• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Orang Tua Anak Terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah Salatiga T1 132010074 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Komunikasi Orang Tua Anak Terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah Salatiga T1 132010074 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa pendidikan dapat

mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta

membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali berbagai potensi, dan

mengembangkannya secara optimal bagi kepentingan pembangunan

masyarakat secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan harus dapat

mengembangkan kemampuan siswa diberbagai bidang yakni akademik dan

non akademik.

Kemampuan siswa di bidang akademik seperti mata pelajaran IPA, IPS,

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PKN, dikembangkan melalui

lembanga pendidikan formal (SD, SMP, SMA/SMK, UNIVERSITAS).

Sedangkan kemampuan non akademik siswa dalam bidang seni dan olahraga

dikembangkan melalui lembaga pendidikan non formal (Sekolah pelatihan

olahraga di bidang masing-masing).

Drouin & Dubos (1988) menyatakan bahwa jika seorang anak memiliki

beberapa bakat sekaligus maka harus menentukan pilihan yang harus dilakukan

dengan persetujuan yang bersangkutan. Ditegaskan, pilihan itu harus dilakukan

atas persetujuan anak. Artinya, harus mendengarkan permintaan dari anak yang

bersangkutan, mengarahkan pilihan anak dan mengajak tanpa memaksa

mengambil jalan yang paling mulus. Memang sering kali melihat orangtua

memimpikan keberhasilan bagi anak, karena orangtua sendiri gagal

memperoleh cita-cita yang diharapkan. Pengalaman itu menunjukkan bahwa

harus hati-hati menentukan pilihan yang tepat bagi apa yang harus

dikembangkan oleh anak. Sebaiknya perlu diketahui bahwa tidak boleh

merancukan keinginan yang timbul dalam diri anak dengan bakat sebenarnya,

(2)

2 Banyak siswa dari pendidikan formal yang juga bersekolah di

pendidikan non formal, sebagian besar siswa juga bersekolah dilembaga

pendidikan non formal untuk mengembangkan potensi atau bakat yang miliki.

Tidak hanya itu siswa yang ikut pendidikan non formal juga lebih

mementingkan kegiatan di lembaga pendidikan non formal ketimbang belajar

di lembaga pendidikan formal dikarenakan nantinya diharapkan berprofesi atau

memperoleh pekerjaan dari apa yang dipelajari di lembaga pendidikan non

formal. Diharapkan melalui bimbingan karir, siswa dilembaga pendidikan

formal yang juga sebagai salah satu siswa lembaga pendidikan Gendut Dony

Training Camp (GDTC) dapat memilih atau menyelesaikan masalah tersebut.

Siswa harus dapat membuat keputusan perencanaan karir berkenaan

dengan pendidikan dan pekerjaan yang sesuai dengan aspirasi dan kompetensi

siswa serta permintaan pasar kerja. Sayangnya sering kali siswa tidak

mendapatkan layanan bimbingan dan konseling yang optimal, termasuk

bimbingan karier dari guru bimbingan dan konseling atau konselor disekolah.

Selain itu guru pembimbing atau konselor di sekolah juga memilikiki

keterbatasan terkait bahan referensi yang baru dan praktis dalam melaksanakan

tugasnya.

Ada banyak kekuatan yang mengakibatkan pembentukan karir, sehingga

seorang siswa untuk mencapai karirnya harur belajar dari pengalaman yang

terjadi oleh seseorang yang sudah berkecimbung dalam dunia karir. Dari

pengalaman-pengalaman inilah siswa mengembangkan suatu gagasan karir

yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Kebutuhan, keinginan, dan

ketidakpusan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu

masalah bagi lemabaga/lapangan kerja kecuali lembaga kerja dapat

memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik serta member tantangan.

Oleh karena itu tidak mengherankan jika perencanaan karir menjadi

persoalan besar dalam organisasi selama tahun terakhir. Simamora (2006)

meneliti beberapa penyebab perencanaan karir dijadikan prioritas utama dalam

lembaga sekolah (formal dan non formal) untuk meningkatakan kualitas

(3)

3 1) Meningkatnya perhatian terhadap kualitas kehidupan kerja dan perencanaan

kehidupannya

2) Peraturan mengenai kesempatan kerja yang sama

3) Pertumbuhan ekonomi yang rendah dan mengurangi kesempatan promosi

Pentingnya perencanaan karir karena adanya hubungannya dengan

pengembangan karir yang terkait erat dengan keberhasilan dan kegagalan karir

individu meliputi konsep diri, identitas, kepuasan individu terhadap karir dan

kehidupannya. Karena tidak mungkin sesuatu itu akan berkembang dengan

baik tanpa perencanaan yang matang.

