• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN REDAKSI. Penanggung Jawab Sukasno, STP, MM. Pimpinan Redaksi Yanuar Henry Pribadi, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUSUNAN REDAKSI. Penanggung Jawab Sukasno, STP, MM. Pimpinan Redaksi Yanuar Henry Pribadi, M.Si"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Sukasno, STP, MM Pimpinan Redaksi Yanuar Henry Pribadi, M.Si

Tim Redaksi Devi Febrianty, ST Yuningsih, ST Sugiyanti, S.Si Selvy Yolanda, SST Mutiara Halida, S.Tr Ratri Widyastuti, S.Tr Sri Septiani D Saragih, S.Tr

Qurrata A’yun Kartika, S.Tr Dyah Ajeng Sekar Pratiwi, S.Tr

Yosik Norman, M.Si Sirly Oktarina, S.Tr

Distribusi Kusairi, S.Si

Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.kom Alamat Redaksi

Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Jln. Raya Kodam Bintaro No.82

Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.tangsel@bmkg.go.id

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat menyusun Buletin Analisis Musim Kemarau 2020 dan Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta.

Analisis Musim Kemarau 2020 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 dibuat berdasarkan hasil prakiraan yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya UPT baik Stasiun Meteorologi dan Geofisika yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang dan Serang serta Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di wilayah Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini.

Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini.

Semoga bermanfaat.

TANGERANG SELATAN, SEPTEMBER 2020 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

TANGERANG SELATAN

SUKASNO, STP, MM NIP.196703041990031001

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --- iii

1. PENDAHULUAN --- 1

1.1. Latar Belakang --- 1

1.2. Tujuan --- 1

2. TINJAUAN UMUM --- 2

2.1. Zona Musim di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta --- 2

2.2. Curah Hujan --- 3

3. PEMBAHASAN --- 5

3.1. Analisis Musim Kemarau 2020 --- 5

3.1.1. Analisis Ketersediaan Air Tanah Periode Musim Kemarau 2020 --- 7

3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Hujan 2020/2021 --- 8

3.2.1. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Kemayoran --- 8

3.2.2. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Cengkareng --- 9

3.2.3. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Serang --- 9

3.2.4. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Curug --- 10

3.2.5. Suhu Udara di Stasiun Maritim Tanjung Priok --- 10

3.2.6. Suhu Udara di Stasiun Geofisika Tangerang --- 11

3.3. Iklim Mikro di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada saat Musim Hujan 2019/2020 --- 12

3.3.1. Suhu Udara --- 12

3.3.2. Curah Hujan --- 12

3.3.3. Kelembaban Udara --- 13

3.3.4. Lama Penyinaran Matahari--- 13

3.3.5. Windrose --- 14

3.4. Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 --- 14

3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer--- 14

3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer --- 15

3.4.3. Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 --- 17

3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2020/2021 --- 18

3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2020/2021 --- 19

3.4.6. Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021 --- 23

3.4.7. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta --- 24

4. PENUTUP --- 25

4.1. Kesimpulan --- 25

4.2. Saran --- 25

(5)

---1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki sistem iklim/cuaca yang unik.

Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi Suhu Muka Laut di sekitar wilayah Indonesia.

Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Secara klimatologis, wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta terdapat 11 pola iklim, dimana 10 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 1 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal).

1.2. Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk:

1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Menginformasikan hasil analisis musim kemarau yang terjadi pada periode 2020 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro area Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan

dan beberapa stasiun lain pada periode musim hujan 2019/2020

4. Menginformasikan hasil prakiraan awal musim hujan 2020/2021 di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(6)

2. TINJAUAN UMUM

2.1. Zona Musim di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.

Sesuai dengan ketentuan WMO mengenai Standar Normal 30 Tahun, data normal curah hujan yang digunakan saat ini adalah standar normal periode tahun 1981-2010.

