• Tidak ada hasil yang ditemukan

Osgood Schlatter Disease

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Osgood Schlatter Disease"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang 19,2019,20

Tendo patella yang berinsersi pada tuberositas tibia, merupakan

Tendo patella yang berinsersi pada tuberositas tibia, merupakan

perluasan epifisis tibia proksimal. Daerah ini rentan terhadap mikrofraktur

perluasan epifisis tibia proksimal. Daerah ini rentan terhadap mikrofraktur

selama masa anak akhir atau remaja, terutama pada mereka yang sering

selama masa anak akhir atau remaja, terutama pada mereka yang sering

berolahraga, menimbulkan penyakit Osgood Schlatter. Penyakit ini lazim

berolahraga, menimbulkan penyakit Osgood Schlatter. Penyakit ini lazim

terjadi pada anak laki-laki.

terjadi pada anak laki-laki.

Pada tahun 1903, Robert Osgood (1873-1956), seorang ahli bedah Pada tahun 1903, Robert Osgood (1873-1956), seorang ahli bedah ortopedi dari Amerika Serikat, dan Carl Schlatter (1.864-1.934), seorang ahli ortopedi dari Amerika Serikat, dan Carl Schlatter (1.864-1.934), seorang ahli bedah dari Swiss,

bedah dari Swiss, secara bersamaan menggambarkan penyakit yang sekarangsecara bersamaan menggambarkan penyakit yang sekarang menyanda

menyandang nama mereka. ng nama mereka. Osgood-SchlaOsgood-Schlatter disease tter disease (OSD) merupakan salah(OSD) merupakan salah satu penyebab paling umum nyeri lutut pada remaja yang aktif. OSD satu penyebab paling umum nyeri lutut pada remaja yang aktif. OSD merupakan fenomena yang dihasilkan dari kontraksi paha depan yang merupakan fenomena yang dihasilkan dari kontraksi paha depan yang berulang-ulang melalui tendon patella pada insersinya di tuberkulum tulang berulang-ulang melalui tendon patella pada insersinya di tuberkulum tulang tibia yang belum matur.

tibia yang belum matur.

Osgood-Schlatter disease yang juga dikenal sebagai cedera tuberositas Osgood-Schlatter disease yang juga dikenal sebagai cedera tuberositas tibialis traksi apophyseal adalah pecahnya lempeng pertumbuhan di tibialis traksi apophyseal adalah pecahnya lempeng pertumbuhan di tuberositas tibia.

tuberositas tibia. Sinding-Larsen-Johansson sindrom adalah suatu kondisiSinding-Larsen-Johansson sindrom adalah suatu kondisi analog yang melibatkan

analog yang melibatkan tendon patellatendon patella dan margin yang lebih rendah daridan margin yang lebih rendah dari patella

(2)

Kondisi tersebut terjadi pada anak laki-laki aktif dan perempuan usia Kondisi tersebut terjadi pada anak laki-laki aktif dan perempuan usia 9-16 bertepatan dengan periode pertumbuhan yang cepat. Hal ini terjadi lebih 16 bertepatan dengan periode pertumbuhan yang cepat. Hal ini terjadi lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan laporan rasio untuk  sering pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan laporan rasio untuk  laki

laki

 – 

 – 

laki dan wanita mulai dari 3:1 sampai setinggi 7:1.laki dan wanita mulai dari 3:1 sampai setinggi 7:1.

Perbedaannya adalah terkait dengan partisipasi yang lebih besar pada Perbedaannya adalah terkait dengan partisipasi yang lebih besar pada anak laki-laki dalam olahraga sehingga resikonya lebih besar daripada anak  anak laki-laki dalam olahraga sehingga resikonya lebih besar daripada anak  perempuan

perempuan. Kondisi . Kondisi ini biasanya terbatas pada ini biasanya terbatas pada keadaan yang disebabkan olehkeadaan yang disebabkan oleh tekanan pada

tekanan pada tendon patellatendon patella yang melekat padayang melekat pada otot quadricep femorisotot quadricep femoris didi bagian depan

bagian depan pahapaha keke tuberositas tibialis.tuberositas tibialis. Dengan Dengan adanya adanya lonjakanlonjakan pertumbuhan pada remaja, stres berulang dari kontraksi

pertumbuhan pada remaja, stres berulang dari kontraksi quadricepsquadriceps femorisfemoris melalui tendon patella ke tuberositas tibial menyebabkan beberapa avulsi melalui tendon patella ke tuberositas tibial menyebabkan beberapa avulsi subakut bersama dengan peradangan tendon, yang menyebabkan subakut bersama dengan peradangan tendon, yang menyebabkan pertumbuhan tulang kelebihan dalam tuberositas dan menimbulkan benjolan pertumbuhan tulang kelebihan dalam tuberositas dan menimbulkan benjolan yang dapat sangat menyakitkan saat ditekan.

yang dapat sangat menyakitkan saat ditekan.

Penyakit ini mungkin berkembang tanpa trauma atau penyebab lainnya Penyakit ini mungkin berkembang tanpa trauma atau penyebab lainnya yang belum jelas, namun, beberapa studi melaporkan sampai dengan 50% yang belum jelas, namun, beberapa studi melaporkan sampai dengan 50% dari pasien berhubungan dengan riwayat timbulnya

dari pasien berhubungan dengan riwayat timbulnya trauma.trauma.

Dalam sebuah penelitian retrospektif remaja, atlet muda aktif dan sering Dalam sebuah penelitian retrospektif remaja, atlet muda aktif dan sering berolahraga menunjukkan frekuensi 21% melaporkan sindrom dibandingkan berolahraga menunjukkan frekuensi 21% melaporkan sindrom dibandingkan dengan hanya 4,5% dari yang jarang atau tidak berolahraga. Nyeri lutut dengan hanya 4,5% dari yang jarang atau tidak berolahraga. Nyeri lutut biasanya timbul selama kegiatan seperti berlari, melompat, jongkok, dan biasanya timbul selama kegiatan seperti berlari, melompat, jongkok, dan

(3)

Kondisi tersebut terjadi pada anak laki-laki aktif dan perempuan usia Kondisi tersebut terjadi pada anak laki-laki aktif dan perempuan usia 9-16 bertepatan dengan periode pertumbuhan yang cepat. Hal ini terjadi lebih 16 bertepatan dengan periode pertumbuhan yang cepat. Hal ini terjadi lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan laporan rasio untuk  sering pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan laporan rasio untuk  laki

laki

 – 

 – 

laki dan wanita mulai dari 3:1 sampai setinggi 7:1.laki dan wanita mulai dari 3:1 sampai setinggi 7:1.

