• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep EPISTAKSIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep EPISTAKSIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EPISTAKSIS EPISTAKSIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EPISTAKSIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EPISTAKSIS

A.

A. DefinisiDefinisi Epi

Epistastaksiksis s dibdibagi agi menmenjadjadi i 2 2 yaiyaitu tu antanterierior or (de(depan) pan) dan dan posposterterior ior (be(belaklakangang). ). KasKasusus epi

epistastaksiksis s antanterierior or terterutamutama a berberasaasal l dardari i bagbagian ian depadepan n hidhidung ung dengdengan an asaasal l perperdardarahanahan  berasal

 berasal dari dari pleksus pleksus kiesselbach. kiesselbach. Epistaksis posterior Epistaksis posterior umumnya umumnya berasal berasal dari dari rongga rongga hidunghidung  posterior melalui cabang a.sfenopalatina.

 posterior melalui cabang a.sfenopalatina.

Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik yang jelas berupa perdarahan dari lubang Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik yang jelas berupa perdarahan dari lubang hidung. Epistaksis posterior seringkali menunjukkan gejala yang tidak terlalu jelas seperti hidung. Epistaksis posterior seringkali menunjukkan gejala yang tidak terlalu jelas seperti mual, muntah

mual, muntah darah, batuk darah, batuk darah, anemia dan darah, anemia dan biasanbiasanya ya epistepistaksis posteriaksis posterior or melimelibatkanbatkan  pembuluh darah besar sehingga perdarahan lebih hebat.

 pembuluh darah besar sehingga perdarahan lebih hebat.

Epistaksis atau perdarahan hidung dilaporkan timbul pada 60 populasi umum. !uncak  Epistaksis atau perdarahan hidung dilaporkan timbul pada 60 populasi umum. !uncak  kejadian dari epistaksis didapatkan berupa dua puncak (bimodal) yaitu pada usia "#0$%0 kejadian dari epistaksis didapatkan berupa dua puncak (bimodal) yaitu pada usia "#0$%0 tahun.

tahun.

B. Anatomi Hidung B. Anatomi Hidung

&idung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung. !iramid &idung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung. !iramid hidung terdiri dari '

hidung terdiri dari '

•  pangkal hidung (bridge) pangkal hidung (bridge) •

• dorsum nasi (dorsumpunggung)dorsum nasi (dorsumpunggung) •

•  puncak hidung puncak hidung •

• ala nasi (alaesayap)ala nasi (alaesayap) •

• kolumelakolumela •

• lubang hidung (nares anterior)lubang hidung (nares anterior)

C.

C. Etioogi dan PatofisioogiEtioogi dan Patofisioogi

ongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah. !ada rongga bagian depan, tepatnya ongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah. !ada rongga bagian depan, tepatnya  pada

 pada sekat sekat yang yang membagi membagi rongga rongga hidung hidung kita kita menjadi menjadi dua, dua, terdapat terdapat anyaman anyaman pembuluhpembuluh darah yang disebut pleksus Kiesselbach. !ada rongga bagian belakang juga terdapat banyak  darah yang disebut pleksus Kiesselbach. !ada rongga bagian belakang juga terdapat banyak  cabang*cabang dari pembuluh darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina. cabang*cabang dari pembuluh darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina.

(2)

ongga hidung mendapat aliran darah dari cabang arteri maksilaris (maksilarahang atas) interna yaitu arteri palatina (palatinalangit*langit) mayor dan arteri sfenopalatina. +agian depan hidung mendapat perdarahan dari arteri fasialis (fasialmuka). +agian depan septum terdapat anastomosis (gabungan) dari cabang*cabang arteri sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor yang disebut sebagai  pleksus kiesselbach (littles area).

-ungsi hidung adalah untuk ' #. jalan napas

2. alat pengatur kondisi udara (mengatur suhu dan kelembaban udara) . penyaring udara

/. sebagai indra penghidu (penciuman) %. untuk resonansi udara

6. membantu proses bicara . refleks nasal

1ika pembuluh darah tersebut luka atau rusak, darah akan mengalir keluar melalui dua  jalan, yaitu leat depan melalui lubang hidung, dan leat belakang masuk ke tenggorokan.

