• Tidak ada hasil yang ditemukan

11-17 November Sudahkah Saudara Berubah? HALAMAN 3 NYANYIAN: 69, 106

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "11-17 November Sudahkah Saudara Berubah? HALAMAN 3 NYANYIAN: 69, 106"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

11-17 November

Sudahkah Saudara

B erubah?

HALAMAN 3 NYANYIAN: 69, 106

18-24 November

Buatlah Keputusan Pribadi

dengan Bijak

HALAMAN 13 NYANYIAN: 27, 83

25 November–1 Desember

Merintis Membuat Kita

Semakin Akrab dengan Allah

HALAMAN 22 NYANYIAN: 95, 104

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,

34567

September 15, 2013

Vol. 134, No. 18 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

˝

Sudahkah Saudara Berubah?

˝

Buatlah Keputusan Pribadi dengan Bijak

Tempat dan cara kita dibesarkan sangat memengaruhi

pandangan dan pilihan kita. Bagaimana agar pilihan kita

sesuai dengan kehendak Allah? Apa yang bisa membantu

kita melaksanakan keputusan yang kita buat?

Artikel-artikel ini akan membantu kita memeriksa diri dengan

jujur.

˝

Merintis Membuat Kita

Semakin Akrab dengan Allah

Kita akan membahas delapan alasan mengapa kita bisa

lebih akrab dengan Yehuwa kalau kita merintis. Jika

Sau-dara seorang perintis, bagaimana SauSau-dara bisa bertekun

meskipun ada tantangan? Jika Saudara ingin merintis

dan ingin merasakan berkat-berkatnya, apa yang perlu

Saudara lakukan?

(3)

KITA semua sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan cara kita dibesarkan. Itu memengaruhi cara kita berpakaian, ma-kanan yang kita sukai, dan tingkah laku kita. Mengapa? An-tara lain karena pengaruh orang-orang di sekitar kita dan apa yang kita alami dalam hidup.

2 Namun, ada yang jauh lebih penting daripada makanan

dan pakaian yang kita pilih. Misalnya, dari kecil kita diajar tentang berbagai hal yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang tidak boleh. Kebanyakan hal itu sifatnya pribadi dan berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Hati nurani kita pun bisa memengaruhi pilihan kita. Alkitab mengata-kan bahwa sering kali ”orang-orang dari bangsa-bangsa yang tidak memiliki hukum, secara alami melakukan perkara-perkara yang terdapat dalam hukum”. (Rm. 2:14) Tetapi,

1, 2. Apa pengaruh lingkungan dan cara kita dibesarkan?

Sudahkah Saudara B erubah?

”Berubahlah dengan mengubah pikiranmu.”—RM. 12:2.

BISAKAH SAUDARA MENJELASKAN? Mengapa semua orang Kristen harus berubah?

Perubahan apa yang harus dibuat setiap orang Kristen? Bagaimana kita bisa membuat perubahan yang dibutuhkan?

(4)

apakah ini berarti bahwa selama tidak ada hukum yang jelas dari Allah, kita boleh ikuti saja kebiasaan keluarga kita dan kebiasaan yang umum di daerah kita?

3 Setidaknya ada dua alasan penting mengapa orang

Kris-ten tidak boleh begitu. Pertama, Alkitab mengingatkan kita, ”Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian.” (Ams. 16:25) Se-bagai manusia yang tidak sempurna, kita tidak punya ke-sanggupan untuk menentukan apa yang benar-benar bisa membimbing kita. (Ams. 28:26; Yer. 10:23) Kedua, Alkitab menunjukkan bahwa tren dan kebiasaan dunia ini dipenga-ruhi dan dikendalikan Setan, ”allah sistem ini”. (2 Kor. 4:4; 1 Yoh. 5:19) Jadi, jika ingin diberkati dan disayangi Yehuwa, kita perlu mengikuti nasihat di Roma 12:2.—Baca.

4 Ada beberapa hal penting yang dicatat di Roma 12:2

yang perlu kita perhatikan. (1) Mengapa kita perlu ’ber-ubah’? (2) Perubahan itu mencakup apa? dan (3) Bagaima-na kita bisa berubah? Mari kita bahas pertanyaan ini satu per satu.

MENGAPA PERLU BERUBAH?

5 Kata-kata rasul Paulus dalam suratnya kepada orang

Roma ditujukan untuk orang Kristen terurap, bukan untuk

3. Apa dua alasan orang Kristen tidak mengikuti kebiasaan yang diterima umum?

4. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

(5)

orang non-Kristen atau masyarakat umum. (Rm. 1:7) Pau-lus mendesak mereka untuk berubah dan ’berhenti dibentuk menurut sistem ini’. Bagi orang Kristen di Roma yang hidup sekitar tahun 56 M, ”sistem ini” mencakup standar, gaya hi-dup, tata cara, dan kebiasaan khas orang Roma. Paulus menggunakan kata ’berhenti’, yang menyiratkan bahwa ma-sih ada di antara mereka yang terpengaruh oleh sistem itu. Seperti apa pengaruhnya atas saudara dan saudari kita pada masa itu?

6 Dewasa ini, wisatawan yang mengunjungi Roma bisa

me-lihat puing-puing kuil, makam, monumen, arena, teater, dan bangunan lainnya. Beberapa bahkan dibuat pada abad per-tama. Peninggalan-peninggalan itu memberi petunjuk ten-tang kehidupan sosial dan agama di Roma kuno. Di buku-buku sejarah, kita juga bisa membaca mengenai permainan gladiator, pacuan kereta kuda, serta pertunjukan drama dan musik dalam beragam tema, yang beberapa di antaranya ca-bul. Roma juga merupakan pusat perdagangan yang mak-mur. Ada banyak kesempatan untuk mencari uang di sana. —Rm. 6:21; 1 Ptr. 4:3, 4.

7 Walaupun punya banyak kuil dan patung dewa-dewi,

orang Roma tidak punya hubungan akrab dengan dewa-dewi

6, 7. Pada zaman Paulus, bagaimana keadaan sosial dan agama menjadi tantang-an bagi ortantang-ang Kristen di Roma?

(6)

yang mereka sembah. Bagi mereka, agama itu hanya ritual untuk kelahiran, pernikahan, dan pemakaman, sebagai bagi-an dari kehidupbagi-an sosial mereka. Ini pasti menjadi tbagi-antbagi-ang- tantang-an karena itulah latar belaktantang-ang kebtantang-anyaktantang-an ortantang-ang Kristen di Roma. Jadi, mereka memang perlu berubah agar menjadi orang Kristen sejati. Dan, perubahan itu akan terus berlang-sung bahkan setelah mereka dibaptis.

