• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

52 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal dari pelaksanaan penelitian di SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 dengan melakukan permohonan izin di sekolah. Setelah mendapatkan izin, maka dilanjutkan dengan menemui guru kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan guru kelas 5 SD N Bergaslor 02 sebagai pelaksana penerapan treatment pada subjek penelitian. Pada saat pertama kali bertemu dengan guru kelas 5 baik di SD N Bergaslor 01 maupun SD N bergaslor 02, dimulai dengan perkenalan agar lebih akrab antara guru dengan peneliti. Setelah itu dilanjutkan dengan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke sekolah serta bertukar pikiran mengenai treament yang akan diterapkan. Guru menyambut dengan senang hati, karena sebelumnya memang belum pernah menerapkan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran pada kelompok eksperimen, dan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran pada kelompok kontrol.

Pertemuan dengan guru selanjutnya membahas validasi treatment dan RPP yang akan digunakan dalam penelitian. Validasi ini dilakukan agar guru sebagai pelaksana treatment benar-benar dapat memahami dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pembelajaran dan sesuai dengan sintak. Kegiatan yang dilakukan adalah penjelasan secara langsung kepada guru mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran, memberi materi yang akan disajikan agar dapat dipelajari sebelumnya, dan memberikan video pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga diberikan penjelasan mengenai pemakaian LCD dan cara mengoperasikan laptop ketika memutar video pembelajaran. Karena memang sebelumnya guru kelas 5 belum menggunakan LCD dalam pembelajaran, apalagi di SD N Bergaslor 02 belum mempunyai LCD. Sehingga dalam penelitian ini, LCD disiapkan sebelumya. Setelah guru diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, tetapi guru tidak menguji cobakan dengan materi lain kepada subjek sebelumya.

(2)

Hal ini dikarenakan guru mempersiapkan acara pesta siaga dan kegiatan tes tengah semester. Dalam hal ini guru hanya mempelajari RPP dan langkah-langkah penerapan treatment.

Pelaksanaan penelitian di SD N Bergaslor 01 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Bergaslor 02 sebagai kelompok kontrol, dilakukan empat kali pertemuan. Pemberian treatment pada subjek penelitian dilakukan oleh guru kelas 5 dan mengikuti jadwal yang telah direncanakan. Berikut ini Tabel 12 menyajikan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 12

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

Pertemuan Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Rabu, 27 Februari 2013

Memberikan tes kemampuan awal pada subjek penelitian yaitu kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan kelas 5 SD N Bergaslor 02. Untuk menguji kesetaraan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2 Selasa, 19 Maret 2013

Memberikan treatment kepada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran pada kelompok kontrol dengan materi peristiwa alam (gunung meletus, gempabumi, tsunami, angin puting beliung).

3 Rabu, 20 Maret 2013

Memberikan treatment kepada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran pada kelompok kontrol dengan materi peristiwa alam (banjir, tanah longsor, abrasi, pemanasan global)

4 Kamis, 21 Maret 2013

Memberikan post tes kepada kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 02.

(3)

Jadwal yang telah disajikan pada Tabel 12 sudah berjalan sesuai rencana. Pertemuan pertama yaitu kegiatan tes kemampuan awal juga berjalan dengan lancar. Tes dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 februari 2013, Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal selama 45 menit. Soal uji kemampuan awal berjumlah 30 yang telah valid dengan materi peristiwa alam yang belum pernah diajarkan kepada siswa. Pada saat tes berlangsung, seluruh siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 mengikuti dengan tertib. Kendalanya banyak siswa yang mengeluh soalnya sulit, hal itu sudah wajar karena memang materi peristiwa alam belum pernah diajarkan pada kelas tersebut.

Pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2013. Sesuai dengan rencana, pertemuan ini difokuskan untuk menyelesaikan 7 indikator dengan materi peristiwa alam (gunung meletus, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung). Pada kelompok eksperimen dimulai pukul 07.00 WIB. Persiapan dimulai dari pukul 06.45 WIB, persiapan meliputi pemasangan LCD dan Speaker. Dalam persiapan ini guru sebagai pelaksana treatment dibantu oleh observer. Pukul 07.00 guru mulai mempersiapkan siswa untuk belajar.

Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan absensi. Pada hari itu Siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 hadir semua. Kemudian dilanjutkan dengan tahap apersepsi dan motivasi. Guru dan siswa bertanyajawab tentang gunung berapi. Guru juga tidak lupa membacakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti guru mulai menyajikan materi yang disertai adanya video pembelajaran. Video yang diputar ada empat yaitu video proses meletusnya Gunung Merapi, tsunami Aceh, angin puting beliung Yogjakarta, dan gempa bumi. Siswa merasa sangat senang dan semua siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Karena sebelumnya belum pernah ada kegiatan pembelajaran seperti itu. Jadi bagi siswa video pembelajaran ini hal yang baru. Guru juga melakukan tanyajawab setelah disajikan materi dan pemutaran video tersebut. Tujuannya untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Selanjutnya guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban untuk memulai permainan. Guru sebelumnya memberi penjelasan tata cara permainan. Setelah siswa jelas semua, guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang telah dikocok.

(4)

Masing-masing siswa mendapatkan satu kartu, sebagian siswa mendapatkan kartu soal dan sebagian mendapatkan kartu jawaban. Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban kartu yang dipegang. Kemudian siswa diberi waktu dua menit untuk mencari pasangan kartu yang dipegang masing-masing. Suasana menjadi ramai, siswa saling bertanya untuk mencari jawaban dengan siswa lain. Siswa yang sudah menemukan pasangannya diminta untuk duduk bersebelahan. Tahap selanjutnya siswa yang sudah menemukan pasangan diharapkan untuk ke depan kelas dan membacakan kartu soal dan jawaban. Siswa yang lain memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan. Karena waktu yang terbatas, jadi tidak semua siswa dapat membacakan kartu soal dan jawaban di depan kelas. Guru memberikan konfirmasi kepada siswa yang membacakan kartu soal dan jawaban yang belum tepat. Tahapan yang terakhir guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran. Penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran sudah berjalan sesuai rencana, hanya saja dari 19 tahapan yang harus dilakukan guru ada 2 tahapan yang terlewat. Tahapannya yaitu memberikan poin kepada siswa dan mengulangi permainan jika waktu memungkinkan. Kendalanya karena kelas 5 SD N Bergaslor 01 ini berjumlah 45 siswa. Dengan banyaknya jumlah siswa, sehingga guru tidak sempat memberikan poin kepada siswa satu per satu, guru hanya memberikan pujian bagi siswa yang berhasil menemukan pasangannya dengan tepat waktu. Selain itu masalah waktu, seharusnya pada pertemuan ini berakhir pukul 08.10. Karena belum selesai, maka guru memberikan waktu tambahan hingga 08.30 untuk menyelesaikan pembelajaran.

Untuk kelompok kontrol pertemuan kedua ini dimulai dari pukul 09.00 WIB. Pertemuan ini guru menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran. Persiapan dimulai pukul 08.45 WIB, persiapan meliputi pemasangan LCD dan speaker. Setelah persiapan selesai pembelajaran dimulai pukul 09.00 WIB. Kegiatan awal pada pembelajaran di kelompok kontrol ini sama dengan kelompok eksperimen. Guru memberi apersepsi dan motivasi

(5)

dengan bertanyajawab kepada siswa tentang gunung berapi dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti dimulai dari penyajian materi dan video pembelajaran, video yang disajikan ada empat yaitu video proses meletusnya Gunung Merapi, tsunami Aceh, angin puting beliung Yogjakarta, dan gempa bumi. Dilanjutkan tanya jawab berkaitan dengan materi dan video yang telah di sajikan. Pada kelompok kontrol ini, siswa juga terlihat sangat senang. Video pembelajaran ini hal yang sangat baru bagi mereka. Tahapan selanjutnya yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 siswa. Saat pembagian kelompok, siswa masih agak bingung dan lambat dalam berkumpul dengan anggota kelompoknya. Setelah dibentuk kelompok, guru membagikan kartu nomor kepada siswa. Masing-masing siswa mendapatkan satu nomor. Tahap selanjutnya guru memberikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan bersama kelompoknya. Masing-masing kelompok memastikan anggotanya mengetahui hasil diskusinya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor, nomor yang disebut guru membacakan hasil diskusinya ke depan kelas. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memanggil nomor lain yang belum disebut, tetapi tidak semua nomor dipanggil. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi yang telah disampaikan.

Pembelajaran pada kelompok kontrol ini sudah berjalan sesuai yang direncanakan, akan tetapi dari 17 tahapan yang dilakukan guru ada 2 tahapan yang tidak dilakukan. Yaitu membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. Hal ini dikarenakan waktu yang terbatas. Alokasi waktu banyak dipakai pada tahap kegiatan inti, sehingga pada kegiatan akhir waktu sudah habis. Sehingga dua tahapan tersebut tidak dilakukan guru.

