• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Interaksi Mesin Pencatat untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Interaksi Mesin Pencatat untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

2477

Desain Interaksi Mesin Pencatat untuk Tunanetra

Menggunakan Raspberry Pi

Nashir Umam Hasbi1, Hurriyatul Fitriyah2, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan3

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya E-mail: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Mencatat adalah kebutuhan dasar bagi setiap pelajar, tidak kecuali bagi pelajar tunanetra yang mempunyai kebutuhan mencatat informasi yang diterima. Namun tunanetra mempunyai kesulitan untuk menggunakan media pencatat yang tersedia pada umumnya, dibutuhkan sebuah alat atau aplikasi khusus untuk membantu tunanetra dalam melakukan aktivitas mencatat. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibuat sebuah mesin pencatat yang dapat digunakan oleh tunanetra dengan desain tata letak yang mudah untuk dikenali. Desain dari mesin pencatat ini menggunakan pola mengetik 10 jari. Input karakter pada mesin pencatat menggunakan multi touch 6 tombol yang digunakan untuk membentuk kombinasi dalam membuat huruf braille. Dalam mesin pencatat ini juga terdapat fungsi spasi, enter dan hapus karakter terakhir. Proses pembuatan mesin pencatat ini akan dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya what is wanted, analysis, design, prototype dan implement/deploy. Berdasarkan hasil pengujian mesin pencatat ini dapat disimpulkan bahwa dari segi usabilitas yang melibatkan responden tunanetra dengan status pelajar mendapatkan rata-rata skala nilai 4 dari (skala likert 1-5), sehingga mesin pencatat ini dinilai telah memenuhi kategori learnability, flexibility dan robustness.

Kata kunci: tunanetra, mencatat, desain interaksi.

Abstract

Recording is a basic requirement for every learner, not except for visually impaired students who have the need to record information received. However, visually impaired people have difficulties to use the commonly used recording media, it needs a special tool or application to help the visually impaired in taking notes. Therefore, in this research will be made a recording machine that can be used by the visually impaired with layout design that is easy to recognize. The design of this recording machine uses a typing pattern of 10 fingers. Character input on the recording machine using multi touch 6 buttons used to form combinations in making braille. In this recording machine there is also a space function, enter and delete the last character. The process of making this recording machine will be done in several stages such as what is wanted, analysis, design, prototype and implementation / deploy. Based on the results of testing this recording machine can be concluded that in terms of usability involving blind respondents with status of students get an average scale of value 4 of (likert scale 1-5), so that the recorder machine is considered to meet the categories of learning ability, flexibility and robustness.

Keywords: blind, note taking, interaction design.

1. PENDAHULUAN

Mencatat adalah proses menyimpan informasi yang diambil dari sumber lain. Mencatat merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh pelajar. Mencatat menjadi kebutuhan pokok sehari-hari bagi pelajar disekolah. Tidak terkecuali bagi pelajar penyandang tunanetra. Mencatat adalah membuat tulisan yang berkaitan dengan informasi yang dilihat dan didengar. Mencatat

yaitu menuliskan sesuatu yang penting, seperti meringkas (Damayanti, 2012). Purwani menjelaskan bahwa mencatat adalah melakukan suatu kegiatan atau mendengarkan informasi atau merekam data melalui daya tangkap, lalu kemudian dicatat. Tunanetra mempunyai kebutuhan untuk mencatat informasi yang didapatkan. Tunanetra adalah individu yang kehilangan pengelihatan karena kedua indera penglihatannya tidak berfungsi seperti orang awas (Sardegna, 2012). Tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu buta (totally blind) dan low

