FLYOVER
DAN PERUBAHAN SOSIAL
Studi Tentang Perubahan Sosial Paska Pembangunan
Flyover
Di Desa
Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) Dalam Bidang
Sosiologi
FAUZUL ADIM
NIM. B05211018
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
J U R U S A N I L M U S O S I A L
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
ABSTRAK
Fauzul Adim, 2016, “Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di Desa Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Skripsi
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Pembangunan Flyover, Perubahan Sosial
Pembangunan adalah salah satu hal yang mengarah pada kemajuan, akan tetapi perubahan juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat jika pembangunan tersebut mengancam perekonomian warga, dan sebagian warga ada yang harus kehilangan pekerjaannya hanya karena pembangunan.
Dalam penelitian ini, ada dua rumusan masalah yang hendak dikaji, yaitu (1) Bagaimana bentuk perubahan ekonomi masyarakat di Desa Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten
Sidoarjo? (2)Apa dampak dari terjadinya pembangunan flyover bagi masyarakat Desa
Sumokali Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini dipilih agar peneliti dapat menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi didalam masyarakat.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Bentuk perubahan yang ada di Desa Sumokali yaitu dari segi perekonomian masyarakat karena pada masyarakat ada beberapa usaha warung dan toko warga yang harus rela direlokasi hingga mengharuskan mereka untuk kembali beradaptasi dengan lingkungan baru. Pembangunan jalan Flyover juga membawa dampak bagi masyarakat sekitar, dampak ini berupa dampak yang negatif dan dampak positif. Adapun dampak negatif yang di alami masyarakat adalah jarak tempuh tempat usaha baru mereka lebih jauh di bandingkan dengan usaha sebelumnya, dan terhalangnya masyarakat untuk berinteraksi dengan warga desa sebelah timur yakni warga desa tenggulunan. Sedangkan untuk dampak positifnya adalah dengan adanya pembangunan
flyover ini dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya relevansi antara rumusan masalah dengan teori Fungsional Struktural karena masyarakat mampu beradaptasi dengan tempat usaha
DAFTAR ISI
SAMPUL ...
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
1. Penelitian Terdahulu ... 7
G. Kajian Pustaka ... 9
H. Metode Penelitian ... 24
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3. Pemilihan Subyek Penelitian ... 26
4. Jenis dan Sumber Data ... 28
5. Tahap-Tahap Penelitian ... 28
6. Teknik Pengumpulan Data ... 30
7. Teknik Analisis Data... 32
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 33
I. Sistematika Pembahasan ... 34
BAB II: FUNGSIONAL STRUKTURAL TALCOTS PARSON ... 37
A. Teori Fungsional Sruktural AGIL ... 37
BAB III: PENYAJIAN DATA FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL ... 46
A. Deskripsi Umum Desa Sumokali ... 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
1. Bentuk perubahan sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumokali... 49
2. Dampak dari adanya pembanguan flyover bagi masyarakat desa Sumokali 55 C. Analisis Data ... 57
BAB IV: PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Foto-foto di Lapangan
3. Jadwal Penelitian
4. Surat Keterangan (Bukti Melakukan Penelitian)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, berusaha mengembangkan
dirinya dari suatu keadaan dari masyarakat tradisional menuju keadaan yang lebih baik.
Pembangunan merupakan satu hal yang penting bagi berkembangnya sebuah Negara.
Pembangunan merupakan suatu proses perencanaan sosial yang dilakukan oleh pemerintah
yang bertujuan untuk memunculkan perubahan sosial pada masyarakat sehingga dapat
mendatangkan peningkatan kesejahtearan bagi masyarakat.
Perkembangan kota merupakan proses dari terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat. Menurut Agus Salim, perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat
mencakup tiga struktur. Perubahan tesebut diawali dengan perubahan pada struktur ekonomi,
kemudian diikuti dengan perubahan pada struktur sosial dan yang terakhir perubahan dalam
struktur kultural atau stuktur idiologi.1
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat
berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada juga
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.2
Perubahan-perubahan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Terwujudnya pembangunan jalan di perkotaan, juga akan berpengaruh di kehidupan
masyarakat diwilayah tersebut, pengaruh itu akan membawa perubahan pada masyarakat
tersebut, pembangunan yang mengarah kepada perbaikan infrastruktur di pedesaan telah
1
Agus Salim, Perubahan Sosial, Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hal 261
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 259
meningkatkan segala aspek kegiatan masyarakat. Pembangunan merupakan upaya terencana
dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik, dan hal ini merupakan proses dinamis untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan di segala bidang kehidupan
yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu, proses pembangunan
dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat dicapai dengan catatan apabila
pembangunan itu dilakukan dengan prosedur yang baik.
Pembangunan jalan merupakan salah satu yang sedang gencar-gencarnya dilakukan
oleh pemerintah kota guna mengurangi kemacetan yang semakin parah setiap harinya.
Semakin banyaknya kendaraan dijalan maka semakin minim pula ruang gerak bagi
pengendara untuk melintasi jalan.
Tidak dapat dipungkuri bahwa secara langsung maupun tidak langsung pembangunan
jalan ini mempengaruhi perekonomian warga masyarakat. Seperti adanya pembangunan jalan
di desa Sumokali yang mengakibatkan banyaknya pedagang disekitar jalan itu harus rela
pindah atau bahkan tutup untuk tidak beroprasi lagi.
Adanya pembangunan yang terjadi di Desa Sumokali Kecamatan Candi, juga
membawa dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar. Dimana dengan adanya Flyover,
sebagian masyarakat Desa Sumokali Kecamatan Candi yang berprofesi sebagai pedagang
kaki lima dan pertokoan mengalami perubahan sosial ekonomi yang sangat signifikan.
Dahulu sebelum dibangun jalan flyover, banyak warga di sepanjang jalan Desa Sumokali
Semenjak berdiri nya flyover ini banyak warga yang terpaksa menutup dagangannya
karena akses jalan yang ada di bawah flyover dibuat jalan kereta api yang mengharuskan
untuk ditutup agar tidak terjadi bahaya. Hal inilah yang mengakibatkan mereka kehilangan
banyak pelanggan. Hingga mereka beralih mata pencaharian bahkan banyak juga yang
menjadi pengangguran. Bukan hanya itu saja, pembangunan flyover di desa ini juga membuat
para warga sekitar kehilangan banyak waktu untuk berinteraksi dengan warga desa lain
karena akses jalan dibawah flyover sudah ditutup.
