PELAYANAN IMPOR BARANG
OLEH BEA CUKAI
Salah satu aspek yang menunjang pembangunan nasional, diantaranya kegiatan ekspor-impor diarahkan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pengenaan bea masuk dan bea impor atas barang-barang.
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar1. Dalam daerah pabean ini ditetapkan kawasan pabean yaitu kawasan dengan batas-batas tertentu di
pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai2, sehingga dalam kawasan pabean inilah berlangsung kegiatan yang merupakan bagian dari ekspor-impor. Mengingat pentingnya kegiatan ini, Pemerintah kemudian menetapkan peraturan-peraturan perundang-undangan sebagai salah satu upaya untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik.
Pada tahun 1995, lahirlah UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Adanya UU No. 10 Tahun 1995 ini dirasakan belum cukup memberikan kepastian hukum dalam dunia usaha, seperti :
a. rumusan tindak pidana penyelundupan yang kurang tegas sehingga tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat;
b. pengaturan kewenangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam melakukan pengawasan pengangkutan barang tertentu yang diusulkan oleh instansi terkait;
c. perluasan fungsi Tempat Penimbunan Berikat (TPB) mengikuti konvensi internasional dan praktek kepabeanan internasional;
d. penghapusan lembaga banding; dan
e. pelaksanaan penerapan artikel 4 World Trade Organization (WTO)
Valuation Agreement, mengenai penggunaan metode komputasi;
1 Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995
sehingga kemudian dilakukan perubahan sebagaimana terdapat dalam UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Peraturan-peraturan dibawahnya adalah: • tata cara pemeriksaan pabean Æ peraturan menteri;
• pengawasan pengangkutan barang tertentu Æ peraturan pemerintah; • tata cara pemberitahuan pabean Æ peraturan menteri;
• registrasi bagi orang yang akan melakukan pemenuhan kewajiban Æ peraturan menteri
• pemberitahuan pabean Æ peraturan menteri
• persyaratan dan tata cara pengangkutan barang Æ peraturan menteri • pemberitahuan pabean barang tertentu Æ peraturan menteri
• pembongkaran barang impor Æ peraturan menteri
• tata cara permohonan perubahan pemberitahuan pabean Æ peraturan menteri
• impor sementara Æ peraturan menteri
• tata cara pengenaan dan besar tariff bea masuk Æ peraturan menteri • klasifikasi barang Æ peraturan menteri
• nilai pabean untuk penghitungan bea masuk Æ peraturan menteri • penetapan tariff dan nilai pabean barang impor Æ peraturan menteri • pembebasan atau keringanan bea masuk Æ peraturan menteri • pengembalian bea masuk yang telah dibayar Æ peraturan menteri
• nilai tukar mata uang untuk penghitungan dan pembayaran bea masuk Æ peraturan menteri
• tata cara penagihan Æ peraturan menteri
• tata cara pembayaran, penerimaan, penyetoran bea masuk, denda administrasi, dan bunga Æ peraturan menteri
• penundaan pembayaran bea masuk Æ peraturan menteri.
PENGATURAN UMUM
a. UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabenan;
b. UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan;
c. PP No. 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang Kepabeanan;
d. PP No. 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Kepabeanan, yang kemudian berubah dengan adanya UU No. 17 Tahun
2006, menjadi PP No. 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Kepabeanan.
PENGERTIAN
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean3, yang dilakukan oleh importir baik orang perorangan atau badan hukum4.
Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean diperlakukan sebagai barang impor dan terutang bea masuk, sehingga sejak saat itu sebagai konsekuensi yuridisnya pejabat bea dan cukai memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan atas barang tersebut.
Masuknya barang impor tersebut menggunakan pengangkut yang didefinisikan sebagai orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab atas
pengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang. A. KEGIATAN
Pemeriksaan pabean dilakukan terhadap barang-barang impor yang meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang, dengan tata cara pemeriksaan diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri, yakni :
a. KMK No. 453/KMK.04/2002, yang diubah dengan b. KMK No. 548/KMK.04/2002, yang diubah dengan
c. KMK No. 112/KMK.04/2003, tentang Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Impor; serta
ditambah dengan PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.
