• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN LANDASAN PENDIDIKAN. Tawuran di Hari Sumpah Pemuda, Pelajar Kenakan Seragam Sekolah Lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN LANDASAN PENDIDIKAN. Tawuran di Hari Sumpah Pemuda, Pelajar Kenakan Seragam Sekolah Lain"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN LANDASAN PENDIDIKAN

“Tawuran di Hari Sumpah Pemuda,

Pelajar Kenakan Seragam Sekolah Lain “

Makalah

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan yang diampu oleh Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd.

Oleh:

Sofi Fauziah Rahmawati NIM 1601067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2017

(2)

Tawuran di Hari Sumpah Pemuda, Pelajar

Kenakan Seragam Sekolah Lain

Ahmad Rofahan • Jumat, 28 Oct 2016 15:45 WIB

Wakasek Kesiswaan SMK Muhamadiyah, Nana Suryana, memperlihatkan seragam sekolahnya yang dipakai pelajar lain untuk tawuran. Foto: Istimewa

Metrotvnews.com, Cirebon: Peringatan ke-88 Sumpah Pemuda diperingati dengan tak patut oleh puluhan pelajar asal Cirebon, Jawa Barat. Mereka melakukan tawuran dengan

mengenakan seragam sekolah lain.

Tawuran berlangsung di Jalan Brigjen Darsono By Pass pukul 13.00 WIB, Jumat 28 Oktober 2016. Para pelajar berlarian sambil membawa kayu dan gir motor. Diduga, mereka adalah pelajar salah satu sekolah menegah kejuruan (SMK).

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Muhamadiyah Kedawung Cirebon, Nana Suryana, mengaku kaget saat melihat ada siswanya yang ikut ditangkap polisi usai tawuran. Setelah dia temui, ternyata itu bukan siswanya, melainkan siswa sekolah lain yang memakai seragam sekolahnya.

“Tadi seragam dan celananya saya minta. Soalnya ini identik milik siswa SMK Muhamadiyah, padahal mereka bukan siswa kami,” kata Nana, di Cirebon, Jumat (28/10/2016).

(3)

Tawuran dengan modus menggunakan seragam sekolah ini membuat SMK Muhamadiyah kerap didatangi warga yang mengaku menjadi korban tawuran. Seperti, meminta ganti rugi mobil yang rusak.

“Padahal, batik yang saya amankan ini sudah tidak digunakan sejak 2013. Sedangkan baju praktik ini dilarang digunakan di luar sekolah," kata Nana sambil memperlihatkan seragam. Nana tidak tahu dari mana mereka bisa mendapatkan seragam sekolahnya.

Tercatat ada lima pelajar yang menggunakan seragam sekolah lain saat bertawuran. Selain seragam SMK Muhamadiyah, seragam SMK Nusantara Weru Cirebon juga jadi sasaran. Seorang pelajar mengaku bukan siswa SMK Nusantara walaupun dia mengenakan seragam sekolah itu. “Saya bukan siswa SMK Nusantara,” kata dia, tanpa mau menyebutkan nama. Siswa itu tak menjawab saat ditanya dari mana dia mendapatkan seragam.

http://m.metrotvnews.com/jabar/peristiwa/gNQxLGnK-tawuran-di-hari-sumpah-pemuda-pelajar-kenakan-seragam-sekolah-lain

(4)

Kajian Masalah Berdasarkan Beberapa Landasan:

A. Landasan Psikologis Pendidikan

Landasan Psikologis pendidikan adalah kajian tentang dasar-dasar psikologis yang dapat menjadi landasan teori maupun praktek pendidikan.

Perilaku remaja tersebut bisa ditinjau dari segi landasan psikologis pendidikan, penyebab yang menjadikan dia berperilaku saat ini mungkin karena tahap perkembangan yang ia alami tidak terpenuhi seutuhnya.

Berikut adalah tahap-tahap perkembangan menurut Erickson, yang diadopsi oleh Sikun Pribadi (1984;156-159) :

1. The sense of trust ( kemampuan mempercayai) kira- kira umur 0-12 bulan.

2. The sence of authonomy ( kemampuan berdiri sendiri) kira-kira umur 1,5-3 tahun.

3. The tense of initiative ( kemampuan berprakarsa) kira- kira umur 3,5- 5,5 tahun.

4. The tense ofaccomplisment ( kemampuan menyelesaikan tugas) kira- kira umur 6-12 tahun

5. The sense of identity ( kemampuan mengenali identitasnya) kira- kira umur 12-18 tahun.

6. Tahap kedewasaan, ada 3 tahap periode ini yaitu: a. keakraban ( intimacy)

b. kemampuan mengurus (generativity), pada periode ini akan menujukan dapat mengurisi orang lain.

c. tahap keutuhan kepribadian (integrity).

