• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR I"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR I

A. Sejarah Ringkas

Sejarah berdirinya PERTAMINA merupakan perjalanan yang panjang dimulai dari tahun 1871. Pada tahun tersebut merupakan awal pencarian dan penemuan minyak di Indonesia hingga pada akhirnya PERTAMINA mengalami perubahan besar dengan adanya perubahan status hukum PERTAMINA. Berikut ini merupakan prolog sejarah panjang yang dialami PERTAMINA :

• Prolog Masa 1871-1885 : Masa awal pencarian dan penemuan minyak di Indonesia.

• Prolog Masa 1885-1945 : Masa eksploitasi minyak oleh penjajah. • Prolog 1887 : Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya).

• Prolog 1888 : Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sanga. • Prolog 1890 : Pendirian kilang Wonokromo dan Cepu.

• Prolog 1892 : Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Brandan.

• Prolog 1894 : Pendirian kilang di Balikpapan oleh Shell Transport and Trading.

• Prolog 1899 : Undang-Undang Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische Mijnwet) yang mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di Indonesia.

• Prolog Masa 1945-1957 : Masa perjuangan minyak pra PERTAMINA. • Prolog 1945 : Didirikan PTMSU.

(2)

• Prolog 1945 : Didirikan PTMN Cepu di lokasi Shell (Lap. Nglobo, Semanggi Ledok dan Wonokromo).

• Prolog 1950 : PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMNRI Sumatera Utara.

• Prolog 1954 : PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU.

• Prolog 22 Juli 1957 : TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi). • Prolog Agustus 1951 : Mosi Muhammad Hasan. Gubernur Sumatera Utara

Mr.Teuku H. Moh Hasan mengajukan sebuah mosi yang memperjuangkan minyak dan disokong oleh kabinet secara bulat pada 2 Agustus 1951 dan dibentuk sebuah komisi. Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis Undang-Undang pertambangan yang mengganti Indische Mijnwet.

• Prolog 24 Oktober 1956 : Peraturan Pemerintah No.24/ 1956 Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan ke Shell 1957.

• Prolog Juli 1957 : Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang minyak Sumatera Utara. Rehabilitas lapangan dan ekspor hasil untuk pembangunan.

• Prolog 1957 : Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di Indonesia (kecuali Shell karena kepemilikannya bersifat Internasional). • Prolog 10 Desember 1957 : Berdirinya PT Pertamina sebagai perusahaan

minyak pertama bersifat nasional.

• Prolog 1959 : Berdirinya NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie Maatschappij). Perusahaan patungan Amerika dan Belanda.

(3)

• Prolog 31 Desember 1959 : 50% saham diambil alih pemerintah Indonesia dan NIAM berubah menjadi PT.Permindo.

• Prolog 1961 : PT. Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan.

• Prolog 1961 : PT Pertamina menjadi PN Pertamina dan PTMN menjadi PN Permigan.

• Prolog 4 Januari 1966 : Permigan dilakukan likuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum) Aset Permigan diberikan kepada PN Permina dan Pertamina.

• Prolog 1968 : PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PNPertamina. • Prolog 1971: Diterbitkan Undang-Undang No.8 Tahun 1971 yang

mengukuhkan PN Permina menjadi Pertamina.

• Prolog 2001 : Diterbitkan Undang- Undang Migas No. 22 Tahun 2001 yang akhirnya mengantar Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero). • Prolog 2003 : Permina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero)

Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player.

• Prolog Era Persero :Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi PT Pertamina (Persero) MOR-I :

1. Visi PT. Pertamina (Persero) MOR-I

Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.

(4)

Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintergasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

3. Motto PT. Pertamina (Persero) MOR-I

Energi untuk mencipta karya dunia.

4. Tata Nilai PerusahaanPT. Pertamina (Persero) MOR-I

Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina sebagai berikut:

• Clean (Bersih). Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integrasi. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

• Competitive (Kompetitif). Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

• Confident (Percaya Diri). Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggan bangsa.

• Customer Focus(Fokus pada Pelanggan).Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

(5)

• Commercial (Komersial). Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

• Capable (Berkemampuan). Dikelola oleh pemimpin dan bekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen, dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

5. Logo Perusahaan

Gambar 2.1.

Logo PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I Sumber : PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I

(6)

• Elemen logo membentuk huruf “P”. Yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah menggambarkan Pertamina yang bergerak maju dan progresif.