8 Seperti Roma, dunia dewasa ini juga menjadi ancaman

bagi orang Kristen yang berbakti. Mengapa? Karena roh du-nia ada di mana-mana. (Baca Efesus 2:2, 3; 1 Yohanes 2:16.) Setiap hari, kita berhadapan dengan keinginan,

pikir-an, prinsip, dan moral dunia. Kita selalu berada dalam baha-ya karena bisa terpengaruh oleh hal-hal itu. Jadi, ada banbaha-yak alasan mengapa kita harus mendengarkan nasihat terilham untuk ’berhenti dibentuk menurut sistem ini’ dan ’berubah’. Apa yang harus kita lakukan?

APA YANG PERLU DIUBAH?

9 Seraya belajar Alkitab dan menerapkannya, seseorang

mulai membuat kemajuan rohani dan mengubah jalan hidup-nya. Ia tidak lagi ikut dalam kegiatan yang menyangkut agama palsu dan membuang sifat-sifat buruk yang dulu ia

8. Bagaimana dunia ini menjadi ancaman bagi orang Kristen dewasa ini?

9. Sebelum memenuhi syarat untuk dibaptis, banyak orang membuat perubahan apa?

(7)

miliki, lalu mengembangkan kepribadian Kristen. (Ef. 4:22-24) Kita senang melihat ratusan ribu orang membuat kema-juan seperti itu tiap tahun. Mereka memenuhi syarat untuk dibaptis sebagai lambang pembaktian kepada Allah Yehuwa. Ini pasti membuat hati Yehuwa senang. (Ams. 27:11) Tetapi coba pikir, apakah perubahan itu saja sudah cukup?

10 Sebenarnya, perubahan ini mencakup lebih daripada

membuat kemajuan atau meningkatkan mutu. Sebuah pro-duk bisa saja dikatakan lebih bermutu, tapi pada dasarnya masih produk yang sama. Mungkin ada satu macam bahan baku yang ditambah dan kemasannya dibuat lebih bagus. Se-buah kamus Alkitab mengatakan bahwa kata ”berubahlah” di Roma 12:2 berarti memperbarui atau mengubah pikiran kita dengan kuasa roh kudus. Jadi, perubahan yang perlu di-buat orang Kristen tidak hanya meninggalkan kebiasaan bu-ruk, kata-kata kotor, dan perbuatan amoral. Ada orang yang tidak belajar Alkitab tetapi bisa dikatakan berupaya untuk ti-dak melakukan hal-hal itu. Maka, apa yang tercakup dalam perubahan yang harus dibuat orang Kristen?

11 Paulus menulis, ”Berubahlah dengan mengubah

pikir-anmu.” Dalam Alkitab, kata ’pikiran’ mencakup sikap, ke-sanggupan berpikir, dan apa yang cenderung kita pikirkan.

10. Mengapa perubahan berbeda dengan peningkatan mutu?

(8)

Dalam suratnya kepada orang Roma, Paulus menyebut ten-tang orang-orang yang berada dalam ”keadaan mental yang tercela”. Mereka penuh dengan ’ketidakadilbenaran, kefasikan, keinginan akan milik orang lain, keburukan, ke-dengkian, pembunuhan, percekcokan, tipu daya’, dan hal-hal lain yang merusak. (Rm. 1:28-31) Tidak heran, Paulus mendesak hamba-hamba Allah yang dibesarkan dalam ling-kungan seperti itu untuk ’berubah’ dan ’mengubah pikiran mereka’.

12 Sayangnya, kita dikelilingi oleh orang-orang seperti itu

di dunia ini. Menurut mereka, orang yang berkukuh pada prinsip dan peraturan itu kuno dan tidak toleran. Para guru dan orang tua mengajarkan sikap serbaboleh dan mendu-kung cara berpikir ”bebas”. Bagi mereka tidak ada hal yang mutlak; semuanya relatif. Bahkan banyak orang yang meng-aku religius merasa bebas melmeng-akukan apa yang mereka rasa benar, tidak wajib menaati Allah dan perintah-perintah-Nya. (Mz. 14:1) Sikap ini bisa sangat berbahaya bagi orang Kris-ten sejati. Jika lengah, mereka bisa punya pandangan yang sama terhadap pengaturan teokratis. Mereka mungkin tidak mau mengikuti pengaturan di sidang dan bahkan mempro-tes apa pun yang tidak mereka sukai. Atau, mereka bisa jadi

12. Menurut Saudara, bagaimana cara berpikir orang-orang sekarang? Bagaima-na sikap ini bisa berbahaya bagi orang Kristen?

(9)

tidak sepenuhnya setuju dengan nasihat berdasarkan Alkitab tentang hiburan, Internet, dan mengejar pendidikan tinggi.

13 Demikian pula, agar tidak lagi dibentuk oleh dunia ini,

kita perlu dengan jujur memeriksa bagaimana sesungguh-nya sikap dan perasaan kita, tujuan dan prinsip hidup kita. Orang lain mungkin tidak bisa melihat hal-hal itu. Mereka mungkin bilang kita baik-baik saja. Namun, hanya kita-lah yang paling tahu apakah pelajaran yang kita dapat dari Alkitab sudah mengubah dan terus mengubah kita dalam hal-hal itu.—Baca Yakobus 1:23-25.

BAGAIMANA PERUBAHAN TERJADI

14 Perubahan itu mencakup batin kita, jadi kita perlu

se-suatu yang dapat menembus sampai ke dalam diri kita. Apa yang bisa membantu? Sewaktu belajar Alkitab, kita tahu apa yang Yehuwa minta dari kita. Nah, reaksi kita terhadap hal itu menunjukkan apa yang ada dalam hati kita dan apa saja perubahan yang perlu kita buat untuk bertindak selaras de-ngan kehendak Allah yang sempurna.—Rm. 12:2; Ibr. 4:12.

15 Baca Yesaya 64:8. Ilustrasi yang nabi Yesaya gunakan

mengajar kita hal penting. Bagaimana Yehuwa sebagai Pera-jin Tanah Liat membentuk kita sebagai tanah liat? Tentu

13. Mengapa kita perlu memeriksa diri dengan jujur?

14. Apa yang bisa membuat kita tahu hal apa saja yang harus diubah?

(10)

saja, Ia tidak mengubah kita secara fisik, misalnya membuat penampilan kita menjadi lebih menarik. Yehuwa menyedia-kan pelatihan rohani, bumenyedia-kan jasmani. Jika kita membiarmenyedia-kan Dia membentuk kita, itu akan menghasilkan perubahan da-lam batin kita, atau secara rohani. Itulah yang kita butuh-kan untuk melawan pengaruh dunia. Bagaimana pembentuk-an ini terjadi?

16 Untuk membuat kerajinan tanah liat yang bagus,

se-orang perajin menggunakan bahan berkualitas tinggi. Na-mun, ada dua hal yang perlu ia lakukan. Pertama-tama, ta-nah liat perlu dicuci agar bersih dari bahan-bahan yang tidak perlu. Lalu, tanah liat harus dicampur dengan air dalam jum-lah yang pas agar tetap empuk selama dibentuk.