Perbedaannya adalah terkait dengan partisipasi yang lebih besar pada Perbedaannya adalah terkait dengan partisipasi yang lebih besar pada anak laki-laki dalam olahraga sehingga resikonya lebih besar daripada anak  anak laki-laki dalam olahraga sehingga resikonya lebih besar daripada anak  perempuan

perempuan. Kondisi . Kondisi ini biasanya terbatas pada ini biasanya terbatas pada keadaan yang disebabkan olehkeadaan yang disebabkan oleh tekanan pada

tekanan pada tendon patellatendon patella yang melekat padayang melekat pada otot quadricep femorisotot quadricep femoris didi bagian depan

bagian depan pahapaha keke tuberositas tibialis.tuberositas tibialis. Dengan Dengan adanya adanya lonjakanlonjakan pertumbuhan pada remaja, stres berulang dari kontraksi

pertumbuhan pada remaja, stres berulang dari kontraksi quadricepsquadriceps femorisfemoris melalui tendon patella ke tuberositas tibial menyebabkan beberapa avulsi melalui tendon patella ke tuberositas tibial menyebabkan beberapa avulsi subakut bersama dengan peradangan tendon, yang menyebabkan subakut bersama dengan peradangan tendon, yang menyebabkan pertumbuhan tulang kelebihan dalam tuberositas dan menimbulkan benjolan pertumbuhan tulang kelebihan dalam tuberositas dan menimbulkan benjolan yang dapat sangat menyakitkan saat ditekan.

yang dapat sangat menyakitkan saat ditekan.

Penyakit ini mungkin berkembang tanpa trauma atau penyebab lainnya Penyakit ini mungkin berkembang tanpa trauma atau penyebab lainnya yang belum jelas, namun, beberapa studi melaporkan sampai dengan 50% yang belum jelas, namun, beberapa studi melaporkan sampai dengan 50% dari pasien berhubungan dengan riwayat timbulnya

dari pasien berhubungan dengan riwayat timbulnya trauma.trauma.

Dalam sebuah penelitian retrospektif remaja, atlet muda aktif dan sering Dalam sebuah penelitian retrospektif remaja, atlet muda aktif dan sering berolahraga menunjukkan frekuensi 21% melaporkan sindrom dibandingkan berolahraga menunjukkan frekuensi 21% melaporkan sindrom dibandingkan dengan hanya 4,5% dari yang jarang atau tidak berolahraga. Nyeri lutut dengan hanya 4,5% dari yang jarang atau tidak berolahraga. Nyeri lutut biasanya timbul selama kegiatan seperti berlari, melompat, jongkok, dan biasanya timbul selama kegiatan seperti berlari, melompat, jongkok, dan

(4)

terutama naik atau turun tangga dan selama berlutut. Pada fase akut, nyeri terutama naik atau turun tangga dan selama berlutut. Pada fase akut, nyeri terasa berat. Rasa sakit dapat timbul dengan extensi lutut , menekankan paha terasa berat. Rasa sakit dapat timbul dengan extensi lutut , menekankan paha depan, atau menekan lutut. Nyeri biasanya berintensitas dan intermitten. depan, atau menekan lutut. Nyeri biasanya berintensitas dan intermitten. Nyeri ringan dan intermiten awalnya Pada fase akut sakit parah dan terus Nyeri ringan dan intermiten awalnya Pada fase akut sakit parah dan terus menerus di alami. Dampak

menerus di alami. Dampak dari daerah yang terkena bisa dari daerah yang terkena bisa sangat menyakitkan.sangat menyakitkan. Gejala Bilateralyang diamati sekitar 20-30% pasien.

Gejala Bilateralyang diamati sekitar 20-30% pasien.

Gejala biasanya dapat diatasi dengan pengobatan tetapi dapat berulang Gejala biasanya dapat diatasi dengan pengobatan tetapi dapat berulang untuk 12-24 bulan sebelum resolusi lengkap setelah jatuh atau terbentur pada untuk 12-24 bulan sebelum resolusi lengkap setelah jatuh atau terbentur pada tuberositas tibia. Dalam beberapa kasus, gejala terus muncul sampai pasien tuberositas tibia. Dalam beberapa kasus, gejala terus muncul sampai pasien sepenuhnya tumbuh menjadi dewasa. Pada sekitar 10% dari pasien gejala sepenuhnya tumbuh menjadi dewasa. Pada sekitar 10% dari pasien gejala terus berlan

terus berlanjut sampai jut sampai dewasa, medewasa, meskipun seskipun semua langkamua langkah h konservatif telahkonservatif telah dilakukan.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi lutut 21,22

1. Jenis Sendi Lutut

Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint), yaitu sendi yang mempunyai cairan sinovial yang berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah tulang yang bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih kompleks daripada jenis sendi fibrous dan sendi cartilaginosa. Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage , yang merupakan bantalan pada

(6)

persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi oleh kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan.

Kapsul sendi ini terdiri dari 2 lapisan : a. Lapisan luar

Disebut juga fibrous capsul , terdiri dari jaringan connective yang kuat yang tidak teratur Dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari periosteum yang menutupi bagian tulang. Dan sebagian lagi akan menebal dan membentuk ligamentum.

b. Lapisan dalam

Disebut juga synovial membran, bagian dalam membatasi cavum sendi dan bagian luar merupakan bagian dari articular cartilage.. Membran ini tipis dan terdiri dari kumpulan jaringan connective. Membran ini menghasilkan cairan synovial yang terdiri dari serum darah dan cairan sekresi dari sel synovial. Cairan synovial ini merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida protein , lemak  dan sel sel lainnya. Polisakarida ini mengandung hyaluronic acid yang merupakan penentu kualitas dari cairan synovial dan berfungsi sebagai pelumas dari permukaan sendi sehingga sendi mudah digerakkan Ada 2 condylus yang menutupi bagian ujung bawah sendi pada femur dan 2 tibial condylus yang menutupi meniscus untuk  stabilitas artikulasi femorotibial. Patella yang merupakan jenis tulang sesamoid terletak pada segmen inferior dari tendon quadriceps femoris, bersendi dengan femur, dimana patella ini terletak diantara 2 condylus femoralis pada permukaan anteroinferior. Menurut arah gerakannya sendi lutut termasuk dalam sendi engsel ( mono axial  joints )yaitu sendi yang mempunyai arah gerakan pada satu sumbu. Sendi lutut ini terdiri dari bentuk conveks silinder pada tulang yang satu yang digunakan untuk berhubungan dengan bentuk yang concave pada tulang lainnya.

(7)

2. Anatomi Sendi Lutut

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris. Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel, tetapi sebenarnya terdiri dari tiga bagian sendi yang kompleks yaitu :

a. condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus dan berhubungan dengan condylus tibiae

b. satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella dan femur.

