• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Kemasan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1Landasan Teori

4.1.1 Teori Kemasan

1. Sejarah Kemasan

Sejarah desain kemasan berkaitan erat dengan setiap aspek perubahan budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan perlunya peningkatan kemasan untuk melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang. Desain kemasan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual. Perspektif sejarah yang padat berikut ini akan mengeksplorasi bagaimana perkembangan peradaban, peningkatan perdagangan, penemuan- penemuan manusia, penemuan teknologi, dan berbagai kejadian global membantu memfasilitasi kelahiran dan evolusi desain kemasan.

Sejak awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, dan peralatan kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayur labu yang berongga dan kandung kemih binatang mengilhami bentuk botol kaca, dan kulit binatang serta daun merupakan asal muasal kantung kertas dan pembungkus plastik.

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

(2)

2. Pengertian Kemasan

Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat di pasarkan. Kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasin, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman social dan budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera visual dapat mengkomunikasikan dengan baik suatu produk.

Sebagai alat penyalur kreativitas, desain kemasan menjadi sarana untuk berekspresi. Bukan berlebihan bila dikatakan desain kemasan adalah ekspresi produk, bukan ekspresi pribadi, dan bahwa pandangan pribadi desainer atau tenaga pemasaran – baik warna, bentuk, material, atau gaya tipografi seharusnya hanya sedikit mempengaruhi sebuah desain kemasan, ekspresi produk, sesuatu yang menarik konsumen target pangsa pasar, dicapai melalui proses kreatif di mana elemen fisik dan visual bersama-sama mengkomunikasikan emosi, budaya, sosial, psikologi, dan informasi kepada konsumen target.

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

(3)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain kemasan Desain kemasan mendorong kesuksesan pemasaran ketika :

• Desain kemasan itu merefleksikan kualitas yang bagus dengan harga yang wajar

• Isi produk dan pesan pemasaran ditampilkan dengan jelas dan langsung

• Desain kemasan tahan lama selama di penyimpanan, pemajangan maupun di penggunaan produk

• Elemen-elemennya teratur dan efektif, dan tidak tampak kotor atau usang di rak

• Desain kemasan sesuai dengan kategori • Desain kemasan inovatif dan kompetitif Desain kemasan dipengaruhi oleh :

• Perilaku konsumen • Volume penjualan • Pangsa pasar • Pertumbuhan pasar

• Kemasan (material, ukuran, kepemilikan desain) • Iklan/Pemasaran/Distribusi

• Tren regional

• Merek yang memimpin/competitor • Desain ritel

• Display • Poin penjualan • Demografi • Proyeksi

(4)

Desain kemasan adalah hasil dari : • Riset dan pengembangan • Teknik pengemasan • Proses produksi • Operasi • Penjualan • Pembeli ritel • Iklan • Promosi • Pembelian • Pemasok • Desainer • Konsumen

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

4. Prinsip Dasar Desain kemasan

Menurut Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec, dalam buku desain kemasan, prinsip dasar desain, sebagaimana terkait dengan penggunaan elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur, menyediakan panduan yang membentuk komunikasi visual dan kemampuan untuk bermanuver dalam proses desain kemasan. Prinsip dasar desain disesuaikan untuk memenuhi tujuan setiap tugas-tugas desain. Prinsip desain tersebut terdiri atas :

1. Keseimbangan

Keseimbangan adalah konvergensi elemen-elemen atau bagian-bagian untuk menciptakan suatu desain yang membuat penampilan “keseluruhan”. Keseimbangan visual bisa diciptakan secara simetris maupun asimetris.

2. Kontras

(5)

rupa sehingga menekankan perbedaan. Kontras bisa berupa bobot, ukuran, skala, warna, nilai, atau dinamika positif dan negatif suatu ruang.

3. Intensitas

Intensitas adalah keseimbangan antar elemen yang bersebrangan. Suatu tata letak yang menggunakan prinsip intensitas dapat menstimulasi ketertarikan visual dengan memberikan penekanan lebih pada salah satu elemen.

4. Positif dan Negatif

Positif dan negatif mengacu pada hubungan yang berlawanan antar elemen-elemen desain dalam suatu komposisi. Obyek atau elemen menunjukkan bagian positif, dan ruangan atau lingkungan di mana elemen berada menjadi bagian negatif.

5. Nilai

Nilai diciptakan oleh terang atau gelapnya warna. Menerapkan prinsip nilai merupakan cara yang berguna untuk mengontrol perhatian pengamat melalui kontras terang dan gelap.

6. Bobot

Bobot mengacu pada ukuran, bentuk, dan warna visual dalam kaitannya dengan elemen-elemen lain.

