• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengapian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pengapian"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya. Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya. Sholawat beserta salamnya mari kita curah limpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Sholawat beserta salamnya mari kita curah limpahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah hasil pembelajaran kuliah motor bakar, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah hasil pembelajaran kuliah motor bakar, dengan judul

dengan judul “SISTEM PENGAPIAN “SISTEM PENGAPIAN KENDARAAN “ KENDARAAN “ yang merupakan yang merupakan salah satu salah satu syaratsyarat untuk mendapatkan nilai US (Ujian Semester).

untuk mendapatkan nilai US (Ujian Semester).

Di dalam makalah ini tersusun beberapa informasi-informasi mengenai pengertian sistem Di dalam makalah ini tersusun beberapa informasi-informasi mengenai pengertian sistem  pengapian , menfaat sistem pengapian

 pengapian , menfaat sistem pengapian dan tentang permasalahan-permasalahan sistem pendan tentang permasalahan-permasalahan sistem pengapiangapian serta cara-cara mengatasi permasalahan-permasalahan sistem pengapian.

serta cara-cara mengatasi permasalahan-permasalahan sistem pengapian.

Dalam pengerjaan makalah ini tim Penyusun menyadari bahwa masih jauh dari Dalam pengerjaan makalah ini tim Penyusun menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, Penyusun mengharapkan kritik serta kesempurnaan, oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, Penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.

saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Wassalamualaikum Wr,Wb.

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Semarang,

Semarang, 27 27 Juli Juli 20122012

Penyusun Penyusun

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Kata

Kata Pengantar Pengantar ... ...1...1

Daftar isi ...2 Daftar isi ...2 BAB I .Pendahuluan...3 BAB I .Pendahuluan...3 Latar belakang...3 Latar belakang...3 Tujuan ... 3 Tujuan ... 3 BAB II ...4 BAB II ...4 Pembahasan ...4 Pembahasan ...4 Pengertian ...4 Pengertian ...4

Fungsi sistem pengapian... 4

Fungsi sistem pengapian... 4

Cara kerja sistem pengapian ...4

Cara kerja sistem pengapian ...4

 Nama komponen sistem pengapian ...  Nama komponen sistem pengapian ... ...7...7

Pemeliharaan ...18

Pemeliharaan ...18

Gangguan sistem pengapian... 24

Gangguan sistem pengapian... 24

BAB III BAB III ... ...26...26 Penutup ...26 Penutup ...26 Kesimpulan ... 26 Kesimpulan ... 26 Saran ... 26 Saran ... 26 Daftar pustaka ...27 Daftar pustaka ...27

(3)

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Seiring berjalanya waktu ,di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif mengalami

 perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkemban gannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan.Hal ini terjadi karena ba gian ini mudah untuk dilakukan inovasi.Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah ,tapi justru sebaliknya .Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat,sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu,dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik mesin,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon – calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan –  perusahaan otomotif.dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi yang lain.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting ,karena tanpa sistem ini mobil tidak akan dapat bergerak.

Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian .

1.2.Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah: Memenuhi tugas mata kuliah motor bakar

(4)

Awal pembelajaran mengenai dunia otomotif,karena tidak semua mahasiswa kelas otomotif mengetahui mengenai dunia otomotif, Pembelajaran bagi penulis dalam menuangkan gagasan atau ilmu yang dikuasi dalam bentuk tulisan.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan ada api.Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja,pasti ada sebab

kemunculannya.Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem  pengapian.Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang

memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.

2.2.Fungsi Sistem Pengapian

Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran  bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah

kompresi. Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian

(5)

gas (eksplosif) hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha .Sedangkan  pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat  panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam selinder akan terbakar.

Agar busi dapat memercikkan bunga api, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat

2.3. CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN

Agar sistem pengapian bisa berfungsi secara optimal, maka sistem pengapian harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:

1. Percikan Bunga Api Harus Kuat 

Pada saat campuran bensin-udara dikompresi di dalam silinder, maka kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat di antara celah elektroda busi sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan tahanannya akan naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan harus cukup tinggi,

sehingga dapat membangkitkan bunga api yang kuat di antara celah elektroda busi Terjadinya  percikan bunga api yang kuat antara lain dipengaruhi oleh pembentukan tegangan induk si yang

dihasilkan oleh sistem pengapian. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga api yang dihasilkan bisa semakin kuat. Namun secara garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang baik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai  b. Pemakaian kondensor yang tepat

c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai d. Penyetelan celah busi yang tepat

e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat f. Pemakaian kabel tegangan yang tepat

2. Saat Pengapian Harus Tepat 

Untuk memperoleh pembakaran, maka campuran bensin-udara yang paling tepat, maka saat pengapian harus sesuai dan tidak statis pada titik tertentu, saat pengapian harus dapat  berubah mengikuti berbagai perubahan kondisi operasional mesin.

