• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUASA RAMADHAN ...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUASA RAMADHAN ..."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Puasa Ramadlan 1

PUASA RAMADHAN

Oleh Drs. H. Jojo Suharjo

(Wakil Ketua Pengadilan Agama Brebes Kelas I.A.)

KATA PENGANTAR

Uraian tulisan berjudul tersebut diatas disusun pada tahun 1988 ketika penulis bertugas di Pengadilan Agama Sao Sio dan pernah diunggah melalui website resmi Pengadilan Agama Purwokerto Kelas I.B. pada tahun 2010 ketika penulis bertugas sebagai Wakil Ketua di Pengadilan Agama tersebut.

Kini penulis sajikan dan tuangkan kembali seutuhnya, semoga bermanfaat.

PUASA RAMADHAN

Syukur alhmadulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT, bahwa beberapa hari lagi kita akan menemui lagi Bulan Suci Ramadhan, bulan yang sangat dinanti-nantikan dan dirindukan oleh umat Islam; bulan yang kedatangannya disambut dengan gembira dan kepergiannya diantar dengan hari raya. Bulan Ramadhan adalah bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT, yang penuh berkah dan yang banyak kelebihan-kelebihan dari bulan lainnya. Bulan yang didalamnya kita wajib menjalankan puasa, melaksanakan perintah Allah SWT, salah satu rukun Islam yang lima, yang perintahnya tercantum dalam surat Al_Baqarah : 183 :

$y

㕃

r'¯

t

ƒ

t

Ï

%

©

!

$#

(#

θãΖ

t

Β

#u

|=

Ï

G

ä.

ãΝà6ø‹

n

=

ãΠ

$u

‹Å_

Á

9

$#

$y

ϑ

x

.

|=

Ï

G

ä.

n

?

š

Ï

%

©

!

$#

ÏΒ

öΝà6Î=ö

7s

%

öΝä3ª=

yès

9

t

βθà)−

Gs?

(2)

Puasa Ramadlan 2

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.

PUASA DALAM SEJARAH

Ayat suci tersebut menunjukkan kepada kita bahwa peradaban kuno sebelum Islam pun sudah mengenal puasa. Mereka mengenal puasa sebagi sarana untuk mendekatkan diri kepada tuhan-tuhan mereka, atau mengenalnya sebagai cara untuk membersihkan dan meningkatkan martabat kejiwaan.

- Orang-orang Mesir kuno melakukan puasa pada hari-hari raya seperti hari-hari meluapnya air sungai Nil dan hari-hari panen. Kaum agamawan mereka melakukan puasa selama 6 minggu dalam 1 tahun. Mereka berpuasa mulai dari matahari terbit hingga terbenam; dengan cara tidak makan dan menjauhi hubungan sexual;

- Orang-orang Yunani dan Romawi zaman lampau berpuasa sebelum dimulainya peperangan dengan harapan akan dapat keluar dari peperangan sebagai pemenang. Kaum agamawan di pulau Kreta berpuasa seumur hidup dengan cara meninggalkan makan daging termasuk ikan laut dan daging unggas;

- Orang-orang Majusi dijaman silam mengenal puasa dengan cara menghindari makanan-makanan atau kesenangan duniawi sebagai upaya hidup zuhud (menjauhi kesenangan duniawi);

- Beberapa abad sebelum masehi orang-orang Hindu juga mengenal puasa;

(3)

Puasa Ramadlan 3

- Puasa juga dikenal orang Yahudi. Toret mewajibkan orang-orang Yahudi berpuasa. Nab Musa AS sendiri berpuasa selama 40 hari setiap tahun;

- Puasa dikalangan kaum Nasrani ialah tidak makan daging hewan atau apa yang berasal dari hewan dan membatasi diri dari makanan yang berasal dari biji-bijian. Mereka tidak melangsungkan pernikahan disaat-saat berpuasa. Mereka melakukan puasa pada hari Raby yaitu hari terjadinya perkomplotan yang mengakibatkan tertangkapnya Nabi Isa AS. Dan hari Jum’at yaitu hari disalibnya Nabi Isa AS, menurut kepercayaan mereka. Dikalangan mereka juga terdapat puasa memperingati saat-saat menjelang kelahiran Nabi Isa AS atau yang dikenal puasa kecil. Puasa ini lamanya 40 hari dan berakhir pada hari Natal. Orang-orang Nasrani Ortodok mempunyai puasa yang disebut puasa besar, lamanya 50 hari.