Pada saat tahap pertama kemungkinan sang anak tidak mendapatkan suasana yang hangat dari keluarganya. Banyak orangtua saat ini yang tidak terlalu memperhatikan perkembangan anaknya. Banyak dari mereka yang hanya sibuk bekerja untuk menghidupi kebutuhannya, tetapi mereka tidak sadar bahwa masih ada kebutuhan lain yang anak butuhkan selain uang yaitu kasih sayang dari keluarganya. Hal ini menyebabkan perkembangan anak kurang baik, ia menjadi tidak mempunyai dasar kepercayaan yang seharusnya ia miliki.

Selain itu, orangtua dan keluarga seharusnya bisa menjadi contoh bagi anak agar kelak ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kepribadian seseorang itu tumbuh sejak dini dan itu merupakan cerminan dari sikap orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seorang anak akan menjadikan orangtua, guru, ataupun orang disekitarnya adalah panutan bagi dirinya. Mereka melakukan apa yang mereka lihat, sehingga mereka menjadi seseorang apa yang orang lain contohkan.

(5)

Bahkan seorang anak juga seharusnya didudukung apa yang mereka mau dan inginkan jika memang itu adalah hal yang baik. Tak jarang orangtua saat ini yang terlalu mendoktrin agar anaknya itu harus menjadi apa yang mereka mau tanpa memikirkan pendapat anaknya. Sehingga hal itulah yang membuat perasaan anak tertekan dan merasa terpaksa dalam melakukan hal tersebut.

Hal yang tadi itu bisa menyebabkan anak kurang bisa menyelesaikan pekerjaan yang mereka lakukan sehingga menghasilkan hasil yang kurang baik. Orangtua yang seharusnya memotivasi anak tetapi justru membuat mental sang anak turun karena tuntutan yang orangtua berikan dan tak jarang yang sampai memarahi mereka. Maka hal itu bisa membuat mereka putus asa dan merasa kalau mereka tidak berguna dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar.

Disaat usia remaja inilah mereka mulai mengenal lingkungan sekitar, mulai mengenal teman-teman yang merasa senasib dan mengajak kepada hal-hal yang kurang baik. Bahkan seseorang yang tadinya baik-baik saja pun bisa saja terjerumus dengan ajakan orang-orang yang kurang baik sehingga menyebabkan mereka hanya ikut-ikutan dan merasa gengsi jika tidak bergabung. Sehingga terbentuklah kelompok anak-anak tersebut atau yang biasa disebut “geng”. Geng dalam hal ini mereka akan selalu berusaha untuk menunjukkan kekuatan mereka, dan ingin merasa diakui sehingga sering melakukan hal-hal yang membuat mencuri perhatian masyarakat.

Hingga akhirnya pun pergaulan yang mereka lakukan tidak sesuai norma-norma yang ada. Mereka mulai melewati batas, salah satu contohnya adalah tawuran tersebut. Ada orang yang menggunakan seragam sekolah lain saat tawuran, hal itu dilakukan mungkin saja karena ia ingin membuat hubungan antar sekolah tersebut semakin buruk sehingga yang tadinya tidak ada masalah apapun menjadi ada masalah karena kesalahpahaman tersebut. Dia tidak senang bila sesuatu itu berjalan dengan damai-damai saja, ia ingin orang lain juga merasakan

masalah, karena ia tidak ingin hanya ia sendiri yang mendapatkan masalah di masa lalunya. Hal inilah yang membuat perputaran masalah semakin meluas, karena setiap satu orang punya masalah maka ia ingin orang lain juga bermasalah.

(6)

B. Landasan Sosiologis dan Antropologis Pendidikan

Sosialisasi dan ekulturasi. Ditinjau dari sudut masyarakat, sosialisasi dan enkulturasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan setiap individu, khususnya generasi muda ke dalam kehidupan masyarakat berbudaya. Adapun jika ditinjau dari sudut individu, dalam proses sosialisasi dan enkulturasi setiap individu sesuai dengan statusnya dituntut untuk belajar tentang berbagai peranan dalam konteks kebudayaan masyarakatnya, sehingga mereka mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya.

Herkovis menyatakan bahwa sosialisasi menunjukkan proses pengintegrasian individu ke dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses perolehan kompetensi budaya untuk hidup sebagai anggota kelompok (Imran Manan, 1989).

Kondisi sosial saat ini kurang baik karena sudah banyak orang-orang yang bersifat individualistik, walaupun tidak semua orang bersifat begitu tetapi lebih banyak orang-orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan kepentingan umum. Sehingga ada banyak orang yang melakukan kesalahan tetapi lebih banyak lagi orang yang diam akan hal itu dan tidak memperdulikannya.