(6)

Saat Pengapian (Ignition Timing)

Saat pengapian dari campuran bensin dan udara adalah saat terjadinya percikan bunga api  busi beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) pada akhir langkah kompresi. Saat

terjadinya percikan waktunya harus ditentukan dengan tepat supaya dapat membakar dengan sempurna campuran bensin dan udara agar dicapai energi maksimum

.

Gambar Batas TMA dan TMB piston

Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam ruangan bakar. Oleh sebab itu akan terjadi sedikit keterlambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian tekanan pembakaran maksimum. Dengan demikian, agar diperoleh output maksimum pada engine dengan tekanan pembakaran mencapai titik tertinggi ( sekitar 100 setelah TMA), periode perambatan api harus diperhitungkan pada saat menentukan saat pengapian (ignition timing). Karena diperlukannya waktu untuk perambatan api, maka campuran bahan bakar –  udara harus sudah dibakar sebelum TMA. Saat mulai terjadinya  pembakaran campuran bahan bakar dan udara tersebut disebut dengan saat pengapian (ignition

timing ). Agar saat pengapian dapat disesuaikan dengan kecepatan, beban mesin dan lainnya diperlukan peralatan untuk merubah (memajukan atau memundurkan) saat pengapian. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan vacuum advancer dan governor advancer untuk

 pengapian konvensional. Dalam sepeda motor biasanya disebut dengan unit pengatur saat  pengapian otomatis atau ATU (Automatic Timing Unit). ATU akan mengatur pemajuan saat  pengapian. Pada sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (menggunakan platina)

ATU diatur secara mekanik sedangkan pada sistem pengapian elektronik ATU diatur secara Elektronik.

3. Sistem Pengapian Harus Kuat dan Tahan

Sisem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang terjadi setiap saat pada ruang mesin atau perubahan kondisi operasional kendaraan; harus tahan terhadap getaran, panas, atau tahan terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh sistem pengapian itu sendiri.

(7)

tegangan tinggi) dan busi harus dibuat sedemikan rupa sehingga tahan pada berbagai kondisi. Misalnya dengan naiknya suhu di sekitar mesin, busi harus tetap tahan (tidak meleleh) a gar bisa terus memberikan loncatan bunga api yang baik. Oleh karena itu,

 pemilihan tipe busi harus benar-benar tepat. Begitu pula dengan koil pengapian maupun kabel  busi, walaupun terjadi perubahan suhu yang cukup tinggi (misalnya karena mesin bekerja pada  putaran tinggi yang cukup lama), komponen tersebut harus mampu menghasilkan dan

menyalurkan tegangan tinggi (induksi) yang cukup. Pemilihan tipe koil hendaknya tepat sesuai kondisi operasional sepeda motor yang digunakan.

2.4.Nama Komponen Dan Fungsinya 1. Baterai (Accumulator)

Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignition coil.

Gambar 1 Baterai (www.technomar.net) 2. Kunci Kontak

Pada sistem pengapian, kunci kontak diperlukan untuk memutushubungkan rangkaian tegangan baterai ke koil pengapian terminal

(15/IG/+) saat menghidupkan atau mematikan mesin.

Gambar Kunci kontak 

Bila kunci kontak posisi (On/IG/15), maka arus dari baterai akan mengalir ke terminal positif (+/15) koil pengapian, maka tegangan primer sistem pengapian siap untuk bekerja.

(8)

 Untuk menghasilkan percikan, listrik harus melompat melewati celah ud ara yang

terdapat di antara dua elektroda pada busi. Karena udara merupakan isolator (penghantar listrik yang jelek), tegangan yang sangat tinggi dibutuhkan untuk mengatasi tahanan dari celah udara tersebut, juga untuk mengatasi sistem itu sendiri dan seluruh komponen sistem

pengapian lainnya. Koil pengapian mengubah sumber tegangan rendah dari baterai atau koil sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi dalam sistem pengapian.