Selanjutnya secara teknis, pengaturannya dituangkan dalam Keputusan Dirjen BC, yaitu :
a. KEP-07/BC/2003, yang kemudian diubah dengan b. KEP-68/BC/2003, yang kemudian diubah dengan c. KEP-178/BC/2003, yang kemudian diubah dengan d. P-19/BC/2005, yang kemudian diubah dengan
3 Pasal 1 angka 13 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.
e. P-06/BC/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor, serta Peraturan Dirjen BC :
a. P-10/BC/2006, yang kemudian diubah dengan b. P-15/BC/2006, yang kemudian diubah dengan
c. P-19/BC/2006 tentang Tatacara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor Kedatangan Barang Impor
1. Sebelum kedatangan
Pengangkut yang sarana pengangkutannya datang dari luar daerah pabean atau dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui luar daerah pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) kepada pejabat di setiap kantor pabean yang didatangi, kecuali bagi sarana pengangkut yang datang dari luar daerah pabean melalui darat.
RKSP ini mencantumkan sekurang-kurangnya : nama sarana pengangkut; nomor pengangkutan; nama pengangkut; pelabuhan asal; pelabuha terakhir yang disinggahi di luar daerah pabean; pelabuhan tujuan; perkiraan tanggal kedatangan kapal; rencana jumlah kemasan, peti kemas atau barang curah yang akan dibongkar; dan pelabuhan tujuan berikutnya di dalam Daerah Pabean. Kewajiban penyerahan ini dilakukan :
a. untuk sarana pengangkut melalui laut :
1) paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan sarana pengangkut, atau
2) paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut, dalam hal waktu tempuh kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.
b. untuk sarana pengangkut melalui udara paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut.
Khusus untuk pengangkut yang memiliki jadwal kedatangan secara teratur dalam periode tertentu, cukup menyerahkan Jadwal Kedatangan
Sarana Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang akan disinggahi sebelum kedatangan yang pertama dalam periode tertentu.
RKSP dan JKSP ini dilakukan :
a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE Kepabeanan;
b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan Data Elektronik; dan
c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf a dan b.
2. Saat Kedatangan
Pengangkut juga memiliki kewajiban untuk menyerahkan Inward
Manifest dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di
Kantor Pabean, yang dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan pengelompokan :
a. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean setempat;
b. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut lanjut;
c. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus;
d. barang ekspor/peti kemas kosong (empty container) yang dibongkar kemudian diangkut lanjut;
e. barang ekspor/ peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus;
f. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean; dan/ atau g. Peti kemas kosong (empty container) yang kewajiban pabeannya
diselesaikan di Kantor Pabean setempat, dengan mendasarkan pada :
• Bill of Lading/Seaway Bill atau Airway Bill untuk pengangkutan melalui laut dan udara,
Selanjutnya dengan KMK No. 112/KMK.04/2003, kewajiban penyerahan Inward Manifest dilakukan paling lama dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kedatangan sarana pengangkut, sementara dalam PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, kewajiban penyerahan Inward Manifest dilaksanakan paling lama :
a. pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang untuk sarana pengangkut melalui laut dan udara, kecuali dalam hal pembongkaran tidak dapat segera dilaksanakan maka penyerahan dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana pengangkut melalui laut atau paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut melalui udara; dan
b. pada saat kedatangan sarana pengangkut untuk sarana pengangkut melalui darat
Dengan mengingat asas lex superior derogat legi inferiori, asas lex speciale
derogat legi generali, dan asas lex posterior derogat legi priori, maka
ketentuan dalam PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut yang akan digunakan. Ketentuan dalam PMK ini kemudian dijelaskan secara teknis dalam P-19/BC/2006 tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, sehingga kewajiban penyerahan manifes dilakukan :
• untuk sarana darat : paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut;
• untuk sarana laut dan udara :
a. dalam hal melakukan kegiatan pembongkaran barang:
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang; atau
(2) dalam hal pembongkaran tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut; dan
(3) paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui udara;
b. dalam hal tidak melakukan kegiatan pembongkaran barang, tetapi akan melakukan kegiatan pemuatan barang :
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pemuatan barang; atau (2) dalam hal pemuatan tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua
puluh empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut dan 8 (delapan) paling lambat jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui udara;
Selain manifest, paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut, pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara elektronik atau manual kepada Pejabat di Kantor Pabean, berupa:
a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut; b. Daftar bekal sarana pengangkut;
c. Daftar perlengkapan/ inventaris sarana pengangkut;
d. Stowage Plan atau Bay Plan untuk sarana pengangkut melalui laut; e. Daftar senjata api dan amunisi; dan
f. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan,
dengan perkecualian bagi sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean melalui darat.