Pada pertemuan ketiga, dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2013 dimulai pukul 07.00 WIB untuk kelompok eksperimen. Pertemuan ini guru juga menerapkan treatment pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan materi peristiwa alam (banjir, tanah longsor, abrasi, pemanasan global) dan difokuskan pada 6 indikator. Pada kegiatan awal, guru mempersiapkan alat, bahan yang digunakan untuk

(6)

pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Guru membacakan berita yang berjudul “Dinas PU coba atasi banjir di Pondok Labu”, kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi informasi tersebut. Dilanjutkan menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Pada kegiatan inti guru mengaitkan apersepsi dengan pembelajaran, setelah itu menyajikan materi dan menampilkan video pembelajaran tentang banjir. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai video dan materi yang telah disajikan. Karena pada pertemuan sebelumnya sudah diterapkan pembelajaran Index Card Match, jadi guru tidak lagi menjelaskan tata cara permainan. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep pembelajaran, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Guru membagikan kartu pada siswa, tiap siswa mendapat satu buah kartu (sebagian siswa memegang kartu soal dan sebagian siswa memegang kartu jawaban). Kemudian guru mengarahkan agar tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang, siswa diminta untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal dengan jawaban). Siswa yang sudah menemukan pasangannya diminta untuk duduk berdampingan. Guru meminta siswa yang berpasangan untuk membacakan kartu soal dan jawaban di depan kelas, siswa yang lain menanggapi. Selanjutnya guru memberikan punguatan kepada siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan tepat dan sebelum batas waktu.

Pada kegiatan akhir guru memberikan konfirmasi setiap siswa yang membacakan kartu soal dan jawaban, guru bersama siswa membuat kesimpulan, dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran. Pada pertemuan ini siswa kelas 5 di kelompok eksperimen sudah mulai terbiasa dengan metode tersebut, jika sebelumnya siswa masih terlihat kaku dengan adanya treatment tersebut. Untuk sintak sudah berjalan sesuai rencana. Pada kelompok ini tidak ada tahapan yang terlewat. Hanya saja kendala pada pertemuan ini masih sama yaitu masalah waktu. Pada kelompok kontrol pertemuan ketiga ini dimulai pukul 09.00 pada dengan treatment pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran dengan materi peristiwa alam (banjir, tanah longsor, abrasi,

(7)

pemanasan global). Kegiatan awal diawali dengan doa, guru mempersiapkan siswa untuk belajar dan guru memberikan apersepsi dengan bertanyajawab dengan siswa tentang materi yang telah disampaikan sebelumnnya. Guru membacakan berita yang berjudul “Dinas PU coba atasi banjir di Pondok Labu” kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi informasi tersebut. Guru tidak lupa menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Pada kegiatan inti guru mengaitkan apersepsi dengan pembelajaran, kemudian guru menyajikan materi dan video pembelajaran tentang banjir, tanah longsor dan dampak pemanasan global. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai video dan materi yang telah disajikan. Guru membagi jumlah siswa ke dalam kelompok, karena pada pertemuan sebelumnya sudah dibentuk kelompok jadi guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya. Guru membagikan nomor kepada masing-masing siswa. Setelah itu guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Guru meminta kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan memantau jalannya kerja kelompok. Jika telah selesai mengerjakan, guru memanggil salah satu nomor siswa. Nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Guru menunjuk nomor yang lain untuk menyampaikan hasil kerjanya. Siswa lain menanggapi. Pada kegiatan akhir guru memberikan konfirmasi setiap siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Pada pertemuan ini siswa kelas 5 di kelompok kontrol sudah mulai terbiasa dengan metode tersebut, jika sebelumnya siswa masih terlihat kaku dengan adanya treatment tersebut. Untuk sintak pada pembelajaran ini sudah berjalan sesuai rencana. Pada kelompok kontrol tidak ada tahapan yang terlewat. Hanya saja kendala pada pertemuan ini masih sama yaitu masalah waktu. Berakhirnya pembelajaran agak sedikit mundur untuk menyelesaikan sintak. Selain itu pada pemutaran video pembelajaran, dari tiga video yang disediakan hanya dua yang di sajikan karena untuk menghemat waktu dan difokuskan pada sintak pembelajaran.