Atas dasar fenomena yang terjadi di lapangan dan untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya pembangunan, maka peneliti
mengambil judul sebagai berikut “Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang
Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di Desa Sumokali Kecamatan Candi
Kabupaten Sidoarjo)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka rumusan masalah yang
dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk perubahan ekonomi masyarakat di Desa Sumokali Kecamatan Candi
Kabupaten Sidoarjo?
2. Apa dampak dari terjadinya pembangunan flyover bagi masyarakat Desa Sumokali
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian yang berhubungan dengan“Flyover
dan Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyoverdi Desa
Sumokali Kecamatan Candi” mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi bentuk perubahan ekonomi masyarakat di desa Sumokali
kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya pembangunan flyover pada masyarakat desa
Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian pastinya ada manfaat yang di torehkan dalam penelitian
tersebut. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Namun bagi penelitian yang
bersifat kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu,
namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti
kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan
dan mengendalikan sesuatu gejala.3 Ada beberapa manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Secara Teoritis
Manfaat ini adalah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, wawasan,
serta informasi terhadap kajian sosiologi, khususnya dalam memperkaya kajian tentang
perubahan sosial ekonomi masyarakat karena adanya pembangunan jalan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sember modul atau bahan bacaan
tambahan bagi masyarakat, agar menambah wawasan tentang perubahan sosial karena
3
Sugiono, Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 291
adanya pembangunan dan agar mereka mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial yang
ada dalam masyarakat.
E. Definisi Konseptual
Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian, dan suatu
konsep sebenarnya adalah definisi dari sejumlah fakta atau data yang ada. Oleh karena itu
agar tidak terjadi kesalahpahaman, penulis memberikan batasan istilah atau definisi yang
digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi yang dimaksud
memiliki pengertian terbatas.
Adapun batasan bagi beberapa konsep dalam penelitian ini:
1. Perubahan sosial
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antara orang-orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma
serta peranan.4
Perubahan sosial mengarah pada lima bentuk yaitu perubahan dalam bidang
ekonomi, pendidikan, pola pikir, gaya hidup, dan keagamaan (kereligiusan).
a. Perubahan dalam bidang ekonomi adalah semakin kompleknya kebutuhan manusia
akan barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk
memproduksi barang, seseorang akan semakin mudah memperoleh barang dan jasa.
Perubahan dalam bidang ekonomi ini juga mencakup gaya hidup dan aktifitas
ekonomi pada masyarakat.5
4
Karta Sapoetra. G, Sosiologi Industri, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1992), hal. 93 5
http://liamaliabetek.com/2014/01/dampak-perubahan-sosial.html
b. Perubahan dalam bidang pendidikan adalah dalam proses pendidikan tidak pernah
disadari oleh banyak orang sebagai kekuatan yang selalu dimanfaatkan oleh banyak
kepentingan secara tumpang tindih.6Dengan begitu pendidikan masih terbilang
rendah, tingginya pendidikan bila orang sudah mulai menyadari pentingnya
pendidikan dalam kehidupan, dengan begitu akan menempuh pendidikan pada tingkat
yang lebih tinggi.
c. Perubahan dalam pola pikir, pola pikir manusia semakin berkembang melalui
pertukaran budaya, pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Mobilitas manusia yang semakin cepat, menyebabkan berbagai informasi sangat
mudah diperluaskan. Pola pikir dapat mengubah pandangan individu mengenai suatu
hal, misalnya: masyarakat menganggap pendidikan sebagai suatu yang sangat
penting, sehingga mereka berusaha untuk dapat mengenyam pendidikan. Perubahan
pola pikir ini disebabkan adanya kontak dengan luar, adanya sikap terbuka serta
kemudahan dalam mengakses teknologi informasi.7
d. Perubahan dalam bidang gaya hidup adalah dalam gaya hidup masyarakat seperti
yang diwariskan oleh nenek moyang atau generasi pendahulunya, masyarakat tersebut
disebut masyarakat tradisional, dengan gaya gidup yang sederhana. Dengan adanya
perubahan gaya hidup mulai berubah menjadi modern mengikuti pola perkembangan
zaman dengan segala bentuk kemajuan iptek. Dari kehidupan yang paling primitif
mengarah pada sebuah bentuk gaya hidup modern, seperti cara berpakaian modis.8
6
Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), hal. 286
7
Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 27
8
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34005/5/Chapter%20I.pdf
e. Perubahan dalam bidang keagamaan (kereligiusan) adalah bahwasannya perubahan
yang dikehendaki ajaran islam adalah perubahan yang memiliki dan mengutamakan
nilai-nilai, yaitu perubahan dari suatu yang kurang baik menjadi baik atau yang baik
menjadi lebih baik.
Ralp Tunner dan Lewis M. Killi mengonsepsikan perubahan sosial sebagai
kolektifitas yang bertindak terus-menerus guna meningkatkan perubahan dalam
masyarakat atau kelompok. Perubahan sosial itu merujuk pada perubahan suatu fenomena
sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia mula dari tingkat individual hingga tingkat
dunia.9
F. Telaah Pustaka
Penelitian yang relevan
1. Penelitian dari Rizkya Arina Fatihatin dengan judul “Masyarakat dan perubahan sosial
(Studi tentang Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi di Desa Pugeran
Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto)”pada tahun 2013 Fakultas Dakwah
Program Studi Sosiologi. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana
bentuk perubahan sosial dalam bidang ekonomi di Desa Pugeran, apa yang melatar
belakangi perubahan sosial ekonomi, apa dampak yang ditimbulkan dari adanya
perubahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Masyarakat di Desa Sumokali mengalami perubahan yang terjadi dalam bidang
ekonomi. Bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di Desa Pugeran yaitu banyaknya warga
Desa Sumokali yang sekarang menjadi wirausahawan seperti mendirikan warung atau
9
J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 363
tokoh dan membuka kos-kosan. Tetapi dengan banyaknya warga yang membuka usaha,
dampak yang ditimbulkan adanya rasa iri hati dan kemudian banyak melakukan
perdukunan. Latar belakang perubahan Desa Pugeran dengan berdirinya pabrik rokok
sampurna.10
2. Penelitian dari Nur Hasanah dengan judul “Industri dan Perubahan Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Bangkalan”, pada
tahun 2006 Fakultas Dakwah Program Studi sosiologi. Penelitian ini mengankat
permasalahan tentang bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Kwanyar Bangkalan
setelah adanya industrialisasi dan apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial ekonomi
tersebut. Penelitian ini menggunakan anaisis teknik analisa komparatif yang bersifat
kualitatif dalam menganalisis perubahan sosial eonomi masyarakat Kelurahan Kwanyar
Barat Bangkalan setelah adanya industrialisasi dan bentuk-bentuk perubahan sosial
ekonomi tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Kwanyar Barat Bangkalan setelah adanya industrialisasi mengalami
perubahan sosial ekonomi yang berbentuk perubahan yang cepat yang meliputi pada
matapencaharian dari nelayan beralih ke sektor industri dan jasa yang bersifat perubahan
yang besar, perubahan ini disebabkan adanya perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berkaitan pada sistem pembagian kerja, sistem stratifikasi
sosial dan sebagainya, yang berbentuk perubahan yang dikehendaki dan direncanakan
bahwa adanya pembangunan kawasan industri krupuk di Kelurahan Kwanyar Barat
tersebut dikehendaki oleh para pemiliknyausaha industri tersebut. Bentuk perubahan
10
Rizkya Arina Fatihatin, “Masyarakat dan perubahan sosial (Studi tentang Perubahan Sosial dalam Bidang Ekonomi di Desa Sumokali Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto)” (Fakultas Dakwah, Program Studi sosiologi,2013).
