• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA

KOMISI XI DPR RI DENGAN MENTERI KEUANGAN, GUBERNUR BI, KETUA DEWAN KOMISIONER OJK DAN KETUA DEWAN KOMISIONER

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV

Rapat Ke- : 12

Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka

Hari/Tanggal : Senin, 29 Juni 2020 W a k t u : 10.10 WIB s.d. 15.40 WIB

T e m p a t : Ruang Rapat Komisi XI DPR RI dan Virtual

Ketua Rapat : H. Dito Ganinduto, M.B.A. (Ketua Komisi XI DPR RI) Acara : Penjelasan PMK No. 70/PMK/05/2020 mengenai

Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dalam Rangka Pencepatan Pemulihan Ekonomi Nasional Sekretaris Rapat

Hadir

:

:

Semiyati, SE

(Plt. Kepala Bagian Sekretariat Komisi XI DPR RI) MENTERI KEUANGAN RI (SRI MULYANI)

GUBERNUR BANK INDONESIA (PERRY WARJIYO) KETUA DEWAN KOMISIONER OJK (WIMBOH SANTOSO)

KETUA DEWAN KOMISIONER LPS (HALIM ALAMSYAH)

(2)

JALANNYA RAPAT

KETUA RAPAT (H. DITO GANINDUTO, MBA/F-PG):

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati dan salam sejahtera bagi kita semua

Shalom om swastiastu Namo budhaya

Salam kebajikan

Saudara Menteri Keuangan beserta jajarannya,

Yang terhormat Saudara Gubernur Bank Indonesia beserta jajarannya, Yang terhormat Saudara Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) beserta jajarannya,

Yang terhormat Saudara Ketua Dewan Komisioner, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) beserta jajarannya,

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi XI DPR-RI, dan Hadirin yang berbahagia.

Menurut laporan dari Sekretariat DPR-RI dan Menteri Keuangan, Bank Indonesia, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan dihadiri secara sebanyak 8 orang dan secara virtual sebanyak 6 orang dari 52 Anggota Komisi XI DPR-RI yang terdiri dari 6 Fraksi. Dengan demikian kuorum sebagaimana ditentukan dalam Pasal 279 Ayat (6) dan 281 Ayat (1) Peraturan DPR-RI tentang Tata Tertib. Untuk itu kami mengucapkan Bissmillahirrohmanirohim, ijinkanlah kami membuka Rapat Kerja Komisi XI DPR-RI dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.

Hadirin yang kami hormati.

Mengawali Rapat Kerja hari ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan Puji dan Syukur Kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Rahmat Hidayah dan KaruniaNya, hari ini kita dapat melakukan Rapat Kerja Komisi XI DPR-RI dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner, Otoritas Jasa Keuangan dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan melalui rapat fisik dalam keadaan sehat wal afiat...(suara tidak jelas terputus-putus) marilah kita berdoa bersama-sama...(suara tidak jelas).

Agenda rapat hari ini adalah Penjelasan Peraturan Menteri Keuangan nomor...(suara tidak jelas) PMK.052020 tentang Pertimbangan Uang dan...(suara tidak jelas terputus-putus). Sebagaimana kita ketahui hingga

(3)

saat ini kondisi... dari Pandemi Covid-19 memang menunjukan yang signifikan. Ada beberapa daerah di Republik Indonesia menunjukan kenaikan tentang kasus Covid-19, sehingga pemerintah daerah telah melakukan pembatasan secara skala yang menyebabkan penurunan... masyarakat setempat.

Mengingat belum membaiknya kondisi perekonomian akibat Pandemi Covid-19, masih diperlukan... ekonomi yang.... usaha khususnya disektor riil yang... memanfaatkan.... pemulihan ekonomi, sehingga pemerintah belum...(suara tidak jelas suara terputus-putus) pelaku usaha yang dimaksud untuk... pada masa Pandemi Covid-19 ini. Baikla sebagai dimaksu di atas, kepada kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara adalah pengelola... untuk melakukan.... untuk pengelolaan penangangan kasus ...(suara tidak jelas) huruf e, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.... untuk tentang Pasal 4 huruf e, tentang Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Uang Negara...(suara tidak jelas dan terputus-putus) dengan ketentuan Pasal... Tahun 2020 yang telah yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.

Sesuai dengan kesimpulan Rapat Kerja Komisi XI DPR-RI, serta Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua DK dan OJK dan Ketua DK LPS tanggal 2 Juni Tahun 2020...(suara tidak jelas) akan merumuskan...secara adil dan tetap kehati-hatian dan kesinambungan dalam dalam pembiyaan program...(suara tidak jelas terputus-putus). Oleh sebab itu, rumusan...(suara tidak jelas) .

Pada Rapat Kerja hari ini, Komisi XI DPR-RI akan fokus kepada kebijakan penempatan...(suara tidak jelas terputus-putus) ekonomi nasional yang telah... melalui Peraturan Menteri Keuangan...(suara tidak jelas suara terputus-putus). Kami persilakan kepada saudara Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan untuk... untuk penjelasannya.

Waktu kami persilakan.

MENTERI KEUANGAN RI (SRI MULYANI INDRAWATI, S.E., M.SC., PH.D.):

Terima kasih Pimpinan.

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Kami akan menyampaikan sesuai dengan agenda rapat hari ini, mengenai PMK Nomor 70 Tahun 2020 yang merupakan langkah dari pemerintah didalam rangka untuk segera mempercepat pemulihan ekonomi. Kami mulai dengan landasan hukumnya, seperti tadi yang telah disampaikan oleh pimpinan, bahwa pemerintah telah menetapkan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 yang sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 23, didalam rangka untuk pelaksanaan,

(4)

penanganan dampak Covid kepada perekonomian Indonesia dan di dalam pemulihan langkah-langkah untuk pemulihan ekonomi nasional. Namun dengan kondisi saat ini yaitu sampai dengan akhir Juni, kita mengidentifikasi perlunya kebijakan-kebijakan lanjut di dalam rangka untuk mempercepat pemulihan ekonomi dengan menggunakan seluruh instrumen dan sumber daya yang ada, terutama di dalam mendukung dunia usaha dan sektor keuangan perbankan, untuk mereka bisa segera menggerakan perekonomian indonesia. Maka ini tidak mungkin dilakukan hanya menggunakan untuk belanja anggaran pemerintah saja dan meskipun pemerintah sudah meningkatkan APBN nya di dalam mendukung seluruh langkah-langkah penanganan Covid, apakah itu di bidang kesehatan, bantuan sosial, UMKM dan membantu sektor dunia usaha serta sektor daerah.

Namun kita melihat bahwa yang sangat strategis dari perbankan di dalam rangka untuk mendorong dunia usaha menjadi sangat penting. Oleh karena itu pemerintah kemudian mengambil kebijakan sebagai pelengkap atau komplemen...(suara terputus-putus) di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 dan PP Nomor 23 Tahun 2020 mengenai pemulihan ekonomi. Kebijakan komplemen ini adalah bagaimana kita menggunakan kewenangan Menteri Keuangan sebagai bendahara negara untuk menggunakan seluruhnya dalam rangka untuk mendorong sektor keuangan, terutama dalam mendukung langka-langka ekonomi yaitu memberikan kredit kepada dunia usaha kembali. Kita memahami bahwa saat ini dunia perbankan sedang sibuk banyak sekali melakukan penataan karena banyak sekali cliennya mengalami dampak Covid, sehingga diantara mereka melakukan distracting dan juga langka-langka untuk bisa mendorong lagi dan memperkuat baik...(suara tidak jelas) perbankannya sendiri maupun dari sisi sektor dunia usaha. Yang kedua, inilah yang ingin dibantu atau didukung oleh pemerintah melalu penempatan uang dari pengelolaan dan uang negara di Bank Umum.

Penempatan uang di dalam pengelolaan tersebut, sudah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara. Dimana disebutkan bahwa Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara berwenang menempatkan uang negara. Penempatan uang tersebut kemudian dilakukan dengan lihat... hari ini, oleh karena itu dikeluarkanlah PMK tadi yang merupakan revisi dari peraturan Menteri Keuangan sebelumnya. Jadi pimpinan sebagai dasar hukum untuk langkah untuk menempatan dana pemerintah di bank umum dalam rangka untuk pemulihan ekonomi, adalah didasarkan oleh dua Undang-Undang yaitu Undang-Undang Perbendaharaan Negara, dimana perbendaharaan negara yaitu Menteri Keuangan, berwenang melakukan dan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, tentang Kebijakan Keuangan Negara dan seterusnya dalam rangka untuk menghadapi acaman bahaya yang mengancam perekonomia nasional dan atau stabilitas sistem keuangan menjadi Undang-Undang. Inilah yang menjadi dasar kami.

Peraturan pemerintah sendiri yang bagi bendahara umum negara yang untuk menempatkan uang negara dari....(suara tidak jelas)...dari umum, sejak diatur Tahun 2007, yaitu PP Nomor 39 Tahun 2007. Dan untuk ini dalam konteks kemudian menjadinya Covid dan dampaknya serta bagaimana mendorong pemulihan ekonomi, kami merevisi PMK Nomor 3/PMK.052014 untuk disesuaikan sesuai dengan kondisi saat ini, yaitu penempatan uang

(5)

negara pada bank umum dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. PMK sebelumnya hanya merupakan dalam rangka untuk manajemen khas negara, sekarang kami mengaitkan juga penempatan ini, ini di dalam rangka untuk...(suara tidak jelas).. pemulihan ekonomi nasional. Itu mungkin yang kami sampaikan sebagai dasar hukumnya.

Nah skema yang kita...(suara tidak jelas)... adalah syarat sederhana kami memang Bapak Presiden mengintruksikan kita harus segera menggunakan seluruh instrument resourcesdan kewenangan yang ada di dalam rangka untuk betul-betul mengejar pemulihan ekonomi nasional. Seperti diketahui bahwa kwartal di kedua ini, yaitu antara April hingga dengan Juni. Kita punya hak terhadap perekonomian luar biasa sangat berat, ini karena juga penerpatan PSBB dan yang lain-lain, sehingga kita untuk segera memulihkan agar kwartal ketiga dan keempat, meskipun tetap menjaga disiplin kesehatan. Itulah yang sekarang diupayakan oleh pemerintah.