Pada koil pengapian, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti besi.

Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik. Inti besi (core) dikelilingi kumparan yang terbuat dari  baja silicon tipis. Terdapat dua kumparan yaitu sekunder dan primer di mana lilitan primer

digulung oleh lilitan sekunder. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) maka antara lapisan kumparan disekat dengan kertas khusus yang mempunyai tahanan sekat yang

tinggi. Ujung kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer yang lainnya dihubungkan dengan tegangan tinggi malalui suatu pagas dan keduanya digulung.

Gambar Ignition Coil

Tipe Koil Pengapian

Terdapat tiga tipe utama koil pengapian yang umum digunakan  pada sepeda motor, yaitu:

a. Tipe Canister

Tipe ini mempunyai inti besi di bagian tengahnya dan kumparan sekunder mengelilingi inti besi tersebut. Kumparan primernya berada di sisi luar kumparan sekund er. Keseluruhan komponen dirakit dalam satu rumah di logam canister. Kadang-kadang canister diisi dengan oli (pelumas)

(9)

untuk membantu meredam panas yang dihasilkan koil. Kontsruksi tipe canister seperti terlihat  pada gambar di bawah ini.

Gambar Koil pengapian tipe Canister

b. Tipe Moulded

Tipe moulded coil merupakan tipe yang sekarang umum digunakan. Pada tipe ini inti besi di  bagian tengahnya dikelilingi oleh kumparan primer, sedangkan kumparan sekunder berada di sisi

luarnya. Keseluruhan komponen dirakit kemudian dibungkus dalam resin (damar) supaya tahan terhadap getaran yang biasanya ditemukan dalam sepeda motor.

Tipe moulded coil menjadi pilihan yang populer sebab konstruksinya yang tahan dan kuat. Pada mesin multicylinder (silinder banyak) biasanya satu coil melayani dua busi k arena mempunyai dua kabel tegangan tinggi dari kumparan sekunder.

Gambar Koil pengapian tipe Moulded

c. Tipe Koil gabungan (menyatu) dengan tutup busi (spark plug)

Tipe koil ini merupakan tipe paling baru dan sering disebut sebagai koil batang (stick coil). Ukuran besar dan beratnya lebih kecil dibanding tipe moulded coil dan keuntungan palng besar adalah koil ini tidak memerlukan kabel tegangan tinggi.

Gambar Tipe koil pengapian yang menyatu dengan tutup busi

4. CONTACT BREAKER (PLATINA)

Platina pada sistem pengapian berfungsi untuk memutushubungkan tegangan baterai ke kumparan primer. Platina bekerja seperti switch (saklar) yang menyalurkan supply listrik ke kumparan primer koil dan memutuskan aliran listrik untuk menghasilkan induksi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan secara mekanis oleh cam/nok yang menekan bagian tumit dari  platina pada interval waktu yang ditentukan.

Gambar Konstruksi platina

Pada saat poros berputar maka nok akan mendorong lengan platina kearah kontak membuka dan selanjutnya apabila nok terus berputar lebih jauh maka platina akan kembali pada posisi menutup demikian seterusnya. Pada waktu platina menutup, maka arus mengalir ke rangkaian primer sehingga inti besi pada koil pengapian akan jadi magnet. Saat platina membuka, maka

(10)

kemagnetan inti besi akan hilang dengan tibatiba. Kehilangan kemagnetan pada inti besi tersebut akan dapat membangkitkan tegangan tinggi (induksi) pada kumparan sekunder. Tegangan tinggi akan disalurkan ke busi, sehingga timbul loncatan bunga api pada celah elektroda busi untuk membakar campuran bensin dan udara pada akhir langkah kompresi. Permukaan kontak platina dapat terbakar oleh percikan bunga api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh induksi diri pada kumparan primer, oleh karena itu platina harus diperiksa dan diganti secara periodis. Karena  platina sangat penting untuk menentukan performa sistem pengapian (konvensional), maka

dalam pemeriksaannya perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut; 1. Tahanan kontak platina

Oksidasi/kerak kotoran yang terjadi pada permukaan permukaan platina akan semakin bertambah dan semakin buruk sebanding umur pemakaiannya.Bertambahnya lapisan oksidasi membuat  permukaanplatina semakin kasar/kotor dan memperbesar tahanannya, sehingga aliran arus pada

rangkaian primer koil menjadi berkurang.