17 Perhatikan bahwa air digunakan baik untuk

member-sihkan tanah liat maupun membuatnya cukup empuk agar bisa dibentuk menjadi kerajinan, bahkan yang indah. Demi-kian juga, apakah Saudara bisa melihat peranan Firman Allah dalam kehidupan kita? Itu bisa membantu kita mem-bersihkan cara berpikir kita yang lama sewaktu tidak menge-nal Allah dan mengubah kita menjadi sesuatu yang ber-harga di mata Allah. (Ef. 5:26) Pikirkan seberapa sering

16, 17. (a) Jelaskan cara seorang perajin mengubah tanah liat menjadi kerajin-an ykerajin-ang indah. (b) Bagaimkerajin-ana Firmkerajin-an Allah membkerajin-antu kita untuk berubah men-jadi sesuatu yang berharga bagi Yehuwa?

(11)

kita didesak untuk membaca Alkitab setiap hari dan ru-tin menghadiri perhimpunan, tempat Firman Allah dibahas. Mengapa kita dianjurkan untuk melakukan itu semua? Ka-rena dengan begitu, kita merelakan diri dibentuk Yehuwa. —Mz. 1:2; Kis. 17:11; Ibr. 10:24, 25.

18 Jika kita ingin Firman Allah mengubah kita, tidak

cu-kup hanya rutin membaca dan mempelajarinya. Itu baru permulaan. Banyak orang membaca Alkitab secara rutin sehingga cukup mengenal isinya. Kita mungkin pernah ber-temu dengan orang seperti itu dalam pengabaran. Ada yang bahkan bisa hafal ayat-ayat Alkitab.1 Namun, hal ini ti-dak banyak berpengaruh pada jalan hidup dan cara berpikir mereka. Apa yang kurang? Seseorang harus membiarkan Fir-man Allah masuk ke lubuk hatinya agar itu bisa meme-ngaruhi dan mengubahnya. Jadi, kita harus merenungkan apa yang telah kita pelajari. Kita bisa bertanya pada diri sendiri, ’Apakah saya yakin ini bukan cuma ajaran aga-ma? Apakah saya sudah lihat buktinya kalau inilah kebenar-an? Lagi pula, apakah saya sudah terapkan ini dalam hidup saya, tidak hanya mengajarkannya pada orang lain? Apa-kah saya merasa seolah-olah Yehuwa bicara langsung dengan

1 Lihat contoh di Menara Pengawal 1 Februari 1994, halaman 9,

para-graf 7.

18. (a) Mengapa kita perlu merenung agar Firman Allah memengaruhi dan mengubah kita? (b) Pertanyaan apa saja yang bisa membantu kita?

(12)

saya?’ Dengan memikirkan dan merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita akan memiliki hubungan yang le-bih dalam dengan Yehuwa. Kita akan semakin mengasihi Dia. Begitu hati kita tersentuh, perubahan yang positif akan terjadi.—Ams. 4:23; Luk. 6:45.

19 Dengan membaca dan merenungkan Firman Allah

se-tiap hari, kita akan termotivasi untuk terus melakukan hal yang kemungkinan besar sedang kita lakukan, yaitu ’me-nanggalkan kepribadian lama bersama praktek-prakteknya, dan mengenakan kepribadian baru, yang melalui pengetahu-an ypengetahu-ang saksama terus-menerus diperbarui’. (Kol. 3:9, 10) Ya, kita bisa terus berhasil melakukannya jika kita semakin memahami Firman Allah dan merasakan pengaruhnya. Kita akan memiliki kepribadian Kristen yang baru yang akan me-lindungi kita dari siasat licik Setan.

20 ”Sebagai anak-anak yang taat, berhentilah dibentuk

me-nurut keinginan yang kamu miliki sebelumnya,” kata rasul Petrus, tetapi ”hendaklah kamu juga menjadi kudus dalam seluruh tingkah lakumu”. (1 Ptr. 1:14, 15) Jika kita berusa-ha sebisa-bisanya menyingkirkan cara berpikir dan tingkah laku kita yang dulu dan mau berubah, kita akan mendapat banyak berkat, sebagaimana yang akan kita bahas di artikel berikutnya.

(13)

KEPUTUSAN! Keputusan! Setiap hari kita membuat keputusan. Apa pendapat Saudara soal membuat keputusan? Ada orang yang ingin memutuskan sendiri segala sesuatu. Dia merasa berhak mem-buat keputusan sendiri dan tidak suka jika orang lain memutuskan sesuatu untuknya. Namun, ada orang yang tidak berani membuat keputusan besar dalam kehidupan. Ada juga yang membaca buku panduan atau meminta nasihat dari seorang pakar dan bahkan mem-bayar mahal agar mendapat saran yang dia rasa perlu.

2 Sementara itu, banyak di antara kita tahu bahwa ada hal-hal

yang tidak bisa kita putuskan sendiri. Tetapi, kita senang kare-na dalam banyak bidang kehidupan, kita bisa membuat keputusan

1, 2. Apakah S audara senang membuat keputusan? Bagaimana perasaan S au-dara tentang keputusan-keputusan yang telah S auau-dara buat?

Buatlah Keputusan Pribadi

dengan Bijak

”Percayalah kepada Yehuwa dengan segenap hatimu dan

jangan bersandar pada pengertianmu sendiri.”—AMS. 3:5.

APA JAWABANNYA?

Apa maksudnya menggunakan pikiran yang sehat sewaktu membuat keputusan?

Bagaimana kita bisa belajar membuat keputusan dengan bijak? Apa yang bisa membantu kita melaksanakan keputusan yang kita buat?

(14)

pribadi. (Gal. 6:5) Walau begitu, kita bisa jadi mengakui bahwa ti-dak semua keputusan kita itu bijak atau bermanfaat.

3 Sebagai hamba Allah, kita senang karena Ia menyediakan

ba-nyak petunjuk yang jelas dalam berbagai bidang kehidupan yang penting. Kita tahu bahwa jika kita mengikutinya, keputusan kita akan bermanfaat bagi kita sendiri sekaligus menyenangkan Yehuwa. Namun, bisa saja kita menghadapi masalah dan keadaan yang ti-dak secara langsung disebut dalam Firman Allah. Bagaimana kita akan membuat keputusan? Misalnya, kita tahu mencuri itu salah. (Ef. 4:28) Tetapi, apa sebenarnya mencuri itu? Apakah itu ditentu-kan oleh alasan barang itu dicuri, nilainya, atau hal lain? Bagaima-na kita membuat keputusan dalam hal-hal yang tidak diperinci da-lam Alkitab? Apa yang bisa membimbing kita?