Metode analisis data yang diterapkan dalam penentuan ZOM ini adalah metode analisis cluster, yaitu mengelompokkan suatu objek/data yang memiliki kesamaan sifat tanpa menghilangkan struktur alami dari objek/data sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan memiliki makna, seperti pola atau klasifikasi.

Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1981-2010), maka Provinsi Banten dan DKI Jakarta terdiri atas 10 ZOM.

(7)

3

Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Provinsi Banten dan DKI Jakarta

ZOM Wilayah

55 Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian barat

56 Kab Pandeglang bagian utara dan Kab Serang bagian barat daya

57 Kab Serang bagian selatan, Kab Pandeglang bagian timur laut dan Kab Lebak bagian utara

58

Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian timur, Kab Tangerang bagian tengah dan Kota Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat

59 Kab Serang bagian timur laut dan Kab Tangerang bagian utara 60 Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara 61

Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kab Tangerang bagian selatan, Kab Serang bagian tenggara, Kab Lebak bagian timur laut

62 Kab Lebak bagian tengah 63 Kab Lebak bagian selatan

67 Kab Lebak bagian Tenggara (Wilayah ZOM Provinsi Jawa Barat)

2.2. Curah Hujan

Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan.

(8)

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Zona Musim Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Zona Musim Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Zona Musim Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(9)

5

3. PEMBAHASAN

3.1. Analisis Musim Kemarau 2020

Hasil Analisis Musim Kemarau 2020 di wilayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa Awal Musim Kemarau paling awal terjadi pada dasarian III Maret 2020 dan paling akhir terjadi pada dasarian II Juli 2020. Jika dibandingkan dengan Normal Awal Musim Kemarau, pada umumnya Musim Kemarau 2020 di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta Mundur yaitu antara 1 – 4 dasarian. Terdapat 1 ZOM yang Sama dari Normalnya.

(10)

Gambar 4. Analisis Perbandingan Musim Kemarau 2020 Tabel 2. Analisis Musim Kemarau 2020

ZONA

MUSIM TERHADAP NORMALPERBANDINGAN SELISIH

55 16 JUN 1 20 JUL 2 MUNDUR 4

56 15 MEI 3 19 JUL 1 MUNDUR 4

57 16 JUN 1 19 JUL 1 MUNDUR 3

58 11 APR 2 15 MEI 3 MUNDUR 4

59 8 MAR 2 9 MAR 3 MUNDUR 1

60 9 MAR 3 12 APR 3 MUNDUR 3

61 16 JUN 1 16 JUN 1 SAMA 0

62 18 JUN 3 19 JUL 1 MUNDUR 1

63 17 JUN 2 19 JUL 1 MUNDUR 2

NORMAL AMK

(Dasarian) (Dasarian)AMK 2020

Keterangan : Selisih merupakan perbedaan periode dasarian dari nilai normal dengan faktanya

(11)

7

3.1.1. Analisis Ketersediaan Air Tanah Periode Musim Kemarau 2020

Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah pada bulan Maret 2020 di Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada kategori Cukup hingga Sangat Cukup kecuali di sebagian wilayah Kab.Tangerang dan Kota Tangerang bagian Utara serta sebagian kecil wilayah barat Kab.Pandeglang berada pada kategori Sedang hingga Sangat Kurang.

Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah pada bulan April 2020 di Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada kategori Cukup hingga Sangat Cukup kecuali di Kab.Tangerang dan Kota Tangerang bagian Utara, Kota Tangerang Selatan, Kab.Serang bagian Timur Laut, serta sebagian kecil wilayah barat Kab.Pandeglang berada pada kategori Sedang hingga Sangat Kurang.

Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada bulan Mei 2020 berada pada kategori Cukup hingga

Gambar 5. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Maret 2020 Provinsi Banten dan

DKI Jakarta

Gambar 6. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan April 2020 Provinsi Banten dan

DKI Jakarta

Gambar 7. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Mei 2020 Provinsi Banten dan

DKI Jakarta

Gambar 8. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Juni 2020 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(12)

Sangat Cukup, kecuali sebagian besar DKI Jakarta bagian Utara, Kab Tangerang bagian Utara, Kota Tangerang Selatan, Kab.Serang bagian Utara dan sebagian selatan, Kab.Pandeglang bagian Barat Laut, Kab.Lebak bagian Barat Laut dan sebagian kecil wilayah Timur berada pada kategori Sedang hingga Sangat Kurang.

Berdasarkan gambar 8 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada bulan Juni 2020 berada pada kategori Cukup hingga Sangat Cukup, kecuali DKI Jakarta, Kab Tangerang bagian Utara, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kab.Serang bagian Utara dan sebagian selatan, Kab.Pandeglang bagian Barat Laut dan sebagian kecil wilayah Timur, sebagian wilayah Kab.Lebak bagian Utara berada pada kategori Sedang hingga Sangat Kurang.

3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Hujan 2020/2021

Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan. Berikut ini disajikan kondisi suhu udara pada Musim Hujan 2019/2020 yang dapat dijadikan sebagai acuan pada Musim Hujan 2020/2021.

3.2.1. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Kemayoran

Gambar 9. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Suhu udara rata-rata selama Musim Hujan periode 2019/2020 tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2019 di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.7 0C dan terendah terjadi pada

bulan Januari 2020 sebesar 25.9 oC. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.0oC

terjadi pada bulan Oktober 2019 dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Februari 2020 sebesar 24.0oC.

(13)

9

3.2.2. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Cengkareng

Pada Musim Hujan periode 2019/2020, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan Desember 2019 yaitu 29.8oC dan terendah pada bulan Maret

2020 yaitu 25.4oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 36.4oC terjadi pada

Oktober 2019, dan suhu udara minimum absolut sebesar 22.2oC terjadi pada bulan Maret

2020. Grafik dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode Oktober 2019 - Maret 2020 3.2.3. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Serang

Gambar 11. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode Oktober 2019 - Maret 2020

(14)

Pada Musim Hujan periode 2019/2020, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Serang terjadi pada bulan November 2019 yaitu 30.6oC dan terendah pada bulan November

2020 yaitu 25.2oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 37.4oC terjadi pada

bulan Oktober 2019 dan suhu udara minimum absolut sebesar 21.4oC terjadi pada bulan

November 2019.

3.2.4. Suhu Udara di Stasiun Meteorologi Curug

Gambar 12. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Pada Musim Hujan periode 2019/2020, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Curug terjadi pada bulan November 2019 yaitu 29.4oC dan terendah pada bulan Februari

2020 yaitu 24.2oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 38.4oC terjadi pada

bulan Oktober 2019 dan suhu udara minimum absolut sebesar 21.0oC terjadi pada bulan

Oktober 2019.

3.2.5. Suhu Udara di Stasiun Maritim Tanjung Priok

Suhu udara rata-rata pada Musim Hujan periode 2019/2020 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan November 2019 sebesar 31.0oC dan terendah pada bulan Januari dan

Februari 2020 sebesar 26.0oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan

(15)

11

Gambar 13. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum

Pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode Oktober 2019 - Maret 2020 3.2.6. Suhu Udara di Stasiun Geofisika Tangerang

Gambar 14. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Geofisika Tangerang Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Pada Musim Hujan periode 2019/2020, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Geofisika Tangerang terjadi pada bulan November 2019 yaitu 30.0oC dan terendah pada bulan Januari

(16)

2020 yaitu 25.0oC. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 37.0oC terjadi pada

bulan Oktober 2019 dan suhu udara minimum absolut sebesar 22.8oC terjadi pada bulan

Desember 2019.

3.3. Iklim Mikro di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada saat Musim Hujan 2019/2020

Penyajian kondisi iklim mikro di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada Musim Hujan 2019/2020 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi Musim Hujan 2020/2021.

