35,48 % 26,72 % 16,59 %

3. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. 7,69 % 9,71 % 12,22 %

4. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 0,77 % 1,15 % 9,04 %

5. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 7,96 % 9,49 % 9,96 %

6. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 0,44 % 0,54 % 8,66 %

7. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. 28,38 % 17,09 % 5,55 %

8. GGRM PT. Gudang Garam International Tbk. 14,69 % 14,41 % 7,66 %

9. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 40,99 % 52,08 % 62 %

10. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 32,29 % 28,36 % 11,41 %

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 9,23 % 2,88 % 13,41 %

12. IKAI PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. 1,78 % 6,64 % 1,33 %

13. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. 48 % 20,75 % 14,97 %

14. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 28,19 % 26,84 % 22,59 %

15. KAEF PT. kimia farma Tbk. 9,55 % 6,26 % 5,05 %

16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 11,53 % 10,56 % 5,86 %

17. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 20,74 % 20,21 % 16,48 %

18. MYOR PT. Mayora indah Tbk. 9,79 % 5,11 % 9,65 %

19. MERK PT. Merck Tbk. 37,16 % 31,99 % 36,74 %

20. MTDL PT. Metroda Elektronics Tbk. 5,23 % 6,53 % 7,92 %

21. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. 2,30 % 2,09 % 2,65 %

22. SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 13,97 % 22,43 % 23,56 %

23. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. 5,20 % 5,18 % 2,50 %

24. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 2,32 % 7,02 % 11,89 %

25. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 19,16 % 16,55 % 14,03 %

26. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 3,03 % 1,72 % 2,66 %

27. TBLA PT.Tunas Baru lampung Tbk. 3,22 1,21 % 6,12 %

28. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 25,74 % 21,05 % 3,30 %

29. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 0,54 % 0,56 % 1,81 %

30. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 14,94 % 4,09 % 1,02 %

Modal Sendiri Laba bersih

(47)

31. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 64,83 % 66,27 % 72,69 % Sumber : lampiran 5 halaman 86

Dari tabel 3.2. menunjukkan besarnya Return on Equity masing-masing perusahaan manufaktur yang nilainya ditentukan dari besarnya earnings

after tax terhadap total equity.

Hasil dari perhitungan Return on Equity (X ) dapat dijabarkan sebagai 2 berikut :

a) Tahun 2004

Pada tahun 2004 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

equity tertinggi, yaitu sebesar 64,83%, sedangkan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Mempunyai return on equity terendah, yaitu sebesar 0,44%.

b) Tahun 2005

Pada tahun 2005 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

equity tertinggi, yaitu sebesar 66,27 %, sedangkan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Mempunyai return on equity terendah, yaitu sebesar 0,54%.

c) Tahun 2006

Pada tahun 2006 PT. Unilever Indonesia Tbk. mempunyai return on

(48)

Cahaya Tbk. Mempunyai return on equity terendah, yaitu sebesar 1,02%.

c. Current Ratio (X )3

Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun/satu siklis bisnis).

Current Ratio =

Berikut data Current Ratio yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Current Ratio (X ).3

No. Kode

Perusahaan Nama Perusahaan 2004 CR 2005 CR 2006CR

1. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 4,76 3,33 2,43

2. ASII PT. Astra International Tbk. 1,06 0,74 0,78

3. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. 2,01 2,21 1,61

4. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 1,14 1,11 1,25

5. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 5,42 3,20 3,92

6. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 1,56 1,83 1,85

7. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. 1,42 2,33 1,94

8. GGRM PT. Gudang Garam International Tbk. 1,68 1,73 1,89

9. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 2,28 1,71 1,68

10. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 1,78 1,32 1,11

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1,48 1,47 1,19

12. IKAI PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. 0,98 0,89 0,65

13. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. 2,02 5,26 0,3435

14. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 2,89 3,94 5,04

15. KAEF PT. kimia farma Tbk. 2,03 2,25 212

16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 1,38 1,22 1,11

17. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 4,29 4,42 8,78

18. MYOR PT. Mayora indah Tbk. 5,11 3,54 3,91

19. MERK PT. Merck Tbk. 3,09 4,72 5,42

20. MTDL PT. Metroda Elektronics Tbk. 1,66 1,70 1,52

21. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. 1,61 1,41 1,44

22. SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 1,60 1,73 2,84

Hutang lancer Aktiva Lancar

(49)

23. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. 2,51 2,14 2,67

24. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 2,01 1,77 2,02

25. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 4,64 3,80 4,39

26. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 1,27 1,20 1,06

27. TBLA PT.Tunas Baru lampung Tbk. 1,42 1,05 1,48

28. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 1,21 1,20 1,15

29. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 4,82 1,58 1,18

30. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 1,95 1,90 1,71

31. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 1,61 1,35 1,27

Sumber : lampiran 6 halaman 87

Dari tabel 3.3. menunjukkan besarnya Current Ratio masing-masing perusahaan manufaktur yang nilainya ditentukan dari besarnya current

assets terhadap current liabilities.

