• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN DALAM PENTAS KESENIAN TRADISIONAL KUBROSISWO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN DALAM PENTAS KESENIAN TRADISIONAL KUBROSISWO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN

DALAM PENTAS

KESENIAN TRADISIONAL KUBROSISWO

Oleh: Yulia Esti Katrini Universitas Tidar Magelang

Jawa Tengah – Indonesia

ABSTRACT

Language is the most important communication tool in social interactions, whatever and wherever it’s used, the choice of language elements also determine wheather the communication will run smoothly, continue or even stopped. Therefore, each communication is the affected goal or purpose of communications and impact on the selection of its language elements. The study of the arts “Kubrosiswo”, which is a blend of dance, music and sound art (language), language elements chosen for accompany and serve as a delivery system greeting message to the audience. Therefore diction as linguistic element contains more moral values, religion and the state. It is a concrete evidence of the use of language in a society that developed in the context of the situation and social context.

Keywords : language, social interactions, arts

1. PENDAHULUAN

Bahasa mempunyai fungsi utama sebagai alat komunikasi ketika interaksi sosial berlangsung. Unsur-unsur kebahasaan yang dipilih menentukan apakah komunikasi akan berhasil, lancar atau terhenti, tidak berlanjut. Oleh karena itu setiap komunikasi akan ditentukan sesuai dengan tujuannya yang nanti akan berdampak pada pilihan bahasa. Peran yang dimainkan oleh unsur-unsur kebahasaan yang dipilih untuk komunikasi, mengandung harapan akan tercapainya suatu hal.

Kesenian tradisional Kubrosiswo, merupakan salah satu bentuk kesenian yang cukup popular di pedesaan, di Kabupaten Magelang. Ketika kesenian ini pentas maka akan banyak penonton yang menyaksikan terutama masyarakat di sekitar tempat atau desa yang digunakan untuk pelaksanaan pentas. Maka terjadilah interaksi antara kedua kelompok masyarakat lewat kesenian yang dipentaskan. Selain bentuk seni tari, seni musik maka ada seni bahasa yang ternyata tidak kalah pentingnya dibanding kedua seni sebelumnya.

Sebagaimana dinyatakan Sumarsono (2008:20) bahasa sering dianggap sebagai produksi sosial atau produk budaya, bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial atau budaya tentu bahasa merupakan wadah atau alat aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya termasuk seni dan teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu.

(2)

Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang dipakai dalam komunikasi. Ini menunjukkan fungsi sosial bahasa. Sebagai fungsi sosial, bahasa bisa menjadi identitas penutur, baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh Karena itu di dalam bahasa bisa ditemukan nilai yang berlaku dan dimiliki masyarakat penuturnya.

Sementara dalam gabungan seni tari, seni musik dan seni suara (menggunakan bahasa) ditonton secara terbuka. Ada unsur-unsur verbal dan nonverbal yang berfungsi untuk menyampaikan pesan-pesan moral dari kelompok seni kepada masyarakat penonton. Masalahnya adalah apakah unsur-unsur kebahasaan dalam pentas seni tersebut mempunyai peran dalam interaksi sosial masyarakat?

Tulisan ini akan mencoba menganalisis fungsi-fungsi tersebut berdasarkan unsur kebahasaannya.

2. PEMBAHASAN

Untuk menganalisis unsur-unsur kebahasaan tentu melibatkan teori linguistik, sedangkan untuk menganalisis fungsi dan makna dalam penggunaan bahasa dibutuhkan teori kemasyarakatan, terutama terkait dengan bagaimana tuturan yang muncul pada saat interaksi sosial berlangsung. Sebagaimana dinyatakan oleh Chaer dan Agustina (2004:1) sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian secara internal, artinya, pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur intern bahasa itu saja, seperti struktur fonologisnya, struktur morfologisnya, atau struktur sintaksisnya. Kajian secara internal akan menghasilkan peran-peran bahasa tanpa kaitannya dengan masalah lain di luar bahasa. Kajian secara eksternal, dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan dengan penuturnya di dalam kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu kajian ini melibatkan sosiologi sebagai ilmu tentang kemasyarakatan.

Sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Gabungan keduanya menjadi sosiolinguistik yaitu bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat. Dalam kajian sosiolinguistik Ferdinand de Saussure (1966) membedakan bahasa sebagai sebuah sistem yang sifatnya abstrak (langue) dan bahasa dalam penggunaannya secara nyata di dalam masyarakat yang bisa disebut tuturan (parole). Sedangkan Halliday (1972:269-293) tidak secara eksplisit membedakan bahasa sebagai sistem dan tuturan, tetapi dia menyebut gabungan keduanya sebagai kemampuan komunikatif (communicative competence).