3.3.1. Suhu Udara

Gambar 15. Grafik Suhu Udara di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan

Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Suhu udara rata-rata pada Musim Hujan 2019/2020 mencapai nilai tertinggi pada bulan November 2019 sebesar 30.6oC dan nilai terendah pada

bulan Januari 2020 sebesar 24.6oC.

Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 36.6oC

terjadi pada bulan Oktober 2019 dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 22.2oC

terjadi pada bulan November 2019.

3.3.2. Curah Hujan

Gambar 16. Grafik Curah Hujan

Pada Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan

Curah Hujan pada Musim Hujan 2019/2020 mencapai nilai tertinggi pada bulan Januari 2020 sebesar 208.9 mm.

(17)

13

3.3.3. Kelembaban Udara

Gambar 17. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan

Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Kelembaban udara rata-rata selama Musim Hujan 2019/2020 sebesar 80%.

Kelembaban maksimum

terukur pada bulan Januari

2020 sebesar 98%.

Sedangkan kelembaban minimum terukur pada bulan Oktober 2019 sebesar 57%.

3.3.4. Lama Penyinaran Matahari

Gambar 18. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan

Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada Musim Hujan 2017/2019 sebesar 100%, terjadi pada bulan Oktober 2019, November 2019 dan Desember 2019. Sedangkan nilai minimum sebesar 0%, terjadi hampir disetiap bulan yaitu pada November 2019 - Maret 2020 kecuali bulan Oktober 2020.

(18)

3.3.5.

Windrose

Gambar 19. Windrose di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Periode Oktober 2019 - Maret 2020

Gambar windrose periode bulan Oktober 2019 – Maret 2020 menunjukkan bahwa angin yang terjadi sebagian besar berasal dari arah Barat dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori kategori 2-4 knots sebesar 1.1%, 6-8 knots sebesar 43.7%, kategori 8-10 knots sebesar 26.8%, kategori 10-12 knots sebesar 16.4% dan kategori >=12 knots sebesar 12.0%.

3.4. Prakiraan Musim Hujan 2020/2021

Dalam memprakirakan Musim Hujan tidak bisa dipisahkan dengan kondisi dinamika atmosfer yang terjadi saat ini. Hal-hal yang disampaikan dalam dinamika atmosfer adalah, meliputi analisis serta prakiraan terhadap perkembangan El Nino/La Nina, Dipole Mode dan Suhu Permukaan Laut di Indonesia.

3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer 1. Perkembangan El Nino/La Nina

Sejak bulan Juli tahun 2020, kondisi anomali suhu permukaan laut di Ekuator Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi Normal dengan indeksnya bernilai -0.11, yang mengindikasikan ENSO berada pada status netral.

2. Analisis kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD)

Pemantauan kondisi IOD (Indian Ocean Dipole) pada bulan Juli 2020 menunjukkan fenomena Dipole Mode dalam kondisi Netral dengan nilai Dipole Mode Index (DMI) sebesar 0.27.

(19)

15

3. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) perairan di Indonesia

Pada bulan Juli 2020, kondisi anomali suhu permukaan laut di perairan Indonesia pada umumnya berada pada kondisi normal dengan anomali suhu berkisar –0.5°C s/d +2°C. Daerah dengan suhu permukaan laut yang relatif lebih hangat berada di Laut Maluku bagian utara hingga perairan utara Papua.

Gambar 20. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut Dasarian III Agustus 2020 Sumber : ITACS - JRA-55

3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer 1. Prediksi La Nina/El Nino

