• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekretariat Komisi Informasi Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekretariat Komisi Informasi Pusat"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Sekretariat Komisi Informasi Pusat

Gedung Wisma ITC Lantai 5, Jl. Abdul Muis No. 8, Jakarta Pusat Tlp: 021-34830741 Fax: 021-34830757 Email: sekretariat@komisiinformasi.go.id

www Sekretariat Komisi Informasi Pusat

Gedung Wisma ITC Lantai 5, Jl. Abdul Muis No. 8, Jakarta Pusat

Tlp: 021-34830741 Fax: 021-34830757 Email: sekretariat@komisiinformasi.go.id

LAPORAN TAHUNAN

Sekretariat Komisi Informasi Pusat

Tahun 2015

2015

Sekretariat Komisi Informasi Pusat

Gedung Graha PPI Lantai 5, Jl. Abdul Muis No. 8 Jakarta Pusat Telp: 021-34830741 Fax: 021-34830757

(2)

1 | P a g e

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridhoNya, Sekretariat Komisi Informasi Pusat dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kegiatan dan Anggaran Tahun 2015 sebagai implementasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kegiatan dan Anggaran Tahun 2015 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas fungsi dan pelaksanaan rencana kerja (Renja). Laporan ini merupakan hasil monev selama 1 tahun terhadap pelaksanaan program kegiatan dengan anggaran Komisi Informasi Pusat.

Pada tahun anggaran 2015 ini, terdapat lonjakan anggaran yang secara teknis oleh Sekretariat KI Pusat yaitu dari Rp. 11.841.961.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 21.698.499.000 (83,23%) sebuah kenaikan yang cukup signifikan.

Hal ini menggambarkan kepercayaan terhadap Sekretariat KI Pusat semakin bertambah sekaligus bertambahnya beban kerja dan tanggung jawab yang semakin berat. Oleh karena itu bisa dipahami kerja berat Sekretariat KI Pusat selama setahun ini akhirnya belum maksimal menyelesaikan seluruh program kerja yang telah ditetapkan. Terlihat angka serapan selama tahun 2015 hanya mencapai 79,07% atau terserap Rp. 17.157.687.234,-. Dari anggaran tersebut kami bertekad untuk tahun 2016 dengan meningkatkan kemampuan yang ada, kami akan bekerja lebih luas untuk menyelesaikan seluruh program kerja yang telah ditetapkan.

Diharapkan Laporan Tahunan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan untuk perbaikan peningkatan kinerja seluruh jajaran di lingkungan Sekretariat Komisi Informasi Pusat, baik Pimpinan maupun Staf, pada masa yang akan datang.

(3)

2 | P a g e

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran Sekretariat Komisi Informasi Pusat, baik Pimpinan maupun Staf, yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Pemerintah.

Jakarta, Desember 2015 Sekretaris Komisi Informasi Pusat

(4)

3 | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Maksud dan Tujuan 4

B. Dasar Hukum 4

C. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi 5

D. Sumber Daya Manusia 6

BAB II RENCANA PROGRAM KEGIATAN DAN ANGGARAN 8

A. Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 8

B. Pelaksanaan Edukasi dan Advokasi Keterbukaan Informasi Publik 9

C. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Komisi Informasi 10

D. Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Lainnya 11

E. Pembentukan Komisi Informasi Provinsi 11

F. Layanan Perkantoran 12

G. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 12

H. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 13

BAB III REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN 14

A. Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 14

B. Pelaksanaan Edukasi, Sosialisasi, dan Advokasi 31

C. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Komisi Informasi 37

D. Pembentukan Komisi Informasi Provinsi 44

E. Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Lainnya 47

F. Layanan Perkantoran 49

G. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 52

H. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 52

BAB IV REALISASI CAPAIAN KINERJA 53

A. Realisasi Capaian Kinerja Program 53

BAB V PENUTUP 57 A. Kesimpulan 57 B. Saran-Saran 57 LAMPIRAN – LAMPIRAN A. Realisasi Anggaran B. Realisasi Fisik C. Realisasi Kinerja D. Realisasi Kegiatan E. Dokumentasi

(5)

4 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan

Untuk mengkomunikasikan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja dan penggunaan anggaran negara tahun 2015, maka perlu dibuat Laporan Tahunan Sekretariat KI Pusat.

Laporan ini dimaksud untuk mengetahui informasi sekaligus media informasi atau penjelasan secara rinci tentang segala upaya yang telah dilakukan dalam pelaksanaan program kegiatan dan anggaran.

Tujuan pembuatan Laporan Tahunan, antara lain adalah : 1. Sarana evaluasi seluruh aktivitas Komisi Informasi Pusat

2. Mencari solusi terhadap permasalahan yang memerlukan penyelesaian 3. Mendapat tanggapan, informasi, dan pemikiran atau saran-saran.

B. Dasar Hukum

Landasan Hukum dari Penyusunan Laporan Monev ini adalah:

1. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

3. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

4. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan

(6)

5 | P a g e

C. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi

1. Tugas

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11/Per/M.Kominfo/03/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Informasi Pusat, tugas Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah melaksanakan dukungan teknis dan administratif kepada Komisi Informasi Pusat dalam menyelenggarakan tugas, fungsi, dan kewenangannya.

2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan program ;

b. Penyediaan dukungan administratif pelayanan pengaduan dan penyelesaian sengketa informasi publik;

c. Pelaksanaan tugas ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan; dan

d. Penyiapan bahan dokumentasi dan kepustakaan.

3. Susunan Organisasi

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki susunan organisasi sebagai berikut (lihat bagan struktur): a. Bagian Perencanaan, yang terdiri dari Sub Bagian Program dan Sub Bagian

Evaluasi dan Pelaporan;

b. Bagian Adminitrasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa, yang terdiri dari Sub Bagian Administrasi Pengaduan Sengketa dan Sub Bagian Administrasi Penyelesaian Sengketa;

c. Bagian Umum, yang terdiri dari Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha dan Perlengkapan; dan

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

(7)

6 | P a g e

Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No. 11/Per/M.Kominfo/03/2011

D. Sumber Daya Manusia

Pada Tahun 2015 Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki kekuatan personalia atau pegawai sebanyak 67 orang. Jumlah pegawai tersebut terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS), dengan rincian sebagai berikut: KOMISI INFORMASI PUSAT SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT BAGIAN PERENCANAAN BAGIAN ADMINISTRASI PENGADUAN DAN PENYELESAIAN

SENGKETA SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN

SUB BAGIAN ADMINITRASI PENGADUAN SUB ADMINISTRASI PENYELESAIAN SENGKETA BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN TATA USAHA DAN

PERLENGKAPAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(8)

7 | P a g e

1. Pegawai Negeri Sipil berjumlah 19 orang yang terdiri atas:

a) Sekretaris = 1 orang

b) Kepala Bagian = 3 orang

c) Kepala Subbagian = 6 orang

d) Staf Fungsional Umum = 9 orang

2. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil berjumlah 48 orang yang terdiri atas :

a) Komisioner = 7 orang

b) Tenaga Ahli = 5 orang

c) Asisten Ahli = 6 orang

d) Sekretaris Ketua = 1 orang

e) Sekretaris Wakil Ketua = -

f) Pengelola Data Informasi = 2 orang

g) Staf Administrasi = 11 orang

h) Satuan Pengamanan = 3 orang

i) Pengemudi = 11 orang

j) Pramubakti = 2 orang.

Berdasarkan strata pendidikan, dari jumlah PNS sebanyak 19 orang yang berpendidikan S2 sebanyak 6 orang, S1 sebanyak 10 orang, D3 sebanyak 3 orang, dan sisanya sebanyak 4 orang berpendidikan SLTA.

Sementara dari jumlah Non PNS sebanyak 53 orang, yang berpendidikan S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 11 orang, S1 sebanyak 10 orang dan umumnya berlatar belakang jurusan ilmu hukum dan komunikasi. Selebihnya dengan jumlah 26 orang sebagian besar berpendidikan SLTA dan SLTP.