(8)

Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk  bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies articularis femoris. tibiae dan patella diliputi oleh cartilago hyaline. Fascies articularis condylus medialis dan lateralis tibiae di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan lateralis.

3. Ligamentum Sendi Lutut a. ligamentum extracapsular

1) Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh

(9)

sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit.

2) Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui  jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari

meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei. 3) Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu .

4) Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada

(10)

dinding capsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.

5) Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang.

b. Ligamentum Intra Capsular

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.

1) Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan

(11)

menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi untuk mencegah femur.

2) Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.

4. Cartilago Semilunaris (Meniscus)

Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C, yang pada potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya cekung dan membentuk 

(12)

tepian bebas . Permukaan atasnya cekung dan berhubungan langsung dengan condylus femoris. Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus tibialis untuk menerima condylus femoris yang cekung.

a. Cartilago Semilunaris Medialis

Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif tetap.

b. Cartilago Semilunaris Lateralis

Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia intercondylaris.Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior, tepat di belakang eminentia intercondylaris. Seberkas  jaringan fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum cruciatum posterior ke condylus medialis femoris. Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.

5. Capsula Articularis

Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior dari femur diatas tubrositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut sebagai loose membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak  yang tebal dari ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari retinacula

(13)

patellae menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan ke bawah melekat pada ligamentum cruciatum anterior . Selanjutnya capsula articularis ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.

Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar pada synovial membran. Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan dua pasang condylus femoris dan tibiae.

Lipatan capsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian menutupi permukaan cartilago , dan bagian permukaan anterior dari femur tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus. 6. Bursa Sendi Lutut

Bursa sendi merupakan suatu tube seperti kantong yang terletak di bagian bawah dan belakang pada sisi lateral didepan dan bawah tendon origo m. popliteus. Bursa ini membuka kearah sendi melalui celah yang sempit diatas meniscus lateralis dan tendon m. popliteus. Banyak bursa berhubungan sendi lutut. Empat terdapat di depan, dan enam terdapat di belakang sendi. Bursa ini terdapat pada tempat terjadinya gesekan di antara tulang dengan kulit, otot, atau tendon.

a. Bursa Anterior

1) Bursa Supra Patellaris

Terletak di bawah m. quadriceps femoris dan berhubungan erat dengan rongga sendi.

(14)

2) Bursa Prepatellaris

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patellae.

3) Bursa Infrapatellaris Superficialis

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah ligamentum patellae

4) Bursa Infapatellaris Profunda

Terletak di antara permukaan posterior dari ligamentum patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini terpisah dari cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini jarang terjadi.

b. Bursa posterior

1) Recessus Subpopliteus

Ditemukan sehubungan dengan tendon m. popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi.

2) Bursa M. Semimembranosus

Ditemukan sehubungan dengan insertio m. semimembranosus dan sering berhubungan dengan rongga sendi.

c. Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan : 1) tendon insertio m. biceps femoris

2) tendon m. sartorius , m. gracilis dan m. semitendinosus sewaktu berjalan ke insertionya pada tibia.

3) di bawah caput lateral origo m. gastrocnemius 4) di bawah caput medial origo m. gastrocnemius 7. Persarafan Sendi Lutut

Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus yang yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk  mengatur pergerakan pada sendi lutut.

Sehingga sendi lutut disarafi oleh : a. N. Femoralis

(15)

c. N. Peroneus communis d. N. Tibialis

8. Vascularisasi

Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena femoralis.

9. Sistem Lymph

System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph node sub inguinal superficialis. Sebagian lagi aliran lymph ini akan memasuki lymph node popliteal, dimana aliran lymph berjalan sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.

10. Pergerakan Sendi Lutut

Pergerakan pada sendi lutut meliputi gerakan fleksi, ekstensi, dan sedikit rotasi. Gerakan fleksi dilaksanakan oleh m. biceps femoris, semimembranosus, dan semitendinosus, serta dbantu oleh m.gracilis , m.sartorius dan m. popliteus. Fleksi sendi lutut dibatasi oleh bertemunya tungkai bawah bagian belakang dengan paha. Ekstensi dilaksanakan oleh m. quadriceps femoris dan dibatasi mula-mula oleh ligamentum cruciatum anterior yang menjadi tegang. Ekstensi sendi lutut lebih lanjut disertai rotasi medial dari femur dan tibia serta ligamentum collaterale mediale dan lateral serta ligamentum popliteum obliquum menjadi tegang , serat-serat posterior ligamentum cruciatum posterior juga di eratkan. Sehingga sewaktu sendi lutut mengalami ekstensi penuh ataupun sedikit hiper-ekstensi, rotasi medial dari femur mengakibatkan pemutaran dan pengetatan semualigamentum utama dari sendi, dan lutut berubah menjadi struktur yang secara mekanis kaku. Rotasio femur sebenarnya mengembalikan femur pada tibia, dan cartilago semilunaris dipadatkan

(16)

mirip bantal karet diantara condylus femoris dan condylus tibialis. Lutut berada dalam keadaan hiper-ekstensi dikatakan dalam keadaan terkunci. Selama tahap awal ekstensi , condylus femoris yang bulat menggelinding ke depan mirip roda di atas tanah, pada permukaan cartilago semilunaris dan condylus lateralis. Bila sendi lutut di gerakkan ke depan , femur ditahan oleh ligamentum cruciatum posterior, gerak menggelinding condylus femoris diubah menjadi gerak memutar. Sewaktu ekstensi berlanjut , bagian yang lebih rata pada condylus femoris bergerak kebawah dan cartilago semilunaris harus menyesuaikan bentuknya pada garis bentuk condylus femoris yang berubah. Selama tahap akhir ekstensi , bila femur mengalami rotasi medial, condylus lateralis femoris bergerak ke depan, memaksa cartilago semilunaris lateralis ikut bergerak ke depan. Sebelum fleksi sendi lutut dapat berlangsung , ligamentum-ligamentum utama harus mengurai kembali dan mengendur untuk memungkinkan terjadinya gerakan diantara permukaan sendi. Peristiwa mengurai dan terlepas dari keadaan terkunci ini dilaksanakan oleh m. popliteus, yang memutar femur ke lateral pada tibia. Sewaktu condylus lateralis femoris bergerak mundur, perlekatan m. popliteus pada cartilago semilunaris lateralis akibatnya tertarik kebelakang. Sekali lagi cartilago semilunaris harus menyesuaikan bentuknya pada garis bentuk condylus yang berubah. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat , maka kemungkinan rotasio sangat luas. Rotasi medial dilakukan m. sartorius, m. gracilis dan m. semitendinosus. Rotasi lateral dilakukan oleh m. biceps femoris. Pada posisi fleksi, dalam batas tertentu tibia secara pasif dapat di gerakkan ke depan dan belakang terhadap femur, hal ini dimungkinkan karena ligamentum utama, terutama ligamentum cruciatum sedang dalam keadaan kendur. Jadi disini tampak bahwa stabilitas sendi lutut tergantung pada kekuatan tonus otot yang bekerja terhadap sendi dan juga oleh kekuatan kigamentum. Dari faktor-faktor ini, tonus otot berperan sangat penting, dan menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan otot ini, terutama m. quadriceps femoris, setelah terjadi cedera pada sendi lutut.