Kemampuan komunikatif sebagaimana dinyatakan oleh Halliday adalah kemampuan bertutur atau kemampuan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi dan situasi serta norma-norma penggunaan bahasa dengan konteks situasi dan konteks sosialnya.

Sebagai kelompok kesenian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat, keberadaan Kubrosiswo tetap diminati, bahkan dalam hubungannya dengan pelestarian budaya ada wadah bagi mereka untuk tetap eksis di abad modern ini. Kelompok seniman di

Peran Unsur-Unsur Kebahasaan Dalam Pentas Kesenian …… (Yulia Esti Katrini) Vol. 37 No. 1, 15 September 2012 : 1-10

(3)

Kabupaten Magelang telah mempunyai agenda rutin tahunan untuk pentas seni tradisional. Dengan komunitas lima gunung (Gunung Merapi – Merbabu, Gunung Sumbing – Sindoro, dan Gunung Andong), maka semua seni tradisional dapat bergabung dan ikut pentas seni secara rutin.

Seni menurut Sumardjan (1984:2) adalah kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk menciptakan berbagai impuls yang melalui salah satu panca indera, atau mungkin juga melalui kombinasi dari beberapa unsur panca indera menyentuh rasa halus manusia lain di sekitarnya sehingga lahir penghargaan terhadap nilai-nilai keindahan impuls-impuls tadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:816) seni adalah kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa), sedangkan seni drama/pentas seni mengenai pelakon dalam pentas, ketrampilan yang diperlukan dalam usaha pementasan.

2.1 Bahasa Sebagai Sistem Sapaan

Dalam pentas seni, bahasa mempunyai peran cukup penting terutama ketika menjadi pengantar permulaan pentas. Melalui unsur kebahasaan yang dirangkai dalam syair, mereka menyapa penonton atau masyarakat dengan melantunkan sapaan melalui syair seperti: rodat, sugeng rawuh, selamat datang, atur sugeng.

Unsur-unsur kebahasaan yang ditonjolkan adalah bentuk sapaan yang berisi ungkapan selamat datang kepada semua penonton, ajaan untuk bergembira bersama, ungkapan terima kasih sudah menyaksikan pentas seni tersebut. Sistem sapaan tersebut berfungsi mengakrabkan antara kelompok kesenian dengan penontonnya. Bahwa kehadiran penonton mempunyai arti bagi seni tersebut.

Contoh bentuk sapaan :

atur sugeng dumateng kang samya maring amriksani tiyang ireng meleng-meleng sampun ngantos samya ngglendheng najan ireng akeh wong seneng.

Contoh bentuk rodat :

kita brasiswo atur pambagiya dumateng para rawuh sedaya matur nuwun ing rawuhnya ing pelajaran dalu punika.

Selain itu sistem sapaan juga dimunculkan dalam syair ajaan untuk beribadah, misalnya dalam syair: ayo ngibadah, ayo simbah-simbah, kerukunan, tandur larikan, dan sebagainya.

Contoh bentuk ajaan:

Ayo Ngibadah

Vol. 37 No. 1, 15 September 2012 : 1-10

(4)

Sedulurku kabeh ayo ngibadah

Ben aja keweleh urip mring Gusti Allah Elingana kita urip neng ndonya

Padane wong lunga mampir sedhela Iku temenana anggonmu ngaji Kanggo sangu kita yen tekan janji

Ayo Simbah-simbah

Ayo simbah-simbah, nuli dha ngibadah Umure ra tambah aja kakehan polah Lamun ra ngibadah bakale dipisah Mbesuk ning akhirat bakal nampa susah

Unsur kebahasaan terutama bentuk kalimat mengacu pada sistem sapaan, sebagai penanda hubungan dan komunikasi berjalan terus. Unsur kebahasaan yang dipilih sebagai alat komunikasi telah menunjukkan kemampuan komunikatif yang cukup tinggi, karena telah sesuai dengan fungsi dan situasi sosialnya. Identitas penutur dan mitra tutur ditempatkan sesuai dengan perannya. Setiap kata atau kalimat yang membentuk sistem komunikasi benar-benar ditujukan untuk keperluan komunikatif. Oleh karena itu bentuk-bentuk kalimatnya sangat sesuai dengan konteks sosial dan situasinya.

2.2 Bahasa Sebagai amanat

Dalam pandangan sosiolinguistik bahasa juga mempunyai ciri sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat mengidentifikasi diri. Dilihat dari segi kontak penutur dan pendengar, bahasa berfungsi fatik (interpersonal) atau disebut pula interaksional, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara dan memperlihatkan rasa bersahabat atau solidaritas sosial. Dari segi amanat, bahasa berfungsi imajinatif, juga untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan, baik yang sesungguhnya maupun yang imajinasi.