Penyerahan Inward Manifest dilakukan : melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE Kepabeanan; melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan Data Elektronik; secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf a dan b.
Inward Manifest yang telah diterima dan mendapat nomor
pendaftaran di Kantor Pabean merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.1 dan berlaku sebagai persetujuan pembongkaran barang. Namun terhadap manifes ini dapat diajukan perbaikan, dengan persetujuan Kepala Kantor Pabean dan didukung dokumen-dokumen terkait, dalam hal :
a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan dan/atau petikemas;
b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta jumlah barang curah;
c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada manifes; d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan syarat:
(1) pos BC 1.1 yang akan digabungkan berasal dari BC 1.1 yang sama; (2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify
party, dan pelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing
pos yang akan digabungkan;
(3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;
e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.
Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuknya juga dapat menangguhkan atau membatalkan persetujuan pembongkaran barang dalam hal terdapat larangan pemasukan barang impor dari instansi teknis.
Pembongkaran Barang Impor
Dilaksanakan di Kawasan Pabean atau di tempat lain setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Kepabeanan yang mengawasi tempat tersebut, yang diikuti dengan kewajiban bagi pengangkut menyampaikan daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah dibongkar secara manual atau melalui media elektronik. Terhadap kegiatan pembongkaran ini, Pejabat di Kantor Pabean dapat melakukan pengawasan. Yang perlu menjadi perhatian adalah adanya perbedaan jangka waktu penyampaian daftar tersebut, dimana jika pada KMK No. 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir dengan KMK No. 112/KMK.4/2003, jangka waktu ditentukan paling lama 12 (dua belas) jam setelah selesai pembongkaran barang impor, namun dalam KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir dengan P-06/BC/2007 ditentukan jangka waktunya paling lama 24 (dua puluh
empat) setelah selesai pembongkaran barang impor. Seharusnya sebagai
peraturan teknis dari Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Dirjen BC tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya, dengan memperhatikan asas lex superior derogat legi inferiori maka ketentuan yang dipakai adalah yang lebih tinggi yaitu Keputusan Menteri Keuangan (KMK).
Terhadap barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dilakukan penimbunan yang dapat dilaksanakan di :
a. tempat penimbunan sementara; atau
b. gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean,
untuk kemudian dengan jangka waktu paling lama 12(dua belas) jam setelah selesai penimbunan, pengusaha wajib menyampaikan daftar kemasan atau peti kemas atau barang curah yang telah ditimbun kepada Kepala Kantor Pabean.
Pengeluaran Barang Impor
Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang diberlakukan sebagai tempat penimbunan sementara setelah dipenuhinya kewajiban pabean. Pengeluaran barang impor dilakukan dengan tujuan : diimpor untuk dipakai; diimpor sementara; ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut; atau diekspor kembali.
1. Impor untuk dipakai adalah :
a. memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai; atau
b. memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.
Barang impor ini dapat dikeluarkan setelah menyerahkan pemberitahuan pabean dan melunasi bea masuk; menyerahkan pemberitahuan pabean dan jaminan; atau menyerahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan. Pemberitahuan pabean tersebut berupa :
a. Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), yang dibuat berdasarkan dokumen pelengkap pabean dan hasil penghitungan sendiri Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus dibayar serta diajukan untuk setiap pengimporan atau secara berkala dalam periode tertentu;
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (BC 2.1), terhadap : barang pindahan; barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang; barang impor melalui jasa titipan; barang impor tertentu yang akan ditetapkan oleh Dirjen BC;
c. Custom Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana pengangkut;
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor melalui PT (Persero) Pos Indonesia; atau
Pengajuan PIB (BC 2.0) dilakukan secara manual atau melalui komputer yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan. Sementara untuk pembayaran bea masuk, cukai dan PDRI dapat dilakukan dengan pembayaran biasa; atau pembayaran berkala (khusus importir jalur prioritas dan kemudahan PIB Berkala). Pembayaran oleh importir terlaksana di Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi,baik yang telah terhubung secara on-line dengan sistem PDE Kepabeanan maupun yang belum, atau di Kantor pabean dalam hal tidak terdapat Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi di kota/wilayah kerja Kantor Pabean atau dalam hal mengenai impor barang penumpang,awaksarana pengangkut atau pelintas batas. Jika telah membayar, maka Bank Devisa Persepsi atau Pos Persepsi akan :
• membubuhkan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP atau Bukti Penerimaan Negara (BPN) dan
• mengirimkan credit advice melalui sistem PDE Kepabeanan khusus terhadap pembayaran PIB yang didaftarkan di Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan,
dan Kantor Pabean akan memberikan BPPCP kepada Importir.