karena adanya industrialisasi mengakibatkan adanya urbanisasi yang berasal dari
berbagai daerah Jawa Timur.11
Dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan mempunyai
kesamaan dan perbedaan, dimana kesamaan itu sama-sama menjelaskan tentang
perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya industri pada sebuah desa dan akan
menunjang ekonomi pada masyarakat. Sedangkan perbedaannya meliputi, metode
penelitian yang dipakai peneliti hanya kualitatif bukan deskriptif kualitatif dan penelitian
ini lebih memfokuskan pada bagaimana bentuk perubahan masyarakat paska adanya
Flyover dan latar belakang perubahan sosial di desa Sumokali kecamatan Candi,
perubahan yang dihasilkan dari adanya pembangunan ini juga mengacu pada
terganggunya interaksi antar warga sekitar.
G. Kajian Pustaka
1. Perubahan Sosial
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk di dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola prilaku di antara kelompok dalam
masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki
satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara
baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan
sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi,
yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagia akibat adanya dinamika anggota
11
Nur Hasanah, “Industri dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kwanyar Barat Kecamatan Kwanyar Bangkalan”, (Fakultas Dakwah, Program Studi sosiologi: 2006).
masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat,
merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya.12
Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami oleh
masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani untuk
melakukan perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota
yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.13
Menurut Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah di terima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.14
Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi
masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaah, dapat berupa
perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencocok. Ada pula
perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahn yang lambat sekali tetapi ada juga yang berjalan cepat.15
Masyarakat tradisional pada dasarnya juga memiliki ciri yang dinamis.
Masyarakat tradisional tersebut selalu mengalami perubahan sosial yang terus-menerus,
sesuai dengan tatanan internal dan kekuatan eksternal yang
mempengaruhinya.16Perubahan sosial mempunyai ciri-ciri diantaranya yaitu:17
a. Diferential social organization
12
Elly M. Setiadi, dkk., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), hal 49
13
Ibid, hal 51
14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 263
15
Ibid, hal 261
16
Suwarsono dan Alvin Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1994), hal 65
17
Muchammad Ismail, dkk, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: IAIN SA Press, 2013), hal 184
b. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan
pemikiran ideologi, politik dan ekonomi
c. Mobilitas, dengan terjadinya revolusi industri dan revolusi demokrasi, maka
terjadi pula mobilitas baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
d. Culture conflict, tiap bangsa mempunyai kebudayaan sendiri dan tiap kebudayaan
mempunyai norma-norma yang sederhana satu sama lain.
e. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan.
1.1Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada
evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan
diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru,
yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan-rentetan
perubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di
dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan.18
Perubahan cepat atau revolusi merupakan wujud perubahan yang paling
spektakuler, sebagai tanda perpecahan mendasar dalam proses historis dan
pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan pembentukan manusia.19
b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
18
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 269 19
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 14
Dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berarti masyarakat. perubahan mode pakaian,
misalnya, tidak akan pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan
karena tidak mengakibatkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris
akan membawa peerubahan pengaruh besar.20
c. Perubahan yang Dikehendaki (direncanakan) dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki (tidak direncanakan)
Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan
atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan yang ada di dalam masyarakat. pihak yang menghendaki
perubahan dinamakan agen of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan yang direncanakan selalu berada
dibawah kendali agen of change tersebut.
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi tanpa direncanakan, berlangsung di luar jangkkauan pengawasan
masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapakan
dikehendaki masyarakat.21 Apabila perubahan yang tidak dikehendaki tersebut
berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan yang dikehendaki, perubahan
tersebut mempunyai pengaruh yang demikian besarnya terhadap
perubahan-20
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 271 21
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 16
perubahan yang dikehendaki. Keadaan tersebut tidak akan diubah tanpa mendapat
halangan-halangan masyarakat itu sendiri. Perubahan yang dikehendaki diterima
oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan yang ada.22
1.2Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial
Faktor yang berasal dari dalam yaitu:
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga
kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya
transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan misalnya,
dalam bidang pembagian kerja.23
b. Penemuan-penemuan Baru
Banyaknya penemuan-penemuan teknologi yang mengakibatkan
perubahan sosial yang luas di dalamnya. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang
besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut
dengan inovasi atau innovation.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan
dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang
berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru menjadi
22
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 273
23
Ibid, hal 275
invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru itu.24
Teknologi selalu menjadi mekanisme penting dari perubahan, dan menjadi
faktor penting dalam perubahan sosial. Perkembangan teknologi berjalan dengan
kecepatan yang semakin meningkat. Teknologi akan digunakan untuk
menanggulangi kontradiksi dalam tatanan sosial.25
Faktor yang berasal dari luar yaitu:
a. Terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik. Kondisi ini terkadang
memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya.
b. Adanya pengaruh kebudayaan lain. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.26
1.3Faktor yang Menghambat Terjadinya Perubahan
a. Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain
Apabila sebuah masyarakat tidak melakukan kontak sosial (interaksi) dengan
masyarakat lain, maka tidak akan terjadi tukar informasi, atau tidak akan mungkin
terjadi proses asimilasi, akulturasi yang mampu mengubah kondisi masyarakat
tersebut.
