• Tidak ada hasil yang ditemukan

FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI TENTANG PERUBAHAN SOSIAL PASKA PEMBANGUNAN FLYOVER DI DESA SUMOKALI KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL : STUDI TENTANG PERUBAHAN SOSIAL PASKA PEMBANGUNAN FLYOVER DI DESA SUMOKALI KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

FLYOVER

DAN PERUBAHAN SOSIAL

Studi Tentang Perubahan Sosial Paska Pembangunan

Flyover

Di Desa

Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) Dalam Bidang

Sosiologi

FAUZUL ADIM

NIM. B05211018

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

J U R U S A N I L M U S O S I A L

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Fauzul Adim, 2016, “Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di Desa Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Skripsi

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Pembangunan Flyover, Perubahan Sosial

Pembangunan adalah salah satu hal yang mengarah pada kemajuan, akan tetapi perubahan juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat jika pembangunan tersebut mengancam perekonomian warga, dan sebagian warga ada yang harus kehilangan pekerjaannya hanya karena pembangunan.

Dalam penelitian ini, ada dua rumusan masalah yang hendak dikaji, yaitu (1) Bagaimana bentuk perubahan ekonomi masyarakat di Desa Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten

Sidoarjo? (2)Apa dampak dari terjadinya pembangunan flyover bagi masyarakat Desa

Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini dipilih agar peneliti dapat menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi didalam masyarakat.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Bentuk perubahan yang ada di Desa Sumokali yaitu dari segi perekonomian masyarakat karena pada masyarakat ada beberapa usaha warung dan toko warga yang harus rela direlokasi hingga mengharuskan mereka untuk kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Pembangunan jalan Flyover juga membawa dampak bagi masyarakat sekitar, dampak ini berupa dampak yang negatif dan dampak positif. Adapun dampak negatif yang di alami masyarakat adalah jarak tempuh tempat usaha baru mereka lebih jauh di bandingkan dengan usaha sebelumnya, dan terhalangnya masyarakat untuk berinteraksi dengan warga desa sebelah timur yakni warga desa tenggulunan. Sedangkan untuk dampak positifnya adalah dengan adanya pembangunan

flyover ini dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya relevansi antara rumusan masalah dengan teori Fungsional Struktural karena masyarakat mampu beradaptasi dengan tempat usaha

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

1. Penelitian Terdahulu ... 7

G. Kajian Pustaka ... 9

H. Metode Penelitian ... 24

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3. Pemilihan Subyek Penelitian ... 26

4. Jenis dan Sumber Data ... 28

5. Tahap-Tahap Penelitian ... 28

6. Teknik Pengumpulan Data ... 30

7. Teknik Analisis Data... 32

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 33

I. Sistematika Pembahasan ... 34

BAB II: FUNGSIONAL STRUKTURAL TALCOTS PARSON ... 37

A. Teori Fungsional Sruktural AGIL ... 37

BAB III: PENYAJIAN DATA FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL ... 46

A. Deskripsi Umum Desa Sumokali ... 46

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

1. Bentuk perubahan sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumokali... 49

2. Dampak dari adanya pembanguan flyover bagi masyarakat desa Sumokali 55 C. Analisis Data ... 57

BAB IV: PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Foto-foto di Lapangan

3. Jadwal Penelitian

4. Surat Keterangan (Bukti Melakukan Penelitian)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, berusaha mengembangkan

dirinya dari suatu keadaan dari masyarakat tradisional menuju keadaan yang lebih baik.

Pembangunan merupakan satu hal yang penting bagi berkembangnya sebuah Negara.

Pembangunan merupakan suatu proses perencanaan sosial yang dilakukan oleh pemerintah

yang bertujuan untuk memunculkan perubahan sosial pada masyarakat sehingga dapat

mendatangkan peningkatan kesejahtearan bagi masyarakat.

Perkembangan kota merupakan proses dari terjadinya perubahan sosial dalam

masyarakat. Menurut Agus Salim, perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat

mencakup tiga struktur. Perubahan tesebut diawali dengan perubahan pada struktur ekonomi,

kemudian diikuti dengan perubahan pada struktur sosial dan yang terakhir perubahan dalam

struktur kultural atau stuktur idiologi.1

Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat

berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada juga

perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula

perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.2

Perubahan-perubahan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Terwujudnya pembangunan jalan di perkotaan, juga akan berpengaruh di kehidupan

masyarakat diwilayah tersebut, pengaruh itu akan membawa perubahan pada masyarakat

tersebut, pembangunan yang mengarah kepada perbaikan infrastruktur di pedesaan telah

1

Agus Salim, Perubahan Sosial, Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hal 261

2

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 259

(11)

meningkatkan segala aspek kegiatan masyarakat. Pembangunan merupakan upaya terencana

dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara untuk menciptakan

masyarakat yang lebih baik, dan hal ini merupakan proses dinamis untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan di segala bidang kehidupan

yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu, proses pembangunan

dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat dicapai dengan catatan apabila

pembangunan itu dilakukan dengan prosedur yang baik.

Pembangunan jalan merupakan salah satu yang sedang gencar-gencarnya dilakukan

oleh pemerintah kota guna mengurangi kemacetan yang semakin parah setiap harinya.

Semakin banyaknya kendaraan dijalan maka semakin minim pula ruang gerak bagi

pengendara untuk melintasi jalan.

Tidak dapat dipungkuri bahwa secara langsung maupun tidak langsung pembangunan

jalan ini mempengaruhi perekonomian warga masyarakat. Seperti adanya pembangunan jalan

di desa Sumokali yang mengakibatkan banyaknya pedagang disekitar jalan itu harus rela

pindah atau bahkan tutup untuk tidak beroprasi lagi.

Adanya pembangunan yang terjadi di Desa Sumokali Kecamatan Candi, juga

membawa dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar. Dimana dengan adanya Flyover,

sebagian masyarakat Desa Sumokali Kecamatan Candi yang berprofesi sebagai pedagang

kaki lima dan pertokoan mengalami perubahan sosial ekonomi yang sangat signifikan.

Dahulu sebelum dibangun jalan flyover, banyak warga di sepanjang jalan Desa Sumokali

(12)

Semenjak berdiri nya flyover ini banyak warga yang terpaksa menutup dagangannya

karena akses jalan yang ada di bawah flyover dibuat jalan kereta api yang mengharuskan

untuk ditutup agar tidak terjadi bahaya. Hal inilah yang mengakibatkan mereka kehilangan

banyak pelanggan. Hingga mereka beralih mata pencaharian bahkan banyak juga yang

menjadi pengangguran. Bukan hanya itu saja, pembangunan flyover di desa ini juga membuat

para warga sekitar kehilangan banyak waktu untuk berinteraksi dengan warga desa lain

karena akses jalan dibawah flyover sudah ditutup.