Nah di dalam rangka untuk mendorong pemulihan ini, seluruh instrumen dan kebijakan dan kewenangan digunakan. Nah salah satunya yang kita lakukan adalah melalui penempatan dana uang negara pada bank umum. Logikanya sangat sederhana, selama ini uang negara ada di Bank Indonesia. Dan dalam rangka kita melakukan manajemen kemudian yang ada di Bank Indonesia yang rata-rata itu bisa di atas 300 triliun.... (suara terputus-putus) mencapai 400 triliun, dengan suku bunga yang dalam hal ini diatur oleh tapi dengan Bank Indonesia adalah kami mendapatkan sekitar 80% dari suku bunga Repo. Jadi sangat rendah suku bunganya. Kalau uang yang sama kita lakukan... (suara tidak jelas) dengan rate of return yang sama, memang memiliki kemampuan untuk kemudian menyalurkan dengan suku bunga yang lebih rendah kepada sektor usaha, terutama dalam situasi saat ini. Oleh karena itu, penempatan uang negara di dalam skema ini sangat sederhana.

Kami menulis susat kepada Bank Indonesia untuk meminta ijin penggunaan pengalihan uang negara tersebut untuk ditempatkan di dalam bank umum. Untuk tahap pertama ini kita menggunakan 30 triliun. Kenapa harus berkoordinasi dengan Bank Indonesia, kami berdua sebagai otoritas fiskal dan otoritas moneter, selain focus untuk pemulihan ekonomi kita juga harus fokus menjaga stabilitas. Oleh karena itu koordinasi ini lebih penting agar agar Bank Indonesia bisa mengelola dari sisi aspek indikasi moneternya. Kami menempatkannya dalam hal ini melalui mekanisme proses leading room. Berbeda dengan yang sebelumnya dimana dilakukan pelelangan untuk umum mendapatkan uang negara ini melalui kriterianya suku bunga, sekarang kita lebih kepada tujuan strategis untuk memulihkan ekonomi, sehingga kami membentuknya dalam bentuk penenpatan deposito... umum mitra. Tujuannya tersebut adalah harus memiliki langkah-langkah untuk memulihkan ekonomi yaitu penggunaan dana kurang tersebut untuk mendorong ekonomi sektor riil. Dan ini kita harapkan atau kemudian bisa memulihkan ekonomi nasional.

Di dalam penempatan dana ini, kami membuat larangan atau yang tidak dibolehkan oleh bank di dalam menggunakan dana tersebut, yaitu dana kurang... tidak boleh dibelikan surat berharga negara. Karena kalau seperti itu mudahnya mendapatkan untung saja dengan... (suara kurang jelas) dengan suku bunga yang lebih tinggi, mereka suka akan mendapatkan keuntungan. Namun dana ini harus dikaitkan dengan mengalirnya kredit terutama kredit modal kerja kembali bagi sektor-sektor riil.

(6)

Yang kedua adalah tidak boleh digunakan untuk transaksi valuta asing. Pelakdsanaan penempatan uang negara pendapatan umum ini adalah di dalam rangka untuk pemulihan ekonomi, kami memilih untuk tahap ini adalah yang berhati-hati yaitu melalui bank Himbara, karena ini adalah pemilik pemerintah. Oleh karena itu kami meminta kepada bank himbara menyampaikan kepada kita karena rencana meraka apabila mereka mendapatkan penempatan dana pemerintah dan inilah yang kemudian yang mendasari kami untuk menggunakan penempatan dana di dalam bank umum yaitu bank himbara...(suara terputus-putus tidak jelas) penempatan selama ini 3 bulan dan...(suara terputus-putus) Bapak Presiden sudah meminta supaya ini diperpanjang, namun kita nanti secara... dengan evaluasi, karena Bapak Presiden juga pada saat yang sama, meminta agar penempatan ini dievaluasi setiap 3 bulan.

Kita terus melakukan monitoring perbulannya kepada masing-masing bank bagaimana penggunaan bank teresebut, sehingga mekanismenya adalah refocusing dengan penempatan selama 3 bulan di refocus.... 6 bulan dan seterusnya. Tingkat bunganya 80% dari BI..(suara tidak jelas).. yang tujuh hari, sehingga dari yang suku bunga sekarang ini sama saja kita menempatkan dana dengan suku bunga hanya 3,42%. Menggunakan ini karena nanti kalau diperiksa BPK, kami harus memiliki tingkat rate of return yang sama dengan yang harus peroleh pada saat kita melakukan dana tersebut di Bank Indonesia. Jadi minimum rate of returnnya harus sama, sehingga tidak dianggap sebagai merugikan negara.

Himbara sudah melakukan informasi dan perencaan penggunaan uang tersebut di dalam rangka untuk mendukung rencana strategis perbankkan di dalam rangka pemulihan ekonomi di sektor riil dan pemerintah akan terus melakukan monitoring dari rencana strategis bisnis yang disampaikan oleh Bank Himabara tersebut di dalam menggerakan sektor riil. Jadi proses penempatan uang dan bank umum adalah.

Satu, pengambilan kebijakan dilakukan melalui beberapa rapat di internal kementerian dengan mengundang Bank Indonesia, OJK, LPS. Ada rapat ditingka Menko tanggal 23 Juni dan sidang Kabinet terbatas pada tanggal 24 Juni 2020. Kemudian kami menerbitkan PMK 10 untuk penempatan uang negara ini yang merupakan revisi dari PMK 3 sebelumnya. Kami melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dengan mengirimkan surat kepada Bank Indonesia pada tanggal 23 Juni, untuk menempatkan 30 triliun kepada Bank Himbara.

Penerbitan Direktorat Jenderal Perbendaharaan diperlukan di dalam rangka untuk penempatan dana dan yang khusus untuk pemulihan ekonomi. Ini beda dengan dirjen sebelumnya yang tujuannya adalah hanya untuk cash manajement. Kemudian dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Bank Himara tersebut dengan Dirjen Perbendaharaan yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, BNI dan BTN tanggal 24 Juni. Nah transaksi dilakukan pada tanggal 25 Juni pagi hari Bapak Gubernur sudah menyampaikan ke saya bahwa sudah komplain sebelum Jam 09 pagi, uang itu sudah ada di dalam Bank Himbara. Dan sekarang Bank Himbara perlu menginformasikan penggunaan uang tersebut di dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Dimana masing-masing menyampaikan di Mandiri akan menyalurkan kredit produktif, padat karya, pertahanan pangan dan mendukung sistem

(7)

logistk nasional. Untuk BRI yang sudah melakukan restructing untuk UMKM akan melakukan ekspansi kredit 6 bulan UMKM sebesar 122,5 triliun dengan segmen segmen mikronya mencapai 8% atau 108,8 triliun. BNI akan melakukan ekspansi kredit pada sektor riil baik untuk korporasi, usaha menengah dan kecil serta konsumen dengan nilai sekitar 15 triliun dan BTN juga akan melakukan kredit, dominasinya adalah penyaluran KPR pada sektor perumahan.

Ini kita diharapkan terus meningkatkan...(suara tidak jelas)...dalam ekonomi. Kami menyampaikan kepada Bank Himbara, minimal mereka harus menyalurkan tiga kali lipat dari apa yang kita tempatkan di bank tersbut dan mereka juga menyampaikan suku bunganya juga bisa juga direndahkan atau diturunkan dengan adanya penempatan dana pemerintah yang memiliki suku bunga yang lebih rendah. Mungkin untuk....(suara tidak jelas)…tersebut kami sampaikan penyaluran dana Bank Mandiri dalam hal ini tujuannya adalah memperluas akses kepada sektor produktif, sektor riil, mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, mendukung program pemerintah dalam pertahanan pangan dan mendukung sistem logistik nasional.

Segmen yang disampaikan oleh Bank Mandiri seperti yang di dalam gambar ini, total penyalurannya 21 triliun...(suara tidak jelas)...adalah dalam periode tiga bulan ini sudah. Kita terus melakukan karena kita mengharapkan untuk setiap rupiah yang ditempatkan di bank tersebut, mereka bisa menyalurkan 3 rupiah atau tiga kali lipat, tapi kita akan melihat dimasing-masing ini. Seperti di dalam presentasi ini, untuk Bank Mandiri ada mikro UMKM dan kurs, kemudian mikro KSM, SMI, komersial dan corporate. Masing-masing memiliki terhadap sektor riil seperti yang ada di dalam rencana penyalurannya. Untuk Bank BRI untuk juga dilakukan untuk penyaluran selama tiga bulan dan dalam hal ini mendukung apa yang sudah dilakukan ekspansi kredit untuk UMKM untuk nasabah BRI. Ekspansi akan difokuskan diproduksi non perdagangan dengan angka sekitar 71,3 triliun atau 58,2%. Untuk penyaluran UMKM didominasi daerah dipedesaan dengan angka 69,03 triliun. Ini yang dilakukan oleh Bank BRI. Untuk BNI mereka menyampaikan untuk segmen small, medium dan corporate dengan jumlah ekspensi seperti yang ada di dalam angka tersebut yaitu 15 triliun dimana untuk bulan Juli 4,9, Agustus 4,9 dan 5,1. Sehingga total 15 triliun di dalam tiga bulan kedepan.Untuk masing-masing sektor adalah sektor perdagangan, pertanian, jasa, industri pengolahan, konstruksi, listrik, air, gas dan pertambangan. Dimana untuk corporate industrinya adalah industri yang berorientasi ekspor. Itu Bank BNI.