- Orang-orang Arab sebelum Islam juga telah mengenal puasa yakni pada tanggal 10 Muharram, begitu juga menghadapi peperangan mereka berpuasa untuk tidak melakukan hubungan sexual.

PUASA DALAM ISLAM

(4)

Puasa Ramadlan 4

Artinya : Ikatan Islam dan kaidah-kaidahnya itu ada 3 perkara dan diatas ketiga macam itulah didirikannya azas-azas Islam. Barang siapa yang meninggalkan salah satu dari tiga macam perkara itu, maka ia adalah kafir dan halal darahnya, yaitu menyaksikan bahwa tiada Tuhan (yang Haq) melainkan Allah dan shalat yang diwajibkan serta puasa Ramadhan.

(HR. Abu Ja`la dan Ad Dailami serta disahihkan oleh Imam Ad Dzahabi).

PUASA ITU IBADAH LUAR BIASA

Puasa Ramadhan bukanlah ibadah biasa, bukan ibadah sembarangan tetapi puasa Ramadhan adalah suatu ibadah yang luar biasa, ibadah yang istimewa. Rasulullah bersabda:

0,

ا

مد1

2 .

34 ا

ا 5

6 ا

78

9

2:;

م ) ا ا

'<=

6

ى?@ا <أو

'

ع

' %

' :Cو

6 @ا

Artinya : Semua amal kebaikkan anak Adam mendapatkan pahala berlipat ganda. Tiap 1 kebaikan pahalanya 10 kali lipat sampai 700 kali lipat kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu melulu untuk Aku dan Aku sendiri pula yang akan membalasnya, karena ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan makanannya semata-mata untuk Aku … . (HR. Imam Muslim)

(5)

Puasa Ramadlan 5

Jadi jelaslah bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa, sehingga Allah SWT pun memperlakukan secara istimewa pula.

Itulah sebabnya, tidurnya orang yang berpuasa saja dinilai oleh Allah SWT sangat terhormat yaitu dinilai Allah SWT sebagai ibadah. Bahkan karena hebatnya nilai ibadah puasa, sampai-sampai bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah SWT dari pada harumnya minyak kasturi. Begitu juga dalam sebuah Hadits Shoheh Rasulullah SAW pernah menerangkan, bahwa ada satu pintu masuk dalam surga yang dinamakan Ar Royyan (Royyan artinya: kenyang dari minum dan tidak mempunyai rasa haus sedikitpun). Pintu masuk Ar Royyan ini sangat istimewa, karena diterangkan oleh Nabi :

0D

kiamat orang-orang yang berpuasa. Seorangpun selain orang-orang yang berpuasa tidak boleh masuk melalui pintu itu. (HR. Bukhari- Muslim)

ARTI PUASA DAN CARA MELAKSANAKANNYA

Puasa dalam bahasa Arabnya ialah “Ash Shiyam” atau “Ash Shoum”, dari kata dasar “Shaama” – “Yashuumu”, yang artinya : Menahan diri. Sedangkan definisi menurut Ulama Fiqh, puasa ialah :

ك 3 ا

(6)

Puasa Ramadlan 6

Berdasarkan definisi itu, dapat diketahui bahwa puasa menurut yuridisnya, menahan diri pada waktu siang hari dari 2 hal yang pokok:

Pertama dari nafsu perut yang berupa makan minum; Kedua dari nafsu kelamin atau nafsu sexual. Jadi barangsiapa yang dalam berpuasa itu dapat menghindarkan diri dari makan dan minum serta hubungan kelamin, dia sudah berpuasa dan sudah sah. Karena itu secara yuridis pula tentulah puasanya itu diterima olah Allah SWT.