(8)

Pada pertemuan keempat atau terakhir, pada kedua kelompok guru tidak lagi memberikan treatment, tetapi hanya mengulang materi sebentar, tanya jawab dengan siswa kemudian melakukan post test. Soal post test sama dengan soal uji kemampuan awal, hanya saja nomor soal diacak. Jumlah soal juga sama yaitu 30 soal yang telah valid dengan materi yang telah diberikan. Tes ini berjalan dengan tertib dan lancar. Pengamatan dari pertemuan pertama dan kedua penerapan treatment tertuang dalam lembar observasi.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasi belajar IPA dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t-test.

4.2.1 Deskripsi Data

Skor hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah. Apabila diperhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelompok ekperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 02 disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkankan secara mudah. Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap. Tabel destribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.

Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(9)

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan treatment. Pada kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 sudah di terapkan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 02 sudah diterapkan Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran.

Skor hasil belajar dari hasil post test yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah.Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar dari hasil post test pada kelompok eksperimen. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA, menurut Sugiono (2011:36) pertama menentukan berapa banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 45 = 1 + 3,3 . 1,65

1 + 5,44

= 6,44 (dibuat menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) +1 = (93,33 – 70,00) + 1

= 24,33

Interval (I) = Range

Banyaknya kelas

= 24,33

6

= 4,05 (dibulatkan menjadi 5)

Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 13 berikut ini.

(10)

Tabel 13

Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Bergaslor 01 Kecamatan Bergas Tahun Pelajaran 2012/2013

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 91 – 95 4 8,9% 2 86 – 90 11 24,4% 3 81 – 85 7 15,6% 4 76 – 80 12 26,7% 5 71 – 75 5 11,1% 6 66 – 70 6 13,3% Jumlah 45 100%

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen, dari seluruh siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01, siswa yang mendapat skor 91 sampai dengan 95 terdiri dari 4 anak dengan persentase 8,9%. Siswa yang mendapat skor antara 86 sampai 90 sebanyak 11 anak dengan persentase 24,4%. Kemudian siswa yang mendapat skor 81 sampai dengan 85 sebanyak 7 anak atau 15,6% dari 45 anak. Siswa yang mendapat skor antara 76 sampai 80 sebanyak 12 anak dengan persentase 26,7%. Siswa yang mendapat skor 71 sampai dengan 75 sebanyak 5 anak dengan persentase 11,1%. Dan siswa yang mendapat skor antara 66 sampai 70 sebanyak 6 anak atau 13,3% dari jumlah seluruh siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01.

Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen, berikut ini disajikan Gambar 5 diagram destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari hasil post test kelompok eksperimen.

(11)

Gambar 5. Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2012/1013

Untuk selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor post test hasil belajar IPA kelompok kontrol. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang Interval kelasnya (I) dengan rumus seperti berikut ini:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 . 1,47

1 + 4,85

= 5,85 (dibuat menjadi 6 kelas)

Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1 = (90,00 – 63,33) + 1

= 27,67

Interval (I) = Range

Banyaknya kelas

= 27,67

6

(12)

Dari rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 14 berikut ini :

Tabel 14

Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Bergaslor 02 Kecamatan Bergas Tahun Pelajaran 2012/2013

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 86 – 90 4 13,3% 2 81 – 85 3 10% 3 76 – 80 9 30% 4 71 – 75 5 16,7% 5 66 – 70 7 23,3% 6 61 – 65 2 6,7% Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 14 diketahui skor hasil belajar IPA kelompok kontrol siswa yang mendapat skor 86 sampai dengan 90 terdiri dari 4 anak dengan persentase 13,3%. Siswa yang mendapat skor antara 81 sampai 85 sebanyak 3 atau 10% dari seluruh jumlah siswa SD N Bergaslor 02. Siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 80 sebanyak 9 anak dengan persentase 30%. Siswa yang mendapat skor 71 sampai dengan 75 sebanyak 5 anak atau 16,7% dari 30 siswa. Siswa yang mendapat skor 66 sampai 70 sebanyak 7 anak dengan persentase 23,3%. Dan siswa yang mendapat skor 61 sampai dengan 65 sebanyak 2 anak dengan persentase 6,7%.

Gambaran data hasil belajar IPA pada kelompok kontrol, akan disajikan pada Gambar 6 berikut ini.

(13)

Gambar 6. Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/1013

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Deskriptif

Setelah dilakukan destribusi frekuensi berupa tabel dan grafik, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA dari kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Bergaslor 02, yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar IPA terlihat pada Tabel 15 berikut ini.