7. Posisi

Posisi adalah penempatan elemen-elemen dalam kaitannya antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam format visual. Posisi menciptakan poin focus yang selanjutnya mengarahkan mata pengamat.

8. Urutan (alignment)

Pengurutan adalah penyusunan elemen-elemen visual dalam pengelompokan logis yang nyaman bagi persepsi manusia dan secara visual mendukung alur informasi.

(6)

9. Hirarki

Hirarki diciptakan dengan pengorganisasian elemen-elemen visual dalam tahap-tahap atau tingkatan urutan kepentingan. Tingkat dominasi yang diberikan ke elemen dapat dikomunikasikan secara visual melalui ukuran, bobot, nilai, posisi, urutan, dan skala.

10. Tekstur

Suatu komposisi dua dimensi dapat mengkomunikasikan tekstur melalui pemakaian gaya desain. Tekstur bisa memberikan suatu kedalaman komposisi atau dapat mensimulasikan kualitas fisik seperti halus, kasar, atau berbutir.

4.1.2 Teori Struktur kemasan

4.1.2.1Kaca

Kaca dikenal dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hamper semua kategori produk konsumsi. Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka dengan bagian bukaan dan ornament emboss yang bervariasi, dan pelengkap lainnya dapat meningkatkan desain kemasan secara keseluruhan. Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi dengan isi yang dikandungnya) membuat lebih sesuai dibandingkan material lainnya yang cenderung untuk berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan beberapa produk lain.

Dengan kualitas visual dan permukaannya, kaca mengkomunikasikan material dengan kualitas yang dapat dipercaya dan berkarakter. Kaca merupakan material kemasan yang diutamakan untuk produk parfum, kosmetika, obat-obatan, minuman, dan makanan gourmet serta produk mewah.

Dengan persepsi umum bahwa tampilan, bau, rasa produk akan lebih baik didalam kemasan kaca, banyak minuman beralkohol dan minuman non-karbonasi seperti minuman berenergi dan

(7)

minuman olahraga, teh, jus dan bahkan air minum dalam kemasan dikemas dalam kaca.

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

4.1.2.2Kardus

Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat di daur ulang. Sifat fungsional kardus memungkinkan kreativitas struktural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk membangun billboarding bagi identitas merek.

Fleksibilitas kardus sebagai material telah memberikan kesempatan munculnya bentuk-bentuk baru yang menarik. Kertas kerdus dapat dibentuk kedalam bermacam-macam bentuk desain kemasan atau dikombinasikan dengan material lain sehingga menawarkan kemungkinan yang luas. Sehingga kardus dapat memberikan tambahan penampilan yang lebih bagi desain kemasan.

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

4.1.2.3Kemasan Fleksibel

Kemasan fleksibel mencakup beragam struktur dan material atau kombinasi material-material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk fleksibel yang umum adalah tas, kantung, tabung, atau pembungkus dari film.

4.1.3 Teori Logo

Pada umumnya, logo adalah suatu perwujudan visual yang mempunyai arti sebagai suatu tanda pengenal, identitas bagi suatu lembaga, perusahaan dan suatu kegiatan. Logo harus khas, digali melalui filosofi dan merupakan pencerminan dari perusahaan atau kegiatan yang

(8)

diwakili. Logo harus sesuai dengan bidang usaha dan dapat dibedakan dengan logo perusahaan lain. Semakin sederhana dan istimewa sebuah logo, maka semakin efektif untuk menarik perhatian. Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

Logo yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: • Mempunyai karakteristik tersendiri atau khas.

• Mencerminkan citra perusahaan/kegiatan yang diwakili. • Menarik, menonjol, dan mudah diingat.

• Dapat mengaplikasikan citra dalam semua media grafis yang diinginkan.

4.1.4 Teori Tipografi

Menurut Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec, dalam buku desain kemasan. Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Oleh karena itu tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk- bentuk, atau symbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali, waktu bacaan (berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk membacanya), ukuran, bentuk, dan gaya, semuanya merupakan karakteristik tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara pembacaan (misalnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

(9)

4.1.4.1Prinsip Tipografi untuk Desain Kemasan

Aturan tipografi yang dapat diaplikasikan pada medium cetak lainnya seperti ukuran huruf, penggunaan huruf besar, penggunaan tipe huruf dekoratif, urutan tipografi, spasi, kerning, dan tanda sambung bukan merupakan aturan yang diharuskan sama dalam desain kemasan. Karena tipografi desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat, aturan tipografi diarahkan oleh masing-masing individu.