Hasil dari perhitungan Current Ratio (X ) dapat dijabarkan sebagai 3 berikut:

a) Tahun 2004

Pada tahun 2004 PT. Ekadharma International Tbk. mempunyai

current ratio tertinggi, yaitu sebesar Rp. 5,42 sedangkan PT. Inti

Keramik Alamsri Industri Tbk. Mempunyai current ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 0,98 .

b) Tahun 2005

Pada tahun 2005 PT. Jaya Pari Steel Tbk. mempunyai current ratio tertinggi, yaitu sebesar Rp. 5,26 , sedangkan PT. Astra International Tbk. Mempunyai current ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 0,74 .

(50)

Pada tahun 2006 PT. Mandom Indonesia Tbk. mempunyai current

ratio tertinggi, yaitu sebesar Rp 8,78 , sedangkan PT. Jaya Pari Steel

Tbk. Mempunyai current ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 0,3435 .

d. Debt to Equity Ratio (X )5

DER digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai dari pihak kreditur, makin tinggi rasio ini, makin besar dana yang diambil dari luar.

Total Debt

Debt to Equity Ratio = X 100 %

Berikut data Debt to Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Debt to Equity Ratio (X ).4

No. Kode

Perusahaan

Nama Perusahaan DER

2004 (Rp)

DER 2005 (Rp)

DER 2006 (Rp)

1. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 0,72 0,82 0,98

2. ASII PT. Astra International Tbk. 0,63 1,81 1,41

3. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. 0,86 0,65 0,97

4. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 3,68 3,76 2,90

5. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 0,22 0,35 0,29

6. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 1,46 1,69 1,91

7. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. 2,76 2,68 2,41

8. GGRM PT. Gudang Garam International Tbk. 0,69 0,69 0,65

9. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 1,34 1,55 1,21

10. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 1,25 2,10 2,48

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 2,56 2,33 2,13

12. IKAI PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. 6,76 5,78 2,27

13. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. 0,89 0,25 0,06

14. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 1,43 0,78 0,36

15. KAEF PT. kimia farma Tbk. 0,44 0,39 0,45

(51)

16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 2,01 2,10 2,43

17. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 0,19 0,19 0,11

18. MYOR PT. Mayora indah Tbk. 0,46 0,61 0,58

19. MERK PT. Merck Tbk. 0,30 0,21 0,20

20. MTDL PT. Metroda Elektronics Tbk. 1,42 1,46 1,73

21. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. 0,13 0,21 0,27

22. SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 0,81 0,62 0,35

23. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. 0,41 0,53 0,57

24. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 0,41 0,62 0,58

25. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 0,23 0,26 0,23

26. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 1,00 1,20 1,07

27. TBLA PT.Tunas Baru lampung Tbk. 1,65 1,83 1,37

28. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 2,38 3,44 3,24

29. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 0,61 0,54 0,53

30. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 1,60 1,22 1,43

31. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0,61 0,76 0,95

Sumber : lampiran 7 halaman 88

Dari tabel 3.4. menunjukkan besarnya Debt to Equity Ratio masing-masing perusahaan manufaktur yang nilainya ditentukan dari besarnya

total debt terhadap total equity.

Hasil dari perhitungan Debt to Equity Ratio (X ) dapat dijabarkan sebagai 4 berikut :

a) Tahun 2004

Pada tahun 2004 PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. mempunyai

debt to equity ratio tertinggi, yaitu sebesar Rp. 6,76 , sedangkan PT.

Pyridam Farma Tbk. Mempunyai debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 13 .

b) Tahun 2005

Pada tahun 2005 PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. mempunyai

(52)

Mandom Indonesia Tbk. Mempunyai debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 0,19 .

c) Tahun 2006

Pada tahun 2006 PT. Tunas Ridean Tbk.. mempunyai debt to equity

ratio tertinggi, yaitu sebesar Rp 3,24 , sedangkan PT. Jaya Pari Steel

Tbk. Mempunyai debt to equity ratio terendah, yaitu sebesar Rp. 0,06.

e. Earning Per Share (X )6

Menunjukkan jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Tingkat laba atas investasi yang rendah berarti investasi lainnya mungkin lebih baik.