Dalam kaitannya dengan peran lain dari unsur-unsur kebahasaan, adalah untuk amanat, dalam arti mengandung pesan, perintah atau permintaan. Beberapa syair yang unsur kebahasaannya mengandung amanat antara lain: Putra Santri, Pemuda Agama, Caping Gunung, Es lilin, dan sebagainya. Ada beberapa amanat yang disampaikan dengan menggunakan lagu-lagu lama namun diperbarui dengan unsur-unsur kebahasaan yang dihubungkan dengan kehidupan sekarang. Contoh amanat yang berhubungan dengan agama :

Putra Santri

Putrane wong santri kudu tansah lunga ngaji Tansah lunga ngaji angudi ilmune Gusti Putra santri-putra santri putra utama Mangga para sepuh menika jaman wis tuwa

(5)

Mila para sepuh angudi ilmu agama Para sepuh-para sepuh pepundhen kawula

Es Lilin Sholawat

Ngaturi priksa para sedherek sedaya Ingkang sami mresani

Kawula menika dereng sami saged Ampun ngantos didamel awon

Eling-eling ya mas Sira manungsa

Kakung putri padha ngajiya

Mumpung during ketekan malaekat Malaekat juru pati

Larik-larik syair sebagai unsur kebahasaan sangat tepat dipilih untuk menyampaikan pesan. Amanat-amanat sederhana disampaikan dengan tingkat keakraban sehingga enak didengar. Amanat yang disampaikan banyak yang berhubungan dengan agama Islam dari berbagai sisi. Selain itu juga ada amanat yang dihubungkan dengan reformasi yang telah mendatangkan korupsi, bagaimana harus membela negara dan Pancasila. Hal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur kebahasaan yang dipilih untuk syair-syair disesuaikan dengan perkembangan zaman. Artinya ada sifat dinamis yang mengiringi keberadaan kesenian tradisional, di samping tetap mengemban amanat. Dengan demikian ada peran penting unsur-unsur kebahasaan dalam pentas seni.

3. PENUTUP

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam interaksi sosial, di mana pun penggunaannya. Ketika suatu masyarakat sedang berinteraksi sosial, unsur kebahasaan sangat berperan bagi kelangsungan interaksi tersebut. Kemampuan komunikatif adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan konteks situasi dan konteks sosial.

Dalam pentas seni Kubrosiswo ada gabungan antara seni musik, seni tari dan seni suara (bahasa). Pilihan unsur-unsur kebahasaan berkaitan dengan sistem sapaan dan amanat yang akan disampaikan. Dalam hal ini unsur-unsur religius agama Islam sangat dominan. Kajian sosiolinguistik lebih lanjut terhadap kesenian sejenis Kubrosiswo akan memberi warna kajian linguistik di lapangan dengan perkembangan bahasa yang nyata dalam pemakaian masyarakatnya.

Vol. 37 No. 1, 15 September 2012 : 1-10 Peran Unsur-Unsur Kebahasaan Dalam Pentas Kesenian …… (Yulia Esti Katrini)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Agustina Leoni. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rinika Cipta. Halliday, M.A.K. 1986. “The Users and Uses of Language” dalam Fishman (ed) 1968. Language

Problems of Developing Nations. New York : Stanford University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. (Anton Moeliono, Penyunting Penyelia). Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Selo Soemardjan. 1984. “Kesenian Dalam Perubahan Kebudayaan” dalam Budaya Sastra. Jakarta : CV. Rajawali.

Sumarsono. 2008. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peran Unsur-Unsur Kebahasaan Dalam Pentas Kesenian …… (Yulia Esti Katrini)

Referensi

Dokumen terkait

pengelolaan sampah pekerja dan limbah padat konstruksi, serta memberikan peringatan, teguran, dan sanksi yang tegas terhadap Kontraktor Pelaksana yang tidak

Tujuan dilakukannya pengujian adalah untuk menentukan kualitas produk-produk atau spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah

(Untuk santri yang kurang lancar, jika membaca biasanya bersama- sama dengan guru, membacanya sama tidak dengan guru nanti murid akan mersa jika tidak sama berarti saya

Kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus lebih rendah dibandingkan dengan anak yang normal dikarenakan kurangnya pengetahuan serta kemampuan tentang

Pada saat pengujian mengontrol frekuensi dalam mengatur kecepatan motor induksi satu fasa menggunakan kontrol PID dengan putaran motor 1050 rpm dibutuhkan waktu

Sistem Informasi IT-Helpdesk dengan prioritas kerja yang dibangun dapat membantu Department Information Technology dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan

Dalam pengelolaan PNBP untuk menandaklanjuti saran perbaikan dari Badan Pemeriksa Keuangan RI (2015) dalam temuan PNBP adalah dengan diterbitkannya Peraturan