Tipografi untuk desain kemasan haruslah :

• Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya

• Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi • Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang

berbeda-beda latar belakangnya

• Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk

Prinsip-prinsip berikut ini menyediakan kerangka pengambilan keputusan tipografi untuk desain kemasan :

Prinsip 1 : Definisikan Kepribadian Tipografi

Tipografi harus mendefinisikan kepribadian desain kemasan. Kepribadian visual adalah apa yang mengkomunikasikan bagaimana konsumen menerjemahkan sebuah desain.

Prinsip 2 : Berilah pertimbangan yang hati-hati mengenai berapa banyak tipe. Huruf yang diperlukan untuk mengkomunikasikan sebuah konsep. Tiga tipe huruf

(10)

adalah batas umum untuk semua panel display utama (PDP) dalam desain kemasan.

Prinsip 3 : Ciptakan Hirarki Tipografi

Hirarki tipografi, organisasi informasi visual, menyediakan kerangka bagaimana informasi dibaca menurut tingkat kepentingan. Hirarki dapat dibuat dengan mengelompokkan item-item yang saling berkaitan menjadi satu dan menjauhkan item-item yang tidak berkaitan.

Prinsip 4 : Definisikan Posisi Tipografi

Posisi tipografi adalah peletakan fisik tipografi didalam area display utama: lokasi masing-masing huruf, kata, dan teks dalam kaitannya dengan elemen desain lainnya.

Prinsip 5 : Menentukan Pengurutan Huruf

Pengurutan mendefinisikan keseluruhan arsitektur tata letak. Pengurutan setiap kata pada desain kemasan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena kata yang ditempatkan ditengah, rata kiri, rata kanan atau rata kanan kiri mengkomunikasikan dengan cara yang berbeda.

Prinsip 6 : Memvariasikan Skala Tipografi

Dalam tipografi untuk desain kemasan, skala mengacu pada keterkaitan ukuran elemen-elemen tipografi satu sama lain. Sebagai contoh, identitas merek (nama merek, logo merek, dll) biasanya lebih besar skalanya daripada penjelasan produk (atau ragam produk).

(11)

Prinsip 7 : Memilih Kekontrasan

Tipe huruf yang kontras adalah salah satu sarana untuk mengkomunikasikan kata atau baris teks yang mungkin sama pentingnya tetapi sangat berbeda. Agar kekontrasan huruf dapat efektif, dua kata atau sekelompok huruf harus terlihat sangat berbeda dan disengaja.

Prinsip 8 : Bereksperimen dengan huruf

Tidak ada aturan pokok sebagai panduan bagi desainer dalam proses eksplorasi tipografi. Eksperimen adalah bagian latihan kreatif yang memungkinkan visualisasi ide dan mewujudkan ide

Prinsip 9 : Tumpuk Huruf dengan Hati-hati

Aturan umum dalam desain kemasan adalah tidak menumpuk huruf/karakter. Karakter yang menumpuk dan huruf diatas huruf yang lain dalam satu garis vertical tidak cocok dengan budaya Barat, dimana umumnya kalimat dibaca secara horizontal

Prinsip 10 : Buang Bias Visual

Karena setiap desainer memiliki pemahaman visual dalam konteks yang berbeda-beda, maka penting bahwa selera pribadi desainer tidak menginterferensi eksperimen-eksperimen tipografinya.

Prinsip 11 : Buatlah Desain Tipografi yang Khas Milikmu

Nama merek dan nama produk adalah apa yang membuat consume terkait ke produk secara mental dan emosional, sehingga tipografi yang digunakan harus unik terasa khas milik produk itu.

(12)

Prinsip 12 : Konsisten

Pemakaian tipe huruf yang konsisten dalam kepribadian, gaya, penempatan posisi dan hirarki menciptakan tampilan yang seragam dalam grup merek atau lini produk, menghasilkan kekuatan keberadaan pada rak penjualan.

Prinsip 13 : Penyempurnaan Keindahan Tipografi

Penyempurnaan adalah proses memeriksa dan memodifikasi tipografi dengan tujuan kesempurnaan tipografi. Pengembangan logo merek bisa membutuhkan banyak waktu untuk penyempurnaan.

4.1.5 Teori Warna

Mata manusia melihat warna sebelum otak mengenali citra bentuk, symbol, kata-kata, atau elemen-elemen visual lainnya. Mengamati warna adalah proses yang rumit. Obyek, bentuk, dan citra direkam didalam otak melalui cahaya. Terserap kedalam retina mata, cahaya mengirim sinyal ke otak. Biro Standar Nasional (The National Bureau Standards) memperkirakan bahwa mata manusia dapat membedakan lebih dari sepuluh juta warna yang berbeda.

