• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: nata de cassava, sukrosa, ekstrak kecambah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: nata de cassava, sukrosa, ekstrak kecambah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN EKSTRAK KECAMBAH PADA KUALITAS NATA DE CASSAVA

THE EFFECT OF SUCROSE AND MUNGBEAN SPROUT ADDITION ON NATA DE CASSAVA QUALITY

Oleh :

Rifda Naufalin dan Condro Wibowo

Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED (Diterima : 3 Pebruari 2003, disetujui : 26 Pebruari 2003) ABSTRAK

Nata merupakan salah satu jenis makanan yang berserat tinggi dan berguna bagi kesehatan. Umumnya nata diproduksi dari air kelapa dan ekstrak nanas. Hasil samping pengolahan tapioka (onggok), yang selama ini merupakan persoalan lingkungan mempunyai potensi sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi onggok sebagai alternatif bahan pembuatan nata dengan mempelajari penambahan komponen nutrisi, yaitu sukrosa sebagai sumber karbon dan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Penambahan sukrosa terdiri dari 3 perlakuan, yaitu 2,5%; 5% dan 7,5% dan penambahan ekstrak kecambah terdiri dari tiga perlakuan yaitu 0,25%; 0,5% dan 0,75%. Variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar serat kasar, pH medium sisa inkubasi, ketebalan nata, rendemen basah, rendemen kering dan tekstur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. bahwa penambahan sukrosa 7,5% merupakan konsentrasi optimal yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu sebesar 41,6% b/b dan ketebalan 8,77 mm. Penambahan ekstrak kecambah optimal sebesar 0,75% yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu 41,00% b/b dan ketebalan nata 8,02 mm. Kombinasi perlakuan terbaik adalah penambahan sukrosa 7,5% dan ekstrak kecambah 0,75%.

Kata kunci: nata de cassava, sukrosa, ekstrak kecambah ABSTRACT

One of the high-fibre foods, nata is very useful for human health. Generally it is made of coconut milk and pineapple. Onggok, a by-product of the tapioca industry, which is an environmental problem, has the potential to be a raw material of nata production. The research on which this article was aimed at finding out the potential of onggok as a raw material of nata production by improving the nutrition addition, adding sucrose as a carbon source and mungbean sprout as a nitrogen source. Completely randomized design was applied in this research with three replications. The sucrose was added in three levels, namely 2.5%, 5% and 7.5% and the mungbean sprout was added in three levels, namely 0.25%, 0.5% and 0.75%. The variables was examined were the water content, the crude fiber, pH after incubation, thickness of nata, wet rendement, dry rendement and texture. The research concluded that the addition of 7.5% sucrose was the optimum concentration producing nata of highest wet rendement of 41.67% (w/w) and 8.77 mm thick; addition of 0.75% of mungbean sprout extract was the optimum c o n c e n t r a t i o n p r o d u c i n g n a t a o f 4 1 %

(2)

persoalan pencemaran lingkungan PENDAHULUAN

b a g i P e m e r i n t a h D a e r a h . Banyumas merupakan salah

B e r d a s a r k a n a n a l i s i s d i satu daerah penghasil ubikayu

laboratorium Teknologi Hasil dengan hasil produksi sebesar

Pertanian UNSOED, onggok basah 202.702 ton pada lahan seluas

masih mengandung bahan organik 12.240 ha (Deperindag, 2000).

karbohidrat 68%, protein 1,57%, S a l a h s a t u i n d u s t r i y a n g

lemak 0,26%, dan serat kasar 10%. menggunakan bahan baku ubikayu

Data tersebut menunjukkan potensi di Kabupaten Banyumas adalah

onggok untuk diolah sebagai produk industri tepung tapioka. Dalam satu

yang bernilai ekonomis lebih tinggi, hari atau satu kali produksi industri

yaitu sebagai bahan baku pembuat tepung tapioka mengolah 50 - 80

nata de cassava. Memanfaatkan ton ubikayu. Salah satu hasil

limbah padat (onggok basah) untuk samping dari industri tepung tapioka

pembuatan nata, tentunya akan adalah limbah padat (onggok basah

mengurangi persoalan lingkungan dan onggok kering).