Pengeluaran barang baru dapat terlaksana setelah dilakukan pemeriksaan pabean dan diberikan persetujuan pengeluaran barang oleh Pejabat. Bentuk pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
a. penelitian dokumen
pemeriksaan fisik barang Jalur Merah5
pemeriksaan jabatan (dengan kondisi tertentu) b. penelitian dokumen Æ Jalur Hijau6
c. tidak dilakukan pemeriksaan pabean Æ Jalur Prioritas7,
5 Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor terhadap suatu
importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang (Pasal 1 Angka 21 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PerDirjen BC No: P-06/BC/2007).
6 Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor yang diberikan kepada
Importir yang mempunyai reputasi baik dan memenuhi persyaratan/kriteria yang ditentukan, sehingga terhadap importasinya hanya dilakukan penelitian dokumen (Pasal 1 Angka 20 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PerDirjen BC No: P-06/BC/2007).
7 Jalur Prioritas adalah fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor
yang diberikan kepada importir yang mempunyai reputasi sangat baik dan memenuhi persyaratan/kriteria yang ditentukan untuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga penyelesaian importasinya dapat dilakukan dengan lebih sederhana dan cepat (Pasal 1 Angka 19 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
khusus untuk barang impor dengan kategori risiko tinggi dilakukan pemeriksaan pabean untuk mengetahui kebenaran fisik barang, klasifikasi, dan nilai pabean serta persyaratan transportasi. Selain itu, untuk Barang Kena Cukai yang wajib dilekati Tanda Pelunasan atau Pengawasan Cukai, harus terlebih dahulu memenuhi kewajiban pelekatan.
Dalam rangka pengamanan hak keuangan negara, dan menjamin dipenuhinya ketentuan impor yang berlaku, Pejabat melakukan penelitian dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PIB, terhadap :
a. PIB, untuk mengetahui kebenaran klasifikasi barang dan Nilai Pabean yang diberitahukan;
b. PIBT, untuk menetapkan klasifikasi barang dan Nilai Pabean.
Dalam hal penelitian dan penetapan mengakibatkan tambah bayar Nilai Pabean, Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) diterbitkan :
a. setelah importir melunasi kekurangan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi berupa denda; atau
b. setelah importir menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau sanksi administrasi berupa denda dalam hal diajukan keberatan. 2. Impor Sementara berarti :
Barang impor tersebut dimaksudkan untuk diekspor kembali dengan jangka waktu paling lama 3(tiga) tahun, dan sampai saat diekspor kembali berada dalam pengawasan Dirjen BC.
Pengeluaran barang impor ini dilakukan dengan menggunakan PIB dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau jaminan, dan untuk barang impor sementara yang dibawa penumpang dilakukan dengan menggunakan PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau jaminan. Penentuan besarnya jaminan adalah :
a. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai dan PDRI Æ Bea Masuk+Cukai+PDRI;
b. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas keringanan Bea Masuk, Cukai, dan PDRI Æ (Bea Masuk+Cukai+PDRI) yg harus dibayar – (Bea Masuk+Cukai+PDRI) yang telah dibayar.
Terhadap barang impor sementara ini dilakukan pemeriksaan fisik barang, dan jika berdasarkan hasil pemeriksaan, jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai PIB atau PIBT, importir wajib mengajukan permohonan perbaikan
persetujuan impor sementara dan penyesuaian jaminan dan/atau jumlah Bea Masuk dan PDRI yang harus dibayar.
3. Barang Impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat,
Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean yang diajukan kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi Tempat Penimbunan Berikat, dan disetujui jika jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam Pemberitahuan Pabean dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan sesuai.