Kemudian yang terakhir, untuk BTN, mereka menyalurkan dalam 6 bulan terutamanya 30 triliun dengan komposisi kredit perumahan sebesar 70%. Ekspansi ini difokuskan pada KPR sebesar 5,4 triliun atau 51,6 yang nanti tentu kita berharap punya skill over kepada kontraktor atau developer yang membangun sektor-sektor perumahan. Ini yang kita harapkan akan memberikan sektor riil secara lebih nyata. Kami ingin menyampaikan dislide yang terakhir adalah mengenai bagaimana PMK 70 ini dikaitkan dengan PMK sebelumnya yang diturunkan dari atau pemulihan ekonomi nasional yaitu PP 23. PMK 70 dalam hal ini lebih merupakan mekanisme komplementer terhadap dana yang diatur dalam PMK 6 Tahun 2020 di dalam rangka mendukung restrukturisasi. PMK 60 Tahun 2020 yang diturunkan dari Undang-Undang

(8)

Nomor 2 Tahun 2020 atau Perpu dan turunannya PP 23, khusus adalah untuk mendukung proses restrukturisasi dari perbankan pada sektor usaha, terutama usaha kecil menengah, namun juga masuk kepada sektor korporasi. Oleh karena itu di PMK Nomor.... itu ada istilah.... dan para pelaksana, dimana peserta adalah bank yang akan mendapatkan dana pemerintah di dalam rangka mendukung restrukturisasi.

Jadi dalam hal ini penempatan dana adalah untuk membantu likuiditas dan perbankan melakukan restrukturisasi kredit dan pembiyaan dan dananya berasal dari penerbitan SBN yang dibeli oleh Bank Indonesia dan dananya disimpan pada rekening khusus program di Bank Indonesia. Dengan suku bunganya... tingkat bunga penerbitan SBN yang dipilih oleh Bank Indonesia, yang ini nanti akan masuk dalam MoU mengenai bentuk sharing... dengan Bank Indonesia. Jadi untuk PMK ini tentu masih akan menunggu sharing keperusahaan dari Bank Indonesia dan kami mengenai berapa suku bunga dari SBN yang akan diberi oleh Bank Indonesia langsung untuk kemudian digunakan mendukung sektor perbankan melakukan restrukturisasi. Dan mekanismenya adalah para peserta ataupun…(suara tidak jelas)… pembuat proposal, proposalnya….(suara tidak jelas)….dilihat oleh bank peserta, bank pserta kemudian menyampaikan kepada kami dan kami menempatkan dananya di bank tersebut.

Banyak mengenai PMK ini yang mengatakan bahwa prosedurnya dan prosesnya agak rumit dan bahkan kriterianya juga sangat sulit untuk dipenuhi, sehingga kemungkinan kita juga sudah meminta kepada Bapak Menko untuk melakukan proses melakukan revisi dari PP 23, agar dia bisa lebih mudah dan betul-betul mengakselerasi sesuai dengan tujuan untuk melakukan pemulihan ekonomi.

PMK 64 itu memang dipisah untuk mendukung perbankan agar mau dan mampu melakukan retracing, sehingga segmen usaha memiliki juga nafas dalam menghadapi akbiat Covid-19 yang menurunkan kondisi dunia usaha tersebut. Sedangkan PMK 70, itu tidak ada hubungannya dengan retracing, dia pureadalah intervensi pemerintah untuk mendorong dan mendukung pelaksanaan kegiatan disektor riil, melalui penempatan dana pemerintah dengan suku bunga murah di dalam perbankan untuk kemudian bisa mendukung pelaksanaan normalisasi dari kegiatan sektor riil, melalui sektor perbankan tersebut.

Ibu dan Bapak sekalian.

Sesuai dengan tentu keinginan akuntabilitas dana tata kelola yang baik, monitoring dan pelaporan untuk pelaksanaan penempatan uang negara pada Bank Umum, dilakukan juga secara hati-hati dengan melibatkan semua institusi-institusi. Bahkan Bapak Presiden di dalam sidang ratasnya tersebut tidak mengundang Ketua KPK, Kejaksaan dan Kapolri untuk menyampaikan bahwa apabila melakukan langka penempatan dana ini, karena kita tidak ingin dengan langkah ini nanti kemudian agar akuntabilitas atau ada langkah yang mempertanyakan dan bahkan kemudian menimbulkan hal-hal yang sifatnya tidak baik dari sisi akuntabilitas. Ini melakukan tetap secara hati-hati dan akuntabel dengan monitoring yang dilakukan pengawasan yang dilakukan oleh berbagai tersebut. Jadi pengambilan kebijakan dilakukan secara transparan

(9)

melibatkan Kementerian dan lembaga-lembaga BI, OJK, LPS, kita juga membawah... kemudian penyaluran dana juga kita tetapkan secara terbuka sidang kabinet maupun dalam rapat menko. Dan kemudian untuk pelaksanaan monitoringnya kita juga akan melakukan internal Menkeu, namun kita kita juga mengundang BPKP maupun di dalam hal ini kalau memang ada hal-hal yang dianggap mencurigakan, tentu apara penegak hukum bisa turun. Tapi Inspetorta Jenderal dan BPKP melakukan pengawalan untuk pelaksanaan penempatan dana tersebut.

Kami mungkin kalau dalam hal ini mungkin sudah selesai untuk penempatan dana Ibu-Bapak. Kalau dibolehkan karena kemarin Pimpinan, di Komisi XI berkali-kali ditanya mengenai perubahan dari Perpres 54 Tahun 2020, Pak Dito kami boleh melakukan update sekaligus. Bapak Presiden telah menandatangani dan menerbitkan Perpres 72 Tahun 2020 yang merupakan perubahan postur dan rincian APBN 2020 atau revisi dari Perpres 54. Mungkin secara singkat dari sisi Perpres 72 ini, yang sebetulnya secara substansi sudah kami presentasikan Komisi XI sebelumnya. Sekarang sudah ditetapkan dalam bentuk Perpres. Dimana ada perubahan postur dari sisi pendapatan negara, disini di dalam Perpres 72 menampung hal-hal baru yaitu....(suara terputus-putus) kebijakan insentif perpanjangan untuk dunia usaha. Yang dalam Perpres...(suara terputus) diberikan sampai September, kami akan perpanjang sampai dengan Desember. PPh21 di tangan pemerintah itu untuk PPh21, PPh22 dan...(suara terputus-putus). Untuk belanja negara di dalam Perpres 72 ditampung yang tadinya belum ada di dalam Perpres 54, yaitu untuk subsidi UMKM dan untuk pembayaran resiko bagi kredit modal kerja bagi UMKM. Juga untuk perpanjangan Bansos tunai dan diskor listrik yang tadinya 3 bulan menjadi 6 bulan, dan Bansos tunai kita perpanjang hingga akhir tahun atau Desember, meskipun...(suara terputus-putus) yang lebih rendah. Kemudian juga ada tambahan DIK dan dalam rangka untuk pemulihan ekonomi nasional terutama untuk daerah, dan untuk belanja penanganan Covid lainnya. Sehingga dalam Perpres 72 ini lihat perbedaannya pendapatan negara 176 menjadi...(suara terputus-putus)...1462 menjadi 1464 dengan PNBP tetap hampir mirip dari turun 3 triliun 297 menjadi...(suara terputus). Belanja negara naik dari 2613 menjadi 2739. Dimana untuk pemerintah pusat meningkat terutama untuk alokasi penanganan Covid. Jadi 1851 menjadi 1975. TKDD juga mengalami kenaikan sedikit yaitu dari 762 menjadi 763,9. Devisitnya meningkat dari 5,07% dari DJP 6,34% dari JDP, yaitu 852,9 menjadi 139,3. Dengan pembiyaan yang sama dengan devisit tersebut. Inilah nanti yang menjadi basis bagi kami dan Bank Indonesia untuk bicara mengenai sharing berdasarkan Perpres....(suara terputus).

Mungkin itu yang bisa kami sampaikan. Untuk yang beberapa sifatnya detail, nanti kami di dalam Perpres 72 ini apabila memang diperkenankan.

Demikian Bapak yang bisa kami sampaikan. Untuk hari ini kami bisa memberikan update mengenai proses pemulihan ekonomi nasional. Untuk kesehatan telah mencapai 4,68%, perlindungan sosial 34,06%, untuk sektor bidang pemda 4%, UMKM sudah terealisir 22,74, tapi ini karena ada penempatan dana pada Himbara seperti yang kami sampaikan. Untuk pembiayaan korporasi masih belum ada realisasi dan untuk insentif usaha sudah terealisir 10,14%.

(10)

Demikian Bapak kami sampaikan. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ibu ada burden sharing tidak disampaikan.

MENTERI KEUANGAN RI (SRI MULYANI INDRAWATI, S.E., M.SC., PH.D.):

Tapi boleh mengupdate saja. Mungkin pembicaraan dengan Pak Gubernur yang nanti minggu ini akan selesaikan. Seperti yang diketahui bahwa dengan adanya postur Perpres 72 tadi, maka kami sekarang bicara dengan Bank Indonesia mengenai langkah-langkah untuk sharing yang masih kita upayakan untuk menjaga tata kelola yang baik antara BI dengan Kementerian Keuangan. Beberapa yang sudah disampaikan baik di Badan Anggaran maupun Komisi XI, dan kami beserta Bank Indonesia. Untuk yang hal-hal yang sifatnya dengan manfaat berikut langsung, akan dilakukan berbentuk burden sharing, yaitu untuk bidang kesehatan, perlindungan sosial dan dukungan kepada sektoral pemda, kita akan lakukan bentuk sharing dengan Bank Indonesia, yaitu Bank Indonesia akan menanggung mungkin sampai dengan 100% bunganya.

