• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENGELOLAAN TINJA TERPADU TERHADAP INFEKSI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PENGELOLAAN TINJA TERPADU TERHADAP INFEKSI ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENGELOLAAN TINJA TERPADU TERHADAP INFEKSI

ASCARIS LUMBRICOIDES

DI DAERAH KOTA (I)

Pinardi Hadidjaja*, Sri S. Margono

*,

Adi Sasongko

**

dan Rumsah Rasad

*

ABSTRACT

A study on the health impact of integrated environmental sanitary management was done in the village of Pisangan Baru, East Jakarta. As an indicator of health status, Ascaris lumbricoides infection in school children was used.

The result of the study before the intervention showed that the prevalence of A. lumbircoides infec- tion in school children who lived in R W 06 Pisangan Baru was 46.3% and 45.7% who lived in R W 013. Ex- amination of sewage water in ditches showed 42% positive with A. lumbircoides eggs in R W 06 and 30% in

R W 013. The result of soil examination in R W 06 was 18% positive while in R W 013 was 20% positive with tion of sewage water in ditches showed 42% positive with A. lumbricoides eggs in R W 06 and 30% in R W

013. The result of soil examination in R W 06 was 18% positive while in R W 013 was 20% positive with

A. lumbricoides eggs. m e result of a post - intervention study shoived a prevalence of 33.7% in school children from R W 06 and 25.8% from R W 013, whereas the sewage water examination in ditches around R W 06 was 14% positive with A. lumbricoides eggs and 24% in R W 013. The soil ecamination in R W 06 revealed 6% positive while in R W 013 was 16% positive with A. lumbricoides eggs.

The result of the study showed that the impact of intervention was clearly evident on the waste water contamination but not on the reinfection of school children with A. lumbricoides as wellas the degree of soil contamination.

PENDAHULUAN

Pengelolaan tinja terpadu adalah suatu upaya pengaturan, pengendalian dan pe- ngawasan pembuangan tinja pada suatu lingkungan untuk meningkatkan kesehat- an lingkungan demi pencegahan penularan bibit penyakit kepada masyarakat. Untuk mengetahui adanya penularan bibit penya- kit yang berasal dari tinja, maka telah di- pakai infeksi cacing Ascaris lumbricoides

sebagai indikator. Infeksi cacing ini terja- di melalui mulut dan diagnosisnya dapat dengan mudah diketahui melalui pemerik- saan langsung tinja penderita. Dari berba- gai tulisan diketahui bahwa prevalensi cacing Ascaris lumbricoides di Indonesia

tinggi. Di daerah pedesaan Boyolali (Jawa Tengah), dan di Kresek (Jawa Barat) prevalensi cacing tersebut masing-masing adalah 73,1% (Cross, 1970) dan 90,0% (Clarke, 1973). Pada penelitian yang di- lakukan oleh Margono dkk. (1980j3 dan Ismid dkk. (1981)" di Jakarta Pusat pada anak Sekolah Dasar, ditemukan pre- valensi cacing ini masing-masing 7 6,670 dan 87,5%. Keadaan infeksi cacing yang tetap tinggi dari tahun ke tahun disebab- kan oleh adanya infeksi berulang.

Penelitian yang dilakukan di Jembatan Besi, Jakarta Barat (Rasad, 1987)s pada anak sekolah yang tidak diberi penyuluh- an kesehatan, terdapat reinfeksi cacing

-

Penelitian ini telah dibiayai oleh . Proyek Ditjen. Dikti, Direktorat Binlitmas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1988 - 1989 yang diberikan melalui Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Jakarta. * Bagian Parasitologi , Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

(2)

Dampak pengelolaan tinja

.. . ... . . .

..

.. ... . .

.. . ...

... .

Pinardi Hadidjaja et. a1

A. lumbricoides setinggi 58,8% empat bu- Ian setelah pengobatan cacing sedangkan pada anak yang diberi penyuluhan, rein- feksi cacing tersebut adalah 40,3%. Per- bedaan ini ternyata tidak bermakna; ha1 ini berarti bahwa penyuluhan saja tidak berhasil mengurangi infeksi. Masih ada faktor penting lain yang dapat menyebab- kan infeksi, yaitu tanah yang tercemar oleh tinja manusia yang mengandung telur A. lumbricoides. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian Margono (1 987)6 yang menemukan 1 8 3 % sampel tanah tercemar oleh telur cacing itu. Dengan adanya fakta tersebut, maka pada penelitian ini ingin dibuktikan bahwa penambahan kegiatan membersihkan lingkuhgan dan pengadaan jamban untuk mencegah terjadinya pence- maran tanah oleh telur cacing A. lumbri- coides dapat mengurangi infeksi A. lum- bricoides pada anak sekolah.