(2)

vision. Pada umumnya individu tunanetra juga memiliki hambatan dalam menerima informasi. Individu tunanetra tidak memiliki kendali yang sama terhadap lingkungan dan diri sendiri, seperti halnya yang dilakukan oleh individu awas. Keterbatasan tersebut dimungkinkan menghambat tugas-tugas perkembangannya (Delphie, 2006). Media yang banyak digunakan pelajar disekolah dalam mencatat informasi adalah buku tulis. Namun bagi pelajar tunanetra tidak bisa menggunakan buku tulis tersebut untuk mencatat tulisan, dibutuhkan alat khusus untuk membantu kebutuhan tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu media khusus untuk melakukan aktivitas mencatat yang dapat digunakan tanpa memerlukan kemampuan indra pengelihatan, sehingga tunanetra dapat menggunakan media tersebut dengan mudah. Tunanetra menggunakan huruf braille untuk mancatat. Huruf braille adalah suatu sistem penggunaan kode berupa titik-titik yang ditonjolkan untuk menunjukan huruf, angka dan simbol-simbol lainnya.

Pada penelitian sebelumnya oleh muktafin, yang berjudul “Perancangan Aplikasi Media Komunikasi Penyandang Tunanetra B-touch Dengan Virtual Braille Keyboard Berbasis Android” penulis mencoba mengembangkan sebuah aplikasi berbasis Android yang digunakan sebagai media komunikasi bagi penyandang tunanetra bernama B-Touch. Selain itu, aplikasi ini juga bertujuan untuk menghasilkan suatu metode input teks yang tepat di ponsel Android untuk tunanetra dengan menggunakan enam titik (six-dot) sebagai input pada layar touchscreen android. Aplikasi B-Touch ini dibuat melalui proses planning, analysis, design, implementation dan testing. Pada pengujian aplikiasi B-Touch dilakukan dengan metode whitebox testing dan blackbox testing. Hasil dari pengujian sudah tidak ditemukan error atau kesalahan. Selain itu, dilakukan juga pengujian terhadap daya kerja aplikasi B-Touch berupa kecepatan dan tingkat akurasi input menggunakan virtual braille keyboard dan speech-to-text. Dari segi kecepatan input, didapat hasil yang menunjukan bahwa speech-to-text lebih cepat dari keyboard braille dan dari segi akurasi dilakukan pengujian dengan memasukkan kalimat menggunakan keyboard braille dan speech-to-text dan didapat hasil bahwa keyboard braille mempunyai akurasi yang lebih tinggi dari pada speech-to-text.

Penelitian ini akan membuat desain interaksi Mesin Pencatat yang dapat digunakan

untuk tunanetra. Mesin Pencatat ini menggunakan multi touch yang digunakan untuk membentuk kombinasi dalam membuat huruf braille. Sistem ini berdasarkan pada susunan enam titik (six-dot) dengan dua titik horisontal dan tiga titik vertikal (Smith, 2009). Titik-titik tersebut akan diimplementasikan pada kombinasi tombol yang dapat digunakan sebagai input pada Mesin Pencatat. Mikrokomputer pada alat ini menggunakan Raspberry Pi sebagai penghubung rangkaian kombinasi tombol input dan sebagai media untuk memprogram karakter yang di input, serta dilengkapi speaker untuk mengeluarkan audio yang dapat membantu penyadang tunanetra dalam mengetahui hasil yang diperintahkan serta volume control agar pengguna dapat mengatur volume suara sesuai kebutuhan. Karena keterbatasan ruang penyimpanan pada Raspberry Pi ini menggunakan micro SD. Penelitian ini dirancang berlandaskan disiplin ilmu pada mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer (IMK). Menurut santosa definisi dari Interaksi Manusia dan Komputer ialah suatu disiplin ilmu yang mengkaji tentang mendesain, mengevaluasi dan menerapkan (implementasi) interaksi antara manusia dengan komputer, serta mengkaji tentang komunikasi atau interaksi diantara pengguna dengan sistem. Pada alat ini akan dilakukan skenario untuk mengetahui usabilitas dari Mesin Pencatat yaitu dengan menggunakan proses desain interaksi. Tujuan dari proses desain interaksi ini adalah sebagai proses penggambaran pembentukan alat, sehingga tujuan dari dibuatnya Mesin Pencatat ini dapat tercapai. Usabilitas adalah sebuah konsep mengenai optimasi penggunaan sistem oleh pengguna. Sebuah sistem dinilai dapat bekerja dengan baik apabila dapat digunakan secara maksimal oleh pengguna (dix, Finlay, Abowd, & Beale, 2004). Penerapan konsep Interaksi Manusia dan Komputer ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu dengan metode what is wanted, analisis, desain, implement and deploy. Desain dari Mesin Pencatat ini menggunakan proses penerapan prinsip desain interaksi. Proses desain untuk memenuhi tingkat usabilitas dari alat, karena pada penelitian ini akan diujikan desain tata letak pada Mesin Pencatat yang mudah dipelajari dan aman digunakan oleh tunanetra. Prinsip desain interaksi yaitu learnability, flexibility dan robustness. Kategori tersebut memenuhi kriteria untuk melakukan pengujian Mesin Pencatat ini dengan skema pengujian yaitu pengujian fungsionalitas alat, pengujian performa alat,

