• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II. Konsep Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II. Konsep Dasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II

Konsep Dasar

Konsep dasar mengenai graf dan jaringan dikutip dari Bondy dan Murty [1], Diestel [2], dan Fleischer [3].

Berikut ini diberikan beberapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian graf dan jaringan. Misalkan V adalah himpunan tak hampa.

[ ]

V 2menyatakan himpunan semua pasangan tak terurut (u,v), dengan u v V G, ∈

( )

dan u≠ . v

V V× menyatakan himpunan semua pasangan terurut u v , dengan , u v V G, ∈

( )

dan u≠ . v

2.1 Graf

Sebuah graf G dapat direpresentasikan dalam pasangan

(

V G

( ) ( )

,E G

)

, dimana

( )

V G adalah himpunan tak hampa dan E G

( )

[

V G( )

]

2. V G

( )

disebut sebagai himpunan titik, sedangkan E G disebut sebagai himpunan sisi.

( )

Berikut diberikan suatu contoh dari graf.

Graf G=

(

V G

( ) ( )

,E G

)

dengan V G

( ) {

= v v v v v1, , , ,2 3 4 5

}

dan

( ) {

= ( ,1 2), ( ,2 3), ( ,3 4), ( ,2 4), ( ,4 5), ( ,2 5)

}

E G v v v v v v v v v v v v ditunjukkan pada Gambar 2.1

(2)

Gambar 2. 1. Diagram graf G

Suatu graf dikatakan berhingga jika kedua himpunan titik dan sisinya berhingga.

Graf yang hanya memiliki satu titik disebut trivial dan semua graf lain disebut nontrivial. Pada tugas akhir ini hanya dipakai graf berhingga dan nontrivial, sehingga pengertian kata ’graf’ selalu berarti ’graf berhingga nontrivial’.

Dua titik yang dihubungkan oleh suatu sisi disebut bertetangga (adjacent). Dua sisi yang memiliki satu titik ujung yang sama disebut terkait (incident). Jika

( )

( , )

e= u vE G , maka u dan v dikatakan terkait dengan sisi e, sedangkan titik u dan v disebut ujung dari e.

2.2 Subgraf

Graf H dikatakan subgraf dari graf G, dinotasikan dengan HG, jika

( )

( )

V HV G dan E H

( )

E G

( )

. G dikatakan supergraf dari H jika H adalah subgraf dari G. H dikatakan subgraf pembangun dari G jika H adalah subgraf dari

(3)

Gambar 2. 2. (a) Graf G (b) Graf H yang merupakan subgraf pembangun graf G

2.3 Lintasan (Path)

Sebuah lintasan dengan panjang k adalah graf tak hampa P=

(

V P

( ) ( )

,E P

)

dengan

( ) {

0, ,...,1 k

}

V P = v v v dan E P

( ) {

= ( , ), ( ,v v0 1 v v1 2),..., (vk−1,vk)

}

.

Titik vo dan vk disebut titik ujung dari P; titik-titik lainnya di P disebut titik dalam.

Banyaknya sisi pada suatu lintasan menyatakan panjang dari lintasan tersebut. Lintasan yang menghubungkan titik u dan titik v dinotasikan dengan lintasan-(u,v).

(4)

Dua titik u dan v pada graf G dikatakan terhubung jika terdapat lintasan-(u, v) di

G. Graf G dikatakan graf terhubung jika untuk setiap pasangan titik u dan v pada G terdapat sedikitnya satu lintasan-(u, v) yang menghubungkannya.

Gambar 2. 4 (a) Graf terhubung, (b) graf tak terhubung

2.4 Graf Berarah dan Subgraf Berarah

Definisi graf berarah D sama halnya seperti definisi graf namun sisi-sisinya memiliki arah. Sisi yang berarah ini disebut sebagai busur. Himpunan busur di D dinotasikan dengan A D , dimana

( )

A D

( )

V D( )×V D( ). Sebagai pembeda antara notasi sisi dan busur, pada notasi busur diberikan garis panah diatas notasi tersebut. Jika ar = u v, ∈A D

( )

adalah busur di D yang menghubungkan titik u ke titik v untuk u,v di V D , maka u adalah ekor (tail) dari a dan v adalah kepala

( )

(head). Sebuah graf berarah D’ adalah subgraf berarah dari D jika V D

( )

' ⊆V D

( )

dan A D

( )

' ⊆A D

( )

. Terminologi dan notasi untuk subgraf berarah adalah sama seperti yang digunakan pada subgraf.