Tetapi perlu diketahui, bahwa puasa yang sekedar demikian, bukanlah puasa yang baik seperti yang dikehendaki oleh ajaran Islam, sekalipun secara hukumnya sudah benar dan sudah sah, lebih dari itu kita sangsi, apakah puasa yang demikian ini dapat diterima oleh Allah SWT atau tidak. Banyak dalil-dalil dari hadist yang membuat kita mempunyai kesangsian yang demikian. Antara lain Rasulullah SAW menerangkan:

ّبر

Artinya: Diantara orang yang berpuasa, ada orang yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu melainkan lapar, dan diantara orang yang sembahyang malam, ada orang yang tidak memperoleh apa-apa dari sembahyang malamnya itu kecuali kurang tidur.

Jadi puasa Ramadhan belum cukup sekiranya kalau hanya dkerjakan semata-mata untuk mengejar segi sahnya puasa itu menurut hukum.

Artinya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan mengamalkan kebohongan, tidak ada gunanya bagi Allah ia meninggalkan makan dan minum.

Dalam suatu Hadits yang lain Rasulullah menerangkan pula:

(7)

Puasa Ramadlan 7

Artinya: Puasa itu tidaklah sekedar meninggalkan makan dan minum, tetapi sesungguhnya puasa itu menahan diri pula dari perbuatan tidak baik dan perkataan kotor.

Kemudian dalam Hadits yang lain lagi, disebutkan:

ن آاذإو

م

م

-Fآ أ

R

و

TU)

ن

'

أ

' وأ

0E

6<إ

F9

-Artinya: Jika seorang diantaramu berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Dan jika ada seorang mencaci maki atau mengajak berkelahi, katakan kepadanya : maaf, saya tidak mau berkelahi, sebab saya sedag berpuasa … .

Dengan demikian mengerjakan puasa Ramadhan yang baik adalah kalau tidak saja menahan diri dari makan dan minum serta hubungan sexuil, tetapi juga seluruh tubuh kita ikut menahan dari segala perbuatan yang tidak baik.

Sehubungan dengan hal ini Imam Al Ghazali membagi puasa itu kepada 3 tingkatan:

1. Puasa orang awam (umum), yaitu puasa dengan cara menahan diri dari makan minum dan melakukan hubungan sexuil;

2. Puasa orang khusus ialah: puasa dengan cara sebagaimana diatas, ditambah pula dengan menahan pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dll anggota badan dari segala perbuatan dosa;

(8)

Puasa Ramadlan 8

Apabila ke 3 tingkatan puasa itu dilaksanakan, maka orang yang berpuasa itu akan menjadi seorang insan kamil, menjadi manusia yang sempurna dan berakhlak tinggi.

Kalau kita perhatikan, banyak ditemui diantara orang yang berpuasa, pada siang hari nya mereka menahan diri dari makan minum dan segala yang dapat membatalkan puasa, sehingga perutnya lengket, tenggorokkannya kering dan badan menjadi lemah sepanjang hari. Akan tetapi pada waktu malam hari begitu saat buka puasa tiba mereka lepaskanlah dengan tanpa kendali nafsu makan dan minumnya, sehingga macam-macam makanan yang disediakan semuanya dilahap habis. Akhirnya karena perut terlalu kenyang, badanpun menjadi lemah, segan untuk bergerak malas untuk shalat, membaca Al Qur`an dll.

Jadi pada siang hari badan lemah karena lapar dan dahaga dan pada malam hari pun juga lemah terlalu kenyang. Siang hari prestasi kerja menurun dan malam hari prestasi ibadah juga menurun atau mungkin malah tidak ada.