(9)

8 | P a g e

BAB II

RENCANA PROGRAM KEGIATAN DAN ANGGARAN

Pada tahun 2015 Sekretariat Komisi Informasi Pusat mendapat alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 21.698.499.000,- (Dua puluh satu milyar enam ratus semb ilan puluh delapan

juta empat ratus sembilan puluh sembilan rib u rupiah). Seluruh pagu anggaran tersebut

dialokasikan dalam 8 (delapan) output atau program kegiatan sebagai berikut:

A. Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Sesuai UU No. 14 Tahun 2008

Program Penyelesaian Sengketa memiliki 6 (enam) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.747.088.000,- atau 12,66%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-1. Kegiatan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Penyelesaian Sengketa Informasi Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi Non Litigasi di Luar Jakarta dan di Jakarta

1.210.900.000 5,58

2. Penyusunan 3 Regulasi di Bidang Hukum Acara PSI

583.950.000 2,69

3. Penyusunan 3 Modul Hukum Acara

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

447.628.000 2,06

4. Penanganan Sengketa Pasca Putusan Komisi Informasi

139.080.000 0,64

5. Kompilasi, Eksaminasi, dan Diseminasi

Putusan Komisi Informasi

192.990.000 0,89

6. Peningkatan Kompetensi Penyelenggara Penyelesaian Sengketa Informasi

172.540.000 0,80

(10)

9 | P a g e

B. Pelaksanaan Edukasi dan Advokasi Keterbukaan Informasi Publik

Program Pelaksanaan Edukasi dan Advokasi memiliki 9 (sembilan) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 4.361.333.000,- atau 20,09%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-2. Pelaksanaan Edukasi dan Advokasi

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Diseminasi Hasil Telaahan dan Pendapat Hukum Tentang Kebijakan Negara Terkait Keterbukaan Informasi Publik

136.720.000 0,63

2 Lomba Debat dan Lomba Design Logo

Keterbukaan Informasi di Kalangan

Mahasiswa

285.820.000 1,32

3. Diseminasi Tentang Hak Masyarakat sebagai

Pengguna dan Pemohon Informasi dalam Rangka Hari Hak Untuk Tahu International (RTKD)

202.400.000 0,93

4. Pemantauan Media Cetak dan Online

Tentang Keterbukaan Informasi Publik

200.000.000 0,92

5. Dialog Interaktif di TV dan Radio 1.407.900.000 6,49

6. PSA Keterbukaan Informasi Publik 1.730.150.000 7,97

7. Penyusunan dan Pencetakan Jurnal KIP 113.220.000 0,52

8. Penyusunan dan Pencetakan News Letter 133.360.000 0,61

9. Pengembangan Jaringan Media Melalui

Media Gathering

151.763.000 0,70

(11)

10 | P a g e

C. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Komisi Informasi

Program Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Komisi Informasi memiliki 12 (dua belas) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp.

2.552.734.000,- atau 11,77%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-3. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan

No Uraian Anggaran

(Rp)

Persentase (%)

1. Peningkatan (Rating) Badan Publik dalam

Penerapan Keterbukaan Informasi Publik

378.196.000 1,74

2. Forum Konsultasi Badan Publik Dalam Penerapan Peraturan Keterbukaan Informasi Publik

142.830.000 0,66

3. Inisiasi Keanggotaan dan Kerjasama Organisasi International

231.900.000 1,07

4. Asistensi dan Konsultasi Kelembagaan dan Akti vitas Komisi Informasi Daerah

112.184.000 0,52

5. Rakornas Komisi informasi se-Indonesia 560.950.000 2,59

6. Rapat Kerja Teknis Komisi Informasi se-Indonesia 165.150.000 0,76

7. Pengembangan dan Pengelolaan Website

Layanan Informasi

323.044.000 1,49

8. Koordinasi Dalam Rangka Pengembangan

Jaringan Kelembagaan dan Aktivitas Komisi Informasi

224.800.000 1,04

9. Kajian Kelembagaan Sekretariat Komisi Informasi Provinsi

172.068.000 0,79

10. Kajian Reviu Undang-undang Keterbukaan

Informasi Publik

121.840.000 0,56

11. Kerjasama Kelembagaan (MoU) dengan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah

45.460.000 0,21

12. Layanan Informasi PPID 74.312.000 0,34

(12)

11 | P a g e

D. Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Lainnya

Program Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Lainnya memiliki 4 (empat) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 619.640.000,- atau 2,85%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-4. Layanan Administrasi dan Dukungan Teknis Lainnya

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Penyusunan Laporan Tahunan KI Pusat 213.340.000 0,98

2. Penyusunan Rencana Program dan

Anggaran Tahun 2016 178.950.000 0,82

3. Penyelenggaraan Perpustakaan 25.000.000 0,12

4. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai KI

Pusat 202.350.000 0,93

Jumlah Total (Rp) 619.640.000 2,85

E. Pembentukan Komisi Informasi Provinsi

Program Pembentukan Komisi Informasi Provinsi memiliki 1 (satu) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 237.402.000,- atau 1,09%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-5. Pembentukan Komisi Informasi Provinsi

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Inisiasi Pembentukan KI Provinsi 237.402.000 1,09

(13)

12 | P a g e

F. Layanan Perkantoran

Kegiatan Operasional Layanan Perkantoran memiliki 2 (dua) komponen kegiatan, yaitu 001 untuk belanja pegawai dan 002 untuk belanja operasional perkantoran sehari-hari dengan pagu anggaran sebesar Rp. 9.327.124.000,- atau 42,99%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-6. Layanan Perkantoran

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Pembayaran Gaji, Uang Lembur,

Honorarium, dan Vakasi (001)

4.701.829.000 21,67

2. Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran (002)

4.625.295.000 21,32

Jumlah Total (Rp) 9.327.124.000 42,99

G. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Program Pengolah Data dan Komunikasi memiliki 1 (satu) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 537.100.000,- atau 2,48%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-7. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Pengadaan Alat Pengolah Data 537.100.000 2,48

(14)

13 | P a g e

H. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Program Peralatan dan Fasilitas Perkantoran memiliki 1 (satu) komponen kegiatan dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.316.078.000,- atau 6,07%, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel-8. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

No Uraian Anggaran (Rp) Persentase

(%)

1. Pengadaan Inventaris Kantor 1.316.078.000 6,07

(15)

14 | P a g e

BAB III

REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

A. PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK 1. Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

1.1 Jumlah Register Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi.

Jumlah permohonan yang teregister setiap bulannya di tahun 2015 termuat dalam statistik pada Grafik 1. Jumlah total permohonan pada tahun 2015 adalah sebanyak 71 permohonan.

Grafik 1. Jumlah Register Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Per Tahun 2015 0 5 10 15 20 25 Individu Badan Publ ik

Berdasarkan grafik di atas terlihat adanya fluktuasi permohonan yang tidak merata pada setiap bulannya. Jumlah permohonan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2015 yaitu sebanyak 22 kasus.

(16)

15 | P a g e

1.2 Rekapitulasi Penyelesaian Sengketa

Selama tahun 2015 Komisi Informasi Pusat hanya berhasil menyelesaikan sebanyak 94 kasus sengketa, dengan rincian 49 sengketa di dalam kota dan 45 sengketa di luar kota, sepert terlihat pada Tabel-9. Klasifikasi penyelesaian meliputi: Putusan Ajudikasi, Sepakat Mediasi, Penetapan/Pencabutan, dan Putusan Sela. Dari 94 Sengketa Informasi Publik yang berhasil diselesaikan selama tahun 2015, sebanyak 11 kasus dari register tahun 2013, 40 kasus dari register tahun 2014, dan sebanyak 43 kasus dari register tahun 2015. Artinya dari 70 kasus register tahun 2015, baru 43 kasus yang dapat diselesaikan, sisanya masih dalam penyelesaian sengketa berjalan.

Tabel-9. Jumlah Sengketa Yang diselesaikan Pada Tahun 2015

PENYELESAIAN JUMLAH Putusan Ajudikasi 19 Sepakat Mediasi 34 Penetapan/Pencabutan 23 Pembatalan Registrasi 1 Putusan Sela 17 Jumlah 94

1.3 Jumlah Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik per Tahun

Selama tahun 2010 – 2015 terdapat 2.620 permohonan sengketa yang diajukan kepada Komisi Informasi Pusat. Sebagaimana terlampir dalam Tab el-10.

Tabel-10. Jumlah Sengketa Informasi per Tahun

Tahun Jumlah Permohonan Sengketa Jumlah Penyelesaian Sengketa % 2010 76 51 67,1 2011 419 186 44,4 2012 323 237 73,4 2013 377 125 33,2 2014 1354 123 9,1 2015 71 94 132 Jumlah 2620 816 31,1

(17)

16 | P a g e

2. Penyusunan 3 Regulasi di Bidang Hukum Acara PSI

Kegiatan Penyusunan 3 Regulasi di Bidang Hukum Acara PSI terbagi menjadi 3 yaitu FGD, Konsinyasi, dan Sosialisasi. Kegiatan FGD diadakan selama 4 (empat) kali dengan mengambil beberapa tema, yaitu:

1. Pada tanggal 23 April 2015 di NAM Centre Jakarta, dilaksanakan FGD tentang Meninjau Permasalahan Norma Dalam Perki 1 Tahun 2013. Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Hadi M.Djuraid (Staf Khusus Menteri Perhubungan bidang Keterbukaan Informasi Publik), Yhannu Setiawan dan Dyah Aryani P. Jumlah peserta sebanyak 25 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat serta Sekretariat.