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Lambat
24
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 16-18
25
Robert H. Lauer, Perspektif tentang perubahan Sosial, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), hal 241
26
Mudjia Rahardjo, Sosiologi Pedesaan “Studi Perubahan Sosial”, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hal 35
Ilmu pengetahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa
masyarakat menuju pada peradaban yang lebih maju. Jadi, apabila perkembangan
ilmu pengetahuan berjalan lambat, maka akan dipastikan masyarakat juga akan
mengalami perubahan yang lambat pula.
c. Sikap Masyarakat yang sangat Tradisional
Suatu sikap yang mengagung-agungkan kepercayaan yang sudah diajarkan
nenek moyangnya yang sudah dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak yang
sudah diajarkan nenek moyangnya.
d. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang telah Tertanam dengan Kuat atau Vested
Interests
Dalam setiap kehidupan masyarakat akan ada sekelompok individu yang
ingin mempertahankan atau hanya sekedar ingin mewujudkan ambisinya dalam
meraih tujuan pribadi atau golongannya. Kelompok-kelompok ini akan berusaha
keras untuk mempertahankan posisinya dalam masyarakat.27
e. Prasangaka terhadap Hal-Hal Baru atau Asing atau Sikap yang Tertutup
Unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari Barat, sehingga prasangaka
kian besar lantaran khawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah masuk
lagi, karena sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat yang pernah
dijajah bangsa-bangsa Barat.
f. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
27
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 21-22
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah biasanya
diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah
menjadi integrasi masyarakat tersebut.
g. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Kebiasaan yang mencakup
bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian
tertentu begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah. 28
1.4Faktor Pendorong Perubahan sosial
a. Faktor sosial, faktor pendorong sosial berkaitan dengan aspek organisasi sosial,
seperti keluarga, kelompok-kelompok sosial tertentu, organisasi masyarakat dan
sebagainya.
b. Faktor psikologis. Pada dasarnya berkaitan dengan keberadaan individu-individu
dalam menjalankan perannya di masyarakat. Individu kreatif dan motivatif
merupakan salah satu agen perubahan di masyarakat.
c. Faktor budaya. Dukungan budaya atas penerimaan sesuatu yang baru akan
mempermudah terjadinya proses perubahan sosial.29
1.5Perubahan dalam Aspek Ekonomi30
Parsons dan Smelser telah menyatakan bahwa ekonomi bersifat adaptif,
mempunyai tujuan, terintegrasi dan selalu berusaha tetap mempertahankan polanya.
28
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 286-287
29
Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 23 30
S.R. Parker, dkk, Sosiologi Industri, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1985), hal 29-32
Analisa dan menyimpulakan beberapa bentuk utama struktur ekonomi beserta
perubahan-perubahannya. Berbagai penemuan baru, perkembangan teknologi dan
perubahan dalam dunia telah mengubah secara radikal karakter industri.
Industri-industri dengan teknik baru, misalkan di dalam bidang elektronik dan Industri-industri kimia
serta dalam bidang kontruksi mesin dan teknologi perminyakan, telah menjadi bagian
besar dari nilai ekspor dan memberikan kesempatan kerja yang cukup besar.
Nilai memainkan peranan penting di dalam merasionalisasikan norma-norma
tentu di dalam suatu organisasi. Nilai yang berlaku biasanya selalu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi agar memunginkan dirinya mampu mengembangkan dan
mengendalikan berbagai macam sistem sosial dan ekonomi dalam suatu masyarakat.
Di dalam msyarakat industri modern suatu nilai tertentu telah digunakan
untuk mengendalikan, mengembangkan dan meningkatkan produktifitas ekonomi.
Keinginan memaksimumkan keuntungan ataupun mendapatkan upah
setinggi-tingginya serta naluri untuk bekerja keras, merupakan refleksi dari suatu nilai yang
terasa ganjil di dalam suatu masyarakat yang tertutup, suatu nilai yang jarang
ditemukan maupun juga di dunia.
Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem
di masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakat
tersebut. Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan,
bahkan sampai peningkatan tarap hidup yang lebih baik lagi. Perubahan-perubahan
yang terjadi bisa merupakan kemajuan.
Pendidikan merupakan salah satu institusi penting dalam proses perubahan
sosial. Masyarakat yang memiliki sistem pendidikan yang maju tentu saja dapat
mempercepat perubahan sosial dalam masyarakat. Pendidikan memberikan
sumbangan pada perubahan sosial yang terjadi pada individu maupun masyarakat.
Perubahan masyarakat dari masyarakat agraris yang seluruh kehidupannya
selalu bergantung dengan alam, kemudian berubah menjadi masyarakat industri yang
bergantung pada teknologi. Masyarakat industri mengandalkan kekuatan teknologi
dalam setiap aktivitasnya, memaksa individu untuk terampil dan memiliki keahlian
khusus untuk mengoperasikan teknologi. Lahirlah institusi pendidikan yang berfungsi
membekali individu dengan keahlian khusus dalam menghadapi era industri. Institusi
pendidikan bertujuan untuk menyiapkan individu agar dapat berperan dalam proses
industri. Pendidikan diposisikan sebagai institusi yang harus mengikuti
perkembangan dunia industri.
Pendidikan dapat mengubah pola pikir individu serta memberikan pencerahan
pada individu mengenai hal-hal yang selama ini belum diketahuhi banyak
masyarakat, pendidikan juga dapat merombak berbagai mitos yang selama ini
berkembang dalam masyarakat, pendidikan dapat meluruskan berbagai hal yang
selama ini dimaknai salah oleh masyarakat.31
1.7Perubahan dalam Aspek Pola Pikir
Pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran budaya,
pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mobilitas
manusia yang semakin cepat, menyebabkan berbagai informasi sangat mudah
31
Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 265-266
diperluaskan. Pola pikir dapat mengubah pandangan individu mengenai suatu hal,
misalnya: masyarakat menganggap pendidikan sebagai suatu yang sangat penting,
sehingga mereka berusaha untuk dapat mengenyam pendidikan. Perubahan pola pikir
ini disebabkan adanya kontak dengan luar, adanya sikap terbuka serta kemudahan
dalam mengakses teknologi informasi.32
Dimana masyarakat sudah mempunyai kesadaran dalam berfikir maju tentang
masa depan. Melihat zaman yang semakin berkembang bila tidak diimbangi dengan
pola pikir yang kedepan dan maju ia akan mengalami ketertinggalan, seperti
pentingnya pendidikan dalam kehidupan dan menerima perubahan yang bersifat
positif.