GUNAKAN PIKIRAN YANG SEHAT

4 Sewaktu kita akan membuat keputusan penting, rekan Kristen

kita mungkin menyarankan untuk memikirkannya baik-baik. Itu memang nasihat yang baik. Agar kita tidak cepat-cepat mengambil keputusan, Alkitab mengingatkan, ”Setiap orang yang tergesa-gesa pasti menuju kekurangan.” (Ams. 21:5) Tetapi, apakah itu berarti kita cukup berpikir dengan cermat, tidak tergesa-gesa, masuk akal, dan mempertimbangkan segala segi? Semua itu bisa membantu kita

3. Petunjuk apa yang kita dapat dalam membuat keputusan? Namun, ada tan-tangan lain apa?

4. Nasihat apa yang mungkin kita terima sewaktu akan membuat keputusan pen-ting?

(15)

mengambil keputusan yang benar, tapi ada hal lain lagi yang terca-kup.—Rm. 12:3; 1 Ptr. 4:7.

5 Memang, tidak ada orang yang bisa sepenuhnya berpikir dengan

benar. Mengapa? Kita semua lahir dalam keadaan berdosa dan ti-dak sempurna sehingga tubuh dan pikiran kita jauh dari kesempur-naan. (Mz. 51:5; Rm. 3:23) Selain itu, banyak di antara kita dulu adalah orang-orang yang pikirannya ’dibutakan’ oleh Setan, tidak kenal Yehuwa dan standar-standar-Nya yang benar. (2 Kor. 4:4; Tit. 3:3) Jadi, jika kita mendasarkan keputusan hanya pada apa yang kita rasa benar dan masuk akal, kita bisa menipu diri sendiri, meski kita sudah memikirkannya baik-baik.—Ams. 14:12.

6 Walaupun tubuh dan pikiran kita jauh dari kesempurnaan,

Bapak surgawi kita, Yehuwa, sempurna dalam segala sesuatu. (Ul. 32:4) Syukurlah, Ia telah menyediakan apa yang kita butuhkan untuk mengubah pikiran kita dan mengembangkan pikiran yang se-hat. (Baca 2 Timotius 1:7.) Sebagai orang Kristen, kita ingin

ber-pikir, bernalar, dan bertindak secara masuk akal. Untuk itu, kita harus menguasai atau mengendalikan pikiran serta perasaan kita dan meniru cara Yehuwa berpikir, merasa, dan bertindak.

7 Pertimbangkan sebuah contoh. Di kalangan imigran tertentu,

ada kebiasaan mengirim bayi mereka yang baru lahir kepada keluar-ga di nekeluar-gara asal, akeluar-gar mereka sendiri bisa terus bekerja dan mencari

5. Mengapa kita tidak bisa sepenuhnya berpikir dengan benar?

6. Apa yang bisa membantu kita mengembangkan pikiran yang sehat?

7, 8. Ceritakan pengalaman yang menunjukkan bahwa seseorang bisa membuat keputusan yang baik meski mengalami tekanan dan kesusahan.

(16)

uang.1 Seorang wanita yang tinggal di negeri asing melahirkan bayi laki-laki yang lucu. Kira-kira pada waktu itu, ia mulai belajar Alki-tab dan membuat kemajuan rohani yang bagus. Teman-teman dan luarga mulai mendesak dia dan suaminya untuk mengirim si bayi ke-pada kakek-neneknya. Tetapi, karena sudah belajar Alkitab, wanita ini sadar bahwa sebagai orang tua, dia diberi tanggung jawab oleh Allah untuk membesarkan anaknya. (Mz. 127:3; Ef. 6:4) Apakah ia harus mengikuti kebiasaan yang masuk akal bagi banyak orang? Atau, apa-kah ia harus mengikuti apa yang ia pelajari dari Alkitab, dengan risi-ko mengalami kesulitan erisi-konomi serta diejek orang? Apa yang akan kita lakukan jika berada dalam situasi seperti itu?

8 Karena stres dan tertekan, wanita ini mencurahkan hatinya

ke-pada Yehuwa untuk mencari bimbingan. Sewaktu membicarakan si-tuasinya dengan guru Alkitab-nya dan beberapa orang lain di sidang, ia mulai memahami pandangan Yehuwa atas masalah itu. Ia juga mempertimbangkan kerusakan emosi yang bisa terjadi jika anak-anak yang sedang bertumbuh dipisahkan dari orang tuanya. Setelah memikirkan baik-baik nasihat Alkitab, ia menyimpulkan bahwa ti-daklah benar jika ia mengirim bayinya. Suaminya melihat para ang-gota sidang mengerahkan upaya untuk membantu dan ternyata ba-yinya tumbuh sehat dan bahagia. Ia menerima pelajaran Alkitab dan mulai menghadiri perhimpunan bersama istrinya.

9 Itu baru satu contoh, tapi itu menunjukkan bahwa

mengguna-1 Alasan lain di balik kebiasaan ini adalah kakek-nenek bisa memamerkan

cucu mereka kepada keluarga dan teman-teman.

9, 10. (a) Apa artinya menggunakan pikiran yang sehat? (b) Bagaimana kita bisa melakukannya?

(17)

kan pikiran yang sehat tidak hanya berarti mengikuti apa yang kita atau orang lain rasa benar dan masuk akal. Pikiran dan hati kita yang tidak sempurna bagaikan jam yang bisa saja bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat. Kita akan celaka jika dituntun olehnya. (Yer. 17:9) Kita perlu menyetel ulang hati dan pikiran kita dengan menggunakan standar Allah yang andal.—Baca Yesaya 55:8, 9.

10 Alkitab menasihati kita, ”Percayalah kepada Yehuwa dengan

segenap hatimu dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Dalam segala jalanmu, berikanlah perhatian kepadanya, dan ia akan meluruskan jalan-jalanmu.” (Ams. 3:5, 6) Perhatikan pernyataan ”jangan bersandar pada pengertianmu sendiri”. Itu diikuti dengan ”berikanlah perhatian kepada [Yehuwa]”. Dialah Pribadi yang be-nar-benar memiliki pikiran yang sehat. Jelaslah, kapan pun harus membuat keputusan, kita perlu berpaling pada Alkitab untuk men-cari tahu pandangan Allah. Lalu, kita mesti membuat keputusan berdasarkan hal itu. Itulah maksudnya menggunakan pikiran yang sehat—meniru pikiran Yehuwa.

LATIHLAH DAYA PEMAHAMAN SAUDARA

11 Tidaklah mudah untuk belajar membuat keputusan yang

bi-jak dan melaksanakannya, terutama bagi mereka yang baru da-lam kebenaran atau yang baru mulai membuat kemajuan rohani. Namun, mereka bisa melakukannya. Alkitab menggambarkan me-reka sebagai anak kecil. Bagaimana anak kecil bisa belajar ja-lan tanpa jatuh? Kuncinya adalah meja-langkah sedikit-sedikit dan

(18)

terus mengulanginya. Mereka juga seperti itu dalam hal membuat keputusan. Ingatlah, Paulus menyebut orang yang matang sebagai orang ”yang karena penerapan telah terlatih daya pemahamannya untuk membedakan apa yang benar maupun yang salah”. Kata-kata ”karena penerapan” dan ”terlatih” memaksudkan usaha yang ber-ulang-ulang dan terus-menerus. Itulah yang perlu dilakukan oleh mereka yang masih baru.—Baca Ibrani 5:13, 14.