Faktor-faktor di bawah ini menyebabkan tahanan kontak platina semakin bertambah, yaitu:

a. Gemuk Menempel pada Permukaan Celah Kontak 

Jika bahan ini melekat pada kontak platina, maka kontak akan bertambah hangus oleh loncatan  bunga api, sehingga menambah tahanan kontak. Oleh karena itu, pada saat mengganti kontak  platina harus diperhatikan agar oli atau gemuk tidak menempel

 pada celah kotak. Usahakan selalu membersih-kan celah kontak (air gap) saat akan melakukan pemasangan.

2. Celah Tumit Ebonit

Untuk menghindari aus yang terlalu cepat, sebaiknya beri gemuk pada tumit ebonit tersebut. Jika tumit ebonit aus dapat menyebabkan platina tidak bisa terbuka saat cam berputar sehingga

sehingga tidak akan terjadi loncatan bunga api dan mesin bisa mati. 3. Sudut Dwell

Sudut pengapian merupakan sudut yang diperlukan untuk satu kali pengapian pada satu silinder motor. Di mana secara detail dapat diterangkan sebagai sudut putar nok/cam saat platina mulai membuka sampai platina mulai membuka pada tonjolan nok/kam berikutnya

(11)

sudut dwell adalah lamanya posisi platina dalam keadaan menutup. Oleh karena Dengan memperbesar celah platina sudut dwell menjadi kecil, dan sebaliknya bila celah platina diperkecil maka sudut dwell akan menjadi b esar. Sudut dwell yang terlalu besar dapat

menyebabkan kemungkinan percikan busi pada sistem pengapian terlambat, putaran mesin kasar, tidak optimalnya fungsi kondenser, dan sebagainya. Sedangkan sudut dwell yang terlalu kecil, dapat menyebabkan kemungkinan percikan bunga api yang lemah/kecil, mesin overheating (mesin teralu panas), performa mesin jelek dan sebagainya.

5. Distributor

Fungsi distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian (FO)

Gambar 4 Distributor (www.hot-spark.com)

Bagian-bagian distributor

• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.

• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang men galir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi magnet listrik (eletromagnetic induction).

• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga ap i yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder. • Centrifugal Gaver nor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin.

• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacun intake manifold).

• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.

(12)

• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.

Gambar Bagian-bagian distributor (www.procarcare.com)

6. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Core)

Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.

7. Busi

Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder koil pengapian, setelah melalui rangkaian tegangan tinggi akan dikeluarkan diantara elektroda tengah (elektroda positif) dan elektroda sisi (elektroda negatif) busi berupa percikan bunga api.

Tujuan adanya busi dalam hal ini adalah untuk mengalirkan pulsa atau arus tegangan tinggi dari tutup (terminal) busi ke bagian elektroda ten gah ke elektroda sisi melewati celah udara dan kemudian berakhir ke masa (ground).

Gambar busi

(vespamaker.blogspot.com)

Busi merupakan bagian (komponen) sistem pengapian yang bisa habis, dirancang untuk

melakukan tugas dalam waktu tertentu dan harus diganti dengan yang baru jika busi sudah aus atau terkikis.

(13)

Tipe-Tipe Busi

Terdapat beberapa macam tipe busi, diantaranya: a. Busi Tipe Standar (Standard Type)

Busi dengan ujung elektroda tengah saja yang menonjol keluar dari diameter rumah yang berulir (threaded section) disebut busi standar. Ujung insulator (nose insulator) tetap berada di d alamnya (tidak menonjol).

Gambar Busi standar

Tipe busi ini biasa-nya cocok untuk mesin-mesin dengan tahun pem-buatan lebih tua b. Busi Tipe Resistor (Resistor Type)

Busi dengan tipe resistor merupakan busi yang dibagian dalam elektroda tengah dekat daerah loncatan api dipasangkan (disisipkan) sebuah resistor (sekitar 5 kilo ohm). Tujuan pemasangan resistor tersebut adalah untuk memperlemah gelombang-gelombang elektromagnet yang

ditimbulkan oleh loncatan pengapian, sehingga bisa mengurangi gangguan (interferensi) radio dan peralatan telekomunikasi yang dipasang disekitarnya maupun yang dipasang pada mobil lain.

