• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaspan-kista konjungtiva

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kaspan-kista konjungtiva"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KISTA KONJUNGTIVA

KISTA KONJUNGTIVA

Oleh : Oleh : A

Arrddhhaan n PPrraahhaarra a PPuuttrraa 00661100771100001177 Bit

Bithonhonah Aah Arie Prie Prasrasadhadhaniani 0010710710100!"0!"

Pe#$i#$in%: Pe#$i#$in%: &r &e$$' S()* &r &e$$' S()*

+ABO,ATO,IU* I+*U

+ABO,ATO,IU* I+*U P-N.AP-N.AKIT KIT *AT*ATAA ,U*A/ SAKIT &r) SAIU+ ANA, *A+ANG ,U*A/ SAKIT &r) SAIU+ ANA, *A+ANG AKU+TAS K-&OKT-,AN UNIV-,SITAS B,AIJA.A AKU+TAS K-&OKT-,AN UNIV-,SITAS B,AIJA.A

!01! !01!

(2)

BAB I BAB I P-N&A/U+UAN P-N&A/U+UAN

Konjungtiva adalah membran mukosa transparan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra (suatu sambungan mukokutan) dengan epitel kornea di limbus1.

Kista konjungtiva adanya masa pada konjungtiva yang bisa timbul secara spontan mengikuti proses inflamasi, pembedahan, dan trauma di luar pembedahan2.

Dalam suatu penelitian di ndia disebutkan bah!a angka kejadian kista konjungtiva merupakan 2"# dari total kejadian tumor konjungtiva$. %ang paling banyak terjadi

adalah tipe inklusi epitel (&'#), dermoid (1,#), parasitik (,*#), lhympoid(#), dan pigmented (",""#)"

.

+terygium merupakan perluasan pinguecula ke kornea, seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateral di sisi nasal. Keadaan ini diduga merupakan suatu fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan, dan lingkungan dengan angin banyak karena sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu, atau berpasir *.

ujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memahami gejala dan tanda klinis dari kista konjungtiva dan pterygium sehingga sebagai dokter nantinya dapat mendiagnosis secara dini dan memberikan terapi yang tepat bila menemui penyakit ini. -anajemen yang tepat dan adekuat akan mampu mencegah perkembangannya sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti penurunan ketajaman penglihatan hingga kebutaan.

BAB II BAB II

(3)

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

!

!))11 KKoonn22uunn%%ttii33aa !

!))11))11 &&ee44iinniissii

Konjungtiva adalah membran mukosa transparan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra (suatu sambungan mukokutan) dengan epitel kornea di limbus1

. !

!))11))!! AAnnaattoo##ii

ambar 2.1 /natomi Konjungtiva

Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkas jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris

1

.

Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di forniks dan melipat berkali0kali. /danya lipatan0lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Duktus0duktus kelenjar lakrimal bermuara ke forniks bermuara ke forniks temporal superior. Konjungtiva bulbaris melekat longgar pada kapsula tenoni dan sklera di ba!ahnya, kecuali di limbus (tempat kapsula tenoni dan konjungtiva menyatu sepanjang $ mm)1

.

!

!)1)1)5)5 //iissttoolloo%%ii

apisan epitel konjungtiva terdiri dari 2 hingga  lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial dan basal. apisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas curuncula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri atas sel0sel epitel s3uamosa bertingkat. 4el0sel epitel superfisial mengandung sel0sel

(4)

goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. -ukus yang terbentuk mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata prakornea secara merata. 4el0sel epitel basal ber!arna lebih pekat dibanding sel0sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung pigmen1.

4troma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan satu lapisan fibrosa (profundus). apisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa stratum germinativum. apisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau $ bulan1

.

Kelenjar lakrimal aksesorius (kelenjar krause dan 5olfring) yang struktur dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. 4ebagian besarkelenjar Krause berada di forniks atas, sisanya ada di forniks ba!ah. Kelenjar 5olfring terletak di tepi atas tarsus atas1

.

