• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI TAHUN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI

BOYOLALI TAHUN 1910 – 1915

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh : IBNU RUSTAMAJI

C0512028

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

(2)

ii

GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI TAHUN 1910 - 1915

Disusun Oleh :

Ibnu Rustamaji

C0512028

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Yusana Sasanti Dadtun, S.S, M.Hum

NIP. 197509272008122002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Sejarah

Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum

NIP. 197306132000032002

(3)

iii

GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI

TAHUN 1910 - 1915

Disusun Oleh

IBNU RUSTAMAJI

C0512028

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal ...

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Sri Agus M.Pd

NIP. 195908131986031001 ... Sekretaris Tiwuk Kusuma Hastuti S.S, M.Hum

NIP. 197306132000032002 ... Penguji I Yusana Sasanti Dadtun, SS, M.Hum

NIP. 197509272008122002 ... Penguji II Insiwi Febriary S, SS, M.A

NIP. 198002272005012001 ...

Dekan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret

Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D NIP. 196003281986011001

(4)

iv

PERNYATAAN

Nama : Ibnu Rustamaji NIM : C0512028

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Gaya Arsitektur

Bangunan Indis di Boyolali Tahun 1910 – 1915 adalah betul-betul karya sendiri,

bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan saya sendiri, diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti melakukan pernyataan yang tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi serta gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 14 Desember 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

v MOTTO

“Allah tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaumnya berusaha sendiri” (Q.S Ar - Ra’du : 11)

“Aku Berpikir, Maka Aku Ada” (Rene Descartes)

“Orang yang paling tidak bahagia adalah mereka yang takut akan perubahan” (Mignon Mc Laughlin)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Ayah, Ibu, Kakak dan Keluarga Besar

Almamater Ilmu Sejarah FIB UNS

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI TAHUN 1910 - 1915”. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, semoga tetap menjadi suri tauladan baik bagi seluruh umat manusia dan mendapatkan syafaat beliau di hari akhir.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, baik dukungan material maupun non material, hingga akhirnya penulisan skripsi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan penulis, yaitu diantaranya :

1. Prof. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk kuliah di Fakultas Ilmu Budaya kepada penulis.

2. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan masukan dan kritik kepada penulis.

3. Yusana Sasanti Dadtun, S.S, M.Hum, selaku pembimbing pertama skripsi, yang telah memberikan banyak dorongan, masukan, dan arahan dalam proses penulisan skripsi.

(8)

viii

4. Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.Hum, selaku pembimbing kedua skripsi, yang telah memberikan kritik dan saran terhadap skripsi penulis.

5. Segenap tenaga pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi maupun bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.

6. Segenap Staf dan Karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Prodi Ilmu Sejarah, Perpustakaan Pusat UGM, Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, Perpustakaan Nasional RI, Barpus Provinsi Jawa Tengah dalam membantu penulis menelusuri referensi untuk kemajuan penulisan skripsi.

7. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang luar biasa dan pengorbanan maupun dukungan baik material maupun non material bagi penulis. 8. Rekan - rekan Arkeologi FIB UGM yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

9. Lengkong Sanggar, Muhammad Faiz, Dhani Wardani, Defi, Ratna Setyaningrum, Halim Santoso dan segenap kawan-kawan Barpus Provinsi Jawa Tengah. Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa dari rekan - rekan semua selama penulisan skripsi ini.

10. Rekan - rekan selama magang di Semarang : Tito Tri Nugroho, Prhatama Adi, Rina Wahyu, Dara Angela, Tiwik, Yeni, Ika, Ajib dan Rusma terima kasih atas cerita dan pengalaman selama magang berlangsung.

(9)

ix

11. Seluruh teman-teman Ilmu Sejarah 2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas cerita dan pengalaman luar biasa selama ini.

12. Kawan-kawan KKN UNS Ponorogo 2016, KKN UNS Desa Besuki, Kecamatan Sambit, Ponorogo. Mbah Suyud, Mas Jali, Mas Ndoni dan arek-arek Besuki dan masyarakat Desa Besuki. Terima kasih atas cerita dan pengalaman hidup luar biasa selama kegiatan berlangsung.

13. Kawan-kawan studi lapangan di Boyolali. Terima kasih atas cerita dan pengalaman tentang sejarah Boyolali kepada penulis.

14. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan skripsi, yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih ada kekurangan dalam hal isi maupun ketentuan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran bagi kemajuan skripsi menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap bahwa semoga hasil penelitian skripsi penulis dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun masyarakat umum.