4. Barang Impor untuk Diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean Lainnya,
Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2) yang diserahkan bersama jaminan Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat Kantor Pabean tempat pembongkaran barang, dan disetujui jika jumlah, jenis, nomor, merk serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam BC 1.2 sesuai dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
5. Barang Impor untuk Diangkut Lanjut,
Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2) kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi Kawasan Pabean tempat pembongkaran barang, dan disetujui jika jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas dalam BC 1.2 sesuai dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
6. Barang Impor untuk Diekspor Kembali
Importir mengajukan permohonan re-ekspor kepada Kepala Kantor Pabean dengan menyebutkan alasan bahwa barang tidak sesuai pesanan; tidak boleh diimpor karena perubahan peraturan; salah kirim; rusak; atau tidak dapat memenuhi persyaratan impor dan instansi teknis. Apabila Kepala Kantor telah menyetujui, maka Importir atan Pengangkut mengisi dan menyerahkan pemberitahuan pabean kepada Pejabat Kantor Pabean tempat pemuatan :
a. untuk barang impor belum diajukan PIB Æ BC 1.2 b. untuk barang impor telah diajukan PIB Æ BC 3.0,
dan persetujuan pengeluaran dan/atau pemuatan barang akan diberikan Pejabat tersebut jika jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam Pemberitahuan Pabean sesuai dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
Pelayanan Segera
Selain kegiatan tersebut, Dirjen BC juga melakukan pelayanan segera atas barang impor dalam hal barang-barangnya meliputi organ tubuh manusia (ginjal, kornea mata, atau darah), jenazah atau abu jenazah, barang yang dapat merusak lingkungan (mengandung radiasi), binatang hidup, tumbuhan hidup, surat kabar, majalah peka waktu, barang berupa dokumen. Dalam hal memperoleh pelayanan segera, Importir mengajukan :
a. dokumen pelengkap & jaminan (BM+Cukai+PDRI), dengan catatan importir wajib mengajukan PIB definif dengan penetapan jalur hijau tanpa diterbitkan SPPB dalam waktu paling lama 7(tujuh) hari kerja sejak tanggal pengeluaran barang impor;
b. PIBT& lampiran (dokumen pelengkap pabean, bukti pembayaran atau jaminan (BM+Cukai+PDRI))
Nilai Pabean
Nilai pabean sebagai dasar penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI dinyatakan dalam Rupiah sebagai hasil perkalian Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk (NDPBM) dengan CIF dalam valuta asing. Penetapan Nilai Pabean didasarkan pada ketentuan yang berlaku saat PIB mendapat nomor pendaftaran.
Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk, Cukai&PDRI
Penghitungan menggunakan NDPBM yang berlaku :
• pada saat dilakukan pembayaran atau diserahkan jaminan BM, Cukai dan PDRI Æ PIB Bayar atau Jaminan;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean Æ PIB Bebas;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean Æ Pembayaran Berkala.
B. JENIS PELAYANAN DIRJEN BC
Dalam pelaksanaan tugasnya, Dirjen BC melakukan pelayanan melalui Kantor-Kantor Pabean yang memberikan pelayanan selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari terhadap kegiatan :
• penanganan manifes;
• pemeriksaan sarana pengangkut;
• pemantauan kegiatan pembongkaran, pemuatan, dan penimbunan barng; • pengeluaran barang yang telah mendapat persetujuan pengeluaran;
• penanganan barang penumpang, awak sarana pengangkut dan barang impor yang mendapat fasilitas pelayanan segera.