Atas dasar fenomena yang terjadi di lapangan dan untuk mengetahui lebih mendalam

mengenai perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya pembangunan, maka peneliti

mengambil judul sebagai berikut Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang

Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di Desa Sumokali Kecamatan Candi

Kabupaten Sidoarjo)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka rumusan masalah yang

dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perubahan ekonomi masyarakat di Desa Sumokali Kecamatan Candi

Kabupaten Sidoarjo?

2. Apa dampak dari terjadinya pembangunan flyover bagi masyarakat Desa Sumokali

(13)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian yang berhubungan dengan“Flyover

dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyoverdi Desa

Sumokali Kecamatan Candi” mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi bentuk perubahan ekonomi masyarakat di desa Sumokali

kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya pembangunan flyover pada masyarakat desa

Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian pastinya ada manfaat yang di torehkan dalam penelitian

tersebut. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Namun bagi penelitian yang

bersifat kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu,

namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti

kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan

dan mengendalikan sesuatu gejala.3 Ada beberapa manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Secara Teoritis

Manfaat ini adalah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, wawasan,

serta informasi terhadap kajian sosiologi, khususnya dalam memperkaya kajian tentang

perubahan sosial ekonomi masyarakat karena adanya pembangunan jalan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sember modul atau bahan bacaan

tambahan bagi masyarakat, agar menambah wawasan tentang perubahan sosial karena

3

Sugiono, Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 291

(14)

adanya pembangunan dan agar mereka mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial yang

ada dalam masyarakat.

E. Definisi Konseptual

Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian, dan suatu

konsep sebenarnya adalah definisi dari sejumlah fakta atau data yang ada. Oleh karena itu

agar tidak terjadi kesalahpahaman, penulis memberikan batasan istilah atau definisi yang

digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud

memiliki pengertian terbatas.

Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam penelitian ini:

1. Perubahan sosial

Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antara orang-orang,

organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma

serta peranan.4

Perubahan sosial mengarah pada lima bentuk yaitu perubahan dalam bidang

ekonomi, pendidikan, pola pikir, gaya hidup, dan keagamaan (kereligiusan).

a. Perubahan dalam bidang ekonomi adalah semakin kompleknya kebutuhan manusia

akan barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk

memproduksi barang, seseorang akan semakin mudah memperoleh barang dan jasa.

Perubahan dalam bidang ekonomi ini juga mencakup gaya hidup dan aktifitas

ekonomi pada masyarakat.5

4

Karta Sapoetra. G, Sosiologi Industri, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1992), hal. 93 5

http://liamaliabetek.com/2014/01/dampak-perubahan-sosial.html

(15)

b. Perubahan dalam bidang pendidikan adalah dalam proses pendidikan tidak pernah

disadari oleh banyak orang sebagai kekuatan yang selalu dimanfaatkan oleh banyak

kepentingan secara tumpang tindih.6Dengan begitu pendidikan masih terbilang

rendah, tingginya pendidikan bila orang sudah mulai menyadari pentingnya

pendidikan dalam kehidupan, dengan begitu akan menempuh pendidikan pada tingkat

yang lebih tinggi.

c. Perubahan dalam pola pikir, pola pikir manusia semakin berkembang melalui

pertukaran budaya, pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana

saja. Mobilitas manusia yang semakin cepat, menyebabkan berbagai informasi sangat

mudah diperluaskan. Pola pikir dapat mengubah pandangan individu mengenai suatu

hal, misalnya: masyarakat menganggap pendidikan sebagai suatu yang sangat

penting, sehingga mereka berusaha untuk dapat mengenyam pendidikan. Perubahan

pola pikir ini disebabkan adanya kontak dengan luar, adanya sikap terbuka serta

kemudahan dalam mengakses teknologi informasi.7

d. Perubahan dalam bidang gaya hidup adalah dalam gaya hidup masyarakat seperti

yang diwariskan oleh nenek moyang atau generasi pendahulunya, masyarakat tersebut

disebut masyarakat tradisional, dengan gaya gidup yang sederhana. Dengan adanya

perubahan gaya hidup mulai berubah menjadi modern mengikuti pola perkembangan

zaman dengan segala bentuk kemajuan iptek. Dari kehidupan yang paling primitif

mengarah pada sebuah bentuk gaya hidup modern, seperti cara berpakaian modis.8

6

Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), hal. 286

7

Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 27

8

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34005/5/Chapter%20I.pdf

(16)

e. Perubahan dalam bidang keagamaan (kereligiusan) adalah bahwasannya perubahan

yang dikehendaki ajaran islam adalah perubahan yang memiliki dan mengutamakan

nilai-nilai, yaitu perubahan dari suatu yang kurang baik menjadi baik atau yang baik

menjadi lebih baik.

Ralp Tunner dan Lewis M. Killi mengonsepsikan perubahan sosial sebagai

kolektifitas yang bertindak terus-menerus guna meningkatkan perubahan dalam

masyarakat atau kelompok. Perubahan sosial itu merujuk pada perubahan suatu fenomena

sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia mula dari tingkat individual hingga tingkat

dunia.9

F. Telaah Pustaka

Penelitian yang relevan

1. Penelitian dari Rizkya Arina Fatihatin dengan judul “Masyarakat dan perubahan sosial

(Studi tentang Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi di Desa Pugeran

Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto)”pada tahun 2013 Fakultas Dakwah

Program Studi Sosiologi. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana

bentuk perubahan sosial dalam bidang ekonomi di Desa Pugeran, apa yang melatar

belakangi perubahan sosial ekonomi, apa dampak yang ditimbulkan dari adanya

perubahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Masyarakat di Desa Sumokali mengalami perubahan yang terjadi dalam bidang

ekonomi. Bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di Desa Pugeran yaitu banyaknya warga

Desa Sumokali yang sekarang menjadi wirausahawan seperti mendirikan warung atau

9

J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 363

(17)

tokoh dan membuka kos-kosan. Tetapi dengan banyaknya warga yang membuka usaha,

dampak yang ditimbulkan adanya rasa iri hati dan kemudian banyak melakukan

perdukunan. Latar belakang perubahan Desa Pugeran dengan berdirinya pabrik rokok

sampurna.10

2. Penelitian dari Nur Hasanah dengan judul “Industri dan Perubahan Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Bangkalan”, pada

tahun 2006 Fakultas Dakwah Program Studi sosiologi. Penelitian ini mengankat

permasalahan tentang bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Kwanyar Bangkalan

setelah adanya industrialisasi dan apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial ekonomi

tersebut. Penelitian ini menggunakan anaisis teknik analisa komparatif yang bersifat

kualitatif dalam menganalisis perubahan sosial eonomi masyarakat Kelurahan Kwanyar

Barat Bangkalan setelah adanya industrialisasi dan bentuk-bentuk perubahan sosial

ekonomi tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Kwanyar Barat Bangkalan setelah adanya industrialisasi mengalami

perubahan sosial ekonomi yang berbentuk perubahan yang cepat yang meliputi pada

matapencaharian dari nelayan beralih ke sektor industri dan jasa yang bersifat perubahan

yang besar, perubahan ini disebabkan adanya perubahan-perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan pada sistem pembagian kerja, sistem stratifikasi

sosial dan sebagainya, yang berbentuk perubahan yang dikehendaki dan direncanakan

bahwa adanya pembangunan kawasan industri krupuk di Kelurahan Kwanyar Barat

tersebut dikehendaki oleh para pemiliknyausaha industri tersebut. Bentuk perubahan

10

Rizkya Arina Fatihatin, “Masyarakat dan perubahan sosial (Studi tentang Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi di Desa Sumokali Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto)” (Fakultas Dakwah, Program Studi sosiologi,2013).

