• Tidak ada hasil yang ditemukan

PALAN G MERAH INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PALAN G MERAH INDONESIA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

K A P I T A S E L E K T A

(2)

K A P I T A S E L E K T A

(3)

PRAKATA

Walaupun Palang Merah Indonesia sejak dilahirkannya pada tanggal 17 September 1945 dan menjelang akhir tahun 1985 telah mencapai usia 40 tahun, namun menurut penghayatan' penyusun, masih banyak orang yang belum memahami secara mendalam, apa yang menjadi tugas, kedudukan, struktur Organisasi serta sumber dana yang diperoleh PMI di dalam rangka mencapai tujuannya untuk meringankan serta memberikan bantuan/per- tolongan kepada mereka yang menderita apapun dan bagaimanapun sebab- nya.

Kalaulah orang mengatakan, bahwa PMI bertugas hanya dalam bidang kesehatan, ataukah bila ada orang mengatakan PMI itu bertugas untuk kemanusiaan, dapatlah difahami, oleh karena mereka belum memahami benar ruang lingkup tugas Palang Merah Indonesia secara tepat.

IMamun adalah sangat prihatin, bila karena orang kurang mengetahui akan tugas dan kewajiban PMI, akhirnya ia mengatakan bahwa "ka m i mengenal PMI sebagai suatu orgnaisasi yang tugasnya mencahari/meminta sumbangan dari masyarakat dalam setiap setahun sekali.

Jelas pendapat yang demikian akan mengaburkan pendapat dan pandang- an masyarakat dan juga akan membawa pengaruh yang negatip terhadap PMI, walaupun penyusun dapat memahami mengingat yang bersangkutan kurang mengetahui dan memperoleh informasi tentang kegiatan PMI, baik secara langsung dari PMI, maupun tidak langsung dari berbagai mass media yang ada.

Oleh karena itu terdorong oleh berbagai hal di atas penyusun mencoba dengan jalan menghimpun, baik dari berbagai dokumen dan kepustakaan PMI yang ternyata sangat terbatas, maupun dari berbagai informasi/wawancara, memberanikan d iri menyusun berbagai catatan yang kemudian diolahnya dan dituangkannya dalam sebuah buku yang diberi judul "K A P IT A SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA” .

Melalui buku yang masih serba kurang lengkap dan sederhana itu, bahkan hanya memuat garis-garis besarnya, namun penuh harapan, orang akan dapat lebih menghayati dan mendalami lagi apa itu Palang Merah Indonesia, kedudukan, struktur serta ruang lingkup kegiatannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Tiada lain semoga bermanfaat hendaknya dan akhirnya sumbang saran dan koreksi yang diharapkan dari semua fihak, sebagai upaya untuk lebih menyempurnakan melengkapi lagi buku ini untuk masa-masa yang akan datang kami terima dengan terbuka dan senang hati.

Bandung, 17 September 1985 Penyusun,

Drs. H. DADAN SUKARNA

(4)

DAFTAR

IS!

P R A K A T A ... ii

I. . P E N D A H U L U A N ... 1

II. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH TER BEN TU KNYA PALANG MERAH IN D O N E S IA ... 1

1. Nilai-nilai kemanusiaan ... 1

2. Hari jadi Palang Merah Indonesia... 2

III. O R G A N IS A S I... 5

1. Azas dan landasan... 5

2. Prinsip-prinsip Palang M e ra h ... 6

3. Kedudukan serta maksud dan tujuan ... 9

4. Struktur Organisasi... 10

5. Alat-alat perlengkapan Organisasi. . ...11

IV. KE G IATAN -KEG IATAN . . ... 17

1. Siaga dan pemberian pertolongan... 19

2. Usaha Transfusi D a ra h ... 21

3. Pendidikan dan latihan ... 22

4. Pembangunan Masyarakat D esa ... 23

5. Penyebarluasan hukum perikemanusiaan Internasional dan Prinsip-prinsip Palang M e ra h ...24

V. SUMBER DAN A DAN L O G IS T IK ... 28

V I. HUBUNGAN DAN K E R J A S A M A ... 31

V II. PENUTUP . . . ...33

(5)

KAPITA SELEKTA

PALANG MERAH INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Uraian singkat mengenai Perhimpunan Palang Merah Indonesia (disingkat PMI) yang akan diungkapkan ini disajikan kepada mereka yang ingin lebih banyak memahami arti, maksud, tujuan serta latar belakang kehadlirannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia serta dapat lebih banyak menghayati- nya secara mendalam, bahkan juga untuk dapat tu ru t berperan membantu PMI menolong sesamanya yang mendapat musibah.

Orang mengatakan "T ID A K A K A N SAYANG B ILA T ID A K D IK E N A L ". Oleh karena itu walaupun ungkapan tentang PMI ini serba singkat, namun penyusun berharap agar Palang Merah Indonesia di tanah air kita ini tetap dikenal, disayang bahkan lebih daripada itu akan dapat tetap menyentuh hati nurani masyarakat untuk tu ru t berbhakti melalui PMI bagi kemanusia- an.

Barangkali agaknya ungkapan "m o tto " di bawah ini akan tetap merupa- kan semboyan disertai dengan karya yang nyata ialah:

SATU K A LI KUDENGAR PMI DUA K A LI KUBACA PMI

T IG A K A LI KUMASUK PMI

EMPAT K A LI KUBELA SAMPAI M ATI. "IN T E R AR M A C AR ITAS "

Kita semua adalah bersaudara.

II. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH TERBENTUKNYA PMI: 1. Nilai-nilai kemanusiaan:

Latar belakang terbentuknya Palang Merah di berbagai negara pada hakekatnya adalah didorong oleh karena tersentuhnya hati nurani manusia yang berbudi untuk menolong sesamanya yang sedang menderita.

Beranjak dari berbagai penderitaan yang diderita oleh sesama manusia, Jean Hendry Dunant yang kini dikenal dan disebut sebagai Bapak Palang Merah se Dunia, pada saat peperangan berkecamuk di Solferino kurang lebih pada tahun 1859 mulai menerjunkan d iri dibantu oleh penduduk setempat mem- berikan pertolongan dan merawat korban dengan tulus ikhlas.

(6)

Dari pengalaman Henry Dunant inilah melalui buku karangannya pada tahun 1862 dengan judul "U N SOUVENIR DE S O LF A R IN O " (Kenang- kenan^an dari Solferino) menggugcH^ para BUDIAWAN di seluruh dunia untuk tu ru t memberikan bantuan terhadap suatu pekerjaan yang luhur dan mulia itu.

Cita-cita dan karya Henry Dunant tersebut selanjutnya bukan hanya memperoleh tanggapan dan dampak yang positip dari berbagai fihak, melain- kan juga dilanjutkan oleh para simpatisannya dalam usaha mewujudkan cita-citanya membentuk suatu perhimpunan yang mempunyai tugas dan bertujuan memberikan pertolongan kepada korban perang, korban bencana, khususnya pada waktu dan di tempat yang sering menimpa di negara-negara Eropa.

Menyinggung tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendorong terjelma- nya Palang Merah di Indonesia, cukup jelas bila dihayati lebih mendalam seperti yang dituangkan dalam Mukadimah Anggaran Dasar Palang Merah Indonesia seperti antara lain berbunyi sebagai berikut:

— bahwa sesungguhnya umat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sejak dilahirkan ke dunia pada hakekatnya mempunyai derajat dan hak yang sama.

— Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk saling tolong menolong di dalam penderitaan, tanpa perbedaan golongan, bangsa, warna kuI it; jenis kelamin, bahasa, agama ataupun kepercayaan.

— didorong rasa kemanusiaan untuk meringankan penderitaan sesama manusia, apapun sebabnya di dalam rangka tu ru t mengisi kemerde- kaan bangsa Indonesia.

— didasarkan atas rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di dalam rangka usaha terjalinnya kasih sayang terhadap sesama manusia dan berlandaskan kemurnian Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam tu ru t memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur ke arah terwujud- nya masyarakat yang berkeadilan sosial.

2. Hari Jadi Palang Merah Indonesia:

Kelahiran Palang Merah Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia tidaklah dapat dilepaskan dari pada rangkaian serta latar belakang sejak terbentuknya lembaga kemanusiaan ini pada tahun 1870 pada waktu pen- jajahan Belanda dan penjajahan Jepang tahun 1942.

(7)

Secara singkat latar belakang terbentuknya PM I di tanah air Indonesia dapat diutarakan sebagai berikut:

a. Masa penjajahan Be Ian da dan Jepang:

— Palang Merah Hindia Belanda (Het Nederlands Indische Rode Kruis) didirikan pada tahun 1870, enam tahun setelah Konvensi Geneva ke I ditanda tangani.

— Jelas pada waktu itu pimpinan dari Palang Merah Hindia Belanda dipegang oleh orang-orang Belanda, mengingat bahwa pada saat itu Indonesia masih dalam penjajahan.