Ingatlah nasehat seorang Ahli hikmah terkenal Lukmanul Hakim kepada anaknya sebagai berikut :

“Wahai Anakku ! apabila perutmu terlalu kenyang, maka otakmu tidur, pikiranmu rusak dan badanmu malas untuk ibadah”

Berbuka puasa dengan cara yang berlebih-lebihan maka akan mendatangkan kerugian; menyebabkan anggaran rumah tangga naik berlipat ganda, menyebabkan pemborosan. Puasa yang demikian tidak menyebabkan orang pandai mengekang hawa nafsu khususnya perut, tetapi sebaliknya justru menyebabkan orang semakin tamak terhadap makanan dan semakin buas nafsu kebinatangannya. Puasa demikian caranya, pada hakekatnya bukanlah puasa tetapi sekedar pindah waktu makan, dari siang hari dipindah ke malam hari.

(9)

Puasa Ramadlan 9 yang dapat menegakan punggungnya. Dan sekiranya ingin lebih dari itu, maka hendaklah dibagi tiga : sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga lagi untuk nafas. (HR. Imam Tirmidzi)

RAHASIA-RAHASIA PUASA

Melaksanakan ibadah puasa itu, bukan saja masalah ubudiyyah berbakti kepada Tuhan yang akan mendatangkan pahala (jaza`) dalam kehidupan di akherat kelak tetapi juga mendatangkan efek yang langsung dalam kehidupan manusia di dunia ini, baik dilihat dari sudut rohaniyah maupun dari segi jasmaniyah, ijtimaiyah (kemasyarakatan) dll.

1. Dari segi kejiwaan (Psikologis)

Dilihat dari segi rohaniyah, kejiwaan (psikologis), maka efek yang terpenting dari puasa itu ialah :

- Membentuk watak manusia menjadi patuh dan disiplin terhadap sesuatu peraturan.

(10)

Puasa Ramadlan 10

adalah suara sukmanya yang memperingatkan “Allah ada besertamu, Allah selalu melihatmu, Allah dekat denganmu”. Hal demikian disebabkan oleh kepatuhan dan kedisiplinannya yang menjadi pokok dasar puasa itu.

- Melatih manusia untuk menguasai dan menundukkan hawa nafsunya Sesungguhnya puasa itu suatu masa latihan untuk mendapatkan pelajaran susila yang terbesar yakni harus senantiasa siap sedia dan rela menderita kekurangan dan kesukaran hidup yang sangat berat dan dia harus selalu kuat dan kokoh mengikis segala daya dan bujukan iblis; dalam puasa itulah dilatih kemauan kerasnya, dilatih dirinya menguasai dan mengalahkan nafsu hasrat keduniaan.

Dalam hubungan ini, ada baiknya dikemukakan sabda Rasulullah SAW :

اذإ

0Dد

ن . ر

X4*

با أ

O ا

XE Hو

با أ

F @

X 3 و

C 5 ا

Artinya : Apabila sudah masuk bulan Ramadhan, dibukalah semua pintu surga, ditutuplah semua pintu neraka dan dibelenggulah semua setan.

(11)

Puasa Ramadlan 11

2. Sudut Jasmaniyah (Fisiologi)

Dengan berpuasa dapat dijadikan sebagai usaha untuk menghindari kegemukan yang luar biasa, untuk memelihara kelincahan gerak jasmani, banyak sekali orang yang menempuh jalan mengurangi makanan yang dalam bahasa lain dikenal dengan Regime.

Dengan berpuasa kita dapat memelihara kesehatan badan, sebab menahan diri dari makan dan minum berarti mengurangi dari waktu yang biasa, memberi istirahat kepada alat-alat pencerna; itu adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Istirahat yang diberikan pada alat-alat pencerna tiap-tiap siang hari sebulan lamanya, akan menambah tenaganya, seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya agar supaya timbul kembali kesuburannya hingga menghasilkan tanaman dan buah yang baik. Demikian istirahat bagi alat-alat pencerna berarti menambah tenaganya dalam bekerja dan kuat menahan payah. Makin baik kerja perut besar dn perut panjang makin sehat tubuh itu, Nabi Muhammad SAW bersabda “Berpuasalah agar kamu sehat”.