• Warna-warna mencolok. Menunjukkan langkah besar yang diambil Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis.

• Warna Merah. Mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

• Warna Hijau. Mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

• Warna Biru. Mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana dengan hubungan aktivitas dan fungsi di batasi.

Disini penulis akan menjelaskan struktur organisasai dari PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I dan juga struktur organisasi pada salah satu sub bagian PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I yaitu bagian

(7)

Retai Fuel Marketing. Disini penulis jelaskan juga struktur organisasi bagian Retail Fuel Marketing dikarenakan penulis melakukan pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I pada bagian Retail Fuel Marketing.

(8)

Gambar 2.2

Bagan Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I Sumber : PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I

PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I

GENERAL MANAGER

INTERNAL AUDIT SUPPLY AND DISTRIBUTION IT REGION SUMATERA UNIT MANAGER HUMAN RESOURCES FINANCE MARKETION MARKETING BRANCH KEPRI MARKETING BRANCH RIAU MARKETING BRANCH SUMBAR MARKETING BRANCH NAD HUMAN SAFETY AND SECURITY ENVIRONMENT TECHNICAL SERVICES AVIATION DOMESTIC GAS PETROCHEMICAL MARKETING INDUSTRIAL MARKETING FUEL RETAIL MARKETING

(9)

Gambar 2.3

Bagan Struktur Organisasi Retail Fuel Marketing Sumber : PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I

(10)

C. Job Description

Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT Pertamina (Persero) MOR-I secara garis besar, dan setiap bagiannya memiliki tugas:

1. GM Marketing Operation Region I

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR-I.

b. Mengkoordinir kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penimbunan, penyaluran, dan menjaga mutu produk yang dijual.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kerja operasi di wilayah PT Pertamina (Persero) MOR-I.

d. Mengkoordinir kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan SDM(Sumber Daya Manusia) sehubungan dengan kegiatan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif, dan efisien.

e. Mengkoordinir hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar sehubungan dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR-I

(11)

2. Fuel Retail Marketing Region I Manager

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi, dan non subsidi di wilayah Marketing Operation Region I.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi, non subsidi, dan pengawasan mutu BBM (Bahan Bakar Minyak) yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan non subsidi oleh lembaga penyalur.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan non subsidi.

3. Industrial Marketing Region I Manager

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) nonsubsidi ke agen BBM Industri, Customer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) nonsubsidi dan

(12)

BKK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke agen BBM Industri, Customer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pegawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) nonsubsidi dan BKK oleh agen BBM Industri, Customer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM Nonsubsidi dan BKK.

4. Petrochemical Marketing Area Manager

Memiliki tugas anatara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk-produk Petrochemical.

b. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk-produk Petrochemical.

c. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk-produk Petrochemical.

5. Domestic Gas Region Manager I

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG subsidi dan nonsubsidi.

b. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG subsidi dan nonsubsidi.

(13)

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan LPG subsidi dan nonsubsidi.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan LPG subsidi dan nonsubsidi.

6. Aviation Area Manager

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk Avtur dan Avigas.

b. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk Avtur dan Avigas.

c. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk Avtur dan Avigas.

7. Techinal Services Region Manager I

Memiliki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing Operation Region I. b. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi

teknis.

c. Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan pemeliharaan dan pembangunan di wilayah

(14)

8. HSSE Area Manager Sumbagut

Memilki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan penyuluhan dalam bidang pencemaran lingkungan kerja. b. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan

evaluasi sarana dan fasilitas di Terminal BBM, Depot Filling Plant LPG, dan DPPU yang berkaitan dengan HSSE.

c. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

d. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan terhadap bahaya kecelakaan kerja.

9. Marketing Branch Manager NAD

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK di wilayah Nangroe Aceh Darussalam.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK, dan pengawasan mutu BBM (Bahan Bakar Minyak) yang disalurkan ke lembaga penyalur.

(15)

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK oleh lembaga penyalur.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM subsidi dan BKK.

10. Marketing Branch Manager Sumatera Barat

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK di wilayah Sumatera Barat.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK, dan pengawasan mutu BBM (Bahan Bakar Minyak) yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK oleh lembaga penyalur.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK.

(16)

11. Marketing Branch Manager Riau

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK di wilayah Riau.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK oleh lembaga penyalur.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK.