2. Pada tanggal 29 Juni 2015 di Ruang Sidang Sekretariat Komisi Informasi Pusat Jakarta, dilaksanakan FGD tentang Uji Konsekuensi. Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Paulus Widiyanto (Praktisi) dan Evy Trisulo Dianasari. Jumlah peserta sebanyak 17 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat serta Sekretariat KIP.

3. Pada tanggal 6 Juli 2015 di Ruang Sidang Sekretariat Komisi Informasi Pusat Jakarta, dilaksanakan FGD tentang Penyusunan Regulasi di Bidang Hukum Acara PSI dengan Tema Permasalahan Norma dalam Perki 1 Tahun 2013 Tinjauan Dalam Sisi Pemohon. Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Tama S.Langkun (ICW), Dyah Aryani Prastyastuti, Yhannu Setiawan. Jumlah peserta sebanyak 15 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat serta Sekretariat KIP.

Dengan demikian 3 regulasi yang dihasilkan sebagai berikut:  Peraturan KI tentang Pemeriksaan Setempat.

 Peraturan KI tentang Mediator Pembantu.  Peraturan KI tentang Persidangan Jarak Jauh.

 Draft Peraturan KI tentang Pengujian atas Konsekuensi.

3. Penyusunan 3 Modul Hukum Acara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik telah mengatur prosedur penyelesaian sengketa di Komisi Informasi, namun pengaturan tersebut belum lengkap dan rinci menjabarkan prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. Dalam Peraturan

(18)

17 | P a g e

Komisi Informasi (PERKI) Nomor 1 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, masih terdapat beberapa regulasi yang harus diatur sebagaimana perintah Perki 1/2013, diantaranya tentang pemeriksaan setempat, pemeriksaan jarak jauh, mediator pembantu, dan lain-lain.

Berdasarkan hal-hal di atas, Komisi Informasi Pusat menyusun beberapa peraturan sebagai bentuk dari amanat Perki 1/2013 dengan meminta masukan-masukan dari ahli di dalam maupun di luar lembaga Komisi Informasi Pusat melalui Focus Group Discusssion

(FGD). Kegiatan FGD diadakan selama 6 (enam) kali dengan mengambil beberapa

tema, yaitu:

1) Pada tanggal 7 Juli 2015 dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB s.d. 18.00 WIB di Kantor Komisi Informasi, Graha PPI Lantai 5, Jl. Abdul Muis No.8, Jakarta Pusat. FGD tentang pembahasan Modul Kepaniteraan Komisi Informasi. Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Pri Pambudi Teguh selaku Panitera Muda Perdata Mahkamah Agung Republik Indonesia, Evy Trisulo (Komisioner Komisi Informasi Pusat), Dyah Aryani (Komisioner Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 18 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, Komisioner Komisi Informasi, Panitera MK, Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Panitera PTUN Jakarta, Panitera KPPU, Perhimpunan Magister Hukum Indonesia, Panitera Muda Perdata Mahkamah Agung.

2) Pada tanggal 7 Agustus 2015 dilaksanakan pada pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB di Kantor Komisi Informasi, Graha PPI Lantai 4, Jl. Abdul Muis No.8, Jakarta Pusat. Kegiatan focus Group Discussion tentang penyusunan Modul di Bidang Hukum

Acara Penyelesaian Sengketa Komisi Informasi dengan tema Modul Ajudikasi.

Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Wahidin (PTUN Jakarta),

Yhannu Setyawan (Komisioner Komisi Informasi Pusat), Dyah Aryani (Komisioner

Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 14 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, Komisioner Komisi Informasi Pusat dan Provinsi.

3) Pada tanggal 19 Agustus 2015 dilaksanakan pada pukul 15.00 s.d. 18.00 WIB di Kantor Komisi Informasi, Graha PPI Lantai 4, Jl. Abdul Muis No.8, Jakarta Pusat. Kegiatan focus Group Discussion tentang pembahasan Modul Penyelesaian

(19)

18 | P a g e

Sengketa Informasi Seri Mediasi Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber

adalah Siti Megadyanti Adam (IICT), Yhannu Setyawan (Komisioner Komisi Informasi Pusat), Dyah Aryani (Komisioner Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 14 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat serta Komisioner Komisi Informasi Provinsi.

4) Pada tanggal 5 November 2015 dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB s.d. 14.00 WIB di NAM Centre, Jl. Angkasa Kav.B 10 No 6, Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta. Dalam kegiatan focus Group Discussion (FGD) tersebut yang menjadi Narasumber adalah Dyah Aryani dan Evy Trisulo D Kom isioner KI Pusat. Jumlah peserta sebanyak 17 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat serta Komisioner Komisi Informasi.

5) Pada tanggal 9 November 2015 dilaksanakan pada pukul 12.00 s.d. 15.00 WIB di Kantor Komisi Informasi, Graha PPI Lantai 4, Jl. Abdul Muis No.8, Jakarta Pusat, untuk temanya tentang pembahasan Modul Penyelesaian Sengketa Informasi Seri

Mediasi. Dalam FGD tersebut yang menjadi Narasumber adalah Sri Mamudji

(IICT), Yhannu Setyawan (Komisioner Komisi Informasi Pusat), Dyah Aryani (Komisioner Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 15 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, Komisioner KI Pusat dan Provinsi, serta PPID Kementerian.

6) Pada tanggal 10 November 2015 dilaksanakan di Hotel Balairung, Jl. Matraman Raya No. 19 Jakarta Timur. Kegiatan focus Group Discussion tentang pembahasan

Modul Penyelesaian Sengketa Informasi Seri Ajudikasi. Dalam FGD tersebut

yang menjadi Narasumber adalah A.A. Oka Mahendra (Akademisi Peraturan Perundang-Undangan), Yhannu Setyawan (Komisioner Komisi Informasi Pusat),

Dyah Ar yani (Komisioner Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 15

orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, Komisioner KI Pusat dan Provinsi, serta PPID Kementerian.

7) Bimtek Penyelesaian Sengketa Informasi di laksanakan pada tanggal 22 – 24 November 2015 di Pohon Inn Hotel Kota Batu Jawa Timur. Dengan tema

Penyelesaian Sengketa Informasi. Bimtek tersebut yang menjadi Narasumber

adalah Yhannu Setyawan (Komisioner Komisi Informasi Pusat), Dyah Aryani (Komisioner Komisi Informasi Pusat). Jumlah peserta sebanyak 30 orang, yang

(20)

19 | P a g e

berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, Komisioner KI Pusat dan Provinsi, serta Sekretariat

Ketujuh kegiatan tersebut menghasilkan buku PSI modul seri kepaniteraan, Modul PSI

seri mediasi dan Modul PSI seri Kepaniteraan, untuk digunakan sebagai acuan Komisi

Informasi se-Indonesia serta telah disampaikan kepada Komisi Informasi Provinsi dalam Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi se-Indonesia pada Oktober 2015.

Dengan demikian 3 modul yang dihasilkan sebagai berikut:  Modul Kepaniteraan Komisi Informasi

 Modul di bidang Hukum Acara Penyelesaian Sengketa Komisi Informasi  Modul Penyelesaian Sengketa Informasi Seri Mediasi.

4. Penanganan Sengketa Pasca Putusan Komisi Informasi

Penyelesaian sengketa informasi yang melibatkan KI Pusat sebagai Termohon telah diselesaikan oleh Komisi Informasi provinsi. Putusan yang dijatuhkan oleh Komisi Informasi provinsi hampir sebagian besar diputuskan permohonan yang diajukan Pemohon Gugur. Dalam pertimbangannya, Putusan yang menyatakan permohonan Gugur berdasarkan Pasal 30 Perki PPSIP disebabkan Pemohon tidak hadir dalam persidangan selama dua kali tanpa alasan yang jelas setelah dipanggil secara patut.

“Dalam hal Pemohon dan/atau kuasanya tidak hadir dalam persidangan selama 2 (dua) kali tanpa alasan yang jelas, Permohonan dinyatakan gugur.”