/rteri0arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Kedua arteri ini beranastomose dengan bebas dan bersama banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaring0jaring vaskuler konjungtiva yang sangat banyak. +embuluh limfe konjungtiva tersususn di dalam lapisan superfisial dan profundus dan bergabung dengan pembuluh lomfe palpebra membentuk pleksus limfatikus. Konjungtiva menerima persyarafan dari percabangan oftalmik pertama nervus 6. 4araf ini memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit1.

!)!

!)! KistKista Kon2una Kon2un%ti3a%ti3a

Kista konjungtiva adanya masa pada konjungtiva yang bisa timbul secara spontan mengikuti proses inflamasi, pembedahan, dan trauma di luar pembedahan2.

Dalam suatu penelitian di ndia disebutkan bah!a angka kejadian kista konjungtiva merupakan 2"# dari total kejadian tumor konjungtiva$. %ang paling banyak terjadi

adalah tipe inklusi epitel (&'#), dermoid (1,#), parasitik (,*#), lhympoid(#), dan pigmented (",""#)"

.

!)

(5)

ambar 2.2 Kista nklusi 7pitel

-erupakan lesi benign yang terisi oleh cairan serosa jernih berisi sel0sel debris atau mukus gelatinosa. 8airan ini berada di antara dinding kista yang terdiri dari beberapa lapis epitel non keratinisasi dan jaringan ikat. /ngka kejadian pada laki0laki dan perempuan sama dan 9ata0rata usia onset adalah " tahun. Dapat diklasifikasikan menjadi kista primer atau sekunder . kista primer umumnya terbatas pada sisi superomedial dan berkembang secara kongenital selama periode embrionik saat fase pemisahan sel epitel konjungtiva. Kista sekunder lebih banyak terjadi. -erupakan tipe kista didapat, lokasinya di sisi superolateral. erjadi secara spontan mengikuti inflamasi atau tindakan pembedahan atau trauma non pembedahan. ambaran histopatologi menunjukkan adanya kista konjungtiva dilapisi dengan sel epitel stratified non keratinisasi yang ter!arnai dengan +/4 tanpa sel inflamasi

. Ketika terjadi sebuah respon inflamasi pada konjungtiva, epitel menjadi longgar dan jaringan yang lebih dalam mengalami edema, dengan sedikit trauma sel epitel akan terkelupas dan terbenam dalam jaringan yang lebih dalam.

Kista ini dapat dibiarkan karena terkadang bisa hilang dengan sendirinya. :amun jika kista semakin membesar, menimbulkan gejala (sensasi adanya benda asing, astigmatisma kornea, gangguan penglihatan), dan ada kecurigaan yang mengarah pada keganasan, perlu dilakukan eksisi. ermasuk jika terjadi pembesaran progresif kista dan terjadi perluasan11

!

(6)

ambar 2.$ Kista Dermoid

4ebuah masa solid kongenital yang terdapat di bulbus atau limbus. ampak sebagai masa meninggi kekuningan, yang bulat dan licin, sering dengan rambut &

. Kista dermoid dapat merupakan lesi soliter atau merupakan bagian dari sindrom oldenhar. ambaran histologinya tampak dermoid konjungtiva malformasi koritomatous yang terdiri dari jaringan fibrosa padat dilapisi epitel konjungtiva dan bagian dermal yang lebih dalam termasuk kelenjar sebasea dan folikel rambut. Kista yang berukuran besar dapat menyebabkan gangguan refraksi astigmatisma. +atogenesanya terjadi karena ada gangguan perkembangan a!al yang berakhir pada perubahan metaplasia mesoblas antara nervus optikus dan permukaan ektoderm. -ekanisme lain nag diungkapkan adalah sekuesterasi sel pluripoten selama perkembangan embrionik.

+engobatan diindikasikan untuk alasan kosmetik, infeksi kronis, pembentukan dellen, dan terkenanya visual aksis. esi kecil dapat dilakukan eksisi. 4edangkan untuk lesi yang besar, pengangkatan kista biasanya juga dibutuhkan grafting kornea atau sklera

. !