(3)

pengujian usabilitas alat, saran dari pengguna dan analisis pengujian. Maka dari permasalahan tunanetra dalam mencatat tersebut dengan skema pembuatan desain serta pengujian alat yang telah dijelaskan diatas dibuatlah penelitian dengan judul “Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi”.

2. PERANCANGAN DAN

IMPLEMENTASI

2.1 Desain Interaksi

Penerapan prinsip desain interaksi bertujuan untuk optimalisasi penggunaan sistem yang akan digunakan pengguna. Sistem dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila pengguna dapat menggunakan sistem tersebut secara optimal, karena kemampuan dalam sistem dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar (dix, et al. 2004). Untuk mencapai tingkat usabilitas yang makasimal, terdapat tiga prinsip dalam perancangannya, yaitu learnability, flexibility, robustness. Prinsip tersebut diterpakan dalam proses desain pada mesin pencatat ini, yaitu : a) Learnability : Pengguna dapat mempelajari

dan memanfaatkan sistem secara optimal. Prinsip ini terbagi menjadi 5 bagian yaitu: 1. Predictability : Pengguna dapat

menentukan input huruf yang akan diketik dengan kombinasi 6 tombol yang akan membentuk karakter sesuai dengan kombinasi dari 6 titik huruf braille.

2. Synthesizability : Pengguna dapat memperkirakan efek dari operasi sebelumnya pada keadaaan saat ini, misalnya saat pengguna menekan tombol dokumen maka pengguna dapat megetik karakter dan ketika pengguna sudah selesai untuk mengetik maka pengguna menekan tombol dokumen yang sama untuk menutup dan menyimpan dokumen.

3. Consistency : Kemiripan dalam perilaku input atau output yang muncul dari situasi atau tugas objektif yang sama. Pada alat ini diterapkan pada bentuk 6 tombol ketik yang sama sebagai kombinasi titik pada huruf braille, kemudian letak tombol backspace dan enter yang berada di ujung tombol ketik serta tombol spasi yang berada di bawah tombol ketik dengan bentuk memanjang. Letak

tombol dokumen yang berada di samping atas dengan 5 tombol yang sama.

4. Familiarity : Pada prinsip ini desain mesin ketik memiliki kesamaan dengan alat sejenis sehingga mudah dipahami. Penerapan prinsip familiarity pada alat ini terdapat pada letak dan bentuk yang digunakan sehingga pengguna dapat dengan mudah mengenali dan mengerti fungsi – fungsi dari letak dan bentuk tersebut. Contohnya : letak tombol spasi berada dibawah tombol ketik dengan bentuk persegi panjang. 5. Generalizability: Membuat bentuk

desain mesin pencatat ini sama halnya bentuk desain mesin pencatat yang sudah beredar pada umumnya.

