• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Bells Palsy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Bells Palsy"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Fertica Doures NR (08700008) Pembimbing: Dr. Utoyo Sunaryo, Sp.S

(2)

Nama pasien

: Ny. Ong Ie Ie

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur : 76th

Alamat

: jl. Joyokelono 2 -

probolinggo

Suku

: Jawa

Agama

: Kristen

Status marital

: Sudah Menikah

Pekerjaan

: -

MRS

: -

(3)

Keluhan utama : Keluar Air mata Terus

Riwayat penyakit sekarang :

(Autoanamnesa)

Pasien mengatakan bahwa mata kanan dan

kiri keluar air mata terus sejak 1 minggu

yang lalu.

Mata kiri lebih parah dari mata kanan.

Mata kiri terasa sakit, menurut pasien karena

sering dikucek.

(4)

Menurut pasien, kejadian ini terjadi tiba-tiba.

Pagi itu tiba-tiba mata keluar air terus dan

mulutnya langsung perot ke kanan. Kaki

kanan terasa sedikit lemas. Pasien juga

merasa agak pusing. Bicaranya agak pelo.

Seminggu ini kalau makan dan minum biasa

tp tidak bisa masuk, karena banyak yang

keluar dari mulut yang sebelah kiri.

(5)

Dari anamnesa, diketahui bahwa pasien

mempunyai kebiasaan tidur di bawah dan

tidur memakai kipas angin yang langsung

menghadap ke pasien.

Pasien juga mengeluhkan nyeri dibelakang

telinga sampai ke dagu, tetapi telinga tidak

berdenging

(6)

Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami

sakit seperti ini

HT (+)

Kolesterol >>

DM (-)

Rajin kontrol ke dokter dan rutin minum obat

(7)

Masih rutin minum obat (novas… & ? )

Riwayat intoksikasi :

 tidak ada alergi obat

Riwayat sosial ekonomi:

(8)

Status Interna Singkat :

- Tensi

: 180/100 mmhg

- Nadi

: 84 x/menit

- RR

: 24 x/mnt

- Suhu

: 36,8°C

- Gizi

: cukup

- Kepala : a/i/c/d = -/-/-/-

- Leher

: pembesaran tyroid & KGB = -/-

- Paru-paru : Rhonki / Wheezing = -/-

- Jantung : Suara S

1

S

2

tunggal reguler

- Abdomen : Nyeri tekan (-)

BisingUsus(Normal)

- Hepar & Lien

:Tidak ada pembesaran

- ekstrimitas

: Edema(-).

(9)

Emosi dan afek

:

- Proses berpikir :

Bentuk

:

Arus

:

Isi

:

- Kecerdasan

:

- Ingatan

:

- Pencerapan

:

- Kemauan

:

- Psikomotor

:

(10)

A Kesan Umum : - Kesadaran

kualitatif : compos mentis kuantitatif : G C S : 4-5-6 - Pembicaraan disartri : (+ ) monoton : ( - ) scanning : ( - ) afasia - motorik : ( - ) - sensorik : ( - ) - Amnestik : ( - ) - Kepala

Bentuk / besar : bulat Asimetris : ( - ) Sikap paksa : ( - ) Torticollis : ( - )

(11)

-

Muka

Mask

: ( - )

Myopathik : ( - )

Fullmoon : ( - )

Lain – lain : ( - )

(12)

B. Pemeriksaan Khusus :

1. Rangsangan Selaput Otak :

- Kaku Kuduk

: (-)

- Laseque Test

: (-)

- Kernig Test

: (-)

- Brudzinski Tanda Leher : (-)

- Brudzinski Tungkai Kontra lateral : (-)

- Brudzinski Tanda Pipi : (-)

(13)

2. Saraf Otak

Nervus I

KANAN

KIRI

Anosmia

Hiposmia

Parosmia

Halusinasi

Nervus II

KANAN

KIRI

Visus

(+)

(+)

Yojaya penglihatan (+)

(+)

Melihat warna

(+)

(+)

Funduskopi

tidak dilakukan tidak dilakukan

Tidak dilakukan

(14)

Nervus III , IV , VI KANAN KIRI Kedudukan bola mata : ditengah ditengah Pergerakan bola mata :

ke nasal (+) (+) ke temporal atas (+) (+)

ke bawah (+) (+)

ke atas (+) (+)

ke temporal bawah (+) (+)

(15)

Pupil KANAN KIRI

bentuk bulat bulat

lebar 3mm 3mm

perbedaan lebar isokor isokor

r. cahaya langsung (+) (+)

r. cahaya konsensuil (+) (+)

r. akomodasi (+) (+)

(16)