Epistaksis dibagi menjadi 2 yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Kasus epistaksis anterior terutama berasal dari bagian depan hidung dengan asal perdarahan  berasal dari pleksus kiesselbach. Epistaksis posterior umumnya berasal dari rongga hidung  posterior melalui cabang a.sfenopalatina.

Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik yang jelas berupa perdarahan dari lubang hidung. Epistaksis posterior seringkali menunjukkan gejala yang tidak terlalu jelas seperti mual, muntah darah, batuk darah, anemia dan biasanya epistaksis posterior melibatkan  pembuluh darah besar sehingga perdarahan lebih hebat.

Epistaksis (mimisan) pada anak*anak umumnya berasal dari littles area3pleksus kiesselbach yang berada pada dinding depan dari septum hidung.

4ua faktor yang paling penting dari epistaksis pada anak*anak adalah '

o 5rauma minor ' mengorek hidung, menggaruk, bersin, batuk atau mengedan o ukosa hidung yang rapuh ' terdapat infeksi saluran napas atas, pengeringan

mukosa, penggunaan steroid inhalasi melalui hidung

!enyebab epistaksis lainnya adalah adanya benda asing di dalam rongga hidung, polip hidung, kelainan darah, kelainan pembuluh darah dan tumor pada daerah nasofaring.

(3)

D. Kasifi!asi Pe"da"a#an Hidung $. %imisan De&an

1ika yang luka adalah pembuluh darah pada rongga hidung bagian depan, maka disebut 7mimisan depan7 (epistaksis anterior). 8ebih dari 90 mimisan merupakan mimisan jenis ini. imisan depan lebih sering mengenai anak*anak, karena pada usia ini selapun lendir dan pembuluh darah hidung belum terlalu kuat.

imisan depan biasanya ditandai dengan keluarnya darah leat lubang hidung, baik melalui satu maupun kedua lubang hidung. 1arang sekali perdarahan keluar leat

 belakang menuju ke tenggorokan, kecuali jika korban dalam posisi telentang atau tengadah.

!ada pemeriksaan hidung, dapat dijumpai lokasi sumber pedarahan. +iasanya di sekat hidung, tetapi kadang*kadang juga di dinding samping rongga hidung.

imisan depan akibat '

a) engorek*ngorek hidung

 b) 5erlalu lama menghirup udara kering, misalnya pada ketinggian atau ruangan ber* :;

c) 5erlalu lama terpapar sinar matahari

d) !ilek atau sinusitis

e) embuang ingus terlalu kuat

+iasanya relatif tidak berbahaya. !erdarahan yang timbul ringan dan dapat berhenti sendiri dalam  * % menit, alaupun kadang*kadang perlu tindakan seperti memencet dan mengompres hidung dengan air dingin.

+eberapa langkah untuk mengatasi mimisan depan'

a) !enderita duduk di kursi atau berdiri, kepala ditundukkan sedikit ke depan. !ada posisi duduk atau berdiri, hidung yang berdarah lebih tinggi dari jantung. 5indakan ini bermanfaat untuk mengurangi laju perdarahan. Kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir leat lubang hidung, tidak jatuh ke tenggorokan, yang  jika masuk ke lambung menimbulkan mual dan muntah, dan jika masuk ke paru*  paru dapat menimbulkan gagal napas dan kematian.

(4)

 b) 5ekan seluruh cuping hidung, tepat di atas lubang hidung dan dibaah tulang hidung. !ertahankan tindakan ini selama #0 menit. <sahakan jangan berhenti menekan sampai masa #0 menit terleati. !enderita diminta u ntuk bernapas leat mulut.

c) +eri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu mengerutkan pembuluh darah, sehingga perdarahan berkurang.

d) =etelah mimisan berhenti, tidak boleh mengorek*ngorek hidung dan menghembuskan napas leat hidung terlalu kuat sediktinya dalam  jam.

e) 1ika penanganan pertama di atas tidak berhasil, korban sebaiknya dibaa ke rumah sakit, karena mungkin dibutuhkan pemasangan tampon (kasa yang digulung) ke dalam rongga hidung atau tindakan kauterisasi. =elama dalam perjalanan, penderita sebaiknya tetap duduk dengan posisi tunduk sedikit kedepan.

'. %imisan Bea!ang

imisan belakang (epistaksis posterior) terjadi akibat perlukaan pada pembuluh darah rongga hidung bagian belakang. imisan belakang jarang terjadi, tapi relatif lebih  berbahaya. imisan belakang kebanyakan mengenai orang deasa, alaupun tidak

menutup kemungkinan juga mengenai anak*anak.