Kegiatan ini melibatkan Biro Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika. Untuk Kompilasi dalam Tim Hukum adalah Imamudin. Adapun kasus permohonan sengketa informasi tersebut adalah sebagai berikut:

(21)

Sekretariat Komisi Informasi Pusat Laporan Tahunan TA 2015 20 | P a g e 1. KI Prov. Aceh NO No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan

1 019/VIII/KIA-PS/2014 MATA UMAT 04-Sep-14 29-Sep-14 Gugur

Sudah diterima

2 020/VIII/KIA-PS/2014 MATA UMAT 08-Sep-14 29-Sep-14 Gugur

Sudah diterima

3 021/VIII/KIA-PS/2014 MATA UMAT 08-Sep-14 30-Sep-14 Gugur

Sudah diterima

4 026/VIII/KIA-PS/2014 Muh. Hidayat S. 08-Okt-14 10/10/2014 Gugur

Sudah diterima

5 027/VIII/KIA-PS/2014 Muh. Hidayat S. 08-Okt-14 10/10/2014 Gugur

Sudah diterima

6 031/X/KIA-PS/2014 Muh. Hidayat S. 17/10/2014

Pemeriksaan Awal 2. KI Prov DKI No No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan 1 0424/VI/KIP-DKI-PSI/2013, Perkumpulan Sahabat

Muslim 08-Okt-14 15-Okt-14 Putus

Sudah diterima 2 0431/VI/KIP-DKI-PSI/2013, Perkumpulan Sahabat

Muslim 08-Okt-14 15-Okt-14 Putus

Sudah diterima 3

0034/II/KIP-DKI-PS/2014

Yeremias Buku Weko,

SH 29-Apr-15 12-Mei-15 Gugur

Sudah diterima 4

0033/II/KIP-DKI-PS/2014

Yeremias Buku Weko,

SH 29-Apr-15 12-Mei-15 Gugur

Sudah diterima

(22)

21 | P a g e 3. KI Prov. Jateng NO No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan

1 033/SI/VII/2014 Muh. Hidayat S. 02-Sep-14 09-Okt-14 Putus

2 037/SI/VII/2014 Muh. Hidayat S. 05-Sep-14 09-Okt-14 Putus

3 0089/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

4 0092/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

5 0090/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

6 0087/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

7 0085/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

8 0091/SI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 07-Jan-15 14-Jan-15 Gugur

Sudah diterima

(23)

22 | P a g e 4. KI Prov. Kaltim NO No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan 1

0017/REG-PSI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 22-Okt-14 15-Jan-15 29-Jan-15

04-Jun-15 Putus Sudah diterima 2

0019/REG-PSI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 22-Okt-14 22/10/2014 sidang awal

3

0020/REG-PSI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 22-Okt-14 sidang awal

4

0021/REG-PSI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 22-Okt-14 15-Jan-15 29-Jan-15

12-Mei-15 Putus Sudah diterima 5

0022/REG-PSI/VIII/2014 Muh. Hidayat S. 22-Okt-14 22/10/2014 sidang awal

6

0023/REG-PSI/XI/2014 Muh. Hidayat S. 27-Jan-15 04-Feb-15 sidang awal

7

0026/REG-PSI/XI/2014 Muh. Hidayat S. 27-Jan-15 04-Feb-15 sidang awal

5. KI Prov. DIY NO No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan 1

003/IX/KIPDIY-PS/2014 Muh. Hidayat S. 10-Sep-14 12-Sep-14 PUTUSAN

(24)

23 | P a g e

Seluruh permohonan sengketa DIGUGURKAN karena tidak hadirnya Pemohon.

6. KI Prov. NTB NO No Register Pemohon Jadwal Sidang Keterangan Salinan I II III IV Putusan 1

005/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 03-Sep-14 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima 2

006/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 03-Sep-14 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima 3

008/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 03-Sep-14 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima 4

009/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 03-Sep-14 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima 5

010/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima 6

011/VIII/KI.NTB-PS/2014 Muh. Hidayat S. 14-Sep-14 Putus

Sudah diterima

(25)

24 | P a g e

Adapun substansi dari penyelesaian sengketa pasca putusan adalah:

4.1 Upaya Keberatan terhadap Putusan Komisi Informasi Pusat

Permohonan penyelesaian sengketa informasi publik dapat diajukan ke Komisi Informasi apabila Pemohon telah menempuh permohonan informasi sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UU KIP juncto Pasal 23 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Peki SLIP) dan mengajukan keberatan kepada badan publik sebagaimana diatur dalam Pasal 35 dan 36 UU KIP juncto Pasal 30 Perki SLIP.

Apabila Pemohon telah menempuh hal-hal yang disebutkan di atas, maka dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi ke Komisi Informasi yang berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo. Putusan yang dikeluarkan Komisi Informasi melalui ajudikasi nonlitigasi disetarakan dengan putusan pengadilan, hal tersebut berdasarkan penjelasan Pasal 23 UU KIP yang berbunyi “yang dimaksud Ajudikasi Nonlitigasi adalah

penyelesaian sengketa Ajudikasi di luar pengadilan yang putusannya memiliki kekuatan setara dengan putusan pengadilan.”

Oleh karenanya, apabila salah satu pihak (Pemohon dan Termohon) keberatan terhadap putusan Komisi Informasi dapat menempuh upaya hukum keberatan kepada Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tata Usaha Negara. Upaya keberatan diajukan kepada Pengadilan Negeri, apabila yang menjadi Termohon adalah badan publik selain badan publik negara, dan Pengadilan Tata Usaha Negara apabila yang menjadi Termohon adalah badan publik negara.

Walaupun Komisi Informasi tidak menjadi para pihak dalam upaya hukum yang diajukan pada badan peradilan tingkat lanjut sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan, namun KI Pusat juga perlu melakukan tertib administrasi (pencatatan) untuk memantau permohonan penyelesaian sengketa informasi yang sudah atau telah diperiksa dan diputus oleh Majelis Komisioner apakah telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) atau ada upaya keberatan pasca putusan KI Pusat.

(26)

25 | P a g e

Dalam beberapa putusan yang dijatuhkan KI Pusat, terdapat yang tidak menerima atau salah satu pihak yang keberatan (lihat putusan-putusan KI Pusat yang

diajukan keb eratan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan/atau Pengadilan Negeri pada tab el di b awah ini) baik itu diajukan di Pengadilan Negeri maupun

Pengadilan Tata Usaha Negara. Berikut daftar keberatan selama Agustus – November 2015:

No Register perkara Pemohon Termohon Wilayah Hukum

Pengadilan

1

199/VI/KIP-PS-A/2014

FDSI PSSI PN Pusat

2 1369/XII/KIP-PS/2014

FWI Kemenhut PTUN Jakarta

3 339/VII/KIP-PS/2014

Citra Hartati, SH.,MH.

Kemenhut PTUN Jakarta

4 301/XII/KIP-PS/2012

Hardjendro Kantor Pertanahan

Kab. Kebumen

PTUN Jakarta

4.2 Konsultasi Hukum

Konsultasi hukum bagi masyarakat maupun Badan Publik dapat melalui fax, telephone, surat, atau datang langsung ke kantor Komisi Informasi Pusat. Sepanjang tahun 2015, Komisi Informasi Pusat menerima beberapa kunjungan masyarakat maupun Badan Publik untuk konsultasi secara langsung ke kantor Komisi Informasi Pusat.

Melalui konsultasi tersebut masyarakat diharapkan dapat paham mengenai keterbukaan informasi publik dan keberadaan Komisi Informasi untuk menyelesaikan sengketa informasi yang dihadapi oleh masyarakat tersebut bahwa Komisi Informasi sebagai lembaga yang mengawal keterbukaan dan lembaga yang menjamin hak masyarakat atas informasi itu.

(27)

26 | P a g e

Berikut konsultasi hukum bagi masyarakat maupun Badan Publik selama Agustus – November 2015:

a. Agustus

No. Tanggal Pemohon Konsultasi Konsultan Tentang

1 3 Agustus 2015 Darmawan Utomo Aditya NS &

Reno Bima Yudha

Konsultasi mengenai informasi publik.

2 4 Agustus 2015 Lukas N. M au , SH. (Biro Hukum Setda Prov. NTT)

Aditya NS & Annie Londa

Penanganan pengaduan informasi publik dan sidang sengketa informasi publik pada SKPD Lingkup Pemerintah Tahun 2014-2015.

3 7 Agustus 2015 Kristianik Fathul Ulum &

Siti Azizah

Tertundanya sidang yang sudah dilaksanakan satu kali dan selanjutnya sampai sekarang belum dilanjutkan.

4 11 Agustus 2015 Ir. Fajar Suryapakku Fathul Ulum & Nur Latifah

Tidak mendapat tanggapan oleh BPN Jakarta Timur.