Kita masih ada beberapa kami yang akan diskusikan dengan Bank Indonesia. Jadi total dari 903,46 keseluruhan Covid di dalam APBN 397 adalah yang menyangkut kepentingan publik, yaitu kesehatan, perlindungan sosial dan dukungan kepada kementerian lembaga pemda untuk mendukung sektoral seperti pertahanan pangan dan lain-lain. Itu 397. Untuk yang sifatnya lebih detail dan nol publik, tapi kepada dunia usaha seperti UMKM, Koporasi ataupun BUMN nilainya 505. Tapi telah menyampaikan kepada Bank Indonesia untuk yang sifatnya publik, ditanggung oleh Bank Indonesia 100% bunganya. Untuk yang non publik kita akan menggunakan seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur kepada kami yaitu diskon 1% dari BI reward repo ratenya. Dan yang non yang... akan ditanggung oleh pemerintah.

Kami melakukan kalkulasi bersama dengan Bank Indonesia mengenai badan sharing ini, dimana 35,9% atau 53,9% total bunga ini ditanggung oleh Bank Indonesia dengan asumsi kalau suku bunga sekarang adalah market rate sekarang adalah 7,36 dengan suku bunga berarti kira-kira 66,5 triliun untuk 10 tahun... untuk SBN 10 tahun kami. Nah kami sekarang...dengan Bank Indonesia melakukan finalisasi mengenai perhitungan komponen ini Bapak dan Ibu sekalian, dan juga mengenai berapa yang melakukan.... langsung punishment dari Bank Indonesia. Ini yang sedang kami finalkan dengan Pak Gubernur mengenai komposisi berapa yanga akan... .seperti isu yang melalui market dan berapa yang akan langsung padas punishment dan komposisi dari skema burden sharing yang ada di dalam poin kedua tersebut.

Demikian Pimpinan yang ingin kami sampaikan, Terima kasih.

(11)

KETUA RAPAT:

Terima kasih kami sampaikan kepada Menteri Keuangan yang telah menyampaikan paparannya pada rapat hari ini.

Selanjutnya kami persilakan kepada Gubenur Bank Indonesia.Kebetulan Gubernur nanti harus meninggalkan 12.30 Pak ya. Mungkin setelah Gubernur ada pertanyaan dari Pimpinan dan Anggota Komisi XI kami persilakan, karena Pak Gubernur akan meninggalkan kita pada 12.30.

Waktu kami persilakan Pak Gubernur.

GUBERNUR BANK INDONESIA (PERRY WARJIYO):

Terima kasih Bapak Ketua.

Yang kami hormati Bapak Pimpinan, anggota Komisi XI DPR-RI, dulu Menteri Keuangan,

Bapak Ketua OJK, LPS beserta seluruh jajarannya,

Bissmillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua,

Shalom Om Swastiastu Namo Budhaya,

Salam kebajikan.

Ibu Menteri Keuangan, dalam proses penempatan karena ini kami berkoordinai secara...(suara tidak jelas) untuk bagaimana menindaklanjuti arahan Bapak Presiden secara cepat dan berkoordinasi dan tentu saja tetap berdasarkan tata kelola yang baik. Bahwa mengkonfirmasi yang tadi disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan dengan berbagai proses koordinasi yang sangat dari tingkat pimpinan sampai ketingkat bawah efektif karena Rabu pagi sudah di bank. Jadi menginformasi saja itu sudah aktif di bank, sesuai yang tadi sudah disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan. Tentu saja ini bentuk lain dari suatu koordinasi yang semangkin erat, bahwa dengan penempatan dari pemerintah dipampang ini untuk mendukung pemulihan ekonomi secara cepat. Itu juga sejalan juga karena langkah-langkah kuantitatif ising yang kami lakukan. Sebagaimana yang kami laporkan sebelumnya kami juga sudah melakukan langkah-langkah kuantitatif... 614,...(suara tidak jelas). Terus Insya Alloh dengan langkah-langkah... ini bisa segera memulihkan ekonomi.

Nomor dua, juga mengkoperasi bahwa dalam prosesnya juga dengan secara tata kelola yang baik dari tingkat highlight meeting Ibu menteri dengan saya, surat dari Ibu Menteri Keuangan kepada saya dan kemudian dan kemudian langsung kepada tingkat Dirjen, disini ada Pak Sugeng yang menangani juga Pak Andin dilakukan sampai ketingkat teknis, sehingga dari Senin kami melakukan.... minggu sore Ibu ya, Senin, Selasa itu bergerak, alhamdulillah di Rabu pagi langsung bergerak. Pemanfaatnya sebagaimana

(12)

tadi sudah disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang, sesuai juga dengan….(suara tidak jelas)…sesuai perjanjian kerjasa yang memang kemudian ditindak, sehingga ini bentuk lain dari koordinasi yang sangat erat dan sangat tepat. Saya kira itu konfirmasi dari sisi tata kelola. Ini alhamdulillah itu juga dilakukan sesuai dengan tata kelola.

Yang ketiga, juga menambahkan untuk melaporkan sekaligus menambahkan yang tadi yang belum burden sharing yang disampaikan oleh menteri. Dan kami sudah mengadakan pertemuan dengan secara erat dengan Ibu Menteri Keuangan beberapa hal yang disampaikan. Bahkan juga kami bisa mempertimbangkan untuk….(suara tidak jelas)… itu juga bisa saja dipertimbangkan untuk sama-sama dengan UMKM.

Itu saja secara detailnya Ibu Menteri Keuangan dan saya sudah janjian untuk segera menindaklanjutnya tata kelola segala macam itu harus dipastikan, supaya ini bergerak. Jadi secara keseluruhan Pak Ketua, untuk mendukung sektor ekonomi ini disamping anggarannya akan lebih cepat, kemudian pendanaan dari APBN, pendanaan BI dan langkah-langkah diperbangkan ini, terus kita lakukan secara koordinasi secara cepat.

Sekalilagi untuk burder sharing, untuk menanggung tidaknya pendanaan, tapi bebannya secara lebih besar. Dapat kami laporkan dengan mekanisme yang sudah kami bicarakan dengan Ibu Menteri Keuangan. Kupon SBN yang semula dibicarakan 67 tirliun dengan mekanisme nanti secara detail kami laporkan. Mohon kalau ini nanti mungkin....(suara tidak jelas)….untuk menambahkan saja, karena tadi sudah disebutkan untuk ini, hanya menambahkan saja dengan mekanisme tadi Pak Misbakhun, mohon ijin. Itu juga yang semula 67 triliun, mala bisa menurun 57 triliun. Jadi dari pemerintah sendiri ada cost saving, yang bunganya sejumlah 67 jadi 50 tirliun. Yang itu juga bagaimana pendanaan dan beban dari pemerintah juga sesuai dengan pembahasan-pembahasna.

Langsung saja Ibu Menteri Keuangan dan saya sudah sepakat untuk seger menindaklanjuti, tentu saja pada waktu yang segera nanti Ibu Menteri dan kami juga mohon waktu Pak Ketua, Pimpinan untuk membahasnya secara lebih detail.

Saya kira itu Pak Ketua, Pak Pimpinan untuk arahan...(terputus). Sekian, terima kasih.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Gubernur Bank Indonesia, Pak Perry.

(13)

OJK (Dr. WIMBOH SANTOSO SE, MSc, Ph.D.):

Terima kasih Pimpinan

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bua kita semua Om Swastiastu

Namo budhaya Salam kebajikan Shalom

Yang kami hormati Bapak Ketua Komisi XI dan Wakil Ketua Komisi XI, dimana ada Pak Cipto, Pak Eriko dan Pak Hatari. Dan,

Bapak-Ibu Anggota Komisi XI yang kami muliakan Yang kami hormati Ibu Menteri Keuangan,

Bapak Gubernur Bank Indonesia, Ketua LPS dan Bapak-Ibu sekalian berbahagia.

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas undangan kepada OJK untuk ikut bersama-sama dalam rapat pada hari ini, dan juga kesempatan ini kami ingin mengupdate beberapa hal yang berkaitan dengan sektor keuangan dan perbankan. Namun kami akan singkat saja.

Sebagaimana rapat sebelumnya kami sampaikan, bahwa restructuring pebankan ini sudah mulai akan melandai, artinya sebagian besar sudah dilakukan di bulan April, di bulan Juni ini sudah agak melandai ya. Ini adalah tanda bahwa sebenarnya...(suara terputus) sudah dilakukan, kalau ada tambahan barangkali tidak terlalu banyak. Dan ini tentunya kita akan minta perbankan untuk mulai memberikan kredit kepada debitur-debitur yang kemarin melakukan restructuringmaupun yang tidak, karena yang tidak masih bagus, ini adalah pontensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Kalau yang restructuringini membutuhkan perhatian khusus, dan itu nanti akan kita coba berdasarkan rencana bisnis yang sampai Desember kemudian akan kita monitor untuk seluruh bank. Persektor terutama kredit-kredit yang selama ini menjadi segment restructuring. Ini kami menyambut baik nanti yang dipresentasikan oleh Ibu Menteri Keuangan, mengenai angka 30 triliun yang ditempat kan di Bank Himbara, ini adalah untuk...(suara terputus) kehatian dan dorongan bagi perbankan untuk lebih dalam memercepat untuk proses pemberian kredit di dalam rangka mendukung recoovery ekonomi. Bahkan kami nanti secara khusus yang 30 triliun ini kita akan minta kepada Bank Himbara, ini dikemanakan, kalau didetail termasuk sektoral dan bahkan juga termasuk nanti perclusternya. Kalau itu UMKM kami monitor secara khusus dan kami akan lakukan rapat koordinasi dan kami laporkan...(suara terputus) secara khusus akan kita monitor. Seperti bagian secara keseluruhan monitoring bisnis plan, perbankan dalam rangka recovery ini.

(14)

Berikutnya bahwa ini juga kami sebagai informasi bahwa ini permodalannya tidak ada maslaah perbankan dan juga likuiditas secara umum juga oke. Karena kemarin stimulus dari Pak Perry menurunkan....(suara tidak jelas)…cukup besar. Jadi and total...(suara terputus-putus). Akan kami sampaikan bahwa memang pada bulan Mei ini, NPL sudah mulai meningkat. Ini sudah kita prediksi semula bahwa...(suara terputus). Peningkatan NPL ini, ini menunjukan bahwa memang beberapa sektor sudah mulai kena imbas dari Covid ini. Sebelumnya kita hanya pemprediksikan, tapi sekarang kenyataannya sudah.