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian

Untuk tempat penelitian telah dipilih

RW 06 dan RW 0 13 di Kelurahan Pisang- an Baru, Jakarta Timur, DKI Jaya. RW 06 dipilih sebagai daerah penelitian, sedang- kan RW 0 13 merupakan daerah kelola. Pemilihan daerah tersebut berdasarkan kriteria bahwa :

1. Daerah tersebut adalah daerah kumuh

2. Banyak penduduk yang keluarganya membuang limbah di got yang mele- wati RW tersebut.

3. Terdapat tanah kosong untuk pem- buat jamban

4. Terdapat hubungan dengan. sekolah 5. Bukan merupakan daerah banjir.

B.

Intervensi

Sebagai intervensi yang diterapkan pa- da penelitian ini adalah :

a) Pemeriksaan dan pengobatan anak se- kolah

Anak sekolah yang telah diperiksa tinjanya dan memberikan hasil positif dengan telur A. lumbricoides kemudian diberi pengobatan dengan anthelmintik pirantel pamoat dengan dosis tunggal

10 mg per kg berat badan.

b) Pembersihan lingkungan

Pembersihan lingkungan yang direnca- nakan akan dilakukan sekali sebulan yang ditujukan untuk membersihan selokan halaman rumah terutama mengenai sam- pah yang berserakan yang menjadi tempat pernbiakan lalat atau serangga lainny a.

c) Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan terutama dibe- rikan kepada ibu anak sekolah yang ting- gal di daerah penelitian. Isi penyuluhan terutama ditekankan pada cara pencegah- an infeksi oleh bibit penyakit, dalam ha1 ini infeksi cacing A. lumbricoides dan cara cara memelihara kebersihan lingkungan termasuk pemeliharaan jamban, halaman rumah dan selokan. Ditekankan pula pentingnya higiene dan sanitasi tenitama ha1 cuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan, serta penyediaan jamban umum untuk mengurangi pence- maran got dan tanah dengan tinja manusia

d)

Pembuatan

MCK

Pemilihan lokasi pembuatan MCK di wilayah RW 0 6 berdasarkan atas penye- baran penduduk yang tingkat pendapatan- nya rendah, dan yang dirasakan sangat di-

(3)

Dampak pengelolaan tinja ... Pinardi Hadidjaja et. a1

perlukan oleh penduduk yang akan me- an teknik Kato-Katz yang dimodifi- manfaatkan dan memeliharanya. kasikan (1 972).7 Kriteria positif di-

Untuk daerah kelola telah dilakukan pemeriksaan anak SD dan pengobatan anak yang tinjanya positif dengan telur A. lumbricoides, akan tetapi pada daerah kelola ini tidak dilakukan intervensi b), c) dan d).

Mengenai metodologi sosial budaya, teknik dan lingkungan akan dibicarakan dalam makalah lain.

Penelitian kesehatan

1. Cara pengumpulan dan pemeriksa- an tinja anak sekolah

.

Untuk mengetahui data dasar preva- lensi infeksi A. lumbricoides murid sekolah yang tinggal di daerah peneli- tian dan daerah kelola di Kelurahan Pisangan Baru, dilakukan pengumpul- an dan pemeriksaan tinja murid SD dari beberapa sekolah yang terletak di Kelurahan Pisangan Baru. Pengumpul- an tinja dilakukan dengan cara mem- bagikan wadah tinja berupa kantong plastik kepada seluruh murid sekolah, dan tiap anak sekolah diberitahu agar mengisi kantong plastik tersebut dengan tinjanya masing-masing. Sebe- lum dibagikan, wadah tinja telah di- beri label dan tiap murid harus menu- liskan nama dan alamatnya. Pada ke- esokan harinya tinja dikumpulkan oleh guru murid yang bersangkutan. Dari sejumlah sampel tinja yang di- kumpulkan, kemudian dipilih kembali sampel yang berasal dari murid yang tinggal di RW 0 6 dan RW 013.