Menurut Wibowo (2011) memilih pekerjaan serta merencanakan diri

untuk karier yang akan dipilih tidak cukup hanya saran yang baik, itu tidak

cukup bagi para peserta didik atau pemuda-pemudi, dan juga memiliki

beberapa keterbatasan dalam merencanakan karirnya, yaitu (a) gagasan yang

ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa yang dianggap sebagai

pilihan pekerjaan dan pendidikan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi yang

buruk sehingga menghambat dalam mengikuti pendidikan yang telah dipilih,

(c) kurangnya akses akan fasilitas pendidikan, (d) bakat, (e) meniat, (f) sifat

kepribadian. Karena itu bimbingan karier sangatlah diperlukan untuk peserta

didik dalam merencanakan kariernya dimasa depan, agar peserta didik

setidaknya tidak salah dalam mengambil keputusan dalam karier yang

dipilihnya di masa depan.

Cronbach (dalam Munandir, 1996) menyatakan bahwa anak-anak usia

remaja awal (13-16 tahun) dalam perkembangan jasmani sudah akil balik,

dalam perkembangan sosial memiliki kemampuan bergaul di lingkungan

sekolah dan masyarakat, juga berkaitan dengan kemampuan dalam dunia kerja

dan kehidupan berkeluarga sudah menyadari peranan jenis kelamin dan mulai

menemukan arah vokasionalnya. Ketika anak berusia 13-16 tahun atau seusia

SMP dan SMA atau SMK dalam hal ini pemahaman karir semestinya sudah

menentukan arah vokasionalnya ( keterampilan). Hal tersebut berkaitan dan

(4)

4 akhir, dewasa, dan tua. Pendidikan bagi peserta didik merupakan bagian dari

perjalanan karir, entah itu pendidikan formal atau pendidikan non formal.

Sekarang ini terdapat 34 anak didik sekolah sepak bola GDTC yang juga

menjadi murid di SMA N 1 Suruh. Anak-anak didik GDTC selain latihan juga

harus sekolah formal. Seringkali kebanyakan dari anak didik GDTC harus

membolos dari sekolah formal karena ada latihan atau sedang ada event

pertandingan.

Salah satu yang menonjol dari kurangnya pengetahuan tentang

perencanaan karir adalah kurangnya pengetahuan tentang informasi tentang diri

sendiri yaitu meliputi (1) kemampuan intelektua, (2) bakat khusus dibidang

akademik, (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun yang bersifat khusus,

(4) hasil belajar dari berbagai bidang studi, (5) sifat-sifat kepribadian, (6)

perangkat kemahiran kognitif. Kunci bagi perencanaan karir yang matang dan

keputusan yang bijaksana terletak pada penolahan informasi tentang diri sendiri

dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya. Donald Super (dalam Winkle &

Hastuti 2006) mengemukakan beberapa aspek-aspek perencanaan karir yang

merupakan kunci perencanaan karir yang matang sebagai berikut : (a) informasi

tentang diri sendiri, (b) data tentang keadaan keluarga deka, (c) informasi

tentang lingkungan hidup yang relevansi bagi perencanaan karir.

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan perencanaan

karir siswa Gendut Dony Training Camp (GDTC) saat ini yaitu diterapkannya

model pembelajaran yang lebih inovatif, sebagai contohnya yaitu penggunaan

metode Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu bentuk

model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku atau siswa

dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe

ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group

(5)

5 mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pertemuan.

Diharapkan melalui metode Group Investigation agar siswa GDTC tidak

salah mengambil keputusan sebelum terlambat. Jika salah satu dari anak didik

GDTC gagal menjadi atlet dikarenakan kurang memenuhi standar sebagai

pesepakbola yang sebelumnya siswa tersebut telah mementingkan pendidikan

non formalnya di GDTC ketimbang kegiatan di sekolah formalnya di SMA N 1

Suruh.

Karir suatu bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan, perencanaan karir

sendiri mungkin merupakan hal yang hendaknya dilakukan oleh peserta didik.