12. Marketing Branch Manager Kepulauan Riau

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK di wilayah Kepulauan Riau.

b. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM (Bahan bakar Minyak) subsidi dan BKK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

(17)

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK oleh lembaga penyalur.

d. Mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi dan BKK.

13. Finance Marketion Operation Region I

Memiliki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakian anggaran PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

b. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

c. Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

d. Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

14. Unit Manager Human Resources Sumbagut

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan SDM(Sumber Daya Manusia), penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan rumah tangga.

(18)

b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan pekerja dan pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.

c. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain mengenai sistem dan tata kerja organisasi dan evaluasi jabatan.

15. IT Region Sumatera Region

Memiliki tugas antara lain:

a. Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.

b. Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware dan software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta, dan lain-lain.

c. Maintain dan perawatan jaringan LAN. d. Maintain dan perawatan komputer.

e. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware,

software, dan konektivitas, termasuk di dalamnya akses

pengguna dan konfigurasi komponen.

f. Bertanggungjawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.

16. S&D Region Manager I

(19)

a. Mengkoordinir kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan, dan pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi.

b. Mengkoordinir kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan NBBM untuk penyaluran ke depot dan konsumen. c. Menyusun rencana dan melakukan pengawsan distribusi

BBM dan NBBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR I.

Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi sub bagian dari PT Pertamina (Persero) MOR-I yaitu Retail Fuel Marketing secara, dan setiap bagiannya memiliki tugas:

1. Region Manager Retail Fuel Marketing I. Tugas dan tanggung jawab nya yaitu sebagai berikut :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pengkajian strategi marketingdi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

2. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi proses marketing plans executiondi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

3. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi sales plans executiondi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan riset pasar di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

(20)

5. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan penyalurandi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.1.

Job Description Region Manager Retail Fuel Marketing PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

2. Assistant Manager Sales Administration & General Account. Tugas dan tanggung jawab nya yaitu sebagai berikut :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi channel management di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

2. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan sales order di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

3. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi laporan penjualan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan penagihan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.2.

Job Description Assistant Manager Sales Administration & General AccountPT. PERTAMINA (Persero) MOR I

Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

2.1 Officer Sales Administration. Tugas dan tanggung jawab nya yaitu sebagai berikut :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Melakukanmonitor, evaluasi dan tindak lanjut kinerjachanneldi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

(21)

Tabel 2.3.

Job Description Officer Sales AdministrationPT. PERTAMINA (Persero) MOR I Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

2.2 Senior Supervisor Dealership Administration. Memiliki tugas dan jabatan yaitu sebaga berikut :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1.

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan pengecekan kelengkapan dokumen terkait seleksi channel baru di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

2.

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan pemutakhiran data dalam tindak lanjut terkait kinerja channeldi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

3.

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan program pengembangan usaha/penjualan untuk channel di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4.

Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi : - Penyusunan draft kontrak perjanjian kerjasama - Klarifikasi hukum dengan pengguna bisnis - Review perjanjian kerjasama

- Input perjanjian kerjasama

- Finalisasi draft perjanjian kerjasama

2. Melakukanmonitor terhadap perubahan harga di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

3. Melakukan kegiatan:

- Pembuatan master data pelanggan - Validasi sales request

- Akurasi sales order

di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. Melakukan aktivitas penagihan terkait piutang transaksi jual beli BBM (Bahan Bakar Minyak)di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

5. Melakukan kegiatan :

- Rekonsiliasi data penjualan dengan pelanggan - Menyusun laporan realisasi penjualan

(22)

- Persetujuan perjanjian kerjasama Di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

5. Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi aktivitas penagihan terkait initial,

Renewal dan royalty feedi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.4.

Job Description Senior Supervisor Dealership Administration PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

2.2.1 Junior Officer Dealership. Memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut ini :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1.

Melakukan kegiatan pengecekan kelengkapan dokumen channel baru di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

2. Melakukan kegiatan pemutakhiran data channel di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

3. Melakukan kegiatan administrasi program pengembangan usaha/penjualan untuk channel di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. - Melakukan penyusunan draft kontrak perjanjian kerjasama - Melakukan klarifikasi hukum dengan pengguna bisnis - Melakukanreview perjanjian kerjasama

- Memberikan input perjanjian kerjasama

- Melakukan finalisasi draft perjanjian kerjasama - Melakukan persetujuan perjanjian kerjasama Di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

5. Melakukan aktivitas penagihan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I terkait pelunasan intial, Renewal dan royaltyfee

Tabel 2.5.

