• Tidak ada hasil yang ditemukan

I.A. Sri Adnyani ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I.A. Sri Adnyani ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Email :Adnyani70@yahoo.co.id

LAYOUT PROYEKTOR LCD YANG ERGONOMIS PADA RUANG KULIAH

JURUSAN TEKNIK ELKTRO UNIVERSITAS MATARAM

Projector Layout LCD Which Ergonomic at Lecture Hall Electrical Engineering Mataram University

I.A. Sri Adnyani

ABSTRAK

Salah satu media untuk menyajikan materi perkuliahan yang paling efektif adalah media proyektor LCD (Liquid Crystal Display). Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar dengan permukaan datar seperti tembok. Dalam mempergunakannya, masih banyak yang belum tahu bagaimana mengatur letak proyektor yang benar. Tata letak proyektor LCD di ruang F belum diletakan secara ergonomis. Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan faktanya, perkuliahan di ruang F saat ini tidak mendukung. Tampilan layar proyektor berada di salah satu sisi dinding dekat pintu masuk. Kesulitan terjadi ketika kuliah dihadiri oleh 40 mahasiswa, mahasiswa yang duduk di sisi samping sulit untuk melihat materi kuliah sehingga dapat mengurangi konsentrasi mahasiswa. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan disajikan secara naratif berdasarkan fakta-fakta yang menggunakan data-data pengamatan, wawancara dengan mahasiswa. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil perhitungan menunjukkan tinggi screen dari lantai berdasarkan data antropometri rata-rata tinggi mata duduk hitung pria 136,1 cm dan perempuan 130,5 cm, sedangkan tinggi layar proyektor di ruangan 170 cm. Jarak hitung ideal dari layar ke tempat duduk pertama mahasiswa 344 cm, jarak terukur 290 cm Dapat disimpulkan layout proyektor LCD selama ini tidak sesuai dengan jarak ideal yang ditentukan.

Kata kunci: Proyektor LCD, Ergonomi, Layout

ABSTRACT

One of the media to present most effective lecturing items was projector media of LCD ( Liquid Crystal Display). Projector of LCD represent one of the projector type used to present video, picture, or data of computer at a screen with flat surface like wall. In utilizing it, still a lot not yet known how to set up the correct projector layout. The layout of the LCD projector in room of F has not been put ergonomis. Base on the observation, experience fact, lecturing in room of F in this time do not support. Screen projector appearance reside in one of the wall side nearby entrance. Difficulty happened when lecturing attended by 40 student, student which sit beside from other side difficult to see items of lecture so that can lessen student concentration. The method used was the study of literature and presented in a narrative based on the facts that using observational data, interviews with student. Data analysed descriptively. Result of calculation show highly of screen of floor pursuant to data of antropometri, approximately high of eye sit to count man 136,1 cm and woman 130,5 cm, while high of projector screen in room 170 cm. Distance ideal from the screen to first seat of student 344 cm, distance measured 290 cm. Its conclusion [of] projector layout of LCD during this time incompatible with determined ideal distance.

Keywords : LCD Projector, Ergonomi, Layout

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat, sejalan dengan perkembangan daya pikir manusia yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Seiring

dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya pemanfaatan teknologi informasi, maka penyelenggaraan pembelajaran telah bergeser pada upaya perwujudan pembelajaran yang modern.

(2)

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Universitas. Fakultas Teknik Universitas Mataram memiliki empat Jurusan yaitu: (1) Jurusan Teknik Sipil, (2) Jurusan Teknik Elektro, (3) Jurusan Teknik Mesin, dan (4) Jurusan Teknik Informatika. Secara kelembagan jurusan Teknik Elektro bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berkemampuaan akademik dan profesional dalam bidang teknik elektro serta mampu mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapkan ilmunya untuk kehidupan masyarakat. Teknik Elektro dalam proses perkuliahan memiliki enam ruang kelas yang berada dalam satu gedung dengan jurusan Teknik Sipil dan Teknik Mesin. Ruang-ruang kuliah tersebut sudah dipasang proyektor secara permanen untuk memudahkan seorang dosen dan mahasiswa dalam aktivitas perkuliahan.