!erdarahan pada mimisan belakang biasanya lebih hebat sebab yang mengalami  perlukaan adalah pembuluh darah yang cukup besar.

Karena terletak di belakang, darah cenderung jatuh ke tenggorokan kemudian

tertelan masuk ke lambung, sehingga menimbulkan mual dan muntah berisi darah. !ada  beberapa kasus, darah sama sekali tidak ada yang keluar melalui lubang hidung.

+eberapa penyebab mimisan belakang '

a) &ipertensi

 b) 4emam berdarah

c) 5umor ganas hidung atau nasofaring

d) !enyakit darah seperti leukemia, hemofilia, thalasemia dll.

e) Kekurangan >itamin ; dan K.

f) 4an lain*lain

!erdarahan pada mimisan belakang lebih sulit diatasi. ?leh karena itu, penderita harus segera dibaa ke puskesmas atau =.

(5)

+iasanya petugas medis melakukan pemasangan tampon belakang. ;aranya, kateter  dimasukkan leat lubang hidung tembus rongga belakang mulut (faring), kemudian ditarik keluar melalui mulut. !ada ujung yang keluar melalui mulut ini dipasang kasa dan balon. <jung kateter satunya yang ada di lubang hidung ditarik, maka kasa dan  balon ikut tertarik dan menyumbat rongga hidung bagian belakang. 4engan demikian

diharapkan perdarahan berhenti. 1ika tindakan ini gagal, petugas medis mungkin akan melakukan kauterisasi. 8angkah lain yang mungkin dipertimbangkan adalah operasi untuk mencari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan, kemudian mengikatnya. 5indakan ini dinamakan ligasi.

PR(SES KEPERAWATAN ANA%NESA

Epistaksis berulang atau seringkali terjadi epistaksis

• iayat sebelumnya dimana seringkali berdarah setelah tindakan bedah (cabut gigi, sirkumsisi*sunat)

• iayat keluarga dengan perdarahan, epistaksis berulang, menstruasi berlebihan

• !enggunaan obat*obatan, contoh obat semprot hidung, obat*obatan hidung, @=:A4= (non steroidal anti inflammatory drugs)

!ada anak*anak umumnya terjadi epistaksis anterior karena itu dibahas tatalaksana mengenai epistaksis anterior.

TATALAKSANA

!rinsip dari penatalaksanaan epistaksis yang pertama adalah menjaga :+; '

o : ' airay ' pastikan jalan napas tidak tersumbat3bebas, posisikan duduk menunduk  o + ' breathing' pastikan proses bernapas dapat berlangsung, batukkan atau keluarkan

darah yang mengalir ke belakang tenggorokan

o ; ' circulation ' pastikan proses perdarahan tidak mengganggu sirkulasi darah tubuh,  pastikan pasang jalur infus intra>ena (infus) apabila terdapat gangguan sirkulasi

#. posisikan pasien dengan duduk menunduk untuk mencegah darah menumpuk di daerah faring posterior sehingga mencegah penyumbatan jalan napas

(6)

• tekan pada bagian depan hidung selama #0 menit • tekan hidung antara ibu jari dan jari telunjuk

•  jika perdarahan berhenti tetap tenang dan coba cari tahu apa faktor pencetus epistaksis dan hindari

. jika perdarahan berlanjut '

• dapat akibat penekanan yang kurang kuat

•  baa ke fasilitas yang lengkap dimana dapat diidentifikasi lokasi perdarahan • dapat diberikan >asokonstriktor (adrenalin #'#0.000, oBymetaColin*semprot

hidung) ke daerah perdarahan

• apabila masih belum teratasi dapat dilakukan kauterisasi elektrik3kimia (perak  nitrat) atau pemasangan tampon hidung

!emasangan tampon hidung anterior dilakukan dapat menggunakan kapas yang ditetesi oleh obat*obatan >asokonstriktor (adrenalin), anastesia (lidocain atau pantocain 2) dan salap antibiotik3>aselin atau menggunakan kassa yang ditetesi dengan obat >asokonstriktor dan anastesia dan salap antibiotik3>aselin.