Wassalamualaikum wr wb

Surakarta, 14 Desember 2016

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR ISTILAH ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

ABSTRAK ... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11 C. Tujuan Penelitian ... 12 D. Kajian Pustaka ... 12 E. Manfaat Penelitian ... 16 F. Metode Penelitian ... 16 G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II. KEHIDUPAN BOYOLALI ABAD XX A. Awal Terbentuknya Kabupaten Boyolali ... 21

1. Sejarah Kabupaten Boyolali ... 21

2. Demografi Kabupaten Boyolali ... 25

B. Stratifikasi Masyarakat Boyolali Awal Abad XX ... 27

(11)

xi

2. Kelompok Masyarakat Eropa dan Pribumi ... 29

C. Kebudyaan Indis di Boyolali ... 32

1. Budaya Indis Awal Abad XX di Boyolali ... 32

2. Arsitektur Indis ... 33

BAB III. GAYA ARSITEKTUR BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI A. Perkembangan Arsitektur Indis ... 38

1. Arsitektur Indis 1870-1909, Indische Empire Style ... ... 41

2. Arsitektur Transisi 1910-1915 di Boyolali ... 43

a. Tiang Penyangga ... 46

b. Hiasan Atap, Makelaar, Kemuncak ... 47

1). Arah Mata Angin ... 48

2). Makelaar ... 48

3). Timpanon ... 49

4). Facial Board ... 50

5). Glass In Load ... 51

B. Pemetaan Kawasan Bangunan Indis di Boyolali ... 52

1. Peta Wilayah Pusat Pemerintahan di Boyolali ... 55

2. Gedung Pemerintahan Kabupaten Boyolali ... ... 57

a. Gedung Pengadilan Pradhata ... 58

b. Asisten Residen Belanda di Boyolali ... 60

c. Kantor Bupati Gunung Pulisi Boyolali ... 61

d. Gedung Villa Merapi ... 62

e. Landraadgebouw ... 65

f. Eks gedung Tangsi Militer 1 ... 67

g. Ruang Kiri Tangsi Militer 1 ... 67

h. Eks gedung Tangsi Militer 2 ... 68

i. Ruang Belakang Tangsi Militer 2 ... 68

j. Eks gedung Tangsi Militer 3 ... 69

k. Eks Gedung Het Militaire Geneeskundig Dients ... 70

(12)

xii

m. Eks gedung Societeiet te Boyolali ... 72

n. Eks Gedung Hulppostkantoor ... 73

o. Kompleks districthoofdt ... 74

p. Eks gedung Klinik Mardi Nirmala ... 75

q. Eks Gedung Sono Sudoro Theater ... 76

r. Hotel Bojolali ... 77

s. Gedung Balai Pertemuan Bhayangkari ... 78

3. Beberapa Bangunan Sekolah di Boyolali ... 78

a. Europe Shool ... ... 79

b. Holland Inlanden School ... ... 80

c. SD Putri ... 80

d. SMPN 2 Boyolali ... 81

4. Tempat Tinggal Orang Eropa di Boyolali ... ... 83

a. Oemah Leo ... 83

b. Tempat Tinggal Pegawai Pengadilan ... 84

c. Rumah Pegawai Hulppostkantoor ... 85

d. Rumah Tinggal Pejabat Eropa ...85

e. Rumah Tinggal bapak Waluyo ... 86

f. Rumah Tinggal Dr Ning ... 86

g. Rumah Orang Belanda Pastur Gereja ...87

h. Tempat Tinggal Dr Haris ... 87

i. Tempat Tinggal Belanda ... 88

j. Stanplaat Bojolali ... 89

k. Station Tram Bojolalie ... 89

BAB IV. DAMPAK MUNCULNYA BANGUNAN INDIS DI BOYOLALI A. Dampak Sosial ... ... 90

1. Status Sosial Masyarakat ... 90

2. Pendidikan ... 97

3. Ilmu Pengetahuan ... 97

(13)

xiii

1. Gaya Hidup ...101

2. Bahasa ... 102

3. Perlengkapan Hidup ... 103

4. Gaya Arsitektur ... 104

5. Budaya Makan ala Eropa ... 104 BAB V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Statistik Sensus Penduduk Kabupaten Boyolali

tahun 1920

(15)

xv

DAFTAR ISTILAH

Desentralisasi : Undang – Undang yang memuat kewenangan pemerintah daerah atau kota madya untuk mengatur pemerintahannya sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah pusat.

Doric : Kolom batu yang memiliki bentuk bundar sederhana dengan ketinggian 4 - 6 kaki.