!)!)!)5)5 KKisista ta PPararaasisit)t)

;kuran kista parasit bervariasi dari ',$ cm. < ', cm. sampai 1,' cm < 1,' cm. =entuknya bundar atau oval. Kista ini tampak keputihan dengan bercak putih kapur pada rongga me!akili scole> parasit. Dalam satu kasus kista ditemukan sebagian prolaps dari jaringan subconjunctival. :amun, peregangan mekanis karena adanya kista dan konjungtiva lemah (karena peradangan terkait) mungkin bisa menjelaskan ekspulsi spontan". 4emua kista lainnya dihilangkan. +emeriksaan

histopatologi kasus ini menunjukkan kanal tubuh cysticercus cellulosae dilapisi oleh epitel.

!

!)!)!)) KKisista +ta + ii#4#4aatiti))

;kuran kista limfatik bervariasi dari ',2 cm < '," cm ', cm < ', cm. Kista ini transparan, multilocular dan penuh dengan cairan bening. ?istopathologi0

(7)

pemeriksaan kal menunjukkan ruang limfatik melebar dilapisi dengan endothelium. imfatik melebar yang tidak dapat dikosongkan dianggap berkembang menjadi kista limfatik"

. !)

!)!)!)88 KiKiststa a BeBer(r(i%i%#e#en)n)

Dalam satu kasus lesi yang terlokalisir pada bagian medial konjungtiva dan kistik sedangkan dalam kasus kedua sklera dan kelopak juga terlibat along!ith lesi konjungtiva, yang kistik di tempat (oculo0dermal kompleks melanocytosis). +emeriksaan histopatologi menunjukkan adanya agregat melanosit di ba!ah epitel dengan kecenderungan untuk membentuk pengaturan adenomatosa".

!

!))55 PPtteerr''%%iiuu## !

!))55))11 &&ee44iinniissii

+erluasan pinguecula ke kornea, seperti daging berbentuk segitiga, dan umumnya bilateral di sisi nasal. Keadaan ini diduga merupakan suatu fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan, dan lingkungan dengan angin banyak karena sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu, atau berpasir *.

!

!)5)5)!)! --(i(idde#e#ioiololo%%ii

;mumnya terjadi pada usia 2'0$' tahun dan sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan tropis1'

!)

!)5)5)55 KlKlasasi4i4iiasasi i PtPterer''%i%iu#u#

• ipe 1

-eluas kurang dari 2 mm di atas kornea. imbunan besi (ditunjukkan dengan 4tocker line) dapat terlihat di epitel kornea bagian anterior@depan pterigium. esi ini bersifat asimptomatis, meskipun sebentar0sebentar dapat meradang (intermittently inflamed). Aika memakai soft contact lens, gejala dapat timbul lebih a!al karena diameter lensa yang luas bersandar pada ujung kepala pterigium yang sedikit terangkat dan ini dan ini menyebabkan iritasi.1'

• ipe 2

-elebar hingga " mm dari kornea, dapat kambuh (recurrent) sehingga perlu tindakan pembedahan. Dapat mengganggu precorneal tear film dan menyebabkan astigmatisme1'

• ipe $

-eluas hingga lebih dari " mm dan melibatkan daerah penglihatan. esi@jejas yang luas (e>tensive), jika kambuh dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva dan meluas hingga ke forni> yang terkadang dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan mata1'

(8)

ambar 2." +terygium

!)

!)5)5) KlKlasasi4i4iiasasi i PtPterer''%i%iu#u#

+terigium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akobat debu, cahaya sinar matahari (sinar ;6), dan udara yang panas. 7tiologinya tidak diketahui dengan jelas dan di duga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.1'

!)

!)55)8)8 TTaandnda a dadan Gn Gee2a2alala

+terigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, merah, dan mungkin menimbulkan astigmatisme yang akan memberikan keluhan gangguan penglihatan. +terigium dapat disertai keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis besi (iron line dari 4tocker) yang terletak di ujung pterigium.1'

!)