(17)

B. Osgood Schlatter Disease 1. Definisi

Penyakit Osgood-schlatter adalah suatu kondisi ketika terdapat pemisahan parsial apofisis tibia dari tuberositas tibia (daerah sendi lutut). Osgood schlatter disease terjadi karena adanya inflamasi pada tuberositas tibia yang menyebabkan nyeri, terutama saat akan melakukan ekstensi lutut. Hal ini terjadi akibat stres fisik pada lutut selama periode pertumbuhan cepat pada awal pubertas. Stres biasanya berkaitan dengan olahraga seperti berlari, bersepeda, mendaki, atau hiking. Kondisi ini terutama sering terjadi pada remaja laki-laki yang berusia antara 11 sampai 15 tahun, dan remaja perempuan dari 8 sampai 13 tahun. Inflamasi tendon patella (Tendonitis) terjadi, seperti pada perkembangan kartilago yang mengalami osifikasi di tuberositas tibia. Kondisi ini biasanya memiliki rentang waktu tertentu dan gejala sembuh saat terjadi penutupan lempeng pertumbuhan tibia di akhir pubertas. Kadang kadang gejala minor pada masa dewasa. Osgood-Schlatter disease harus dibedakan dengan penyimpangan berlebihan dari tendon patella, disebut sindrom Sinding-Larsen-Johansson1.

Osgood-schlatter disease dapat mereda dengan sendirinya. Sebuah studi oleh Krause et al, 90% dari pasien yang diobati dengan perawatan konservatif dapat mengatasi semua gejala setelah sekitar 1 tahun onset penyakit. Setelah mengalami pematangan tulang, penderita mungkin tetap mengalami masalah pada lutunya, adanya nyeri tekan karena fragmen tulang kecil yang tidak menyatu atau bursa mungkin memerlukan reseksi pembedahan3.

(18)

2. Epidemiologi5

Penyakit ini ditemukan pada usia 10-15 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki- laki, kadang-kadang dengan riwayat cedera yang mendahului. Penyakit ini biasanya hanya menyerang satu tibia. Suatu studi di Finlandia menemukan bahwa Osgood-Schlatter mempengaruhi 13% dari atlet. Osgood-Schlatter biasanya suatu kondisi jinak dan self limiting disease yang gejalanya dapat bertambah dan berkurang tetapi sering membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun untuk penyembuhan total. Osgood-Schlatter terjadi lebih sering pada anak laki-laki, mungkin karena lebih banyak anak laki-laki yang berpartisipasi dalam olahraga. Osgood-Schlatter biasanya terlihat pada tahun-tahun remaja yang sedang dalam proses pertumbuhan yang cepat.

Kejadian sebenarnya dari Osgood-Schlatter tidak diketahui. Studi Kujala dari 412 atlet yang disajikan ke klinik olahraga dengan 586 keluhan. Enam puluh delapan pasien, dengan usia rata-rata 13,1 tahun, yang didiagnosis dengan kondisi OS. Pasien-pasien ini tidak berpartisipasi dalam kegiatan olahraga mereka selama kurang lebih 3 bulan karena kondisi. Kebanyakan individu melanjutkan aktivitas penuh oleh 7 bulan. Kujala juga mempertanyakan 389 siswa dan menemukan bahwa 12,9% mengaku telah

(19)

terkena OSD. Dalam kelompok ini, pasien yang tidak berpartisipasi dalam olahraga memiliki insiden lebih rendah (4,9%) dibandingkan mereka yang bermain olahraga.5

3. Etiologi dan Patofiologi4,9,10,11,16,17

Penyakit ini kemungkinan timbul akibat adanya trauma mikro (biasanya cedera ringan yang tidak terlalu dihiraukan akibat pemakaian berulang), yang terjadi sebelum tuberkulum tibialis anterior  benar-benar matang. Tuberkulum tibialis anterior adalah persambungan antara tendon tempurung lutut (tendon patella) dengan puncak tibia. meskipun penyebab Osgood-Schlatter (OSD) tidak diketahui, namun, teori menyatakan bahwa kondisi ini adalah hasil dari ekstensi lutut yang mengalami kontraksi berulang, mekanisme tersebut yang menyebabkan avulsi sebagian atau microavulsi dari tuberkulum tibialis chondrofibro-osseous. OSD biasanya terjadi pada orang yang terlibat dalam olahraga yang mengharuskan berlari dan melompat. Selama berlari, senam, dan olahraga lain yang membutuhkan kontraksi berulang dari paha depan, beban yang berlebihan menimbulkan mikroavulsi. Daerah proksimal dari insersi tendon patela terpisah, sehingga menimbulkan elevasi dari tuberkulum tibialis. Selama fase reparatif, terjadi pembentukan tulang baru dalam ruang avulsi, yang dapat mengakibatkan tuberkulum tibialis menyimpang dan menonjol. Ketika seorang individu dengan tuberkulum tibialis terluka, tetapi terus berolahraga, microavulsi akan terus berkembang, dan proses reparatif dapat mengakibatkan penonjolan yang nyata pada tuberositas tibia, dalam jangka panjang menimbulkan masalah kosmetik dan fungsional. Sebuah fragmen terpisah dapat berkembang pada insersi tendon patela dan dapat menyebabkan nyeri kronis, jenis non-union. Dalam sebuah studi magnetic resonance imaging (MRI) dari 20 pasien dengan OSD, tendon patela tercatat melampirkan lebih proksimal dan di daerah yang lebih luas ke tibia pada pasien dengan OSD4. Sekitar 50% dari pasien dengan OSD berhubungan dengan riwayat trauma.