yang ditimbulkan oleh onggok, Hasil survei pada industri

sekaligus akan meningkatkan nilai t e p u n g t a p i o k a m e n y a t a k a n

tambahnya. Nata yang dihasilkan pengolahan satu ton ubikayu akan

dapat dimanfaatkan sebagai bahan menghasilkan onggok sekitar 0,1

pangan untuk keperluan diet dengan ton. Berarti pengolahan 50 ton/hari

kandungan serat yang tinggi, nata menghasilkan onggok 5 ton/hari

baik untuk mengendalikan kadar yang belum dapat ditangani atau

kolestrol dan bermanfaat untuk dimanfaatkan semuanya.

mencegah kanker usus besar. Saat ini, onggok kering telah

Beberapa faktor kritis yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan

mempengaruhi produksi nata adalah ternak, pakan ikan, bahan baku

penambahan sumber karbon dan tepung asia dan pembuatan asam

sumber nitrogen. Penambahan sitrat, sedangkan onggok basah

s u m b e r k a r b o n y a n g b e r u p a belum dimanfaatkan atau ditangani

sukrosa dan sumber nitrogen dengan baik. Dalam keadaan basah,

b e r u p a e k s t r a k k e c a m b a h onggok mudah sekali ditumbuhi oleh

berpengaruh terhadap pembentukan mikroorganisme dan bila terjadi

selulosa nata, yang dicerminkan (w/w) and 8.02 mm thick. Combination of 7.5% sucrose and 0.75% mungbean sprout extract was the best.

(3)

dan ekstrak kecambah serta payung. Alat yang digunakan untuk interaksinya dalam menghasilkan analisis kimia meliputi timbangan nata de cassava. Penelitian ini analitik, glassware, oven dan cawan bertujuan untuk mengetahui potensi porselin (analisis kadar air), cawan onggok sebagai alternatif bahan crus dan tanur (analisis abu), pH pembuatan nata dengan mempelajari m e t e r , p e n e t r o m e t e r y a n g penambahan komponen nutrisi, semuanya ada di Laboratorium yaitu sukrosa sebagai sumber Teknologi Hasil Pertanian UNSOED. karbon dan ekstrak kecambah P e n e l i t i a n b e r b e n t u k sebagai sumber nitrogen. e k s p e r i m e n t a l m e n g g g u n a k a n R a n c a n g a n A c a k K e l o m p o k Faktorial. Faktor yang diteliti adalah METODE PENELITIAN

Konsentrasi sukrosa (S) yaitu S = 1 Penelitian ini dilaksanakan di

2,5 persen (b/v), S = 5 persen 2 Laboratorium Teknologi Hasil

(b/v), S = 7,5 persen (b/v); 3 Pertanian, Fakultas Pertanian

Konsentrasi ekstrak kecambah (K) UNSOED, Purwokerto. Bahan utama

adalah K = 0,25 persen, K = 0,5 1 2 dalam penelitian ini adalah onggok

p e r s e n , K = 0 , 7 5 p e r s e n . 3 basah yang diperoleh dari hasil

Perlakuan disusun secara faktorial samping industri tepung tapioka,

dan ulangan dilakukan sebanyak tiga sukrosa, isolat murni Acetobacter

kali sehingga terdapat 3 x 3 x 3 = xylinum, asam asetat glasial, yang

27 unit percobaan. Tahapan yang d i p e r o l e h d a r i l a b o t a r o r i u m

dilakukan dalam penelitian disajikan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