Secara umum berdasarkan model-model prediksi ENSO dari BMKG dan juga institusi internasional lain (https://iri.columbia.edu) baik model dinamis maupun statistik memprakirakan ENSO akan berada pada kategori netral hingga La Niña. Kondisi Netral akan terus berlangsung hingga September dan diprakirakan berpotensi terjadi La Niña (dengan peluang sekitar 60%) mulai Oktober 2020 hingga periode NDJ (November-Desember 2020 - Januari 2021). Analisis data historis menunjukkan bahwa kondisi La Niña pada saat musim hujan memiliki dampak yang bervariasi yaitu mendekati kondisi normalnya hingga meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Mei sampai dengan Juli 2020 umumnya bervariasi positif dan negatif namun masih dalam kisaran normalnya, dengan indeks rata-rata selama 90 hari terakhir sebesar -0.15. Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa tidak terdapat anomali sirkulasi angin passat yang mempengaruhi iklim di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Banten dan DKI Jakarta sehingga awal Musim Hujan 2020/2021 akan tidak dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Hasil prediksi ENSO dapat dilihat pada gambar 21.

(20)

Gambar 21. Prediksi Elnino oleh 9 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id

2. Prediksi Dipole Mode

Prediksi BMKG, kondisi IOD diprakirakan akan tetap netral pada periode Agustus hingga November 2020 kemudian bulan Desember 2020 berpotensi terjadi DM (Dipole Mode) Negatif. Meskipun institusi internasional seperti NASA menyatakan potensi terjadi DM (Dipole Mode) Negatif periode Agustus hingga Desember, namun sebagian besar institusi internasional lainnya seperti BoM (Australia), JAMSTEC (Jepang), dan luaran model NMME (North American Multi Model Ensemble) menyatakan Dipole Mode dalam kondisi netral. Hal ini mengindikasikan bahwa pada awal Musim Hujan 2020/2021, kemungkinan besar tidak terjadi anomali perpindahan uap air antara wilayah Indonesia dengan Samudera Hindia. Hasil prediksi DMI dapat dilihat pada gambar 22.

(21)

17

3. Prediksi Suhu Permukaan Laut (SST) di Indonesia

Gambar 23. Prediksi Suhu Muka Laut sampai bulan Februari 2021 Sumber : NCEP USA

Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Hujan 2020/ 2021 diprakirakan sebagai berikut :

1) Pada bulan Agustus - Oktober 2020, suhu permukaan laut di perairan Indonesia diprakirakan didominasi anomali positif, kemudian November 2020 mulai meluruh menuju kondisi normal dari sebelah utara Papua hingga seluruh wilayah perairan Indonesia bagian utara. Sedangkan wilayah perairan selatan Jawa, perairan Maluku bagian selatan dan Papua bagian selatan umumnya diprakirakan akan lebih hangat dengan anomali suhu permukaan laut berkisar +0.5 °C hingga +1°C. 2) Pada bulan Desember 2020 - Januari 2021, suhu permukaan laut di wilayah

perairan Indonesia diprakirakan akan berada dalam kondisi normal. 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021

Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka Musim Hujan 2020/2021 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut :

1) Awal Musim Hujan di Provinsi Banten dan DKI akan ada wilayah yang maju, sama dan mundur dibandingkan dengan normalnya. Diprakirakan Awal Musim Hujan akan dimulai pada sekitar periode Awal Oktober 2020 sampai dengan Akhir Desember 2020.

2) Sifat hujan Musim Hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada pada kisaran Normal (N) sampai dengan Atas Normal (AN).

(22)

Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya Awal Musim Hujan 2020/2021 adalah sebagai berikut:

Awal musim hujan Sep III – Okt II : Zona Musim 67

Awal musim hujan Okt I – Okt III : Zona Musim 57, 61 dan 62 Awal musim hujan Okt II – Nov I : Zona Musim 55, 56 dan 63 Awal musim hujan Nov III – Des II : Zona Musim 58 dan 60 Awal musim hujan Des II – Jan I : Zona Musim 59

Gambar 20. Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2020/2021

Jika dibandingkan dengan Normal Awal Musim Hujan, maka Awal Musim Hujan 2020/2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Mundur dari Normalnya, namun ada juga wilayah yang Sama dan Maju dari Normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap Normal Awal Musim Hujan dengan Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 adalah sebagai berikut :

(23)

19

- Maju dari Normalnya : Zona Musim 58 dan 61

- Sama dari normalnya : Zona Musim 60

- Mundur dari Normalnya : Zona Musim 55, 56, 57, 59, 62, 63 dan 67

Gambar 21. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2020/2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2020/2021

Sifat hujan Musim Hujan 2020/2021 Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal (N). Namun ada wilayah yang prakiraan sifat hujan Musim Hujan 2020/2021 adalah Atas Normal (AN).