Gambar Busi tipe resistor

c. Busi dengan Elektroda yang Menonjol (Projected Nose Type)

Busi dengan elektroda yang menonjol maksudnya adalah busi dengan ujung elektroda tengah dan ujung insulator sama-sama menonjol keluar. Suhu elektroda akan lebih cepat naik dibanding tipe busi standar karena busi tipe ini menonjol ke ruang bakar, sehingga dapat membantu menjaga busi tetap bersih.Selain itu, pada putaran mesin yang tinggi, efek  pendinginan yangdatang dari campuran bahan bakar (bensin) dan udara akan

meningkat, sehingga dapat juga membantu menjaga busi beroperasi dalam suhu kerjanya. Hal ini akan mempunyai kecenderungan mengurangi pre-ignition. Busi tipe ini cocok untuk

(14)

mesin-mesin modern namun tertentu saja. Oleh karena itu, hinda ri penggunaan busi tipe ini pada mesin yang tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan gangguan pada

katup maupun piston serta kerusakan mesin.

8. KONDENSOR

Saat arus primer mengalir akan terjadi hambatan pada arus tersebut, hal ini disebabkan oleh induksi diri yang terjadi pada waktu arus mengalir pada kumparan primer. Induksi diri tidak hanya terjadi pada waktu arus primer mengalir, akan tetapi juga pada waktu arus primer

diputuskan oleh platina saat mulai membuka. Pemutusan arus primer yang tiba-tiba pada waktu  platina membuka, menyebabkan bangkitnya tegangan ting gi sekitar 500 V pada kumparan  primer. Induksi diri tersebut, menyebabkan sehingga arus prima tetap mengalir dalam bentuk  bunga api pada celah kontak. Hal ini terjadi karena gerakan pemutusan platina cenderung lebih

lambat dibanding gerakan aliran listrik yang ingin terus melanjutkan alirannya ke masa/ground. Jika terjadi loncatan bungai api pada platina tersebut saat platina mulai membuka, maka

 pemutusan arus primer tidak terjadi dengan cepat, padahal tegangan yang dibangkitkan pada kumparan sekunder naik bila pemutusan arus primer lebih cepat. Untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada platina

seperti percikan api pada busi, maka dipasang kondensor pada rangkaian pengapian. Pada umumnya kondensor dipasang (dirangkai) secara paralel dengan platina.

Gambar Kondensor

Dengan adanya kondensor, maka induksi diri pada kumparan primer yang terjadi waktu platina membuka, disimpan sementara pada kondensor, sekaligus akan mempercepat pemutusan arus  primer Kemampuan dari suatu kondensor ditunjukkan oleh seberapa sebesar kapasitasnya.

Kapasitas kondensor diukur am satuan mikro farad (μf), misalnya kapasitor dengan kapasitas 0,22 μf atau 0,25 μf. Agar fungsi kondensor bisa benar -benar mencegah terbakarnya platina karena adanya loncatan bunga api pada paltina tersebut, maka kapasitas kondensor harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

(15)

2.5.Pemeliharaan

A. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu  berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis

dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan.

Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian  bahan bakar tidak diaktifkan.

Amati prosedur yang dianjurkan berikut.

Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: • Kecelakaan atau kematian

• Kebakaran kendaraan • Kerusakan engine

• Kerusakan komponen elektronik.

B. Pencegahan

Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil.

• Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill. • Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori.

C. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian

Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.

• Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.

(16)

terminal-terminalnya berkarat.

• Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.

• Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.

• Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda -elektrodanya terbakar. • Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada t anda-tanda korslet.

D. Alat ukur sistem pengapian 1 .Multimeter Digital

Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan  pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti  pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan

keterpakaian komponen.

Fungsi frekuensi mampu mengukur: • Ketersediaan output generator sinyal.

• Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin.

• Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik. Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian: • Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system.

• Dioda operasi system.

• Keterpakaian transistor daya. • Kontinuitas rangkaian.

2. Dwell Meter

Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah k ontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan

(17)

terlalu kecil ) tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan

mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah.

Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan  putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacu um dan mencatat

variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki.

Pengoperasian Dwell Meter

Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pen gapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine d an perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter.

Catatan:

• Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.

• Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.

3.Timing Light

Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar  poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston Begitu saat pengapian

disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian

memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik. E.Pengetesan Komponen Sistem Pengapian

Pengetesan Coil Pengapian • Pengecekan Lilitan Primer

Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan  primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedu a terminal  primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi  pabrik.