Pelaksanaan pelayanan ini ditetapkan dalam Standar Pelayanan Publik berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/20/M.PAN/04/2006, sebagai berikut :
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana
&Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
1 PIB EDI Importir/PPJK
Pengiriman data PIB melalui EDI membyr BM,PDRI,PNBP Æ Bank Devisa Komputer s.d.a Pengecekan kelengkapan dan kebenaran pengisian data
SAP Impor
Khusus Barang yang diawasi dan dilarang (Tata Niaga/D3) :
- respon komputer berupa permintaan dokumen pelengkap pabean (ijin instansi terkait)
s.d.a
- penyerahan ijin dari instansi terkait kepada petugas Analyzing Point
PIB, Invoice, Packing List, B/L, Dokumen pelengkap pabean lainnya dari instansi terkait
importir/PPJK
- pemeriksaan ijin dari instansi terkait oleh petugas Analyzing point
30 menit petugas
Analyzing Point
Penjaluran PIB oleh Komputer berupa Jalur Prioritas, Jalur Hijau dan Jalur Merah
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
Jalur Prioritas
- respon komputer berupa Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) s.d.a -pengeluaran barang berdasarkan SPPB importir/PPJK
- penyerahan dokumen hard copy PIB selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SPPB
PIB, Invoice, Packing List, B/L, dokumen pelengkap pabean lainnya dari instansi terkait
s.d.a
- pemblokiran otomatis bila setelah 5 (lima) hari kerja dokumen hard copy tidak diserahkan
SAP Impor
Jalur Hijau
- respon komputer berupa SPPB
SAP Impor
- pengeluaran barang berdasarkan SPPB
importir/PPJK
- penyerahan dokumen hard copy PIB selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal SPPB
PIB, Invoice, Packing List, B/L, Dokumen pelengkap pabean lainnya dari instansi terkait
s.d.a
- pemblokiran otomatis bila setelah 3 hari kerja dokumen hard copy tidak diserahkan
SAP Impor
- penelitian kelengkapan dan
kebenaran dokumen pelengkap pabean, kebenaran klasifikasi dan
pembebanan serta kewajaran nilai pabean
Komputer, Printer, Brosu
BTBMI,Kumpulan Peratur
2 jam Bidan Verifikasi Kanwil
- penerbitan Instruksi Nilai Pabean (INP) jika nilai pabean yang diberitahukan tidak wajar
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
- penyerahan Deklarasi Nilai Pabean (DNP) dokumen pendukung transaksi mis.Purchase Order/Sales Contract, L/C, Bukti Transfer Importir/PPJK - penelitian DNP Bid.Ver.Kanwil -penerbitan Surat Pemberitahuan Ke kurangan Pembayaran Bea Masuk (SPKPBM) bila salah pemberitahuan mengenai jmlh, jenis,klasifikasi,dan nilai pabean 1 jam s.d.a - pembayaran kekurangan BM dan PDRI berdasarkan SPKPBM melalui bank persepsi
1 jam Importir/PPJK
- pemblokiran otomatis oleh komputer bila sampai jatuh tempo, 30 (tiga puluh) hari setelah tgl SPKPBM kekurangan BM dan PDRI tdk dibayar
SAP Impor
Jalur Merah
- respon komputer berupa Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan Instruksi Nilai Pabean (INP)
s.d.a
- penyerahan dokumen hard copy PIB dan DNP kepada Bea Cukai
PIB, Invoice, Packing List, B/L, DNP, dokumen pelengkap pabean lainnya dari instansi terkait importir/PPJK - penelitian kelengkapan dokumen 15 menit koordinator pemeriksaan dokumen - penerbitan Instruksi
Pemeriksaan Fisik Barang
10 menit PFPD
- penyiapan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
-pemeriksaan fisik barang alat pengukur, kamera, ATK
4 jam Petugas Pemeriksa Fisik -penelitian Laporan Hasil,
Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pelengkap pabean, klasifikasi dan pembebanan serta kewajaran nilai pabean
Laporan Hasil Pemeriksaan Fisik
2 jam PFPD
-pengiriman contoh barang ke Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB) terhadap barang yang perlu uji lab