:pabila terdapat keadaan dimana terjadi tampat perdarahan yang multipel, perembesan darah yang luas3difus maka diperlukan pemeriksaan profil darah tepi lengkap, protrombin time (!5), acti>ated partial thromboplastin time (a!55), golongan darah dan crossmatching.

PENCEGAHAN

5idak melakukan nose bloing dan nose picking selama satu pekan apabila terpasang tampon hidung jangan lupa untuk kontrol dalam aktu /D jam berikutnya untuk pelepasan tampon hidung dan tatalaksana selanjutnya.

K(%PLIKASI

Komplikasi yang dapat timbul '

• sinusitis

• septal hematom (bekuan darah pada sekat hidung) • deformitas (kelainan bentuk) hidung

• aspirasi (masuknya cairan ke saluran napas baah) • kerusakan jaringan hidung

(7)

• infeksi

TIN)AUAN KEPERAWATAN

:. PENGKA)IAN *

#. +iodata ' @ama ,umur, seB, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,, 2. iayat !enyakit sekarang '

. Keluhan utama ' biasanya penderita mengeluh sulit bernafas, tenggorokan. /. iayat penyakit dahulu '

o !asien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma o !ernah mempunyai riayat penyakit 5&5

o !ernah menedrita sakit gigi geraham

%. iayat keluarga ' :dakah penyakit yang diderita oleh anggo ta keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

6. iayat spikososial

a. Antrapersonal ' perasaan yang dirasakan klien (cemas3sedih)  b. Anterpersonal ' hubungan dengan orang lain.

. !ola fungsi kesehatan

a. !ola persepsi dan tata laksana hidup sehat

* <ntuk mengurangi flu biasanya klien mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping

 b. !ola nutrisi dan metabolisme '

* biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung c. !ola istirahat dan tidur 

* selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek  d. !ola !ersepsi dan konsep diri

* klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsep diri menurun e. !ola sensorik 

* daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik  purulen , serous, mukopurulen).

D. !emeriksaan fisik 

a. status kesehatan umum ' keadaan umum , tanda >ital, kesadaran.

(8)

4ata subyektif '

* engeluh badan lemas

4ata ?byektif 

* !erdarahan pada hidung3mengucur banyak 

* elisah

* !enurunan tekanan darah

* !eningkatan denyut nadi

(9)

B. Diagnosa Ke&e"a+atan ,ang %ung!in %un-u

#. !K ' !erdarahan

2. +ersihan 1alan @afas tidak efektif  . ;emas

/. @yeri :kut

C. Pe"n-anaan Ke&e"a+atan

#. !K ' !erdarahan

5ujuan ' meminimalkan perdarahan

Kriteria ' 5idak terjadi perdarahan, tanda >ital normal, tidak anemis A@5EFE@=A

* onitor keadaan umum pasien * onitor tanda >ital

* onitor jumlah perdarahan psien * :asi jika terjadi anemia

* Kolaborasi dengan dokter mengenai masalah yang terjadi dengan perdarahan '  pemberian transfusi, medikasi

(Diagnosa NANDA,NIC,NOC)

2. +ersihan 1alan @afas tidak efektif 

5ujuan ' +ersihan jalan nafas menjadi efektif 

Kriteria ' -rekuensi nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot pernafasan tambahan, tidak terjadi dispnoe dan sianosis

(10)

No. Inte"ensi Rasiona

$ ' /

# %andi"i

Kaji bunyi atau kedalaman

 pernapasan dan gerakan dada.  ;atat kemampuan mengeluarkan

mukosa3batuk efektif

!enurunan bunyi nafas dapat

menyebabkan atelektasis, ronchi dan heeCing menunjukkan akumulasi sekret

=putum berdarah kental atau cerah

dapat diakibatkan oleh kerusakan  paru atau luka bronchial

 +erikan posisi foler atau semi

foler tinggi

+ersihkan sekret dari mulut dan

trakea

  !ertahankan masuknya cairan

sedikitnya sebanyak 2%0 ml3hari kecuali kontraindikasi

  !osisi membantu memaksimalkan

ekspansi paru dan menurunkan upaya  pernafasan

 encegah obstruksi3aspirasi

 embantu pengenceran sekret

$ ' /

2 Koa0o"asi

+erikan obat sesuai dengan

indikasi mukolitik, ekspektoran,  bronkodilator 

  ukolitik untuk menurunkan batuk,

ekspektoran untuk membantu memobilisasi sekret, bronkodilator  menurunkan spasme bronkus dan analgetik diberikan untuk menurunkan ketidaknyamanan

. ;emas

5ujuan ' ;emas klien berkurang3hilang Kriteria '

* Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya * Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta  pengobatannya.