Banyak produk konsumsi yang dikenali dari warna desain kemasannya. Warna merupakan segi penting suatu kepribadian produk atau citra merek. Jika warna “mempunyai karakter yang unik” atau memiliki arti sekunder (konsumen segera mengkaitkan desain kemasan dengan merek tertentu), warna bisa menjadi merek dagang dan menjadi bagian dari keseluruhan “pembungkus dagang” suatu kemasan. Ukuran, bentuk, konfigurasi grafis, warna, dan komponen-komponen nonfungsional desain yang lain bisa menjadi merek dagang.

Pemakaian satu warna yang konsisten dalam satu desain kemasan atau dalam suatu lini produk dapat menetapkan warna sebagai alat pengidentifikasi merek. Konsistensi pemakaian warna dapat mencegah

(13)

produk pesaing untuk meniru bungkus dagang produk secara sengaja. Karena desain kemasan diidentifikasi dari warnanya. Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

Berikut adalah warna-warna yang digunakan dalam kemasan :

Gambar 4.1 warna yang digunakan

warna-warna diatas diambil dari warna khas Betawi dan warna dari bahan yang digunakan untuk membuat Birpletok. Warna-warna tersebut di dapat dari hasil wawancara dengan Bapak H. Yoyo Muchtar dari Lembaga Kebudayaan Betawi. Beliau juga mengatakan bahwa sebenarnya betawi sendiri tidak memiliki pakem warna yang wajib digunakan.

Warna hitam : melambangkan dapat di andalkan serta mengesankan kekuatan. Dalam dunia mode, warna hitam melambangkan keberanian, elegan, kesempurnaan, dan kemewahan serta dianggap sebagai warna klasik. Sampai saat ini warna hitam menjadi pilihan yang pasti bagi banyak desain produk karena mengimplikasikan produk yang serius dan dapat diandalkan. Pemakaian warna hitam dalam desain kemasan bisa membantu menonjolkan warna lain dan membuat warna-warna lain itu “terlihat.”

Warna kuning : warna kuning menjadi warna yang paling menarik perhatian. Warna kuning adalah salah satu warna yang sering digunakan di Betawi terutama untuk mengecat

(14)

rumah masyarakat khas betawi. Karena pada jaman dahulu masyarakat betawi banyak yang bekerja di stasiun kereta api sebagai tukang cat, saat cat masih tersisa maka mereka membawanya pulang dan menggunakannya untuk mengecat rumah mereka.

Warna merah : warna merah adalah warna yang hangat sehingga cocok untuk mencerminkan produk Birpletok. Karena birpletok bersifat hangat di dalam tubuh jika diminum dan bahan utama dari Birpletok adalah jahe. Warna merah juga cocok mewakili Birpletok karna warna dari Birpletok sendiri adalah merah.

Warna putih : warna putih merefleksikan cahaya dan membuat warna di sekitarnya lebih menonjol

Warna biru : dapat melambangkan kesetiaan, kebenaran, menimbulkan perasaan damai dan santai. Biru adalah warna langit juga warna laut, warna ini selalu mengasosiasikan kita terhadap air.

Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga

4.1.6 Teori Illustrasi

Secara umum, ilustrasi adalah media instruksional yang besar. informasi dapat dicerna lebih mudah ketika disampaikan secara visual.

Penerapan proses kreatif dengan menjadi inventif, imajinatif dan asli intrinsik dan melekat pada individu. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat diberikan, namun dapat dibawa keluar, dikendalikan dan diarahkan. Male, Alan. (2007). illustration a theoretical & contextual perspective. Switzerland: AVA Publishing SA

Ilustrasi pada kemasan merupakan salah satu unsur yang penting dan sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan, karena sering dianggap sebagai bahasa universal. Ilustrasi yang sederhana didasarkan pada fungsinya yang khas.

(15)

Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah:

• Untuk menarik perhatian: warna, bentuk, ukuran • Untuk menonjolkan salah satu keistimewaan produk

• Untuk memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen

• Untuk merangsang minat membaca keseluruhan pesan • Untuk menjelaskan suatu pernyataan

• Untuk menciptakan suatu suasana yang khas

• Untuk menonjolkan suatu merk atau menunjang slogan yang ditampilkan

Penggunaan ilustrasi yang berbeda dan warna yang disesuaikan dengan rasa produk dalam kemasan ditujukan untuk menarik perhatian konsumen, sekaligus untuk menyampaikan karakter produk. Dengan penggunaan ilustrasi yang berbeda dari produk lainnya mampu merangsang minat konsumen untuk membaca keseluruhan pesan yang terdapat dalam kemasan tersebut.

