• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat cerebral toxoplasma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat cerebral toxoplasma"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Toxoplasma Gondii

Toxoplasma Gondii merupakan parasit obligat intraseluler yang tersebar luas di merupakan parasit obligat intraseluler yang tersebar luas di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi zat anti T gondii positif pada manusia berkisar seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi zat anti T gondii positif pada manusia berkisar antara 2 % dan 63%. Pada pasien HIV positif didapatkan sekitar 45% telah terinfeksi antara 2 % dan 63%. Pada pasien HIV positif didapatkan sekitar 45% telah terinfeksi T. gondii

T. gondii. Pada pasien dengan infeksi HIV,. Pada pasien dengan infeksi HIV, T. GondiiT. Gondii  menyebabkan infeksi  menyebabkan infeksi oportunistik yang berat sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat dan sesegera oportunistik yang berat sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat dan sesegera mungkin. Pada individu sehat (immunokompeten) parasit ini menyebabkan infeksi mungkin. Pada individu sehat (immunokompeten) parasit ini menyebabkan infeksi kronik persisten yang asimptomatik, namun pada immunocompromised akan terjadi kronik persisten yang asimptomatik, namun pada immunocompromised akan terjadi reaktivasi sehingga menimbulkan gejala klinis

reaktivasi sehingga menimbulkan gejala klinis11..

Penularan terhadap manusia terutama terjadi apabila tertelan daging babi atau Penularan terhadap manusia terutama terjadi apabila tertelan daging babi atau domba yang mengandung kista jaringan atau apabila menelan sayuran yang domba yang mengandung kista jaringan atau apabila menelan sayuran yang terkontaminasi dan dimasak tidak matang. Jika kista jaringan yang mengandung terkontaminasi dan dimasak tidak matang. Jika kista jaringan yang mengandung  bradizoit

 bradizoit atau atau ookista ookista tertelan tertelan pejamu, pejamu, maka maka parasit parasit akan akan terbebas terbebas dari dari kista kista dalamdalam  proses

 proses pencernaan. pencernaan. Bradizoit Bradizoit ini ini resisten resisten terhadap terhadap efek efek dari dari pepsin pepsin dan dan menginvasimenginvasi traktus gastrointestinal pejamu. Dalam eritrosit parasit mengalami transformasi traktus gastrointestinal pejamu. Dalam eritrosit parasit mengalami transformasi morfologi, akibatnya jumlah takizoit invasif meningkat. Takizoit ini mencetuskan morfologi, akibatnya jumlah takizoit invasif meningkat. Takizoit ini mencetuskan respon IgA sekretorik spesifik parasit. Dari traktus gastrointestinal, kemudian parasit respon IgA sekretorik spesifik parasit. Dari traktus gastrointestinal, kemudian parasit menyebar ke berbagai organ, terutama jaringan limf atik, otot lurik, miokardium, menyebar ke berbagai organ, terutama jaringan limf atik, otot lurik, miokardium,

(2)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(3)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

retina, plasenta dan sistem saraf pusat (SSP). Di tempat-tempat tersebut, parasit retina, plasenta dan sistem saraf pusat (SSP). Di tempat-tempat tersebut, parasit menginfeksi sel pejamu, bereplikasi, dan menginvasi sel yang berdekatan. Terjadilah menginfeksi sel pejamu, bereplikasi, dan menginvasi sel yang berdekatan. Terjadilah  proses

 proses yang yang khas khas yakni yakni kematian kematian sel sel dan dan nekrosis nekrosis fokal fokal yang yang dikelilingi dikelilingi responrespon inflamasi akut

inflamasi akut22..