Tabel 15

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA kelompok eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 45 mempunyai nilai minimum 70,00 dan nilai maximum 93,33. Sedangkan rata-rata/mean pada kelompok eksperimen yaitu

(14)

81,1109 dan standart deviation yaitu 7,28205. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelompok kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 30 mempunyai nilai minimum 63,33 dan nilai maximum 90,00. Rata-rata/mean pada kelompok kontrol yaitu 76,1110. Sedangkan standart deviation yaitu 7,32864.

4.2.2.2 Uji t

Sebelum dilakukan analisis uji t (Independent Samples T-Test), dilakukan uji prasyarat atau yang sering disebut dengan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdestribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua kelas memiliki varians yang sama atau tidak.

Uji normalitas ini akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20.0. Data dinyatakan berdestribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini disajikan Tabel 16 hasil uji normalitas hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 16

Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari Tabel 16 terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui skor signifikasi untuk hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 0,200 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdestribusi normal. Berikut ini disajikan Gambar 7 dan 8 grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(15)

Gambar 7. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Gambar 8. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas (kesamaan varian). Dalam penelitian ini uji homogenitas varian menggunakan

(16)

teknik Levene Test. Data homogen jika diperoleh nilai > 0,05 dan data tidak homogen jika < 0,05. Output dari uji homogenitas data hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas 5 SD N Bergaslor 02 sebagai kelompok kontrol terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17

Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui angka Levene Statistic menunjukkan 0,71, semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. Kemudian df1= jumlah kelompok data - 1 atau 2 – 1 = 1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 75 – 2 = 73. Dari output tersebut dapat diketahui signifikansi sebesar 0,791. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol).

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji t-test (Independent Samples T-Test) dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20.0. Dan sebelumnya sudah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor post test hasil belajar IPA antara dua kelompok. Berikut ini disajikan Tabel 18 rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 18

Rata-rata Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

(17)

Berdasarkan Tabel 18 terlihat rata-rata (mean) untuk kelompok eksperimen adalah 81,1109 dan untuk kelompok kontrol adalah 76,1110, artinya bahwa rata-rata skor post test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor post test kelompok kontrol. Hasil uji t-test dari skor post test hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 19 berikut ini.

Tabel 19

Hasil Uji t Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2012/2013

Dari hasil uji t pada Tabel 19. Signifikansi sebesar 0,005. Perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 4,99989 (81,1109-76,1110), dan perbedaan berkisar antara 1,57041 sampai 8,42937 terlihat pada lower dan upper.

4.3 Pembahasan

Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Pengujian hipotesis berhubungan dengan ketentuan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Sedangkan pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil uji hipotesis, juga mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signinifikan antara penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil pembelajaran IPA pada siswa kelas

(18)

5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02. Perbedaan pengaruh ini dilihat dari perbedaan rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.3.1 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0), karena

memang tidak diharapkan adanya perbedaan data. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul, yaitu data post test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah data dinyatakan berdestribusi normal dan diketahui kedua varian sama, dilanjutkan uji t (Independent Samples T-Test).

Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua fihak ini berlaku ketentuan, bila harga t hitung berada pada daerah penerimaan H0 atau terletak di

antara harga tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t

hitung lebih kecil atau sama dengan ( ≤ ) dari harga tabel maka H0 diterima.

Sedangkan ketentuan berdasarkan signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hipotesisnya yaitu sebagai berikut: H0 : H0= πQ2= πQ4

Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Ha : Ha= πQ2≠ πQ4

Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

(19)

Setelah di uji t dapat diketahui t hitung sebesar 2,906 dan signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel (2,906 > 1,993) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05). Maka maka H0

ditolak dan Ha diterima. Itu artinya hipotesis ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 diterima.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini untuk dimaknai hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan terlihat perbedaan rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil belajar IPA kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 45 mempunyai nilai terendah 70,00 dan nilai tertinggi 93,33. Sedangkan hasil belajar IPA pada kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30, mempunyai nilai terendah 63,33 dan nilai tertinggi 90,00.

Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelompok eksperimen adalah 81,1109 dan untuk kelompok kontrol adalah 76,1110, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata-rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar 4,99989 (81,1109-76,1110), dan perbedaan berkisar antara 1,57041 sampai 8,42937 terlihat pada lower dan upper.