2. Cara pemeriksaan tinja

Pemeriksaan tinja dilakukan deng-

tentukan bila ditemukan telur A. lum- bricoides, baik yang dibuahi atau ti- dak dibuahi dalam salah satu dari 3 se- diaan yang telah dibuat.

3. Cara pengumpulan sampel tanah Sampel tanah diambil dari halam- an rumah murid sekolah yang mengan- dung infeksi A. lumbricoides. Pada u- mumnya sampel diambil dari halaman depan rumah atau bagian kanan atau kiri rumah yang ada tanahnya. Untuk satu sampel dari satu lokasi diambil kurang lebih 100 gram tanah.

4. Cara pemeriksaan sampel tanah dengan Metoda Suzuki yang dimodifi- kasikan (Suzuki, 1 977).8

Bahan : Saringan kawat kasa, tabung sentrifuse, larutan hipoklorit 30%.

,

larutan sulfas magnesikus (282 gram per liter), kaca benda dan kaca tutup.

5. Cara pengambilan sampel air lim- bah, sampel air diambil dari selokan yang pada umumnya terletak di ha- laman depan rumah : titik pengambil- an sampel adalah bagian selokan yang terletak di depan rumah anak sekolah yang mengandung infeksi cacing Asca- ris. Untuk tiap titik sampel ditentukan jarak antara 4 meter dari satu titik ke titik lainnya. Untuk tiap titik Sam- pel diambil kurang lebih 200 ml air limbah.

6. Cara pemeriksaan air limbah deng- an metoda sedimentasi (Faust and Russel, 1 964).9

Bahan : Gelas sendimentasi, saringan kawat kasa, gelas beker, aplikator, ge- las ukur 25 ml. pipet. kaca benda dan kaca tutup.

(4)

Dampak pengelolaan tinja ... ... Pinardi Hadidjaja et. a1

Pemeriksaan tinja anak sekolah, peme- riksaan tanah dan air limbah diulang kembali 4 bulan setelah dimulai pe. nyuluhan kesehatan, pembersihan lingkungan dan penyediaan jamban umum di daerah penelitian RW. 06, Pisangan Baru, sedangkan di daerah RW 013 tidak dilakukan intervensi sama sekali, hanya dilakukan re-eva- luasi'setelah 4 bulan.

Perhitungan statistik pada penelitian ini dipergunakan tes "Chi Square."

HASIL

I.

Hasil pemeriksaan pra-intervensi :

1. Hasil pemeriksaan anak Sekolah Dasar Pisangan Baru yang tinggal di RW. 06. Telah diperiksa 54 orang anak Sekolah Dasar dan ternyata 25 orang (46,376) positif dengan telur A. lumbricoides. Telah diperiksa 162 anak Sekolah Da- sar Pisangan Baru yang tinggal di RW. 013, dan ternyata 74 orang (45,7%) positif (Tabel I). Pada Tabel 1 tarnpak bahwa prevalensi A. lumbricoides di RW. 06 dan RW 013 hampir sama dan pada perhitungan statistik ternya- ta tidak berbeda bermakna (P>0,05).

Tabel 1. Hasil pemeriksaan anak seko-

lah

SD

Pisangan Baru yang

tinggal di RW 06 dan RW 013 pra-intervensi

Daerah Umur Jumlah Jumlah

penelitian (thn) diperiksa positif A.1.

2. Hasil pemeriksaan tanah :

Di RW 06 telah diperiksa 50 sampel tanah dengan hasil 9 sampel positif (1 8,076) dengan telur A. lum bricoides. Di RW 0 13 telah diperiksa 50 sampel ta- nah dengan hasil 10 sampel (20,0%3 po- sitif dengan telur A. lumbricoides.

3. Hasil pemeriksaan air limbah :

Hasil pemeriksaan 50 sampel air got di RW 0 6 menunjukkan 21 sampel (42,076) positif dengan telur A. lumbricoi- des. Di RW 01

3

juga telah diperiksa 50 sampel air got dan 15 sampel(30,0%) ter- nyata positif (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil pemeriksaan air got di RW 0 6 dan RW 013 Pisangan Baru, Jakarta Timur pra-In- tervensi.