Pada pasien immunocompromise seperti pada pasien HIV/AIDS, terjadi suatu Pada pasien immunocompromise seperti pada pasien HIV/AIDS, terjadi suatu keadaan adanya defisiensi imun yang disebabkan oleh defisiensi kuantitatif dan keadaan adanya defisiensi imun yang disebabkan oleh defisiensi kuantitatif dan kualitatif yang progresif dari limfosit T (T helper). Sub

kualitatif yang progresif dari limfosit T (T helper). Sub set sel T ini digambarkan secaraset sel T ini digambarkan secara fenotip oleh ekspresi pada permukaan sel molekul CD4 yang bekerja sebagai reseptor fenotip oleh ekspresi pada permukaan sel molekul CD4 yang bekerja sebagai reseptor  primer

 primer terhadap terhadap HIV. HIV. Pada Pada pasien pasien HIV HIV terjadi terjadi penurunan penurunan CD4 CD4 di di bawah bawah level level kritiskritis (CD4), sehingga virus HIV/AIDS dapat menyerang ke berbagai organ, salah satunya (CD4), sehingga virus HIV/AIDS dapat menyerang ke berbagai organ, salah satunya otak.

otak. Toksoplasmosis cerebri merupakan salah satu kasus emergensi neurologi padaToksoplasmosis cerebri merupakan salah satu kasus emergensi neurologi pada HIV, oleh karena itu memerlukan penatalaksanaan yang serius

(4)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(5)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime. BAB II BAB II TINAJUAN PUSTAKA TINAJUAN PUSTAKA A. A. DefinisiDefinisi

Toxoplasmosis cerebri merupakan infeksi oportunistik pada system saraf pusat Toxoplasmosis cerebri merupakan infeksi oportunistik pada system saraf pusat yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Infeksi ini terjadi akibat terjadinya yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Infeksi ini terjadi akibat terjadinya reaktivasi

reaktivasiT. gondiiT. gondii pada kondisi pada kondisi immunocompromised  immunocompromised 44..

Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii pada jaringan otak pada jaringan otak

B.

B. EpidemiologiEpidemiologi

Toxoplasmosis cerebral terjadi sebanyak 3-15 % di Amerika Serikat. Beberapa Toxoplasmosis cerebral terjadi sebanyak 3-15 % di Amerika Serikat. Beberapa lesilesi klinis yang muncul diketahui setelah dilakukan autopsi. Tox

(6)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(7)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

AIDS adalah toksoplasmosis otak (42%), kriptokokosis otak (28%), meningitis TB AIDS adalah toksoplasmosis otak (42%), kriptokokosis otak (28%), meningitis TB (8,7%), limfoma (non-Hodgkin) (3,75%), infeksi HIV akut (3,4%), dan kompleks (8,7%), limfoma (non-Hodgkin) (3,75%), infeksi HIV akut (3,4%), dan kompleks demensia AIDS (3%). Indonesia mengalami peningkatan epidemi

demensia AIDS (3%). Indonesia mengalami peningkatan epidemi  Human Human  Immunodeficiency Vir

 Immunodeficiency Virus (Hus (HIV)IV)tertinggi di Asia, dengan estimasi angka ptertinggi di Asia, dengan estimasi angka prevalensi HIVrevalensi HIV  pada

 pada populasi populasi dewasa dewasa adalah adalah 0,2% 0,2% dari dari 190.000-400.000 190.000-400.000 penderita penderita HIV HIV / / AcquiredAcquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Immune Deficiency Syndrome (AIDS)55.. C.

C. Etiologi dan PatogenesisEtiologi dan Patogenesis

Penyebab Toxoplasma Cerebri adalah infeksi dari paraite intraselular yaitu Penyebab Toxoplasma Cerebri adalah infeksi dari paraite intraselular yaitu

toxoplasma gondii.

toxoplasma gondii. Infeksi parasite ini selalu disebabkan reaktivasi lesi system saraf Infeksi parasite ini selalu disebabkan reaktivasi lesi system saraf  pusat

 pusat yang yang sudah sudah lama lama atau atau penyebaran penyebaran hematogen hematogen dari dari infeksi infeksi yang yang didapatdidapat sebelumnya, kadang-kadang disebabkan oleh infeksi primer 

sebelumnya, kadang-kadang disebabkan oleh infeksi primer 66..