(18)

karena adanya industrialisasi mengakibatkan adanya urbanisasi yang berasal dari

berbagai daerah Jawa Timur.11

Dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan mempunyai

kesamaan dan perbedaan, dimana kesamaan itu sama-sama menjelaskan tentang

perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya industri pada sebuah desa dan akan

menunjang ekonomi pada masyarakat. Sedangkan perbedaannya meliputi, metode

penelitian yang dipakai peneliti hanya kualitatif bukan deskriptif kualitatif dan penelitian

ini lebih memfokuskan pada bagaimana bentuk perubahan masyarakat paska adanya

Flyover dan latar belakang perubahan sosial di desa Sumokali kecamatan Candi,

perubahan yang dihasilkan dari adanya pembangunan ini juga mengacu pada

terganggunya interaksi antar warga sekitar.

G. Kajian Pustaka

1. Perubahan Sosial

Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada

lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,

termasuk di dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola prilaku di antara kelompok dalam

masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki

satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara

baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan

sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi,

yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagia akibat adanya dinamika anggota

11

Nur Hasanah, “Industri dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Bangkalan”, (Fakultas Dakwah, Program Studi sosiologi: 2006).

(19)

masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat,

merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya.12

Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami oleh

masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani untuk

melakukan perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota

yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.13

Menurut Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara-cara hidup yang telah di terima, baik karena perubahan-perubahan

kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena

adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.14

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi

masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaah, dapat berupa

perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencocok. Ada pula

perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula

perubahan-perubahn yang lambat sekali tetapi ada juga yang berjalan cepat.15

Masyarakat tradisional pada dasarnya juga memiliki ciri yang dinamis.

Masyarakat tradisional tersebut selalu mengalami perubahan sosial yang terus-menerus,

sesuai dengan tatanan internal dan kekuatan eksternal yang

mempengaruhinya.16Perubahan sosial mempunyai ciri-ciri diantaranya yaitu:17

a. Diferential social organization

12

Elly M. Setiadi, dkk., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hal 49

13

Ibid, hal 51

14

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 263

15

Ibid, hal 261

16

Suwarsono dan Alvin Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1994), hal 65

17

Muchammad Ismail, dkk, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: IAIN SA Press, 2013), hal 184

(20)

b. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan

pemikiran ideologi, politik dan ekonomi

c. Mobilitas, dengan terjadinya revolusi industri dan revolusi demokrasi, maka

terjadi pula mobilitas baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.

d. Culture conflict, tiap bangsa mempunyai kebudayaan sendiri dan tiap kebudayaan

mempunyai norma-norma yang sederhana satu sama lain.

e. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan.

1.1Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan

perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada

evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.

Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan

diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru,

yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan-rentetan

perubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di

dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan.18

Perubahan cepat atau revolusi merupakan wujud perubahan yang paling

spektakuler, sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis dan

pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan manusia.19

b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

18

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 269 19

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 14

(21)

Dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak

membawa pengaruh langsung atau berarti masyarakat. perubahan mode pakaian,

misalnya, tidak akan pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan

karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.

Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris

akan membawa peerubahan pengaruh besar.20

c. Perubahan yang Dikehendaki (direncanakan) dan Perubahan yang Tidak

Dikehendaki (tidak direncanakan)

Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan

atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak

mengadakan perubahan yang ada di dalam masyarakat. pihak yang menghendaki

perubahan dinamakan agen of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang

yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih

lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan yang direncanakan selalu berada

dibawah kendali agen of change tersebut.

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan-perubahan

yang terjadi tanpa direncanakan, berlangsung di luar jangkkauan pengawasan

masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapakan

dikehendaki masyarakat.21 Apabila perubahan yang tidak dikehendaki tersebut

berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki, perubahan

tersebut mempunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap

perubahan-20

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 271 21

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 16

(22)

perubahan yang dikehendaki. Keadaan tersebut tidak akan diubah tanpa mendapat

halangan-halangan masyarakat itu sendiri. Perubahan yang dikehendaki diterima

oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-perubahan pada lembaga

kemasyarakatan yang ada.22

1.2Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial

Faktor yang berasal dari dalam yaitu:

a. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya

perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga

kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya

penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya

transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan misalnya,

dalam bidang pembagian kerja.23

b. Penemuan-penemuan Baru

Banyaknya penemuan-penemuan teknologi yang mengakibatkan

perubahan sosial yang luas di dalamnya. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang

besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut

dengan inovasi atau innovation.

Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan

dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery

adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang

berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru menjadi

22

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 273

23

Ibid, hal 275

(23)

invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan

penemuan baru itu.24

Teknologi selalu menjadi mekanisme penting dari perubahan, dan menjadi

faktor penting dalam perubahan sosial. Perkembangan teknologi berjalan dengan

kecepatan yang semakin meningkat. Teknologi akan digunakan untuk

menanggulangi kontradiksi dalam tatanan sosial.25

Faktor yang berasal dari luar yaitu:

a. Terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi ini terkadang

memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah

kelahirannya.

b. Adanya pengaruh kebudayaan lain. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat

diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu

kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.26

1.3Faktor yang Menghambat Terjadinya Perubahan

a. Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain

Apabila sebuah masyarakat tidak melakukan kontak sosial (interaksi) dengan

masyarakat lain, maka tidak akan terjadi tukar informasi, atau tidak akan mungkin

terjadi proses asimilasi, akulturasi yang mampu mengubah kondisi masyarakat

tersebut.

b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Lambat

24

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 16-18

25

Robert H. Lauer, Perspektif tentang perubahan Sosial, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hal 241

26

Mudjia Rahardjo, Sosiologi Pedesaan “Studi Perubahan Sosial”, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hal 35

(24)

Ilmu pengetahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa

masyarakat menuju pada peradaban yang lebih maju. Jadi, apabila perkembangan

ilmu pengetahuan berjalan lambat, maka akan dipastikan masyarakat juga akan

mengalami perubahan yang lambat pula.