Dormer : Jendela yang terdapat pada atap bangunan.

Fasasde : Wajah depan bangunan.

Fort Renovatum : Benteng Renovatum.

Galerij : Ruang kelurga.

Gementee : Kotamadya yang muncul setelah adanya desentralisasi.

Gubernemen : Wilayah yang dikuasai secara langsung oleh kolonial.

Govt. Pandhuis : Kantor Pegadaian.

Militaire Geneskundige Dients : Rumah Sakit Khusus Militer.

Indische Empire Style : Gaya arsitektur Indis pertama yang muncul dan dipelopori

oleh Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1830 – 1900.

Ionic : Kolom batu berbentuk ramping dengan model khas

Yunani dan Romawi tetapi bagian atas terdapat hiasan yang indah pada bagian atas.

(16)

xvi

Makelaar : Papan kayu berukuran panjang kurang lebih 2 meter di tempel secara vertikal pada bagian fasade bangunan.

Konsole : Bidang vertikal dengan bentuk segitiga sebagai penopang berada di atas jendela untuk mencegah sinar matahari dari air hujan langsung masuk ke dalam ruangan.

Landraad : Pengadilan

Landhuizen : Model tempat tinggal orang Eropa dengan ciri khas halaman luas dari hasil percampuran budaya dengan arsitektur Jawa

Opzichterplus : Pengawas bangunan sekaligus perancang bentuk rumah.

Renovatum : Benteng pertahanan milik Belanda yang berada di Boyolali sebagai markas militer yang didirikan tahun 1831.

Soos / Societeiet : Kepanjangan dari societeiet adalah pusat pertemuan, hiburan dan rapat informal untuk masyarakat kelas elite Eropa dan elite Jawa.

SoTM : Perusahaan Kereta Tram Soloche Tramweg Matschapaij

Stanplaat : Terminal bus.

Station Bojolali : Stasiun Kereta Tram.

Stainledglasss : Kaca berwarna – warni sebagai pembias cahaya matahari ke dalam ruangan, sehingga terasa segar.

(17)

xvii

Statsblaad : Berkas peraturan.

Tangsi : Markas / barak Militer.

Tympanum : Bentuk segitiga pada bagian fasade denpan bangunan rumah.

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Masyarakat Eropa di Boyolali ... 31

Gambar 2. Masyarakat pribumi di Boyolali ... 31

Gambar 3. Gedung Pengadilan Agama ... 42

Gambar 4. Gedung Tangsi Militer 1914 ... 47

Gambar 5. Ruang samping gedung Dinas Kebudayaan ... 49

Gambar 6. Gedung Tempat Tinggal pastor Gereja Katolik ... 50

Gambar 7. Ruang samping gedung Dinas Kebudayaan ... 50

Gambar 8. Gedung markas CPM ... 52

Gambar 9. Gedung Pengadilan Pradhata ... 58

Gambar 10. Gedung Asisten Residen Boyolali ... 60

Gambar 11. Gedung Kantoor Regent ... 61

Gambar 12. Gedung CPM sekaligus Villa Merapi ... 62

Gambar 13. Gedung Landraad ... 65

Gambar 14. Gedung Tangsi Militer 1914 ... 67

Gambar 15. Ruang samping Tangsi Militer ... 67

(19)

xix

Gambar 17. Ruang belakang Tangsi Militer 1914 ... 68

Gambar 18. Gedung Tangsi Militer ... 69

Gambar 19. Het Militaire Geneskundig Dients ... 70

Gambar 20. Gedung Kantor Polisi Sektor ... 71

Gambar 21. Gedung Societeiet ... 72

Gambar 22. Gedung Hulppostkantor ... 73

Gambar 23. Gedung Districhoofdt ... 74

Gambar 24. Gedung Hospitaal ... 75

Gambar 25. Gedung Sono Sudoro Theater ... 76

Gambar 26. Hotel Bojolali ... 77

Gambar 27. Wisma Bhayangkari ... 78

Gambar 28. Rumah Dinas Polisi Resort ... 78

Gambar 29. Europe School ... 79

Gambar 30. Holland Inlanden School ... 80

Gambar 31. Sekolah Dasar Putri ... 80

Gambar 32. SMP N 2 Boyolali ... 81

Gambar 33. Gapura Kherkof ... 82

(20)

xx

Gambar 35. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merapi No. 5 ... . 84