Berikutnya, ini hanya bisa kalau ada kesempatan bahwa masyarakat bisa mempunyai keluasan lagi untuk melakukan aktivitas sosialnya, melakukan aktivitasnya meskipun harus tetap dengan memenuhi Protokol Covidnya. Sehingga ini syarat utama bahwa nanti ini rapid ini kalau kita salurkan efektif betul, itu bisa …(suara tidak jelas)…return bagi perusahaan-perusahannya. Kalau...(suara terputus) kreditnya sudah kita...(suara tidak jelas)….tapi ternyata tidak penghuninya, juga artinya tidak akan memberikan manfaat yang optimal. Transportasi kalau nanti sudah kita...(suara terputus) tapi ternyata tidak ada yang naik, kita akan menjadi masalah. Ini harus sinkron ini. Itu sangat penting untuk kita lakukan bersama-sama. Kami minta juga sangat hati-hati dalam hal nanti mengalokasikan, itu sektor-sektor mana yang betul-betul kalau ini kredit diberikan bisa memberikan menyerap tenaga kerja dan akhirnya bisa tumbuh. Tapi kalau pilihan ini semuanya sudah antusias ya, sektor riil sudah antusias. Kalau kita lihat di jalan-jalan sudah mulai penuh. Ini adalah tanda yang sebenarnya bagus, bahwa ekonomi bisa segera tumbuh. Namun demikian kami juga melihat tanda-tada bahwa Covid ini korbannya di beberapa daerah memang. Nah ini nanti tentunya yang akan kita perhatikan bersama.

Mungkin tapi singkat saja Pimpinan. Itu saja yang mungkin dapat kami sampaikan, apabila nanti ada pendalaman kami siap untuk menyiapkan.

Demikian.

Wabillahit taufiq wal hidayah

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT:

Terima kasih Bapak-Ibu yang telah menyampaikan pemaparan dari Dewan Komisioner OJK.

Selanjutnya kami persilakan dari Dewan Komisioner LPS, Pak Halim.

LPS (HALIM ALAMSYAH): Terima kasih Bapak Ketua.

Yang kami hormati Ketua Komisi XI, Bapak-bapak, Wakil Ketua Komisi XI,

(15)

Ibu Menteri Kuangan, Bapak Gubernur Bank Indonesia, Bapak Ketua OJK dan hadirin sekalian.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera buat kita semua.

Mohon maaf,

Pertama-tama kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas undangan melakukan rapat kerja besama-sama dengan KSSK. Hari ini kami dari Lembaga Penjamin Simpanan, ingin memberikan sedikit informasi, karena ada beberapa pertanyaan Bapak dan Ibu sekalian yang diajukan kepada LPS. Sehubungan dengan persiapan LPS dalam melakukan dukungan terhadap pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional. Seperti diketahui di dalam Pasal 12, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020, LPS diminta untuk mengutamakan pengembalian dana pemerintah yang ditempatkan pada Bank Peserta dalam bentuk simpanan. Dan apabila bank tersebut kemudian harus ditangani oleh LPS.

Dalam konteks ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 maupun dalam konteks penanganan bank, sesuai dengan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan atau PPKSK. LPS dapat melakukan penanganan melalui opsi-opsi....(suara tidak jelas)...risk bank penempatan modal sementera. Namun dapat kami kemukakan, bahwa untuk bank yang sistemik, tidak ada opsi untuk melakukan likuidasi, sehingga apa bila bank peserta program pemulihan ekonomi gagal, dengan skala dan besarnya peran tersebut dalam perekonomin kita yang sering disebut dengan bank sistemik, maka penanganannya adalah dengan melakukan penanaman modal sementera. Dengan demikian tidak ada unsur terjadinya kerugian bagi uang negara yang ditempatkan di bank tersbut.

Selanjutnya terdapat pertanyaan, bagaimana mekanisme pembayaran premi untuk uang negara yang ditempatkan di bank umum tersebut. Dapat kami sampaikan, mekanismenya adalah mengikut Pasal 9, Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-Undang LPS. Di dalam peraturan pasal tersebut, disebutkan bahwah, setiap bank peserta penjaminan wajib membayar premi penjaminan sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode yang dibayarkan dua kali dalam satu tahun. Dengan demikian, premi penjaminan dibayarkan oleh bank, bukan oleh pemerintah. Dan premi tersebut tentu menjadi bagian dari biaya dana dari bank, namun dengan mendapatkan manfaat proteksi penjaminan dari LPS sebagai membalas jasanya...(suara tidak jelas)…..yang dilakukan LPS atas uang negara yang ditempatkan dalam bank umum sebelumnya. Dapat kami sampaikan bahwa sejak awal, penempatan dana tersebut diarahkan pada bank-bank yang sehat dan kuat, yang tadi kami sampaikan sebagai basis kami. Dimana bank-bank ini mengikuti ketentuan Undang-Undang PPKSK tidak ada obsi untuk melakukan likuidasi, dengan demikian LPS wajib melakukan penyelamatannya.

Dalam konteks inilah sesuai dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2020, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, LPS dapat melakukan langkah-langkah antisipasi baik dalam bentuk pemeriksaan bersama dengan OJK terhadap kondisi bank tersebut. Maupun menyiapkan dana apabila LPS…(suara tidak

(16)

jelas)…..akan menangani bank tersebut sebagai bank gagal. Dalam hal LPS akan mengalami kesulitan likuiditas, jika menangani di bank tersebut, maka berdasarkan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, LPS diberikan kewenangan untuk mengambil langkah-langkah penjualan atau repo atau surat berharga negara yang dimiliki LPS kepada Bank Indonesia, menerbitkan....(suara tidak jelas)… hutang, melakukan pinjaman kepada pihak lain atau meminta pinjaman kepada pemerintah. Saat ini LPS sedang menyiapkan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tersebut, sekaligus mempersiapkan rancangan peraturan pemerintah yang terkait dengan kewenangan tadi. Kepada dasarnya, LPS nanti akan dapat mengikuti melakukan penjualan atau repo surat beharga negara ke Bank Indonesia, dan kita akan menerbitkan peraturan internal, peraturan tata cara penerbitan oleh LPS, serta peraturan internal tata cara pinjaman kepada pihak lain.

Selanjutnya ada pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana LPS melaksanakan fungsi turun aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan. Seperti diketahui di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS.

Pasal 5 disebutkan bahwa:

a. LPS memiliki ruang lingkup tugas merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turun aktif memelihara stabilitas sistem perbankan, dan salah bentuk pelaksanaan tugas tersebut adalah evaluasi dan penetapan atas kebijakan tingkat bunga penjaminan. b. Merumuskan dan menetapkan dalam melaksanakan kebijakan

penyelesaian bank gagal atau yang sering disebut dengan resolusi bank, baik yang berdampak sistemik maupun yang tidak berdampak sistemik,

Sejauh ini untuk pelaksanaan tugas tersebut, telah dilakukan antaralain dengan melakukan proses likuidasi yang telah dilakukan 102...(suara tidak jelas)…satu bank umum, dengan biaya pembayaran ada pihak ketiga sebesar 1,95 triliun, dengan biaya resolusi mencapai 1,24 triliun.

Dua, kami melakukan penyelamatan, satu bank umum, dengan biaya resolusi sebesar 3,6 triliun. Surat fungsi surveilans dan koordinasi dengan OJK atas kondisi inidividual bank tertentu, serta sekaligus melakukan langkah-langkah dispasi apabila ada yang terbit dengan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

Yang terakhir, terkait dengan pertanyaan seberapa lengkap basis data LPS, terutama yang terkait dengan kondisi likuiditas bank, dapat kami sampaikan bahwa dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang PPKSK, serta yang telah hadir Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. Tugas pokok LPS pada dasarnya menangani bank yang mengalami permasalahan solvabilitas, bukan permasalahan likuiditas. Tugas LPS dalam memelihara stabilitas sistem perbankan, ada pada proses yang terakhir. Sementara dalam kebutuhan LPS sehari-hari, terutama yang terkait dengan masalah likuiditas tadi. Kami memperoleh data tersebut dari Bank Indonesia dan OJK selaku Otoritas

(17)

Pengawas. Akses dana yang dapat kami peroleh langsung dari bank adalah data simpanan.

Demikian Bapak-Ibu sekalian kami ucapkan terima kasih, dan mohon arahan serta masukan dalam acara rapat kerja kita hari ini.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh KETUA RAPAT:

Baik terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dewan Komisioner LPS, yang telah menyampaikan pemaparannya, dengan demikian tadi sudah kita dengarkan bersama dalam Rapat Kerja hari ini mengenai Keterangan Pemerintah dalam PMK 70 oleh Kementerian Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Dewan Komisioner OJK dan Dewan Komisioner LPS.

Baik, selanjut kami persilakan kepada Pimpinan dan Anggota Komisi XI memberikan pendalaman mengenai hal-hal yang telah disampaikan oleh pemerintah. Serperti biasa karena kita sekarang masih Covid dan masih New Normal Transisi, jadi kita masih hybrid, seperti biasa kita puter per fraksi, kemudian setelah itu penjelasan dari pemerintah atau masih ada pertanyaan bisa kita lanjutkan lagi, tapi prioritas kepada yang hadir disini.

Yang pertama kami persilakan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

F-PDIP (DOLFIE O.F.P):

Terima kasih Pimpinan. Dari Fraksi PDIP.

Pada kesempatan pertama akan melakukan pendalaman Pak Mustofa. Silakan Pak.

F-PDIP (Dr. H. MUSTHOFA, SE., MM):

Baik terima kasih.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati, Pak Cipto, para pimpinan semuanya.

Yang saya hormati dan juga OJK, Gubernur BI, terima kasih Gubernur BI, terima kasih Dewan Komisioner LPS.