Pathogenesis dari toxoplamosis cerebri adalah berasal dari penyebaran Pathogenesis dari toxoplamosis cerebri adalah berasal dari penyebaran toksoplasma yang berasal dari hewan, yaitu kucing, tikus, dan kera. Toksoplasmosis toksoplasma yang berasal dari hewan, yaitu kucing, tikus, dan kera. Toksoplasmosis dapat menjadi akut atau kronis. Infeksi akut dikaitkan dengan bentuk proliferatif dapat menjadi akut atau kronis. Infeksi akut dikaitkan dengan bentuk proliferatif (tachyzoite), sedangkan infeksi kronis berhubungan dengan kista jaringan. Selama (tachyzoite), sedangkan infeksi kronis berhubungan dengan kista jaringan. Selama  proses

 proses akut, akut, tachyzoite tachyzoite menyerang menyerang semua semua sel sel dalam dalam tubuh tubuh kecuali kecuali sel sel inang inang berintiberinti seperti sel darah merah. Tachyzoite memasuki sel inang melalui penetrasi aktif ke seperti sel darah merah. Tachyzoite memasuki sel inang melalui penetrasi aktif ke dalam plasmalemma inang atau dengan fagositosis. Parasit mematuhi mikronema dapat dalam plasmalemma inang atau dengan fagositosis. Parasit mematuhi mikronema dapat mengenali dan menargetkan sel, menghasilkan enzim untuk menghasilkan roptries mengenali dan menargetkan sel, menghasilkan enzim untuk menghasilkan roptries

(8)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(9)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

menginfeksi sel tetangga. Dengan sistem imun inang, bisa berubah menjadi menginfeksi sel tetangga. Dengan sistem imun inang, bisa berubah menjadi subpopulasi tachyzoite bradyzoite. Makrofag, sel NK, fibroblas, sel epitel dan sel subpopulasi tachyzoite bradyzoite. Makrofag, sel NK, fibroblas, sel epitel dan sel endotel menjadi diaktifkan oleh

endotel menjadi diaktifkan oleh T.gondiiT.gondii yang teriinfeksi pada tubuh inang, sehingga yang teriinfeksi pada tubuh inang, sehingga  bisa

 bisa dihambat dihambat proliferasi proliferasi parasit. parasit. Respon Respon imun imun non-spesifik non-spesifik tergantung tergantung padapada kemampuan IL - 12 yang diproduksi oleh makrofag dan sel dendritik untuk kemampuan IL - 12 yang diproduksi oleh makrofag dan sel dendritik untuk merangsang sel NK menghasilkan IFN

-merangsang sel NK menghasilkan IFN -γ. TNFγ. TNF--α juga meningkatkan kemampuan ILα juga meningkatkan kemampuan IL 12 untuk menginduksi sel NK untuk menghasilkan IFN

-- 12 untuk menginduksi sel NK untuk menghasilkan IFN -- γ. IFNγ. IFN --γ menghambatγ menghambat replikasi parasit karena menginduksi makrofag untuk melepaskan nitrat oksida (NO), replikasi parasit karena menginduksi makrofag untuk melepaskan nitrat oksida (NO), yang membunuh parasit. IFN

-yang membunuh parasit. IFN -γ juga meningkat aktivitas indoleamin 2,3 dioksigenaseγ juga meningkat aktivitas indoleamin 2,3 dioksigenase yang menghancurkan triptofan yang merupakan zat yang diperlukan untuk yang menghancurkan triptofan yang merupakan zat yang diperlukan untuk  pertumbuhan

 pertumbuhan dari dari parasit. parasit. Parasit Parasit ini ini akan akan menginduksi menginduksi imunitas imunitas 4 4 jenis jenis sel sel T, T, yaituyaitu respon imun yang dimediasi sel s

respon imun yang dimediasi sel seperti T.gondii parasit intraeperti T.gondii parasit intraseluler seluler IL - 12 diproduksiIL - 12 diproduksi oleh makrofag juga memperkuat kerja sel CD4 + yang memproduksi IFN