Ternpat yang Jumlah Jumlah positif

diperiksa -Pel A. lumbricoides

RW 06 Pisangan Baru 50 21 ( 42,0% )

RW 013 Pisangan Baru 50 15 ( 30,0% )

Jurnlah total 100 36 ( 36,0% )

11. Hasil pemeriksaan pasca-intervensi : 1. Hasil pemeriksaan murid SD Pisang-

an Barn yang tinggal di RW. 06 dan RW 013 :

Dari RW 06 telah diperiksa 8 3 orang anak sekolah SD dan ternyata 28 orang anak (33,7%) masih positif dengan telur A. lumbricoides

Dari RW 013 telah diperiksa 139 orang anak sekolah SD dan 36 orang (25,8%) ternyata masih positif (Tabel 3).

(5)

Dampak pengelolaan tinja

...

..

..

... .. .. .... .. .

..

phardi Hadidj aj a et. a1

Tabel 3. Hasil pemeriksaan murid SD

Pisangan Baru yang tinggal di RW 0 6 dan RW

013

pasca-in- tervensi.

Daerah Umur Jumlah Jumlah

penelitian (thn) diperiksa positif A.1.

RW 6 - 1 3 83 28 ( 33,7% )

2. Hasil pemeriksaan tanah :

Di RW 06 telah diperiksa 50 sampel tanah dan hasilnya menunjukkan 3 sam- pel (6,0%) positif dengan telur A. lumbri- coides. Di RW 0 13 telah diperiksa pula 5 0 sampel tanah dan ternyata 8 sampel ta- nah (16,0%) positif dengan telur A. lum- bricoides.

3. Hasil pemeriksaan air limbah :

Telah diperiksa 5 0 sampel air got di RW 06, Pisangan Baru dan hasilnya adalah 7 sampel (14,0%) positif dengan telur A. lumbricoides, sedangkan di RW 0 13 ju- ga telah diperiksa 50 sampel tanah dan hasilnya adalah 12 sampel (24,0%) tanah yang positif (Tabel 4).

Tabel

4.

Hasil pemeriksaan air limbah di RW 06 dan RW

013

Pisang- an Raru, Jakarta Timur pasca- intervensi

Tempat yang Jumlah yang Jurnlah positif

diperiksa diperiksa telur Ascaris

RW 06 Pisangan Baru 50 7 ( 148% )

RW 01 3 Pisangan Baru 50 12 ( 24,0% )

Jumlah total 100 19 ( 19,0% )

PEBAHASAN

Hasil pemeriksaan tinja anak Sekolah Dasar yang tinggal di RW 06 ternyata 46,3% terinfeksi oleh A. lumbricoides, sedangkan yang tinggal di RW 0 13 adalah 45,7%.; hasil ini ternyata lebih rendah bila dibanding dengan hasil penelitian Margo- n o

,

dkk. (1980)3 Ismid, dkk. (1981)4. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan ke- bersihan lingkungan di daerah penelitian ini adalah sedikit lebih baik. Fakta ini di- kuatkan pula dengan adanya buku Lapor- an Kegiatan Kebersihan Lingkungan Hi- dup di Kelurahan Pisangan Baru yang me- nyebutkan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan tersebut antara lain : a. kegiatan kerja bakti rutin yang di lakukan oleh para remaja dan karang taruna. b. kegiatan karsinal GOLKAR Dharma Wanita. c. adanya lomba keber- sihan tingkat Kelurahan dan lomba ke- bersihan jamban keluarga. Rupa-rupanya semua kegiatan ini dapat mengurangi transmisi infeksi cacing A. lumbricoides di daerah tersebut. Akan tetapi prevalen- si ~infeksi cacing masih cukup tinggi, sehingga diharapkan bahwa dengan inter- vensi tambahan di daerah tersebut, pre- valensi infeksi cacing pada anak sekolah yang tinggal di daerah penelitian akan menjadi lebih rendah bila dibanding de- ngan daerah kelola. Setelah intervensi ternyata hasil pemeriRsaan tinja anak sekolah menunjukkan bahwa prevalensi infeksi cacing A. lumbricoides adalah setinggi 33,7% di RW 06 sedangkan di RW 013 adalah 25,7%., akan tetapi kedua nilai tersebut terbukti tidak bermakna (P

>

0,05). Hal ini mungkin disebabkan oleh karena waktu re-evaluasi terlalu singkat, hanya 4 bulan setelah intervensi

(6)

Dampak pengelolaan tinja

... ,

Pinardi Hadidjaja et. a1

dimulai, sehingga dampak intervensi be- lum jelas.

