1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini telah mengubah struktur ekonomi sesuai dengan pola umum yang terjadi di negara-negara berkembang, yaitu semakin kecilnya peran sektor pertanian dalam ekonomi serta meningkatnya sumbangan sektor manufaktur terutama dalam Produk Domestik Bruto ( PDB). Sumbangan sektor pertanian pada PDB Indonesia mengalami penurunan dari sekitar 40,1% pada tahun 1973 menjadi 17% pada tahun 2000. Kebalikannya adalah industri manufaktur menyumbang PDB sebesar 9,6% (1973) dan menjadi 26% pada tahun 2000. Proses industrialisasi yang terjadi melalui akumulasi modal dan penyerapan teknologi juga telah mengubah struktur yang cukup mendasar di sektor manufaktur seperti dalam komposisi produk-produk utama, keragaman barang yang diproduksi maupun kandungan teknologinya (Kuncoro M, 2007).
Melalui kebijakan industri ditetapkan visi bahwa pada tahun 2020 Indonesia menjadi negara industri baru, dimana industri manufaktur menjadi basis bagi terciptanya sebuah ekonomi modern secara struktur disamping sebagai penghela bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan partisipasi dari masyarakat serta tingkat daya saingnya diakui secara internasional. Departemen Perindustrian telah menetapkan prioritas pengembangan industri yang mencakup:
a. Industri berbasis agro, seperti minyak kelapa sawit, perikanan, produk berbasis kayu, buah-buahan dan produk berbasis karet yang akan didorong untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah tinggi, dan secara bertahap mengurangi ekspor bahan mentah.
b. Industri kendaraan/transportasi seperti industri otomotif, perkapalan dan kelautan akan terus didorong untuk meningkatkan kandungan lokal dan mengembangkan kegiatan rancang.
c. Industri teknologi informasi dan telekomunikasi , termasuk didalamnya peralatan/perlengkapan lain yang dibutuhkan. Sektor ini akan dipacu kearah produksi piranti lunak (software) dan peralatan ICT (Information and Communication Technology)
d. Industri manufaktur dasar, seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), sepatu, logam, eketronika, barang modal, consumer goods dan industri petrokimia. (Depperin, 2006)
Salah satu industri manufaktur yang tumbuh dengan pesat di Indonesia adalah industri elektronika. Industri ini merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah industri tekstil dan produk tekstil, yaitu sebesar US$ 7,7 M pada tahun 2006 (BPS, 2006) . Industri ini memiliki peranan strategis karena memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan negara. Selain itu sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Meskipun demikian, kontribusi sektor ini terhadap perekonomian sebenarnya masih rendah karena penggunaan bahan baku impor masih cukup tinggi, yaitu sebesar 60-70% . Hingga saat ini , industri elektronika di Indonesia umumnya lebih banyak melakukan perakitan komponen elektronika. Komponen elektronika tersebut umumnya bersumber dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara Eropa (Depperin, 2006) . Tingginya penggunaan komponen impor terutama disebabkan karena penguasaan teknologi yang lemah, sehingga berimplikasi terhadap posisi daya saing Indonesia di pasar global.
Mengingat bahwa teknologi dalam suatu industri terkait dengan kemampuan dalam penguasaan teknologi, maka Indonesia sebagai negara berkembang dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan teknologi guna dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya, khususnya dalam mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam industrinya. Untuk itulah perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi teknologi yang sudah
komponen elektronika. Adapun pengukuran dilakukan dengan menggunakan model teknometrik dari ESCAP yang menyatakan bahwa teknologi merupakan interaksi antara komponen-komponennya, yaitu technoware, humanware, infoware, dan orgaware.
1.2 Perumusan Masalah
Industri elektronika, khususnya pada elektronika konsumsi seperti audio, video, peralatan rumah tangga dan lain-lain memiliki potensi untuk berkembang di masa depan mengingat industri elektronika kelas dunia seperti Panasonic, Sanyo, Sharp, LG, Samsung dan beberapa perusahaan lainnya sudah beroperasi di Indonesia. Hanya saja sebagian besar komponennya masih berasal dari atau produksi industri prinsipal di Jepang, Korea atau berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan dan China (Dir-Jen ILMEA, Depperin, 2006).