Salah satu contohnya adalah dalam artikel tersebut mengenai tawuran. Di Cirebon ada beberapa sekolah yang memang menganggap tawuran adalah hal yang biasa terjadi,

walaupun tidak sering tetapi masyarakat menganggap itu adalah hal yang lumrah. Bahkan di kalangan siswa-siswa tersebut tawuran itu adalah seperti sesuatu hal yang sudah turun temurun dan susah untuk diputus tali rantainya . Untuk diputus tali rantai tersebut harus ada yang mengalah untuk berhenti melakukan tawuran. Namun nyatanya hal itu tidak mudah untuk dilakukan, karena jika mereka mundur dan mengalah maka mereka akan dianggap pecundang dan tidak berani. Tawuran biasa terjadi karena adanya perselisihan atau

kesalahpahaman antar kelompok. Tawuran biasanya adalah kelompok dari kumpulan orang-orang yang tidak tahu aturan dan norma-norma yang ada.

(7)

C. Landasan Yuridis Pendidikan

Hal ini juga disebabkan oleh tidak berjalannya landasan yuridis pendidikan yang sesuai dengan sistemnya. Beberapa contohnya yaitu :

1. Cita-Cita pendidikan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa . Mencerdaskan kehidupan bangsa itu dimulai dari generasi muda, tetapi justru melihat fenomena diatas sungguh sangat miris karena generasi muda yang seharusnya bisa memajukan bangsa ini membuat kecewa dengan perilakunya yang sangat memalukan. 2. Berdasarkan pasal 7 UU RI No. 20 tahun 2003 ayat 2 yaitu “Orangtua dari anak usia wajib

belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.”

Merujuk dari pasal tersebut maka kewajiban orangtua adalah memberikan pendidikan dasar bagi anaknya. Jika orangtua melakukan kewajibannya sesuai dengan pasal tersebut maka seharusnya seorang anak itu bisa mengerti dan paham bahwa perilaku yang tidak sesuai dengan norma tersebut adalah salah. Namun, jika orangtua tidak menjalankan kewajibannya maka sangatlah mungkin seorang anak bisa berlaku salah seperti itu.

3. Berdasarkan pasal 8 dan pasal 9 UU RI tahun 2003 yaitu “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksaan, pengawasaan, dan evaluasi program pendidikan.”

Tertera dalam pasal tersebut bahwa masyarakat juga ikut melakukan pengawasan terhadap pendidikan, maka jika ada hal yang menyimpang dari pendidikan seharusnya masyarakat langsung sigap untuk menindaknya. Menindaknya bisa melalui nasihat, ataupun

melaporkannya pada pihak yang mempunyai wewenang seperti sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu elemen penting juga bagi berlangsungnya pendidikan di negeri ini.

4. Berdasarkan pasal 12 ayat (2) bahwa”Setiap peserta didik berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.” Melihat peristiwa tawuran pelajar tersebut maka tentunya dapat terlihat bahwa mereka semua itu tidak menjaga norma-norma yang ada. Perbuatan tersebut membuat resah warga sekitar dan merusak lingkungan sekitar juga.

Kesimpulan berdasarkan dari ketiga landasan terbut adalah bahwa semua elemen sangatlah berperan penting dalam berjalannya proses pendidikan. Diri sendiri, orangtua, guru, masyarakat, maupun pemerintah mempunyai peran masing-masing agar pendidikan di negeri ini bisa terus mencetak generasi generasi yang bisa mengharumkan nama bangsa.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran menulis karangan deskripsi menurut Dalman (2015:94), “Karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata

dan hati nurani, hak beragama, hak untuk Sehubungan dengan upaya untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai mengadili para pelaku pelanggaran HAM, pribadi dihadapan

Harapannya adalah struktur data dan algoritma (yang merupakan teknik abstraksi pada ilmu komputer) dapat menggambarkan struktur protein dengan cara yang menjelaskan

Tujuan dalam al-Akhlaq lil Banat upaya pembentukan kepribadian individu dan kepribadian sosial yang baik, seperti contohnya akhlak minum, makan dan tidur akan

PENGGUNAAN MED IA KERTAS BERGELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK CEREBRAL PALSY KELAS III SEKOLAH D ASAR D I SLB-D YPAC BAND UNG. Universitas

Bentuk aturan berupa umpan balik yang informatif di aplikasi ini adalah dengan adanya fitur pemberian infomrasi mengenai kesalahan yang telah dilakukan pengguna, message

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah secara alamiah yang berkaitan dengan kompetensi guru

“ Studi Temperatur Optimal Terhadap Campuran Bahan Polypropylene Dan Polyethylene Pada Proses Mixing Untuk Pemakaian Plastic Injection Molding ”. Universitas