PENGENDALIAN SERANGGA HAMA
GUDANG
1. Cara-cara pengendalian hama di lapangan
dapat diterapkan di gudang dengan beberapa
penyesuaian
2. Aplikasi pestisida bukan cara terampuh dalam
pengendalian hama
3. Pendekatan yang perlu dilakukan:
Pengendalian HamaTerpadu (PHT).
CARA-CARA PENGENDALIAN HAMA GUDANG
1. Preventif (mencegah terjadinya serangan)
2. Pengendalian Fisik-mekanik
3. Pengendalian hayati
Preventif
• Mencegah datangnya hama lebih mudah daripada membasmi
atau mengeliminasi serangga yang sudah masuk 1. Membuat konstruksi kedap serangga :
Bangunan dari beton atau logam akan lebih baik daripada kayu 2. Sanitasi gudang:
Ceceran bahan simpanan di lantai harus dibersihkan sebelum dilakukan penyimpanan selanjutnya, celah-celah atau retakan pada lantai, dinding, harus ditutup (sealed)
3. Tidak menyimpan alat pertanian, seperti alat pemanen diruang penyimpanan karena biji-biji yang tertinggal dapat menjadi
sumber infestasi
4. Tidak menggunakan karung bekas yang belum di´disinfestasi´ untuk menyimpan
5. Jangan menyimpan wadah bekas di ruang
penyimpanan
6. Menggunakan wadah yang tidak mudah dimasuki
oleh serangga
7. Menggunakan protektan untuk melindungi bahan
simpanan (khusus untuk penyimpanan benih)
seperti abu sekam dan serbuk tanaman yang
diketahui mengandung insektisida
8. Menyimpan bahan dalam bentuk yang lebih
resisten, misal yang masih dilengkapi dengan
polong, terutama kacang tanah
ketepeng cina (Cassia alata)
alang-alang (Imperata cylindrica)
putri malu (Mimosa pudica)
ketepeng cina (Cassia alata)
alang-alang (Imperata cylindrica)
putri malu (Mimosa pudica)
patikan kebo (Euphorbia hirta)
tembelekan (Lantana camara)
Babadotan (Ageratum conyzoides)
patikan kebo (Euphorbia hirta)
tembelekan (Lantana camara)
(Ageratum conyzoides)
Respons Serangga Hama Gudang terhadap Temperatur
Zone Temparatur (oC) Pengaruh
Lethal > 62 50 - 62 45 - 50 35 - 45 Kematian < 1 menit Kematian < 1 jam Kematian < hari
Pertumb. pop. terhenti,serangga Mencari tmpt yg lbh dingin
Suboptimal > 35
33 -35 Perkembangan terhentiPerkembangan lambat
Optimal 25 - 32 Maksimum laju perkembangan
Suboptimal 13 -25
< 15 Perkembangan lambatPerkembangan terhenti
Lethal 5 -13
-10 s/d -5 -25 s/d -15
Kematian dalam minggu Kematian dalam hari Kematian < 1 jam
Field, P.G. 1992. The control of stored-product insects and mites with extreme temperatures. J. Stored Prod.Res. 28: 89 -118
Penggunaan Temperatur Tinggi
Faktor-faktor yang berpengaruh :
•
1. Temperatur
•
2. Lama perlakuan
•
3. Spesies
•
4. Fase perkembangan
•
5. Aklimatisasi
•
6. Kelembapan relatif
•
Temperatur tinggi yang efektif untuk membunuh
serangga di dalam tempat penyimpanan adalah
antara 50 - 60
oC selama 24 jam
Tingkat Toleransi Serangga terhadap
Perlakuan Temperatur Tinggi
•
Urut-urutan dari yang paling toleran sampai yang
paling tidak toleran pada perlakuan suhu 49
oC
•
L. serricorne > C. pusillus = R. dominica > S. oryzae
= T. castaneum = Trogoderma variabile > S.
granarius = Gibbium psylloides > Cathartus
quadricollis = O. mercator > T. confusum = O.
surinamensis
•
Semakin rendah kelembaban relatif dan kadar air
biji, semakin rentan serangga terhadap perlakuan
suhu tinggi, terutama pada kisaran temperatur
antara 40 - 45
oC
Pengendalian Callosobruchus maculatus dengan penjemuran (menaikkan suhu di dalam kemasan benih) (Penelitian di India oleh Y. S. Chauchan dan M. A.Gaffar:
Journal of stored product research volume 38 Tahun 2002)
8 kantung plastik berisi masing-masing 1 kg kacang-kacangan
(k.a. 10%) + 6 pasang imago
C. maculatus
Hasil:
1. Suhu max di dalam kantung plastik 65oC
2. Callosobruchus
dalam kantung plastik yang dijemur mati sebelum sempat bertelur 4 kantung dijemur (suhu max 42oC) 4 kantung disimpan di laboratorium dengan suhu kamar
Setelah 1 minggu dikembalikan ketempat penyimpanan di laboratorium
(ke dalam kotak dari karton)
Sampel untuk uji daya kecambah
Penggunaan irradiasi
•
Fasilitas komersial pertama penggunaan irradiasi untuk
pengendalian hama gudang dibangun di Pelabuhan
Odessa, Ukraine, yang menggunakan dosis radiasi 0,2
kGy dengan kecepatan perlakuan 200 ton per jam.
•
Kelemahan penggunaan cara irradiasi:
•
1. Dapat menurunkan kadar vitamin A, C, E, B1
(thiamine), dan K
•
2. Dosis irradiasi yang dibutuhkan untuk membunuh
serangga juga dapat mematikan biji sehingga tidak
cocok untuk penyimpanan benih
Penggunaan
Inert Dust
• Tanah dan pasir, Diatomaceus earth, Silica aerogels, Non-silica
dust
• Tanah dan pasir telah digunakan secara tradisional sebagai penutup penyimpanan biji-bijian.