Wirya, Iwan. (1999). kemasan yang menjual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

4.1.7 Ragam Hias Betawi

4.1.7.1ondel-ondel

Pada zaman dahulu mata pencaharian orang Betawi adalah bertani, agar pertanian mereka berhasil mereka menggunakan orang-orangan sawah untuk mengusir setan atau burung yang dibuat dengan tudung yang diberi pakaian. Hal ini dipengaruhi oleh budayaan hindu dan budha yang ada di Jakarta pada saat itu.

4.1.7.2Gigi balang

Gigi balang adalah ragam hias yang dipakai pada arsitektur rumah khas Betawi. Berbentuk geometris tumpal segitiga berjajar. Melambangkan “Tolak Bala” kesehatan dan kerukunan rumah

(16)

tangga. Gigi baling adalah salah satu ragam hias yang paling popular dari kebudayaan Betawi.

4.2Strategi Kreatif

Berdasarkan data dan analisa yang telah dibahas di bab sebelumnya mengenai produk minuman bir pletok dari Kelompok Wanita Tani Cempaka, baik dari sejarah maupun latar belakang perusahaan, kompetitor, SWOT dan lainnya sehingga menemukan solusi dan pembahasan mengenai keunggulan dari minuman tradisional Cempaka tersebut yang tidak diimbangi dengan desain kemasan yang menarik dan fungsi kemasan yang belum maksimal oleh karena itu perlu adanya perancangan ulang kembali kemasan minuman bir pletok cempaka, dengan tujuan memberikan ciri khas yang akan disesuaikan pada kemasan sehingga visual dapat tersampaikan dan sesuai dengan target audience.

4.2.1 Strategi Komunikasi - Fakta kunci

• Birpletok cempaka adalah minuman yang kaya manfaat dan tidak mengandung bahan kimia

• Bahan dasar dari produk minuman ini menggunakan bahan-bahan pilihan yang baik dan alami

• Usaha ini sudah berdiri sejak dahulu tetapi tetap mampu mempertahankan keeksistensiannya hingga sekarang.

• Sudah dinyatakan halal dari MUI - Masalah yang akan dikomunikasikan

Meskipun Bir pletok cempaka sudah ada sejak lama, tetapi ternyata masih banyak orang yang kurang mengenal produk minuman ini. Oleh karena itu perlu adanya solusi berupa komunikasi visual yang tepat untuk memperkenalkan bir pletok cempaka kepada khalayak luas, dengan menyampaikan keunggulan-keunggulan atau ciri khas yang dimiliki.

(17)

- Big idea

Minuman asli betawi yang sehat dan alami

- Keywords

Modern, Sehat, Alami

- Positioning

Minuman tradisional paling sehat dan alami asli dari betawi

4.2.2 Strategi Desain

• Tone and maner : modern, alami • Strategi verbal : bahasa informal • Tipografi : - Logo : decorative

- body copy : san serif

• Strategi visual : menggambarkan unsur-unsur tradisional melalui illustrasi berupa vector agar dapat mencerminkan budaya khas betawi yang dapat menarik minat masyarakat.

4.2.3 Strategi Media

Pemilihan item disesuikan dengan media yang digunakan, meliputi : • Logo

• Kemasan sachet • Kemasan botol besar • Kemasan botol kecil • Container botol kecil • Box botol besar • Box sachet • Mug • Magnet kulkas • Wobbler • Flag chain • Poster • Paper Bag

(18)

• Tote bag • Leaflet • Haging mobile • Sealed botol besar • Coaster

• Kartu nama

• Giant stand ondel-ondel

Gambar

Gambar 4.1 warna yang digunakan

Referensi

Dokumen terkait

menayangkan tentang para pekerja keras yang hanya dipandang sebelah mata oleh pihak- pihak yang ingin mengambil dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat atau

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran, daya beda, serta efektifitas distraktor soal pilihan ganda pada paket tes A diperoleh hasil akhir 40% item soal diterima,

Sekarang giliran Anda untuk mendengarkan dan menghafalkan isi kaset yang terdiri dari 2 (dua) dialog pendek berikut tentang cara mengucapkan waktu/jam yang paling

sehingga elevasi penambahan endapan sedimen maksimal yang boleh terjadi di Bendung Sei Tibun sampai elevasi pintu pengambilan adalah -0,10 m; (2) Sedimen suspensi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH telah mencapai KKM,

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat galur B52 berwarna merah jingga, berbentuk seperti apel, jumlah rongga sedikit, daging buah tebal melebihi ‘GM3’, ‘Kaliurang 206’