Earning per Share =

Berikut data Earning Per Share yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.5

.

Tabel 3.5.

Earnings per Share (X ).5

No. Kode

Perusahaan

Nama Perusahaan EPS ( Rp )

2004

EPS ( Rp ) 2005

EPS (Rp) 2006

1. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 28 27 41

2. ASII PT. Astra International Tbk. 1335 1348 917

3. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. 12 16 22

4. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 1 2 17

5. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. 19 23 10

6. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. 2 2 41

7. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. 151 109 37

8. GGRM PT. Gudang Garam International Tbk. 930 982 524

9. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 454 544 805

10. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. 109 116 47

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 41 13 70

12. IKAI PT. Inti Keramik Alamsri Industri Tbk. 4 15 6

13. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. 417 227 179

14. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 55 62 67

15. KAEF PT. kimia farma Tbk. 14 10 8

Laba bersih

(53)

16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 67 67 38

17. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 529 595 553

18. MYOR PT. Mayora indah Tbk. 111 60 122

19. MERK PT. Merck Tbk. 2555 2576 3863

20. MTDL PT. Metroda Elektronics Tbk. 6,06 8,07 10,28

21. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. 3 2 3

22. SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 858 1689 2184

23. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. 23 24 12

24. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 24 78 145

25. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 718 66 61

26. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 10 6 9

27. TBLA PT.Tunas Baru lampung Tbk. 10 4 13

28. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 109 102 16

29. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. 2 2 5

30. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. 427 127 29

31. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 192 189 226

Sumber : lampiran 8 halaman 89

Dari tabel 3.5. menunjukkan besarnya Earnings per Share masing-masing perusahaan manufaktur yang nilainya ditentukan dari besarnya earnings

after tax terhadap outstanding share.

Hasil dari perhitungan Earnings per Share (X ) dapat dijabarkan sebagai 5 berikut :

a) Tahun 2004

Pada tahun 2004 PT. Merck Tbk. mempunyai earnings per share tertinggi, yaitu sebesar Rp. 2555, sedangkan PT. Budi Acid Jaya Tbk.

Mempunyai earnings per share terendah, yaitu sebesar Rp. 1. b) Tahun 2005

Pada tahun 2005 PT. Merck Tbk. mempunyai earnings per share tertinggi, yaitu sebesar Rp. 2576, sedangkan PT. Budi Acid Jaya Tbk., PT. Fajar Surya Wisesa Tbk., PT. Pyridam Farma Tbk., PT. Ultra Jaya Milk Tbk. Mempunyai earnings per share terendah, yaitu sebesar Rp. 2.

(54)

c) Tahun 2006

Pada tahun 2006 PT. Merck Tbk.. mempunyai earnings per share

tertinggi, yaitu sebesar Rp. 3863, sedangkan PT. Pyridam Farma Tbk. Mempunyai earnings per share terendah, yaitu sebesar Rp. 3.

3.5. Metode Analisis Data 3.5.1 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah Model Regresi Berganda (Multiple Regression Model), dengan menggunakan data Time Series. Metode analisis ini dipilih karena dalam penelitian ini variabel yang digunakan lebih dari satu variabel (Sugiyono, 1999 :210). Model umum analisis regresi yang digunakan adalah :

Y = α + b1 X + 1 b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + e Keterangan :

Y = Perubahan Harga Saham

α = Konstanta 1 X = Return on Investment 2 X = Return on equity 3 X = Current Ratio 4

X = Debt to Equity Ratio

5

X = Earnings per Share

5 1 b

(55)

e = Variabel Pengganggu

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

(Ghozali, 2002:110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel tergantung dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data digunakan diagram Plot Normal P-P.

b. Uji Autokorelasi

(Sritua Arief, 1993 : 12) Penaksiran model regresi linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial antara

disturbance term, yaitu :

Cov (e , ) = 0i ej i≠j

Jika gejala korelasi serial terjadi, akan mengakibatkan variabel residual (error term) akan diperoleh lebih rendah dari pada yang seharusnya. Selain itu pengujian hipotesis dengan menggunakan t-hitung dan F-hitung akan menyesatkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korelasi serial : 1) Data observasi dimulai dari situasi kelesuan, sehingga

(56)

2) Tidak memasukkan variabel bebas tertentu yang sebelumnya turut mempengaruhi variabel dependen. 3) Bentuk model tidak tepat.