c. Sikap Masyarakat yang sangat Tradisional

Suatu sikap yang mengagung-agungkan kepercayaan yang sudah diajarkan

nenek moyangnya yang sudah dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak yang

sudah diajarkan nenek moyangnya.

d. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang telah Tertanam dengan Kuat atau Vested

Interests

Dalam setiap kehidupan masyarakat akan ada sekelompok individu yang

ingin mempertahankan atau hanya sekedar ingin mewujudkan ambisinya dalam

meraih tujuan pribadi atau golongannya. Kelompok-kelompok ini akan berusaha

keras untuk mempertahankan posisinya dalam masyarakat.27

e. Prasangaka terhadap Hal-Hal Baru atau Asing atau Sikap yang Tertutup

Unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari Barat, sehingga prasangaka

kian besar lantaran khawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah masuk

lagi, karena sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat yang pernah

dijajah bangsa-bangsa Barat.

f. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

27

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 21-22

(25)

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah biasanya

diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah

menjadi integrasi masyarakat tersebut.

g. Adat atau Kebiasaan

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota

masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Kebiasaan yang mencakup

bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian

tertentu begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah. 28

1.4Faktor Pendorong Perubahan sosial

a. Faktor sosial, faktor pendorong sosial berkaitan dengan aspek organisasi sosial,

seperti keluarga, kelompok-kelompok sosial tertentu, organisasi masyarakat dan

sebagainya.

b. Faktor psikologis. Pada dasarnya berkaitan dengan keberadaan individu-individu

dalam menjalankan perannya di masyarakat. Individu kreatif dan motivatif

merupakan salah satu agen perubahan di masyarakat.

c. Faktor budaya. Dukungan budaya atas penerimaan sesuatu yang baru akan

mempermudah terjadinya proses perubahan sosial.29

1.5Perubahan dalam Aspek Ekonomi30

Parsons dan Smelser telah menyatakan bahwa ekonomi bersifat adaptif,

mempunyai tujuan, terintegrasi dan selalu berusaha tetap mempertahankan polanya.

28

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 286-287

29

Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 23 30

S.R. Parker, dkk, Sosiologi Industri, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1985), hal 29-32

(26)

Analisa dan menyimpulakan beberapa bentuk utama struktur ekonomi beserta

perubahan-perubahannya. Berbagai penemuan baru, perkembangan teknologi dan

perubahan dalam dunia telah mengubah secara radikal karakter industri.

Industri-industri dengan teknik baru, misalkan di dalam bidang elektronik dan Industri-industri kimia

serta dalam bidang kontruksi mesin dan teknologi perminyakan, telah menjadi bagian

besar dari nilai ekspor dan memberikan kesempatan kerja yang cukup besar.

Nilai memainkan peranan penting di dalam merasionalisasikan norma-norma

tentu di dalam suatu organisasi. Nilai yang berlaku biasanya selalu disesuaikan

dengan situasi dan kondisi agar memunginkan dirinya mampu mengembangkan dan

mengendalikan berbagai macam sistem sosial dan ekonomi dalam suatu masyarakat.

Di dalam msyarakat industri modern suatu nilai tertentu telah digunakan

untuk mengendalikan, mengembangkan dan meningkatkan produktifitas ekonomi.

Keinginan memaksimumkan keuntungan ataupun mendapatkan upah

setinggi-tingginya serta naluri untuk bekerja keras, merupakan refleksi dari suatu nilai yang

terasa ganjil di dalam suatu masyarakat yang tertutup, suatu nilai yang jarang

ditemukan maupun juga di dunia.

Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem

di masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakat

tersebut. Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan,

bahkan sampai peningkatan tarap hidup yang lebih baik lagi. Perubahan-perubahan

yang terjadi bisa merupakan kemajuan.

(27)

Pendidikan merupakan salah satu institusi penting dalam proses perubahan

sosial. Masyarakat yang memiliki sistem pendidikan yang maju tentu saja dapat

mempercepat perubahan sosial dalam masyarakat. Pendidikan memberikan

sumbangan pada perubahan sosial yang terjadi pada individu maupun masyarakat.

Perubahan masyarakat dari masyarakat agraris yang seluruh kehidupannya

selalu bergantung dengan alam, kemudian berubah menjadi masyarakat industri yang

bergantung pada teknologi. Masyarakat industri mengandalkan kekuatan teknologi

dalam setiap aktivitasnya, memaksa individu untuk terampil dan memiliki keahlian

khusus untuk mengoperasikan teknologi. Lahirlah institusi pendidikan yang berfungsi

membekali individu dengan keahlian khusus dalam menghadapi era industri. Institusi

pendidikan bertujuan untuk menyiapkan individu agar dapat berperan dalam proses

industri. Pendidikan diposisikan sebagai institusi yang harus mengikuti

perkembangan dunia industri.

Pendidikan dapat mengubah pola pikir individu serta memberikan pencerahan

pada individu mengenai hal-hal yang selama ini belum diketahuhi banyak

masyarakat, pendidikan juga dapat merombak berbagai mitos yang selama ini

berkembang dalam masyarakat, pendidikan dapat meluruskan berbagai hal yang

selama ini dimaknai salah oleh masyarakat.31

1.7Perubahan dalam Aspek Pola Pikir

Pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya,

pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mobilitas

manusia yang semakin cepat, menyebabkan berbagai informasi sangat mudah

31

Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 265-266

(28)

diperluaskan. Pola pikir dapat mengubah pandangan individu mengenai suatu hal,

misalnya: masyarakat menganggap pendidikan sebagai suatu yang sangat penting,

sehingga mereka berusaha untuk dapat mengenyam pendidikan. Perubahan pola pikir

ini disebabkan adanya kontak dengan luar, adanya sikap terbuka serta kemudahan

dalam mengakses teknologi informasi.32

Dimana masyarakat sudah mempunyai kesadaran dalam berfikir maju tentang

masa depan. Melihat zaman yang semakin berkembang bila tidak diimbangi dengan

pola pikir yang kedepan dan maju ia akan mengalami ketertinggalan, seperti

pentingnya pendidikan dalam kehidupan dan menerima perubahan yang bersifat

positif.