Gambar 36. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merapi ... 85

Gambar 37. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu No. 8 ... 85

Gambar 38. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu No. 48 ... 86

Gambar 39. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu ... 86

Gambar 40. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu No. 37 ... 87

Gambar 41. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu ... 87

Gambar 42. Tempat Tinggal Eropa Jalan Merbabu No. 57 ... 88

Gambar 43. Gedung Perusahaa Daerah Jalan Merbabu ... 88

Gambar 44. Stanplaat Bojolali Jalan Pandanaran ... 89

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1A. Staatsblad van Nedherlandsche-Indie No.30 Tahun 1847 ... 110 II A x. Staatsblad van Nedherlandsche-Indie No. 209 Tahun 1874 ... 116 I B x. Serat Perdjadjian Dalem Ingkang Sinoehoen

Kandjeng Soesoehoenan Kaping VII Kalijan Kandjeng Goeperment Walandi-Nederland Bab

Pangadilan Pradoto, Kadipaten, Soerambi. ... 119 II B x. Serat Kontrak Perdjandjian Ingkang Sinoehoen

Kandjeng Soesoehoenan Pakoe Boewono IX Kalijan

Kandjeng Goevernement Tahoen 1874 Kamot Ing

Serat Staatsblad 1874, No.209. ... 122 III x. Serat Angger Angger Goenoeng Ingkang Sinoehoen

Kandjeng Soesoehoenan Pakoeboewono VII. ... 124 IV x. Rijksblad Soerakarta 1918, No. 23.

Tanggal 12 Oktober 1918 angka 383. ... 126 V x. Rijksblad Soerakarta 1919, No. 24.

Tanggal 12 Oktober 1918 angka 384. ... 126 VI x. Koewajibanipoen Boepati Politie... 128 VII x. Koewajibanipoen Habdidalem Boepati Pangrehpradja. ... 129

(22)

xxii

1. Uitkomsten Der In De Maand November 1920 Gehouden

Volkstelling ... ... 130

2. Nedherlandsche-Indie. Batavia 6 Januarij.

Berita mengenai jabatan Asisten Residen di Boyolali ... 132 3. Java-Bode : Nieuws, Handel-en Advertentieblad voor

Nedherlandsche-Indie, tanggal 04 Desember 1869.

Berisi tentang De Militaire Geneseskundige Dients te

Boyolali ... ... 133 4. Berkas Mengenai Biaya Pembangunan Kantor Residen

di Boyolali Tahun 1923 yang dikerjakan oleh B.O.W Solo.

Koleksi BARPUS Prov. Jawa Tengah. No. 500 ... 134 5. Peta Daerah Jawa Tengah tahun 1830 ... 133

(23)

xxiii ABSTRAK

Ibnu Rustamaji. C0512028. 2016. Gaya Arsitektur Bangunan Indis di Boyolali

Tahun 1910 - 1915 : Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui gaya arsitektur bangunan Indis yang berada di pusat kota Boyolali dan pengaruhnya terhadap dinamika sosial budaya masyarakat Kabupaten Boyolali tahun 1910 – 1915. Rumusan masalah terkait penelitan ini adalah : 1. Latar belakang berdirinya Kabupaten Boyolali, 2. Perkembangan gaya arsitektur Indis di Boyolali tahun 1910 – 1915, 3. Pengaruh Gaya Arsitektur Indis terhadap dinamika sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Boyolali.

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini menggunakan metode sejarah, yakni : 1. Heuristik, 2. Kritik Sumber, 3. Intepretasi, 4. Historiografi. Teknik pengumpulan data berupa studi dokumen dan studi pustaka. Data kemudian ditulis berdasarkan tata cara penulisan sejarah.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa selama kurun waktu 1910 – 1915, arsitektur Indis memiliki pengaruh besar terhadap dinamika Kabupaten Boyolali. Bertemunya dua budaya yang berbeda antara budaya Eropa dan pribumi yang terjadi telah mempengaruhi kegiatan sehari–hari masyarakat Kabupaten Boyolali. Arsitektur Indis merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa dan Eropa dengan ornamen struktur bangunan disebabkan oleh iklim tropis Indonesia. Bangunan bergaya arsitektur Indis di Boyolali dapat disaksikan di pusat kota Boyolali. Bangunan yang didirikan di antaranya Gedung Soos, Tangsi Militer,

Landraad dan Rumah Sakit Militer. Bangunan lainnya yakni rumah pribadi orang

Eropa, Hotel dan villa.