1.8Perubahan dalam Aspek Gaya Hidup
Didukung oleh bidang ekonomi, ditandai dengan kebutuhan manusia akan
barang-barang dan jasa semakin komplek, sehingga sektor industri dibangun secara
besar-besaran untuk memproduksi barang. Peningkatan konsumerisme, pendapatan
dan konsumsi barang dianggap sebagai simbol yang penting. Kegiatan konsumtif
dalam masyarakat modern merupakan sebuah kewajaran. Masyarakat modern
diidentikkan dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
semakin membaik.33
1.9Perubahan dalam Aspek Keagamaan
Bentuk-bentuk perubahan sosial mempengaruhi secara negatif kehidupan
keagamaan, misalnya dalam masyarakat industri peranan pengelompokan sekunder
semakin menggeser pengelompokan primer termasuk pengelompokan sekunder ialah
32
Ibid, hal 27 33
Ibid, hal 175
unit dan organisasi kerja atas produksi, sedangkan pengelompokan primer ialah
keluarga suku, agama, dan sebagainya.34
1.10Pola-pola perubahan dari tempat tinggal dan pandangan hidup masyarakat,
berpengaruh kepada perhatian masyarakat terhadap kehidupan masa lalu dan harapan
mereka kepada masa depan:
a. Orang modern telah menilai bahwa tradisi nenek moyang ada kalanya dapat
ditinggalkan tergantung pada tingkat kebutuhan yang dirasakan. Dalam mencari
tempat tinggal mereka sudah tidak lagi memperhatikan adanya batas-batas
tempat leluhur yang berupa makam, bekas tempat pemukiman dan tempat
beribadah nenek moyangnya, mereka akan mengembangkan diri lebih rasional
terutama dalam memilih tempat bermukim bagi keluarganya.
b. Perhatian yang sangat kuat terhadap pendidikan bagi generasi muda secara
terbuka, tidak hanya berfikir untuk hari ini tetapi untuk jangka panjang
anak-anak keturunannya.35
H. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui suatu yang mempunyai
langkah-langkah sistematik. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan dalam suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah
suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Ditinjau dari filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi yaitu yang menyangkut
bagaimana kita mengadakan penelitian.36
34
Nur Kholis Majid, Islam dan Kemoderenan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1993), hal 148 35
Agus Salim, perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002) hal 152
36
Husaini Usma, Medote Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 42
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Flyover dan Perubahan Sosial (Studi tentang
Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di desa Sumokali kecamatan Candi”,
maka peneliti ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan utama penelitian
kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih
menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada
merincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Peneliti ingin mengetahui
gambaran secara lengkap mengenai pola perubahan ekonomi di desa Sumokali
kecamatan Candi .
Menurut Kirk dan Miller (1997) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristiwanya dan hubungan langsung
dengan orang-orang tersebut.37 Sehingga pendekatan kualitatif ini akan lebih
mempermudah peneliti dalam penulisan, karena akan sering berhubungan dan
berinteraksi dengan masyarakat.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
yang bertujuan mempelajari masalah-masalah yang ada, dan didalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi yang sedang
terjadi.
Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi
didalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih. Masalah yang diteliti dalam
37
Jhon W. Creswell, Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ke-3,
penelitian ini adalah tentang beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ekonomi
masyarakat karena adanya pembangunan flyover serta dampak yang ditimbulkan dari
adanya pembangunan tersebut.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Sumokali kecamatan Candi kabupaten
Sidorajo Jawa Timur, ini mempunyai wilayah yang sangat strategis karena terletak di
sebelah Selatan Surabaya, dan berada di pusat kota sidoarjo. Kecamatan Candi tersebut
bisa dikatakan sebagai daerah pembangunan Salah satu desa yang berada di di Desa
Sumokali kecamatan Candi dimana desa ini di bawah pembangunan.
Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan ada satu alasan, yaitu lokasi tersebut
merupakan daerah yang yang terkena pembangunan flyover, dan mayoritas penduduknya
mata pencahariannya berada di tempat tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tersebut.
Saat peneliti penelitian di lapangan, peneliti berkenalan lebih dekat dengan para
warga yang ada di dua Desa tersebut. Setelah peneliti melakukan pendekatan ke warga,
maka peneliti meminta izin untuk melakukan interview pada masyarakat (wirausawan,
perangkat desa dan masyarakat biasa).
Peneliti menginginkan data-data yang jelas sehingga tidak ada kesalahan dalam
penulisan laporan. Peneliti melakukan pengamatan atau penelitian di dalam masyarakat
itu di mulai Maret. Setelah dilaksanakannya penelitian, maka peneliti melakukan
penulisan laporan skripsi.
Subyek penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tehnik non-probability
sample dengan cara purposive sampling atau sampel bertujuan. Adapaun tekhnik
pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah tekhnik snowball sampling. Tekhnik
snowball sampling adalah penggalian data melalui wawancara dari satu responden ke
responden lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi baru lagi.
Pada penelitian ini, peneliti akan mewawancarai masyarakat sekitar jalan yang
dibangun flyover. Penelitian ini mengambil subjek dari masyarakat sekitar yakni
masyarakat desa Sumokali Kecamatan Candi yang memiliki usaha pertokoan dan para
pedangang kaki lima. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti mengambil
informan sebanyak 10 orang. Adapun daftar namanya sebagai berikut:
Tabel 1.1 Daftar Informan
No Nama Umur Status
1. Pak Jamal 41 tahun Kepala Desa
2. Abah Faizin 49 tahun34h Wirausaha (Toko)
3. Pak Asnan 40 tahun Wirausaha (Toko)
4. Ibu Sukiyah 40 tahun Warung Nasi
5. Ibu Muslikah 45 tahun Toko peracangan
6. Pak Hari 47 tahun Dealer Motor
7. Pak Sucipto 49 tahun Warung Nasi
8. Ibu Kurnia 42 tahun Warga
9. Ibu Laila 35 tahun Warga
4. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh, dan data ini diungkapkan dalam
bentuk kalimat dan cerita pendek. Data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama di
lapangan berupa hasil wawancara langsung dari informan yang diteliti.
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menggunakan metode
wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat sekitar
pembangunan flyover di desa Sumokali.
2) Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang mendukung data utama, data yang ditulis oleh
pembuatnya sebagai suatu dokumen sejarah atau dokumen yang di abadikan, seperti
sejarah desa, atau data-data lain yang mendukung dalam penelitian ini. Data sekunder
dari penelitian ini berupa profil desa dan dokumen-dokumen lain yang menambah
informasi untuk penelitian ini.
5. Tahap-tahap Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian
meliputi:
a. Tahap Pra Lapangan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat suatu
bahan dan mendisain apa yang dilakukan pada saat penelitian.
2. Survey Lapangan
Dalam survei lapangan, peneliti mencari tahu keadaan penduduk yang akan
diteliti apakah daerah atau desa ini layak atau cocok untuk diteliti.