1.8Perubahan dalam Aspek Gaya Hidup

Didukung oleh bidang ekonomi, ditandai dengan kebutuhan manusia akan

barang-barang dan jasa semakin komplek, sehingga sektor industri dibangun secara

besar-besaran untuk memproduksi barang. Peningkatan konsumerisme, pendapatan

dan konsumsi barang dianggap sebagai simbol yang penting. Kegiatan konsumtif

dalam masyarakat modern merupakan sebuah kewajaran. Masyarakat modern

diidentikkan dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka

semakin membaik.33

1.9Perubahan dalam Aspek Keagamaan

Bentuk-bentuk perubahan sosial mempengaruhi secara negatif kehidupan

keagamaan, misalnya dalam masyarakat industri peranan pengelompokan sekunder

semakin menggeser pengelompokan primer termasuk pengelompokan sekunder ialah

32

Ibid, hal 27 33

Ibid, hal 175

(29)

unit dan organisasi kerja atas produksi, sedangkan pengelompokan primer ialah

keluarga suku, agama, dan sebagainya.34

1.10Pola-pola perubahan dari tempat tinggal dan pandangan hidup masyarakat,

berpengaruh kepada perhatian masyarakat terhadap kehidupan masa lalu dan harapan

mereka kepada masa depan:

a. Orang modern telah menilai bahwa tradisi nenek moyang ada kalanya dapat

ditinggalkan tergantung pada tingkat kebutuhan yang dirasakan. Dalam mencari

tempat tinggal mereka sudah tidak lagi memperhatikan adanya batas-batas

tempat leluhur yang berupa makam, bekas tempat pemukiman dan tempat

beribadah nenek moyangnya, mereka akan mengembangkan diri lebih rasional

terutama dalam memilih tempat bermukim bagi keluarganya.

b. Perhatian yang sangat kuat terhadap pendidikan bagi generasi muda secara

terbuka, tidak hanya berfikir untuk hari ini tetapi untuk jangka panjang

anak-anak keturunannya.35

H. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui suatu yang mempunyai

langkah-langkah sistematik. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam

mempelajari peraturan-peraturan dalam suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah

suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Ditinjau dari filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi yaitu yang menyangkut

bagaimana kita mengadakan penelitian.36

34

Nur Kholis Majid, Islam dan Kemoderenan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1993), hal 148 35

Agus Salim, perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hal 152

36

Husaini Usma, Medote Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 42

(30)

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang

Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di desa Sumokali kecamatan Candi”,

maka peneliti ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan utama penelitian

kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih

menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada

merincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Peneliti ingin mengetahui

gambaran secara lengkap mengenai pola perubahan ekonomi di desa Sumokali

kecamatan Candi .

Menurut Kirk dan Miller (1997) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristiwanya dan hubungan langsung

dengan orang-orang tersebut.37 Sehingga pendekatan kualitatif ini akan lebih

mempermudah peneliti dalam penulisan, karena akan sering berhubungan dan

berinteraksi dengan masyarakat.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

yang bertujuan mempelajari masalah-masalah yang ada, dan didalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi yang sedang

terjadi.

Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang

bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi

didalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih. Masalah yang diteliti dalam

37

Jhon W. Creswell, Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ke-3,

(31)

penelitian ini adalah tentang beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ekonomi

masyarakat karena adanya pembangunan flyover serta dampak yang ditimbulkan dari

adanya pembangunan tersebut.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Sumokali kecamatan Candi kabupaten

Sidorajo Jawa Timur, ini mempunyai wilayah yang sangat strategis karena terletak di

sebelah Selatan Surabaya, dan berada di pusat kota sidoarjo. Kecamatan Candi tersebut

bisa dikatakan sebagai daerah pembangunan Salah satu desa yang berada di di Desa

Sumokali kecamatan Candi dimana desa ini di bawah pembangunan.

Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan ada satu alasan, yaitu lokasi tersebut

merupakan daerah yang yang terkena pembangunan flyover, dan mayoritas penduduknya

mata pencahariannya berada di tempat tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tersebut.

Saat peneliti penelitian di lapangan, peneliti berkenalan lebih dekat dengan para

warga yang ada di dua Desa tersebut. Setelah peneliti melakukan pendekatan ke warga,

maka peneliti meminta izin untuk melakukan interview pada masyarakat (wirausawan,

perangkat desa dan masyarakat biasa).

Peneliti menginginkan data-data yang jelas sehingga tidak ada kesalahan dalam

penulisan laporan. Peneliti melakukan pengamatan atau penelitian di dalam masyarakat

itu di mulai Maret. Setelah dilaksanakannya penelitian, maka peneliti melakukan

penulisan laporan skripsi.

(32)

Subyek penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tehnik non-probability

sample dengan cara purposive sampling atau sampel bertujuan. Adapaun tekhnik

pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah tekhnik snowball sampling. Tekhnik

snowball sampling adalah penggalian data melalui wawancara dari satu responden ke

responden lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi baru lagi.

Pada penelitian ini, peneliti akan mewawancarai masyarakat sekitar jalan yang

dibangun flyover. Penelitian ini mengambil subjek dari masyarakat sekitar yakni

masyarakat desa Sumokali Kecamatan Candi yang memiliki usaha pertokoan dan para

pedangang kaki lima. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti mengambil

informan sebanyak 10 orang. Adapun daftar namanya sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Informan

No Nama Umur Status

1. Pak Jamal 41 tahun Kepala Desa

2. Abah Faizin 49 tahun34h Wirausaha (Toko)

3. Pak Asnan 40 tahun Wirausaha (Toko)

4. Ibu Sukiyah 40 tahun Warung Nasi

5. Ibu Muslikah 45 tahun Toko peracangan

6. Pak Hari 47 tahun Dealer Motor

7. Pak Sucipto 49 tahun Warung Nasi

8. Ibu Kurnia 42 tahun Warga

9. Ibu Laila 35 tahun Warga

(33)

4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh, dan data ini diungkapkan dalam

bentuk kalimat dan cerita pendek. Data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama di

lapangan berupa hasil wawancara langsung dari informan yang diteliti.

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menggunakan metode

wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat sekitar

pembangunan flyover di desa Sumokali.

2) Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang mendukung data utama, data yang ditulis oleh

pembuatnya sebagai suatu dokumen sejarah atau dokumen yang di abadikan, seperti

sejarah desa, atau data-data lain yang mendukung dalam penelitian ini. Data sekunder

dari penelitian ini berupa profil desa dan dokumen-dokumen lain yang menambah

informasi untuk penelitian ini.

5. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian

meliputi:

a. Tahap Pra Lapangan

(34)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat suatu

bahan dan mendisain apa yang dilakukan pada saat penelitian.

2. Survey Lapangan

Dalam survei lapangan, peneliti mencari tahu keadaan penduduk yang akan

diteliti apakah daerah atau desa ini layak atau cocok untuk diteliti.

3. Mengatur Perizinan

Sebelum diadakan penelitian, peneliti mengurus surat izin ke pihak prodi

untuk ditandatangani yang selanjutnya diserahkan kepada pihak yang akan

dijadikan tempat penelitian.

b. Tahap Lapangan

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki suatu lapangan penelitian, peneliti perlu memahami latar

penelitian terlebih dahulu, di samping itu peneliti perlu mempersiapkan diri baik

fisik maupun mental dalam menghadapi subjek yang akan diteliti di lapangan.