Cakupan wilayah berdasarkan sifat hujan Musim Hujan 2020/2021 adalah sebagai berikut :

- Normal (N) : Zona Musim 57, 58, 59, 60, 62, 63 dan 67 - Atas Normal (AN) : Zona Musim 55, 56 dan 61

(24)

Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Musim Hujan 2020/2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Tabel 3. Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 Wilayah Banten dan DKI Jakarta No Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan ZOM Awal Musim Hujan Antara Perbandingan Thd Rata-rata

Dasarian Sifat Hujan Puncak Musim Hujan

1 DKI Jakarta Jakarta Barat Cengkareng 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

2 DKI Jakarta Jakarta Barat Petamburan Grogol 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

3 DKI Jakarta Jakarta Barat Kali Deres 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

4 DKI Jakarta Jakarta Barat Kebon Jeruk 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

5 DKI Jakarta Jakarta Barat Kembangan 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

6 DKI Jakarta Jakarta Barat Pal Merah 63 OKT II – NOV I +3 N FEB ‘21

7 DKI Jakarta Jakarta Barat Taman Sari 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

8 DKI Jakarta Jakarta Barat Tambora 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

9 DKI Jakarta Jakarta Pusat Cempaka Putih 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

10 DKI Jakarta Jakarta Pusat Gambir 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

11 DKI Jakarta Jakarta Pusat Johar Baru 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

12 DKI Jakarta Jakarta Pusat Kemayoran 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

(25)

21

No Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan ZOM Awal Musim Hujan Antara Perbandingan Thd Rata-rata