12 Seperti disebutkan di awal, setiap hari kita harus membuat

ba-nyak keputusan, yang besar dan kecil. Menurut sebuah penelitian, le-bih dari 40 persen tindakan kita dibuat berdasarkan kebiasaan, bukan karena dipikir baik-baik. Misalnya, tiap pagi kita harus memutuskan mau pakai baju apa. Kita mungkin menganggap ini hal kecil, dan kita membuat keputusan tanpa banyak pikir, apalagi jika sedang terburu-buru. Namun, kita harus pikirkan apakah pakaian kita cocok bagi seorang hamba Yehuwa. (2 Kor. 6:3, 4) Sewaktu membeli baju, kita mungkin berpikir soal tren dan mode. Tetapi, bagaimana dengan har-ganya dan kesan yang ditimbulkannya? Membuat keputusan yang be-nar dalam hal seperti ini bisa melatih daya pemahaman kita, dan nan-tinya bisa membantu kita membuat keputusan yang benar dalam hal yang lebih besar.—Luk. 16:10; 1 Kor. 10:31.

KEMBANGKAN TEKAD UNTUK MELAKUKAN APA YANG BENAR

13 Memang, setelah kita membuat keputusan, tidak selalu mudah

12. Bagaimana kita bisa belajar membuat keputusan yang bijak?

13. Apa yang dibutuhkan agar kita bisa melaksanakan keputusan yang telah di-buat?

(19)

untuk menjalankannya. Misalnya, ada yang mau berhenti merokok tapi gagal karena kurang motivasi. Tekad dibutuhkan untuk menja-lankan keputusan yang kita buat. Ada yang bilang tekad itu seperti otot; semakin dilatih, semakin kuat. Bila jarang digunakan, itu akan melemah. Kalau begitu, apa yang bisa menguatkan tekad kita untuk bertindak sesuai dengan keputusan yang kita buat? Kita perlu me-minta bantuan Yehuwa.—Baca Filipi 2:13.

14 Paulus merasakan sendiri betapa sulitnya melakukan apa yang

benar. Ia pernah meratap, ”Kesanggupan untuk memiliki keingin-an ada padaku, tetapi keskeingin-anggupkeingin-an untuk menghasilkkeingin-an apa ykeingin-ang baik tidak ada.” Ia tahu apa yang ingin dan harus ia lakukan, tapi kadang-kadang sesuatu menghalanginya. Ia mengakui, ”Aku, yaitu manusia batiniahku, benar-benar menyukai hukum Allah, tetapi aku melihat dalam anggota-anggota tubuhku suatu hukum lain yang berperang melawan hukum pikiranku dan menjadikan aku tawan-an hukum dosa ytawan-ang terdapat dalam tawan-anggota-tawan-anggota tubuhku.” Apakah dia tidak punya harapan? Tentu saja punya. Ia mengatakan, ”Syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuan kita!” (Rm. 7:18, 22-25) Ia juga menulis, ”Dalam segala perkara aku mem-punyai kekuatan melalui dia yang memberikan kuasa kepadaku.” —Flp. 4:13.

15 Jelaslah, perlu tindakan tegas untuk menyenangkan Allah.

Ingatlah kata-kata Elia sewaktu di Gunung Karmel kepada para

14. Apa yang membuat Paulus punya tekad untuk melakukan hal-hal yang ia tahu benar?

(20)

penyembah Baal dan orang Israel yang murtad, ”Berapa lama kamu akan berjalan timpang di atas dua pendapat yang berbeda? Jika Yehuwa adalah Allah yang benar, ikutilah dia; tetapi jika Baal, ikutilah dia.” (1 Raj. 18:21) Orang Israel tahu apa yang harus dilakukan, tapi mereka ”berjalan timpang” karena tidak tegas. Se-baliknya, puluhan tahun sebelumnya, Yosua memberikan teladan ketika mengatakan kepada bangsa Israel, ”Jika melayani Yehuwa adalah buruk di matamu, pilihlah pada hari ini siapa yang akan kamu layani . . . Aku dan rumah tanggaku, kami akan melayani Yehuwa.” (Yos. 24:15) Apa hasil tindakan Yosua yang tegas? Dia dan orang-orang lain yang mengikutinya diberkati dengan Tanah Perjanjian, ”suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”. —Yos. 5:6.

BUATLAH KEPUTUSAN YANG BIJAK DAN TERIMALAH BERKAT

16 Perhatikan contoh berikut tentang seorang Saudara yang baru

dibaptis. Ia sudah menikah dan memiliki tiga anak yang masih ke-cil. Suatu hari, teman kerjanya mengajak Saudara ini pindah kerja ke perusahaan lain yang gajinya lebih tinggi dan fasilitasnya lebih banyak. Saudara ini berpikir dan berdoa tentang hal itu. Ia memi-lih pekerjaannya yang sekarang, yang gajinya tidak terlalu tinggi, ka-rena ia bisa libur pada akhir pekan sehingga bisa berhimpun dan berdinas bersama keluarganya. Saudara ini membayangkan bahwa

16, 17. Ceritakan manfaatnya membuat keputusan yang sesuai dengan kehen-dak Allah.

(21)

ia tidak bisa lagi melakukan rutin itu jika ia menerima pekerjaan baru tersebut, apalagi di tahun pertama. Apakah kita pernah berada dalam situasi seperti itu?

17 Saudara ini menimbang-nimbang manfaat rohani dengan gaji

yang lebih tinggi tersebut. Akhirnya, ia menolak ajakan temannya. Apakah ia menyesali keputusan itu? Sama sekali tidak. Ia merasa bahwa berkat-berkat rohani jauh lebih bermanfaat baginya dan ke-luarganya ketimbang gaji besar. Ia dan istrinya sangat senang keti-ka putri sulungnya yang berumur sepuluh tahun mengataketi-kan bahwa dia sangat menyayangi orang tuanya, saudara-saudari, dan Yehuwa. Dia juga ingin membaktikan kehidupannya kepada Yehuwa dan ingin dibaptis. Dia pasti sangat menghargai teladan sang ayah yang mengutamakan ibadat kepada Yehuwa dalam hidupnya!