2. Memasuki lapangan

Dalam hal ini perlu adanya hubungan yang baik antara peneliti dengan

subjek yang diteliti sehingga tidak ada batasan khusus antara peneliti dengan

subjek, pada tahapan ini peneliti berusaha menjalin keakraban dengan tetap

menggunakan sikap dan bahasa yang baik dan sopan tetapi subjek memahami

bahasa dan sikap yang digunakan dalam melakukan wawancara dan pengambilan

data yang lainnya dengan semua kegiatan yang dilakukan oleh subjek.

(35)

Pengumpulan data merupakan salah satu proses dalam suatu penelitian. Tujuan

dari pengumpulan data adalah untuk menjaring data-data yang diperlukan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu antara lain:

a. Metode Observasi

Merupakan proses yang komplek, yang tersusun dari proses biologis dan

psikologis atau merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa

ada pertolongan alat standar lainnya. Dalam menggunakan teknik observasi yang

penting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.38

Dalam teknik ini akan mendapat data yang valid serta terperinci sehingga data

tidak dapat dipalsu, informan atau data tersebut dapat dijamin kebenarannya, dan ini

juga dapat digunakan untuk menentukan kroscek terhadap data yang diperoleh dari

teknik yang lain terutama wawancara. Teknik observasi digunakan agar peneliti dapat

mengamati bagaimana Perubahan sosial ekonomi paska pembangunan Flyover dan

dampak yang terjadi setelah adanya pembangunan tersebut di Desa Sumokali

Kecamatan Candi

b. Metode interview

Metode interview adalah suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan

untuk memperoleh keterangan pendirian respoden melalui percakapan langsung atau

bertatap muka. Menurut Deddy Mulyana, wawancara adalah bentuk komunikasi

antara dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu.

38

Suharsini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 54

(36)

Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan jawaban dari beberapa

informan mengenai perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat paska adanya

pembangunan flyover, terutama pada masyarakat yang memiliki usaha disekitar jalan

yang sebelum dibangun flyover dan juga dampak yang dirasakan masyarakat secara

langsung dari adanya pembangunan flyover.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variable-variabel yang merupakan cacatan, buku, transkip, surat kabar, majalah dan

sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi di gunakan untuk mengumpulkan data

tentang monografi Desa Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo yang

mencakup keadaan fisik, geografi, kependudukan dan data lapangan saat peneliti

melakukan wawancara langsung dengan informan di desa tersebut.

7. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini merupakan suatu tahapan untuk mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan data pendudukung lainnya untuk lebih

memahamkan peneliti atas fenomena yang diteliti. Analisa data dalam penelitian

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan serta memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari

dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.39

Sehubungan dengan penelitian ini maka data-data yang sudah terkumpul melalui

observasi, wawancara, dokumentasi maupun catatan lapangan diurutkan dan

39

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 248

(37)

diorganisasikan dalam kategori atau pokok-pokok bahasan yang untuk selanjutnya di

usulkan dan diuraikan sedemikian rupa kemudian dikaitkan dengan teori yang ada.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisa domain. Analisa domain merupakan analisa

yang mempunyai tujuan untuk mengidentifikasikan kategori-kategori pemikiran yang asli

serta memperoleh pandangan awal suatu budaya yang sedang diamati.40

Sedangkan dalam analisis data ini mempunyai tujuan untuk mencari bagaimana

Perubahan ekonomi paska pembangunan Flyover Masyarakat Industri di Desa Sumokali,

dan dampak yang terjadi setelah adanya pembangunan jalan bagi perubahan ekonomi

masyarakat di desa Sumokali.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan pengecekan keabsahan data. Agar data ini

dapat dipertanggung jawabkan.41Adapun teknik keabsahan data yang digunakan adalah:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Peneliti harus memiliki rupa melakukan penggalian data dilapangan. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa seorang peneliti dengan metode kualitatif

membutuhkan waktu yang panjang. Dengan demikian keaslian data yang diperoleh

dapat membangun tingkat kepercayaan yang tinggi pada hasil penelitian. Penelitian

ini juga mendapatkan bahan untuk mempelajari keadaan lapangan yang berkaitan

dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

b. Ketekunan pengamatan

Teknik ini dikemukakan untuk memahami pola perilaku, situasi dan kondisi,

serta proses tertentu sebagai pokok penelitian. Hal tersebut berarti secara mendalam

40

James P. Spradley, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyavvkarta, 1997), hal. 153

41

Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 35

(38)

dan tekun dalam mengamati berbagai faktor dan aktifitas tertentu. Ketekunan

pengamatan ini dimaksudkan untuk menemukan fakta dan menjawab segala

persoalan sehingga terjawab secara rinci.

c. Teknik Triangulasi Data

Triangulasi data merupakan upaya yang dilakukan penulis untuk melihat

keabsahan data. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali

keabsahan hasil data yang diperoleh dilapangan. Hal ini dilakuakn dengan cara

menanyakan kembali kepada informan-informan tentang data yang sudah didapat.

Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yaitu

triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada

penelitian ini digunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan

memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian.42

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari empat bab dan

beberapa sub bab, yang tersusun sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan,penulis memberikan gambaran tentang latar belakang

masalah yang akan diteliti. Setelah itu menentukan rumusan masalah dalam penelitian

tersebut. Serta menyertakan tujuan dan manfaat penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORI

42

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 300

(39)

Pada bab ini menjelaskan tentang teori apa yang akan digunakan untuk menganalisis

penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori

yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai

masalah penelitian. Pada bab ini juga membahas tentang kajian pustaka.

BAB III: PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PASKA PEMBANGUNAN FLYOVER

BAGI MASYARAKAT DESA SUMOKALI

Dalam BAB III ini terdiri dari beberapa Sub yaitu:

1. Deskripsi umum objek penelitian – Desa Sumokali

Dalam bab ini akan dikemukakan gambaran umum obyek penelitian secara

sederhana agar diketahui obyek penelitian tersebut: deskriptif letak geografis wilayah

penelitian dan lainnya yang dirasa peneliti dapat mendukung gambaran penelitian

2. Bentuk Perubahan Masyarakat Desa Sumokali.

Dalam bagian ini di paparkan mengenai data obyek penelitian, terutama yang

terkait dengan rumusan maslah yaitu mengenai bentuk perubahan masyarakat

industri, yang menjelaskan tentang jawaban atas masalah yang di ajukan oleh

peneliti, yang didasarkan atas hasil pengamatan dan wawancara serta informasi

lainnya.

3. Dampak pembangunan flyover terhadap perubahan ekonomi Desa Sumokali.

Dalam bagian ini dipaparkan mengenai dampak yang terjadi dan dirasakan

oleh masyarakat sekitar di desa Sumokali.

(40)

Bab IV ini merupakan bab yang terakhir dalam penulisan laporan penelitian, yang

berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

(41)
(42)

BAB II

STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTS PARSONS

A. Teori Struktural Fungsional AGIL

Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Industri dan

Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di desa

Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo), maka peneliti menggunakan teori

fungsionalisme struktural AGIL.