dalam Gambar 1. Pertanian UNSOED dan ekstrak

Variabel yang diamati meliputi kecambah diperoleh dari perebusan

Kadar air yang diukur dengan 100 gram kecambah dalam 200 ml

metode pemanasan (AOAC, 1990), air selama 30 menit (Nisa et al.,

kadar serat kasar (Sudarmadji et 2001). Bahan kimia untuk analisis

al., 1997), pH medium sisa meliputi larutan H SO , NaOH, 2 4

inkubasi, ketebalan nata, rendemen K SO , alkohol 95%, dan akuades.2 3

basah, rendemen kering, dan Alat yang digunakan terdiri

tekstur. Data yang diperoleh dari kompor, panci, saringan,

dianalisis dengan analisis ragam. nampan, baskom, dan kertas

(4)

Onggok basah

Penambahan air (1:1)

Penghancuran dengan blender

Penyaringan

Medium fermentasi

Sukrosa

Asam asetat hingga pH 4 Ekstrak kecambah

Starter nata 25% Pemanasan 100°C, 30 menit

Pendinginan

Penuangan dalam nampan dengan kedalaman 1,5 - 2 cm

Inkubasi selama 10 hari

(5)

sukrosa dan konsentrasi ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN

kecambah terhadap variabel yang Hasil pengamatan dan uji

diamati disajikan dalam Tabel 1. statistik pengaruh konsentrasi

Keterangan : - S = sukrosa 2,5%; S = sukrosa 5%; S = sukrosa 7,5%;1 2 3 K = ekstrak kecambah 0,25%; K = ekstrak kecambah 0,5%;1 2 K = ekstrak kecambah 0,75%.3

- ** = berbeda sangat nyata. * = berbeda nyata.

- Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama

berarti tidak berbeda nyata menurut Duncan Multiple Range Test

Tabel 1. Data Rata-rata Pengamatan dan Uji Statistik Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Konsentrasi Ekstrak Kecambah terhadap Variabel yang Diamati

(6)

Pengamatan dan analisis terpolimerisasi dan terkristalisasi di menunjukkan bahwa onggok basah luar sel. Makin banyak selulosa merupakan sumber media yang baik yang terbentuk sebagai hasil bagi pertumbuhan mikrobia, dalam metabolisme A. xylinum maka hal ini bakteri pembentuk nata. makin banyak serat yang terbentuk, Menurut Jenie dan Rahayu (1993), sehingga rendemen kering dan dalam sistem biologi, mikrobia dapat rendemen basah yang terukur juga menggunakan hasil samping industri makin tinggi. Hal ini menunjukkan untuk sintesis dan respirasi. Tetapi bahwa penambahan sumber karbon untuk memperoleh hasil nata yang dari sukrosa 7,5% merupakan optimum diperlukan nutrisi secara konsentrasi yang optimum bagi eksponen berupa sumber karbon pertumbuhan bakteri A. xylinum dan nitrogen. Menurut Lapuz et at. m a u p u n u n t u k p e m b e n t u k a n ( 1 9 6 7 ) , p e n a m b a h a n s u m b e r natanya.

karbon dan nitrogen ke dalam Peningkatan kadar serat kasar medium fermentasi tidak hanya dengan meningkatnya konsentrasi mencukupi kebutuhan energi yang s u k r o s a ( 2 , 5 % - 7 , 5 % ) , diperlukan A. xylinum, akan tetapi menurunkan kadar air nata yang juga merangsang pembentukan dihasilkan. Diduga hat ini adalah selulosa nata yang tebal. karena makin tinggi sukrosa yang Penambahan sukrosa dengan ditambahkan maka kandungan serat konsentrasi yang makin meningkat nata akan makin tinggi dan ruangan d a r i 2 , 5 % - 7 , 5 % d a p a t yang tersedia bagi air menjadi lebih meningkatkan ketebalan nata (Tabel sedikit sehingga kadar air nata 1). Peningkatan ketebalan nata ini menjadi lebih rendah. Penurunan d i d u g a b e r k a i t a n d e n g a n kadar air berkaitan dengan kadar peningkatan kadar serat nata yang serat kasar yang makin meningkat, terbentuk. Peningkatan ketebalan karena serat berstruktur rapat, nata disebabkan oleh sukrosa yang maka air yang terperangkap dalam ditambahkan berfungsi sebagai nata makin menurun.