5 11 Agustus 2015 Arisman Harya Fathul Ulum Informasi keberatan, cara

permohonan informasi. 6 26 Agustus 2015 Riki Zulhemi (Dinas

Perhubungan Kominfo Kab. Bengkalis Riau)

(28)

27 | P a g e

b. September

No. Tanggal Pemohon Konsultasi Konsultan Tentang

1 2 September 2015 Rosidin (Kementerian Agama)

Bambang Hardi Winata & Reno Bima Yudha

Konsultasi tentang PPID

2 3 September 2015 Sulastyono Reno Bima Yuda Konsultasi

3 9 September 2015 Renaldi Sofyan Agus WN & Feri

Firdaus

UU 15 tahun 20016 UU 14 Tahun 2008

4 9 September 2015 Siti Kurniasih Agus WN Permohonan Informasi

dan sengketa informasi

5 9 September 2015 Syarif Paputungan Aditya NS Keputusan/ hasil dari

pejabat Direktorat M inerba Kementerian ESDM yang lama tidak dilanjutkan oleh

Pejabat Direktorat M inerba yang baru.

6 10 September 2015 Oktavianus Sihombing Siti Ajijah Konsultasi

7 17 September 2015 Kristianik Annie Londa Keputusan dari KI Jawa

Timur

dikabulkan/dibuka tetapi data yang diminta tidak diberikan lalu bagaimana langkah berikutnya.

8 30 September 2015 Bambang Soebroto Agus WN Konsultasi Hukum

(29)

28 | P a g e

c. Oktober

No. Tanggal Pemohon

Konsultasi

Konsultan Tentang

1 13 Oktober 2015 Sumadjono Aditya NS Konsultasi pengaduan

sengketa di BPN

2 20 Oktober 2015 Kristianik Annie Londa Langkah selanjutnya

setelah M asalah di KI Jatim sudah dibuka untuk informasi yang diminta tetapi tidak diberikan oleh Termohon.

4.3 Pendampingan Komisioner dalam tugas sebagai Ahli dalam Badan Peradilan Umum

Pendampingan Komisioner dalam tugas sebagai Ahli dalam badan peradilan umum diperlukan dalam menyiapkan materi atau substansi yang dibutuhkan dalam keterangan Komisioner sebagai Ahli. Materi mengenai informasi khususnya informasi yang dikecualikan merupakan materi yang secara khusus hanya dapat dinilai berdasarkan UU KIP, kepatutan, dan kepentingan umum. Pendapat ataupun keterangannya tersebut haruslah dilakukan dengan seksama dan penuh ketelitian dan oleh karenanya Tim Hukum memberikan berbagai kajian terkait substansi yang diperlukan dalam persidangan keterangan Ahli oleh Komisioner Komisi Informasi Pusat dimaksud.

Berikut pendampingan Komisioner dalam tugas sebagai Ahli dalam badan peradilan umum selama Agustus – November 2015:

a) Agus Wijayanto Nugroho diperiksa untuk didengar keterangannya sebagai Ahli

pada bulan Agustus 2015 dalam dugaan tindak pidana tidak memberikan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang-Undang RI No. 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang dilakukan dengan cara pelapor meminta SK Gubernur DKI Jakarta terkait pengangkatan Ir. Djangga Lubis sebagai

(30)

29 | P a g e

Direktur utama PD. Pasar Jaya, namun tidak diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta kemudian pelapor menggugat ke Komisi Informasi DKI Jakarta dan keluar putusan tanggal 17 November 2014 yang isinya mengharuskan Gubernur DKI Jakarta memberikan Surat Keputusan tersebut namun sampai saat ini Surat Keputusan tersebut tidak diberikan, berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP / 34 / I / 2015 / PMJ / Dit Reskrimsus, tanggal 6 Januari 2015.

b) Agus Wijayanto Nugroho didengar keterangannya sebagai AHLI pada tanggal 1

Oktober 2015 dalam dugaan perkara tindak pidana dibidang Keterbukaan Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 UU RI Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang terjadi pada tanggal 14 Juni 2013 di Jakarta Selatan, sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/ 2161 / VI /2015/PMJ/ Dit Reskrimsus, tanggal 3 Juni 2015 dengan pelapor Sdr. RINALDI, SH.

5. Kompilasi, Eksaminasi, dan Diseminasi Putusan Komisi Informasi

Diseminasi dilakukan di Hotel NAM Centre Jakarta Pusat pada tanggal 13 November 2015, dengan Tema Diseminasi Putusan Komisi Informasi Pusat Dalam Bingkai

Hukum Progresif. Narasumber Yhannu Setiawan, Evy Trisulo Dianasari, Dyah Aryani

Prasyastuti. Jumlah peserta sebanyak 26 orang, yang berasal dari Komisioner, TA, AA Komisi Informasi Pusat, serta Komisioner Komisi Informasi.

Dalam buku ini memuat beberapa putusan-putusan KI Pusat yang menarik dari segi pertimbangan sehingga hal ini dapat diikuti oleh komisi informasi provinsi atau kabupaten/kota, hal ini dikarenakan sejak terbentuk pada tahun 2009 dan mulai melaksanakan tugasnya pada tahun berikutnya (2010), Komisi Informasi Pusat telah menerima dan menyelesaikan banyak sengketa informasi publik. Demikian juga telah banyak sengketa informasi yang sudah diselesaikan oleh Komisi Informasi Pusat, baik melalui mediasi maupun ajudikasi nonlitigasi.

Dalam perjalanannya melaksanakan tugas penyelesaian sengketa informasi publik sebagaimana diamanatkan UU KIP, Komisi Informasi Pusat tidak jarang melahirkan putusan-putusan yang berdimensi penemuan hukum (rechtsvinding).

(31)

30 | P a g e

Adapun materi pokok putusan yang dimasukkan dalam buku ini untuk sementara hanya dibatasi pada hal-hal yang menyangkut prosedural penyelesaian sengketa informasi, yang menjadi objek pemeriksaan awal, seperti (i) Kewenangan Komisi Informasi Pusat, baik kewenangan absolut maupun kewenangan relatif; (ii) Kedudukan hukum (legal

standing) Pemohon; (iii) Kedudukan hukum (legal standing) Termohon; dan (iv) Jangka

waktu penyelesaian sengketa informasi publik. Sedangkan untuk pokok permohonan akan dimuat dalam buku selanjutnya.

6. Peningkatan Kompetensi Penyelenggara Penyelesaian Sengketa Informasi

Mengikuti beberapa Pelatihan :

1) Auditor Hukum bersertifikat di JimliSchool pada tanggal 10 – 14 Agustus 2015, 2) Kontrak Drafting di JimliSchool.

 Evaluasi dan Rekomendasi PSI

Dalam hal pelaksanaan program kegiatan bidang PSI hendaknya tetap dijalankan agar tujuan dari perencanaan kegiatan tercapai, sehingga berdasarkan hal-hal di atas maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:

1. Dalam hal penguatan kapasitas bagi sekretariat (kepaniteraan) dan komisioner dalam penyelesaian sengketa informasi dengan adanya modul yang telah diselesaikan maka dalam kegiatan selanjutnya difokuskan pada menyamakan pemahaman dalam bidang PSI dengan mendasarkan pada modul yang ada. 2. Dalam realisasi regulasi yang sudah diselesaikan dalam tahap penyusunan

draf, maka finalisasi atas draf yang sudah ada harus direalisasikan, hal tersebut untuk menjadi upaya yang strategis untuk menunjang dalam PSI. 3. Untuk mensinergiskan efektifitas putusan komisi informasi yang menyangkut

isu strategis maka komisi informasi hendaknya tetap mewarnai setiap kebijakan yang dirumuskan ditingkat nasional sehingga isu keterbukaan informasi menjadi isu bersama dalam setiap perumusan kebijakan yang diambil oleh lembaga legistalif atau eksekutif.

(32)

31 | P a g e

B. PELAKSANAAN EDUKASI, SOSIALISASI, DAN ADVOKASI

Komisi Informasi Pusat memiliki peran dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi tentang keterbukaan Informasi Publik kepada masyarakat dan Badan Publik. Peran ini sangat membantu masyarakat untuk mengetahui tata cara mengakses Informasi Publik sekaligus Badan Publik dapat meningkatkan kualitas layanan informasi publik.

Dengan adanya tata kelola yang baik dalam memberikan pelayanan Informasi Publik, maka masyarakat dapat lebih mudah dalam mengakses Informasi Publik. Bersamaan dengan itu, dilakukan juga advokasi kepada masyarakat, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan Badan Publik tentang masalah-masalah atau kendala yang dihadapi dalam kaitannya dengan UU Keterbukaan Informasi Publik.