Derajat masuk (indegree) pada titik v di D adalah banyaknya busur dengan kepala

di v dan derajat keluar (outdegree) pada titik v adalah banyaknya busur dengan ekor di v.

(5)

Untuk sebuah graf berarah D, dapat dibuat graf G dengan menghilangkan arah pada setiap busur di D, dan graf G tersebut dinamakan underlying graph dari D. Sebaliknya, dari sebuah graf G dapat dibuat graf berarah D dengan memberikan arah tepat satu pada setiap sisi di G, dan graf berarah D tersebut dinamakan

orientasi dari G.

Misal L adalah lintasan berarah pada graf berarah D. Definisi lintasan berarah L serupa seperti pada lintasan P. Banyaknya busur pada suatu lintasan berarah L menyatakan panjang dari lintasan berarah tersebut.

Pada Gambar 2.5 (a) diberikan graf berarah D, dan pada Gambar 2.5 (b) diberikan underlying graf D. Misalkan pada underlying graf D terdapat dua lintasan P1 dan

P2, dengan V P

( ) {

1 = v v v v1, , ,5 6 4

}

, E P

( ) {

1 = ( , ), ( , ), ( , ) ,v v1 5 v v5 6 v v6 4

}

( ) {

2 1, , ,7 8 4

}

V P = v v v v dan E P

( ) {

2 = ( , ), ( , ), ( , ) .v v1 7 v v7 8 v v8 4

}

Kedua lintasan

menghubungkan titik v1 dengan titik v4. P1 dan P2 adalah subgraf dari G dan G

adalah underlying graph dari D. dengan demikian terdapat subgraf P’1 dari D

yang merupakan orientasi dari P1 dan terdapat subgraf P’2 dari D yang merupakan

orientasi dari P2. P’1 adalah sebuah lintasan berarah pada graf berarah D tetapi P’2

(6)

Gambar 2. 5 (a) Graf berarah D (b) underlying graf D

2.5 Jaringan (Network)

Jaringan N adalah graf berarah dengan dua subhimpunan titik yang utama, X dan Y, dan sebuah fungsi c a

( )

r yang bernilai bulat positif dan didefinisikan pada setiap busur di himpunan A N ; himpunan X dan Y diasumsikan saling lepas dan

( )

tak kosong. Titik-titik di X adalah sources pada N dan titik-titik di Y adalah sinks pada N. Sources adalah titik yang mempunyai derajat masuk 0 (nol) dan sinks adalah titik yang mempunyai derajat keluar 0 (nol). Titik-titik yang bukan sources dan bukan sinks disebut titik tengah; himpunan titik tersebut dinotasikan dengan

( )

I N . Fungsi c a

( )

r adalah kapasitas dari ar untuk setiap ar anggota A N .

( )

Kapasitas dari sebuah busur ar dapat diartikan sebagai representasi dari maksimum suatu komoditi yang dapat melewati ar.

Jaringan di gambarkan dengan graf berarah yang setiap busurnya dilabeli dengan kapasitasnya. Gambar 2.6 menunjukkan jaringan dengan dua sources x1 dan x2,

(7)

Gambar 2. 6

Pada pembuatan jadwal pelajaran sekolah, jaringan N yang dibuat mempunyai

satu titik sources yang selanjutnya disebut titik s dan satu titik sinks yang

selanjutnya disebut titik t. Sedangkan titik-titik tengah disusun kedalam beberapa

subhimpunan.

2.6 Aliran Jaringan (Network flow)

Jaringan N dapat dilalui dengan aliran (flow) dan kemudian disebut aliran

jaringan. Suatu aliran pada jaringan N adalah fungsi f a

( )

r :V V× →R yang menyatakan banyaknya komoditi yang melalui busur ar atau busur ,u v .

Selanjutnya kita notasikan f a

( )

r = f

(

u v,

)

= f u v

( )

, . Karakteristik suatu aliran adalah :

( ) ( )

0≤ f ar ≤c ar untuk setiap ar∈A N( ),

( )

,

( )

, untuk setiap u, ( ) f u v = −f v u vI N , dan Untuk semua ( ) : ( ) ( , ) 0 v V N uI N

f u v =

(8)

2.7 Jaringan Sisa (Residual Network)

Jaringan sisa N’ adalah subgraf berarah dari jaringan N, tetapi kapasitas busur

(u,v) pada jaringan N’ adalah c u v'

( ) ( ) ( )

, =c u v, - f u v, . Jaringan N’ dapat diberi

aliran yang mempunyai karakteristik sama dengan aliran jaringan N .