Sungguh sangat menarik apa yang disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan...(suara tidak jelas) ini sudah mengatur secara utuh yang saya sebut sebelum membaca ini atau mengatur secara sesungguhnya apa yang

(18)

akan kita...(suara terputus-putus) sudah terdampak. Juga satu hal lagi yang...(suara tidak jelas dan terputus-putus) satu hal yang menarik dari saya adalah satu... bahwa 30 triliun yang akan mendapatkan di himbara ini mulai dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN, yang rencananya masing-masing akan menyalurkan kredit...(suara terputus) sesuai dengan data yang disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan tadi, kalau Mandiri 21 triliun, BRI 122...triliun, BNI 15 triliun juga BTN... triliun. Yang menjadi pertanyaan saya adalah satu bahwa seberapa besar kontribusi bank ini akan ikut membantu pemulihan ekonomi nasional, berapa lama ini waktunya Ibu Menteri. Ini yang...(suara terputus-putus). Artinya kalau ada uang segini, karena saya melihat dari OJK, ini semuanya dalam kondisi bagus atau yang akan mendapat penempatan dana ini, baik dari...(suara tidak jelas) dan sebagainya. Di bank umum ini sudah tidak kurang sudah ditambahkan lagi. Cuma yang sekarang ini yang perlu saya tanyakan adalah berapa lama, karena evaluasinya 3 bulan akan ada evaluasi dari OJK dan 6 bulan dan hasilnya hanya itu. Yang terbentuk bagaimana selama mendapat tambahan dana dari negera ini, 30 triliun itu untuk memberikan kontribusi untuk pemulihan ekonomi nasional. Yang satu itu.

Yang kedua dari OJK. Untuk sistem dikasih resiko, kalau bank umum inikan semuanya sudah bagus...(suara tidak jelas) apa kita melibatkan bank swasta itu. apakah yang dianggap mampu untuk pemulihan ekonomi hanya himbara saja atau bank swasta...(suara terputus-putus) kenapa tidak dipesertakan...(suara terputus-putus tidak jelas) tapi yang dapat prioritas ini adalah himbara menindak untuk OJK. Karena LPS tadi disampaikan juga penempatan dan lain sebagainya suatu ketentuan peraturan-peraturan tadi apakah ini nanti di LPS. Kembali lagi kalau misalnya ada persoalan baru akhir nanti menjadi ternyata dangkal diambil alih dan lain sebagainya. Sehingga pada hayatnya untuk kali karena terus terang saja kalau kita melihat sedang viral sekarang ini Ibu Menteri, Pak Presiden marah-marah...(suara tidak jelas). Jangan-jangan nanti uang yang 30 triliun ini masuk di bank umum, nanti...(suara terputus-putus) untuk tingkat bank kesehatan saja, karena apa, sesungguhnya Ibu Menteri pada saat ini orang ramai...(suara tidak jelas.... terputus-putus) informasi Ibu Menteri, siapa yang mengawasi untuk penyerapan anggaran itu, sampai anggaran itu sekali penyerapannya. Kalau itu terjadi jangan sampai uang yang sesungguhnya sudah mulai... tidak tersalur dengan baik.

Rancangan dan model apa yang dilakukan oleh Ibu Menteri Keuangan luar biasa kalau saya cermati satu persaut-satu, itu tidak ada, masyarakat susah itu saya yakin tidak ada, pasti semuanya bahagia dengan angka-angka ini kalau betul-betul supaya akan terlaksana dengan baik. Harapan saya cuma satu, untuk jadwal waktu...(suara terputus-putus) terhadap masyarakat ini...(suara tidak jelas)… bisa dirasakan oleh masyarakat, artinya Pandemi Covid ini segera selesai, untuk pemulihan ekonomi segera bisa tertangani dengan baik, Insha Allah mudah-mudahan kita kembali tetap meredeka untuk di republik ini. Merdeka dalam kemandirian ekonomi betul-betul segera.

(19)

Untuk awal ini saya tiga poin itu saja soal waktu...(suara tidak jelas terputus-putus).

Terima kasih.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih Pak Mustofa.

Dari Fraksi Partai Golkar. Silakan Pak Misbakhun.

F-PG (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, S.E., M.H.):

Terima kasih Pak Ketua.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi XI,

Yang saya hormati Anggota Komisi XI yang saya hormati, Menteri Keuangan beserta jajaran yang saya hormati,

Gubernur Bank Indonesia beserta jajarannya yang saya hormati, Ketua Dewan Komisioner OJK beserta jajarannya yang saya hormati, Ketua Dewan Komisioner LPS (Lembaga Penjamin Simpanan yang saya hormati),

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Saya akan memberikan sebuah apresiasi pada langkah-langkah pemerintah ini, kenapa sudah lama kita menunggu langkah-langkah konkrit pemerintah dalam rangka program yang disebut tadi oleh Pak Ketua pada pembukaan rapat dan oleh kita Menteri Keuanga dalam pembukaan sebagai kebijakan yang bersifat komplementatif di dalam struktur kita ada Perpres APBN dan kemudian ada PP soal...(suara tidak jelas)…dan ini adalah menterinya ada disini.

Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan. Kalau kita lihat dari apa yang disampaikan oleh pemerintah, pertama melalui mekanisme perpu yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. Kemudian ada Perpres 54 yang kemduian direvisi menjadi Perpres Ibu Ketua, dan kemudian mekanisme itu menjadi fostur dan kemudian ada mekanisme melalui PP 23 Tahun 2020. Saya ingin menyampaikan begini, kalau kita lihat perhatikan,....(suara tidak jelas)…itu program pemulihan ekonomi, ini ada lagi komplementari dari itu sendiri. Tujuan PEN di PP itu adalah program untuk

(20)

melindungi mempertahankan meningkatkan ekonomi tarap laku usaha dalam menjalankan usaha dan ini adalah langkah yang menurut saya sekian dari untuk...(suara terputus-putus). Pgoram dilaksanakan dengan prinsip... (suara tidak jelas).

a. akses...(suara tidak jelas)

b. sebesar-besarnya kemakmuran rakyat c. mendukung pelaku usaha,

d. menerapkan kaidah-kaidah kebijakan yang penuh kehati-hatian serta tata kelola yang baik, seleratif.... akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. tidak menimbulkan orang hazard,

f. pembagian biaya resiko antara antara pemangku kepentingan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing,

Saya ingin... program dana ini. Kalau tadi diawal paparan Ibu Menteri menyampaikan...bahwa program dana ini pemerintah punya kewenangan melalui Undang-Undang Perbendaharaan, kemudian melalui APBN dan kemudian cerita yang lain. Kemudian apakah dana penempatan ini satu-satunya cara kita untuk mengatasi permasalahan ekonomi akibat dari Covid ini. Tadi Pak Mustofa juga menyampaikan bahwa Presiden kemarin dalam Pidatonya sangat tegas, kita juga perlu tahu, karena itu... pidato... Juni yang lalu. Tapi dalam pidato itu seriusmengatakan, krisis, krisis, krisis dan krisis. Kalau video pendek itu saya tidak salah Presiden bicara krisis itu... disampaikan ada 12 atau 14 kali kalau saya catat Presiden bicara itu.

Saya ingin menyampaikan, ini satu-satunya cara pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini. Tadi Dr. WIMBOH SANTOSO SE, MSc, Ph.D. (OJK): mengatakan, di bulan Mei sudah mulai ada...(suara tidak jelas). Cerita mereka dalam menganai termasuk mekanisme.... ini Tahun 2008. Ketika terjadi krisis global...(suara tidak jelas)….mengalami...(suara terputus-putus) masalah yang lebih serius saya melihat, dan belajar dari negara-negara lain untuk menyelesaikan bagaimana krisis akibat pandemi diatasi, itu singgle policy. Kalau kita lihat dari pemerintah ada UMKM, disana ada subsidi bunga yang sebesarnya 35 triliun, terus mengatakan bahwa subsidi bunga itu adalah sebuah hal baru dalam sejarah kita menangani ini. Kita tahu ultra mikro 500 miliar, itu semuanya menggunakan subsidi bunga. Nah kemudian dalam penempatan ini, kalau dilihat dari paparan halaman 6, ini hanya menggunakan metode penempatan dana, anggaran di APBN nya belum ada. Pemerintah dengan keleluasaan likuiditas yang tinggi ini, saya tidak melihat perbendaharaan disini bu, padahal dia yang harus hadir disini karena urusannya sangat serius menyangkut dia.

MENTERI KEUANGAN RI (SRI MULYANI INDRAWATI, S.E., M.SC., PH.D.):

Sudah dijawab, tapi dia ikut icon Pak. Tapi karena ada salah satu pertemuan yang dihadiri orang yang positif covid, jadi kami tidak melakukan.

(21)

F-PG (H. MUKHAMAD MISBAKHUN, S.E., M.H.):

Terima kasi.

Bisa memahami bu.

Nah, saya ingin menyampaikan begini bu, bahwa ini ada mekanisme perintah punya dana yang jumlahnya sangat besar, kemudian digeser ke dana penempatan, bentuknya adalah deposito, besarnya 20% dari...(suara tidak jelas)…pemerintah BI...(suara terputus-putus). Nah ini yang ingin saya tanyakan adalah, apakah itu satu-satunya cara pemerintah...(suara terputus-putus tidak jelas) jumlah, itu ada, karena narasinya yang dibangun baru UMKM. kemudian yang berikutnya bu, kalau kita perhatikan bahwa menimbulkan moral hazard, pemeritah ini kan menteri keuangan, itukan bendahara umum negara, sebagai pemegang saham BUMN. Tapi pemerintah ini adalah Menteri Keuangan sebenarnya Bendahar Umum Negara, itu adalah pemegang sahamnya adalah Badan Usaha Milik Negara. Kemudian melakukan...(suara terputus) dibagian Usaha Milik Negara banknya, walaupun di dalam PMK 70, PMK 05 ini jelas, bahwa ada mekanisme bermitra, bank umum yang nanti akan melakukan sebagai bank mitra, mitra ini nanti akan melakukan kerja sama pemitraan dengan Dirjen Perbendaharaan, melalui keputusan Dirjen Perbendaharaan seperti Bank Mitra Umum ini.