Mengenai pencemaran air limbah (got), tampak bahwa persentase positif telur A. lumbricoides dalam air limbah di RW 06 pra-intervensi lebih tinggi bila diban- ding dengan RW 01 3. Ini mungkin dise- babkan oleh karena keadaan kebersihan got di RW 0 13 lebih baik. Terbukti bahwa RW 013 pernah meraih juara 111 lomba

kebersihan di tingkat kelurahan. Pasca-in- tervensi, persentase positif telur A. lumbri- coides dalam air got di kedua RW menu- run

.

Di RW 06 air limbah yang positif A. lumbricoides menurun dari 42% pra- intervensi menjadi 14% pasca-intervensi. Perbedaan ini sangat bermakna (PC0,Ol). Akan tetapi setelah intervensi tidak dite- mukan perbedaan bermakna antara per- sentase air limbah yang positif A. lumbri- coides dari RW 06 dan RW. 01 3(P>0,05), akan tetapi secara keseluruhan yaitu RW 06 dan RW 0 13, persentase positif air lim- bah dengan telur A. lumbricoides ternyata menurun secara bermakna (P C0.05). Keadaan pencemaran tanah di kedua RW dapat dikatakan hampir sama, dan ha1 ini menandakan bahwa di kedua daerah ter- sebut masih ada anak-anak yang mempu- nyai kebiasaan untuk membuang hajat di halaman rumah. Pencemaran tanah di dae- rah tersebut masih ditemukan walaupun persentase positif dengan telur A. lumbri- coides sudah banyak menurun di RW 06 (6,0%) dan di RW 013 (1 6,0%), walaupun perbedaan ini tidak bermakna (P

>

0,05). Keadaan pencemaran tanah di daerah pe- nelitian ini bila dibanding dengan hasil pe- meriksaan Margono, dkk. (1987)6 ternya- ta jauh lebih rendah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

intervensi yang diterapkan di RW 06 Ke- lurahan Pisangan Baru tidak menunjukkan perbedaan angka infeksi A. lumbricoides yang bermakna antara anak sekolah yang tinggal di daerah RW 0 6 dan RW 013 4 bulan setelah intervensi. Hal ini mung- kin sekali disebabkan oleh karena waktu re-evaluasi terlalu singkat. Untuk melihat dampak intemensi yang lebih nyata, maka re-evaluasi harus dilakukan setelah 1 ta- hun. Walaupun waktu re-evaluasi singkat

,

akan tetapi dampak intemensi sudah mu- lai tampak pada keadaan pencemaran air limbah dengan telur cacing Id. lumbricoi- des, yang telah menyebabkan penurunan nilai persentase positif telur A. lumbircoi- des dalam air limbah di RW 06 secara ber- makna. Mengenai pencemaran tanah ter- nyata dalam waktu 4 bulan belum tampak perbaikan yang bermakna. Dengan adanya kegiatan kebersihan secara terpadu yang dilakukan berulang-ulang, tarnpaknya ber- pengaruh juga terhadap kebersihan keada- an lingkungan. Pencemaran tanah halam- an rumah oleh tinja manusia dapat diatasi dengan cara penyuluhan kesehatan yang berkesinambungan.

KESIMPULAN

1. Prevalensi infeksi Ascaris lumbricoides pada anak sekolah SD yang tinggal di RW 06 adalah 46,3% sedangkan di RW 01 3 adalah 45,7%. Angka infeksi anak sekolah SD setelah diadakan pengo- batan, penyuluhan, pembersihan ling- kungan dan penyediaan jamban umum adalah 33,776 di RW 06; di RW 013 yang hanya dilakukan pengobatan saja preva.lensinya adalah 25,8%, dan nilai ini tidak berbeda bermakna. Dengan

(7)

Dampak pengelolaan tinja

...

Pinardi Hadidjaja et. a1

demikian dampak intervensi belum tampak.

2. Waktu diadakan re-evaluasi terlalu singkat, hanya 4 bulan setelah dimuai in tervensi.

3. Dampak intervensi sudah tampak pada keadaan pencemaran air got, akan te- tapi belum tampak pada keadaan pen- cemaran tanah.