b) Flexibility : Sistem yang baik memiliki prosedur yang tidak kaku. Pengoperasian yang flexible memungkinkan pengguna berinteraksi sesuai dengan keinginannya. Sistem dianggap memenuhi standar fleksibilitas ketika sudah memenuhi konsep customizability. Pada alat ini, prinsip customizability diterapkan pada fungsi buka dokumen, pengguna dapat mengedit isi dokumen yang telah disimpan sebelumnya. c) Robustness : Tingkat dukungan yang diberikan agar pengguna dapat menentukan keberhasilan ataupun tujuan yang diinginkan. Prinsip yang mempengaruhi robustness antara lain:

1. Observalibity : Pada prinsip ini terletak pada tombol yang timbul dan mudah untuk disentuh dengan tata letak konsep mengetik sepuluh jari.

2. Recoverability : Penerapan prinsip ini bertujuan agar sistem dapat mengoreksi kesalahan pengguna. Pada alat ini fungsi dari tombol backspace adalah untuk menghapus karakter terakhir disertai output suara karakter yang dihapus sehingga pengguna dapat megetahui huruf yang dihapus.

3. Responsiveness : Penerapan prinsip ini pada aalat ini bertujuan agar sistem dapat mampu menerima perintah input dari pengguna dengan stabil tanpa ada kendala.

4. Task conformance : Penerapan prinsip ini bertujuan agar sistem dapat mengeksekusi perintah sesuai task yang diberikan oleh pengguna.

(4)

2.2 Perancangan Perangkat Keras

Agar dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan rancangan rangkaian komponen elektronik harus dirakit sesuai dengan kebutuhan sistem. Gambar 1 merupakan gambar rangkaian fungsi ketik dan Gambar 2 merupakan rangkaian pada output suara pada mesin pencatat.

Gambar 2. Perancangan Fungsi Audio

2.3 Flowchart Sistem

Alat mesin ketik ini adalah alat yang memudahkan tunanetra dalam mencatat tulisan sehari hari, alat ini mengirim perintah ke Raspberry Pi kemudian akan mengeluarkan suara sesuai hasil input dari pengguna. Alat ini dapat menyimpan dengan maksimal 5 (Lima) dokumen yang tersedia. Flowchart dari mesin pencatat dapat diihat pada Gambar 3

Berdasarkan flowchart pada gambar 3, dijelaskan pada alat ini di mulai dari mengaktifkan alat kemudian terdapat lima pilihan menu dokumen untuk membuat dokumen baru atau membuka dokumen yang telah tersimpan sebelumnya. Setelah memilih dokumen alat ini akan membaca isi dokumen dengan output suara kemudian terdapat pemberitahuan dengan output suara bahwa pengguna sudah dapat untuk menulis, lalu sistem akan masuk pada fungsi ketik. Dibawah ini adalah flowchart pada fungsi ketik.

(5)

Gambar 3. Flowchart Alat

Gambar 4. Flowchart Ketik

3. IMPLEMENTASI

3.1 Implementasi Perangkat Keras

Pada tahap implementasi rangkaian pada mesin pencatat ini terdapat 14 push button yang tersambung resistor dengan hambatan 10k yang terhubung dengan pin pada Raspberry Pi, Pemasangan kabel rangkaian tombol ke pin Raspberry Pi dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini:

Gambar 5. Implementasi Rangkaian Mesin Ketik

Pada Gambar 5 ini merupakan implementasi rangkaian mesin pencatat berdasarkan pada desain yang telah dirancang sebelumnya. Masing-masing bagian dari rangkaian sebagai berikut:

1. Pin GPIO 2 untuk tombol braille titik 1 2. Pin GPIO 3 untuk tombol braille titik 2 3. Pin GPIO 4 untuk tombol braille titik 3 4. Pin GPIO 17 untuk tombol braille titik 4 5. Pin GPIO 27 untuk tombol braille titik 5 6. Pin GPIO 22 untuk tombol braille titik 6 7. Pin GPIO 14 untuk tombol spasi