Langkah-langkah sosialisasi, edukasi, dan advokasi tersebut berguna untuk mempengaruhi dan mendorong masyarakat dan Badan Publik dalam implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Untuk itu kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

2.1 Pengembangan jaringan Media melalui Media Gathering dan Diskusi Media

Diskusi Media dilaksanakan 2 kali, yakni:

a. Pelaksanaan pertama dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada tanggal 10 – 12 April 2015, dengan Narasumber: Henny S Widyaningsih (Komisioner KIP), I Nyoman Gde Legawa Partha ( Komisioner KI Provinsi Bali), dan Made Santeri (Tokoh Pers Bali). Kegiatan Diskusi Media di Bali dilanjutkan dengan Media Gathering.

b. Pelaksanaan kedua dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 22 Mei 2015 dengan Narasumber: Henny S Widyaningsih (Komisioner KIP), Djoko Tetuko (Tokoh Media). Pelaksanaan Diskusi Media dilanjutkan dengan kunjungan media ke redaksi Jawa Pos.

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini antara lain;

1. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat (peserta) mengenai UU KIP dan Komisi Informasi.

(33)

32 | P a g e

2.2 Diskusi Publik dalam Peringatan 5 tahun Implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pencanangan Hari Keterbukaan Informasi Nasional

Kegiatan ini bertujuan sebagai refleksi setelah 5 tahun Implementasi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus mencanangkan tanggal 30 April sebagai hari Keterbukaan Informasi Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Joeang Jakarta pada tanggal 30 April 2015 dengan menghadirkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai

keynote speaker, dan Narasumber: Abdulhamid Dipopramono (Ketua KIP), Yanuar

Nugroho (Deputi IV Kantor Staf Presiden ), Sulastio (IPC), DR H Muhammad Gamari Sutrisno (Komisi I DPR RI). Dalam acara ini juga diperdengarkan untuk pertama kalinya Mars Komisi Informasi.

Selain diskusi publik, dalam kegiatan ini Komisi Informasi memberikan penghargaan dalam bentuk piagam kepada pihak yang telah bekerjasama dengan baik dengan Komisi Informasi. Pihak-pihak tersebut adalah: Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kemenkominfo, Kemenkeu, Kepolisian Negara RI, Gubernur Jawa Tengah, Aliansi Jurnalis Independen, ANRI, KPI, KPK, KPU, Bawaslu, Ombudsman Republik Indonesia, ICEL, dan MSI – USAID.

2.3 Dialog Interaktif a. Televisi

1. Tanggal 27 April 2015 di Metro TV dengan Narasumber: Henny S Wid yaningsih (Komisioner KI Pusat), Meuthia Hafid ( Komisi I DPR RI) dengan tema: peringatan 5 tahun implementasi UU KIP.

2. Tanggal 28 April 2015 di MNC TV dengan Narasumber: Herry Siswanto (Kementerian Keuangan), Henny S Wid yaningsih (Komisioner KI Pusat).

3. Tanggal 29 April 2015 di TV One dengan Narasumber: Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Hendri (ICEL).

4. Tanggal 4 Mei 2015 di TVRI dengan Narasumber: Rumadi (Komisioner KI Pusat), Farhkan ( KI Provinsi DKI Jakarta).

(34)

33 | P a g e

5. Tanggal 7 Oktober 2015 di TVRI penayangan Final Lomba Debat.

6. Tanggal 14 Oktober 2015 di TVRI Aceh dengan Narasumber Ketua KI Pus at dan Ketua KI Aceh dan Tokoh LSM MATA.

7. Tanggal 15 Oktober Liputan Langsung Aceh TV Pembukaan Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia.

8. Tanggal 21 Desember 2015 di JakTV dengan narasumber Ketua KI Pusat.

b. Radio

1. Tanggal 10 April 2015 di Pro 2 Bali dengan Narasumber: Rumadi Ahmad (Komisioner KIP), I Gde Legawa Partha (Ketua Komisi Informasi Bali), Bambang Hardi Winata ( Sekretaris KIP). Dengan Audiens 25 orang dari unsur LSM, Pers, Tokoh Masyarakat, Mahasiswa, dan Badan Publik.

2. Tanggal 22 Mei 2015 di RRI Surabaya dengan Narasumber: Rumadi Ahmad (Komisioner KIP), Ketty Tri Setyorini (Ketua Komisi Informasi Jawa Timur), Bambang Hardi Winata ( Sekretaris KIP).

3. Tanggal 15 Oktober 2015 di Radio Seurambi FM dengan Narasumber Sekretariat KI Pusat dan Komisioner KI Aceh.

4. Tanggal 15 Oktober 2015 di RRI Aceh dengan Narasumber Rumadi (Komisioner KI Pusat) dan Wakil Ketua KI Aceh.

5. Tanggal 16 Oktober 2015 di Rumoh PMI dengan Narasumber Henny S Widyaningsih (Komisioner KI Pusat), Komisioner KI Sumbar dan Ketua Sekretariat KI Aceh.

6. Tanggal 5 November 2015 di RRI Jakarta dengan Narasumber Sekretaris KI Pusat Bambang Hardi Winata dan Pansel Lomba Debat Feri Firdaus dengan tema Lomba Debat Keterbukaan untuk mahasiswa seluruh Indonesia.

2.4 Penyusunan dan Penerbitan News Letter

Penerbitan News Letter sebagai media publikasi KIP yang menuangkan tulisan reportase dan opini terkait Keterbukaan Informasi Publik yang bertitel majalah Buka! Sudah dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam Tahun 2015.

1) Edisi Pertama Januari – Februari 2015 mengangkat tema Pengarusutamaan Keterbukaan Informasi Publik dalam RPJMN 2015 -2019

(35)

34 | P a g e

2) Edisi Kedua bulan Maret – April 2015 mengangkat tema Menuju Badan Publik Yang Terbuka

3) Edisi Ketiga bulan Mei – Juni 2015 mengangkat tema Mengawal Transparansi Dana Desa

4) Edisi Keempat bulan November 2015 mengangkat tema Right To Know Day

2.5 Pemantauan Media

Kegiatan ini bermaksud sebagai bentuk monitoring perkembangan isu Keterbukaan Informasi Publik di masyarakat dengan tujuan:

(1) Mengetahui kecenderungan pemberitaan tentang Keterbukaan Informasi di media;

(2) Mengetahui perkembangan persepsi Keterbukaan Informasi Publik di masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan ini akan menghasilkan output berupa : 1. Laporan dan analisa pemantauan harian

2. Laporan dan analisa pemantauan bulanan

Bentuk kegiatan pemantauan berita adalah mengumpulkan potongan-potongan berita di media cetak dan media online tentang issu Keterbukaan Informasi Publik setiap hari kerja, mengklasifikasi, dan menganalisis isi berita tersebut.

a. Media Cetak:

- Surat kabar harian : Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Republika, Jurnas, Sindo, Jakarta Post

- Majalah : Tempo, Gatra

b. Media Online: detik, kompas.com, beritasatu, tempo.co, rmonline, hukumonline, liputan6.com, vivanews, okezone.com.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan media, tim pelaksana bekerjasama dengan

(36)

35 | P a g e

2.6 Peringatan Hari Hak untuk Tahu Internasional (The International Right To

Know Day)

Tujuan kegiatan Right to Know Day di Indonesia adalah untuk:

1. Menguatkan komitmen bersama akan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

2. Mencapai dukungan penuh dari pemerintah agar konsisten dalam melaksanakan penyelenggaraan negara yang baik, transparan, dan akuntabel;

3. Meningkatkan implementasi Undang-Undang KIP di Badan Publik;

4. Meningkatkan motivasi masyarakat agar memahami dan menggunakan haknya untuk akses informasi.

Peringatan Right To Know Day dilaksanakan dalam dua kegiatan yang berbeda, yakni sebagai berikut:

1. Pada tanggal 28 September 2015, bentuk kegiatan dilakukan di area Car Free

Day dengan acara orasi di panggung terbuka yang dihadiri oleh seluruh

Komisioner Komisi Informasi Pusat, Komisioner Komisi Informasi Provinsi, PPID Badan Publik, mahasiswa, dan Koalisi Masyarakat Sipil penggiat keterbukaan, dilanjutkan dengan melakukan senam bersama, membuka Klinik Keterbukaan, pembagian kaos, pelepasan balon keterbukaan informasi publik serta Long March sepanjang jalur Car Free Day yang diiringi musik perkusi. 2. Pada tanggal 29 September 2015, dilaksanakan forum diskusi publik yang

diselenggarakan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara dengan Keynote

Speaker Menteri Sekretaris Negara Prof. Praktikno, Profesor Rhenald Kasali,

Dirjen IKP Kementerian Kominfo Ir.Joko Agung M.M.