— Walaupun demikian sejak tahun 1939 didorong oleh makin tim bul- nya rasa kesadaran akan kebangsaan antara lain melalui cita-cita ingin membentuk Palang Merah Indonesia, DR. RCL SENDUK dan DR. BAHDERDJOHAN dua tokoh kebangsaan pada saat itu dengan berani mengemukakan kehendaknya kepada Pemerintah Belanda. — Namun gagasan yang suci tersebut ternyata mendapat penolakan dari

Pemerintah Belanda.

— Pada tahun 1940, cita-cita tersebut dikemukakan kembali oleh kedua beliau itu dalam Konperensi Palang Merah Hindia Belanda, namun tetap ditolak kembali sampai akhir terjadinya perang dunia kedua, cita-cita untuk membentuk Palang Merah Indonesia belum terlaksana.

— Pada tahun 1942—1944 ketika penjajahan Jepang, gagasan ini d irintis kembali oleh kedua tokoh tersebut.

— Namun ternyata ruang gerak bangsa Indonesia pada saat itu justeru semakin sempit, sehingga rencana tersebut masih belum terlaksana sampai tim bulnya revolusi Bangsa Indoneisa untuk merebut kemer- dekaan.

b. Setelah Proklamasi Kemerdekaan R. I.

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Semangat merebut kemerdekaan tanah air Indonesia yang telah sejak bertahun-tahun diidam-idamkan menambah hasrat para tokoh kemanusiaan untuk mewujudkah terbentuknya Palang Merah Indonesia.

Hasrat tersebut didukung lagi oleh adanya kebutuhan untuk memberikan berbagai pertolongan terhadap para korban sebagai akibat daripada pecahnya revolusi kemerdekaan, serta jauh melihat kemuka kemungkinan akan tim

(8)

nya pertempuran-pertempuran antara musuh-musuh kemerdekaan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan.

Maka 17 hari setelah proklamasi kemerdekaan tepatnya pada tanggal 3 September 1945dikeluarkanlah perintah Presiden R.l. kepada dr. Boentaran Martoatmodjo yang pada saat itu menjabat Menteri Kesehatan R.l. untuk menjajagi terbentuknya Palang Merah Indonesia.

Pada tanggal 5 September 1945 dr. Boentaran berhasil membentuk Panitia Persiapan Pembentukan PMI terdiri dari lima orang masing-masing dr. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Mardjoeki, dr. Sitanala dan dr. Djoehana yang selanjutnya disebut Panitia Lima dengan mempunyai tugas untuk mem- persiapkan pembentukan PMI.

Dengan melalui berbagai rintangan dan kesukaran mengingat kondisi pada saat itu dalam suasana revolusi, namun berkat kesadaran serta ke- sungguhan atas panggilan tugas yang suci dan mulia dari para tokoh/perintis tersebut akhirnya terbentuklah Perhimpunan Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945.

Pada hari itu dilantiklah Pengurus Besar Palang Merah Indonesia yang pertama oleh Dr. Moh. Hatta atas nama Pemerintah.

Sedangkan yang mendapat kepercayaan untuk duduk dalam Pengurus Besar PMI tersebut antara lain adalah:

K e t u a : Drs. Moh. Hatta

Wakil Ketua : dr. R. Boentaran Martoatmodjo Badan Penulis dr. R. Mochtar

ditambah dengan sejumlah anggota Pengurus lainnya.

Dengan demikian, tanggal 17 September 1945 merupakan tonggak sejarah dan merupakan hari ja d i Palang Merah Indonesia yang kemudian disusul dengan kelahiran berbagai Cabang dan Daerah di seluruh penjuru tanah air.

Walaupun kemampuan PMI dalam bentuk sarana, personal dan dana, pada saat itu masih sangat terbatas, namun dengan m em iliki modal semangat yang menyala-nyala serta rasa pengabdian yang tanpa pamrih, dan walaupun belum memperoleh pengakuan secara resmi dari Komite Internasional Palang Merah yang berkedudukan di Geneva, PMI telah memperoleh kepercayaan daripadanya untuk menyelesaikan tugas yang berat pada saat itu antara lain:

Bendahara Penasihat dr. Bahder Djohan Mr. Santoso Mr. Saubari K.H. Rd. Adenan

(9)

1. * Penyerahan kurang lebih 35.000 orang tawanan Belanda yang tersebar di beberapa tempat di P. Jawa kepada Tentara Sekutu. 2. Pengembalian beribu-ribu orang Cina dari daerah Republik ke daerah

pendudukan Belanda setelah aksi Polisionil ke I.

3. Menyelenggarakan pengembalian para Romusha (= Pekerja Paksa) yang dikerjakan oleh Jepang, kembali ke tempatnya masing-masing terutama yang pernah bekerja di luar Jawa.

4. Sedangkan tenaga-tenaga Sukarela yang telah terlatih/m em iliki keterampilan P3K, mereka ditugaskan untuk memberikan pertolong- an P3K dan penyelenggaraan dapur umum di daerah pertempuran. Selanjutnya beberapa catatan peristiwa penting yang banyak kaitannya serta kelanjutannya dengan kelahiran PM I pada tangga! 17 September 1945 tersebut dapat diungkapkan bahwa:

a. Pada tanggal 16 Januari 1950 Pemerintah R.l. secara resmi menge- sahkan satu-satunya Organisasi Palang Merah di Indonesia sebagai Perhimpunan Palang Merah Indonesia disingkat PM I melalui ke- putusan Pemerintah R.l. tertanggal 16 Januari 1950 No. 25.

b. Sedangkan pengakuan dari I.C.R.C (International Committee o f The Red Cross) kepada PMI, akhirnya oleh PMI diterima melalui surat edaran I.C.R.C. pada tanggal 15 Juni 1950 No. 392 yang menyata- kan pengakuannya terhadap PMI sebagai satu-satunya di wilayah Indonesia.

c. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1950, PMI telah pula diterim a sebagai anggota LIG A (LRCS = League o f the Red Cross Society) secara resmi dan masuk menjadi anggota Liga No. 68.

d. Sebagai konsekwensi dengan telah ditandatanganinya Konvesi Geneva, baik oleh utusan Pemerintah R.l. maupun oleh Perwakilan Palang Merah Indonesia di dalam upaya memperoleh perlindungan yang sama dengan negara-negara lain di dunia, Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkannya dalam Undang-Undang No. 59 tahun 1958 tertanggal 10 September 1958.

III. ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA 1. AZAS DAN LANDASAN

Palang Merah Indonesia sebagai salah satu Perhimpunan Palang Merah Nasional, walaupun di dalam melakukan tugasnya berpegang kepada

(10)

prinsip Palang Merah yang menjadi Pedoman dasar PM I sama halnya dengan Palang Merah Palang Merah lainnya, PM I di dalam melakukan kegiatannya selalu berpijak dengan berazaskan PANSASILA dan berlandaskan kepada UNDANG-UNDANG DASAR 1945, khususnya terhadap butir-butir yang tersirat dan tertuang dalam:

a. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab (Rancasila Sila ke 2).

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajib- an antara sesama manusia.

— Saling mencintai sesama manusia. — Mengembangkan sikap tenggang rasa. — Tidak semena-mena terhadap orang lain. — Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. — Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. — Berani membela kebenaran dan keadilan.

— Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bahagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

b. Pembukaan U.U.D. 45

— T urut berupaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

— T urut membantu/menunjang Pemerintah untuk terlaksananya "penghidupan yang layak bagi setiap warga negara (UUD 45 pasal 27 ayat 2).

— T urut membantu Pemerintah dalam "penanggulangan" fakir miskin dan anak-anak terlantar (UUD 45 pasal 34).

2. PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH

Palang Merah Indonesia sama halnya dengan Palang Merah IMasional lainnya adalah suatu perhimpunan yang didirikan untuk memberikan pertolongan dengan sukarela atas dasar kemanusiaan tanpa membeda-bedakan p olitik, bangsa, agama atau kepercayaan maupun jenis kelamin dan golongan apapun.

Di samping ciri khas yang d im ilik i Palang Merah Indonesia yang ter- ungkapkan di atas tadi, yang berarti bahwa di dalam melaksanakan tugasnya

(11)

harus tetap bebas dari berbagai pengaruh, juga harus mempunyai kedudukan serta wibawa yang diakui secara Internasional.

Oleh karenanya suatu kewajiban yang harus ditaati oleh setiap Palang Merah Nasional di suatu negara manapun, termasuk PM I harus berpegang serta berpedoman dasar kepada PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH yang merupakan inspirasi dan pedoman bagi seluruh aktipitas perikemanusiaan dan memberikan persatuan, kekuatan dan daya tahan yang cukup ampuh.

Bahkan jangkauan jauh yang hendak dicapai melalui ketujuh Prinsip yang akan diungkapkan di bawah ini, kehendak gerakan Palang Merah sejak dilahir- kannya 120 tahun yang lalu berkeinginan untuk menegakan perdamaian yang kekal dan abadi.

Sehingga dengan jalan mentaati dan melaksanakan masing-masing prinsip tersebut gerakan Palang Merah diharapkan akan memberikan sumbangan tersendiri bagi perdamaian sejati di dunia.