sumber karbon yang tersedia untuk Tingkat pH akhir medium A. xylinum guna membentuk serat. fermentasi menunjukkan penurunan Sebagaimana diungkapkan oleh s e i r i n g d e n g a n p e n i n g k a t a n Widia (1984), penambahan glukosa k o n s e n t r a s i s u k r o s a y a n g ke dalam media akan meningkatkan ditambahkan. Menurut Rahayu et at. serat dalam nata yang dihasilkan. (1993) A. xylinum merupakan H a l i n i b e r k a i t a n d e n g a n bakteri yang mampu membentuk meningkatnya aktivitas A. xylinum asam dari glukosa, etil alkohol dan dalam membentuk selulosa yang glikol. Makin banyak sukrosa yang merupakan polisakarida dengan d i t a m b a h k a n s e b a g a i s u m b e r

(7)

P e n a m b a h a n e k s t r a k serabut halus (mikrofibril) selulosa kecambah memberikan pengaruh y a n g s a l i n g b e r k a i t a n , y a n g yang nyata terhadap serat kasar merupakan serat kasar. Kegiatan nata. Peningkatan konsentrasi dari metabolisme bakteri tersebut dapat 2,5%, 5%, 7,5%, makin meningkat- d i g u n a k a n s e b a g a i d a s a r kan serat kasar yang terbentuk pengukuran pertumbuhan bakteri (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan tersebut.

pernyataan Sanchez dan Yoshida

(1998), bahwa penambahan sumber KESIMPULAN

n i t r o g e n p a d a m e d i a a k a n Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan jumlah selu1osa dan pembahasan dapat disimpulkan (serat). Hal ini adalah karena bahwa hasil samping pengolahan sumber nitrogen yang ditambahkan tapioka (onggok) dapat digunakan ke media, dalam hal ini ekstrak sebagai medium untuk pembuatan kecambah, akan meningkatkan nata. Penambahan sukrosa 7,5% aktivitas bakteri pembentuk nata merupakan konsentrasi optimum (A. xylinum). Peningkatan selulosa yang menghasilkan nata dengan ini berkaitan dengan peningkatan rendemen basah tertinggi yaitu r e n d e m e n b a s a h n a t a y a n g sebesar 41,6% b/b dan ketebalan dihasilkan (Tabel 1). Hal ini 8,77 mm. Penambahan ekstrak menunjukkan bahwa penambahan kecambah optimal sebesar 0,75% ekstrak kecambah 0,75% ke dalam yang menghasilkan nata dengan m e d i u m o n g g o k , m e r u p a k a n rendemen basah tertinggi yaitu penambahan yang optimum bagi 41,00% b/b dan ketebalan nata 8,02 pertumbuhan A. xylinum dan mm. Penggunaan onggok sebagai pembentukan selu1osa nata. m e d i u m f e r m e n t a s i a k a n

P e n e l i t i a n i n i j u g a menghasilkan nata secara optimum menunjukkan bahwa penambahan dengan kombinasi penambahan s u k r o s a 7 , 5 % d a n e k s t r a k s u k r o s a 7 , 5 % d a n e k s t r a k kecambah 0,75% pada onggok, kecambah 0,75% dengan waktu merupakan kombinasi penambahan i n k u b a s i 1 0 h a r i d i p e r o l e h sumber karbon dan sumber nitrogen rendemen 41,4% b/b, ketebalan optimum dilihat dari segi ketebalan 9,16 mm dan serat nata 99,00%. nata yang terbentuk, yaitu 9,16 mm

dan kadar serat kasar 99,00%. Ketebalan dan kandungan serat

AOAC. 1990. Official Methods of kasar nata ditentukan oleh kapsula

Analisys of Association of (slime layer) yang terdapat di luar th

Official Analytical Chemist. 25 dinding sel (ekstraseluler) yang edition, Publisher AOAC, Inc., merupakan hasil ekskresi sel Washington.

b a k t e r i A . x y l i n u m . L a p i s a n Departemen Perindustrian dan selu1osa tersebut mengandung sel- P e r d a g a n g a n . 2 0 0 0 .