8. Pin GPIO 15 untuk tombol hapus 9. Pin GPIO 18 untuk tombol enter 10. Pin GPIO 5 untuk tombol dokumen 1 11. Pin GPIO 6 untuk tombol dokumen 2 12. Pin GPIO 13 untuk tombol dokumen 3 13. Pin GPIO 19 untuk tombol dokumen 4 14. Pin GPIO 26 untuk tombol dokumen 5 15. Pin Power 3V3 untuk fungsi ketik 16. Pin GND untuk fungsi ketik 17. Pin Power 5V untuk PAM8403 18. Pin GND untuk fungsi audio

(6)

19. Speaker

20. Splitter untuk membagi port Speaker dan Headseat

21. PAM8403 potensio untuk mengatur volume 3.2 Implementasi Desain Mesin Pencatat

Pada implementasi perancangan mesin ketik yaitu pemasangan desain serta menyambungkan rangkaian perangkat keras kedalam casing mesin pencatat. Implementasi perancangan mesin ketik dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Implementasi Desain

Pada Gambar 6 merupakan implementasi desain mesin pencatat yang berdasarkan pada desain yang telah dibangun dirangcang, desain tersebut menggunakan skenario mengetik 10 jari. Masing-masing bagian sebagai berikut :

1. Tombol braille titik 1 2. Tombol braille titik 2 3. Tombol braille titik 3 4. Tombol braille titik 4 5. Tombol braille titik 5 6. Tombol braille titik 6 7. Tombol hapus 8. Tombol enter 9. Speaker 10. Tombol spasi

Gambar 7. Implementasi Desain Dokumen

Pada Gambar 7 merupakan implementasi mesin pencatat yang berdasarkan pada desain membuat dokumen baru dan switch on/off. Hanya terdapat 5 tombol tambah dokumen dengan urutan dari kiri ke kanan dan letak yang menjauhi switch on/off. Masing-masing bagian sebagai berikut : 1. Tombol dokumen 1 2. Tombol dokumen 2 3. Tombol dokumen 3 4. Tombol dokumen 4 5. Tombol dokumen 5 6. Switch On/Off

Gambar 8. Implementasi DesainVolume

Pada Gambar 8 merupakan implementasi mesin pencatat yang berdasarkan pada desain pengatur volume dan port headset yang berdekatan dengan potensio agar port headset dengan mudah untuk ditemukan. Masing-masing bagian sebagai berikut:

1. Potensio untuk mengatur volume 2. Port Headset

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Pengujian Performa Alat

a. Pengujian dan Analisis Fungsi Membuat Dokumen Baru Pada Mesin Pencatat Bertujuan untuk mengetahui performa pengguna dalam membuat dokumen baru dan mengamati tata letak tombol untuk membuat dokumen baru serta memastikan tombol dapat terhubung atau berjalan pada Raspberry Pi.

Tabel 1. Hasil Pengujian dan Analisis Fungsi

Membuat Dokumen Baru Pada Mesin Pencatat

No Pengguna Dokumen yang

dibuat Durasi (detik) 1 AL Dokumen 3 11,1 2 WNR Dokumen 5 7,1 3 IMW Dokumen 3 10,7 4 MFZ Dokumen 1 10,5 5 SAK Dokumen 2 12,7

Dari hasil yang didapatkan bahwa tunanetra dapat menemukan letak tombol dokumen baru dan menekannya dengan rata-rata durasi 10,42 detik. Tunanetra juga dapat memilih tombol dokumen baru dan mengetahui urutan tombol tersebut dengan benar. Tombol dapat menerima input sesuai yang diinginkan oleh pengguna.

(7)

b. Pengujian dan Analisis Fungsi Backspace

Bertujuan untuk mengetahui pengguna dapat mengetahui posisi tombol backspace dan dapat mengahapus karakter terakhir dengan output suara sesuai karakter yang dihapus.