Adapun ketujuh prinsip yang kami hubungkan dengan cita-cita gerakan Palang Merah tersebut di atas dapat kami utarakan sebagai berikut:

2.1. PER IKEM ANU SIAAN :

Palang Merah yang dilahirkan oleh keinginan untuk memberikan pertolongan tanpa diskriminasi kepada para korban yang luka di medan perang, baik secara nasional maupun Internasional dan untuk mencegah serta meringankan penderitaan umat manusia dimana saja, bertujuan untuk melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghargaan terhadap umat manusia. Palang Merah meningkatkan pengertian satu sama lain, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi di antara bangsa-bangsa.

Prinsip utama yang diciptakan atas dasar penghargaan terhadap umat manusia ini, tidak terpisahkan dari cita-cita perdamaian dan merupakan ringkasan daripada cita-cita Gerakan Palang Merah serta landasan bagi prinsip-prinsip lainnya.

Menanggulangi penderitaan orang lain, berusaha mencegah dan menguranginya di tengah-tengah kekejaman yang merajalela adalah merupakan pekerjaan yang menuntut pengorbanan. Hal ini merupakan langkah pertama dalam mencegah dan mengurangi peperangan: Peri­ kemanusiaan adalah faktor utama.

2.2. T ID A K BERPIHAK

Tidak membeda-bedakan kebangsaan, warna ku lit, keagamaan, ting- katan dalam masyarakat atau pendapat politik.

(12)

Mencoba untuk meringankan penderitaan manusia, berpedoman pada kebutuhan, dengan mengutamakan penderitaan yang paling parah.

Prinsip yang baik dalam hal menolong orang lain tanpa diskriminasi mengingatkan bahwa Palang Merah tidak boleh membeda-bedakan orang yang sedang mehderita. Hal ini merupakan kebalikan dari rasa ingin berkuasa atau tindakan-tindakan diskrim inatif yang merupakan sumber dari berbagai pertikaian.

2.3. KE N ETR ALA N

Agar supaya dapat terus memperoleh kepercayaan dari semua fihak. Palang Merah tidak boleh memihak dalam suatu pertikaian bersenjata atau melibatkan d iri dalam pertentangan-pertentangan yang bersifat politis, rasial, keagamaan atau idiologi.

Bagi gerakan Palang Merah kenetralan merupakan alat, jadi bukan tujuan, kenetralan bukan berarti pengabaian terhadap penderitaan atau menyetujui adanya peperangan. Hal ini merupakan syarat yang penting bagi aksi kemanusiaan yang bergantung pada kepercayaan semua fihak. 2.4. M A N D IR I

Palang Merah bersifat mandiri. Walaupun Perhimpunan-perhimpunan Nasional adalah pembantu sukarela Pemerintah masing-masing dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Perhimpunan harus selalu memelihara otonominya begitu rupa sehingga mampu untuk selalu bertindak sesuai dengan Prinsip-prinsip Palang Merah.

Kemandirian Perhimpunan Palang Merah amat penting bagi aktivitas- aktivitas kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-prinsip dasar.

Hal ini memungkinkan semangat perdamaian untuk bersarang di hati kaum Pria dan Wanita, jadi tanpa mengasingkan d iri, Palang Merah mempunyai kekuasaan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan, yang merupakan alat pemersatu bagi seluruh umat manusia.

2.5. KESU KA R ELA A N

Palang Merah adalah suatu Organisasi pemberian bantuan yang bersifat sukarela, tidak mendasarkan d iri dengan cara apapun juga atau keinginan untuk mendapat keuntungan.

Meringankan penderitaan sesama manusia secara sukarela dan tidak mementingkan d iri sendiri, menunjukan semangat pengabdian dan persahabatan yang besar yang membuka jalan menuju perdamaian.

(13)

2.6. KESATUAN

Hanya boleh ada satu Perhimpunan Palang Merah dalam satu negara. Terbuka bagi semua orang, melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

Gerakan Palang Merah menyatukan semua orang di dalam batas- batas setiap negara, sehingga merupakan faktor perdamaian secara intern. 2.7. KESEMESTAAN

Palang Merah adalah suatu gerakan yang bersifat semesta, dimana semua Perhimpunan mempunyai kedudukan yang sama dan memikul tanggung jawab serta kewajiban yang sama pula dalam membantu satu sama lain.

Kesemestaan gerakan Palang Merah berasal dari keterikatan dari pada setiap anggotanya kepada nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama- sama.

Salah sebuah cirinya adalah kewajiban untuk menolong sesama, sehingga merupakan penyebaran nilai-nilai dan b ib it perdamaian di antara bangsa-bangsa di dunia.

3. KEDUDUKAN SERTA MAKSUD DAN TUJUAN

3.1. Kedudukan:

B ertitik tolak dari ungkapan sejarah dan latar belakang berdirinya PM I serta sebagai konsekwensi terhadap Prinsip-prinsip Palang Merah yang harus ditaati oleh semua Organisasi Palang Merah di berbagai Negara, maka kedudukan Palang Merah Indonesia:

a. Merupakan satu-satunya Perhimpunan yang dibentuk oleh masyara- kat, bersifat mandiri (= otonom) dan bekerjasama dengan fihak Pemerintah.

b. Merupakan organisasi swasta (non goverment) bekerja saling mem­ bantu dengan fihak Pemerintah dan organisasi sosial masyarakat lainnya di dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

3.2. Maksud dan tujuan:

Maksud dan tujuan didirikannya Palang Merah Indonesia adalah berupaya untuk dapat membantu meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, tanpa membedakan golongan, bangsa, warna ku lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(14)

Dalam arti luas PM I dilahirkan didorong oleh rasa keinginan disertai dengan tanggung jawab untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa diskriminasi, baik pada masa perang maupun masa damai baik secara Nasional, maupun Internasional.

Sedangkan tujuan yang henda'k dicapai adalah untuk melindungi jiwa, kesehatari: dan kesejahteraan serta menjamin penghargaan yang layak terhadap umat manusia.

4. STRUKTUR ORGANISASI

Walaupun pada mulanya Palang Merah Indonesia baik di tingkat Pusat, maupun di tingkat Cabang didirikan atas prakarsa Pejabat Pemerintah/Tokoh Masyarakat setempat, namun pada prinsipnya Palang Merah Indonesia dibentuk atas dasar musyawarah dan mufakat para anggota masyarakat.

■ Vang selanjutnya anggota masyarakat tersebut sesuai dengan syarat- syarat organisasi kemudian menjadi anggota Palang Merah Indonesia.

Sehingga pada hakekatnya pemegang kekuasaan tertinggi di dalam tubuh Organisasi Palang Merah Indonesia terletak pada anggota yang dihimpun oleh Cabang-cabang PM I yang digambarkan dalam suatu Musyawa­ rah Cabang di tingkat Cabang Kotamadya/Kabupaten/Daerah tingkat II, dalam suatu Musyawarah Daerah di tingkat Daerah Propinsi dan di dalam Musyawarah Nasional di tingkat Nasional setiap 4 tahun sekali.

Sebagi salah satu ciri betapa pentingnya MUNAS PMI tersebut dimana keputusan-keputusannya merupakan pengemban amanat anggota, dalam salah satu fasal Anggaran Dasar PMI menyatakan bahwa:

Musyawarah Nasional bertugas:

a. Menyusun/merobah/menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggar­ an Rumah Tangga.

b. Menilai pertanggung jawaban Pengurus Pusat. c. Menentukan garis-garis kebijaksanaan umum. d. Memilih Pengurus Pusat.

Untuk memperjelas secara struktural dari pada organisasi Palang Merah Indonesia dimaksud, adalah tersusun sebagai berikut:

a. Anggota-anggota Palang Merah Indonesia dihimpun di dalam Cabang- cabang Palang Merah Indonesia yang pada Prinsipnya masing-masing m eliputi satu Wilayah Daerah tingkat II, apabila diperlukan anggota- anggota dapat dihimpun di dalam satu Ranting yang meliputi satu wilayah kecamatan.

(15)

b. Cabang-cabang Palang Merah Indonesia dihimpun dalam Daerah- daerah Palang Merah Indonesia m eliputi Wilayah satu Daerah Tingkat I.

c. Daerah-daerah Palang Merah Indonesia dihimpun di dalam Per- himpunan Palang Merah Indonesia tingkat Pusat yang m eliputi seluruh Wilayah Republik Indonesia.

5. ALAT-ALATPERLENGKAPAN ORGANISASI

Agar Organises! PM I dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat mewujudkan usahanya dalam mencapai tujuan PM I, meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna ku lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya perlengkapan organisasi m eliputi:

a. Sarana Personal

a. 1. Anggota

Sebagai suatu Perhimpunan, Palang Merah Indonesia harus mem- punyai anggota, dimana anggota-anggota tersebut secara individu dihimpun di dalam Cabang dan apabila diperlukan anggota-angnota tersebut dihimpun di dalam Ranting PM I.

Baik mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diakui sebagai anggota, masalah pemberhentian, maupun hak suara dan Iain-lain, secara terperinci dijelaskan dalam A D /A R T.