Perkembangan Industri Kecil sel bakteri yang dirangkaikan oleh

Kabupaten Banyumas. Dinas DAFTAR PUSTAKA

(8)

Lapuz, M.M., E.G. Gullardo and M.A. Sudarmadji, S., B. Haryono dan P a l o . 1 9 6 7 . T h e N a t a Suhadi. 1997. Prosedur Analisa Organism-cultural Requirement untuk Bahan Makanan dan Characteristic and Identity. Pertanian. Liberty, Yogyakarta. Philipine J. of Sci. 96 (2) : 91- Rahayu, E.S., R. Indrati, T. Utami., 97 p. E . H a r m a y a n i d a n M . N . Nisa, F.C., Rani R.H., T. Wastono, Cahyanto. 1993. Bahan Pangan

B. Baskoro, dan Moestijanto. Hasil Fermentasi. INCC, PAU 2001. Produksi Nata dari P a n g a n d a n G i z i , U G M , Limbah Cair Tahu (Whey): Yogyakarta.

Kajian Penambahan Sukrosa dan Widia, I.W. 1984. Mempelajari Ekstrak Kecambah. Jurnal

Pengaruh Penambahan Skim Teknologi Pertanian Vol. 2 Milk Kelapa, Jenis Gula dan No.2, Agustus 2001 : 74-78.

M i n e r a l d e n g a n B e r b a g a i Sanchez, P.C. and T. Yoshida. 1998. Konsentrasi pada Pembuatan Microbial Cellulose Production Nata de Coco. Skripsi, Jurusan and Utilization, Asean Network Teknologi Pangan dan Gizi, on Microbial Researches. The Faperta, IPB, Bogor.

Instsitute of Physical and Chemical Research (RIKKEN), S c i e n c e a n d T e c h n o l o g y Agency, Japan, 708 pp.

Gambar

Tabel  1.  Data  Rata-rata  Pengamatan  dan  Uji  Statistik  Pengaruh  Konsentrasi  Sukrosa  dan               Konsentrasi  Ekstrak  Kecambah  terhadap  Variabel  yang  Diamati

Referensi

Dokumen terkait

Kredit adalah sejumlah dana yang dipinjamkan oleh bank kepada pihak lain, baik itu yang bersifat perorangan ataupun badan usaha, di mana dalam proses tersebut dilakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya asesmen / penilaian portofolio dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VII F SMP

AIX : chuser maxage= wks HP-UX : passwd -x days Linux : chage -M days Solaris : passwd -x days FreeBSD : passwordtime= days d in /etc/login.conf (per class). Warning period

1 With one or more photos selected in the Grid view, or with a single photo selected in the Filmstrip in Loupe, Compare, or Survey view, choose Default, All, Minimal, or Quick

Maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : latihan dengan menggunakan media visual gerak memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap peningkatan prestasi

/ SUB.BAG LITIGASI SUB.BAG NON LITIGASI BAGIAN BANTUAN HUKUM SUB.BAG BINA BUMD DANLEMBAGA KEUANGAN SUB.BAG PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM SUB.BAG INDUSTRI DAN DUNIA USAHA BAGIAN

Written by a full-time UK-based commercial and fashion photographer and CS3 alpha tester, this book covers issues most digital photographers face, from workflow issues,

(2) Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas membantu Kepala Bagian Perundang-undangan dan Hubungan Antar Lembaga dalam melakukan usaha-usaha