-oleh makrofag juga memperkuat kerja sel CD4 + yang memproduksi IFN -γ in. Selγ in. Sel CD8 + juga menginduksi pelepasan IFN

-CD8 + juga menginduksi pelepasan IFN - γ, interferon γ (IFNγ, interferon γ (IFN -- γ) berperan dalamγ) berperan dalam  pembentukan

 pembentukan kista kista oleh oleh menghambat menghambat replikasi replikasi pada pada tikus tikus makrofag makrofag tachyzoite tachyzoite dandan menginduksi antigen spesifik untuk bradyzoite. Humoral sistem kekebalan tubuh menginduksi antigen spesifik untuk bradyzoite. Humoral sistem kekebalan tubuh memiliki peran kecil dalam perang melawan tetapi sangat penting dalam diagnosis memiliki peran kecil dalam perang melawan tetapi sangat penting dalam diagnosis toksoplasmosis pada manusia. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan humoral toksoplasmosis pada manusia. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan humoral mampu membunuh ekstraseluler T.gondii dalam dan melalui aktivitas pelengkapnya mampu membunuh ekstraseluler T.gondii dalam dan melalui aktivitas pelengkapnya dapat menghambat multiplikasi parasit. Patogenesis toxoplasmosis pada pasien dengan dapat menghambat multiplikasi parasit. Patogenesis toxoplasmosis pada pasien dengan

(10)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(11)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

 penolakan

 penolakan aktivitas sitotoksik aktivitas sitotoksik T-limfosit. Sel T-limfosit. Sel yang terinfeksi yang terinfeksi virus HIV virus HIV menghambatmenghambat  pembentukan

 pembentukan IL-12 IL-12 dan dan IFN-IFN-ϒϒ, yang membuat mereka rentan terhadap infeksi, yang membuat mereka rentan terhadap infeksi toksoplasmosis

toksoplasmosis66. Sehingga denga berkurangnya system imun dalam tubuh kita maka. Sehingga denga berkurangnya system imun dalam tubuh kita maka akan menyebabkan penyebaran dari toxoplasma akan mudah menyerang organ lain, akan menyebabkan penyebaran dari toxoplasma akan mudah menyerang organ lain, khususnya otak.

khususnya otak.

D.

D. Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

Lebih dari 50% manifestasi klinis toksoplasmosis melibatkan kelainan Lebih dari 50% manifestasi klinis toksoplasmosis melibatkan kelainan intraserebral. Kelainan ditandai lesi non fokal hingga disfungsi fokal. Kelaianan pada intraserebral. Kelainan ditandai lesi non fokal hingga disfungsi fokal. Kelaianan pada system saraf pusat termasuk ensefalopati, meningoensefalitis, dan lesi massa di otak. system saraf pusat termasuk ensefalopati, meningoensefalitis, dan lesi massa di otak. Kelaian klinis yang sering terdapat adalah gangguan status mental (75%), demam Kelaian klinis yang sering terdapat adalah gangguan status mental (75%), demam (10-72%), kejang (33%), sakit kepala (56%), gangguan

72%), kejang (33%), sakit kepala (56%), gangguan neurologis fokal (60%). Gangguanneurologis fokal (60%). Gangguan neurologis fokal termasuk deficit motoric, kelumpuhan saraf otak, gangguan gerak, neurologis fokal termasuk deficit motoric, kelumpuhan saraf otak, gangguan gerak, dismetria, penurunan visus dan afasia. Kondisi ini bukan saja akibat ensefalitis dismetria, penurunan visus dan afasia. Kondisi ini bukan saja akibat ensefalitis necrotizing akibat invasi langsung toksoplasma tetapi juga akibat dampak sekunder necrotizing akibat invasi langsung toksoplasma tetapi juga akibat dampak sekunder akibat vasculitis, edema, dan perdarahan