Namun secara singkat ada baiknya dijelaskan disini, bahwa maksud dari pada seseorang untuk menjadi anggota PM I didasarkan atas prinsip ingin tu ru t membantu tanpa pamrih baik dalam bentuk tenaga dan pikiran, maupun dengan cara membayar iuran atau sebagai penyumbang tetap.

Oleh karena itu PM I tidak memberikan hak yang sifatnya material terhadap anggota, melainkan hak dan kewajiban daripada anggota tersebut, adalah hak serta kewajiban menyanggupi/menghadliri Musyawa- rah Cabang serta memberikan hak suara pada waktunya, di samping hak dipilih dan memilih.

a. 2. Pen gurus

Pengurus PM I di tingkat Cabang dipilih oleh anggota melalui musya- warah Cabang, sedangkan Pengurus Daerah dipilih di dalam musyawarah Daerah yang dihadliri oleh para utusan Cabang, dan Pengurus Pusat

(16)

dipilih oleh para utusan Cabang dan Daerah melalui Musyawarah Nasional setiap 4 tahun sekali.

Pada hakekatnya Pengurus Palang Merah Indonesia di semua tingkat- an mempunyai kewajiban untuk mengemban apa yang telah ditetapkan dalam musyawarah Cabang, Daerah, ataupun Nasional yang pada intinya m eliputi:

"Berbagai kebijakan dan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam masing-masing musyawarah tersebut, yang selanjutnya setelah habis masa bhaktinya selama 4 tahun Pengurus tersebut harus mempertanggung jawabkan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkatannya.”

Walaupun pada dasarnya Palang Merah Indonesia merupakan suatu kesatuan yang terpadu, namun masing-masing tingkatan mempunyai hak otonominya masing-masing.

Hal tersebut tercermin dalam tugas dan kewajiban Pengurus seperti sebagai berikut:

Pengurus Pusat berkewajiban

a. Memimpin pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia. b. Melaksanakan keputusan musyawarah nasional. c. Melaksanakan ketentuan-ketentuan A D /A R T .

Serta tugas-tugas yang sifatnya Nasional dan Internasional.

Pengurus Daerah berkewajiban.

a. Memimpin pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia di dalam wilayah kerjanya.

b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga di dalam wilayah kerjanya.

c. Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional, Pengurus Pusat dan Musyawarah Daerah.

Di samping itu berkewajiban pula membimbing, mengkoor- dineer dan mengawasi Cabang-cabang yang berada di wilayah kerjanya, serta tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dari Pusat atau tu ru t membatu dalam bidang pendidikan dan latihan khususnya dalam menghasilkan kader, Pelatih pembina KePalang Merahan di Cabang yang berkualitas.

Pengurus Cabang berkewajiban

a. Melaksanakan usaha Palang Merah Indonesia di dalam wilayah kerjanya.

b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran'Dasar dan Anggar­ an Rumah Tangga di dalam wilayah kerjanya.

(17)

c. Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Cabang dan Pengurus Daerah serta Pengurus Pusat.

D ilihat dari tugas-tugas yang dibebankan kepada Palang Merah Indonesia di dalam mewujudkan tujuan PMI, terutama sekali dalam hal tugas-tugas operasional di lapangan seperti yang akan diuraikan kemudian, sebagian terbesar terletak di Cabang.

Sehingga tidak berlebih-lebihan diumpamakan bahwa PMI Cabanglah merupakan ujung tombak berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pertolongan yang paling depan.

Bahkan untuk lebih mengarshkan jangkauan yang lebih luas sehingga tugas-tugas PM| tersebut dapat lebih merata, maka ke- dudukan Ranting yang tersebar di daerah-daerah kecamatan mutlak diperlukan dalam membantu tugas-tugas Cabang tersebut, sehingga jebih effektip, cepat dan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip pemberi- an bantuan.

a. 3. Tenaga Pelaksana

Kalau unsur Pengurus pada dasarnya merupakan unsur Penanggung Jawab baik keluar, maupun ke dalam, sesuai dengan tingkatannya, bahkan lebih banyak bobotnya sebagai pembuat kebijaksanaan (Policy Maker), maka berbagai aktipitas baik di staf Markas, maupun di lapangan seperti halnya di Cabang-cabang dilakukan oleh para petugas/tenaga pelaksana.

Para petugas/tenaga pelaksana yang kami maksud di luar Pengurus tersebut bertanggung jawab kepada Pengurus, melalui mekhanisme kerja sesuai dengan tata cara kerja yang diatur baik di tingkat Pusat, Daerah maupun di Cabang.

Tenaga Pelaksana tersebut terdiri dari: a.3.1. Tenaga Staf:

Kategori ke I adalah tenaga staf ialah mereka yang bekerja di Staf Markas dengan istilah lain disebut sebagai tenaga karyawan.

Tenaga yang bekerja secara penuh di Markas PMI, baik di Pusat, Daerah maupun Cabang yang statusnya merupakan karyawan tersebut, mereka itu mendapat gaji/Honorarium dari PMI atau juga tenaga yang sifatnya diperbantukan atau . dipekerjakan pada PMI oleh Pemerintah.

a.3.2. Tenaga Sukarela:

Sedang kategori yang ke 2 ialah yang tergolong dalam istilah Tenaga Sukarela.

(18)

Tenaga Sukarela yang dimaksud adalah setiap orang yang tu ru t mem- berikan bantuannya terutama dalam hal tenaga dan pikirannya kepada Palang Merah Indonesia.

Dewasa ini di lingkungan Palang Merah Indonesia, khususnya di Cabang-cabang dikenal ada 3 kelompok tenaga Sukarela yang di- sebut:

(1) Palang Merah Remaja (PMR) (2) Korps Sukarela (KSR) (3) Tenaga Sukarela (TSR)

Walaupun pada hakekatnya ketiga kelompok ini di dalam membantu PMI, bertugas secara suka dan rela serta tanpa pamrih, namun untuk lebih difahami perbedaan-perbedaannya, baik dari segi syarat- syarat keanggotaan maupun tugas kewajibannya, dari ketiga kelompok tersebut dapat diutarakan sebagai berikut:

(1). Palang Merah Remaja (PMR)

Palang Merah Remaja dibentuk oleh Palang Merah Indonesia pada bulan Maret 1950 yang merupakan perwujudan dari pada keputusan Liga Palang Merah (LRCS).

Terbentuknya PMR di Indonesia ini dan juga Palang Merah Remaja di beberapa Palang Merah Nasional lainnya dilatar- belakangi pada waktu pecah perang dunia ke I, dimana pada waktu itu Palang Merah Australia mengerahkan anak-anak sekolah supaya tu ru t membantu sesuai dengan kemampuannya. Kepada mereka diberikan tugas yang ringan, seperti mengumpul- kan pakaian bekas, majalah-majalah bekas dari dermawan, meng- gulung pembalut dan sebagainya. Anak-anak ini dihimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan "Palang Merah Remaja" kemudian prakarsa ini d iik u ti oleh negara-negara lain.

PMR merupakan anggota Remaja dari PMI yang:

— telah mendapat pendidikan keterampilan P3K, Pengungsian, Dapur Umum dan pengetahuan tentang ke-Palang Merah-an lainnya.

— Membantu melaksanakan tugas-tugas ke-Palang Merah-an. — Berumur 7 s/d 21 tahun.

— Ada di tiap sekolah/Ranting/Cabang PMI/bahkan dianjur- kan pula agar dibentuk di luar sekolah.

(19)

Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan antara lain: — PMR M ULA, setingkat usia Sekolah Dasar, dari 7 s/d

12 tahun.

— PMR M AD YA, Setingkat usia siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari 13 s/d 16 tahun. — PMR W IRA, Setingkat Usia siswa Sekolah Tingkat

Atas/Mahasiswa, dari 17 s/d 21 tahun. Walaupun kepada PMR sesuai dengan tingkatannya, adakalanya

diperbantukan pula dalam tugas-tugas ke-Palang Merah-an seperti tu ru t membantu memberikan pertolongan P3K, dan Iain- lain, namun tugas kewajiban utama yang dibebankannya adalah diarahkan kepada:

a. Berbhakti kepada masyarakat.

b. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.

c. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional. (2). Korps Sukarela (KSR)

Anggota Korps Sukarela adalah Sukarelawan Palang Merah Indonesia yang menyediakan tenaganya yang sengaja dibentuk dalam satuan-satuan/pasukan untuk tugas ke- Palang Merah-an.

— Anggota KSR terdiri atas pemuda dan pemudi yang berjiwa muda, berdedikasi tinggi serta merupakan kader bangsa, berumur antara 18 s/d 35 tahun.

— Anggota KSR dididik menjadi tenaga andalan PMI yang terlatih/teram pil dalam bidang seperti P3K, Dapur Umum dan Iain-lain, selalu siap siaga membantu tugas ke-Palang Merah-an, seperti dalam Bencana Alam, kecelakaan lalu lintas dan Iain-lain, KSR ini ada di tiap Ranting/Cabang PMI.