Job Description Junior Officer Dealership PT. PERTAMINA (Persero) MOR I Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

(23)

3. Assistant Manager Statistic & Marketing Support. Memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut ini :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan market mapping di Fungsi Fuel Retail Marketing Region I

2. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pengkajian peluang pasar di Fungsi Fuel Retail Marketing Region I

3. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi :

- Strategi pemasaran (promosi) di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I - Kegiatan promosi di Fungsi Fuel Retail Marketing Region I

4. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi sales planning di Fungsi Fuel Retail Marketing Region I

5. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi aktivitas sales di Fungsi Fuel Retail Marketing Region I

6. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi pembuatan laporan penjualan di Fungsi Retail Marketing Region I

Tabel 2.6.

Job Description Assistant Manager Statistic & Marketing Support PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

(24)

3.1 Junior Officer Statistic. Memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut ini :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Melakukan perumusan sales goals di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

2. Melakukan penyusunan sales forecast di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4.

Melakukan evaluasi penjualan di Fungsi Retail fuel Marketing Region I

5. Melakukan rekonsiliasi data penjualan antara sistem dengan manual di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

6. Melakukan verifikasi dengan pihak terkait mengenai volume penjualan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.7.

Job Description Junior Officer StatisticPT. PERTAMINA (Persero) MOR I Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

3.2 Senior Supervisor Marketing Support. Memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut ini.

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan: - Analisa kebutuhan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

- Melakukan penyusunan Term of Referenceterkait kegiatan promosi, fasilitas kantor dan kebutuhan SPBU di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

(25)

2. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi

‐ proses pengadaan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

‐ pemberian informasi kepada penjualterkait kegiatan promosi, fasilitas kantor dan kebutuhan SPBU di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I 3. - Melakukan identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan regulator di

Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

- Melakukan pemberian respon permintaan informasi dari pihak regulator di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi:

- Analisa permintaan/keluhan pelanggan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

- Memonitor status permintaan/keluhan pelanggan di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

5. Melakukan pemutakhiran inventory (disposal, penambahan, pengurangan, dll)terkait kegiatan promosi, fasilitas kantor dan kebutuhan SPBU di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

6. - Menyusun anggaran di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I - Melakukan pengawasan dan pengendalian implementasi anggaran

- Menyusun laporan realisasi anggaran di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

7. Mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi penilaian kinerja bisnisdi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.8.

Job Description Senior Supervisor Marketing SupportPT. PERTAMINA (Persero) MOR I

(26)

4. Junior Sales Executive Retail. Memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut ini :

No. Tugas & Tanggung Jawab

1. Melakukan pengelolaan channel di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I 2. Melakukan monitor terhadap pelaksanaan kegiatan penyaluran di Fungsi

Retail Fuel Marketing Region I

3. Melakukan penyusunan sales planning di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

4. - Melakukan kegiatan market mapping di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

- Melakukan proses langkah tindak lanjut kegiatan riset pasardi Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

5. Melakukan penyusunan rencana pengembangan jaringan channel di Fungsi Retail Fuel Marketing Region I

Tabel 2.9.

Job Description Junior Sales Executive RetailPT. PERTAMINA (Persero) MOR I

Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) MOR I

D. Jaringan Usaha

Jaringan usaha PT Pertamina (Persero) mencakup, antara lain:

• PT Pertamina EP - Usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi: eksplorasi, eksploitasi serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi.

• PT Pertamina Geothermal Energy - Pengelolaan dan pengembangan sumber daya panas bumi meliput i kegiatan eksplorasi & ksploitasi,

(27)

produksi uap dan pembangkitan listrik dan jasa konsultasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pengembangan teknologi di bidang panas bumi.

• PT Pertagas - Niaga, transportasi distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.

• PT Pertamina Hulu Energi - Pengelolaan usaha sektor hulu minyak & gas bumi serta energi baik dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha yang terkait dan atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak &gas bumi.

• PT Pertamina EP Cepu - Eksplorasi, eksploitasi dan produksi di Blok Cepu.

• PT Pertamina Drilling Services Indonesia - Pengelolaan dan pengembangan sumber daya jasa drilling meliputi eksplorasi dan eksploitasi baik migas maupun panas bumi.