Tabel 2. Hasil Pengujian Hapus Karakter

No Pengguna Karakter yang

dihapus Durasi (detik) 1 AL Tes 11,7 2 WNR Tes 5,1 3 IMW Tes 6,8 4 MFZ Tes 4,4 5 SAK Tes 10,4

Dari hasil pengamatan pengujian menghapus karakter pengguna dapat mengetahui letak tombol backspace dan berhasil menghapus semua karakter Tes yang dihapus dari karakter terakhir dengan durasi rata-rata 7,68 detik. c. Pengujian dan Analisis Membuat

Sebuah Kalimat SPO Pada Dokumen Bertujuan untuk mengetahui durasi pengguna dalam mencatat sebuah kalimat SPO dan menguji kombinasi push button yang membentuk huruf braille serta speaker apakah terhubung atau berjalan pada Raspberry Pi.

Tabel 3. Hasil Pengujian Membuat Kalimat

No Pengguna Kalimat yang

dicatat

Durasi (detik)

1 AL Aku membaca buku 97,8

2 WNR Aku membaca buku 54,2

3 IMW Aku membaca buku 141,3

4 MFZ Aku membaca buku 99,6

5 SAK Aku membaca buku 134,7

Dari hasil yang didapatkan pengguna berhasil mencatat kalimat aku membaca buku dengan sukses, pengguna juga mengetahui urutan kombinasi 6 tombol yang membentuk karakter huruf braille dengan benar. Untuk membuat kalimat tersebut pengguna membutuhkan waktu dengan rata-rata 1 menit 45,52 detik.

d. Pengujian dan Analisis Fungsionalitas Mengatur Volume

Bertujuan untuk mengetahui durasi pengguna dalam menemukan letak pengatur volume serta pengguna dapat mengontrol volume dengan mudah.

Tabel 4. Hasil Pengujian Mengatur Volume

No Pengguna Durasi (detik)

1 AL 10,2

2 WNR 4,2

3 IMW 5,4

4 MFZ 24,2

5 SAK 20,8

Dari hasil pengamatan pengujian mengatur volume pengguna dapat mengatahui letak pengatur suara ketika pertama kali menggunakan mesin pencatat ini dan berhasil mengatur volume sesuai kebutuhan. Pengguna membutuhkan waktu rata-rata 12,96 detik untuk menemukan letak dari pengatur volume.

e. Pengujian dan Analisis Kerja Menutup Dokumen

Bertujuan untuk mengetahui pengguna dalam mengingat dokumen berapa yang ditutup ketika selesai mencatat.

Tabel 5. Hasil Pengujian Menutup Dokumen

No Pengguna Dokumen yang

ditutup Durasi (detik) 1 AL Dokumen 4 8,4 2 WNR Dokumen 3 3,8 3 IMW Dokumen 3 5,5 4 MFZ Dokumen 2 4,2 5 SAK Dokumen 2 10,3

Dari hasil yang didapatkan setelah pengguna selesai menulis pada dokumen pengguna akan menutup dokumen tersebut, dibutuhkan waktu rata-rata 6,44 detik untuk dapat mengetahui fungsi menutup dokumen dan dokumen berapa yang telah ditutup.

(8)

Berdasarkan Gambar tersebut disimpulkan bahwa tunanetra yang telah melakukan pengujian pada skenario mencatat sebuah kalimat yang mempunyai durasi paling lama akan menghasilkan durasi yang paling lama juga pada pengujian yang lainnya.

4.2 Pengujian Usabilitas

a. Pengujian Tingkat Kegunaan

Tabel 6. Hasil Tingkat Kegunaan

No Hasil Modus 1 4 5 4 3 4 4 2 3 5 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 5 3 5 3 4 5 6 4 5 5 5 4 7 4 5 4 5 4 8 4 5 3 5 4

Berdasarkan Tabel 6 nilai modus yang diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini berguna

b. Pengujian Tingkat Kemudahan

Tabel 7. Hasil Tingkat Kemudahan

No Hasil Modus 9 3 5 3 5 4 4 10 4 5 4 4 4 11 4 4 4 4 5 12 4 4 4 5 4 13 4 4 3 4 4 14 4 4 3 4 4 15 3 5 3 4 4 16 4 4 3 4 4 17 4 4 4 4 5 18 3 4 4 3 4 19 3 5 4 4 4