(20)

Selain dari hal di atas, Beberapa penyebab telah dihipotesiskan. Penyebab yang paling mungkin adalah bahwa apophysis rentan terhadap traksi selama masa remaja, yang dapat mengakibatkan microfractur. Apophysis tuberositas tibialis muncul pada anak usia 7-9 tahun. Biasanya, apophysis berkembang ke arah proksimal menuju epiphysis dan epiphysis tumbuh distal menuju apophysis tersebut. Traksi berulang dari tendon patela dapat menyebabkan microfractur di apophysis tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh Lazerte dan Rapp ketika mereka memeriksa spesimen operasi reseksi dari pasien OSD9. Spesimen ini menunjukkan fraktur avulsi dari bagian tuberkulum tibialis distal. Ehrenborg secara histologis memeriksa tulang yang telah dipotong dari tuberkulum tibialis dan menemukan bahwa tulang

(21)

cancellous utuh tanpa bukti nekrosis atau peradangan10,11. Woolfrey percaya ini adalah karena perubahan ujung bawah tendon patela dan pembentukan tulang sekunder baru.16 Ogden menunjukkan bahwa perubahan apophysis tibialis dari fibrocartilage ke tulang rawan hialin, sehingga rentan terhadap cedera.17 Rosenberg et al terakhir dengan scan nuklir 16, CT scan 34, MRI 27 pada pasien dengan diagnosis ini18. Mereka menemukan bahwa 100% persen dari pasien memiliki ukuran tendon normal, redaman menurun, dan sebuah penanda yang meningkat. Tiga puluh dua persen dari pasien memiliki tulang yang kecil. Rosenberg percaya temuan yang paling konsisten dengan tendinitis patella. Secara ringkas dapat ditunjukkan pada skema berikut :

(22)

Skema patofisiologi Osgood-Schlatter Disease 4. faktor risiko19

Faktor risiko untuk OSD adalah sebagai berikut:  Usia antara 8 dan 15 tahun

 Pria

 Dalam masa pertumbuhan tulang yang cepat  Olahraga melompat dan berlari

5. Manifestasi Klinis20 Gejalanya berupa:

a. nyeri tungkai atau nyeri lutut

b. nyeri dirasakan pada salah satu maupun kedua lutut

c. nyeri semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas (terutama berlari, melompat atau naik tangga)

d. nyeri semakin memburuk jika daerah lutut ditekan

(23)
(24)

6. Diagnosis19,20

Riwayat individu dan pemeriksaan fisik biasanya cukup untuk membuat diagnosis dari Osgood-Schlatter (OSD). Nyeri lutut biasanya adalah gejala yang sering muncul. Pasien biasanya melaporkan bahwa nyeri lutut terjadi selama aktivitas seperti berlari, melompat, berjongkok, dan naik atau turun

(25)

tangga. Nyeri sering reda dengan istirahat dan modifikasi aktivitas. Atlet yang terlibat dalam sepak bola, basket, senam, dan balet yang paling sering terkena. Gejala sering tidak jelas dan onset yang intermiten. Gejala dapat berkembang tanpa trauma atau sebab yang jelas lainnya, meskipun sekitar 50% dari pasien memberikan riwayat trauma.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Rontgen tulang bisa normal atau akan tampak adanya pembengkakan  jaringan lunak, penebalan ligamen serta adanya pecahan-pecahan tulang di

sekitar tuberkulum anterior. Lateral radiografi dari lutut menunjukkan fragmentasi tuberkulum tibialis dengan pembengkakan jaringan lunak  diatasnya.

a. Pemeriksaan fisik sangat spesifik, pada palpasi didapatkan daerah yang lembut dan lunak di atas tuberkulum tibialis. Temuan kemungkinan lain dari pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:

 Pembengkakan dan nyeri tekan daerah proksimal tibia  Pembesaran atau penonjolan dari tuberkulum tibialis

 Terasa nyeri jika dilakukan tekanan langsung atau melompat (kontraksi quadriceps femoris)

 Nyeri dengan tahanan saat ekstensi lutut  Gerakan lutut terasa penuh

 Tidak ada tanda-tanda efusi atau meniscus

 Drawer tes negatif (tidak ada ketidakstabilan lutut)  Tidak ada kelainan pada pemeriksaan neurovaskuler

 Tidak ada kelainan pada sendi pinggul dan pergelangan kaki

Massa yang lembut ataupun terfiksir dapat saja teraba. Pada beberapa pasien, eritema pada tuberositas tibia dan atrofi paha depan dapat terjadi.

b. Pertimbangan diagnosis

Perangkap medikolegal paling signifikan gagal untuk mendiagnosa kondisi lain yang dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang permanen (misalnya, tumor, osteochondritis dissecans). Sebagian besar

(26)

kondisi lain memiliki pemeriksaan klinis dengan riwayat lebih memprihatinkan. Oleh karena itu, selalu memperoleh radiografi dan mempertimbangkan kemungkinan sindrom nyeri alih dari pinggul. Kondisi yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari Osgood-Schlatter (OSD), selain yang di bagian berikutnya, meliputi:

 Sinding-Larson-Johans  Penyakit Perthes

 Avulse tendon quadriceps  chondromalacia patelae  patela tendonitis

 infeksi apophysitis

 Keganasan jaringan lunak   Osifikasi pusat aksesori

 Osteomielitis pada proximal tibia  Sindrom Hoff 

 Cedera pilca sinovial

 Fraktur tuberkulum tibialis c. Diagnosis banding

 Cedera dan fraktur tulang paha  Osteochondritis lutut Dissecans  Patellofemoral joint Syndromes  Pes Anserine Bursitis

 Fraktur tibia dan fibula

d. Radiografi

Tidak semua pasien dengan penyakit Osgood-Schlatter (OSD) perlu radiografi, karena dapat didiagnosis secara klinis. Namun, foto polos sangat membantu untuk mengesampingkan etiologi lainnya, seperti neoplasma, fraktur tibialis apophyseal akut, dan infeksi. Selain itu, radiografi dapat menunjukkan :

(27)

 Pengerasan irregular tuberositas tibia proksimal  Pengapuran dalam tendon patela

 Penebalan tendon patela

 Edema pada jaringan lunak tuberositas tibialis proksimal

Lesi Osgood-Schlatter yang terbaik terlihat pada tampilan lateral, dengan lutut di rotasi internal sedikit 10-20°.

Ketika radiograf diperoleh, temuan yang paling umum adalah bahwa foto lutut normal, terutama jika anak berada dalam tahap preossifikasi. Fase akut OSD dapat mengungkapkan tuberkulum tibialis menonjol dan meninggi dengan pembengkakan jaringan lunak anterior. Dalam kasus yang parah, radiografi dapat mengungkapkan fragmen radiodense atau ossicles terpisah dari tuberositas tibialis.