akibat vasculitis, edema, dan perdarahan44. Toxoplasmosis cerebri menyebabkan lesi. Toxoplasmosis cerebri menyebabkan lesi unifokal, jarang lesi yang difus. Gejala klinis tergantung pada lokasi dan jumlah lesi. unifokal, jarang lesi yang difus. Gejala klinis tergantung pada lokasi dan jumlah lesi. Gejala yang paling sering dikeluhkan meliputi: sakit kepala (49-63%), demam Gejala yang paling sering dikeluhkan meliputi: sakit kepala (49-63%), demam (41-68%), deficit fokal (22-80%), kejang (19-29%), kebingungan 52%), ataxia 68%), deficit fokal (22-80%), kejang (19-29%), kebingungan 52%), ataxia (15-25%), letargi (12- 44%), kelemahan saraf kranial (12-19%), dan gangguan penglihatan 25%), letargi (12- 44%), kelemahan saraf kranial (12-19%), dan gangguan penglihatan (8-15%). Manifestasi lainnya dapat juga berupa disartria, gangguan kognitif, (8-15%). Manifestasi lainnya dapat juga berupa disartria, gangguan kognitif,

(12)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(13)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

E.

E. DiagnosisDiagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan  pemeriksaan p

 pemeriksaan penunjang. enunjang. Pada Pada anamnesis hanamnesis hal al penting penting yang dipyang diperlu ditanerlu ditanyakan yakan adalahadalah riwayat penggunaan narkoba suntik. Selan itu pada peme

riwayat penggunaan narkoba suntik. Selan itu pada peme riksaan fisik dapat ditemukanriksaan fisik dapat ditemukan  perubahan

 perubahan mental mental dan dan status, status, selain selain itu itu kejang, kejang, hemiparase, hemiparase, hemianopia, hemianopia, aphasia,aphasia, ataxia, dan kelumpuhan saraf kranial dapat diamati. Pemeriksaan penunjang yang ataxia, dan kelumpuhan saraf kranial dapat diamati. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah serology test dan polymerase chain dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah serology test dan polymerase chain reaction. Serology test yang sering diperlukan untuk mendiagnosis biasanya berupa reaction. Serology test yang sering diperlukan untuk mendiagnosis biasanya berupa kombinasi. Panel tes serologi atau toxoplasma profile serologis termasuk kombinasi. Panel tes serologi atau toxoplasma profile serologis termasuk sabin-Fieldman dye test (Gold standard), double sandwich IgM yang dihubungkan dengan Fieldman dye test (Gold standard), double sandwich IgM yang dihubungkan dengan immunosorbent assay (ELISA), IgE ELISA, dan agglutination test

immunosorbent assay (ELISA), IgE ELISA, dan agglutination test (AC/HS test).(AC/HS test). PCRPCR  bisa mendeteksi DNA

 bisa mendeteksi DNA T.gondii di T.gondii di jaringan otak, jaringan otak, cairan serebrospinal, cairan cairan serebrospinal, cairan ketuban,ketuban, humor aqueous

humor aqueous dan cairan dan cairan vitreous vitreous dan Bronchoalveolar dan Bronchoalveolar Lavage (BALLavage (BAL) ) Di pasDi pasienien dengan sensitivitas ensefalitis toksoplasma PCR dalam CSF sekitar 50-60%, dengan sensitivitas ensefalitis toksoplasma PCR dalam CSF sekitar 50-60%,

(14)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(15)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Selain itu juga hasil CT-Scan yang sering muncul pada tox

Selain itu juga hasil CT-Scan yang sering muncul pada toxoplasma cerebri padaoplasma cerebri pada  pasien HIV-AIDS adalah abses cerebri.

 pasien HIV-AIDS adalah abses cerebri. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dariUntuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu infeksi toksoplasmosis serebri pada CT scan kepala tersebut hendaknya suatu infeksi toksoplasmosis serebri pada CT scan kepala tersebut hendaknya dilakukan dengan memakai kontras, karena dengan kontras pencitraan dapat dilakukan dengan memakai kontras, karena dengan kontras pencitraan dapat menunjukkan gambaran ring enhancement

menunjukkan gambaran ring enhancement44. Berikut adalah gambar CT-Scan dengan. Berikut adalah gambar CT-Scan dengan kontras pada toxoplasma cerebri:

(16)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(17)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Gambar 2.3 (A) CT-Scan dengan massa irregular border dan perifocal edema Gambar 2.3 (A) CT-Scan dengan massa irregular border dan perifocal edema (B) MRI menunjukan multiple mass dan ring enhancemen

(B) MRI menunjukan multiple mass dan ring enhancement pada ganglia basalist pada ganglia basalis dextra dan area subcortical lobus temporal kanan.

dextra dan area subcortical lobus temporal kanan. F.

F. Diagnosis BandingDiagnosis Banding

Diagnosis banding yang dapat muncul dari kasus ini adalah lymphoma cerebri Diagnosis banding yang dapat muncul dari kasus ini adalah lymphoma cerebri dengan HIV, meningitis TB, Cytomegalovirus encephalitis pada HIV.

dengan HIV, meningitis TB, Cytomegalovirus encephalitis pada HIV. G.

G. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua kemungkinan patogen dalam konteks pengaturan k

(18)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(19)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Pirimetamin diberikan dengan dosis 200 mg untuk loading dose, k

Pirimetamin diberikan dengan dosis 200 mg untuk loading dose, kemudian dilanjutkanemudian dilanjutkan dengan 50 mg perhari untuk BB <60 kg atau 75 mg perhari untuk pasien dengan BB dengan 50 mg perhari untuk BB <60 kg atau 75 mg perhari untuk pasien dengan BB >60kg

>60kg H.

H. KomplikasiKomplikasi

Kompikasi yang dapat ditimbulkan dari toxoplasmosis adalah kebutaan, Kompikasi yang dapat ditimbulkan dari toxoplasmosis adalah kebutaan, kondisi ini terjadi pada pnderita toksoplasmosis yang mengalami infeksi matayang kondisi ini terjadi pada pnderita toksoplasmosis yang mengalami infeksi matayang tidak diobati sempurna. Encephalitis, infeksi otak serius dapat terjadi pada penderita tidak diobati sempurna. Encephalitis, infeksi otak serius dapat terjadi pada penderita toksoplasmosis dengan system imunitas karena penyakit HIV AIDS.

toksoplasmosis dengan system imunitas karena penyakit HIV AIDS.

G.

G. PrognosisPrognosis

Kematian terkait cerebral toxoplasma pada pasien HIV hampir 100% apabila Kematian terkait cerebral toxoplasma pada pasien HIV hampir 100% apabila terdapat keterlambatan terapi. Apabila tidak tersedia pilihan terapi lini pertama ini, terdapat keterlambatan terapi. Apabila tidak tersedia pilihan terapi lini pertama ini,  pemberian

 pemberian terapi terapi trimethoprim-sulfametoksazol trimethoprim-sulfametoksazol direkomendasikan direkomendasikan sebagai sebagai terapiterapi alternative.

(20)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(21)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN

Toxoplasmosis cerebri merupakan infeksi oportunistik pada system saraf pusat Toxoplasmosis cerebri merupakan infeksi oportunistik pada system saraf pusat yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Infeksi ini terjadi akibat terjadinya yang paling sering dijumpai pada pasien HIV. Infeksi ini terjadi akibat terjadinya reaktivasi

reaktivasiT. gondiiT. gondii pada kondisi pada kondisi immunocompromised. immunocompromised.Gejala klinis yang ditimbulkanGejala klinis yang ditimbulkan tergantung lesi dan lokasi dari toxoplasma,gejala yang paling sering dikeluhkan tergantung lesi dan lokasi dari toxoplasma,gejala yang paling sering dikeluhkan meliputi: sakit kepala (49-63%), demam (41- 68%), deficit fokal (22-80%), kejang meliputi: sakit kepala (49-63%), demam (41- 68%), deficit fokal (22-80%), kejang (19-29%), kebingungan (15-52%), ataxia (15-25%), letargi (12- 44%), kelemahan saraf 29%), kebingungan (15-52%), ataxia (15-25%), letargi (12- 44%), kelemahan saraf kranial (12-19%)