— Anggota KSR telah dipersiapkan pula dengan berbagai ke- lengkapan pengetahuan dan seragam serta sarana peralatan lainnya dan harus selalu siap siaga yang setiap saat dapat melaksanakan tugasnya.

Kelompok KSR te rd iri dari atas dua macam ke/ompok yaitu: a). Kelompok yang lengkap, te rd iri dari 3 regu:

— Satu regu P3K yang bertugasdi garisdepan.

(20)

— Satu regu tata usaha dan angkatan bertuggas di Garis tengah (Komunikasi).

— Satu regu Perawatan, Dapur Umum dan Pengungsian bertugas di garis belakang.

b). Kelompok yang tidak lengkap, terdiri atas: — Satu regu P3K, Tata Usaha dan Angkutan.

— Satu regu Perawatan, Dapur Umum dan Pengungsian. (3). Tenaga Sukarela (TSR):

a) . Tenaga Sukarela adaiah mereka yang'turut membantu PM I di luar kelompok PMR dan KSR.

b ) . Anggota TSR di samping dapat tu ru t membantu di lapang-an seperti dalam bidlapang-ang P3K, Dapur Umum, Pengungsilapang-an dan Iain-lain juga termasuk mereka yang hanya tu ru t menyumbangkan pikiran dan tenaganya di lingkungan kepengurusan.

c) . Tenaga Sukarela ini anggota-anggotanya dapat diambil dari para karyawan di tiap Instansi, anggota Organisasi Wanita/ pemuda, Hansip, Mahasiswa dan Iain-lain yang dididik secara khusus mengenai ke-Palang Merah-an dan terdaftar sebagai anggota TSR di masing-masing cabang, merupakan potensi tenaga yang diharapkan dapat dimobilisasi oleh PMI, bila ternyata PMI sangat membutuhkan tenaganya pada saat-saat ada bencana yang cukup besar, ataupun kegiatan-kegiatan PMI lainnya dalam upaya tu ru t mem­ bantu Pemerintah dalam membantu peningkatan kesejah- teraan masyarakat.

Oleh karena itu kepada para anggota TSR harus:

— D ididik untuk menjadi tenaga-tenaga yang terlatih dan terampil dalam bidang seperti P3K, Dapur Umum, Pengungsian dan Iain-lain.

— Diusahakan agar selalu menyiapkan d iri dan siap siaga serta dengan sukarela tanpa pamrih dapat menjalankan tugas jika diperlukan.

(21)

IV. KEGIATAN-KEGIATAN:

Walaupun kehadliran Palang Merah di tengah-tengah masyarakat, dilihat dari sudut sejarahnya dan latar belakang terbentuknya Palang Merah adalah disebabkan karena kebutuhan untuk memberikan pertolongan terhadap para korban akibat peperangan, namun lebih jauh daripada itu, usaha-usaha Palang Merah di negara manapun di dunia ini, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, organisasi Palang Merah termasuk pula Palang Merah Indonesia bertujuan untuk tu ru t meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna k u lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya walaupun diakui, bahwa di samping upaya Pemerintah beserta masyarakatnya terus berusaha untuk sejauh mungkin dapat meng- hindarkan dari berbagai bencana yang mungkin tim bul, terutama sebagai akibat dari ulah manusia seperti terjadinya peperangan ataupun bencana banjir lainnya, namun tidak lepas pula dari upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya baik lahir maupun bathin, serta penuh kedamai- an yang abadi.

Namun demikian, pengalaman menunjukan bahwa dari waktu ke waktu sebagai akibat dari berbagai sebab di luar kemampuannya, manusia selalu mengalami berbagai penderitaan, seperti kemelaratan, kemiskinan wabah penyakit, bencana alam, bahkan juga akibat kekejaman dari sesama umat- nya.

Oleh karena itu di dalam PM I menjunjung cita-cita serta tujuannya dalam meringankan penderitaan sesama manusia berdasarkan pertimbangan kemanusiaan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan oleh PM I seperti yang tertuang dalam Anggaran Rumah Tangganya secara umum adalah sebagai berikut:

a. Membangkitkan perhatian umum dengan menyebar luaskan pengertian tentang azas dan tujuan Palang Merah.

b. Memupuk rasa saling pengertian antara sesama manusia dan antara bangsa-bangsa.

c. Menyiapkan tenaga-tenaga dan alat-alat yang diperlukan bagi pelak- sanaan pekerjaan Palang Merah Indonesia antara lain dengan:

1. Memberi pelajaran pertolongan pertama pada kecelakaan dan perawatan keluarga.

2. Menyiapkan Pos-pos pertolongan pertama pada Kecelakaan dan kelompok-kelompok penolong.

3. Menyelenggarakan Usaha Transfusi Darah, Palang Merah Remaja dan membentuk Korps Sukarela Palang Merah Indonesia. d. T urut menyelenggarakan usaha-usaha kesehatan dan sosial lainnya.

(22)

Dari ungkapan tersebut di atas jelas bahwa kegiatan PMI, bukanlah sekadar bergerak dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga banyak usaha- usaha yang ditujukan untuk tu ru t menanggulangi masalah kesejahteraan sosial, bahkan juga menjangkau tujuan yang cukup luas ialah ingin tu ru t berperan aktip dalam membina perdamaian dan menyebarluaskan rasa kasih sayang terhadap sesama umat dimanapun berada.

Oleh karena itu untuk memberikan gambaran ciri-ciri yang khas dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh PMI dimaksud secara sederhana dan supaya lebih dapat diingatkan, diresapi dan digarapnya secara lebih terarah, kami tuangkan sengaja dalam singkatan kata "SU M BAN G SIH" yang bila dijabarkan adalah sebagai berikut:

Siaga memberikan pertolongan terhadap korban

bencana, baik dalam bentuk P3K, Pengungsian, Per- kampungan Darurat, Dapur Umum maupun Bantuan Sandang Pangan.

U

M

Usaha Transfusi Darah dalam upaya melayani kebutuh- an akan darah bagi mereka yang membutuhkan.

Membentuk, Mendidik, Melatih Tenaga-tenaga terampil melalui PMR (Palang Merah Remaja), KSR (Korps Sukarela) dan TSR (Tenaga Sukarela).

BANG

Turut dalam Pembangunan masyarakat Desa melalui

Usaha peningkatan kesejahteraan, PKMD, Kesehatan Lingkungan, Peningkatan Gizi.

S IH

Menanamkan rasa kasih sayang bagi sesama umat,

melalui penyebarluasan prinsip-prinsip Palang Merah demi persahabatan dan perdamaian.

(23)

1. SIAGA/MEMBERIKAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN BENCANA.

Tugas yang telah sejak lama bahkan banyak kaitannya dengan kelahiran Palang Merah adalah tugas Siaga untuk memberikan bantuan terhadap korban bencana, baik pada waktu perang maupun damai.

Begitu juga bagi Palang Merah Indonesia terutama dalam menghadapi kemungkinan akibat daripada berbagai bencana yang menimpa, mutlak harus selalu siaga agar setiap saat, kapan dan apapun sebabnya harus dapat melaksanakan tugas untuk memberikan bantuan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik dalam bentuk P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), mengatur pelaksanaan pengungsian, menyelenggarakan per- kemahan/perkampungan darurat, maupun memberikan sandang dan pangan.

Pada dasarnya PMI melaksanakan tugas penanggulangannya tersebut yang sifatnya darurat hanya bertugas kurang lebih selama paling lama 2 minggu, yang selanjutnya para korban disalurkan sesuai dengan yang di- deritanya apakah ke Rumah Sakit yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan atau masalah perawatan Sosial selanjutnya kepada Departemen Sosial yang berwenang mengenai masalah tersebut.

Untuk melaksanakan tugas bantuan tersebut beberapa prinsip/dasar yang harus ditaati/dipenuhi oleh Palang Merah Indonesia adalah:

1.1. Untuk tidak bertentangan dengan azas dan dasar — Pancasila.

— U.U.D. 1945.

— Prinsip-prinsip Palang Merah Indonesia.

— Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI. 1.2. LANGSUNG (= tidak melaluiperantara)

Setiap pemberian bantuan apapun agar diberikan secara langsung kepada penderitanya. Ini tidak mengandung arti PMI tidak kurang mempercayai terhadap fihak ketiga.

1.3. M AN U S!A:

Pertolongan/bantuan PMI ditujukan kepada manusianya yang menderita secara langsung, ini mengandung arti bahwa PMI pada dasar­ nya tidak tu ru t dalam memperbaiki tanggul, irigasi, pembuatan rumah, rehabilitasi dan Iain-lain.

(24)

1.4. BENTUK LO G IS T/K BANTU A N HARUS BERUPA BENDA (NATURA A T A U JA S A

Bantuan yang diberikan kepada penderita harus berbentuk benda (Natural misalnya, beras, susu, pakaian, papan atau berbentuk jasa berupa pelayanan kesehatan, pengungsian, transportasi, perkampungan darurat dan Iain-lain.

Adalah tidak wa]ar/tidak dibenarkan PM I memberikan dalam bentuk uang kepada para penderita.

1.5. CEP A T :

Agar bantuan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh penderita, maka bantuan harus dilaksanakan secara cepat.