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang komponennya saling berinteraksi sebagai satu kesatuan. Komponen sistem tersebut di dalamnya adalah task, organisasi dan lingkungan. Kombinasi antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan (environment) merupakan kondisi kerja yang harus diterima dalam proses belajar mengajar. Bila kombinasi antara tugas, organisasi dan lingkungan tersebut belum ergonomis maka dapat menimbulkan gangguan pada mahasiswa sehingga kondisi belajar menjadi tidak sehat, tidak aman, tidak nyaman dan tidak efektif. Task disini adalah tugas dosen menjelaskan, menuntun mahasiswa dalam tugasnya memberikan materi perkuliahan. Organisasi adalah pengaturan atau tata letak peralatan di ruang perkuliahan. Lingkungan termasuk di dalamnya suhu ruangan, kebisingan, intensitas cahaya. Untuk menyeimbangkan task, organisasi dan linkungan dibutuhkan kajian ergonomi yang menyelaraskan ke tiga hal di atas, sehingga menjadikan kondisi ruangan perkuliahan yang nyaman dan aman bagi mahasiswa dan dosen di dalamnya. Ergonomi sesungguhnya berusaha untuk mengupayakan agar ruang belajar menjadi nyaman untuk dimanfaatkan sebagai tempat belajar, sehingga energi sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar saja dan tidak terbuang percuma karena harus menghadapi kondisi lingkungan belajar yang tidak ergonomis.

Menurut organisasi asosiasi ergonomi (IEA), ergonomi (human factor) sebuah disiplin keilmuan yang memiliki fokus di

dalamnya memahami interaksi antara manusia dan elemen lainnya di dalam sebuah sistem dan ergonomi adalah ilmu yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode didalam mendesain dengan tujuan mengoptimalkan keberadaan manusia dan keseluruhan performa dalam suatu sistem. Ergonomi memberikan kontribusi kepada desain dan evaluasi aktifitas kerja, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem dengan tujuan membuat semua itu sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia (Woodson, 1992). Dengan ergonomi dampak negatif dapat ditekan. karena dengan ergonomi berbagai penyakit akibat kerja, kecelakaan, pencemaran, keracunan, ketidak-puasan kerja, kesalahan unsur manusia, bisa dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya.

Memperhatikan hal tersebut di atas maka proses belajar mengajar juga merupakan suatu aktivitas kerja yang perlu dikelola dengan pendekatan ergonomi. Proses pembelajaran dengan pendekatan ergonomi dapat menyeimbangkan antara tuntutan tugas (beban kerja) dan kapasitas (kemampuan, kebolehan dan keterbatasan) mahasiswa sehingga mereka dapat belajar secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien serta tercapai prestasi yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003). Ruang kelas yang ergonomis merupakan faktor penting dalam menciptakan proses belajar mengajar agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Akan tetapi, saat ini, tampaknya kaidah-kaidah ergonomi belum diterapkan dalam mendesain ruang kuliah dengan perangkat pendukungnya, hal ini diakibatkan oleh kurangnnya pengetahuan terhadap prinsip-prinsip ergonomi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Misalnya penempatan papan tulis, pemakaian lampu penerangan, dan tata letak proyektor belum memenuhi syarat-syarat ergonomi.