N. V KANAN KIRI

Cabang motorik

otot masseter otot masseter (+) (+)

otot temporal (+) (+)

otot pterygoideus int / ext (+) (+)

Cabang sensorik ( 1 ) (+) (-)

( 2 ) (+) (-)

( 3 ) (+) (-)

Refleks kornea langsung (+) (+)

(17)

Nervus VII KANAN KIRI Waktu diam

kerutan dahi (-) (-)

tinggi alis simetris simetris

sudut mata normal turun

lipatan nasolabial normal normal Waktu gerak mengerut dahi (+) (-) menutup mata (+) (-) bersiul (-) (-)

(18)

memperlihatkan gigi (+)

(-)

pengecapan 2/3 dpn lidah (+)

(+)

(

ditanyakan)

hyperakusis

(-)

(-)

sekresi air mata

(+)

(+)

(

selalu diusap)

Nervus VIII

KANAN

KIRI

Vestibular

vertigo

nistagmus ke

tinnitus aureum

(19)

Cochlear

weber

rinne

Schwabach

tuli konduktif

tuli perseptif

Tidak dilakukan

(20)

Nervus IX , X

Bagian Motorik

Suara biasa / parau / tak bersuara : suara biasa

Menelan : bisa

Kedudukan arcus pharynx : normal

Kedudukan uvula : normal

Pergerakan arcus pharynx / uvula : normal Vernet – rideau phenomenon : tidak dilakukan

Detik jantung : normal

Bising usus : normal

Bagian sensorik

Refleks muntah (pharynx) : tidak dilakukan

Refleks pallatum molle

: tidak dilakukan

(21)

NERVUS XI KANAN KIRI

Mengangkat bahu Normal Normal Memalingkan kepala Normal Normal

NERVUS XII

Kedudukan lidah

waktu istirahat ke Tengah Tengah

waktu gerak ke Kanan Kiri

Atrofi (-) (-)

Fasikulasi / tremor (-) (-)

Kekuatan lidah menekan

(+)

(-)

(22)

3. Extremitas A. Superior Inspeksi Atrofi otot : ( - ) Pseudohypertrofi : ( - ) Palpasi Nyeri : ( - ) kontraktur : ( - ) konsistensi : lembek Perkusi normal : normal reaksi myotonik : ( - )

(23)

Motorik

Kekuatan otot

( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).

Lengan kanan kiri

M. Deltoid (abduksi lengan atas) : 5 5

 M. biceps (flexi lengan bawah) : 5 5 - M. Triceps (ekstensi lengan bawah) : 5 5 - Flexi sendi pergelangan tangan: 5 5 - Ekstensi pergelangan tangan : 5 5 - Membuka jari – jari tangan : 5 5 - Menutup jari – jari tangan : 5 5

(24)

 Tonus otot

- tonus otot lengan (N) (N) - hypotoni (-) (-) - Spastik (-) (-) - rigid (-) (-) - rebound Phenomen tidak dilakukan

 Refleks fisiologis - B P R (+) (+) - T P R (+) (+)  Refleks Patologis - Hoffman (-) (-) - tromner (-) (-)

(25)

SENSIBILITAS

Eksteroseptik : tidak dilakukan Propioseptik : tidak dilakukan Enteroseptik : tidak dilakukan Rasa kombinasi : tidak dilakukan B. Inferior

inspeksi : normal

palpasi : normal

(26)

Motorik

Kekuatan otot

( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).

Tungkai kanan kiri

- Flexi artic coxae (tungkai atas) : 5 5 - Extensi artic coxae (tungkai atas) : 5 5 - Flexi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5 - Extensi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 5

- Flexi plantar kaki : 5 5

- Ekxtensi dorsal kaki : 5 5

(27)

Tonus otot tungkai KANAN KIRI - hypotoni (-) (-) - Spastik (-) (-) - rigid (-) (-) - rebound Phenomenon (-) (-) Refleks fisiologis - KPR (+) (+) - BPR (+) (+) Refleks patologis  Babinsky (-) (-)  Chaddok (-) (-)  Openheim (-) (-) • Gordon (-) (-)  Gonda (-) (-)  Schaeffer (-) (-)  Rossolimo (-) (-)  Mendel-Bechterew (-) (-)  Stransky (-) (-)

(28)

SENSIBILITAS

Eksteroseptik

: tdk dilakukan

Propioseptik

: tdk dilakukan

Enteroseptik

: tdk dilakukan

Rasa kombinasi

: tdk dilakukan

(29)

Koordinasi

Jari tangan-jari tangan : (+)

Jari tangan-hidung : (+)