Tingginya penggunaan komponen impor ini menyebabkan pemanfaatan nilai tambah (value added) masih dinikmati oleh negara-negara lain sebagai pengekspor komponen ke Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan guna melakukan identifikasi terhadap kontribusi teknologi yang ada pada industri komponen elektronika. Secara garis besar penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Seberapa besar kandungan teknologi pada industri kecil dan menengah ( IKM ) komponen elektronika saat ini
Apa permasalahan utama yang dihadapi oleh industri kecil dan menengah (IKM) komponen elektronika dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi.
Bagaimana usulan strategi serta kebijakan bagi pengembangan dan peningkatan teknologi pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika di masa depan
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengukur kandungan teknologi pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika
Mengidentifikasi permasalahan utama yang dihadapi oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknologi
Merumuskan alternatif strategi dan kebijakan bagi pengembangan serta peningkatan kemampuan teknologi pada Industri Kecil dan Menengah ( IKM) komponen elektronika.
1.4 Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang akan dilakukan tidak menyimpang dari tujuan, maka secara garis besar dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
Penelitian ini dibatasi untuk Industri Kecil dan Menengah ( IKM) komponen elektronika
Industri Kecil dan Menengah ( IKM ) komponen elektronika yang akan diteliti berada didaerah Sukabumi, Bandung, Depok dan sekitarnya, serta Tegal yang memiliki potensi sebagai pemasok komponen elektronika untuk industri-industri elektronika. Adapun periode pengambilan data adalah bulan Juli- September tahun 2007.
Penelitian lebih ditekankan pada analisis kandungan teknologi dengan menggunakan model teknometrik yang dikembangkan oleh ESCAP serta analisis strategi dengan menggunakan analisis gap.
1.5 Posisi Penelitian terhadap Penelitian Lain
No Penulis Judul Deskripsi
1 Ria Harmini
(1991)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tum-buh Kembangnya In-dustri Kecil
Kompo-Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berpenga-ruh terhadap tumbuhnya IKM komponen elektronik,
dianta-No Penulis Judul Deskripsi
2 Tedjo Tripomo
(1994)
Studi Tentang Ka-rakteristik Kekuatan dan Kelemahan serta Karakteristik Struk-tural Industri Kecil Elektronik dan Lo-gam
Penelitian ini mengungkapkan segi kekuatan dan kelemahan industri kecil dan struktur industri untuk beberapa sektor industri elektronik dan logam. Masalah yang dikaji meliputi aspek bahan baku, modal, teknologi, tenaga kerja, desain, lingkungan operasional dan pemasaran
3 Irma Hani
(2003)
Analisis Kandungan Teknologi terhadap Per-formansi Bisnis Industri Skala Kecil (Studi Kasus: Indus-tri Kecil Sektor Lo-gam )
Penelitian ini menganalisis komponen teknologi: technoware, humanware, inforware dan orgaware pada industri kecil logam dan pengaruhnya terhadap performansi bisnis industri skala kecil yang ada di Bandung
4 Yaudil Heri
(2003)
Aspek Pengem-bangan Kerjasama Industri Kecil dan Menengah ( IKM) dan Implikasinya ter-hadap Kebijakan Pengembangan IKM ( Studi Kasus: Indus-tri Logam dan Karet Komponen Otomo tif di Bandung)
Penelitian ini mengidentifikasi aspek kerjasama yang berpe-ngaruh dalam pengembangan kebijakan kerjasama IKM melalui pengamatan langsung terhadap IKM logam dan komponen otomotif di Bandung
5 A Harits
Nu’man (2004)
Kebijakan Pengem--Menengah sebagai suatu Strategi Pe-ningkatan Daya Sa-ing di Era Perda-gangan Bebas
(Studi Kasus: IKM Logam Bandung )
Penelitian ini menganalisis komponen teknologi : technoware, humanware, inforware dan orgaware pada industri kecil logam serta pengembangan kebijakan IKM logam yang berbasis teknologi
1.6Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang dihadapi, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan. Inti dari bab ini adalah untuk memberikan gambaran awal dari penelitian yang dilakukan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang landasan pengetahuan, konsep maupun teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, definisi serta teknik atau metoda yang digunakan untuk memecahkan masalah
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kerangka pemikiran serta langkah-langkah yang dilakukan, termasuk metode dan teknik pengumpulan data serta langkah pemecahan yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas tentang proses dan pengumpulan data, termasuk menampilkan data hasil pengolahannya untuk keperluan analisis pada bab selanjutnya.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil interpretasi serta analisis data yang telah diolah serta membahas permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan pada Bab I.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran bagi penelitian dan pengembangan lanjutan.