(18)

Contoh:

Koil 12V –  2,5 sampai 3 Ohm Koil Ballast –  1,5 sampai 2 Ohm Koil Hei –  0,8 sampai 1 Ohm.

Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet.

• Coil Lilitan Sek under

Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet  bersamaan.

• Pengecekan Massa Isolasi

Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.

• Pengujian Output

Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm.

Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil. Catatan penting: Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.

Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang  berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik

(19)

Ada tiga pengetesan yang harus dilakukan terhadap kondensor.

• Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.

• Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.

• Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.

Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine

F. Pengetesan Kontak Point

Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system  pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti

a. Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukka salah satu dari:

• celah terlalu kecil. • Kondensor rusak  • Lilitan koil rusak.  b. Pemeriksaan lainnya

• Kekuatan pegas.

• Kabel listrik dan sambungan. • Celah kontak point.

• Keausan poros cam distriburtor.

G.Pengetesan Ballast Resistor

Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja. Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.

H.Pengetesan Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor

(20)

Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 –  25 K ohm,

tergantung panjangnya. Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan , terminal yang

 berkarat atau rusak.

I.Pengetesan Kapasitor

Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan: • Kapasitas kapasitor

• Resistansi atau kebocoran insulator • Resistansi seri

• Hubungan singkat atau ke massa • Hubungan singkat internal rangkaian.

Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:

• Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor  • Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.

• Hidupkan alat uji.

• Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’

• Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik. • Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.

• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah. • Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.

• Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah. Catatan:

Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop.

J.Pengetesan Pembangkit PulsaUntuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik

(21)

• Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa. • Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik

GambarModul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam  pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik.

Instrumen pengujian yang digunakan adalah: • Ohmmeter.

• Voltmeter.

• Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.

2.6

 .GANGGUAN YANG TERJADI PADA SISTEM PENGAPIAN, PENYEBAB DAN PERBAIKANYA

KEADAAN KEMUNGKINAN PENYEBAB PEMERIKSAAN ATAU PERBAIKAN

1. Enjin berputar normal tetapi gagal untuk start

1. Tidak ada tegangan pada sistem pengapian

2. Sambungan modul

 pengapian terpu-tus, ter-masa-kan, longgar atau korosi

3. Sambungan primer tidak kuat

4. Koil pengapian terputus atau korslet

5. Reluktor atau koil pikap rusak

6. Modul pengapian rusak 7. Tutup atau rotor rusak 8. Sistem bahan bakar macet 9. Kerusakan enjin

1. Periksa baterai, saklar  pengapian, kabel-kabel. 2. Perbaiki jika perlu

3. Bersihkan, ketatkan konektor 4. Periksa koil, ganti jika rusak 5. Ganti

6. Ganti 7. Ganti

8. Rujuk pada servis sistem  bahan bakar

(22)

2. Enjin mengeluar-kan api balik(back fire) dan gagal untuk start

1. Pengaturan waktu tidak tepat

2. Pengembunan pada tutup distributor

3. Tegangn bocor pada tutup distributor

4. Kabel sekunder tidak terhubung sesu-ai urutan  pengapian

5. Korslet antar kabel sekunder

1. Setel pengaturan waktu 2. Keringkan tutup distributor 3. Ganti tutup distributor 4. Sambungkan dengan benar 5. Ganti kabel yang rusak

3. Enjin hidup tetapi tersendat-sendat

1. Busi salah atau cacat 2. Tutup distributor atau

rotor cacat

3. Kabel sekunder rusak 4. Koil rusak

5. Konektor jelek

6. Kebocoran pada tegangan tinggi

7. Mekanisme dini rusak 8. Sistem bahan bakar rusak

1. Bersihkan, setel celah atau ganti

2. Ganti 3. Ganti 4. Ganti

5. Bersihkan, ketatkan

6. Periksa tutup, rotor, kabel sekunder

7. Periksa, perbaiki atau ganti 8. Rujuk pada servis sistem

 bahan bakar 4. Enjin hidup tetapi ada

api balik

1. Pengaturan waktu tidak tepat

2. Pengapian tertukar

3. Kegagalan pada katup anti api balik

4.  Nilai panas busi salah 5. Sistem injeksi udara tidak

 berfungsi

6. Enjin panas berlebihan 7. Sistem bahan bakar tidak

memasok perbandingan udara-bahan bakar dengan tepat

8. Enjin tidak dapat difungsikan akibat menumpuknya karbon  pada katup

1. Setel pengaturan waktu 2. Periksa kabel, tutup

distributor dan rotor terhadap kebocoran jalur

3. Ganti

4. Pasang busi yan nilai  panasnya sesuai

5. Periksa sistem injeksi udara 6. Lihat item 5

7. Rujuk pada servis sistem  bahan bakar

(23)