Cepat berarti harus diperhatikan mengenai transportasi, prosedur kerja dan lain sebagainya untuk tidak mengalami keterlambatan.

1.6. TEPAT:

Setiap bantuan agar tepat memenuhi sasaran, berarti bahwa jenis bantuan apakah itu pelayanan kesehatan, barang-barang relief seperti pakaian atau makanan harus sesuai dengan kebutuhan penderita yang bersangkutan.

1.7. BAN TU AN D IB E R IK A N SECARA D AR U R A T:

Dalam arti bahwa PM I memberikan bantuan/pertolongan terhadap penderita sesuatu bencana paling lama hanya 14 hari. Selanjutnya Pemerintahlah yang melanjutkan penanganan ini.

Walaupun demikian, tidak' menutup kemungkinan untuk lebih daripada waktu tersebut, bila Pemerintah memintakan bantuan kepada kita serta ditunjang oleh dana/biaya/kemampuan yang ada pada PM I. 1.8. SY AR AT-SYAR AT YANG D IM IL IK I OLEH PETUGAS:

Sehubungan dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas PM I mutlak m emiliki tenaga-tenaga, baik itu tenaga-tenaga karyawan, Tenaga Korps Sukarela (KSR), Tenaga Sukarela (TSR) atau tenaga-tenaga bantuan lainnya.

Tenaga-tenaga tersebut hendaknya m em iliki sifat-sifat: — Sukarela (tanpa pamrih).

— Terampil/cekatan. — Cakap/terlatih. — Luwes. — Jujur.

(25)

1.9. PERTANGGUNGJAWABAN A DM IN 1STRASI:

Setiap pemberian bantuan yang dilaksanakan oleh PMI harus disertai dengan pertanggungjawaban administrasi yang baik.

Hal mana didasarkan atas prinsip "Open Management" di dalam . rangka PMI memberikan pertanggung jawabannya kepada anggauta/ masyarakat yang telah memberikan bantuan, baik melalui maupun diluar gerakan Bulan Dana PMI.

1.10. TANDA-TANDA PALANG M ERAH:

Di dalam setiap melaksanakan tugas, kepada semua petugas diharus- kan mempergunakan tanda-tanda pengenal Palang Merah, apakah itu dalam seragam PMR, KSR, TSR atau mempergunakan ban lengan Palang Merah, begitu pula pada setiap kendaraan yang dipergunakan.

2. USAHA TRANSFUSI DARAH:

Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan terus makin berkembang dengan pesat, salah satu aspek pengobatan yang juga ikut berkembang adalah pengobatan dengan mempergunakan darah manusia.

Kebutuhan akan darah tersebut semakin banyak, mengingat bukan saja diperlukan sebagai akibat daripada pembedahan yang dilakukan karena berbagai penyakit, melainkan juga dengan terjadinya kecelakaan-kecelakaan, baik di jalanan maupun berbagai sebab yang sangat membutuhkan akan darah.

Palang Merah Indonesia dalam hal tu ru t membantu terhadap pelayanan darah ini telah sejak lama dilakukan dan sejak tahun 1980, Pemerintah Indonesia telah lebih mempertegas serta memberikan kepercayaan sepenuh- nya kepada PMI untuk meiakukan Usaha Transfusi Darah tersebut, melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980 tertanggal 19 A pril 1980 tentang Transfusi Darah.

Sedangkan dari fihak Pemerintah melalui Departemen Kesehatan ber- tugas memberikan bimbingan dan bantuan sehingga pelayanan Transfusi Darah akan dapat terus berkembang mengikuti kemajuan pelayanan ke­ sehatan dan llmu Kedokteran.

Oleh karena usaha Transfusi Darah, pada pelaksanaannya cukup memerlukan pembiayaan yang besar, baik untuk kebutuhan kantong plastik, berbagai obat maupun kebutuhan sarana personal yang Profesional dan sarana-sarana lainnya, maka untuk setiap labu darah (±250 cc) yangdibutuh- kan keluarga pasien, kepada yang mampu dimintakan untuk membayar

(26)

penggantian biaya "Service Cost" yang besarnya ditentukan oleh PMI di Cabang-cabang.

Disamping itu penunjang utama sukses tidaknya Usaha Transfusi Darah PMI tersebut dalam upaya melayani mereka yang membutuhkan darah, banyak pula tergantung pada adanya kesediaan orang menyumbangkan darah nya.

Oleh karena itu dari segi lain, PMI juga berupaya untuk selalu mencari mereka yang bersedia menyumbangkan darahnya secara sukarela, bagi siapa saja yang membutuhkan yang dikenal dengan istilah "D onor Darah Sukarela."

Dan ada baiknya pula barangkali di samping, himbauannya yang diharap- kan oleh PMI tersebut bahwa syarat-syarat untuk menjadi Donor Darah yang perlu diketahui adalah:

— Berusia antara 17 sampai 65 tahun. — Berat badan minimal 45 kg.

— Tekanan darah antara 100/50 sampai 200/100 mm Hg. — Kadar Hb (hemoglobin) darah minimal 12 gr %.

— Dalam lima tahun terakhir tidak menderita penyakit Kuning (hepatitis) atau penyakit berat yang lain.

— Tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang haid, hamil atau menyusui bayi.

— Penyumbangan darah yang sebelumnya telah melewati 3 bulan.

3. PENDIDIKAN DAN LATIHAN:

Untuk menunjang berbagai kegiatan PMI seperti diutarakan di atas, baik dalam hal siaga/memberikan bantuan pertolongan kepada para penderita yang diakibatkan karena bencana. Usaha Transfusi Darah, tu ru t membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pembangunan masyarakat desa, maupun penyebarluasan Hukum Perikemanu- siaan Internasional dan prinsip-prinsip Palang Merah, PMI harus m emiliki tenaga-tenaga yang terampil, terlatih dan m em iliki dedikasi serta mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

Oleh karena itu terutama bagi setiap cabang yang belum m em iliki PMR, KSR atau TSR wajib untuk membentuknya. Selanjutnya dengan rencana kerja dan pelaksanaannya yang berkesinambungan, kegiatan pendidikan dan latihan harus digarap sebaik-baiknya.

Bahkan jauh daripada itu, usaha/kegiatan PMI dalam bidang D IK L A T ini juga mempunyai arti yang lebih luas ialah tu ru t membantu Pemerintah dalam rangka membina, membimbing "para generasi muda remaja" untuk

(27)

dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang edukatip, konstruktip serta produktip bagi masyarakat.

Materi pendidikan yang diberikan kepada PMR, KSR dan TSR, bahkan kepada siapa yang ingin memperoleh pendidikan dari PMI, disesuaikan dengah kebutuhan masing-masing tenaga tersebut.

Namun pada umumnya kepada mereka, PMI memberikan pendidikan antara lain berupa:

(3.1.) Pelajaran P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). (3.2.) Perawatan Keluarga (PK).

(3.3.) Masalah Pengungsian.

(3.4.) Masalah perkampungan/Perkemahan darurat. (3.5.) Masalah Dapur Umum.

(3.6.) Masalah ke Palang Merahan baik yang berhubungan dengan Palang Merah Indonesia maupun Palang Merah Internasional. (3.7.) Konvensi Geneva.

(3.8.) Prinsip-prinsip Palang Merah dan Hukum Perikemanusiaan Inter­ nasional.

(3.9.) Ditambah pula dengan beberapa pengetahuan tentang kepemim- pinan serta pengetahuan kesehatan dan sosial masyarakat lain- nya.

4. PEMBANGUNAN M A S Y A R A K A T DESA:

Kedudukan Palang Merah di negara-negara yang sedang berkembang, seperti halnya dengan PMI, d itu n tu t pula untuk berusaha membantu Pemerin- tah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka Pembangunan masyarakat desa.

Banyak hal yang dapat diusahakan oleh PMI dengan BANGDES ini, seperti apa yang telah diselenggarakan oleh Cabang-cabang PMI seperti, menyeleng- garakan Dapur Susu untuk Balita yang membutuhkan peningkatan gizi, tu ru t memberikan penyuluhan demi suksesnya GHS (Gerakan Hidup Sehat), PKMD dan Iain-lain.

Bahkan apa yang telah diutarakan diatas dimana PMI harus aktip pula menyelenggarakan "D IK L A T " bagi generasi muda, adalah pula merupakan salah satu kegiatan untuk tu ru t membina generasi muda remaja dalam mewujudkan manusia-manusia pembangunan harapan bangsa, melalui wadah PMR, KSR dan TSR.

(28)

5. PENYEBARLUASAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIO-NAL DAN PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH:

Kegiatan lain yang harus dilakukan oleh PM I yang menjangkau tujuan yang lebih luas lagi adalah upaya untuk menyebarluaskan Hukum Perike- manusiaan Internasional dan Prinsip-prinsip Palang Merah kepada masyarakat luas.

Tujuan yang hendak dicapai dalam upaya ini adalah tiada lain agar ditanamkan rasa "K A S IH S A Y A N G " terhadap semua umat di dunia ini.