2.7 Lomba Debat Keterbukaan Informasi Publik untuk Mahasiswa di seluruh Indonesia

Penyelenggaraan Lomba debat mahasiswa tentang keterbukaan merupakan rangkaian dari peringatan Right to Know Day pada tanggal 5 – 7 Oktober 2015. Diikuti oleh 16 Universitas dari seluruh Indonesia yakni: Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Unpad, UIN Syarif Hidayatullah, UI, Universitas Mercu Buana, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Brawijaya, UGM, Universitas

(37)

36 | P a g e

Palangkaraya, Universitas Tanjung Pura, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Semarang, Universitas Soedirman, Universitas Lampung.

Babak Penyisihan dilaksanakan di Sekretariat Komisi Informasi Pusat Republik di Jakarta Senin – Rabu, 5 s.d. 6 Oktober 2015. Babak Final dilaksanakan tanggal 7 Oktober 2015 di Auditorium Hotel Citi M Jakarta Pusat dan ditayangkan di TVRI dengan finalis tim UIN Syarif Hidayatullah, Unpad, Universitas Andalas, dan UI. Penyelenggaraan Lomba Debat Kegiatan ini memiliki tujuan:

1. Memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya keterbukaan informasi dalam mewujudkan pemerintahan yang baik.

2. Meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mensosialisasikan Keterbukaan Informasi Publik.

Dalam pelaksanaannya Lomba Debat yang baru pertama kali dilaksanakan oleh KI Pusat berjalan dengan lancar. Kekurangan yang harus diperbaiki untuk penyelenggaraan Lomba Debat berikutnya terkait dengan persiapan dalam pengkoordinasian personil dan peserta lomba.

2.8 Penerbitan Jurnal Keterbukaan

Penerbitan Jurnal Keterbukaan merupakan salah satu wadah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menuangkan ide, gagasan, dan pemikiran terkait keterbukaan informasi publik secara akademis. Penerbitan Jurnal keterbukaan Edisi 1 pada bulan Desember 2015.

Edisi 1 Jurnal Keterbukaan diisi oleh tulisan dari Ketua Komisi Informasi Pusat, Komisioner, dan penulis lepas yang mempunyai kepedulian terhadap UU KIP.

(38)

37 | P a g e

2.9 Iklan Layanan Masyarakat (Advetorial dan PSA)

Iklan Layanan Masyarakat melalui media Televisi diproduksi dengan talent Komisioner KI Pusat Henny S Wid yaningsih dan Rumadi serta Cak Lontong. PSA ditayangkan 4 kali di Televisi Metro TV dan TVOne.

Pesan dalam Iklan tersebut berupa himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan hak mendapatkan informasi publik. Iklan ini bertujuan mengedukasi Masyarakat dan Badan Publik melalui Televisi.

Sedangkan untuk media cetak dilaksanakan dalam bentuk advertorial sebanyak tiga kali. Pertama, Republika dua kali dan Indopos sekali dengan mengangkat tema; 1) Lima Tahun Implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, 2) Pra Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan Publik 2015, dan 3) Hasil Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan Publik 2015 .  Evaluasi dan Rekomendasi Bidang ASE :

1. Urgensi koordinasi kegiatan bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi dengan Bidang PSI dan Kelembagaan mutlak diperlukan, agar kegiatan menjadi lebih sinergis dan alokasi waktu lebih terstruktur.

2. Perencanaan jadwal rangkaian kegiatan harus lebih disusun secara matang agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan meminimalisir kekurangan yang pernah terjadi dalam kegiatan sebelumnya.

3. Rapat koordinasi sebelum kegiatan program dilaksanakan mutlak diperlukan agar masing-masing personil yang bertugas paham akan tugasnya masing-masing.

C. Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Komisi Informasi

Secara umum program ini dilaksanakan untuk memberi penguatan terhadap kelembagaan PPID, Badan Publik, dan Komisi Informasi sekaligus untuk mendorong Badan Publik. Dalam program ini terdapat beberapa kegiatan:

(39)

38 | P a g e

3.1 Asistensi dan Konsultasi Kelembagaan dan Aktivitas Komisi Informasi Daerah

Kegiatan dilaksanakan di Komisi Informasi Sumatera Barat pada tanggal 30 Juni – 3 Juli 2015. Narasumber Komisioner KI Pusat, Komisioner KI Provinsi, Peserta adalah staf KI Prov. Sumbar. Output kegiatan ini adalah bertambahnya pemahaman kelembagaan pada komisioner dan staf Komisi Informasi Provinsi Sumatera Barat.

3.2 Kajian Kelembagaan Sekretariat Komisi Informasi

Kegiatan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, antara lain:

a. Penyusunan instrumen, dilaksanakan pada bulan April, berupa rapat di kantor dengan tim kajian.

b. Pengumpulan data, dilaksanakan dengan metode wawancara langsung dan tidak langsung. Wawancara langsung dilaksanakan di KI Prov dan Pemprov Kepulauan Riau serta KI Prov dan Pemprov DKI Jakarta. Kegiatan dilaksanakan pada bulan April dan Mei Tahun 2015.

c. Diskusi Ahli, dilaksanakan pada bulan Mei dengan mengundang Narasumber dari Kementerian PAN RB dan Kementerian Dalam Negeri.

d. Konsinyasi Penyusunan Laporan Kajian Kelembagaan, dilaksanakan pada bulan Juni di NAM Centre dengan mengundang Komisioner KI Jawa Barat dan KI Banten.

Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu Laporan Hasil Kajian yang menguraikan hal-hal sebagai berikut:

a. Hasil pengumpulan data secara langsung di dua Komisi Informasi Provinsi yaitu, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta;

b. Kompilasi hasil pengumpulan data dari seluruh Komisi Informasi se-Indonesia; c. Hasil diskusi dan masukan para ahli; dan

(40)

39 | P a g e

3.3 Layanan Informasi PPID

Pada Layanan PPID sudah adanya laporan permohonan informasi dan konsultasi dan terekapitulasi per bulan, untuk kegiatan PPID sudah dilaksanakan karena sudah disahkan SK PPID yang baru. Untuk rekap laporan layanan PPID juga sudah dibuat dengan periode 1 bulan.

Output dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan informasi publik bagi pemohon informasi terkait informasi mengenai Komisi Informasi Pusat. (Laporan lengkap PPID dibuat tersendiri).

3.4 Rapat Kerja Teknis Komisi Informasi se-Indonesia

Kegiatan Rapat Kerja Teknis Komisi Informasi se-Indonesia telah dilakukan pada tanggal 21 – 23 Agustus 2015 di Tangerang, Banten. Kegiatan ini mengambil Tema “Menuju Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia 2015 yang Terstruktur dan Terukur”. Maksud dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk menyamakan konsep atau rencana strategis di bidang Keterbukaan Informasi Publik secara makro di Indonesia dan untuk membuat kontribusi nyata atas permasalahan atau kepentingan terkait Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia.

Hari pertama dimulai dengan Rapat Pleno I pemaparan konsep Rakernis dan Usulan Tema Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia. Dilanjutkan dengan hari kedua dimulai dengan Rapat Komisi. Rapat Komisi untuk selanjutnya dirumuskan sebagai hasil Rakernis pada Rapat Pleno. Rapat Komisi dibagi menjadi bidang PSI, ASE, dan Kelembagaan. Setiap Komisi memberikan rekomendasi Rapat Kerja Teknis ke-5 Komisi Informasi se-Indonesia tahun 2015 dalam bentuk Berita Acara.

Kegiatan ini diikuti oleh 132 orang peserta yang terdiri KI Pusat, KI Provinsi, KI Kota/Kabupaten, Tenaga Ahli KI Pusat, Asisten Ahli KI Pusat, dan dari Sekretariat KI Pusat. Output dari kegiatan ini adalah berupa kegiatan Rapat Kerja yang dihadiri oleh Komisi Informasi se-Indonesia yang diharapkan akan menghasilkan penentuan tema Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia tahun 2015 dan langkah teknis atas permasalahan atau kepentingan terkait dengan implementasi tema yang akan disepakati.

(41)

40 | P a g e

3.5 Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia

Rakornas Komisi Informasi se-Indonesia telah dilaksanakan di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh pada tanggal 15 – 17 Oktober 2015. Tema kegiatan Rakornas 2015 adalah “Keterbukaan Informasi Memperkuat Kepribadian dan Kemandirian Bangsa”. Peserta yang hadir pada kegiatan ini berjumlah 192 peserta. Peserta terdiri dari KI Pusat, KI Pro vinsi, dan KI Kabupaten/Kota.