3. Segi Kemasyarakatan (Sosiologis)

Yaitu mengurangkan bibit-bibit diskriminasi (perbedaan-perbedaan) dalam pergaulan, mempertebal semangat persaudaraan, memperkuat roh kesetia-kawanan (solidaritas) dan lain-lain unsur yang perlu dalam pembinaan satu masyarakat yang berdasarkan kerakyatan dan prikemanusiaan.

Dengan berpuasa selama dalam bulan Ramadhan, orang-orang yang kaya dan orang-orang yang miskin, seorang pembesar dengan pegawai biasa, antara seorang majikan dengan pelayan dsb. Mempunyai kedudukan yang sama : sama-sama tidak makan dan minum disiang hari. Ini merupakan latihan yang lambat laun dapat mengurangkan bibit-bibit diskriminasi atau perbedaan-perbedaan itu.

(12)

Puasa Ramadlan 12

“yang punya” itu sifat penyantun dan belas kasihan terhadap orang-orang “yang tidak punya”, sehingga mereka dengan kemauan sendiri akan selalu mengulurkan tangan memberi pertolongan. Ini akan memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas.

TUJUAN PUASA

Adapun tujuan puasa itu ialah untuk meningkatkan manusia kepuncak kehidupan rohaniyah yang paling tinggi dan mulia dalam pandangan Tuhan, yang dikatakan pada ayat 183 surat Al-Baqarah dengan sebutan muttaqien : orang-orang yang taqwa.

Taqwa kepada Tuhan sebagi suatu sendi dan titik tolak dari beraneka ragam sifat yang mulia dan luhur. Dengan taqwa seseorang yang beriman dibiasakan berperangai jujur. Dengan berpangkalan taqwa kita dianjurkan untuk tetap bersabar, berbuat adil, tegas, bersifat pemaaf dan pengasih selanjutnya menguasai diri sendiri.

Akhirnya orang-orang yang bertaqwa itulah senantiasa mendapat pimpinan dari Tuhan dan dalam penghidupan dan perjuangannya dijamin oleh Tuhan akan memperoleh kemenangan. Allah SWT berfirman:

¨

β

Î

)

t

É

)

F

ß

ϑ

ù

=

Ï

9

#

·

—$

x tΒ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan (QS. An-Nabaa` :31)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan adanya buku pedoman penyusunan dan penulisan skripsi ini, diharapkan mahasiswa dan dosen pembimbing dapat melakukan suatu hubungan (interaksi) agar

Jadual 1 menunjukkan masa yang diambil oleh setiap pelajar untuk menamatkan acara renang itu dalam enam percubaan.. [5

Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya substitusi pelepah daun sawit yang tidak difermentasi (R2) dengan rumput gajah (R1) dapat menurunkan kecernaan bahan kering

Sikap ilmiah lainnya yang ditunjukkan oleh siswa kelas IV pada saat. pembelajaran IPA yaitu sikap

Tanpa adnya pengaruh motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua maka besarnya nilai minat melanjutkan studi ke perguruan tinngi (Y) adalah

    Penanggulangan   Penanggulangan gizi kurang gizi kurang 5 03 5 03  –  – 12 12 Februari Februari 2015 2015 Menyediakan kapsul Menyediakan kapsul vitamin A vitamin

“ Janganlah kamu angkat bicara dan membicarakan risalah yang ada ini, terkecuali jika memang kamu sepaham dan sependapat dengannya, karna apa yang kami sampaikan didalam

2.Asimetri dan symetri information, emiten dan penjamin 2.Asimetri dan symetri information, emiten dan penjamin emisi adalah dua pihak yang punya informasi dan tidak emisi adalah