Ibu jari kaki-tangan : tdk dilakukan

Tumit-lutut : tdk dilakukan

Pronasi-supinasi : tdk dilakukan

Tapping dgn jari-jari tangan : tdk dilakukan

Tapping dgn jari-jari kaki : tdk dilakukan

Gait station : tdk dilakukan Fungsi luhur : dbn

Refleks-refleks primitif : - Susunan saraf otonom : dbn

(30)

CT scan jika ada riwayat trauma

Elektrik stimulasi dari saraf perifer dan otot

untuk kasus dimana tidak terjadi

kesembuhan sempurna atau untuk mencari

etiologi parese N.VII

Pemeriksaan Laboratorium :

pemeriksaan darah lengkap

titer lyme (IgM dan IgG), pemeriksaan titer

serum HSV

(31)

Anamnesa

Pasien mengatakan mata kanan dan kiri

keluar air mata terus sejak 1 minggu yang

lalu

Mata kiri lebih parah

Mata sakit karena sering dikucek

Mulut tiba-tiba perot ke kanan

Bicara agak pelo

Pasien juga merasa agak pusing

Kaki kanan terasa agak lemas

(32)

Kebiasaan pasien tidur dibawah

Memakai kipas angin yang menghadap

langsung ke pasien

Sejak itu susah makan karena tiap kali

makan, makanan selalu keluar dari yang

sebelah kiri

Pasien juga mengeluh nyeri dibelakang

telinga sampai ke dagu

Telinga tidak sakit/berdenging

Trauma -

(33)

Pemeriksaan fisik : o KU : Baik o Tensi : 180/100 mmhg o Nadi : 84 x/menit o RR : 24 x/mnt o Suhu : 36,8°C Diagnosa Banding :  Lesi perifer

Otitis media, Ramsay Hunt syndrome, polyneuritis, tumor

 Lesi sentral

(34)

DIAGNOSA :

- Diagnosis Klinis : hipertensi

hipersekresi air mata

mulut perot ke kanan

Makan dan minum susah

Kepala agak pusing

- Diagnosis Topik : N.VII perifer

- Diagnosis Etiologi : bell’s palsy

(35)

TERAPI

Terapi Umum

Kortikosteroid

Prednison 60mg

Tetes mata

vitamin B12 3x500µg

Terapi Khusus

(36)

DIAGNOSA :

-

Pemeriksaan Laboratorium

- Pemeriksaan darah lengkap

- Titer lyme (IgM dan IgG), pemeriksaan titer serum HSV

- Elektrik stimulasi dari saraf perifer dan otot untuk kasus dimana tidak terjadi kesembuhan sempurna atau untuk mencari etiologi parese N.VII

(37)

EDUKASI :

 Pasien jangan sering-sering memakai kipas angin/AC  Pasien jangan terlalu sering tidur di bawah

 Sebaiknya tidak bepergian pada saat angin kencang atau

cuaca dingin

 Pakai helm dengan pelindung wajah apabila hendak

bepergian jauh dengan menggunakan kendaraan motor

 Rutin kontrol

 Rutin minum obat

MONITORING :

 Rutin kontrol atau tidak

 Kelumpuhan N.VII perifer membaik atau tidak

PROGNOSIS :

 Baik

 Buruk apabila pada pasien dengan hiperakusis,

penurunan sekresi air mata.

(38)
(39)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pelaksanaan studi kasus yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, diperoleh data pasien seorang laki - laki nama : Bp Imam Ari Mustofa , umur 23 tahun dengan

Sejak 1 minggu SMRS pasien merasakan perih pada kedua mata yang disertai dengan keluhan kering dan berair yang terjadi secara hilang timbul. Pasien juga mengatakan

 Kemudian keesokan harinya, pasien memeriksakan diri ke rumah sakit Karyadi di Semarang dan dilakukan operasi pada mata kanan dan kirinya.Setelah di operasi, mata kanan

 Pasien perempuan, 54 tahun, mengeluh mata kiri nyeri sejak 5 hari yang lalu disertai dengan mata merah, berair, dan silau terutama pada siang hari.  Pasien mengaku awalnya

Hiperlakrimasi dikarenakan N.VII memegang peran otonom pada glandula lakrimalis sehingga apabila terganggu dapat menyebabkan hal ini terjadi, selain itu pada penderita

Pasien mengeluh mimisan yang keluar dari kedua lubang hidung sudah 2 hari, awalnya pada hari minggu sore setelah pasien berpergian jauh, perdarahan yang keluar sedikit,

Pada penderita dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan pandangan mata merah dan pedih pada mata sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu, pasien merasa silau

Selain keluhan pada mata kiri pasien, pasien juga mengeluhkan nyeri kepala tepatnya pada bagian belakang kepala, yang 1 bulan terakhir ini lebih sering dirasakan oleh