Berdasarkan Tabel 7 nilai modus yang diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini mudah untuk digunakan.

c. Pengujian Mudah Untuk Dipelajari

Tabel 8. Hasil Mudah Untuk Dipelajari

No Hasil Modus 20 4 5 3 5 5 4 21 4 5 4 5 4 22 4 4 4 3 4 23 3 5 3 3 4

Berdasarkan Tabel 8 nilai modus yang diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini mudah untuk dipelajari

d. Pengujian Tingkat Kepuasan

Tabel 9. Hasil Tingkat Kepuasan

No Hasil Modus 24 3 5 4 3 4 4 25 3 5 4 4 4 26 3 5 4 4 4 27 4 5 4 5 4 28 3 5 4 3 4 29 4 5 3 4 5 30 4 5 4 4 4

Berdasarkan Tabel 9 nilai modus yang diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan puas menggunakan mesin pencatat ini.

e. Analisis Usabilitas

Jika dilihat pada hasil gambar 6-9 Maka nilai modus dari usefulness/ kegunaan bernilai 4 atau setuju, untuk nilai modus dari tabel satisfaction/ kepuasan bernilai 4 atau setuju, serta untuk nilai modus dari tabel easy to use/ kemudahan penggunaan bernilai 4 atau setuju. sedangkan untuk nilai modus dari tabel easy to learn/ kemudahan mempelajari bernilai 4 atau setuju. Maka didapatkan nilai modus seluruh pertanyaan yang diajukan pada 5 pelajar tunanetra bernilai 4 atau setuju.

4.3 Analisis Presentase Data

Dari data kuesioner yang telah didapat maka kita dapat menghitung presentase tingkat kegunaan, kepuasan, kemudahan untuk digunakan dan kemudahan untuk dipelajari. Berikut merupakan grafik hasil data usabilitas.

(9)

Gambar 10. Presentase Data Usabilitas

4.4 Saran Pengguna

Hasil dari tanggapan pengguna pelajar tunanetra yang telah menggunakan mesin pencatat ini dengan menguji fungsionlitas alat dapat disimpulkan bahwa dari kelima responden tersebut mengatakan bahwa dari saran positif mesin pencatat ini bermanfaat dan efisien untuk melakukan aktivitas mencatat bagi tunanetra dengan desain yang mudah untuk dipelajari dan bentuk yang sederhana sehingga mudah dibawa saat perkuliahan. Sedangkan dari saran negatif mesin pencatat ini yaitu terbatasnya jumlah dokumen yang tersedia dikarenakan pada mesin pencatat ini tidak memiliki menu pilihan dan audio yang menggunakan library dari Raspberry Pi.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian ini sudah dibuat sebuah alat Mesin Pencatat yang dapat digunakan tunanetra berdasarkan dengan prinsip-prinsip desain interaksi. Proses pembuatan alat ini mengunakan alur perancangan dengan menggunakan proses desain alat yang terdiri daari what is wanted, skenario, task analysis dan penerapan prinsip desain interaksi. Cara kerja dari Mesin Pencatat ini langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu dengan menghubungkan Raspberry Pi ke powerbank kemudian menekan Switch on/off untuk memilih dokumen berapa yang ingin dibuat atau diakses, setelah itu pengguna baru dapat mencatat.