Untuk menguji apakah hasil-hasil estimasi model regresi tidak mengandung korelasi serial diantara

disturbance term maka dipergunakan Durbin Watson Statistic (DW), sebagai berikut :

(

)

= = − − = N t t N t t t e e e DW 1 2 2 2 1 Dimana: t = Waktu t U = Residual periode t U = Residual periode t-1t−1

Nilai estimasi model regresi dengan menggunakan DW dalam kondisi hipotesis adalah :

1) (4 – DW.u) < DW < 4 = Autokorelasi negatif. 2) (4DW.u) < DW < (4-DW.L) = Tidak ada kesimpulan. 3) 2 < DW < (4-DW.u) = Tidak ada autokorelasi

negatif.

4) DW.u < DW < 2 = Tidak ada autokorelasi positif.

5) DW.L < DW < DW.u = Tidak ada kesimpulan. 6) 0 < DW < DW.L = Autokorelasi positif.

(57)

Dimana : DW. U = Nilai DW maksimum DW.L = Nilai DW minimum

c. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai varian-varian bebas adalah

berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan σ2 (Sritua

Arief, 1993 : 31)

Ada berbagai cara menguji ada tidaknya situasi heterokedastisitas dalam varian varian error term suatu model regresi. Dalam penelitian ini akan digunakan metode grafik

scatterplot.

d. Uji Multikolinearitas

(Ghozali, 2002: 91) Uji multikololinaeritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independen. Jika variable independen saling berkorelasi, maka variable-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variable-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Dalam penelitian kali ini untuk

(58)

mengetahui apakah dalam model terjadi atau tidaknya multikolinearitas dengan menggunakan uji VIF.

Menurut (R.C. Geary dalam Gujarati, 1999 : 168) jika tujuan analisis regresi adalah peramalan, maka multikolinearitas bukan masalah yang serius, karena semakin

tinggi R , semakin baik peramalan. Tujuan penelitian ini 2 adalah meramalkan perubahan harga saham yang terjadi.

3.6. Uji Hipotesis

3.6.1. Pengujian Model Regresi

Dilakukan dengan nilai probabilitas, dan melihat Adjusted

2

R . Nilai probabilitas digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel ROI, ROE, CR, DER, EPS terhadap perubahan harga saham secara bersama-sama. Nilai dari uji ini dapat dilihat dari besarnya nilai probabilitas. Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis secara bersama-sama terhadap perubahan harga saham adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis

0

H : X1,X2,X3,X4, dan X5 =0

Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel independen (

5 4 3 2

1,X ,X ,X ,X

X ) terhadap variabel dependen (Y).

(59)

1

H : X1,X2,X3,X4, dan X5 ≠0

Artinya : Terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama dari variabel independen (X1,X2,X3,X4,X5) terhadap variabel dependen (Y).

2) Menentukan kesimpulan dengan taraf signifikan (α ) 5%. (1) Membandingkan nilai probabilitas dengan tingkat

signifikansi tertentu ( 5%)

(2) Membuat keputusan apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% maka model yang diuji adalah signifikan dalam menentukan variabilitas perubahan harga saham sebagai variabel dependen.

Nilai koefisien adjusted R dimaksudkan untuk 2 mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau menunjukkan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variabilitas variabel independen.

k N N R R − − − − =1 ( 2) 1 2

Keterangan : Adjusted R adalah koefisien determinan 2 yangdisesuaikanyang artinya besarnya pengaruh variabel independen (X) yang telah dibebankan dari

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran................................................................
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.Return on Investment (ROI) Perubahan Harga SahamReturn on Equity (ROE)Current Ratio (CR)
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Perubahan Harga Saham  (Y).
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas pelayanan merupakan suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari perbandingan antara ekspektasi (harapan) dengan kinerja (hasil).

Muhamad Sidik, 1102346, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Judul: Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Konsentrasi dan Kebugaran Jasmani

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil yang didapat dari metode pengenalan suara menggunakan codebook dan PNN, dengan MFCC sebagai ekstraksi ciri,

Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah penelitian Karawang kesesuaian lahan yang beragam, namun dominan sesuai untuk tanbaman pangan (padi sawah, kedelai)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Toksisitas Akut Buah Sirih Hutan ( Piper aduncum ) terhadap Larva Udang ( Artemia salina ) dan Embrio Ikan Zebra ( Danio

Penggunaan Metode Al-Barqy Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Hiragana (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa kelas X7 SMAN 15 Bandung).. Universitas

Ketika dia ditanya, &#34;Kenapa dia tenang padahal kehilangan putra tersa- yang?&#34; Dia menjawab, &#34;Bukanlah saya tidak' sedih, tapi ketika saya mengingat pahala bagi orang