Dalam proses perkuliahan, seorang dosen membutuhkan media agar apa yang disampaikan dapat diserap, dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa dengan lebih mudah dan lebih cepat. Untuk dapat mempermudah proses tersebut, maka dosen membutuhkan media yang tepat dalam perkuliahan. Salah satu media untuk menyajikan materi perkuliahan yang paling efektif adalah media LCD (Liquid Crystal Display) proyektor. Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti

(3)

tembok. Tata letak proyektor merupakan sarana pendukung dalam melakukan aktivitas perkuliahan, Penempatan instalasi proyektor dan display (screen) yang sesuai, tepat sasaran sangat mendukung kelancaran dalam proses perkuliahan dengan tampilan materi dalam bentuk power point yang menarik dan inovatif.

Jarak pandang mata dengan proyektor dapat dilihat seperti pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Perhitungan Jarak Pandang Sumber: Aminah ( 2013) Dimana :

a : Dimensi screen waktu proyektor menyala b : Jarak screen dengan mata bagian atas c : Jarak screen dengan mata bagian bawah d : Jarak screen dengan lantai waktu

proyektor menyala

e : Tinggi mata duduk sejajar layar f : Jarak screen dari lantai

Dihitung dengan rumus: Sin ϴ = a/b Cos ϴ = c/b

Ukuran layar sangat tergantung pada besar ruangan. Terutama jarak terjauh antara audien dengan layar. Ukuran tinggi dan lebar layar minimum 1/6 kali jarak terjauh antara audien dengan layar. Ukuran layar proyektor yang ideal dapat juga ditentukan dengan Tabel 1 dibawah ini, ketentuan yang diambil jarak terjauh dari tempat duduk paling belakang mahasiswa.

Saat ini Fakultas Teknik Jurusan Elektro memiliki ruang kuliah dengan proyektor LCD terpasang permanen. Dalam pemasangan/instalasi proyektor dan layar display tersebut, belum dirancang penempatan proyektornya secara ergonomis atau pemasangan hanya kira-kira saja dan tidak ditempatkan secara ilmiah. Berdasarkan observasi, pengalaman dan fakta yang ada, aktivitas perkuliahan dengan proyektor LCD yang terpasang permanen saat ini sangat

tidak mendukung, di mana letak proyektor LCD berada pada satu sisi sebelah kanan atau sebaliknya yang letaknya dekat pintu. Kesulitan yang terjadi jika perkuliahan dihadiri oleh 40 orang mahasiswa, mahasisiwa yang duduk pada sisi lain kesulitan untuk melihat materi perkuliahan dan dampaknya terhadap efektifitas dan kualitas sistem perkuliahan yang kurang tercerna oleh mahasiswa. Tabel 1. Ukuran Layar Proyektor

Sumber : Indovisual 2014

Berdasarkan observasi tersebut maka dibutuhkan kajian layout proyektor LCD yang ergonomis di ruang perkuliahan Jurusan Teknik Elektro UNRAM.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah telaah kepustakaan atau studi litaratur yang dikaji secara mendalam dan disajikan secara naratif berdasarkan fakta-fakta yang menggunakan data-data pengamatan dilapangan, wawancara dengan mahasiswa Teknik Elektro UNRAM. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ruang F merupakan ruang kuliah jurusan teknik Elektro yang terletak di lantai dua gedung tiga mewakili ruang-ruang Elektro lainnya. Dari hasil pengukuran, diperoleh data besaran ruangan. Kondisi dan besaran ruang pada ruang kuliah F. Dimana ukuran ruangan 12,6 m x 11,4 m. Kapasitas ruangan: 50 Mahasiswa. Jarak layar proyektor dari lantai : 170 cm. Jarak proyektor dari lantai 2,5 m. Jarak duduk mahasiswa baris pertama dengan papan tulis dan tembok sebagai layar proyektor: 290 cm. Jarak proyektor dengan screen rata-rata 3,9 meter. Jarak tempat duduk pertama dengan tempat duduk kedua dibelakangnya 70 cm. Peletakkan LCD proyektor yang hanya terpusat pada satu