Pada pengujian usabilitas yang terdiri dari kuesioner kepada 5 responden didapatkan nilai yang sering keluar adalah 4 (setuju) pada skala likert (1-5) pada setiap kategori yang terdiri dari

kegunaan, kemudahan, mudah dimengerti dan kepuasan pengguna. Pada pengujian performa alat hasi keseluruhan Mesin Pencatat ini berjalan sesuai dengan skenario yang didapatkan rata-rata pengguna membutuhkan waktu 2 menit 23,02 detik untuk menjalakan semua skenario

Saran untuk penelitian lebih lanjut pada alat ini masih menggunakan library untuk output suara agar penelitian selanjutnya ditambahkan aplikasi pembaca atau screen reader. Nama dokumen pada mesin pencatat ini sesuai urutan tiap dokumen, agar kedepan terdapat fungsi untuk memberi nama dokumen. Mesin pencatat ini hanya terdapat 5 dokumen yang bisa diakses, kedepannya bagi yang ingin melanjutkan agar membuat menu tersendiri untuk membuat dokumen

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Y. "Pengertian Mencatat Berdasarkan Ilmu Pendidikan." November 23, 2012.

Delphie, B. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus . Bandung: Refika Aditama, 2006. dix, alan, Janet Finlay, Gregory D Abowd, and

Russell Beale. "Pearson Education Limited." In Human-computer-interaction, 861. Harlow: pearson prentice hall, 2004. M.S.Heetha. "HUMAN COMPUTER

INTERFACE FOR VICTIMS USING FPGA." 2015.

Muktafin, Elik Hari. "PERANCANGAN APLIKASI MEDIA KOMUNIKASI

PENYANDANG TUNANETRA

BTOUCH DENGAN VIRTUAL

BRAILLE KEYBOARD BERBASIS ANDROID." 2015.

Purwani, P. “Pengertian Mencatat Berdasarkan Bidang Bahasa Indonesia.” 21 November 2012.

Santosa. Interaksi Manusia dan Komputer Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi, 2004. Sardegna, J., Shelly, S., Rutzen, A. R., & Steidl,

S. M. The encyclopedia of blindness and vision impairement. New York: Facts On File, Inc., 2012.

Smith, J. David. Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung: Nuansa, 2009.

Sulastri, Tuti. "ANALISIS MENGETIK CEPAT

10 JARI MENGGUNAKAN 0%3% 0%0% 0%0% 0%0% 23% 18% 25% 20% 48% 67% 50% 54% 28% 15% 25% 26% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Kegunaan Kepuasan Kemudahan untuk digunakan

Kemudahan untuk dipelajari Pertanyaan

(10)

TEKNOLOGI KOMPUTER BERBASIS

APLIKASI SOFTWARE

RAPIDTYPING." JURNAL LPKIA, Vol.4 No.2, 2014.

Widiyaningtyas, Triyana. “Aplikasi Media Pembelajaran Pengenalan Huruf Braille Berbasis Komputer.” 2011.

Gambar

Gambar 2. Perancangan Fungsi Audio
Gambar 4. Flowchart Ketik
Gambar 7. Implementasi Desain Dokumen  Pada  Gambar  7  merupakan  implementasi  mesin  pencatat  yang  berdasarkan  pada  desain  membuat  dokumen  baru  dan  switch  on/off
Gambar 9. Chart hasil pengujian performa alat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul “Sistem Informasi Biaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan likuiditas berpengaruh pada financial distress sedangkan kepemilikan manajerial, komisaris independen,

Dalam hasil pembahasan penelitian ini peneliti menemukan beberapa hasil yang pertama , dalam penelusuran berbagai literatur dapat disimpulkan bahwa proses pengkaderan ulama di

Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 2UMLAH BIAYA HARGA SATUAI SD/ PERHITUNGAN TAHUN

Hasil analisis statistik deskriptif pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil tangkapan dari kedua alat tangkap tersebut. Rata-

Dalam membincangkan mengenai Lembah Bujang, maka aspek pelancongan haruslah di beri keutamaan kerana terdapat pelbagai keistimewaan di Lembah Bujang yang menjadi nilai

teknik token economy efektif untuk meningkatkan efikasi diri pada peserta didik Kelas V SD Negeri Tanjung 02 Nguter tahun ajaran 2017/2018.. Kata Kunci: Teknik

Masyarakat itu sendiri adalah kelompok manusia yang sudah lama hidup bersama dan saling bekerja sama, yang bertujuan tidak lain adalah untuk menghasilkan daya