Radiografi seorang pasien yang telah mengalami pematangan tulang. Perhatikan bahwa tuberkulum tibialis diperbesar dan ada tulang yang kecil. Radiografi dapat mengungkapkan ketidakteraturan, fragmentasi, atau meningkatkan kepadatan pengerasan dari tuberkulum tibialis. Pola ini mungkin varian normal pada anak-anak tanpa gejala.

Radiograf seorang pasien yang belum mengalami pematanngan tulang. Tuberkulum ini memanjang dan terfragmentasi.

 Radiografi tulang immature, tampak tuberkulum memanjang dan  fragmentasi tulang

(28)

 Radiografi tulang matur, tampak tuberkulum membesar da tulang kecil, bursa terdapat diatasnya

e. Pencitraan lainnya

Ultrasonografi dapat mengungkapkan tuberkulum normal dan perubahan sinyal konsisten dengan penebalan (lebih echogenic) dalam tendon patela dan daerah hypoechoic dari jaringan lunak yang berdekatan7,8. Computed tomography (CT) scan atau MRI dapat mengungkapkan perubahan pada insersi dari tendon patela. MRI dapat membantu dalam diagnosis dari presentasi atipikal. Akhirnya mungkin memainkan peran dalam pementasan penyakit dan prognostik  perjalanan klinis. Namun, peran MRI dalam diagnosis, ramalan, dan manajemen saat ini terbatas.6

(29)

7. Tatalaksana

Terapinya adalah simtomatik, dengan pembatasan aktivitas, dan untuk  kasus yang lebih berat gips plaster silinder atau imobilisasi lutut. Pengobatan awal terdiri dari istirahat, kompres dingin dan obat anti peradangan non-steroid. Pada beberapa kasus, gejalanya akan menghilang setelah penderita beristirahat, mengkonsumsi obat pereda nyeri serta mengurangi kegiatan olahraga.

Jika gejalanya tidak berkurang, dilakukan imobilisasi tungkai yang terkena dengan memasang gips atau brace sampai terjadi pemulihan (selama 6-8 minggu).

Untuk mengurangi beban pada tungkai yang terkena jika penderita berjalan, bisa digunakan tongkat penyangga.

Pada beberapa kasus dilakukan beberapa tindakan berikut:

1. Penyuntikan hidrokortison langsung ke dalam daerah yang membengkak 

2. Pengeboran tulang untuk merangsang penyembuhan 3. Pencangkokan tulang.

Terapi biasanya terbatas pada penggunaan obat anti inflamasi dan kompres es setelah olahraga. Istirahat dan menahan diri dari olahraga mungkin diperlukan selama rekuensi penyakit (flare up). Kadang-kadang pembedahan dapat dilakukan apabila kondisi parah atau tampak dipersulit oleh perkembangan fragmen tulang pada tendon patella.

a. Perwatan awal

Perawatan awal meliputi penerapan es selama 20 menit setiap 2-4 jam. Analgesik dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan lokal. Namun, NSAID belum terbukti memperpendek perjalanan OSD. Suntikan steroid tidak boleh digunakan. Informasikan pada pasien untuk menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan rasa sakit (misalnya, olahraga yang melibatkan jumlah kelebihan jumping). Penggunaan immobilizer lutut selama beberapa hari dapat

(30)

meningkatkan kepatuhan pasien, terutama dalam kasus yang lebih parah. Setelah gejala akut telah mereda, lakukan latihan otot quadriceps dengan peregangan, termasuk melakukan pergerakan ekstensi lengkap dari mekanisme ekstensor, dapat dilakukan untuk  mengurangi ketegangan pada tuberkulum tibialis. Latihan peregangan untuk paha belakang, yang biasanya ketat, juga dapat dilakukan. Selain adanya tulang kecil yang menyebabkan rasa sakit dengan berlutut, tidak ada kelainan jangka panjang atau masalah yang terkait dengan kondisi ini.

b. Medikamentosa

Obat-obatan yang hanya perlu diresepkan adalah obat anti-inflammatory drugs (NSAIDs) untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi peradangan lokal (NSAID apapun dapat digunakan). Namun, salah satu penulis menyimpulkan bahwa anti-inflammatory drugs tidak terlalu menguntungkan dalam pengelolaan Osgood-Schlatter.

Kelas obat anti-inflamasi nonsteroid Jangka pendek (NSAID) dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Steroid tidak dianjurkan untuk digunakan dalam kondisi ini. NSAID memiliki analgesik, kegiatan anti-inflamasi, dan antipiretik. Mekanisme aksi mereka tidak 

(31)

diketahui, tetapi mereka dapat menghambat aktivitas siklooksigenase dan sintesis prostaglandin. Mekanisme lain mungkin ada juga, seperti penghambatan sintesis leukotriene, pelepasan enzim lisosomal, aktivitas lipoxygenase, neutrofil agregasi, dan fungsi berbagai sel membran.

NSAID biasanya digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Meskipun efek dari NSAID dalam pengobatan nyeri cenderung spesifik pasien, ibuprofen biasanya sebagai drug of choice untuk terapi awal. Pilihan lain termasuk naproxen, flurbiprofen, dan ketoprofen.

Ibuprofen (Motrin, Advil, Ultraprin) Ini adalah obat pilihan untuk  pasien dengan nyeri ringan sampai sedang. Ini menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan mengurangi sintesis prostaglandin. Ketoprofen digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang dan peradangan. Dosis kecil pada awalnya diindikasikan pada pasien kecil dan orang tua dan pada mereka dengan ginjal atau penyakit hati. Dosis lebih dari 75 mg tidak meningkatkan efek terapi. Administer dosis tinggi dengan hati-hati, dan cermat mengamati pasien untuk nya atau tanggapannya. Naproxen (Naprelan, Anaprox, Aleve, Naprosyn) Obat ini digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Ini menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan mengurangi aktivitas cyclo-oxygenase, yang menghasilkan penurunan sintesis prostaglandin. Flurbiprofen dapat menghambat enzim siklooksigenase, yang pada gilirannya menghambat biosintesis prostaglandin. Efek ini dapat mengakibatkan analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi kegiatan.

c. Intervensi bedah

Intervensi bedah dilakukan Jika pengobatan konservatif gagal, eksisi bedah dari tulang kecil yang menyakitkan dianjurkan. Penghapusan fragmentasi tulang kecil pada pasien dewasa dengan apophysis tidak  disatukan harus didekati dengan hati-hati, sebagai deformitas