(4)

bidang sisi menyebabkan mahasiswa disisi yang lainnya mengalami kesulitan untuk melihat secara langsung dan jelas apa yang tertera didepan. Sehingga posisi duduknya agak miring, apabila mahasiswa tersebut menulis tubuhnya akan digeser mendekati alas meja pada kursi tersebut. Berdasarkan wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan, mereka harus duduk menyamping untuk memfokuskan diri kepada materi perkuliahan. Layar yang dipergunakan untuk memproyeksikan berupa tembok yang berada di sebelah kiri dekat dengan pintu masuk. Seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kondisi Perkuliahan Ruang F LCD proyektor yang digunakan sebagai sarana aktivitas belajar mengajar pada perkuliahan, kadang-kadang ditempatkan pada tempat yang tidak mengacu kepada kaidah-kaidah ergonomi, sehingga dapat memunculkan gangguan fisiologis berupa rasa sakit atau lelah pada otot-otot mata dan otot-otot leher mahasiswa yang mengikuti proses perkuliahan Grandjean (2000). Untuk mengatasi masalah tersebut di atas perlu diketahui kaidah-kaidah ergonomi yang dapat digunakan sebagai acuan di dalam penempatan proyektor.

Syarat letak proyektor yang ergonomis adalah: proyektor harus terpasang secara permanen di langit-langit ruang kuliah; letak proyektor harus di atas kepala manusia tetapi masih terjangkau pada saat mengoperasikannya; posisi proyektor (lensa) harus tegak lurus dengan screennya. Berdasarkan syarat tersebut jarak proyektor yang terpasang diruangan F adalah 2,5 m hal tersebut sulit dijangkau.

Syarat letak screen yang ergonomis adalah : tinggi screen dari lantai = tinggi mata duduk ditambah toleransi 50 cm untuk mengantisipasi mahasiswa yang duduk paling belakang (sekitar 8 meter dari screen), sebaiknya letak screen berjauhan dengan

pintu ruangan dengan pertimbangan Jika pintu ada di sisi depan ruangann maka sebaiknya screen diletakkan di sebelah kanan whiteboard begitu juga sebaliknya. Aminah (2013). Berdasarkan data antropometri untuk menghitung tinggi screen dari lantai dengan mempergunakan rata-rata tinggi mata duduk pria 86,1 cm + 50 cm = 136,1 cm dan rata-rata perempuan 80,5 cm + 50 cm = 130,5 cm. Hasil pengukuran layar proyektor di ruangan F adalah 170 cm tidak sesuai dengan jarak yang dihitung.

Menurut Nurmianto (2008) sudut pandang yang ideal untuk sudut pandang mata dalam posisi duduk adalah 300-330. Letakkan posisi layar proyektor yang

ergonomis disesuaikan dengan

mempertimbangkan mahasiswa yang duduk paling depan dan paling belakang, sehingga rotasi mata mereka tetap berada pada 300 -330.

Gambar 3. Jarak dari layar hingga baris pertama (Nurmianto, 2008, hal. 353)

Ukuran dimensi layar proyektor dapat diketahui dari jarak tempat duduk terjauh mahasiswa. Tempat duduk terjauh mahasisiwa pada ruang F adalah 900 cm. Dilihat dari Tabel 1, maka dimensi layar monitor dengan jarak mahasiswa terjauh 900 cm rasionya 4 : 3 adalah 150 x 200 cm untuk manual wall screen. Sehingga dapat dihitung jarak layar dengan tempat duduk pertama mahasiswa sebagai berikut:

cm b b b 400 200 5 , 0 200 30 sin 0 = = = =

(5)

cm c c x c 344 400 86 , 0 400 30 cos 0 = = = =

Jadi jarak yang ideal untuk tempat duduk pertama mahasiswa adalah 344 cm (3,44m) artinya jarak duduk mahasiswa baris pertama dengan layar yang terukur sebesar 290 cm kurang ideal dibandingkan dengan jarak hitung.