kranial (12-19%), dan gangguan , dan gangguan penglihatan (8-15%). penglihatan (8-15%). Diagnosis Diagnosis dilakukan dengandilakukan dengan anamesis, pemeiksaan fisik dan penunjang. Penunjang yang dilakukan adalah serology anamesis, pemeiksaan fisik dan penunjang. Penunjang yang dilakukan adalah serology test, PCR dan CT-Scan. Penatalaksaan untuk toxoplasma cerebri adalah dengan test, PCR dan CT-Scan. Penatalaksaan untuk toxoplasma cerebri adalah dengan memberikan kombinasi pirimetrin dan sulfadiazine.

(22)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(23)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1.

1.  Neki  Neki N. N. Cerebral Cerebral Toxoplasmosis Toxoplasmosis in in HIV/AIDS HIV/AIDS Patient- Patient- A A Case Case Report.Report. Bangladesh Journal Medicine. 2014 June; 25;76-7

Bangladesh Journal Medicine. 2014 June; 25;76-7 2.

2. Soleimani A, Bairami A. Cerebral Toxoplasmosis in A Patient Leads toSoleimani A, Bairami A. Cerebral Toxoplasmosis in A Patient Leads to Diagnosis of AIDS. Asian Pacific Journal of Tropical Disease. 2015 July; Diagnosis of AIDS. Asian Pacific Journal of Tropical Disease. 2015 July; 5(8):667-8

5(8):667-8 3.

3. Ronaldo A. Steroids in neuroinfection. Arq. NeuroPsiquiatr. 2013; 71(9B):Ronaldo A. Steroids in neuroinfection. Arq. NeuroPsiquiatr. 2013; 71(9B): 717-21.

717-21. 4.

4. Yostilla D, Armen A. Toxoplasmosis Cerebri Pada HIV AIDS. JurnalYostilla D, Armen A. Toxoplasmosis Cerebri Pada HIV AIDS. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(4)96-97

Kesehatan Andalas. 2018; 7(4)96-97

5.

5. Kementerian Kesehatah RI. Data statistik HIV di Indonesia 2014. Jakarta:Kementerian Kesehatah RI. Data statistik HIV di Indonesia 2014. Jakarta: Ditjen Penceahan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan, Kementerian Ditjen Penceahan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan, Kementerian

Gambar

Gambar 2.3 (A) CT-Scan dengan massa irregular border dan perifocal edemaGambar 2.3 (A) CT-Scan dengan massa irregular border dan perifocal edema (B) MRI menunjukan multiple mass dan ring enhancemen

Referensi

Dokumen terkait

Berlawanan dengan publikasi sebelumnya, yang mendaftar jumlah negara yang mengecualikan atau mencakup pekerja rumah tangga dari undang-undang kondisi kerja (ILO, 2009),

OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN KAPAL KECELAKAAN KAPAL adalah kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat membahayakan dan/atau mengancam keselamatan manusia,

(2) Potensi produksi yang lebih tinggi dibandingkan metode long line membuka peluang untuk penerapan teknis budi daya dengan menggunakan metode rakit apung

$esehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan !isik, mental, dan s osial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang  berhubungan

Gambar 3.13 Activity Diagram Admin UMKM Edit Profil Admin UMKM memasukkan data dari UMKM, kemudian jika ada kesalahan atau ada perubahan maka dapat melakukan update pada data

(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) yang mengakibatkan kerusakan hutan, wajib dilakukan reklamasi dan atau rehabilitasi sesuai dengan pola

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand identity yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun untuk memudahkan publik dalam mengenali dan bahkan

Oleh itu untuk mengetahui makrifat Allah, maka diberinya ilmu kepada manusia akal dan iman. dengan satu harapan supaya manusia mengetahui hakikat sebenar