(11)

No. Inte"ensi Rasiona

$ ' /

#  Kaji tingkat kecemasan klien   +erikan kenyamanan dan

ketentraman pada klien ' * 5emani klien

* !erlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )   +erikan penjelasan pada klien

tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti

  =ingkirkan stimulasi yang

 berlebihan misalnya '

* 5empatkan klien diruangan yang lebih tenang

* +atasi kontak dengan orang lain 3klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan

 ?bser>asi tanda*tanda >ital.

  +ila perlu , kolaborasi dengan

tim medis

 enentukan tindakan selanjutnya

  emudahkan penerimaan klien

terhadap informasi yang diberikan en

 ingkatkan pemahaman klien

tentang penyakit dan terapi untuk   penyakit tersebut sehingga klien lebih

kooperatif 

  4engan menghilangkan stimulus

yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.

 engetahui perkembangan klien

secara dini.

 ?bat dapat menurunkan tingkat

(12)

/. @yeri :kut

5ujuan ' nyeri berkurang atau hilang Kriteria hasil '

* Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang * Klien tidak menyeringai kesakitan

No. Inte"ensi Rasiona

$ ' /

#  Kaji tingkat nyeri klien

 1elaskan sebab dan akibat nyeri 

 pada klien serta keluarganya   :jarkan tehnik relaksasi dan 

distraksi

 ?bser>asi tanda tanda >ital dan 

keluhan klien

 Kolaborasi dngan tim medis 

* 5erapi konser>atif '

a. obat :cetaminopenG :spirin, dekongestan hidung

 engetahui tingkat nyeri klien dalam 

menentukan tindakan selanjutnya   4engan sebab dan akibat nyeri 

diharapkan klien berpartisipasi dalam  peraatan untuk mengurangi nyeri  Klien mengetahui tehnik distraksi d

 an

relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

  engetahui keadaan umum dan 

 perkembangan kondisi klien.

enghilangkan 3mengurangi keluhan 

nyeri klien

DA1TAR PUSTAKA

#. :rif,ansjoer, et al, #999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi , 1ilid #, edia :esculapius, 1akarta..

2. +alai !enerbit. -K. <A. #99D. Buku Ajar Penyakit TT . aya +aru. 1akarta . 4oengoes, arilyn, et al, #999, !en"ana Asu#an Kepera$atan, E;, 1akarta /. 1ohnson. . aas. . oorhead. =. 2000. Nursing Out"o%e Classi&i"ation(NOC)'

(13)

%. ;. ;losky 1. dan +ulaceck . 2000. Nursing Interentions Classi&i"ation (NIC)' osby. !hiladelpia.

Referensi

Dokumen terkait

Syarikat bercadang untuk meluaskan dan mengembangkan lagi bidang penternakan kambing ini dengan menambah bilangan kambing di kandang yang telah dibina yang boleh

Pada tahap penjaringan dan seleksi bakal calon kepala desa, panitia akan memutuskan dan mengumumkan syarat-syarat calon kepa- la desa dan syarat kelengkapan sesuai dengan

Sawah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana di kawasan perdesaan yang dapat ditanami satu kali padi setahun dengan intensitas pertanaman kurang dari 200%

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran materi perpindahan panas dapat menjadikan hasil belajar

adalah untuk mengetahui minat siswa terhadap permainan tee ball pada siswa kelas V SD Se-Gugus III Karangjati Kecamatan Karangjati Kabupaten

Hal itu diatur dalam surat keputusan Menparpostel RI Nomor KM.108/HM.703/MPPT-91, bab 1 pasal 1c, yang berbunyi: pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebarluaskan

Merupa#an u#uran yang diba#u#an dalam penyelenggaraan pelayanan publi# yang ajib di&#34;aa&#34;i oleh pemberi dan a&#34;au penerima pelayanan..

Selulosa, merupakan komponen utama tumbuhan, suatu senyawa organik yang kemungkinan sangat berlimpah di bumi. Bahan tumbuhan ini ditemukan di dalam dinding sel buahbuahan dan