Simpulan dari penelitian ini adalah latar belakang berdirinya Kabupaten Boyolali awalnya yakni merupakan Pos Tundhan yang berubah status menjadi Kabupaten Gunung Pulisi dan terakhir menjadi Kabupaten Pangreh Praja di bawah pemerintahan Karesidenan Surakarta. Perkembangan gaya arsitektur Indis di Boyolali tahun 1910 – 1915 yakni ditandai dengan bangunan-bangunan pemerintahan dan tempat tinggal di Kabupaten Boyolali, berubah seiring munculnya gaya hidup Indis, seiring datangnya masyarakat Eropa ke Boyolali tahun 1900. Pengaruh Gaya Arsitektur Indis terhadap dinamika sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Boyolali mengakibatkan dampak budaya dan sosial dalam masyarakat. Dampak budaya tercermin pada bahasa, arsitektur dan ilmu pengetahuan. Dampak sosial yakni munculnya golongan dan status sosial masyarakat yang didasarkan atas gaya arsitektur tempat tinggal, gaya hidup Indis dan pendidikan.

(24)

xxiv ABSTRACT

Ibnu Rustamaji. C0512028. 2016. Architectural Style of the building Indis in

Boyolali 1910 – 1915. Studies of History, Faculty of Humanities, Sebelas Maret

University, Surakarta.

This research aims to find out the problems of the Architectural Style of the building Indis in Boyolali 1910 – 1915 who stay in city center and affected by the existence of the Boyolali village from socio-cultural. The problems related to this study are: 1. Knowing the background of the history of Boyolali City, 2. The development of the architectural style of the building Indis in Boyolali 1910 - 1915, 3. Social and cultural impact of the architectural style of the building Indis in boyolali.

In line with the problem above, this research uses methods of historical research in the form of : 1. Heuristics, 2. Source Criticism, 3. Interpretation, 4. historiography. The technic for collecting data by studying documents and literature. Then the data written by the historical writing style.

Results from the study showed that during the period 1910 - 1915, the architecture of Indis have a major influence on the dynamics of Boyolali. The meeting of two different cultures between European and indigenous cultures that happened has affected daily activities-day society Boyolali. Indis architecture is a blend of Javanese and European architectural ornamentation of the building structure due to the tropical climate of Indonesia. Indis architectural style buildings in Boyolali can be seen in the city center or in Jalan Pandanaran Boyolali, and disekitaran Road Merapi and Merbabu. Buildings erected including Soos buildings, military barracks, landraad and military hospitals. The other was the private home of the Europeans, Hotel and Villa.

Conclusions from this research is that back ground of the esthablishment Boyolali city in the first time is Pos Tundhan wich changed its status Kabupaten Gunung Pulisi and finally to the Kabupaten Pangreh Praja under the Karesidenan Surakarta. Development of architectural styles Indis in Boyolali year 1910 - 1915 which is characterized by gouvernment buildings and house buildings, changing by Indis lifestyle, with the coming of European society to Boyolali in 1900. Architectural Style Indis influence of the dynamics of social and cultural Boyolali resulting cultural and social impact in the community. The impact of culture reflected in language, sciene and architecture. Social impact on the emergency of class and social status based on architectural style residence, Indis style and education.

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses akulturasi budaya Eropa Jawa tersebut, bangunan Indis memiliki ciri dan gaya tersendiri yang menjadi penengah antara bangunan Eropa namun tetap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami perubahan fungsi dan gaya arsitektur pada fasade bangunan Stasiun kereta Tanjung Priuk di

Sehubungan dengan Hellen Jesup yang dikutip oleh Handinoto tentang perkembangan Arsitektur Indis di Nusantara yang menyatakan bahwa bangunan kolonial di Nusantara yang sebagian

Wujud bangunan mencerminkan akulturasi arsitektur dari perpaduan gaya arsitektur Jawa dan masjid di Spanyol tercermin dalam tatanan massa, massa bangunan berada di

Gaya arsitektur yang diterapkan pada Lippo Mall yang berada di Jalan Kartika Plaza, Kuta adalah arsitektur modern. Arsitektur modern terlihat dari bentuk bangunan yang sederhana dan

Sementara itu gaya arsitektur lain seperti arsitektur modern, arsitektur kontemporer, arsitektur Timur Tengah, sampai dengan arsitektur kolonial yang muncul pada beberapa bangunan yang

Oleh karena itu, penerapan Arsitektur Kontemporer dapat dijadikan gaya arsitektur pada bangunan apartemen yang berada di Kota Bandung untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal..

Dalam konteks arsitektur tropis masa kini, di mana yang dibicarakan adalah bangunan modern, yang digunakan mewadahi aktifitas modern, serta lokasi bangunan pada umumnya berada di