!)55)6)6 &i&ia%a%nonosisis s BaBandndinin%%

Diagnosis banding pterigium adalah pseudopterigium, pannus, dan kista dermoid.1'

!)

!)55)7)7 PePenanatatalalassananaaaann

+engobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekure, terutama pada pasien yang masih muda. =ila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau tetes mata dekongestan. +engobatan pterigium adalah dengan konservatif atau dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme irregular atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan.1'

(9)

BAB IV BAB IV P-*BA/ASAN P-*BA/ASAN

+asien :y. K @ perempuan @ "' tahun datang ke poli -ata 944/ pada tanggal  /gustus 2'12 dengan keluhan utama adanya benjolan di mata kiri.

+asien mengeluhkan terdapat benjolan di mata kiri sejak  bulan yang lalu. =enjolan nampak bulat, ber!arna bening dan nampak berisi cairan dengan diameter kurang lebih $mm. -ata kiri juga terasa nyeri sejak  bulan yang lalu. :yeri terasa hilang timbul, diperberat apabila pasien berkedip dan memberat sejak satu bulan ini. -enurut literatur disebutkan bah!a salah satu jenis kista yang bisa timbul di area konjungtiva adalah kista

(10)

inklusi epitel dengan penampakan klinis kista berisi cairan jernih berisi sel0sel debris atau mukus gelatinosa. /ngka kejadian pada laki0laki dan !anita sama, onset usia kurang lebih " tahun.

Kista tipe inklusi epitel dapat terjadi secara spontan mengikuti proses inflamasi atau akibat suatu proses pembedahan atau trauma non pembedahan. +ada pasien ini kemungkinan kista terbentuk karena proses inflamasi, karena tidak didapatkan ri!ayat pembedahan maupun ri!ayat trauma. 4aat terjadi inflamasi pada konjungtiva, epitel menjadi longgar dan jaringan yang lebih dalam mengalami edema, dengan sedikit trauma sel epitel akan terkelupas dan terbenam dalam jaringan yang lebih dalam.

;ntuk tatalaksana kista konjungtiva direncanakan ekstirpasi kista karena tidak didapatkan penyembuhan kista dalam  bulan, serta didapat keluhan nyeri, mengganjal, ngeres, dan keluhan mata kabur. +ada pemeriksaan fisik didapatkan 8, +8, sekret, dan penurunan tajam penglihatan menjadi @,. 4esuai dengan literatur, jika kista tidak besar dapat dibiarkan karena bisa sembuh sendiri, namun jika tidak membaik dan mulai timbul gejala, maka perlu dilakukan eksisi.

-asalah lain pada pasien ini adalah adanya jaringan fibrovaskular di kedua mata kanan dan kiri pasien. Dari anamnesa jaringan fibrovaskuler ini pertumbuhannya tidak diketahui karena gejala yang muncul dianggap ringan oleh pasien. ejala0gejala yang dirasakan pasien yaitu berupa mata merah yang berulang pada mata kanan dan kiri secara bergantian tapi lebih sering yang kanan, kemudian diikuti rasa kemeng0kemeng pada kedua mata dan ada perasaan mengganjal, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik inilah kita dapat mendiangnosis ini suatu pterigium grade  pada mata kanan dan pterigium gr.  pada mata kiri.

+eda pterigium ringan tidak diperlukan suatu terapi, tetapi pada pterigium yang lebih berat dapat diberikan terapi medikamentosa yaitu dengan memberikan obat anti0inflamasi topikal dan vasokonstriktor mata (dekongestan), sedangkan untuk terapi defitifnya berupa operasi ekstirpasi. erapi ekstipasi ini perlu dilakukan pada pasien ini karena pada pasien ini pterigium kiri telah menjalar sampai $ mm dari limbus, +terigium juga sering memberikan keluhan mata merah yang berulang pada pasien ini dan untuk kebutuhan kosmetik dari pasien ini.