5. Enjin panas berle- bihan

1. Pengaturan waktu terlambat

2. Cairan pendingin macet atau ganggu-an pada sistem pendinginan 3. Pengaturan waktu katup

terlambat atau kondisi enjin yang lainnya

1. Setel pengaturan waktu 2. Rujuk pada servis sistem

 pendinginan

3. Rujuk pada servis enjin

6. Enjin kehilangan daya 1. Pengaturan waktu tidak tepat

2. Gangguan seperti yang dijelaskan pada item 3 3. Sistem pembuangan

tersumbat

4. Oli enjin terlalu kental 5. Bahan bakar yang salah 6. Tahanan guling berlebihan

1. Setel pengaturan waktu 2. Bersihkan

3. Ganti, gunakan oli yang kekentalannya sesuai

4. Gunakan bahan bakar yang  benar

5. Periksa ban, rem, penjajaran 6. Lihat item 5

7. Terjadi ketukan (knocking)lemah pada enjin (ketukan bunga api)

1. Pengaturan waktu tidak tepat

2. Bahan bakar salah 3.  Nilai panas busi salah 4. Mekanisme dini tidak

 berfungsi

5. Karbon (arang) didalam silinder me-numpuk

1. Setel pengaturan waktu 2. Gunakan bahan bakar yang

tepat

3. Pasang busi yang tepat 4. Perbaiki atau ganti 5. Servis enjin

8. Busi rusak 1. Isolator pecah/retak 2. Busi penuh jelaga

3. Busi putih atau abu-abu, dengan isolator melepuh 4. Kondisi-kondisi yang lain

1. Pemasangan yang tidak hati-hati, pasang busi yang baru 2. Pasang busi panas, perbaiki

kondisi enjin

3. Pasang busi yang lebih dingin

4. Lihat bagian B.6

9. Enjin tiba-tiba hidup atau mati suri

1. Solenoid idel diluar batas  penyetelan atau bahan  bakar terhenti

2. Terdapat titik panas pada ruang pembakaran

3. Enjin terlalu panas

1. Setel atau ganti 2. Servis enjin 3. Lihat item 5

(24)

4. Pengaturan waktu dini

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Sistem pengapian merupakan sistem yang sangat penting dalam dunia otomotif sehingga

mempelajarinya merupakan keharusan. Beberpa hal yang harus diketahui dari sistem pengapian diantaranya:

• Cara kerja sistem pengapian

• Nama komponen sistem pengapian • Fungsi komponen sistem pengapian • Pemeliharaan sistem pengapian

(25)

• Gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem pengapian, penyebab serta perbaikannya

3.2.Saran

Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di  bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.

Referensi

Dokumen terkait

Anomali eksentrik adalah sudut yang diukur dari apogee dalam arah yang sama dengan anomali benar.. 44.Satelit akan dapat diamati pada posisi yang sama di atas

)an " *kt !uru mata pelaaran ,M(' Peratusan lulus 1'' dalam SPM 2'1/ Peratusan lulus 1'' dalam SPM 2'1( / %ccount  %ccess #pat meransang dan mempelbagaikan

stigma ini dapat mendorong seseorang untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja,

Saat ini saya sedang menyusun Tugas Akhir dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Program Studi Matematika Universitas

Setelah dilakukan pemisahan sinyal, maka sinyal estimasi yang diperoleh digunakan untuk mendeteksi kerusakan mesin dengan metode frekuensi sesaat yang dapat ditelusuri

Komitmen kami adalah sebagai mitra dan pendamping (co-learner and partner) bagi klien dalam rangka meningkatkan Produktifitas, Pelaksanaan Hubungan Industrial dan

perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merk. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan

Si Manuel Luis Quezon y Molina (i. 1 Agosto 1944) ay kilala bilang “Ama ng Wikang Filipino.” Tinagurian ding “Ama ng Republika ng Pilipinas”, siya ang naging unang Pangulo