Setidaknya peserta didik memiliki gambaran dan rencana yang baik untuk masa

depan yang sesuai seperti yang diinginkan. Untuk memahami perencanaan karir

yang optimal, peserta didik hendaknya memahami tentang bakat, minat, serta

potensi-potensi yang dimilikinya. Untuk mengembangkan kemandirian peserta

didik dalam memilih karir dapat diupayakan melalui metode Group

Investigation. Diharapkan dengan adanya metode Group Investigation yang

efektif dapat memberikan siswa dorongan untuk dapat mandiri dalam memilih

karir untuk masa depannya yang sesuai dengan diri masing-masing.

Berkaitan dengan penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Afifah

(2005) tarhadap siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan

Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007. Dalam perencanaan karir pada peserta

didik kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen)

tahun pelajaran 2006/2007 termasuk dalam kategori efektif dengan persentase

keberhasilan 81,99%. Ada Pengaruh yang signifikan antara metode Group

Investigation terhadap perencanaan karir pada siswa kelas III SMK Negeri 2

Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007.

Penelitian Listiana (2006) meneliti Tentang Keefektifan Metode Group

Investigation dan perencanaan karir SMA Negeri 1 Kudus menemukan bahwa

metode Group Investigation efektif untuk perencanaan karir peserta didik yang

(6)

6 Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengkaji lebih jauh

tentang meningkatkan perencanaan karir melaui metode Group Investigation

pada siswa sekolah sepak bola Gendut Donny Training Camp (GDTC) Salatiga

2014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut : Melalui metode Group Investigation dapat meningkatkan

perencanaan karir pada siswa sekolah sepak bola Gendut Dony Training Camp

(GDTC)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui

peningkatan perencanaan karir pada siswa sekolah sepak bola Gendut Dony

Training Camp (GDTC) melalui metode Group Investigation.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan mamfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritik

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi

pada layanan bimbingan karir. Terutama pada metode Group

Investigation yang akan digunakan dalam pemberian layanan

bimbingan karir.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan

bagi penelitian yang lain yang berminat meneliti permasalahan

yang terkait dengan perencanaan karir siswa.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan

bagi penelitian yang lain yang berminat meneliti permasalahan

yang terkait dengan bimbingan karir dan metode Group

Investigation.

1.4.2 Manfaat Praktis

(7)

7 Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan bagi guru, khususnya guru bimbingan dan

koseling dalam pemggunaan metode Group Investigation untuk

meningkatkan kemampuan perencanaan karir siswa yang

merupakan salah satu materi dalam bimbingan karir khususnya

metode Group Investigation.

2) Bagi Siswa

Sebagai bahan evaluasi apakah selama ini siswa sudah

memiliki kemampuan perencanaan karir yang cukup tinggi

untuk mencapai puncak karir yang dicita-cikannya.

3) Bagi Gendut Dony Training Camp (GDTC)

Agar dari pihak GDTC lebih ketat lagi menyeleksi

anak didik yang akan mendaftar untuk meminimalisir

terjadinya gagal atlet.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori yang melandasi yaitu berisi

tentang perencanan karir dan metode Group Investigation, Penelitian yang

relevan, dan hipotesis.

Bab II Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, desain

penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, variable penelitian,

definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data,

uji validitas, uji reliabilitas, teknik analisis data, analisis deskriptif, dan analisis

inferensial.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil dan

pembahasan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

'DUL KDVLO SHQJXMLDQ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ RE\HN \DQJ PHPSXQ\DL ZDUQD SULPHU ZDUQD VHNXQGHU GDQ VDWXUDVL ZDUQD VLVWHP PDPSX PHQGDSDWNDQ SHUIRUPD VLVWHP VHEHVDU

Bagi peserta penyedia barang/jasa yang merasa berkeberatan atas hasil evaluasi kualifikasi di atas diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada panitia

 Guru menyiapkan sedotan yang sudah dipotong  Anak membuat pigura dengan bimbingan guru KEGIATAN 2 (menulis).  Guru menyiapkan

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar efektivitas komunikasi dengan partisipasi kerja, maka peneliti akan menggunakan teknik statistik dalam menganalisa data, yaitu

[r]

5' Lampiran v : Tugas merrgajar closen junrsarr Perrcliclikan Teknik Sipil clan perencanaan Fakultas Teknik universitas Negeri yogyakarta semester Genap zo14/zo1,s. 6'

 Anak mengungkapkan kalimat sederhana  Anak membedakan ciptaan tuhan  Anak membuat kolase dari kulit salak  Anak menulis dengan rapi.  Anak membuat tenda-tenda mainan

[r]