18 Seperti Musa memimpin orang Israel melewati padang

belan-tara, Yesus Kristus selama puluhan tahun memimpin umat Allah melewati dunia Setan, yang akan segera dibinasakan. Dan, seperti Yosua memimpin orang Israel ke Tanah Perjanjian, Yesus Kristus memimpin para pengikutnya ke dunia baru. (2 Ptr. 3:13) Jadi, se-karang bukanlah saatnya untuk kembali ke cara berpikir, kebiasaan, tujuan, dan gaya hidup kita yang lama. Inilah saatnya untuk mema-hami dengan lebih jelas lagi kehendak Allah bagi kita. (Rm. 12:2; 2 Kor. 13:5) Semoga keputusan dan pilihan yang kita buat setiap hari membuat kita layak mendapat berkat Yehuwa selama-lamanya. Baca Ibrani 10:38, 39.

18. Mengapa penting untuk membuat keputusan pribadi dengan bijak setiap hari?

(22)

KALAU kita memikirkan dan bercerita tentang orang yang kita sayangi, biasanya kita akan semakin akrab dengan dia. Persahabatan kita dengan Yehuwa juga seperti itu. Ketika men-jadi gembala, Daud suka memandangi bintang-bintang di la-ngit sambil merenungkan betapa hebatnya Sang Pencipta. Dia menulis, ”Bila aku melihat langitmu, pekerjaan jarimu, bu-lan dan bintang-bintang yang telah engkau persiapkan, apa-kah manusia yang berkematian itu sehingga engkau mengingat

1, 2. (a) Biasanya, apa hasilnya kalau kita memikirkan dan bercerita tentang orang yang kita sayangi? (Lihat gambar di awal artikel dalam edisi standar.) (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?

Merintis Membuat Kita Semakin

Akrab dengan Allah

’Betapa baiknya melantunkan melodi bagi Allah kita.’

—MZ. 147:1.

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

Mengapa merintis membuat Saudara semakin akrab dengan Yehuwa?

Jika Saudara seorang perintis, bagaimana caranya agar Saudara bisa bertekun menjalankan hak istimewa itu?

Jika Saudara belum merintis, apa saja yang dapat Saudara lakukan agar bisa ikut merintis?

(23)

dia, dan putra manusia sehingga engkau memperhatikan dia?” (Mz. 8:3, 4) Paulus juga pernah menulis tentang betapa hebat-nya cara Yehuwa mewujudkan kehendak-Nya atas bangsa Isra-el rohani. Dia berseru, ”Oh, dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah!”—Rm. 11:17-26, 33.

2 Saat kita berdinas, kita memikirkan dan bercerita tentang

Yehuwa. Hal itu membuat kita semakin akrab dengan Dia. Ba-nyak perintis mengatakan bahwa dengan meningkatkan pela-yanan, mereka jadi semakin mengasihi Yehuwa. Entah Saudara sudah merintis atau berencana untuk itu, Saudara bisa memi-kirkan: Mengapa Saudara bisa lebih akrab dengan Yehuwa ka-lau Saudara merintis? Kaka-lau Saudara sudah menjadi perintis, Saudara bisa memikirkan, ’Bagaimana caranya agar saya bisa bertekun sebagai perintis?’ Kalau Saudara belum menjadi pe-rintis, pikirkan, ’Apa yang dapat saya lakukan agar bisa merin-tis?’ Sekarang, mari kita bahas mengapa merintis membuat kita semakin akrab dengan Allah.

MERINTIS—MENGAPA BISA MENGAKRABKAN?

3 Kita akan semakin akrab dengan Yehuwa karena kita

sering membicarakan berkat-berkat Kerajaan di masa de-pan. Ayat-ayat mana yang sering Saudara gunakan sewaktu 3. Apa hasilnya jika kita membicarakan berkat-berkat Kerajaan di masa de-pan?

(24)

menginjil dari rumah ke rumah? Mungkin yang paling sering adalah Mazmur 37:10, 11; Daniel 2:44; Yohanes 5:28, 29; atau Penyingkapan 21:3, 4. Setiap kali kita membahas janji-janji itu,

kita diingatkan tentang betapa murah hatinya Allah

kare-na Dia memberi kita ”pemberian yang baik” dan ”hadiah yang sempurna”. Itu akan mengakrabkan kita dengan Dia. —Yak. 1:17.

4 Saat kita melihat parahnya keadaan rohani

orang-orang yang kita kabari, kita akan semakin yakin bahwa kebenaran itu berharga. Banyak orang di dunia ini tidak tahu

caranya memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Ba-nyak yang khawatir akan masa depan dan tidak punya harap-an. Mereka masih bertanya-tanya untuk apa manusia hidup. Bahkan orang yang taat beragama pun tidak tahu banyak ten-tang Alkitab. Mereka mirip seperti orang Niniwe. (Baca Yunus 4:11.) Semakin sering kita berdinas, semakin kita menyadari

betapa berbedanya keadaan rohani orang-orang itu dibanding-kan dengan keadaan rohani umat Yehuwa. (Yes. 65:13) Kita jadi diingatkan tentang betapa baiknya Yehuwa. Dia sudah me-muaskan kebutuhan rohani kita. Dia juga memberikan kesem-patan kepada semua orang untuk mendapatkan karunia rohani serta harapan.—Pny. 22:17.

4. (a) Bagaimana keadaan rohani orang-orang yang kita temui dalam dinas? (b) Mengapa hal itu membuat kita semakin menghargai kebaikan hati Allah?

(25)

5 Dengan membantu orang-orang lain secara rohani, kita

jadi tidak terlalu memusingkan masalah kita sendiri.

Itu-lah yang dirasakan seorang perintis bernama Trisha. Ketika orang tuanya bercerai, dia sangat kecewa. ”Saya belum pernah sesedih itu,” katanya. Suatu hari, dia sedang murung dan ra-sanya tidak mau keluar rumah. Tapi akhirnya dia pergi juga untuk memandu PAR dengan tiga anak kecil. Keluarga ka berantakan. Ayah mereka sudah pergi meninggalkan mere-ka, sementara abang mereka bersikap kejam. Trisha mengata-kan, ”Semua masalah serta kesedihan yang saya alami tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Waktu kami belajar Alki-tab, wajah mereka berseri-seri dan mereka tertawa cekikikan. Anak-anak itu benar-benar berkat dari Yehuwa, terutama pada hari itu.”

6 Dengan mengajarkan kebenaran Alkitab, iman kita

akan semakin kuat. Rasul Paulus pernah menulis kepada

orang-orang Yahudi yang tidak menjalankan apa yang mereka sendiri ajarkan, ”Apakah engkau, yang mengajar orang lain, ti-dak mengajar dirimu sendiri?” (Rm. 2:21) Para perintis punya banyak kesempatan untuk mengajarkan kebenaran dan me-mandu PAR. Agar bisa mengajar orang lain dengan efektif,

5. Jika kita membantu orang-orang lain secara rohani, apa pengaruhnya atas diri kita?

6, 7. (a) Dengan mengajarkan kebenaran Alkitab, iman kita akan kebenar-an menjadi semakin kuat. Mengapa? (b) Apa hasilnya jika pelajar Alkitab kita menjalankan prinsip Alkitab? Apa pengaruhnya bagi kita?