2.8 Augmenting Path dan Aliran Maksimum

Augmenting path adalah lintasan berarah dari titik s ke titik t pada jaringan sisa.

Sepanjang augmenting path diberikan aliran dengan nilai sebesar kapasitas

terkecil cmin dari semua busur yang dimuat augmenting path tersebut. Dengan

demikian nilai aliran adalah sebesar cmin untuk tiap satu augmenting path.

Aliran maksimum adalah aliran yang nilainya maksimum. Bagaimana cara

mencari aliran maksimum tersebut ? Teorema dibawah memberikan syarat cukup dan syarat perlu untuk mendapatkan aliran maksimum.

Teorema [4]. Aliran pada suatu jaringan adalah maksimum jika dan hanya jika

tidak ada augmenting path pada jaringan tersebut.

2.9 Algoritma Ford-Fulkerson

Algoritma Ford-Fulkerson adalah metode untuk mendapatkan aliran maksimum

pada aliran jaringan. Algoritma Ford-Fulkerson :

(9)

1. Pada jaringan sisa N'k dengan k = 1, 2, …n, Lakukan inisial f a

( )

=0 r

, untuk setiap ar∈A N

( )

'k .

2. Cari augmenting path pi, jika ada lakukan :

• Cari kapasitas minimum cmin dari setiap busur di p . i • Beri aliran sepanjang p sebesar i f a

( )

=cmin

r

• Jika ci adalah kapasitas busur pada p maka i c'i = ci- cmin.

3. Bentuk Jaringan sisa N'k+1 dengan mengubah kapasitas busur di p menjadi i 'i

c

4. Ulangi langkah (2) untuk N'k+1, sampai tidak ada lagi augmenting path di

jaringan sisa.

Gambar dibawah memberikan ilustrasi mengenai proses pencarian aliran maksimum. Panah warna hitam dan merah menyatakan busur di jaringan. Panah dengan warna merah juga menyatakan busur pada augmenting path pada jaringan

tersebut. Panah warna biru menyatakan aliran yang melalui busur pada

augmenting path. Bilangan pada panah merah dan hitam menyatakan kapasitas

busur dan bilangan pada panah warna biru menyatakan nilai aliran yang melalui suatu busur.

(10)

2 2 2 2 2 1 1 1

(11)

Jaringan N’4 dengan

Augmenting path P4 : s → v2 → v4 → t dan cmin= 3 4 0 0 4 3 1 0 0 4 0 0 4 3 1 0 0 3 3 4

Aliran yang diberikan sepanjang P4adalah cmin= 3 s v1 v2 v3 t v4 s v1 v2 v3 t v4 (7) (8) Gambar 2. 7

Gambar

Gambar 2. 1.  Diagram graf G
Gambar 2. 3.  Graf G yang memuat lintasan P (garis hitam yang lebih tebal)
Gambar 2. 5 (a) Graf berarah D  (b) underlying graf D

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat transformator memberikan keluaran sisi positif dari gelombang AC maka dioda dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari gelombang AC tersebut

Dalam penelitiannya, Akelbek dan Kirkland (2009a) membahas mengenai scrambling index pada graf primitif berarah dan memberikan batas atas dari scrambling index pada graf

Pada bagian ini, pembahasan difokuskan pada graf terimbas S dari graf terhubung tak berarah G dengan bobot  yang dipadankan pada setiap sisi di G... Selanjutnya, kita

Jika suatu graf didapat dengan cara menghapus semua arah dari sisi berarah pada digraf , maka graf tersebut adalah underlying graph dari digraf.. (Vasudev 2006)

Suatu graf terhubung berarah G merupakan graf semi Euler jika dan hanya jika G terhubung setiap simpul pada graf tersebut memiliki derajat masuk dan derajat keluar yang sama,

Graf tidak berarah G adalah graf Euler (memiliki sirkuit Euler) jika dan hanya jika setiap simpul berderajat genap.. • (Catatlah bahwa graf yang memiliki sirkuit Euler pasti

Pada tahun 2008, Nurdin dkk [4] memperoleh nilai tak teratur sisi untuk korona graf lintasan terhadap graf lintasan, lingkaran, graf bintang, graf roda, graf gear dan graf

Algoritma pewarnaan titik pada graf dengan sisi kabur untuk pengaturan lampu lalu lintas.. 24 Selanjutnya diberikan beberapa definisi yang akan digunakan pada teorema