UCAPAN TERIMA KASIH.

Ucapan terima kasih disampaikan ke- pada Prof. Dr. Bintari Rukmono, MPH & TM., Kepala Bagian parasitologi, FKUI dan kepada Prof. Dr. Ir. Mohamad Soer- jani yang telah membantu sehingga pene- litian ini dapat diselesaikan.

Terima Kasih diucapkan kepada Drs. Adjie dan para staf Klinik Yayasan Kusu- ma Buana, begitupun kepada Saudari Dra. Hendri Astuty dan Saudara Rusli Azis atas kerja samanya yang baik.

DAFTAR RUJUKAN

1. Cross,J.H. Gunawan, S., Gaba, A., Watten, R.H., and Sulianti, J. (1 970). S.urvey for hu-

man intestinal and blood parasites in Boyola- li, Central Java, Indonesia, Southeast Asian J. Trop. Med. Public Health 1 : 345-360. 2. Clarke, M.D., Cros, J.H., Carney, W.P.,

Bechner, W.M., Sri Oemijati, F. Partono, Hudojo and Hadi (1973). Human malarias and intestinal parasites in Kresek, West Ja- va, Indonesia, with cursory serological sur-

vey fot toxoplasrnosis and arnoebiasis.

Southeast Asian J. Trop. Med. Public Health

4:

3. Margono, S.S., Mahfudin, H., Rasad, R., Ra-

sidi, R., and Rukmono, B. (1980). Different courses in the treatment of soil transmitted helminths with pyrantel pamoete and me- bendazole. Collected papers on control of

soil-transmitted helminthiases. 1 :3 13 -

3 17.

4. Isrnid, I.S., Rasad, R., and Rukrnono, B. (1981). Prevalence and treatment of intesti- nal helminthic infections among children in orphanages in Jakarta, Indonesia, Southeast

Asian J. Trop. Med. Public Helath 12: 371-

374.

5 . Rasad. R. (1987) Reinfeksi Ascaris lumbri-

coides pada anak sekolah dasar di Jembatan

Besi, Jakarta. Tesis Magister Sains Parasitolo- gi FK UZ.

6. Margono, S.S., Ismid, I.S. and Rukrnono, B. (1987). Effect of con~rol of soiltransmitted helminth infections in a suburban area in Jakarta, Indonesia. (First year report on ba- seline data). Parasitologist's ~ e e t i n ~ , Tokyo. 7. Katz, N., Chaves, A. And Pellegrino (1972).

A simple device for quantitative stool thick- smear technique in schistosomiasis mansoni.

Rev. Inst. Med. Trop. Sao Paulo, 14 :

397 - 400.

8. Suzuki, N. (1977). Flotation technics.

Color Atlas Human Helminth eggs, JAPC &

JOICFP, Tokyo, Japan.

9. Faust, E.C. and Russell, P.F. (1964). Craig and Faust, Clinical Parasitology, Lea & Febi- ger, Philadelphia.

Gambar

Tabel 1.  Hasil  pemeriksaan  anak  seko-  lah  SD  Pisangan  Baru  yang  tinggal  di  RW  06 dan RW  013  pra-intervensi
Tabel 3.  Hasil  pemeriksaan  murid  SD  Pisangan  Baru  yang  tinggal  di  RW  0 6  dan  RW  013  pasca-in-  tervensi

Referensi

Dokumen terkait

Step 1: Project Definition Central Register: -Project -Question Central Register: -Research -Site Visit -Bibliographic Central Register: -Acquisition Project -Acquisition

Begitupula pada industri kecil di Kota Binjai diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dengan menyerap tenaga kerja yang ada, dengan adanya pembinaan

Hasil penelitian berdasarkan analisis bivariat dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh hasil uji statistik bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pember-hentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa diatas pada tanggal ……….. Dengan Hasil : Sukses

ke dalam gelas ukur, kemudian volume ditepatkan dengan aquades hingga. volume larutan menjadi

Audit Sistem Informasi merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi,

Berdasarkan penelitian, rutin berolahraga akan membuat oksigen lancar mengalir ke seluruh anggota tubuh terutama otak dan produksi hormon oksitosin lebih banyak