Hal mana sejalan dengan apa yang telah digariskan dan diamanatkan oleh setiap ajaran agama apapun yang dianutnya.

Dan bagi bangsa Indonesia usaha yang mulia ini adalah merupakan manifestasi dari pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Mengingat betapa pentingnya kegiatan gerakan ini, secara resmi telah merupakan "Pesan untuk segenap umat manusia di dunia" sebagai hasil dari keputusan konperensi perdamaian Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tanggal 2—7 September 1984 yang baru lalu di A A LA N D (FIN LA N D IA ) STOCKHOLM, maka sengaja kami muatkan selengkapnya yang telah diterjemahkan oleh Markas Besar PMI di JA K A R T A sebagai berikut:

Melalui Perikemanusiaan menuju Perdamaian:

Konperensi Perdamaian Dunia ke II yang diselenggarakan oleh Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di A A LA N D dan Stockholm pada tanggal 2—7 September 1984, menyampaikan pesan di bawah ini kepada Bangsa- bangsa dan Pemerintah-pemerintah di dunia.

Dengan pengalaman selama 120 tahun dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada para korban pertikaian bersenjata, bencana alam dan bencana-bencana lainnya, keikutsertaan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam mencapai perdamaian sejati semakin nyata, seperti yang tercermin dalam mottonya.

"M E L A L U I PERIKEM ANUSIAAN MENUJU P E R D A M A IA N "

Berkat dukungan berjuta-juta anggota ini semakin a k tif dalam memberi­ kan pelayanan dalam bidang yang menyangkut Perikemanusiaan.

Dengan membawa semangat yang positif, delegasi-delegasi dari 107 negara bertemu di A A LA N D , pulau yang damai dalam kawasan Finlandia yang bebasdari pasukan militer, dan di Stockholm. Beberapa anggota perhim punan nasional-berasal dari negara-negara yang sedang berperang, atau bahkan pemerintahnya saling bermusuhan. Walaupun demikian, suasana Konperensi diwarnai oleh rasa saling menghormati, toleransi dan penuh kesepakatan, yang

(29)

merupakan dasar dari cita-cita bersama.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah amat prihatin mehbat ketegangan, kekerasan diskriminasi ras dan perkosaan hak-hak azasi manusia di berbagai belahan dunia. Jelas terbukti bahwa keadaan sosial dan ekonomi yang tidak'm erata merupakan penyebab'kerusuhan. Akhir-akhir ini tercatat lebih dari 30 ko n flik dan perang saudara, dimana digunakan senjata-genjata konvensional.

Dalam banyak pertikaian bersenjata itu, tidak diadakan perbedaan antara para prajurit dan kaum sipil, dimana seringkali kaum sipil ini menjadi sasaran senjata maut. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap dasar-dasar Hukum Perikemanusiaan Internasional.

Aksi-aksi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah terancam oleh produksi segala jenis senjata, termasuk nuklir, senjata kimia dan ruang angkasa.

Bagi gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, perdamaian bukan berarti semata-mata tiadanya perang, rrielainkan merupakan proses yang dinamis daripada kerjasama antar negara dan bangsa. Hal itu berdasarkan penyelesaian perselisihan secara penuh persahabatan, penuh penghormatan atas hak-hak azasi manusia dan pemerataan kemakmuran secara adil. Per­ damaian secara adil. Perdamaian sejati harus didasarkan atas rasa hormat terhadap hukum Internasional dan rasa saling pengertian.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menegaskan lagi dedikasi- nya terhadap penanggulangan bahaya kelaparan dan perbaikan kesehatan secara luas. Juga tugas untuk mengurangi penderitaan, menangani masalah pengungsi, orang-orang terlantar dan korban-korban kerusuhan bersenjata tanpa memandang apakah mereka kaum sipil atau tawanan.

Penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan amat penting bagi Perdamaian. Oleh karena itu gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mendesak Pemerintah-pemerintah untuk mengakui konvensi-konvensi Perikemanusiaan yang sudah ada, kemudian mentaatinya dan memperkuat ketaatan mereka. Sebaliknya, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah akan^terus mengembangkan dan menyebarluaskan Hukurn Perikemanusiaan Internasional.

Melalui program pendidikan yang tepat, Gerakan ini akan terus berusaha memenuhi aspirasi generasi muda, dan mepromosikan cita-cita Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Dari konperensi Perdamaian Dunia kedua, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mendesak semua Pemerintah agar supaya terus berusaha keras untuk bekerjasama, memelihara kekompakan dan persahabatan di antara bangsa-bangsa dimana saja mereka berada, melalui komunikasi yang sejati.

(30)

Mendesak para pemimpin negara untuk terus berusaha mengadakan pembatasan senjata secara bertahap dan terkontrol, baik senjata konvensional, maupun segala jenis senjata yang bisa menimbulkan kerusakan secara massal, yang mengancam kehidupan umat manusia.

Menyerukan kepada segenap orang dewasa dan kaum muda untuk mem- baktikan dirinya dengan sepenuh hati untuk menaikan martabat manusia dan menghormati harkat manusiawi, sebagai tekad perseorangan menuju perdamaian sejati di seluruh dunia.

Dijiwai oleh semangat konperensi ini, dimana para delegasi memusatkan dirinya kepada hal yang mempersatukan mereka bersama dalam Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah, Gerakan ini yakin bahwa dunia akan bergerak MENUJU PERDAMAIAN LEWAT PERIKEMANUSIAAN.

Terlampir dan merupakan bagian dokumen ini tercantum daftar prakarsa pilihan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah untuk mencapai perdamaian yang telah mendapat rekomendasi dari Konperensi.

PENYEBAR LUASAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL. 1. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus lebih mengembangkan cara-

cara yang efektif untuk penyebar luasan Hukum Perikemanusiaan Internasional di segala lapisan masyarakat, melalui kegiatan yang sudah ada maupun yang baru akan dikembangkan.

Penyebarluasan ini harus merupakan bagian integral dari seluruh program pemba ngunan.

2. Komite Palang Merah Internasional harus mempelajari kemungkinan untuk menerapkan test standar untuk mengetahui tingkat pengetahuan para kesatuan m iliter mengenai Hukum Perikemanusiaan Internasional. KETAATAN TERHADAP KONVENSI-KONVENSI PERIKEMANUSIAAN. 3. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus bekerjasama dengan Pemerin-

tahnya, sebagai penanda tangan konvensi Jenewa, untuk mentaati dan menjamin ketaatannya terhadap Hukum Perikemanusiaan Internasional di seluruh dunia.

4. Gerakan ini harus mendukung usaha-usaha yang sedang dijalankan untuk menciptakan konvensi untuk melarang pembuatan, percobaan, penyim- panan dan penggunaan senjata kimia.

PERLINDUNGAN KEPADA PENDUDUK SIPIL DAN AN A K -A N A K . 5. Gerakan ini, yang cemas akan kecenderungan naiknya jumlah korban

sipil dalam pertikaian bersenjata, harus meyakinkan para pimpinan

(31)

negara dan kekuatan-kekuatan p o litik untuk mengawasi perlindungan terhadap penduduk sipil melalui Hukum Perikemanusiaan Internasional. 6. Gerakan ini harus mendesak penunjukan tempat-tempat dimana pen­ duduk sipil dapat hidup dengan damai pada saat terjadi pertikaian ber- senjata.

7. Gerakan ini harus mendukung segala usaha untuk melindungi anak-anak dalam pertikaian bersenjata dan mencegah keterlibatan mereka dalam perselisihan, setidak-tidaknya sebelum mencapai usia 15tahun.

PENDIDIKAN DAN LATIH AN UNTUK MENCIPTAKAN PERDAMAIAN. 8. Kurikulum dasar dari Pendidikan Perdamaian, dengan menekankan pada

latihan untuk mengatasi perselisihan harus dikembangkan bersama-sama oleh Komite Palang Merah Internasional dengan Liga.

Berdasarkan kurikulum tersebut, pendidikan tadi harus bersifat men- dorong, terutama terhadap generasi muda.

9. Komite Palang Merah Internasional harus dihimbau untuk mengembang- kan program latihan bagi para delegasinya dalam segala bentuk perun- dingan, termasuk penengahan perselisihan di bidang Perikemanusiaan maupun bidang-bidang lainnya.

KEG IATAN PEMBANGUNAN

10. Pencegahan bencana alam yang bertujuan ke arah perlindungan dan perbaikan lingkungan, harus menjadi unsur yang penting dalam segala program pembangunan, untuk mengurangi bencana kekeringan banjir dan ketidak tenteraman serta kemungkinan kerusuhan-kerusuhan yang sering disebabkan oleh bencana-bencana alam tersebut.

11. Perhimpunan-perhimpunan Nasional, berdasarkan sol idaritas Palang Merah dan Bulan Sabit Merah harus terus berusaha untuk mengatasi bahaya kelaparan dan segala akibatnya dalam jangka panjang dan dengan demikian ancaman-ancaman terhadap perdamaian.