Barbara & Allan (2001) mengatakan bahwa sudut pandang perempuan melebar sebesar 1800 sementara pria 450 memanjang dapat dilihat pada Gambar 4. Untuk mengatasi terbatasnya sudut padang mahasiswa pria, dianjurkan pada saat mengikuti perkuliahan mereka duduk berhadapan langsung dengan layar, sehingga sudut pandangnya masih berada pada batas kemampuan pria, dan mahasiswa perempuan duduk paling pinggir.

Gambar 4.Batas Sudut Pandang Mata Pria Dan Perempuan

KESIMPULAN

1. Tata letak proyektor sebaiknya memperhatikan dimensi tubuh manusia agar manusia sebagai pengguna peralatan tersebut merasa aman dan nyaman pada saat menggunakannya.

2. Layout proyektor LCD di ruang kuliah Teknik Elektro selama ini tidak sesuai dengan jarak ideal yang ditentukan. Perlu adanya penerapan ergonomi pada penataan ruang kuliah, sehingga diperoleh kondisi perkuliahan yang sehat, aman, nyaman, efisien dan efektif

DAFTAR PUSTAKA

________, 2014., “Cara Menentukan Ukuran Screen”.http://belajarproyektor.blogspot.c om/2014/01/vbehaviorurldefaultvmlo_7.ht ml. Indovisual 2014

Aminah, P.F. 2013). “Kajian Antropometri dan

Penataan Ruang Pada Ruang

Perkuliahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Studi Kasus Jurusan Teknik Sipi).Fakultas Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Barbara & Allan Pease, (2001). ”Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Maps How We’re Different and What To Do About It”. Copyright © Allan Pease 2001 Pease International Pty Ltd. Web: www. peaseinternational. Com. ISBN 0 957 81081 4

Grandjean, E., Kroemer, K.H.E. (2000). “Fitting the Task to the Human. A Textbook of Occupational Ergonomics”. Fifth Edition. Piladelphie: Taylor & Francis.

Manuaba, A. (2003). “Optimalisasi Aplikasi Ergonomi dan Fisiologi Olahraga dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Prestasi Atlet”. Makalah. Disampaikan pada Seminar Nasional Ergonomi dan Olahraga di Universitas Negeri Semarang, 12 April 2003.

Nurmianto, E. (2008). “Ergonomi konsep Dasar dan Aplikasinya”. Edisi kedua. Penerbit Guna Widya Surabaya.

Woodson, W.E, Tillman, B. & Tillman, P. (1992). “Human Factors Design Handbook”. New York : McGraw Hill.

Gambar

Tabel 1. Ukuran Layar Proyekto r
Gambar 3. Jarak dari layar hingga baris pertama  (Nurmianto, 2008, hal. 353)

Referensi

Dokumen terkait

R-Square Adjusted -0,011 Nilai koefisien regresi atas pengaruh langsung antara variabel struktur modal dan variabel penghindaran pajak sebesar -0,172 menunjukkan

Kendala dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Hukum USU, Pelaksanaan Perda KTR di Kota Medan

6 mahasiswa baru yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, menarik diri dari lingkungan dan lebih memilih untuk membiarkan masalah yang terjadi antara dirinya

Pada tahap ini, penulis membuat laporan dari penelitian yang berisikan laporan penelitian terhadap masalah-masalah dan solusi yang ada pada objek yang diteliti oleh penulis

Data berupa proses bisnis peminjaman buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pengembalian buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pelayanan informasi

Indikasi dilakukan splenektomi antara lain kebutuhan transfusi darah yang meningkat, yakni melebihi 250 mL/kgBB/tahun (hipersplenisme dini), adanya pansitopenia pada pemeriksaan

Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswi tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyak remaja putri yang tidak percaya diri dengan bentuk badan yang mereka

Pemberian 6% sukrosa pada media pengumbian mikro nyata menghasilkan jumlah dan panjang akar, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah dan bobot stolon, serta jumlah umbi mikro yang