1 jam s.d.a
-penerbitan SPKPBM bila salah pemberitahuan jmlh,jenis,klasifikasi dan nilai
pabean
10 menit s.d.a
-pembayaran kekurangan BM dan PDRI berdsrkan SPKPBM mell.bank persepsi
importir/PPJK
-pemblokiran otomatis bila sampai 30 (tiga puluh) hari stlh.tgl.SPKPBM, kekurangan BM dan PDRI tdk dibayar
SAP Impor
- penerbitan SPPB jika hasil penelitian sesuai
10 menit s.d.a
- pengeluaran barang importir/PPJK
2 PIB MANUAL Importir/PPJK
Pengajuan permohonan ijin penggunaan PIB Manual kepada Kepala Kantor
hanya berlaku untuk hal2 khusus,
mis: impor sementara,
re-impor, dan lainnya berdsrkan
pertimbangan Kepala Kantor
s.d.a
Pengajuan Berkas PIB kepada Kepala Seksi Pabean
berkas PIB disertai lampiran Ijin Penggunaan PIB Manual, Ijin Re-impor/Impor sementara/lainnya, ijin dari instansi teknis terkait, dan dokumen pelengkap pabean lainnya
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana Waktu Penanggung Jwb Meneliti kelengkapan dokumen&kebenaran pengisian PIB
10 menit Kasi Pabean
Mencocokkan Bukti
Pembayaran dengan data PIB
10 menit s.d.a
Penerbitan Surat
Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan Instruksi Pemeriksaan
komputer,printer,ATK 10 menit s.d.a
Penyiapan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik
importir/PPJK
Pemeriksaan Fisik Barang alat
pengukur,kamera,ATK
4 jam petugas pemeriksa fisik Penelitian LHP Fisik,
kebenaran dokumen pelengkap PIB, klasifikasi dan pembebanan serta kewajaran nilai pabean
30 menit Kasi Pabean
Penerbitan SPPB apabila hasil penelitian sesuai
10 menit s.d.a
Pengeluaran barang
berdasarkan SPPB
importir/PPJK
3 PIBT Importir/PPJK
Pengajuan dokumen PIBT PIBT, rincian barang yang dilegalisir KBRI, Surat Keterangan Piindah dari
KBRI/Perwakilan, Passpor, ijin tenaga kerja asing, ijin tinggal sementara, kontrak kerja dari perusahaan tempat bekerja
s.d.a
Penelitian dokumen dan kelengkapan
1 jam Kasi Pabean
Penerbitan instruksi pemeriksaan fisik
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
Penyiapan barang untuk dilakukan pemeriksaan fisik
importir/PPJK
Pemeriksaan Fisik Barang alat pengukur, kamera, ATK
4 jam Petugas Pemeriksa Fisik
-penelitian LHP Fisik Barang 10 menit Kasi Pabean
-menerbitkan Nota
Pemberitahuan
kpd.importir/PPJK dalam hal terdapat brg impor yg terkena Larangan dan Pembatasan, untuk dilengkapi ijin dr.instansi teknis terkait
s.d.a
-penyerahan ijin dari instansi teknis terkait
importir/PPJK
Penetapan nilai
pabean,klasifikasi dan pembebanan impor serta penghitungan BM,cukai dan PDRI
20 menit Kasi Pabean
Penyerahan berkas PIBT kpd
importir/PPJK untuk pembayaran BM,Cukai dan PDRI 10 menit s.d.a Pembayaran BM&PDRI berdasarkan penetapan mell.bank persepsi importir/PPJK
Pengajuan kembali dokumen PIBT dan Bukti Pembayaran BM, Cukai dan PDRI kpd Kasi Pabean
s.d.a
Penerbitan SPPB apabila hasil penelitian sesuai
10 menit Kasi Pabean
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
4 IMPOR SEMENTARA Pengajuan permohonan ijin impor sementara kepada Kepala KPBC surat permohonan impor sementara disertai tujuan penggunaan dan bermaterai, copy invoice, packing list, B/L, Kontrak Kerja/Leasing Agreement, Invoice, Jaminan, dan rekomendasi dari instansi berwenang (terhadap barang bkn baru dan/atau diatur tata niaga impornya), dengan syarat : nyata2 akan diekspor kembali, tdk akan habis dipakai dlm masa pengimporannya, tdk berubah bentuk secara hakiki kecuali karena aus
3 hari Importir/PPJK
Penelitian dokumen dan kelengkapan
Kasi
Perbendaharaan Penelitian dan penetapan
klasifikasi barang dan nilai pabean
komputer, printer, ATK Kasi Pabean
Penerbitan Skep Ijin Impor Sementara oleh Kepala KPBC
Kasi
Perbendaharaan 5 Ijin Perpanjangan Impor