Pembahasan hari pertama Rakornas dibuka dengan Laporan Panitia oleh Sekretaris KI Pusat. Dalam laporannya menyampaikan bahwa maksud dari terselenggaranya Rakornas ini adalah menyelaraskan strategi peningkatan kinerja Komisi Informasi seluruh Indonesia untuk mewujudkan budaya keterbukaan informasi sebagai wujud penegakan demokrasi di Indonesia. Dilanjutkan dengan sambutan Ketua KI Pusat yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu Komisioner KI Pusat tidak bisa hadir dikarenakan sedang dalam pelatihan selama 6 bulan. Agenda seminar nasional yang sebelumnya telah diagendakan, dihapus karena Narasumber tidak bisa hadir. Komisi Informasi masuk list dalam lembaga yang akan dibubarkan. Mari kita buktikan dengan kinerja sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenang kita.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan sekaligus membuka acara oleh Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa merupakan suatu kebanggan tahun ini Aceh mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah Rakornas Komisi Informasi. Salah satu aspek penting reformasi birokrasi adalah mendukung terciptanya pemerintahan transparan melalui peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi dan diharapkan juga Komisi Informasi terus melakukan visioning kepada jajaran pemerintah, sehingga budaya transparansi akan mendorong birokrasi meningkatkan kompetensinya. Hari kedua dilaksanakan Rapat Pleno I (Pelaporan Komisi Informasi se-Indonesia), Rapat Pleno II (Sidang Komisi), dan Rapat Pleno III (Perumusan dan Laporan Hasil Rakornas 2015). Hari ketiga ditutup dengan City Tour dan Temu Media.

(42)

41 | P a g e

Output dari kegiatan ini adalah ters edianya rekomendasi dari 3 bidang Komisi yaitu Komisi Penyelesaian Sengketa Informasi, Komisi Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi (ASE), dan Komisi Kelembagaan, yang dapat mendukung terciptanya koordinasi yang menyeluruh antar Komisi informasi se-Indonesia dan adanya kesepakatan upaya-upaya yang akan dilakukan oleh Komisi Informasi untuk menjadi lembaga yang mandiri, akuntabel, dan kredibel.

Dalam kegiatan ini terdapat kendala diantaranya adalah tidak hadirnya Narasumber dikarenakan kurangnya persiapan dalam mempersiapkan Rakornas. Serta sulitnya untuk mengkonfirmasi mengenai kedatangan para Narasumber.

3.6 Koordinasi dalam Rangka Pengembangan Jaringan Kelembagaan dan Aktivitas Komisi Informasi

Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Pengembangan Jaringan Kelembagaan dan Akti vitas Komisi Informasi pada tahun 2015 telah dilaksanakan pada tanggal 21 – 23 April dengan menghadiri International Conference of Information Comissioners (ICIC) IX di Santiago, Chile. Kegiatan ini diikuti oleh 3 Komisioner dari Komisi Informasi Pusat yaitu Abdulhamid Dipopramono, John Fresley dan Evi Trisulo Dianasari.

Pada kegiatan tersebut disepakati bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyelengaraan International Conference of Information Comissioners (ICIC) X pada tahun 2017 mendatang.

3.7 Kajian Review Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

Kegiatan Kajian Review Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik telah dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Jakarta. Bentuk kegiatan ini dilaksanakan dalam format sarasehan. Narasumber yang hadir pada kegiatan ini sebanyak 6 Orang, terdiri dari:

(43)

42 | P a g e

1. Andreas H. Pareira (Anggota DPR tahun 2004 – 2009 dan 2014 – 2019) 2. Agus Sudibyo (Koalisi untuk Kebebasan Informasi)

3. Dedy Djamaluddin Malik (Anggota DPR tahun 2005 – 2009) 4. Hajriyanto Y. Thohari (Anggota DPR tahun 2004 – 2009) 5. Paulus Widiyanto (Anggota DPR tahun 1999 – 2004) 6. Tosari Widjaja (Anggota DPR tahun 2004 – 2009)

Peserta yang hadir pada kegiatan ini sebanyak 29 orang yang terdiri dari Komisioner KI Pusat, KI Provinsi, Sekretaris KI Pusat, Tenaga Ahli, Asisten Ahli, IPC, Pattiro, ICEL, Seknas Fitra, TI-Indonesia, dan ICW. Output dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan sejarah pembuatan UU KIP dari penyusun UU KIP.

Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, maka diharapkan akan bermanfaat bagi internal Komisi Informasi baik di pusat maupun di daerah tapi juga akan bermanfaat bagi eksternal antara lain instansi yang terkait dalam hal ini pemangku kebijakan dan juga masyarakat luas.

Evaluasi penyelenggaraan kegiatan ini pada kurangnya waktu yang lebih lama untuk dapat menguraikan lebih detail mengenai kekurangan UU KIP sebagai review dalam pelaksanaan UU ini yang telah berlaku selama 6 tahun.

3.8 Pengembangan dan Pengelolaan Website Layanan Informasi

Pada Pengembangan dan pengelolaan web site KI Pusat sampai dengan Tahun 2015 telah dilakukan, sedangkan dari sisi teknis adanya penambahan menu PPID pada halaman depan dan penambahan menu Kuesioner untuk monitoring dan evaluasi badan publik untuk pemeringkatan badan publik, dan penambahan menu buku yang terdiri dari kumpulan buku-buku terbitan Komisi Informasi Pusat. Disamping itu juga tim pengelola website juga melakukan FGD website dalam pengembangan aplikasi SIMSI (sistem manajemen informasi penyelesaian sengketa).

Meskipun aplikasi SIMSI ini belum dapat digunakan oleh pihak internal, namun pada tahun 2015 ini lebih pada penguatan internal untuk menguasai aplikasi SIMSI.

(44)

43 | P a g e

3.9 Pemeringkatan (Rating) Badan Publik dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik

Kegiatan Pemeringkatan (Rating) Badan Publik dalam Penerapan Keterbukaan Informasi Publik telah dilaksanakan mulai dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2015 yang dimulai dengan konsinyasi instrumen di Tangerang, Banten pada tanggal 23 – 24 Oktober 2015 dengan Narasumber Nuryamin Aini (Dosen UIN Syarif Hidayatullah), Gati Gayatri (Litbang Kementerian Kominfo), dan Evi Trisulo Dianasari (Komisioner KI Pusat).

Terdapat 7 kategori Badan Publik yang terdiri dari Kementerian/KL, Pemerintah Provinsi, Lembaga Negara, Lembaga Non Struktural, BUMN, Perguruan Tinggi Negeri, dan Partai Politik Nasional. Kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan kuesioner ke seluruh Badan Publik di Indonesia sebanyak 386 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 180 kuesioner. Dari 180 kuesioner yang kembali, lalu dilakukan verifikasi terhadap masing-masing Badan Publik melalui website dan data dukung SAQ. Dari hasil verifikasi tersebut didapatkan 10 besar Badan Publik dari masing-masing kategori untuk dilakukan visitasi ke Jakarta dan Luar Jakarta.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan Penganugerahan dan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2015 oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo di Istana Negara pada tanggal 15 Desember 2015. Kemudian dilanjutkan dengan Seminar Pemeringkatan Badan Publik dengan Tema “Implementasi Open Goverment Indonesia di Tingkat Pusat dan Daerah”. Hadir sebagai Narasumber Bpk. Mahfudz Sidik (Ketua Komisi I DPR RI), Desiana Samosir (IPC/FOINI), Roy Abimanyu (Kantor Staff Presiden).

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah didapatkannya peringkat Badan Publik dalam penerapan Keterbukaan Informasi Publik yang sesuai dengan UU KIP pada tahun 2015.

Gambar

Grafik 1. Jumlah Register Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi   Per Tahun 2015  0510152025 Individu Badan Publ ik
Tabel 1 : Kondisi Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa sebagaimana Pasal 374 yang menyebutkan, “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan oleh karena ada hubungan kerja, atau karena

Pada saat penelitian dilakukan, perturan yang masih berlaku dan mejadi dasar untuk pembuatan sistem presensi di lingkungan Kementerian XYZ adalah Pemerintah nomor: 53

Ketua Tim Peneliti wajib membuat Surat Pernyataan Tidak Ada Aset (untuk yang tidak ada aset)/Berita Acara Serah Terima Aset (untuk yang memiliki aset) mengikuti format yang

kekuatan yang telah dimiliki setiap orang itu bisa dikelola dengan baik, maka sangat membantu dalam mengenalkan seseorang pada dirinya sendiri yang selanjutnya bisa

pada Peraturan Komisi Informasi pusat nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik terutama pada pasal 4 yaitu kewajiban badan publik dalam

PROSPEK APLIKASI ANDROID, IOS, WINDOWS, DAN BLACKBERRY Didalam era teknlogi sekarang ini, kita pastinya mengenal betul beberapa aplikasi yang banyak digunakan di komputer maupun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

Implikasi-implikasi dari penelitian ini sebagai konsekuensi atau tindak lanjut atas keputusan yang diambil dan dapat dikemukakan sebagai berikut : ada hubungan