(32)

recurvatum resultan dapat terjadi karena prematur fusi dari tuberkulum tibialis3. Avulsi tuberkulum tibialis kadang-kadang bisa terjadi karena kontraktur dari mekanisme ekstensor. Reseksi terbuka dan fiksasi internal (ORIF) biasanya dianjurkan, tergantung pada ukuran dan perpindahan fragmen serta fase penutupan apophyseal. Dalam sebuah studi tentang pengobatan bedah Osgood-Schlatter (OSD), Pihlajamäki et al menyimpulkan bahwa pada orang dewasa muda baik untuk hasil fungsional dapat dicapai dengan pengobatan bedah OSD terselesaikan12. Para peneliti memeriksa klinis pascaoperasi, karakteristik radiografi, dan hasil jangka panjang dari merekrut 107 militer (117 lutut) yang dioperasi karena kondisi. Data hasil Fungsional dikumpulkan dari catatan medis, wawancara, kuesioner, dan pemeriksaan fisik dan radiografi. Pada akhir periode (median) 10-tahun tindak lanjut, 93 pasien (87%) melaporkan bahwa mereka bisa berpartisipasi tanpa pembatasan dalam kegiatan sehari-hari dan pekerjaan, dan 80 pasien (75%) telah kembali tingkat pra operasi mereka kegiatan olahraga. Selain itu, 41 pasien (38%) melaporkan kemampuan untuk berlutut tanpa rasa sakit. Komplikasi pascaoperasi minor terjadi pada 6 pasien, dan 2 pasien membutuhakn operasi ulang. Dalam penelitian dari serangkaian pasien yang dirawat bedah, Binazzi et al menemukan bahwa prosedur yang paling banyak digunakan adalah eksisi seluruh tulang intratendinous, dengan atau tanpa pengangkatan sebagian dari tuberkulum tibialis menonjol13. A dari 2 kelompok individu, 1 dengan 15 orang diobati dengan eksisi ossicles dan 1 dengan 11 orang diobati dengan berbagai metode sebelum tahun 1975, jelas menunjukkan bahwa hasil eksisi sederhana dari ossicles yang lebih baik. Dalam studi lain, pasien yang dirawat bedah mungkin ditemukan tidak lebih dibandingkan pasien dirawat secara konservatif  untuk menghilangkan rasa sakit atau mengalami peningkatan dari penampilan kosmetik.

(33)

Indikasi operasi untuk mengobati OSD jarang dilakukan. Kadang-kadang, orang dewasa memiliki tulang kecil yang besar dan bursa di atasnya, yang dapat menyebabkan rasa sakit dengan berlutut. Jika demikian, pengobatan terdiri dari eksisi bursa, tulang kecil, dan setiap penonjolan14. perawatan bedah jarang, jika pernah, dilakukan pada anak-anak.

Kontraindikasi pembedahan masih diperdebatkan untuk pasien yang sedang tumbuh, karena gejala OSD dapat mereda dengan sendirinya. Percobaan terakhir 2 kelompok pasien dengan gejala OSD setelah dilakukan tindak lanjut selama 4-5 tahun15, Satu kelompok  diperlakukan dengan pembedahan sequestrectomy tibialis, dan lainnya dikelola secara konservatif. Terapi bedah tidak ditemukan memberikan manfaat yang signifikan dibandingkan perawatan konservatif. Selain itu, tingkat komplikasi yang signifikan telah diidentifikasi dengan sequestrectomy tibialis.

Komplikasi pada terapi setelah reseksi tulang kecil, komplikasi termasuk nyeri lanjutan dan penampilan kosmetik yang buruk. Dalam suatu penelitian, 55% dari pasien memiliki tonjolan tulang yang jelas pasca operasi. Sepertiga dari penonjolan cukup merepotkan.15 Patu pasien kehilangan 10° fleksi, dan pasien lain memiliki 10 ° dari recurvatum. Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk bekas luka tak sedap dipandang, anestesi lateral bekas luka, dan munculnya sequestra. pendekatan Pertimbangan The American Academy of  Orthopaedic Surgeons dan American Academy of Family Practice merekomendasikan pembatasan aktivitas, es, anti-inflamasi, padding pelindung, penguatan hamstring, dan waktu dalam pengelolaan Osgood-Schlatter (OSD). Namun, tidak ada studi-studi prospektif  mengevaluasi intervensi pengobatan OSD, termasuk perawatan konservatif yang disarankan. Suntikan kortikosteroid tidak dianjurkan karena laporan kasus komplikasi, terutama yang berkaitan dengan atrofi subkutan. Jangka panjang imobilisasi biasanya kontraindikasi,

(34)

karena dapat menyebabkan kekakuan lutut peningkatan dalam kasus-kasus ringan, sehingga predisposisi atlet untuk tambahan terkait cedera olahraga. Namun, jika pasien patuh, dokter dapat merekomendasikan imobilisasi dalam penjepit lutut selama minimal 6 minggu. Fiksasi harus dilepas setiap hari, tapi hanya untuk peregangan dan latihan penguatan.

The fixation with screw

d. Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi adalah untuk dapat kembali berolahraga secepat dan seaman mungkin. Dokter dapat menentukan kapan atlet siap untuk  melanjutkan kompetisi, tergantung pada hasil pemeriksaan klinis dan uji fungsional. Rasa sakit mungkin memakan waktu hingga 6-24 bulan untuk mereda. Jika seseorang kembali ke aktivitas terlalu cepat, dia dapat memperburuk kondisi. Atlet perlu bekerja pada peningkatan fleksibilitas dan kekuatan otot hamstring paha depan dan sepanjang

(35)

perjalanan rehabilitasi untuk memastikan bahwa mereka siap untuk  kembali ke olahraga.

1) Akut fase

Beberapa teknik dapat direkomendasikan oleh ahli terapi untuk  mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah kambuhnya penyakit. Rekomendasi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan kondisi.

 Sebuah tali infrapatellar mungkin dianjurkan selama aktivitas olahraga.

 Istirahat dianjurkan bila nyeri timbul.

 Es harus diterapkan ke daerah selama 20 menit setelah aktivitas.

 Peregangan paha depan dan otot hamstring membantu mencegah perkembangan OSD.

 Jangka pendek istirahat dan imobilisasi lutut mungkin diperlukan.

 Kawat untuk fiksasi lutut digunakan untuk jangka panjang dalam imobilisasi (6 minggu) pada kasus yang berat (misalnya, nyeri berlangsung lama lebih dari 24 kegiatan berikut h olahraga dan atau kegiatan limit harian) atau untuk  pasien patuh dengan gejala meningkat.