Teori ini merupakan salah satu teori yang terdapat dalam gugusan paradigm fakta

sosial, dimana pandangannya lebih mengutamakan pada peran setiap struktur masyarakat dan

pengaruhnya terhadap pola dan system dalam masyarakat. Secara sederhana, asumsi dasar

dari teori ini adalah bahwa setiap bagian atau struktur dalam masyarakat fungsional terhadap

struktur yang lain. Artinya tidak ada satu bagian dalam masyarakat yang tidak memiliki

fungsi dalam system kehidupan di masyarakat.

Terlepas dari asumsi diatas, Teori ini memandang masyarakat dalam level makro.

Sehingga perhatiannya lebih ditekankan pada system masyarakat secara keseluruhan bukan

individu dalam masyarakat. Namun tidak berarti mengesampingkan eksistensi individu

dalam system dan keberadaannya di masyarakat.

Menurut teori fungsionalis masyarakat adalah suatu sistem sosial yang berdiri atas

bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.

Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.1

Keseimbangan yang dimaksudkan dalam teori ini adalah bahwa masyarakat selalu

dalam keadaan yang harmonis tanpa adanya konflik yang terjadi karena segala sesuatunya

1

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal 21

(43)

dianggap fungsional terhadap yang lain. Dan apabila konflik terjadi maka sistem akan

mengembalikan pada posisi semula sebelum terjadinya konflik ataupun bagian tersebut akan

tereduksi dan hilang dari system yang berlaku.

Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural adalah “setiap

struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap yang lainnya. Sebalikanya

kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Teori

ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem lain. Karena itu

mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sitem dalam beroperasi

menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini

beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.

Talcott Persons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis. Ada beberapa

perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya. Pada bagian ini membahas

karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Talcott Persons terkenal dengan empat

imperatif fungsional bagi sistem “tindakan” yaitu skema AGIL. AGIL fungsi adalah suatu

gagasan aktifitas yang diarahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem.

Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang

diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem adaptasi (A/adaptation), (Goal

attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (latency) atau pemeliharaan pola. Secara

bersama-sama keempat imperatif fungsional tersebut disebut dengan skema AGIL. Agar

dapat bertahan hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut.2

1. Adaptation. Fungsi ini adalah fungsi yang sangat penting. Pada fungsi ini, sistem harus

dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang kompleks, dan

sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan

2

George Ritzer, Edisi Terbaru Teori Sosiologi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), hal 256

(44)

lingkungan untuk kebutuhannya. Fungsi ini merupakan fungsi organism atau sistem

organis tingkah laku.

2. Goal attainment. Fungsi ini sangat penting, yaitu sistem harus memiliki, mendefinisikan,

dan mencapai tujuan utamanya.3 Secara estafet ia mengambil hal-hal yang diserap oleh

daya adaptasi, diambil oleh goal untuk dimanage sehingga tujuan dapat tercapai.4

3. Integration. Sebuah sistem harus mampu mengatur dan menjaga hubungan bagian-bagian

yang menjadi komponennya. Selain itu, sistem harus dapat mengatur dan mengelolah

ketiga fungsi (AGIL), fungsi integrasi merupakan fungsi sistem sosial.

4. Latentcy. Sistem harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah sistem harus

memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan kultur. Fungsi ini

merupakan fungsi cultural (budaya).5

Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem

teoritasnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan

cara parsons menggunakan AGIL. Organism behavioral adalah sistem tindakan yang

menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem

kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan

memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainya. Sistem sosial menangani

fungsi integrasi dan mengontrol bagian-bagian yang menjadi komponennya, akhirnya sistem

kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dan norma dan nilai-nilai yang

memotivasi mereka untuk bertindak.6

3

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 61

4

Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa: Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2002), hal 103

5

Nanang Martono, SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL PERSPEKTIF Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 61-62

6

George Ritzer, Edisi Terbaru Teori Sosiologi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), hal 257

(45)

Struktur sistem tindakan menurut skema AGIL Gambar 2.1 Struktur Sistem Tindakan

L I

SISTEM KULTURAL SISTEM SOSIAL

ORGANISME PERILAKU SISTEM KEPRIBADIAN

A G

a. Sistem Organisme

Sistem organisme biologis dalam sistem tindakan berhubungan dengan fungsi

adaptasi yakni menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Sistem

organism atau aspek dari manusia. Kesatuan yang paling dasar dalam sistem ini adalah

manusia dalam arti biologis, yakni aspek fisik dari manusia. Hal lain yang termasuk ke

dalam aspek fisik ialah lingkungan fisik dimana manusia itu hidup. Dimana aktor atau

pelaku yang terdiri dari seorang individu atau suatu kolektivitas, dan aktor ini merupakan

untuk mencapai tujuan.7

b. Sistem Sosial

Sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor-aktor individual yang saling berinteraksi

dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik,

aktor-aktor yang mempunyai motivasi dalam arti mempuyai kecenderungan untuk

mengoptimalkan kepuasan yangberhubungan dengan situasi mereka didefinisikan dan

dimediasi dalam term sistem simbol bersama yang terstruktur secara kultural.

Parsons berkomitmen untuk melihat sistem sosial sebagai sebuah interaksi, namun

ia tak menggunakan interaksi sebagai unit fundamental dalam studi tentang sistem sosial.

Konsep ini bukan merupakan satu aspek dari aktor atau aspek interaksi, tetapi lebih

7

Bernard Rodo, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2007), hal 54

(46)

merupakan komponen struktural dari sistem sosial. Status mengacu pada posisi struktural

didalam sistem sosial, dan peran adalah apa yang dilakukan aktor dalam posisinya itu.

Aktor tidak dilihat dari sudut pikiran dan tindakan, tetapi dilihat tak lebih dari sebuah

kumpulan beberapa status dan peran (sekurang-kurangnya dilihat dari sudut posisi di

dalam sistem sosial).

Dalam analisisnya tentang sistem sosial, Parsons terutama tertarik pada

komponen-komponen strukturalnya. Memperhatikan komponen sistem sosial berskala

luas seperti kolektivitas, norma dan nilai. Dalam analisisnya mengenai sistem sosial ia

bukan semata-mata seorang strukturalis, tetapi juga seorang fungsisonalis. Ia menjelaskan

sejumlah persyaratan fungsional dari sistem sosial. Pertama, sistem sosial harus

terstruktur (ditata) sedemikian rupa sehingga bisa beroperasi dalam hubungan yang

harmonis dengan sistem lainnya. Kedua, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sistem

sosial harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem yang lain. Ketiga, sistem

sosial harus mampu memenuhi kebutuhan para aktornya dalam proporsi yang signifikan.

Keempat, sistem harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para

anggotanya. Kelima, sistem social harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi

mengganggu. Keenam, bila konflik akan menimbulkan kekacauan, itu harus

dikendalikan. Ketujuh, untuk kelangsungan hidupnya, sistem sosial harus memerlukan

bahasa.