3. Mengatur Perizinan
Sebelum diadakan penelitian, peneliti mengurus surat izin ke pihak prodi
untuk ditandatangani yang selanjutnya diserahkan kepada pihak yang akan
dijadikan tempat penelitian.
b. Tahap Lapangan
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Untuk memasuki suatu lapangan penelitian, peneliti perlu memahami latar
penelitian terlebih dahulu, di samping itu peneliti perlu mempersiapkan diri baik
fisik maupun mental dalam menghadapi subjek yang akan diteliti di lapangan.
2. Memasuki lapangan
Dalam hal ini perlu adanya hubungan yang baik antara peneliti dengan
subjek yang diteliti sehingga tidak ada batasan khusus antara peneliti dengan
subjek, pada tahapan ini peneliti berusaha menjalin keakraban dengan tetap
menggunakan sikap dan bahasa yang baik dan sopan tetapi subjek memahami
bahasa dan sikap yang digunakan dalam melakukan wawancara dan pengambilan
data yang lainnya dengan semua kegiatan yang dilakukan oleh subjek.
Pengumpulan data merupakan salah satu proses dalam suatu penelitian. Tujuan
dari pengumpulan data adalah untuk menjaring data-data yang diperlukan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu antara lain:
a. Metode Observasi
Merupakan proses yang komplek, yang tersusun dari proses biologis dan
psikologis atau merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lainnya. Dalam menggunakan teknik observasi yang
penting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.38
Dalam teknik ini akan mendapat data yang valid serta terperinci sehingga data
tidak dapat dipalsu, informan atau data tersebut dapat dijamin kebenarannya, dan ini
juga dapat digunakan untuk menentukan kroscek terhadap data yang diperoleh dari
teknik yang lain terutama wawancara. Teknik observasi digunakan agar peneliti dapat
mengamati bagaimana Perubahan sosial ekonomi paska pembangunan Flyover dan
dampak yang terjadi setelah adanya pembangunan tersebut di Desa Sumokali
Kecamatan Candi
b. Metode interview
Metode interview adalah suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan
untuk memperoleh keterangan pendirian respoden melalui percakapan langsung atau
bertatap muka. Menurut Deddy Mulyana, wawancara adalah bentuk komunikasi
antara dua orang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu.
38
Suharsini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 54
Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan jawaban dari beberapa
informan mengenai perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat paska adanya
pembangunan flyover, terutama pada masyarakat yang memiliki usaha disekitar jalan
yang sebelum dibangun flyover dan juga dampak yang dirasakan masyarakat secara
langsung dari adanya pembangunan flyover.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable-variabel yang merupakan cacatan, buku, transkip, surat kabar, majalah dan
sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi di gunakan untuk mengumpulkan data
tentang monografi Desa Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo yang
mencakup keadaan fisik, geografi, kependudukan dan data lapangan saat peneliti
melakukan wawancara langsung dengan informan di desa tersebut.
7. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini merupakan suatu tahapan untuk mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan data pendudukung lainnya untuk lebih
memahamkan peneliti atas fenomena yang diteliti. Analisa data dalam penelitian
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan serta memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari
dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.39
Sehubungan dengan penelitian ini maka data-data yang sudah terkumpul melalui
observasi, wawancara, dokumentasi maupun catatan lapangan diurutkan dan
39
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 248
diorganisasikan dalam kategori atau pokok-pokok bahasan yang untuk selanjutnya di
usulkan dan diuraikan sedemikian rupa kemudian dikaitkan dengan teori yang ada.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisa domain. Analisa domain merupakan analisa
yang mempunyai tujuan untuk mengidentifikasikan kategori-kategori pemikiran yang asli
serta memperoleh pandangan awal suatu budaya yang sedang diamati.40
Sedangkan dalam analisis data ini mempunyai tujuan untuk mencari bagaimana
Perubahan ekonomi paska pembangunan Flyover Masyarakat Industri di Desa Sumokali,
dan dampak yang terjadi setelah adanya pembangunan jalan bagi perubahan ekonomi
masyarakat di desa Sumokali.
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan pengecekan keabsahan data. Agar data ini
dapat dipertanggung jawabkan.41Adapun teknik keabsahan data yang digunakan adalah:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Peneliti harus memiliki rupa melakukan penggalian data dilapangan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seorang peneliti dengan metode kualitatif
membutuhkan waktu yang panjang. Dengan demikian keaslian data yang diperoleh
dapat membangun tingkat kepercayaan yang tinggi pada hasil penelitian. Penelitian
ini juga mendapatkan bahan untuk mempelajari keadaan lapangan yang berkaitan
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b. Ketekunan pengamatan
Teknik ini dikemukakan untuk memahami pola perilaku, situasi dan kondisi,
serta proses tertentu sebagai pokok penelitian. Hal tersebut berarti secara mendalam
40
James P. Spradley, Metode Etnografi, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyavvkarta, 1997), hal. 153
41
Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 35
dan tekun dalam mengamati berbagai faktor dan aktifitas tertentu. Ketekunan
pengamatan ini dimaksudkan untuk menemukan fakta dan menjawab segala
persoalan sehingga terjawab secara rinci.
c. Teknik Triangulasi Data
Triangulasi data merupakan upaya yang dilakukan penulis untuk melihat
keabsahan data. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali
keabsahan hasil data yang diperoleh dilapangan. Hal ini dilakuakn dengan cara
menanyakan kembali kepada informan-informan tentang data yang sudah didapat.
Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yaitu
triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada
penelitian ini digunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan
memeriksa kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian.42
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari empat bab dan
beberapa sub bab, yang tersusun sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan,penulis memberikan gambaran tentang latar belakang
masalah yang akan diteliti. Setelah itu menentukan rumusan masalah dalam penelitian
tersebut. Serta menyertakan tujuan dan manfaat penulisan.
BAB II: KAJIAN TEORI
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 300
Pada bab ini menjelaskan tentang teori apa yang akan digunakan untuk menganalisis
penelitian. Kerangka teoritik adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori
yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah penelitian. Pada bab ini juga membahas tentang kajian pustaka.
BAB III: PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PASKA PEMBANGUNAN FLYOVER
BAGI MASYARAKAT DESA SUMOKALI
Dalam BAB III ini terdiri dari beberapa Sub yaitu:
1. Deskripsi umum objek penelitian – Desa Sumokali
Dalam bab ini akan dikemukakan gambaran umum obyek penelitian secara
sederhana agar diketahui obyek penelitian tersebut: deskriptif letak geografis wilayah
penelitian dan lainnya yang dirasa peneliti dapat mendukung gambaran penelitian
2. Bentuk Perubahan Masyarakat Desa Sumokali.
Dalam bagian ini di paparkan mengenai data obyek penelitian, terutama yang
terkait dengan rumusan maslah yaitu mengenai bentuk perubahan masyarakat
industri, yang menjelaskan tentang jawaban atas masalah yang di ajukan oleh
peneliti, yang didasarkan atas hasil pengamatan dan wawancara serta informasi
lainnya.