(11)

BAB V BAB V P-NUTUP P-NUTUP

elah dilaporkan suatu kasus mengenai B4 Kista Konjungtiva C +terygium grade  dan BD pterygium grade . Dari anamnesis dan pemeriksaan status oftalmol ogis pada pasien didapatkan hasil yang mendukung suatu diagnosa B4 Kista Konjungtiva C +terygium grade  dan BD pterygium grade . +enatalaksanaan pada pasien ini adalah eksisi kista dan ekstirpasi pterygium.

(12)

&ATA, PUSTAKA &ATA, PUSTAKA

1. 9iordan07va, +aul. 5hitcher, Aohn +. 2''. Vaugh & Asbury Oftalmologi Umum Ed 17 .hal. 0&. 78Aakarta

2. 4hields, 8arol . 4hi elds, Aerry /. 2' '&. Tumor of The on!uncti"a and ornea . DuaneEs Bphthalmology on 8D 9B-. ippincott 5illiams F 5ilkins

$. 9eddy, dkk. 1*$. Tumour and yst of on!uncti"a# A $tudy of 17% cases nternational 4pesialist 7ye 8enter. 6ol $1 page &0&&'

". :ath dkk. 1*$. ystic 'ession of on!uncti"a ndian ournal of Ophthalmology 6ol $1 page 10"

. 4eung 5on ee, 4eung08han ee, Kyung0?yun Ain. 2''. on!uncti"al nclusion ysts in 'ong#standing hronic Vernal *eratocon!uncti"itis. Korean Aournal of Bphthalmolog 21(")2102"

(13)

&. 9iordan07va, +aul. 5hitcher, Aohn +. 2''. Vaugh & Asbury Oftalmologi Umum Ed 17 .hal. 122. 78Aakarta

. 4herman, -ark dkk. 2'12. 'imbal +ermoid . -edscape 9eferance.

http@@emedicine.medscape.com@article@11*$$"0overvie!Gsho!all (online). Diakses tanggal  /gustus 2'12.

. Kanski, A. A. 2''$. linical Ophtalmology, A $ystematic Approach. Hifth 7dition. =utter!orth ?einemann. 7dinburg, p1'

*. 9iordan07va, +aul. 5hitcher, Aohn +. 2''. Vaugh & Asbury Oftalmologi Umum Ed 17 .hal. 11*. 78Aakarta

1'. lyas, 4. 2''. lmu -enya.it /ata 7disi Ketiga. =alai +enerbit HK;. Aakarta, hal 2''0211.

11. 4hields, 8arol . 4hields, Aerry /. 2''. 7yelids, 8onjungtival, and Brbital umor. /n /tlas and e>tbook. ?al "'& ippincott 5illiams F 5ilkins

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Bacillus pada air pemeliharaan larva yang diberi probiotik pembanding cenderung lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan Bacillus sp.. Sama halnya dengan jumlah

Lagu memliki bentuk atau karakter yang sama dengan komunikasi massa, dimana pada lagu, komunikasi berlangsung satu arah dari musisi kepada pendengar, lalu komunikator

Number of small cattle population by type in Panggang District 2010 .…… 53 6.3 Banyaknya Populasi Unggas menurut Jenisnya dan Anjing di Kecamatan. Panggang Number of

Seseorang yang mempunyai kejadian traumatik akan mengalami gangguan fisik, seperti tubuh bereaksi secara otomatis terhadap ancaman bahaya, yang ditandai dengan.. kewaspadaan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah produk instrumen yang layak digunakan sebagai pedoman penilaian keterampilan berbicara berbasis nilai budaya

Kedua jenis promoter tersebut adalah promoter keratin dari ikan flounder Jepang Paralichthys olivaceus dan promoter heatshock dari ikan rainbow trout

Dengan tidak terlibat dalam politik praktis (real politics, low politics, politik kekuasaan) maka Muhammadiyah dapat bergerak leluasa ke segala penjuru dan golongan masyarakat

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi spesies anggota famili Gobiidae dalam kumpulan ikan di estuari Sungai Kedurang, Bengkulu menggunakan DNA