(26)

mereka harus mengajar diri sendiri dulu. Mereka harus per-siapan sebelum memandu PAR atau menjawab pertanyaan. Se-orang perintis bernama Janeen mengatakan, ”Tiap kali saya mengajarkan kebenaran, saya merasa kebenaran itu semakin dalam terukir di pikiran dan hati saya. Hasilnya, iman saya ti-dak mandek, tapi bertumbuh terus.”

7 Ketika memerhatikan bahwa kehidupan pelajar Alkitab

semakin baik setelah mereka menjalankan prinsip Alkitab, kita semakin yakin bahwa hikmat Allah itu unggul. (Yes.

48:17, 18) Hasilnya, kita jadi semakin bertekad untuk menja-lankan prinsip-prinsip itu. Seorang perintis bernama Adrianna mengatakan, ”Kehidupan orang-orang tidak keruan kalau me-reka pakai pikiran meme-reka sendiri. Tapi, kalau meme-reka mengan-dalkan hikmat Yehuwa, mereka bisa langsung merasakan man-faatnya.” Phil juga mengatakan hal serupa, ”Kita jadi bisa lihat bahwa Yehuwa mampu mengubah orang-orang meskipun me-reka sendiri sudah gagal untuk mengubah diri sendiri.”

8 Kita semakin terbina secara rohani saat bekerja sama

dengan saudara-saudari dalam pelayanan. (Ams. 13:20)

Para perintis sering bekerja sama dengan para penyiar dalam pelayanan. Dengan begitu, mereka bisa sering ’bertukar anjur-an’. (Rm. 1:12; baca Amsal 27:17.) Seorang perintis bernama

Lisa mengatakan, ”Di tempat kerja, orang-orang suka bersaing

8. Apa hasilnya jika kita bekerja sama dengan saudara-saudari dalam pela-yanan?

(27)

dan saling mendengki. Tiap hari yang kita dengar cuma gosip dan kata-kata kotor. Semua mau jadi yang pertama, apa pun caranya. Kadang kita ditertawakan dan diejek karena tingkah laku kita sebagai orang Kristen. Tapi, waktu kita kerja sama dengan rekan-rekan Kristen dalam pelayanan, kita merasa ter-bina. Pulang-pulang rasanya segar, biarpun badan kita capek.”

9 Kalau kita merintis bersama teman hidup, tali rangkap

tiga dalam perkawinan kita akan semakin kuat. (Pkh. 4:12)

Madeline yang merintis bersama suaminya mengatakan, ”Saya dan suami sering ngobrol tentang hal-hal menarik dalam dinas atau tentang ayat Alkitab yang bisa dipakai dalam pelayanan. Semakin lama kami merintis, semakin dekat kami jadinya.” Trisha juga mengatakan hal yang sama, ”Kami berdua berupa-ya keras untuk tidak berutang, supaberupa-ya kami tidak bertengkar soal uang. Kami sering berdinas sama-sama, jadi kami bisa pergi kunjungan dan PAR sama-sama. Hasilnya, hubungan kami dengan Yehuwa semakin akrab dan kami berdua semakin mesra.”

10 Saat kita mendahulukan Kerajaan, menerima

dukung-an Yehuwa, ddukung-an melihat bahwa Yehuwa menjawab doa-doa kita, kita semakin percaya pada-Nya. Memang, hal ini 9. Jika kita merintis bersama teman hidup, apa pengaruhnya terhadap perka-winan kita?

10. Kalau kita mendahulukan Kerajaan dan merasakan dukungan Yehuwa, apa hasilnya?

(28)

dirasakan oleh semua orang Kristen yang setia. Tapi, para pe-rintis khususnya merasakan hal ini karena mereka sangat ber-gantung pada Yehuwa agar bisa terus merintis. (Baca Matius 6:30-34.) Curt melayani sebagai perintis dan pengawas

wila-yah pengganti. Istrinya juga seorang perintis. Suatu kali mere-ka menyanggupi tugas untuk mengunjungi sebuah sidang. Ja-raknya dua setengah jam dari rumah. Bensin mereka hanya cukup untuk berangkat, tidak cukup untuk pulang, sementara hari gajian masih seminggu lagi. Curt mengenang, ”Saya ragu apakah keputusan kami sudah tepat.” Setelah berdoa, mereka pun memutuskan berangkat. Mereka yakin Yehuwa akan meng-urus semuanya. Persis sebelum mereka berangkat, ada satu sau-dari yang menelepon dan mengatakan bahwa dia mau memberi hadiah. Ternyata itu uang, dan jumlahnya persis sebanyak yang mereka butuhkan untuk perjalanan. Curt mengatakan, ”Kalau kita sering mengalami yang seperti itu, kita akan semakin ya-kin bahwa tangan Yehuwa-lah yang menolong kita.”

11 Ya, para perintis sering merasakan bahwa semakin

mere-ka mendemere-kat pada Yehuwa dan mengerahmere-kan upaya dalam pela-yanan, semakin limpah berkat yang mereka terima. (Ul. 28:2) Namun, merintis itu tidak selalu gampang. Tidak ada hamba Yehuwa yang kebal dari problem akibat ketidaksempurnaan dan bobroknya dunia ini. Kadang, hal itu membuat beberapa

11. Meski mengalami problem, berkat apa saja yang sering dirasakan para perintis?

(29)

perintis terpaksa berhenti untuk sementara. Meski demikian, para perintis sering kali bisa mengatasi, atau bahkan menghin-dari problem seperti itu. Apa yang bisa membantu mereka ber-tekun menjalankan hak istimewa mereka?

BERTEKUN SEBAGAI PERINTIS

12 Biasanya perintis punya jadwal yang padat. Kadang

wak-tunya tidak cukup untuk menyelesaikan semua. Jadi, para pe-rintis perlu pintar-pintar mengatur waktu. (1 Kor. 14:33, 40) Kalau seorang perintis tidak bisa mencapai target jam dinas yang ditetapkan, dia mungkin perlu meninjau kembali kegiat-annya. (Ef. 5:15, 16) Dia bisa merenungkan, ’Berapa banyak waktu yang saya pakai untuk rekreasi? Apakah waktu saya di-isi dengan hal-hal yang kurang penting? Apakah saya bisa me-nyesuaikan jadwal kerja saya?’ Kadang kita suka memasuk-kan terlalu banyak kegiatan dalam jadwal. Jadi, para perintis mungkin perlu memeriksa dan menyesuaikan kegiatan mereka secara berkala.