PT Nusantara Regas - Pengelolaan dan pengembangan Fasilitas Storage

and Regasification Terminal (FSRT) termasuk pembelian LNG dan

pemasaran hasil pengelolaan FSRT.

• PT Pertamina Patra Niaga - Jasa teknologi, jasa perdagangan non BBM serta industri di bidang pertambangan minyak dan gas bumi.

PT Pertamina Trans Kontinental - Jasa operasi perkapalan meliputi supply

vessels, tug boat, cargo vessels, keagenan dan pengelolaan dermaga

(28)

• Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL)- Niaga minyak mentah dan produk kilang lokasi usaha di Singapura.

• PT Pertamina Retail - Retail SPBU, perdagangan BBM dan jasa pengangkutan BBM.

• PT Tugu Pratama Indonesia - Jasa asuransi kerugian yang berkaitan dengan operasional industri migas dan marine hull.

• PT Pertamina Dana Ventura - Kegiatan modal ventura.

• PT Pertamina Bina Medika - Jasa pelayanan kesehatan dan rumah sakit terletak di Jakarta& sekitarnya, Cirebon, Balikpapan, Tanjung dan Prabumulih.

• PT Patra Jasa - Hotel/Motel, perkantoran dan penyewaan Real Property/Hotel.

• PT Pelita Air Service - Jasa transportasi udara, penyewaan pesawat udara dan penerbangan terjadwal (reguler), menyelenggarakan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha.

• PT Pertamina Training & Consulting - Jasa pengembangan SDM, pengkajian dan konsultasi kesisteman manajemen dalam rangka menunjang kegiatan migas dan panas bumi.

PT Usayana – Bidang drilling, work over, well service, teknik bawah air,

ticketing, event organizer, perwismaan, perdagangan, properti,

pengelolaan lapangan golf, gedung olahraga, SPBU, perbengkelan dan konsultan.

(29)

E. Lingkup Usaha Terkini

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan. Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan dibeberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.

Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced

Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi

Bersama), Penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan

(30)

pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang berpusat di Rantau Parapat, DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong. Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi tersebut adalah Area Kamojang – Jawa Barat (200 MW), Lahendong – Sulawesi Utara (80 MW), Sibayak – Sumatera Utara (12 MW), dan Ulubelu – Lampung (110 MW). Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP), dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor. Kegiatan usaha

(31)

Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga, dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.

Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. Bidang pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas total 1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang petrokimia dan memproduksi NBBM. Disamping kilang minyak, pertamina hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun. Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Mundu. Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube

base oil dengan grade HVI- 60, HVI- 95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube base oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk

diproduksi menjadi produk pelumas dan kelebihannya diekspor.

F. Rencana Usaha

Adapun rencana kegiatan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan saat ini ialah: • Meningkatkan produksi dari lapangan eksisting.

(32)

• Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui cara anorganik (akuisisi).

• Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina.

• Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun kemampuan spesifik.

• Meningkatkan bisnis perniagaan gas di dalam negeri serta memanfaatkan peluang untuk memperbesar bisnis transportasi dan pemrosesan gas melalui sinergisitas dengan anak perusahaan Pertamina lainnya.

• Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Parameter mutu minyak goreng yang dihasilkan dari proses pengolahan setelah diabsorpsi dengan sari buah mengkudu pada suhu 60 o C dapat menurunkan bilangan

Kusniri dan Koniyo Andri, 2007, “Tuntunan praktis membangun Sistem Informasi Akutansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server”.. Yogyakarta:

Penyandian Data Teks Dengan Algoritma Elgamal Dan Algoritma Kompresi Data Dengan Algoritma Elias Gamma Code.. Universitas

Untuk rancangan tabelnya terdiri dari 8 tabel yaitu: Tabel absen, tabel employees, tabel kegiatan, tabel KKJ, tabel nilai TPP, tabel TPP, tabel unit kerja, tabel user login.. Dengan

Merupakan form menu edit laporan KKJ digunakan pegawai untuk mengubah kegiatan jika terjadi kesalahan penginputan, di form ini terdapat tombol kembali yang berfungsi

Kesimpulan ialah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik harian dan gangguan.. menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran

 Menyusun rencana program kerja kegiatandan laporan kinerja;  Merencanakan bahan perumusan teknis di bidang keuangan;.  Memimpin dan mengkoordinasikan

Pada pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing, siswa diminta untuk membuat soal yang sejenis dengan soal yang telah diberikan oleh guru dan dapat