Berarti kalau kita lihat mekanismenya, nanti pemerintah ini ada istilah Bank Peserta, Bank Pelaksana walaupun PP ini masih berlaku walaupun nanti rencananya akan direvisi. Kemudian di sana ada dana...(suara terputus) berjalan, kemudian antara Bank Peserta dan Pelaksana itu menggunakan skeme be to be, tapi di dalam PMK ini sangat menyimpang jauh dalam pelaksanaan bank, Dirjen Perbendaharaan dengan Bank Umum yang mendapatkan penempatan itu melakukan perjanjian kemitraan. Saya tidak tahu ini, maksud perjanjian kemintraan ini seperti apa. Apakah penempatan dana itu akan menjadi sebuah mitra, dan kemudian kemitraan itu membuat mereka bisa mengatur. Itu bu.

Kemudian pertanyaan masalah moral hazard ini bu penting. Untuk itu karena ini sifatnya Bank Umum, pemeritah harus segera mensertifikasi dana penempatan ini yang lain, supaya apa, orang hazard....(suara tidak jelas)…sebagai milik BUMN dan Saham Menteri Keuangan, kemudian menempatkan dananya sendiri di sana. Ini bagian dari mengingatkan bu.

Kemudian yang ingin saya sampaikan yaitu mengenai skema tidak dibolehkan bank itu untuk melakukan beli valuta asing dan kemudian membeli surat berharga negara. Kami ini mekanismenya bu, mekanismenya dengan dana penempatan itu. Apakah kita bisa menjamin itu, karena apa, begitu orang mendapatkan dana penempatan, otomatis dia akan mendapatkan kelonggaran likuiditas. Begitu dia mendapatkan kelonggaran likuiditas, ia memang uang yang dia berasal dari penempatan itu, siapa yang menjamin dia akan...(suara putus) mau tidak mau-mau...(suara terputus-putus) dibandingkan dengan perbankan yang lain. Siapa yang menjain bahwa likuiditas seperti dia, dia tidak menggunakan yang lain, membeli SBN atau membeli valuta asing. Sementara dia setiap hari melakukan transaksi valas. Dimana kita bisa menjamin bahwa uang itu tidak digunakan, tidak mungkin tidak melakukan transaksi valas setiap hari. Sama kemudian....(suara tidak jelas)….uang kita yang ada didompet, tiba-tiba baru yang datang dari ATM,

(22)

datang dari amplop coklat, dan sebagainya, kan kita sudah tidak bisa memisahkan. Ini mau kita pakai bayar pakir uang dari ATM atau uang dari amplop coklat kita, kita tidak bisa memisahkan. Sementara kita mendapatkan kelonggaran likuiditas yang didompet ini. Inilah kalau menurut saya, ini hati-hati membuat ketentuan ini. Jangan sampai aturan ini membelenggu pihak perbankan itu sendiri.

Pertanyaan saya berikutnya mengenai mekenisme penempatan ini bu. Skemanya ini menggunakan skema treasure dealing room. Berarti anggaran ini dana yang selama ini tidak ada...anggaranya di dalam struktur APBN kita. Ini hanya adalah pemerintah sebagai bendahara umum negara mempunyai likuiditas menganggur, digunakan oleh pemerintah untuk membantu likuiditas itu. Mohon maaf bu. Berarti pemerintah mempunyai skenario, APBN tidak akan kita habiskan, sebagian uangnya...(suara tidak jelas) dan ini akan mempengaruhi apa, ketika pemerintah membutuhkan uang, dan ini yang sudah diingatkan oleh Presiden, Presiden kemarin, soal apa, soal pencairan anggaran, karena apa, mau tidak mau uang kita di dalam bentuk likuiditas dalam bentuk... deposito...(suara terputus). Ketika membutuhkan itu mendadak, mereka tidak menggunakan, tidak bisa dapakai untuk dana transfer daerah, belanja pemerintah tertahan dan sebagainya. Nah inilah yang saya tanyakan, apakah efektivitas ini sudah diperhitungkan oleh pemerintah, karena apa, negara kita melakukan dana penempatan ini cuma Tahun 2008 sangat singkat dan tidak masif permasalahan kita dan...(suara terputus-putus) yang dalam terhadap pertumbuhan, tidak menimbulkan kontraksi yang dalam terhadap penerimaan bajet kita dan tidak menimbulkan permasalahan yang serius dalam pelebaran devisit. Nah ini yang harus menjadi pertanyaan bagi kita, kenapa aturannya seperti ini, mekanisme dana penempatan ini tanyakan.

Kalau ada yang mengatakan, bahwa dana penempatan ini merupakan punya pengalaman, story kita bukan story….(suara tidak jelas)…soal penempatan ini bu. Modeling penyelesaian struktur ekonomi itu banyak. Inilah kemudian saya ingin menyampaikan, LPS mengatakan...(suara terputus) dana di buku itu yang sudah menjadi Undang-Undang. Bahwa dana pemerintah...(suara teputus) ketika perbankan menghadapi masalah. Kenapa kemudian LPS masih berbicara bahwa bukan harus membayar premi penjaminannya... LPS dimana. Diantara skema perbankan ini kalau skema dana penempatan, LPS dibetulkan, mereka dapat...(suara terputus) pemerintah masih dapat bunga, karena memang bunganya tidak optimal. Tapi LPS mendapat manfaat tidak ada potongannya. Nah ini harus dipikirkan juga, karena apa, Undang-Undang nomor 2 itu mengatakan, bahwa penempatan dana pemerintah itu prioritaskan dikembalikan lebih dahulu ke pemerintah, dana pemerintah itu terhadap bank bermasalah ketika pemerintah melakukan penempatan. Nah in harusnya dipikirkan di PMK ini bahwa kalau perlu ditingkat LPS ini berarti apa, ini berubah menjadi sinkronisasi ditingkat pemerintah ketika membahas PMK 70 ini, karena apa, tadi Dr. WIMBOH mengatakan, bahwa tidak...(suara terputus) tapi Bapak sudah mengatakan, MPL kita sudah mulai naik. Artinya apa, secara kita akan mengahadapi permasalah likuiditas itu.

Berikutnya adalah bahwa mekanismenya hanya permasalahan likuiditas itu diselesaikan dengan dana penempatan, dimana...(suara tidak jelas) terkait apa, terkait PLJP, terkait dengan bantuan likuiditas khusus. Nah ini yang

(23)

saya tidak melihat sebuah permasalahan ini secara komprehensif, kita secara parsial. Apakah ini yang benar pernah diingatkan oleh Bapak Presiden bahwa kita sense of crisis. Secara keseluruhan kita pikir secara normal untuk menyelesaikan ini. Contoh ini, saya melihat...(suara terputus) OJK... halaman 15. OJK lah yang paling tahu berapa itu butuh uang, butuh likuiditas. Kalau seperti ini, tadi saya bicara soal moral hazard, artinya apa, pemerintah sebagai pemegang saham, hanya ingin menyelematkan pemiliknya sendiri dan ini tidak membangun....(suara tidak jelas)….kenapa, yang besar semangkin besar...negara semangkin kuat...dengan yang lain, karena singnal pemerintah hanya diberikan kepada pemerintah. Ini kalau disebut yang ini, menjadi penggeseran uang, uang, uang yang disimpan di bank swasta,...semua. Kalau dilihat dari skema ini, OJK yang mengetahui prudentialnya,...Menteri Keuangan tidak ada disini jika dilihat di dalam urusan penempatan. OJK membuat...coba OJK halaman 15, minta tolong disampaikan OJK halaman 15. Inikan OJK menyempatan diri menempatkan dirinya seakan-akan dia punya peran dengan garis putus-putusnya, tapi coba perhatikan halaman 6 laporan Menteri Kuangan, OJK tidak ada, tidak dilibatkan. Ini kan pura-pura OJK pura-pura dia dilibatkan.

Coba halaman 6, laporan pakar Menteri Keuangan, tidak ada disini OJK dilibatkan. Kalau tadi OJK ingin dilibatkan. Nah inilah kalau menurut saya yang harus benar menjadi perhatian sama pemerintah, kenapa, kalau urusan modal, itu dengan permasalahan...permasalahannya dengan urusan likuiditas Pak, rusan penjaminan kita berikan kredit risk kita berikan penjamina, likuiditas kita berikan likuiditas. Nah inilah kalau menurut saya Pak Ketua, menurut saya, satu...bahwa kita ingin memastikan bahwa skema ini adalah skema terbaik, supaya apa, ini kita sudah... secara khusus oleh Bapak Prsiden, kita ini Komisi XI ini seakan-akan tidak menjalankan fungsinya, yang mengingatkan ini adalah Presiden, artinya apa, kalau saya hanya ingin menambahkan diri saya sendiri dengan yang disampaikan oleh Presdien itu, untuk lebih serius lagi kita mengingatkan pemerintah dalam...hubungan kita itu lebih serius untuk lagi melihat detail program itu implemented apa tidak.

Itu saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang baik.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Baik selanjutnya kami persilakan Fraksi Gerindra.

F-P. GERINDRA (SUSI MARLENY BACHSIN, SE, MM.):

Terima kasih Pak kapoksi saya sudah mempercayakan saya untuk bertanya sebelum Beliau.