• Diatomaceous earth (debu diatom) adalah fossil diatomae yang mengandung silika (diatomae adalah tumbuhan akuatik bersel tunggal yang dinding selnya mengandung opaline silica atau SiO2+ nH2O)
• Silica aerogels diproduksi dengan mengeringkan larutan
sodium silikat, berbentuk tepung yang sangat halus dan tidak bersifat higroskopik
• Aplikasi : Digunakan sebagai pelindung atau pelapis
permukaan stapel atau dicampur langsung dengan benih (seperti melakukan seed treatment)
• Mode of action : Menyebabkan serangga mengalami dehidrasi karena lapisan kutikulanya terlepas atau terluka akibat
• Keuntungan penggunaan Diatomaceous Earth (debu diatom) • 1. Tidak toksik terhadap mamalia
• 2. Mudah dibersihkan dari biji pada saat prosesing
• 3. Sangat efektif terhadap berbagai spesies hama gudang • 4. Hanya proses fisik yang terlibat sehingga tidak
menimbulkan resistensi
• Produk komersial : SilicoSec® mengandung:
92% SiO2, 3% Al2O3, 1% Fe2O3, dan 1%Na2O.
• Dosis aplikasi: 1 kg Silico Secper kg biji-bijian serealia.
• Keefektifan penggunaan debu diatom meningkat sejalan
denganmeningkatnya suhu, karena pada suhu yang lebih tinggi serangga lebih aktif bergerak sehingga peluang
terjadinya gesekan dengan debu diatom lebih besar.
• Kehilangan cairan tubuh serangga juga lebih cepat terjadi
Percobaan Penggunaan Inert Dust untuk Pengendalian Callosobruchus analis
di Tempat Penyimpanan Biji Kedelai
Figure 1 Effect of Rice Husk Ash, Wood Ash and Lime against Oviposition of
Callosobruchus analis, When the
Amendments Are Mixed with Soybeans at aRate of 1% (by Weight).
Figure 2 Effect of Rice Husk Ash, Wood Ashand Lime on Infestation and
Reproduction of
Cara Biologi (dalam arti luas)
1. Penggunaan varietas resisten
•
a. Sifat-sifat yang dikehendaki : dapat
menekan laju peletakan telur,
memperpanjang siklus hidup, menyebabkan
kematian fase pradewasa
•
b. Beberapa hal yang dapat menimbulkan
resistensi : barier mekanik, pembatasan
tempat peletakan telur, kekerasan biji, faktor
nutrisi, adanya senyawa toksik, dll.
2. Penggunaan feromon
•
Aplikasi
•
1. Untuk pemantauan
•
2. Untuk pengendalian
Perangkap + Sex attractant
Perangkap + Sex attractant + feromon agregasi +
pathogen + chemosterilant
Udara di dalam gudang dijenuhi oleh sex attractant
untuk membuat serangga mengalami disorientasi
3. Penggunaan Parasitoid dan Predator
1. Keragaman jenis parasitoid dan predator
2. Aplikasi pengendalian hayati : inokulasi,
inundasi, dan konservasi
3. Kelayakan penggunaan parasitoid dan
predator
Penggunaan Pestisida
•
Pestisida :
•
Insektisida ---Serangga
•
Rodentisida---Tikus
•
Fungisida---Jamur/Cendawan
•
Bakterisida---Bakteri
•
Nematisida---Nematoda
•
Akarisida----Tungau
•
Herbisida----Gulma
•
Bahan kimia tidak
beracun yang peraturan
penggunaan dan
perizinannya disatukan
dengan pestisida :
•
Zat pemikat :
attractant
•
Zat penolak :
repellent
•
Zat pemandu l:
sterilant
•
Zat penghambat
pertumbuhan :
growth
Inhibitor
•
Formulasi Pestisida (dan campurannya dengan air )
1. SP =
soluble powder
; SP + air larutan
2. WP =
wettable powder
; WP + air suspensi
3. SC =
soluble concentrate
; SC + air larutan
4. WSC =
water soluble concentrate
; WSC + air larutan
5. S =
solution
(formulasi siap pakai, biasanya dalam
minyak)
6. G =
Granule
(butiran siap pakai)
7. D =
dust
(tepung siap pakai)
Kandungan bahan dlm suatu formulasi pestisida :
a. Bahan aktif
b. Bahan pembawa
c.
Spreading agent
,
wetting agent
d.
Emulsifier
Penyemprotan
•
Hal penting yang harus diperhatikan adalah
insektisida yang digunakan harus mempunyai
residu yang rendah pada bahan simpanan
Batas Maksimum Residu menurut
FAO/WHO
Jenis insektisida Maksimum residu (ppm)
Organofosfat
8 - 10
Pyrethroid
3 - 5
Beberapa catatan penting dalam pelaksanaan
penyemprotan
1.Sprayer dan perlengkapannya harus dalam kondisi yang baik
2.Perlengkapan keselamatan dalam penyemprotan harus dikenakan 3.Permukaan yang akan disemprot harus dibersihkan terlebih
dahulu
4.Insektisida dan alat ukur yang akan digunakan harus sesuai dengan kebutuhan
5.Persiapkan cairan semprot sesuai dengan urut-urutan standar 6.Dalam menyemprot jangan melawan arah angin
7.Jangan menyemprot langsung pada bahan pangan
8.Penyemprotan harus dilakukan secara merata/tidak terlalu basah 9.Awali penyemprotan dari daerah sudut ruangan dengan cara
berjalan mundur dan diakhiri di pintu keluar
10.Atur pengeluaran cairan semprot dari nozel agar dapat tersemprot dalam droplet halus