2) Tahap pemulihan

Rekomendasi rejimen berikut untuk pasien dengan OSD diambil dari Meisterling, Wall, dan Meisterling. Kenaikan gaji kaki lurus dapat dilakukan sebagai berikut :

 Berbaring di lantai dengan punggung disangga beberapa inci dengan siku

 Tekuk lutut terpengaruh dengan posisi yang nyaman, menggunakan bobot pergelangan kaki disesuaikan dengan setengah pon bertahap, menentukan berat di mana 10 kenaikan gaji dapat dilakukan pada kaki yang terkena

(36)

 Kencangkan otot-otot paha dan mengangkat kaki yang terkena 12 inci, menjaga kaki lurus

 Tahan selama 5 detik 

 Perlahan turunkan kaki dan bersantai

 Mulailah dengan 10 kali pengulangan untuk setiap kaki  Ketika 15 pengulangan telah dilakukan nyaman,

meningkatkan berat badan dengan setengah pon dan turun kembali ke 10 pengulangan

 Sekali lagi 15 pengulangan dapat dilakukan dengan nyaman, meningkatkan berat badan lagi, maksimum 7-12 lb

Pendek-arc quadriceps latihan dapat dilakukan sebagai berikut:  Berbaring dengan lutut ditekuk terpengaruh (sama

seperti untuk kaki lurus menimbulkan)

 Tempatkan handuk digulung sedikit di bawah lutut yang terkena dampak untuk menaikkan 6 inci dari lantai

 Kencangkan otot-otot paha dan meluruskan kaki sampai 12 inci dari lantai

 Tahan selama 5 detik 

 Perlahan turunkan kaki dan bersantai

 Mulailah dengan 10 kali pengulangan untuk masing-masing kaki dan meningkat menjadi 15, dengan menggunakan berat pergelangan kaki yang sama dan perkembangan pengulangan untuk meluruskan kaki. Slide dinding dapat dilakukan sebagai berikut :

 Untuk melakukan slide dinding atau kursi kuartal, berdiri sekitar 12 inci dari dinding halus dan bersandar dengan lebar bahu kaki terpisah

 Menggenggam satu dumbbell ringan di tangan masing-masing dengan lengan lurus ke bawah, tekuk lutut dan perlahan-lahan menurunkan tubuh 4-6 inci

(37)

 Jika nyeri dirasakan, tubuh telah berjongkok terlalu jauh  Tahan selama 5 detik dan kemudian bangkit dengan

cepat

 Mulailah dengan 10 kali pengulangan dan meningkat menjadi 15, secara bertahap meningkatkan berat dumbbell dalam jenis yang sama seperti untuk  perkembangan meluruskan kaki

Sebuah aturan yang baik berkaitan dengan jongkok dan slide dinding untuk pasien dengan nyeri patela apapun adalah pembatasan relatif tidak meregangkan lutut melampaui 90°.

(38)

8. Pencegahan 20,23

Untuk membantu mencegah terjadinya penyakit ini, sebaiknya sebelum dan sesudah berolah raga dilakukan peregangan. Untuk mencegah memburuknya keadaan penyakit, Pasien harus diberikan informasi tentang keadaan yang dapat memperburuk penyakit Schlatter. Osgood-Schlatter bisa sulit untuk dicegah. Yang paling penting adalah untuk  membatasi aktivitas jika dia mengalami sakit di bagian atas lutut, untuk  tidak terlalu sering dan berlebihan menggunakan lututnya. Namun, harus mengambil beberapa tindakan pencegahan, seperti: membuat pemanasan yang baik, mempelajari teknik-teknik khusus untuk olahraga masing-masing, melakukan latihan relaksasi pada akhir sesi dan, dalam beberapa  jenis olahraga harus menggunakan alat pelindung lutut.

Osgood-Schlatter biasanya sembuh sendiri dalam jangka waktu 12 sampai 18 bulan dan gejalanya benar-benar menghilang ketika anak mencapai struktur dewasanya, yaitu berhenti tumbuh. Rasa sakit jarang berlanjut setelah langkah ini.

9. Komplikasi

Kondisi ini biasanya memiliki rentang waktu tertentu. Nyeri kadang-kadang dapat berlanjut hingga pubertas akhir.

10. Prognosis2,6

Kebanyakan penyakit ini akan sembuh secara spontan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Membatasi aktivitas penderita bisa mempercepat pemulihan. Pada beberapa kasus, gejalanya bersifat hilang-timbul, tetapi pada akhirnya pada saat pertumbuhan anak berakhir, penyakit ini akan menghilang.

Prognosis di Osgood-Schlatter (OSD) sangat baik. OSD biasanya sembuh pada saat pasien berusia 18 tahun, ketika apophysis tuberkulum tibialis mengeras. Pada sekitar 10% dari pasien, bagaimanapun, gejala terus

(39)

berlanjut sampai dewasa meskipun semua tindakan konservatif.6 Ini mungkin dari pembesaran sisa tuberositas atau dari pembentukan tulang kecil di tendon patela. Kemungkinan jangka panjang peningkatan gejala sisa dalam kasus yang parah, dalam kasus di mana pengobatan tidak dicari, atau dalam kasus-kasus di mana pasien menunjukkan kepatuhan miskin dengan rekomendasi dokter. Dalam studi oleh Krause et al, 90% dari pasien yang diobati dengan perawatan konservatif yang dibebaskan dari semua gejala mereka sekitar 1 tahun setelah onset gejala.2 Dalam beberapa kasus, bagaimanapun, ketidaknyamanan dapat bertahan selama 2-3 tahun sampai lempeng pertumbuhan tibia menutup.

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ini, panjang gelombang 510 nm digunakan sebagai panjang gelombang untuk menganalisis kadar besi di dalam larutan karena pada panjang gelombang ini, absorbansi

o Melalui kerja kelompok tentang usaha persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI dengan bantuan media gambar siswa dapat menjelaskan usaha persiapan kemerdekaan oleh

 b Pasang akses 'askuler secepatnya ( dalam 60#0 detik" untuk resusitasi cairan, berikan cairan secepatnya ampir pada setiap -enis syok ter-adi hipo'olemi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Satlantas Polresta Manado telah melaksanakan penanganan kemacetan dengan sebaik mungkin sesuai dengan tugas dan fungsi mereka yaitu

Sifat memperlakukan secara eksklusif oleh negara kepada calon peserta dan peserta pengampunan pajak dengan tidak melakukan pemeriksaan serta menangguhkan dugaan tindak

Berdasarkan catatan tahun penerbitan, surat kabar ini terbit pertama kali tahun 1907, akan tetapi informasi yang dapat diakses paling tua adalah tahun 1914 (Hutomo, 1994:8-10)

23 Sekretaris Dewas Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 24 Sekretaris Dewas Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar 25 Sekretaris Dewas Institut Agama Islam

Penelitian ini menjelaskan bahwa Melasti merupakan upacara ritual umat Hindu Bali yang bertujuan untuk membersihkan lahir bathin manusia (Bhuana Alit) dan alam