3. Dampak pembangunan flyover terhadap perubahan ekonomi Desa Sumokali.
Dalam bagian ini dipaparkan mengenai dampak yang terjadi dan dirasakan
oleh masyarakat sekitar di desa Sumokali.
Bab IV ini merupakan bab yang terakhir dalam penulisan laporan penelitian, yang
berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.
A. Kesimpulan
BAB II
STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTS PARSONS
A. Teori Struktural Fungsional AGIL
Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Industri dan
Perubahan Sosial (Studi tentang Perubahan sosial paska pembangunan Flyover di desa
Sumokali kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo), maka peneliti menggunakan teori
fungsionalisme struktural AGIL.
Teori ini merupakan salah satu teori yang terdapat dalam gugusan paradigm fakta
sosial, dimana pandangannya lebih mengutamakan pada peran setiap struktur masyarakat dan
pengaruhnya terhadap pola dan system dalam masyarakat. Secara sederhana, asumsi dasar
dari teori ini adalah bahwa setiap bagian atau struktur dalam masyarakat fungsional terhadap
struktur yang lain. Artinya tidak ada satu bagian dalam masyarakat yang tidak memiliki
fungsi dalam system kehidupan di masyarakat.
Terlepas dari asumsi diatas, Teori ini memandang masyarakat dalam level makro.
Sehingga perhatiannya lebih ditekankan pada system masyarakat secara keseluruhan bukan
individu dalam masyarakat. Namun tidak berarti mengesampingkan eksistensi individu
dalam system dan keberadaannya di masyarakat.
Menurut teori fungsionalis masyarakat adalah suatu sistem sosial yang berdiri atas
bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.1
Keseimbangan yang dimaksudkan dalam teori ini adalah bahwa masyarakat selalu
dalam keadaan yang harmonis tanpa adanya konflik yang terjadi karena segala sesuatunya
1
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal 21
dianggap fungsional terhadap yang lain. Dan apabila konflik terjadi maka sistem akan
mengembalikan pada posisi semula sebelum terjadinya konflik ataupun bagian tersebut akan
tereduksi dan hilang dari system yang berlaku.
Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural adalah “setiap
struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap yang lainnya. Sebalikanya
kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Teori
ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem lain. Karena itu
mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sitem dalam beroperasi
menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini
beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.
Talcott Persons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis. Ada beberapa
perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya. Pada bagian ini membahas
karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Talcott Persons terkenal dengan empat
imperatif fungsional bagi sistem “tindakan” yaitu skema AGIL. AGIL fungsi adalah suatu
gagasan aktifitas yang diarahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem.
Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang
diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem adaptasi (A/adaptation), (Goal
attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (latency) atau pemeliharaan pola. Secara
bersama-sama keempat imperatif fungsional tersebut disebut dengan skema AGIL. Agar
dapat bertahan hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut.2
1. Adaptation. Fungsi ini adalah fungsi yang sangat penting. Pada fungsi ini, sistem harus
dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang kompleks, dan
sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan
2
George Ritzer, Edisi Terbaru Teori Sosiologi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), hal 256
lingkungan untuk kebutuhannya. Fungsi ini merupakan fungsi organism atau sistem
organis tingkah laku.
2. Goal attainment. Fungsi ini sangat penting, yaitu sistem harus memiliki, mendefinisikan,
dan mencapai tujuan utamanya.3 Secara estafet ia mengambil hal-hal yang diserap oleh
daya adaptasi, diambil oleh goal untuk dimanage sehingga tujuan dapat tercapai.4
3. Integration. Sebuah sistem harus mampu mengatur dan menjaga hubungan bagian-bagian
yang menjadi komponennya. Selain itu, sistem harus dapat mengatur dan mengelolah
ketiga fungsi (AGIL), fungsi integrasi merupakan fungsi sistem sosial.
4. Latentcy. Sistem harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah sistem harus
memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan kultur. Fungsi ini
merupakan fungsi cultural (budaya).5
Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem
teoritasnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan
cara parsons menggunakan AGIL. Organism behavioral adalah sistem tindakan yang
menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem
kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan
memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainya. Sistem sosial menangani
fungsi integrasi dan mengontrol bagian-bagian yang menjadi komponennya, akhirnya sistem
kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dan norma dan nilai-nilai yang
memotivasi mereka untuk bertindak.6
3
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 61
4
Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa: Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2002), hal 103
5
Nanang Martono, SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL PERSPEKTIF Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal 61-62
6
George Ritzer, Edisi Terbaru Teori Sosiologi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), hal 257
Struktur sistem tindakan menurut skema AGIL Gambar 2.1 Struktur Sistem Tindakan
L I
SISTEM KULTURAL SISTEM SOSIAL
ORGANISME PERILAKU SISTEM KEPRIBADIAN
A G
a. Sistem Organisme
Sistem organisme biologis dalam sistem tindakan berhubungan dengan fungsi
adaptasi yakni menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Sistem
organism atau aspek dari manusia. Kesatuan yang paling dasar dalam sistem ini adalah
manusia dalam arti biologis, yakni aspek fisik dari manusia. Hal lain yang termasuk ke
dalam aspek fisik ialah lingkungan fisik dimana manusia itu hidup. Dimana aktor atau
pelaku yang terdiri dari seorang individu atau suatu kolektivitas, dan aktor ini merupakan
untuk mencapai tujuan.7
b. Sistem Sosial
Sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor-aktor individual yang saling berinteraksi
dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik,
aktor-aktor yang mempunyai motivasi dalam arti mempuyai kecenderungan untuk
mengoptimalkan kepuasan yangberhubungan dengan situasi mereka didefinisikan dan
dimediasi dalam term sistem simbol bersama yang terstruktur secara kultural.
Parsons berkomitmen untuk melihat sistem sosial sebagai sebuah interaksi, namun
ia tak menggunakan interaksi sebagai unit fundamental dalam studi tentang sistem sosial.
Konsep ini bukan merupakan satu aspek dari aktor atau aspek interaksi, tetapi lebih
7
Bernard Rodo, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2007), hal 54
merupakan komponen struktural dari sistem sosial. Status mengacu pada posisi struktural
didalam sistem sosial, dan peran adalah apa yang dilakukan aktor dalam posisinya itu.