Aktor dan Sistem Sosial.Dalam menganalisis sistem sosial, Parsons sama sekali

tidak mengabaikan masalah hubungan antara aktor dan struktur sosial. Persyaratan kunci

bagi terpeliharanya integrasi pola nilai didalam sistem adalah proses internalisasi dan

(47)

didalam sistem sosial. Dalam proses sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai itu

diinternalisasikan artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari “kesadaran” aktor.

Akibatnya dalam mengejar kepentingan mereka sendiri, aktor sebenarnya mengabdi

kepada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan.

Sosialisasi dan kontrol sosial adalah mekanisme utama yang memungkinkan

sistem sosial mempertahankan keseimbangannya. Individualitas dan penyimpangan

diakomodasi, tetapi bentuk-bentuk yang lebih ekstrem harus ditangani dengan

mekanisme penyeimbangan ulang, menurut Parsons, keteraturan sosial sudah tercipta

dalam struktur sistem sosial itu sendiri.8

c. Sistem Kultural

Parsons mendefinisikan kultur menurut hubungannya dengan sistem tindakan

yang lain. Jadi, kultur dipandang sebagai sistem simbol yang terpola, teratir, yang

menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem kepribadian yang sudah

terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan di dalam sistem sosial.

Karena sebagian besar bersifat subjektif dan simbolik seperti kepercayaan religius,

bahasa, dan nilai.9 Kultur dengan mudah ditularkan dari satu sistem ke sistem yang lain.

Kultur dapat dipindahkan dari satu sistem sosial ke sistem sosial yang lain melalui

penyebaran (difusi) dan dipindahkan dari satu sistem kepribadian ke sistem kepribadian

lain melalui proses belajar dan sosialisasi. Sifat simbolis (subjektif) kultur juga

memberinya sifat lain, yakni kemampuan mengendalikan sistem tindakan yang lain.

d. Sistem Kepribadian.

8

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 124-127

9

Bernard Rodo, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2007), hal 55

(48)

Sistem kepribadian (personalitas) tak hanya dikontrol oleh sistem kultural., tetapi

juga oleh sistem sosial. Menurut Parsons, meskipun kandungan utama struktur

kepribadian berasal dari sistem sosial dan kultural melalui proses sosialisasi, namun

kepribadian menjadi suatu sistem yang independen melalui hubungannya dengan

organism dirinya sendiri dan melalui keunikan pengalaman hidupnya sendiri, kepribadian

bukanlah merupakan sebuah epifenomenon semata.

Personalitas didefinisikan sebagai sistem orientasi dan motivasi tindakan aktor

individual yang terorganisir. Komponen dasarnya adalah “disposisi kebutuhan”. Parsons

dan Shils mendefinisikan disposisi kebutuhan sebagai “unit-unit motivasi tindakan yang

paling penting”. Mereka membedakan disposisi kebutuhan dari diringan hati, yang

merupakan kecenderungan batiniah “energi fisiologis yang memungkinkan mewujudkan

aksi. Dengan kata lain dorongan lebih baik dipandang sebagai bagian dari organism

biologis. Disposisi kebutuhan karenanya didefinisikan sebagai kecenderungan yang sama

ketika kecenderungan itu bukan bawaan, tetapi diperoleh melalui proses aksi itu sendiri.

Dengan kata lain, disposisi kebutuhan adalah dorongan hati yang dibentuk oleh

lingkungan sosial.10

Kedua teori diatas dianggap memiliki relevansi dengan pembahasan tema yang

ada karena sesuai dengan keadaan yang ada di masyarakat mengenai bagaimana

masyarakat bisa kembali beradaptasi setelah terjadinya perubahan ekonomi yang terjadi

pada masyarakat desa Sumokali yang terkena dampak dari adanya pembangunan flyover.

10

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 130-131

(49)
(50)

BAB III

FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL

1) Deskripsi Umum Desa dan Penduduk Desa Sumokali

Desa Sumokali merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan

Candi Kabupaten Sidoarjo. Desa Sumokali terletak dibagian utara kecamatan Candi,

kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah desa ini adalah ±112,585 ha. Dengan peruntukan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Luas Wilayah

No Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha)

1. Pemukiman 58,585 ha

2. Persawahan 54 ha

Total luas 112,585 ha

Desa Sumokali dibagi dalam 2 dusun, yaitu Sumokali dan Nyamplung. Dusun

Sumokali terletak sebelah Timur, sedangkan desa Nyamplung terletak disebelah Barat

wilayah Sumokali. Kondisi umum Sumokali adalah pemukiman penduduk dengan

sejumlah besar pemukiman padat penduduk, bahkan berdiri perumahan yaitu perumahan

Sidokare asri untuk RW III, dan yang sebagian besar perumahan berdiri di wilayah

kelurahan Sidokare. Diwilayah Sumokali juga berdiri perumahan istana megah asri untuk

RW I, dan yang sebagian perumahan berdiri di wilayah desa Tenggulunan. Selain itu

berdiri beberapa pertokoan di dusun Sumokali karena letaknya strategis dan mudah di

jangkau oleh warga Sumokali dan sekitarnya.

Desa Sumokali berjarak ±3,5 km dari pusat pemerintahan kabupaten Sidoarjo, dan

berjarak ± 35 km dari ibu kota propinsi Jawa Timur.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Informan
Gambar 2.1 Struktur Sistem Tindakan
  Tabel 3.1 Luas Wilayah
  Tabel 3.3 Nama-nama dusun yang ada di  Desa Sumokali

Referensi

Dokumen terkait

memperhitungkan milenium baru. Panggilan yang dapat mengungkapkan tanggal bulan di setiap tahun sampai ke 9999. Ini adalah longcase jam, dalam casing baroque hiasan yang

[r]

Dampak negatif tersebut yaitu berupa pencermaran lingkungan akibat adanya pembuangan limbah/ sisa proses finishing produk mebel yang menggunakan bahan kimia yang dibuang secara

Hal ini didukung oleh Daryanto (2013:60) menyatakan bahwa dengan teknologi kita bisa belajar apa saja, kapan saja, dan di mana saja. Di Indonesia, meskipun teknologi belum

Askes (KCU Semarang) per 31 Desember 2011 menunjukkan jumlah peserta Askes di Kota Semarang yang memilih Puskesmas sebesar 69.578 jiwa, dan yang memilih dokter keluarga

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Plaosan 1 Pada materi operasi hitung

Hasil penelitian lain yang didapatkan oleh Reynold (dalam Sari, 2009) menunjukkan bahwa remaja putri memiliki kecenderungan lebih besar dalam berperilaku konsumtif

3) Jawaban responden tentang ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan responden menjawab setuju 83%. Hal ini menunjukkan bahwa responde sudah