Yang saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi XI, Yang saya hormati Menteri Keuangan,

(24)

Yang saya hormati Bapak Gubernur BI,

Yang saya hormati juga Komisioner OJK dan Komisioner LPS,

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pertanyaan PMK Nomor 70/PMK05 Tahun 2020, dana ini akan menjadi dukungan likuiditas untuk restrukturisasi kredit atau pembiyaan dana, karena memberikan tambahan kredit pembiayaan modal kerja kepada usaha mikro tapi menengah UMK, untuk nya koperasi. Kemudian otoritas fiskal dapat menempatkan uangnya di Bank Umum, nantinya disebut sebagai Bank Mitra. Sebanyak 30 triliun dana pemerintah yang sebelumnya di tempatkan dai BanK Indonesia akan ditempatkan di Bank Umum Milik Negara. Upaya ini perlu juga dicermati lebih lanjut, karena mekanisme sedang lama sekali dan dana pemerintah tidak basis dana yang cukup untuk dapat nilai kebutuhan riil likuiditas bank, misalnya 30 triliun yang ditempatkan ditempat Bank BUM, itu hanya 1% saja dari total deposito yang ada di Bank BUMN. Sehingga penempatan dana dengan total 30 triliun tersebut, terbagi mempu memprogres ekstansi kredit...(suara terputus-putus). Jadi tujuan penempatan dana untuk memberikan dukungan likuiditas pada perbankan ditengah...(suara terputus-putus) modal, saya tentunya mengapresiasi langkah fiskal yang dilakukan oleh pemerintah, namun ada perhitungan dari 10 triliun untuk dua bank, BRI, Bank Mandiri dan 5 triliun untuk dua bank BTN dan BNI.

Dengan total kredit yang direstrukturisasi serta rencana pemberian kredit modal kerja, dampaknya jadi berapa besar sektor riil ini yang perlu kita atasi kembali, karena. Saya rasa... (suara terputus) saya rasa ini terlalu kecil.

Yang kedua, perbankan memiliki tiga segment, debitur yang dapat dimanfaatkan. Yakni debitur yang direstrukrisasi, debitur untuk keperluan....(suara tidak jelas)….dan debitur baru. Tiga segement tersebut memiliki profil resiko yang berbeda, namun dalam masa pandemi semua dapat dikategorikan sama, lantaran konsumsi masyarakta membuat hampir semua sektor tidak banyak...(suara tidak jelas). Kalau seandai penyelur ini gagal, maka resiko yang ditanggung bank pun menjadi lebih berat, yakni resiko kredit dan resiko likuiditas yang semangkin berat karena uang bank yang ikut...(suara tidak jelas). Oleh sebab itu jika sebagai pengawas, harusnya melakukan pengawasan yang efektif yang mendukung tentang Bank BUMN. Ini menyalurkan kredit dengan tetap memperhatikan tata krama yang baik terhadap pelaksanaannya, karena yang baik agar pelaksanaannya dapat membantu sektor riil, serta litigasi resiko. Antara otoritas dengan perbankan, kami terus dijaga untuk memberikan kepastian pelaksanaan dari penemapatan dana tersebut.

Dan yang terakhir, dalam konteks kebijakan fiskal, MPK 65/MPK nomor 05 Tahun 2020, tentang Tata Cara Pemberian Subsidi, bunga subsidi margin kredit untuk pembiayaan usaha....(suara tidak jelas)….dan menengah ditambah dikeluarkannya PMK 70/PMK052020...(suara terputus-putus) kedepan agar pelaksanannya ini di lapangan benar-benar bisa terlaksana itu. Jadi agar supaya lancar jalannya. UMKM yang mendapat subsidi dan bunga, kemudian UMKM tersebut mengakses modal kerja perbankan harus tetap

(25)

diberikan kelakuan yang sama. Jadi jangan sampai terjadi alasan untuk bisa relaksasi kredit kemudian memberikan alasan tidak dapat mengakses kredit, modal kerja atau UMKM kepada perbankan.

Saya rasa itu saja Bapak Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Ibu Susi.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Nasdem, Pak Fauzi Amro.

F-P. NASDEM (FAUZI H. AMRO, M.Si.):

Saya sedikit saja Pak, karena Pak Misbakhun sudah banyak, terus dia tidak bisa tidur gara-gara PMK 70 ini.

Pak Ketua, Pak Hatari, Ibu Menteri, Pak Perry, Pak Wimboh dan Pak Halim yang saya hormati dan saya banggakan.

Saya hanya sedikit saja Bu.

Mengingatkan bahwa apresiasi langkah pemerintah mulai dari Perpu, Undang-Undang Nomor 2, Perpres Nomor 54, Perpres 74, PMK 70, PMK 64 ini sebuah langkah-langkah pemerintah yang sangat dalam kondisi ekstra ini yang harus dilakukan.

Saya cuma mengingatkan Bu, bahwa melihat pidato Pak Presiden kemarin, tidak tau siapa yang menyebar, tapi beberapa data yang kita lihat itu mungkin Segneg yang menyebarkannya. Pengaruh juga bu, bahwa apa yang diinginkan oleh pemerintah itu kadang-kadang diskonek juga dengan para pembantunya. Ini yang memungkinkan mengingatkan kita semua bahwa yang dilakukan oleh Pak Jojowi apapun yang dilakukan demi kepentingan rakyat, termasuk mengeluarkan Perpres, mengeluarkan lain-lainnya.

Saya hanya mengingatkan saja...(suara terputus-putus) hari ini masalah PMK 70, fostur dan burden sharing...(suara terputus-putus) kewenangan Ibu, karena Undang-Undang Nomor 2 mengatakan seperti itu dan kita tidak bisa berkutik, kecuali konsultasi selama 3 tahun kedepan.

Yang kedua, PMK 70 dan PMK 64. Dulu kita burder sharing dengan Pak Perry, bahwa PMK 64 itu, warung Pak Perry ini belum laku Pak, artinya belum ada perbankan yang mengajukan likuiditas. Kira-kira seperti itu. Persoalannya adalah ruwet bu, ruwet dan ruwet. Itulah yang dibuat OJK terlalu ruwet menurut saya, sehingga...(suara terputus-putus) dalam PMK 64 maupun Bank Peserta, harusnya mengajukan likuiditas perbankan. Itu satu yang menjadi catatan.

Yang kedua adalah PMK 70. PMK 70 ini bu, perimbas seperti PMK 64. Nah ini maksud saya itu. Diwanti-wanti betul itu, niat kita baik, tapi tidak ada resesinya. Nah dengan aturan yang, saya sepakat dengan mengatakan bahwa OJK...(suara terputus-putus) OJK memang berat kebutuhannya, mana sehat

(26)

dan mana yang tidak sehat. Nah ketika OJK menetapkan hal seperti itu, maka Bank Indonesia ataupun Perbendaharaan di Kementerian Keuangan, itu bisa...(suara tidak jelas). Ini harus cepat Pak Mustofa, sudah 4 bulan ini, belum ada di perbankan yang digelunturkan, sehingga keluarnya PMK 70. Saya hanya mengingatkan itu bahwa, aturan yang ruwet, ruwet, ruwet itu coba didiskusikan lagilah, jangan sampai ketakutan nanti kita semua sehingga seolah-olah mengelontarkan uang ini, kita akan bicara, menggelontarkan uang ini...(suara terputus-putus). Stimulus dana PMK dengan ini kita serapkan, ini menjadi sorotan juga bagi kita bu. Saya yakin bahwa kita mengingatkan kembali kepada Ibu Menteri Keuangan dan kawan-kawan yang lain, supaya segeralah merealisasikan anggaran-anggaran yang sudah dialukan, jangan sampai kita bicara ini kertas kosong bu, ketakutan-ketakutan yang luar biasa yang menghantui kita, sehingga seolah-olah kalau dilontarkan ini ada sesuatu yang berdampak hukum.

Mungkin itu Pak Dirjen yang dapat disampaikan. Ada eksekusi yang konkrit dalam PMK 70 ini atau lebih, sehingga PMK 70 ini berbeda dengan PMK 64 yang menjadi ketakutan bagi OJK, sehingga aturannya sangat ruwet. Sampai hari ini menurut Pak Perry kemarin, warung BI ini belum laku Pak Dito, karena apa, karena keruwetan yang dibuat oleh OJK. Saya minta ke Dr. WIMBOH SANTOSO SE, MSc, Ph.D. (OJK):, coba aturan-aturan yang dikeluarkan oleh OJK itu jangan sampai membebankan Bank Peserta maupun bank...(suara tidak jelas) karena poksi judul kita hari ini masalah PMK 70.

Itu beberapa hal Pak Dirjen yang dapat saya sampaikan, terima kasih. Nanti putaran kedua bisa Ibu...(suara tidak jelas).

Terima kasih.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Baik selanjutnya dari PKB, Ibu Ella atau Pak. Silakan.

F- PKB (BERTU MERLAS, ST.):

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Menteri Keuangan, Ketua OJK, Gubernur Bank Indonesia, Ketua LPS beserta jajaran semua.

Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah untuk sektor UMKM ini. ini penempatan 30 triliun ini saya kira tujuan utamanya itu adalah UMKM. Namun disini saya ingin menjelaskan sedikit. Yang dimaksud dengan UMKM itu sampai nilai berapa. Kalau misalnya nilainya 10 miliar, satu

Referensi

Dokumen terkait

Memerlukan ruang kelas, studio, laboratorium, dan bengkel (program studi teknik pada Program studi yang fokus pada keilmuan dengan fasilitas sarana/prasa rana ruang Program studi

Penilaian terhadap objek wisata Bumi Kedaton Resort ini sangat diperlukan untuk mengetahui nilai ekonomi dari objek wisata yang melibatkan pengunjung sebagai penilai, maka

Dalam permainan kasti, lemparan mendatar dilakukan saat melakukan operan kepada kawan dan juga untuk mematikan lawan. Teknik dalam melakukan lemparan mendatar

Rumusan masalahnya yaitu: bagaimana melakukan analisa forensik mobile terhadap ponsel Android serta akun LinkedIn menggunakan teknik static forensic; bagaimana

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga berhak mendapatkan hak mereka, disamping pendidikan yang membantu perkembangan jasmani mereka yakni pedidikan pada raga, mereka juga

Jadi sistem pakar Æ kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi kenakalan remaja dalam iklan Fruit Tea versi “Pulo

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan rahmat serta Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa memberikan syafaat kepada umatnya