Sementara Pengajuan permohonan kepada Kepala KPBC diajukan 2minggu sebelum jatuh tempo dan menyerahkan perpanjangan jaminan 2 hari importir/PPJK
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana
Waktu Penanggung Jwb
Penelitian dokumen Kasi
Perbendaharaan Pemeriksaan fisik PIB, Invoice,
Packing List alat pengukur,kamera,ATK Petugas Pemeriksa Fisik (ditunjuk Kasi Pabean)
Penerbitan Skep Ijin Perpanjangan Impor Sementara oleh Kepala KPBC
Kasi
Perbendaharaan
6 Pembongkaran dan
Penimbunan Barang Impor di Tempat Selain Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
Pengajuan permohonan eigenlossing kepada Kepala KPBC
surat permohonan, API, NPWP, B/L, Invoice, Packing List, ijin instansi terkait
importir/PPJK
Penelitian kelengkapan dan kebenaran dokumen
Kasi
Pencegahan dan Penyidikan Penelitian Kelayakan Lokasi
Timbun
kamera, ATK 4 jam Petugas Surveylance Penerbitan Skep Ijin
Eigenlossing oleh Ka KPBC
Komputer, Printer, ATK 1 jam Kasi
Pencegahan dan Penyidikan Penerbitan Surat Perintah
Pengawalan dan Penyegelan
1 jam s.d.a
Pelaksanaan pengawalan dan penyegelan
segel bea cukai, ATK Petugas
Pengawalan dan Penyegelan Pengajuan permohonan
pembukaan segel bila formalitas pabean telah selesai
importir/PPJK
Penerbitan Surat Perintah Pembukaan Segel Kasi Pencegahan dan Penyidikan Pelaksanaan pembukaan segel Petugas Penyegelan
No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana &Prasarana Waktu Penanggung Jwb 7 Ijin Vooruitslag/Penangguhan Pengajuan Permohonan kepada Kepala KPBC surat permohonan,copy PIB,Invoice,Packing List, B/L Importir/PPJK
Penelitian dokumen 3 jam Kasi
Perbendaharaan
Penerbitan Skep
Penangguhan BM dan PDRI oleh Ka KPBC
komputer,printer,ATK 1 jam s.d.a
8 BC 2.4 (Penjualan Lokal)/ BC 2.4 (Kawasan Berikat) Pengajuan permohonan kepada Ka KPBC surat permohonan, BC 2.4, Invoice, Packing List, Copy PIB dan lampitan yang sudah dilegalisir
importir/PPJK/
Pengusaha
Penelitian dokumen dan kelengkapan
30 menit Kasi Pabean
Loading data BC 2.4 ke
komputer untuk mendapatkan nomor&tgl BC
2.4
disket data BC 2.4 komputer,printer,ATK 30 menit Petugas Loading
Instruksi Pemeriksaan dan tercetak nama pemeriksa fisik
1 menit Kasi Pabean
Pemeriksaan Fisik, membuat LHP Fisik dan merekam di komputer
alat pengukur,kamera,ATK
4 jam Petugas Pemeriksa Fisik
Meneliti Hasil Pemeriksaan Fisik dan menerbitkan SPPB/SPPB-KB (jika sesuai)
30 menit Kasi Pabean
Selain pelayanan PIB, Kantor Pabean juga melakukan pelayanan keberatan kepabeanan dan cukai serta pelayanan restitusi bea masuk, yang dapat digambarkan pada skema berikut :
Pelayanan Keberatan Kepabeanan dan Cukai 2 1 3 4 <T> 4a 4b <Y> Kantor Pusat DJBC Restitusi Bea Masuk 10 9 Bank 1 2 8 4 5 3 KPBC 7 6 Importir/PPJK Permohonan&Jaminan KPBC Penelitian Dokumen & Jaminan Melebihi 30 hari Kerja setelah Tanggal Penetapan Surat Penolakan Berkas Keberatan Importir/PPJK Permohonan SKPBM atau SPMKBM KPPN SP2D Penelitian Dokumen Surat Rekomendasi &Berkas PIB Kantor Wilayah Rekomendasi persetujuan
Kinerja pelayanan Dirjen BC (Kantor Pabean) terhadap barang impor merupakan salah satu sasaran BPK pada tahun 2009 guna mengoptimalkan penggunaan anggaran pemeriksaan. Pemilihan tema ini sebagai salah satu sasaran Pemeriksaan Isu Strategis didasarkan pada pengaruh kinerja pelayanan Dirjen BC terhadap penerimaan negara yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan memiliki nilai strategis pada saat ini. Diharapkan hasil pemeriksaan ini dapat tepat sasaran menangani krisis dalam negeri yang dipastikan akan semakin berat akibat pengaruh krisis global dan berhasil menyimpulkan hal yang strategis dan komprehensif untuk kepentingan publik.