12. Perhimpunan-perhimpunan Nasional sedapat mungkin harus mengambil langkah-langkah yang praktis dan bisa diterima untuk menanggulangi persoalan-persoalan kependudukan, mengurangi ketegangan di daerah- daerah dimana perkembangan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan.

13. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus lebih meningk'atkan usaha- usaha untuk PKMD (Primary Health Care), terutama di negara-negara yang sedang berkembang.

(32)

14. Berhubung pembangunan membantu mengurangi keadaan yang kurang merata dimana hal ini merupakan penyebab ketegangan, Perhimpunan- perhimpunan Nasional harus lebih menekankan usahanya pada bidang ini, dalam ruang lingkup yang telah digariskan oleh Liga dalam "Strategi Pembangunan" yang telah disusun olehnya.

V. SUMBER DANA DAN LOGISTIK:

Kegiatan/aktipitas PMI, baik yang menyangkut kegiatan rutin maupun kegiatan operasional di lapangan sukses tidaknya banyak pula tergantung daripada penyediaan tenaga dan dana serta logistik.

Dan kalaulah tenaga-tenaga yang telah diutarakan diatas telah cukup tersedia, agaknya faktor dana dan logistik juga merupakan salah satu faktor yang menentukan.

Sumber dana atau lebih luas lagi disebutkan kekayaan Palang Merah Indonesia, Anggaran Dasar PMI menyatakan bahwa: Kekayaan PMI diperoleh dari:

a. luran, derma dan sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat. b. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan prinsip-

prinsip Palang Merah.

Sumber dana yang diperoleh dari iuran para anggota, begitu pula dari pada donatur tetap/tidak tetap ternyata masih belum memadai. Oleh karena itu satu-satunya usaha yang perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu dimana hasilnya boleh dikatakan sangat besar di dalam menunjang pembiayaan operasional PMI adalah dana yang bersumber dari hasil gerakan bulan dana yang lazimnya diselenggarakan setiap setahun sekali atas dasar idzin dari Pemerintah cq. Departemen Sosial Rl.

Di samping itu PMI dalam hubungan kesemestaannya, baik dengan Palang Merah Nasional di berbagai Negara, maupun secara langsung dengan I.C.R.C. dan L.R.C.S, cukup banyak pula memperoleh bantuan, khususnya yang berupa logistik, baik berupa obat-obatan, beras/susu, maupun dalam bentuk barang-barang relief lainnya.

Dengan mengingat kemampuan PMI masih sangat terbatas dalam hal dana/logistik ini bila dibandingkan dengan ruang lingkup tugas yang serba komplex dan luas, maka PMI ada kalanya pula memperoleh bantuan dana dari Pemerintah Pusat/Daerah, terutama dalam kaitannya untuk membiayai aktipitas dalam human invesment (D IK L A T ) bahkan juga dalam bentuk bantuan tenaga yang dipekerjakan terutama untuk kebutuhan tenaga di bagian Dinas Transfusi Darah.

(33)

Namun pada dasarnya Palang Merah Indonesia, sebagai Organisasi Non Pemerintah, harus berpegang kepada prinsip bahwa sumber pembiayaan untuk berbagai kebutuhan rutin dan operasional di lapangan harus dibiayai/ dipenuhi sepanjang tahun dari pada uang iuran anggota, donasi tetap atau tidak tetap daripada para dermawan dan sumbangan masyarakat pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti yang pernah kami utarakan di atas ialah melalui gerakan Bulan Dana PMI yang dasarnya dilakukan sejak tanggal 8 Mei s/d 8 Juli setiap tahun sekaligus di dalam rangka memperingati hari Palang Merah Sedunia.

Menyinggung masalah penggalian dana yang diperoleh dari gerakan Bulan Dana PMI, kiranya perlu difahami, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan masyarakat melalui Panitia Gerakan Bulan Dana yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat dan para penjabat setempat yang dimohonkan bantuannya oleh PMI untuk mencari/menghimpun dana dari masyarakat.

Dengan demikian pencaharian dana melalui gerakan Bulan Dana ini di samping mempunyai tujuan untuk memperoleh dana sebanyak-banyaknya dari masyarakat, bila dikhayati lebih mendalam lagi daripada gerakan ke- manusiaan ini adalah bertujuan untuk:

a. memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tidak terkecualinya untuk menyumbangkan melalui PMI bagi kemanusiaan paling tidak setiap setahun sekali.

b. menanamkan rasa kasih sayang serta lebih menanamkan rasa kesadar- an akan kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk saling tolong menolong di dalam penderitaan.

c. memberikan pendidikan khususnya kepada generasi muda untuk tu ru t membantu menyumbangkan tenaganya di dalam tu ru t ber- peran serta menghimpun dana untuk PMI.

Gerakan Bulan Dana tersebut penyelenggaraannya dilaksanakan di tingkat Cabang dan tidak di tingkat Daerah atau tingkat Pusat. Kebijaksanaan ini tidak lain untuk memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada Cabang untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam usaha membiayai berbagai kegiatan Cabang sehingga SUMBANGSIH PMI di Cabang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sesuatu hal yang sering terjadi ialah, bahwa dalam Bulan Dana pengum- pulan dana hanya ditujukan terbatas pada pengumpulan uang saja. Hal ini kiranya perlu mendapat koreksi dan untuk menghilangkan keragu-raguan dapat dikemukakan bahwa sesuai dengan kemampuannya masing-masing para penyumbang dapat dibagi dalam 3 golongan:

(34)

(1) . Penyumbang materiel:

Dalam hal ini para penyumbang baik dalam kedudukannya sebagai badan ataupun perorangan dapat memberikan uang ataupun barang-barang, seperti usaha-usaha dalam bidang produksi, pedagang-pedagang biasa, yang membuat barang yang karena sesuatu hal tidak dapat diperdagang- kan lagi, botol-botol kosong, koran bekas, pakaian bekas, singkatnya semua barang yang dapat dimanfaatkan bagi pembiayaan tugas organisasi. (2) . Penyumbang tenaga.

Jika seseorang hanya bersedia menyumbangkan tenaga untuk pelbagai macam usaha, hal yang demikian ini akan dapat meringankan beban Palang Merah Indonesia pula. Misalnya seorang guru selama Bulan Dana sebelum pelajaran dimulai untuk beberapa menit saja menanamkan Cita-cita Palang Merah pada anak didiknya.

Jika anak-anak ini membawa apa yang didengarnya di sekolah ke rumah bagaimana anak-anak harus bertindak kalau temannya atau orang lain mendapat kecelakaan dan sebagainya, maka dengan jalan ini pula Cita-cita Palang Merah akan meluas ke lingkungan yang lebih luas. Sumbangan tenaga meliputi pula sumbangan pikiran dan bagaimana

sumbangan ini dapat dimanfaatkan terdapat macam-macam jalan. (3) . Penyumbang fasilitas.

Vang dimaksud dengan fasilitas ini ialah sarana-sarana tidak berbentuk materiil ataupun tenaga, tetapi kesempatan-kesempatan yang memung- kinkan tugas-tugas Palang Merah Indonesia dilaksanakan.

Dalam masyarakat terdapat banyak fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan kepada Palang Merah Indonesia, hanya kita harus pandai menggalinya.

Jika seorang pemilik percetakan memperkenankan kupon-kupon Bulan Dana dicetak di Perusahaannya dengan cuma-cuma ataupun dengan ta rif rendah, ini adalah suatu fasilitas yang dapat meringankan biaya.

Begitu pula bila suatu jawatan dapat meminjamkan kendaraannya diluar jam kerja untuk dipergunakan bagi keperluan Panitia Bulan Dana PMI inipun merupakan fasilitas yang cukup mengandung arti.

Seperti telah diutarakan diatas, Palang Merah Indonesia Cabang merupa­ kan ujung tombak dan berada digaris depan berhadapan secara langsung dengan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang banyak

Referensi

Dokumen terkait

Dengan lima strategi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi agar konflik yang dihadapi tidak bersifat merusak atau menghambat produktivitas akan tetapi justru menjadi

Kesimpulan penelitian ini adalah morfometri organ reproduksi kuda gayo betina lebih kecil dibanding kuda lain, dengan bentuk ovarium yang lebih dinamis dan adanya perubahan

terjemahannya bahwa Daeng Manojengang dijatuhi hukuman oleh pengadilan Hindia Belanda 17 September 1847 karena dipersalahkan melawan pemerintah Hindia Belanda,

Tips: Jika penyedia layanan jaringan tidak memiliki program data tarif tetap untuk transfer data, Anda dapat menggunakan jaringan Wi-Fi untuk menyambung ke Internet agar

4.2 Opinion des étudiants et des professeurs sur l’encyclopédie numérique et thématique comme support pédagogique de la civilisation française ……….… 55. 4.2.1

5 Berdasarkan pelatihan dan evaluasi yang telah dilakukan terhadap 10 model JST dengan variasi hidden node , diketahui bahwa JST dengan 3 hidden node memiliki performance

Di Indonesia memiliki dua instansi yang menjadi leading sector dalam bidang penataan pegawai adalah Badan Kepegawaian Negara dengan peraturan Kepala Badan Kepegawaian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan peran audit internal berpengaruh