Aktor tidak dilihat dari sudut pikiran dan tindakan, tetapi dilihat tak lebih dari sebuah
kumpulan beberapa status dan peran (sekurang-kurangnya dilihat dari sudut posisi di
dalam sistem sosial).
Dalam analisisnya tentang sistem sosial, Parsons terutama tertarik pada
komponen-komponen strukturalnya. Memperhatikan komponen sistem sosial berskala
luas seperti kolektivitas, norma dan nilai. Dalam analisisnya mengenai sistem sosial ia
bukan semata-mata seorang strukturalis, tetapi juga seorang fungsisonalis. Ia menjelaskan
sejumlah persyaratan fungsional dari sistem sosial. Pertama, sistem sosial harus
terstruktur (ditata) sedemikian rupa sehingga bisa beroperasi dalam hubungan yang
harmonis dengan sistem lainnya. Kedua, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sistem
sosial harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem yang lain. Ketiga, sistem
sosial harus mampu memenuhi kebutuhan para aktornya dalam proporsi yang signifikan.
Keempat, sistem harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para
anggotanya. Kelima, sistem social harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi
mengganggu. Keenam, bila konflik akan menimbulkan kekacauan, itu harus
dikendalikan. Ketujuh, untuk kelangsungan hidupnya, sistem sosial harus memerlukan
bahasa.
Aktor dan Sistem Sosial.Dalam menganalisis sistem sosial, Parsons sama sekali
tidak mengabaikan masalah hubungan antara aktor dan struktur sosial. Persyaratan kunci
bagi terpeliharanya integrasi pola nilai didalam sistem adalah proses internalisasi dan
didalam sistem sosial. Dalam proses sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai itu
diinternalisasikan artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari “kesadaran” aktor.
Akibatnya dalam mengejar kepentingan mereka sendiri, aktor sebenarnya mengabdi
kepada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan.
Sosialisasi dan kontrol sosial adalah mekanisme utama yang memungkinkan
sistem sosial mempertahankan keseimbangannya. Individualitas dan penyimpangan
diakomodasi, tetapi bentuk-bentuk yang lebih ekstrem harus ditangani dengan
mekanisme penyeimbangan ulang, menurut Parsons, keteraturan sosial sudah tercipta
dalam struktur sistem sosial itu sendiri.8
c. Sistem Kultural
Parsons mendefinisikan kultur menurut hubungannya dengan sistem tindakan
yang lain. Jadi, kultur dipandang sebagai sistem simbol yang terpola, teratir, yang
menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem kepribadian yang sudah
terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan di dalam sistem sosial.
Karena sebagian besar bersifat subjektif dan simbolik seperti kepercayaan religius,
bahasa, dan nilai.9 Kultur dengan mudah ditularkan dari satu sistem ke sistem yang lain.
Kultur dapat dipindahkan dari satu sistem sosial ke sistem sosial yang lain melalui
penyebaran (difusi) dan dipindahkan dari satu sistem kepribadian ke sistem kepribadian
lain melalui proses belajar dan sosialisasi. Sifat simbolis (subjektif) kultur juga
memberinya sifat lain, yakni kemampuan mengendalikan sistem tindakan yang lain.
d. Sistem Kepribadian.
8
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 124-127
9
Bernard Rodo, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2007), hal 55
Sistem kepribadian (personalitas) tak hanya dikontrol oleh sistem kultural., tetapi
juga oleh sistem sosial. Menurut Parsons, meskipun kandungan utama struktur
kepribadian berasal dari sistem sosial dan kultural melalui proses sosialisasi, namun
kepribadian menjadi suatu sistem yang independen melalui hubungannya dengan
organism dirinya sendiri dan melalui keunikan pengalaman hidupnya sendiri, kepribadian
bukanlah merupakan sebuah epifenomenon semata.
Personalitas didefinisikan sebagai sistem orientasi dan motivasi tindakan aktor
individual yang terorganisir. Komponen dasarnya adalah “disposisi kebutuhan”. Parsons
dan Shils mendefinisikan disposisi kebutuhan sebagai “unit-unit motivasi tindakan yang
paling penting”. Mereka membedakan disposisi kebutuhan dari diringan hati, yang
merupakan kecenderungan batiniah “energi fisiologis yang memungkinkan mewujudkan
aksi. Dengan kata lain dorongan lebih baik dipandang sebagai bagian dari organism
biologis. Disposisi kebutuhan karenanya didefinisikan sebagai kecenderungan yang sama
ketika kecenderungan itu bukan bawaan, tetapi diperoleh melalui proses aksi itu sendiri.
Dengan kata lain, disposisi kebutuhan adalah dorongan hati yang dibentuk oleh
lingkungan sosial.10
Kedua teori diatas dianggap memiliki relevansi dengan pembahasan tema yang
ada karena sesuai dengan keadaan yang ada di masyarakat mengenai bagaimana
masyarakat bisa kembali beradaptasi setelah terjadinya perubahan ekonomi yang terjadi
pada masyarakat desa Sumokali yang terkena dampak dari adanya pembangunan flyover.
10
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2007), hal 130-131
BAB III
FLYOVER DAN PERUBAHAN SOSIAL
1) Deskripsi Umum Desa dan Penduduk Desa Sumokali
Desa Sumokali merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan
Candi Kabupaten Sidoarjo. Desa Sumokali terletak dibagian utara kecamatan Candi,
kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah desa ini adalah ±112,585 ha. Dengan peruntukan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Luas Wilayah
No Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha)
1. Pemukiman 58,585 ha
2. Persawahan 54 ha
Total luas 112,585 ha
Desa Sumokali dibagi dalam 2 dusun, yaitu Sumokali dan Nyamplung. Dusun
Sumokali terletak sebelah Timur, sedangkan desa Nyamplung terletak disebelah Barat
wilayah Sumokali. Kondisi umum Sumokali adalah pemukiman penduduk dengan
sejumlah besar pemukiman padat penduduk, bahkan berdiri perumahan yaitu perumahan
Sidokare asri untuk RW III, dan yang sebagian besar perumahan berdiri di wilayah
kelurahan Sidokare. Diwilayah Sumokali juga berdiri perumahan istana megah asri untuk
RW I, dan yang sebagian perumahan berdiri di wilayah desa Tenggulunan. Selain itu
berdiri beberapa pertokoan di dusun Sumokali karena letaknya strategis dan mudah di
jangkau oleh warga Sumokali dan sekitarnya.
Desa Sumokali berjarak ±3,5 km dari pusat pemerintahan kabupaten Sidoarjo, dan
berjarak ± 35 km dari ibu kota propinsi Jawa Timur.