13 Seorang perintis harus punya jadwal pembacaan Alkitab

tiap hari, pelajaran pribadi, dan perenungan. Maka, dia perlu memastikan agar hal-hal itu tidak digeser oleh kegiatan lain yang kurang penting. (Flp. 1:10) Misalnya, bayangkan ada

12, 13. (a) Apa yang harus dilakukan seorang perintis jika dia kesulitan mencapai target jam dinas? (b) Mengapa perintis harus punya jadwal pemba-caan Alkitab tiap hari, pelajaran pribadi, dan perenungan?

(30)

seorang perintis yang baru pulang setelah seharian berdinas. Dia mungkin bermaksud melakukan persiapan untuk perhim-punan. Tapi sebelum mulai, dia membaca surat-surat yang da-tang. Lalu, dia menyalakan komputer dan membalas e-mail.

Dia kemudian membuka-buka situs Internet untuk mengecek harga barang yang mau dia beli. Tahu-tahu, sudah hampir dua jam, dan dia belum juga mulai persiapan. Kenapa hal ini per-lu mendapat perhatian? Seorang atlet profesional harus punya pola makan yang baik kalau dia mau terus berkarier sebagai atlet. Begitu pula dengan perintis. Mereka harus rutin belajar Alkitab kalau mereka ingin tetap dalam dinas sepenuh waktu. —1 Tim. 4:16.

14 Perintis yang sukses akan berupaya agar kehidupan

me-reka tetap sederhana. Yesus menganjurkan murid-muridnya un-tuk menjaga mata mereka tetap sederhana. (Mat. 6:22) Yesus sendiri menjaga kehidupannya tetap sederhana agar bisa fokus menyelesaikan pelayanannya. Karena itu dia bisa mengatakan, ”Rubah mempunyai liang dan burung di langit mempunyai tempat bertengger, tetapi Putra manusia tidak mempunyai tem-pat untuk meletakkan kepalanya.” (Mat. 8:20) Perintis yang ingin meniru Yesus akan selalu ingat: semakin banyak barang, semakin banyak yang harus diurus.

14, 15. (a) Mengapa perintis harus berupaya agar kehidupan mereka tetap sederhana? (b) Kalau masalah timbul, apa yang harus dilakukan seorang pe-rintis?

(31)

15 Para perintis sadar bahwa hak istimewa yang mereka

mi-liki bukanlah hasil upaya mereka sendiri. Sebaliknya, semua pemberian atau hak istimewa yang kita miliki adalah karena kebaikan hati Yehuwa. Maka, agar bisa bertekun, setiap perin-tis harus mengandalkan Yehuwa. (Flp. 4:13) Masalah bisa saja timbul. (Mz. 34:19) Dan kalau itu timbul, para perintis hen-daknya tidak cepat-cepat memutuskan untuk berhenti merin-tis; mereka perlu meminta petunjuk Yehuwa dan memberi Ye-huwa kesempatan untuk menolong. (Baca Mazmur 37:5.)

Saat mereka merasakan bahwa Yehuwa dengan pengasih mem-bantu mereka, mereka akan semakin akrab dengan Yehuwa. —Yes. 41:10.

BISAKAH SAUDARA IKUT MERINTIS?

16 Jika Saudara ingin merasakan berkat-berkat seperti yang

dinikmati para perintis, nyatakanlah itu kepada Yehuwa. (1 Yoh. 5:14, 15) Mengobrollah dengan para perintis. Buat tar-get-target kecil yang akan membantu Saudara meraih hak isti-mewa sebagai perintis. Keith dan Erika sudah melakukannya. Sama seperti pasangan muda lainnya, tak lama setelah meni-kah, mereka membeli rumah dan mobil dengan uang hasil ker-ja mereka. Mereka mengatakan, ”Kami kira itu semua akan bikin hidup kami bahagia, tapi ternyata tidak.” Ketika Ke-ith di-PHK, dia mulai merintis ekstra. Dia mengenang, ”De-ngan merintis, saya diingatkan lagi betapa enaknya melayani

(32)

itu.” Mereka juga sering bergaul dengan sepasang suami istri perintis. Pasangan itu membantu mereka menyadari betapa ba-hagianya kalau bisa hidup sederhana dan merintis. Apa yang kemudian Keith dan Erika lakukan? ”Kami tulis target-target rohani kami, lalu ditempel ke pintu kulkas, dan kami tandai setiap kali ada yang tercapai.” Akhirnya, mereka pun bisa merintis.

17 Apakah Saudara bisa ikut merintis? Mungkin Saudara

merasa bahwa saat ini keadaan Saudara belum memungkinkan, tapi Saudara bisa mendekat pada Yehuwa dengan memberikan yang terbaik dalam pelayanan. Cobalah periksa lagi keadaan Saudara dan doakan hal itu. Bisa jadi Saudara akan mendapati bahwa Saudara ternyata bisa merintis dengan membuat bebe-rapa penyesuaian. Dan jika Saudara mulai merintis, sukacita Saudara akan jauh lebih besar daripada semua pengorbanan Saudara. Saudara akan bahagia karena sudah mengutamakan Kerajaan di atas kepentingan diri sendiri dan karena memban-tu orang-orang. (Mat. 6:33) Selain imemban-tu, Saudara akan punya le-bih banyak kesempatan untuk memikirkan dan bercerita ten-tang Yehuwa. Dengan begitu, Saudara akan semakin mengasihi Yehuwa dan membuat-Nya bahagia.

17. Mengapa penting untuk memeriksa apakah keadaan S audara memungkin-kan untuk merintis?

Kunjungiwww.jw.org/id atau pindai kode

5

Referensi

Dokumen terkait

dengan penelitian Prihatini ( 2009).Pada penelitian ini ditunjukkan bahwa variabel kurs pada periode 2008-2012, menunjukan pengaruh signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kurs

Hatay ANTALYA ﻪﻴﻟﺎﺘﻧﺁ Sancak Mrk.. Ş imdi Arnavutluk’ta Dirin nehri kenar ı nda bir nahiyedir. Arnavutluk fetholundu ğ unda bu aile Müslüman olmu ş tur..

,dalam manual mutu ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sehingga

Individu yang memiliki efikasi diri tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan dan keterampilan. Individu yang memiliki efikasi

Pelaksanaan lelang dilakukan oleh kantor lelang negara setelah diadakan konsultasi dengan pihak penyidik atau penuntut umum setempat atau hakim yang bersangkutan

Kas dan setara kas ( cash equivalents) adalah aktiva yang paling likuid. Lalu diikuti piutang usaha kemudian persediaan. Persediaan digunakan dalam kegiatan produksi suatu

Pada wanita, kerontokan rambut biasanya terjadi pada bagian depan atau atas kepala, sedangkan pada pria biasanya terjadi pada garis rambut atau pada bagian atas kepala..

Ruh Idhafi berasal dari Allah Yang Maha Esa, itulah yang disebut iman tauhid.. Meyakini adanya