Dasarian Sifat Hujan Puncak Musim Hujan

14 DKI Jakarta Jakarta Pusat Sawah Besar 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

15 DKI Jakarta Jakarta Pusat Senen 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

16 DKI Jakarta Jakarta Pusat Tanah Abang 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

17 DKI Jakarta Jakarta Selatan Cilandak 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

18 DKI Jakarta Jakarta Selatan Jagakarsa 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

19 DKI Jakarta Jakarta Selatan Kebayoran Baru 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

20 DKI Jakarta Jakarta Selatan Kebayoran Lama 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

21 DKI Jakarta Jakarta Selatan Mampang Prapat 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

22 DKI Jakarta Jakarta Selatan Pancoran 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

23 DKI Jakarta Jakarta Selatan Pasar Minggu 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

24 DKI Jakarta Jakarta Selatan Pesanggrahan 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

25 DKI Jakarta Jakarta Selatan Setia Budi 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

26 DKI Jakarta Jakarta Selatan Tebet 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

27 DKI Jakarta Jakarta Timur Cakung 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

28 DKI Jakarta Jakarta Timur Cipayung 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

29 DKI Jakarta Jakarta Timur Ciracas 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

30 DKI Jakarta Jakarta Timur Duren Sawit 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

31 DKI Jakarta Jakarta Timur Jatinegara 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

32 DKI Jakarta Jakarta Timur Kramat Jati 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

33 DKI Jakarta Jakarta Timur Makasar 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

34 DKI Jakarta Jakarta Timur Matraman 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

35 DKI Jakarta Jakarta Timur Pasar Rebo 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

36 DKI Jakarta Jakarta Timur Pulo Gadung 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

37 DKI Jakarta Jakarta Utara Cilincing 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

38 DKI Jakarta Jakarta Utara Kelapa Gading 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

39 DKI Jakarta Jakarta Utara Koja 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

40 DKI Jakarta Jakarta Utara Pademangan 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

41 DKI Jakarta Jakarta Utara Penjaringan 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

42 DKI Jakarta Jakarta Utara Pulau Seribu 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

43 DKI Jakarta Jakarta Utara Tanjung Priok 60 NOV III – DES II 0 N FEB ‘21

44 Banten Kab Tangerang Balaraja 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

45 Banten Kab Tangerang Cikupa 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

46 Banten Kab Tangerang Cisoka 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

47 Banten Kab Tangerang Ciputat 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

48 Banten Kab Tangerang Rajeg 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

49 Banten Kab Tangerang Sepatan 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

50 Banten Kab Tangerang Teluknaga 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

51 Banten Kab Tangerang Tiga Raksa 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

52 Banten Kab Tangerang Kresek 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

53 Banten Kab Tangerang Kronjo 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

54 Banten Kab Tangerang Legok 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

(26)

No Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan ZOM Awal Musim Hujan Antara Perbandingan Thd Rata-rata Dasarian Sifat Hujan Puncak Musim Hujan

56 Banten Kab Tangerang Pasar Kemis 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

57 Banten Kota Tangerang Selatan Pondok Aren 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

58 Banten Kota Tangerang Selatan Ciputat 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

59 Banten Kota Tangerang Selatan Serpong 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

60 Banten Kota Tangerang Kodya Tangerang 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

61 Banten Kab Lebak Bayah NON ZOM

62 Banten Kab Lebak Bojong Manik 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

63 Banten Kab Lebak Cileles 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

64 Banten Kab Lebak Cimarga 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

65 Banten Kab Lebak Cipanas NON ZOM

66 Banten Kab Lebak Gunung Kencana 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

67 Banten Kab Lebak Leuwidamar 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

68 Banten Kab Lebak Malingping 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

69 Banten Kab Lebak Muncang 62 OKT I – OKT III +4 N JAN ‘21

70 Banten Kab Lebak Panggarangan 63 OKT II – NOV I +3 N FEB ‘21

71 Banten Kab Lebak Rangkasbitung 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

72 Banten Kab Lebak Sajira NON ZOM

73 Banten Kab Lebak Warunggunung 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

74 Banten Kab Lebak Maja NON ZOM

75 Banten Kab Lebak Banjarsari 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

76 Banten Kab Pandeglang Cadas Sari 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

77 Banten Kab Pandeglang Cibaliung 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

78 Banten Kab Pandeglang Cigeulis 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

79 Banten Kab Pandeglang Cikeusik 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

80 Banten Kab Pandeglang Cimanggu 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

81 Banten Kab Pandeglang Cimanuk 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

82 Banten Kab Pandeglang Jiput 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

83 Banten Kab Pandeglang Labuhan 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

84 Banten Kab Pandeglang Mandalwangi 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

85 Banten Kab Pandeglang Menes 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

86 Banten Kab Pandeglang Munjul 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

87 Banten Kab Pandeglang Saketi 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

88 Banten Kab Pandeglang Banjar 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

89 Banten Kab Pandeglang Pandeglang 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

90 Banten Kab Pandeglang Bojong 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

91 Banten Kab Pandeglang Pagelaran 55 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

92 Banten Kab Serang Anyer 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

93 Banten Kab Serang Bojonegara 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

94 Banten Kab Serang Carenang 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

(27)

23

No Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan ZOM Awal Musim Hujan Antara Perbandingan Thd Rata-rata