Oleh karena dapat diketahui t hitung sebesar 2,906 dan signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel (2,906 > 1,993) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,005 < 0,05). Maka maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Hal ini berarti Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD

(20)

N Bergaslor 02 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Perbedaan pengaruh ini dilihat dari hasil uji t dan perbedaan rata-rata dua kelompok. Hal ini berarti pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran lebih baik dari pada pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran Index Card Match berbantuan video pembelajaran dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Bergaslor 01 dan SD N Bergaslor 02 semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal, antara lain: Menurut Agus Suprijono (2009:120) “Index Card Match merupakan metode “mencari pasangan kartu” cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya”. Jadi metode Index Card Match ini pembelajaran menggunakan kartu untuk mencari pasangan soal dan jawaban yang paling tepat dalam suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu keunggulan metode ini yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, karena terdapat unsur permainan, metode ini menyenangkan, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa, efektif melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk belajar.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi karena adanya keunggulan video pembelajaran Menurut Hamdani (2010:254) yaitu : (a) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; (b) guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran; (c) mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapinya tujuan pembelajaran; (d) mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama proses PBM hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal; (e) mampu memvisualisasi materi selama ini sulit untuk diterangkan hanya dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional; (f) media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel.

(21)

Sudjana (2010:39) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor dari dalam dan dari luar atau faktor lingkungan”. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian relevan yang dilakukan oleh Frisca Yulian Sari tahun 2012 dengan judul Efektivitas penggunaan Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil pengujian Independent Samples T-Test pada penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh nilai t hitung 2,102 dengan nilai signifikasnsi sebesar 0,040. Dengan pengujian 2-tailed maka df 56 pada taraf nyata ∝ = 0,05 diketahui t tabel sebesar 2.003. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel. Oleh karena t hitung > t tabel (2,102 > 2,003) dan signifikansi 0,040 < 0,05, maka H0 ditolak. Perbedaan hasil belajar pada

kedua kelas penelitian juga dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata post testkelompok eksperimen yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan skor rata-rata post test kelompok kontrol yaitu 72,14 > 66,13 dengan perbedaan rata-rata-rata-rata sebesar 6,01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan metode Index Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Sumberagung Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Frisca Yulian Sari, dibandingkan dengan penelitian ini terlihat ada perbedaan. Perbedaan hasil belajar pada penelitian sebelumnya yaitu 72,14 > 66,13 dengan perbedaan rata-rata sebesar 6,01. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean deference) pada penelitian ini sebesar 4,99989 (81,1109-76,1110). Hal ini terlihat ada perbedaan rata-rata dari penelitian sebelumnya, perbedaan pada penelitian ini lebih kecil dari penelitian

(22)

sebelumnya. Meskipun dalam penelitian ini treatment sudah ditambah dengan bantuan media video pembelajaran, tetapi perbedaan rata-ratanya lebih kecil dibanding dengan penelitian sebelumnya, dikarenakan salah satunya pada penelitian sebelumnya pembandingnya metode pembelajaran konvensional.

Gambar

Gambar  5.  Diagram  Destribusi  Frekuensi  Skor  Hasil  Belajar  IPA  Kelompok  Eksperimen Tahun Pelajaran 2012/1013
Gambar 6. Diagram Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelompok  Kontrol Tahun Pelajaran 2012/1013
Gambar 7. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok  Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

yang telah dilakukan di Bank Rakyat Indonesia Cabang Pahlawan Surabaya.. Pengamatan difokuskan pada Prosedur Pemberian Kredit Briguna Karya

Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi, dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan masuk dan keluar untuk

penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah apakah rasio LDR, IPR, NPL, IRR, BOPO, FBIR secara bersama-sama dan parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

[r]

Pengukuran jarak untuk kerangka control peta, dapat dilakukan dengan cara langsung menggunakan alat sederhana yaitu roll meter atau dengan alat sipat

Among the MCF silica materials, MCF prepared using TEOS amount of 9.2 ml and aging time of 3 days MCF(9.2T- 3D) was the most promising support for incorporation of nickel as

20 Maret 2019 Pada hari kedua puluh dua, seperti biasa penulis melakukan tugas rutinitas mengganti kaset sama seperti pada hari sebelumnya hanya saja kaset yang

Hal Ini menyebabkan bertambahnya para pelaku rantai pasok seperti adanya manufaktur yang mengolah produk pertanian sehingga memiliki nilai tambah, pasar swalayan yang