Dasarian Sifat Hujan Puncak Musim Hujan

96 Banten Kab Serang Cikeusal 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

97 Banten Kab Serang Cinangka 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

98 Banten Kab Serang Ciruas 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

99 Banten Kab Serang Kopo 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

100 Banten Kab Serang Kragilan 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

101 Banten Kab Serang Kramatwatu 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

102 Banten Kab Serang Mancak 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

103 Banten Kab Serang Padarincang 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

104 Banten Kab Serang Pamarayan 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

105 Banten Kab Serang Petir 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

106 Banten Kab Serang Pontang 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

107 Banten Kab Serang Taktakan 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

108 Banten Kab Serang Tirtayasa 59 DES II – JAN I +1 N FEB ‘21

109 Banten Kab Serang Waringinkurung 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

110 Banten Kab Serang Ciomas 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

111 Banten Kab Serang Serang 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

112 Banten Kab Serang Baros 57 OKT I – OKT III +1 N FEB ‘21

113 Banten Kab Serang Pabuaran 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

114 Banten Kota Cilegon Pulo Merak 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

115 Banten Kota Cilegon Ciwanda 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

116 Banten Kota Cilegon Cilegon 56 OKT II – NOV I +1 AN JAN ‘21

117 Banten Kota Serang Walantaka 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

118 Banten Kota Serang Kasemen 58 NOV III – DES II -1 N FEB ‘21

119 Banten Kota Serang Curug 61 OKT I – OKT III -1 AN FEB ‘21

3.4.6. Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021

Puncak Musim Hujan 2020/2021 Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya terjadi pada bulan Februari 2021. Namun ada wilayah yang prakiraan puncak musim huja 2020/2021 terjadi pada bulam Desember 2020 dan Januari 2021.

Cakupan wilayah berdasarkan Puncak Musim Hujan 2020/2021 adalah sebagai berikut : - Puncak Musim Bulan Desember : Zona Musim 67

- Puncak Musim Bulan Januari : Zona Musim 55, 56 dan 62

(28)

Gambar 23. Peta Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

3.4.7. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta

Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta

pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah hujan periode Oktober 2020 – Maret 2021 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut :

 Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2020 – Maret 2021  Di daerah Non ZOM 26 umumnya berkisar 1001-1500 milimeter.

 Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah Normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode Oktober 2020 – Maret 2021 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode

(29)

25

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

 Analisis Musim Kemarau 2020 di wilayah Banten dan DKI Jakarta jika dibandingkan dengan normal/rata-ratanya, umumnya Mundur antara 1 - 4 dasarian.

 Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 di sebagian besar wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar periode bulan Oktober – Desember 2020.

 Jika dibandingkan terhadap normal/rata-ratanya, maka Awal Musim Hujan 2020/2021 diprakirakan pada umumnya Mundur dari normalnya tetapi ada juga wilayah yang Maju dan Sama dari Normalnya.

 Sifat Hujan selama Musim Hujan 2020/2021 di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Normal (AN) sampai dengan Atas Normal (AN).

4.2. Saran

 Ketersediaan data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan.

 Kerjasama antara instansi-instansi terkait (Dinas Pertanian, Pemda, Pemkot, Pemprov dan stakeholder terkait) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim.

 Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini.

(30)

Gambar

Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Zona Musim   Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 3. Analisis Awal Musim Kemarau 2020
Gambar 4. Analisis Perbandingan Musim Kemarau 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

(penghargaan) dari pusat atas kinerjanya. Bahkan untuk CS penulis mendapatkan banyak pelajaran seperti saat dalam suasana yang sangat ramai dengan antrian yang terkadang

Apabila t-hitung lebih besar pada t-tabel (t-hit > t-tab) maka dinyatakan terjadi hubungan secara signifikan. Hasil pengujian VAR ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil

Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah pada bulan Maret 2021 di Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada kategori Cukup hingga Sangat

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan April - Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di Sebagian kecil Kab

Untuk Analisis Sifat hujan bulan November 2020 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Atas Normal, kecuali Kab Serang bagian Utara dan sebagian kecil di bagian

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Desember 2020 dan Januari – Februari 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal hingga

Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan rata-rata bulanan periode 30 tahun (1981-2010), maka secara klimatologis di wilayah Propinsi Bengkulu terdiri atas 2

(1) Atas impor bahan baku/bahan penolong dan bagian/komponen untuk perakitan mesin dan motor berputar sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Keputusan Menteri Keuangan ini,